ABSTRAK
Penentuan spektrum IR kafein menggunakan alat spektrofotometer FTIR
dengan metode transmisi dengan pellet KBr. Spektroskopi FTIR (Fourier Transform
Infrared) merupakan spektrofotometer inframerah yang dilengkapi dengan
interferometer untuk deteksi dan analisis hasil spektrumnya. Kafein adalah senyawa
alkaloid alami dan merupakan stimulant sistem saraf pusat yang banyak terdapat pada
biji kopi, biji kakao, daun the, dan tanaman lainnya. Analisis gugus fungsi pada
sampel dilakukan dengan membandingkan spektrum pita absorpsi yang dihasilkan
dengan tabel korelasi. Senyawa kafein akan membentuk intensitas puncak spektrum
pada bilangan gelombang 1600-1700 cm-1. Gugus fungsi yang terdeteksi antara lain
adalah C-H, OH, dan gugus aromatik.
Kata kunci : FTIR, kafein, KBr, Spektroskopi IR
PENDAHULUAN
Spektroskopi inframerah (spektroskopi IR atau spektroskopi getaran)
melibatkan interaksi radiasi inframerah dengan materi. Spektroskopi IR digunakan
untuk penentuan senyawa organik dan anorganik berdasarkan sifat interaksi radiasi
IR dengan mode getaran molekul, perubahan dalam energi getaran disertai dengan
perubahan energi rotasi (Chandarana et al. 2016). Gugus fungsional yang berbeda
menyerap pada frekuensi radiasi IR yang berbeda . Spektroskopi IR dapar digunakan
pada berbagai jenis sampel padat, cair dan gas pada kisaran bilangan 4000-400 cm-1.
Molekul yang dapat menyerap IR harus mempunyai dua kondisi seperti panjang
gelombang radiasi spesifik dan momen dipol listrik . Saat frekuensi getaran molekul
sama dengan frekuensi radiasi yang diserap menyerap IR dan ketika molekul dapat
menyebabkan perubahan dalam dipol listriknya , molekul tersebut dapat menyerap
radiasi IR. Molekul yang tidak bisa mengubah momen dipol,tidak bisa menyerap IR.
Spektra IR diperoleh dengan mendeteksi perubahan dalam transmitansi atau intensitas
penyerapan sebagai fungsi frekuensi. Praktikum ini bertujuan membuat spektrum IR
dari kafein dan p-dimetil amino serta penentuan kadar kafein dalam teh.
METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain spektrofotometer IR, oven, vial, neraca
analitik, dan pembuat pelet. Bahan yang digunakan antara lain aluminium foil, KBr,
dan kafein.
Prosedur
Sebanyak dua tabung vial tanpa tutup dioven pada suhu 105° C selama 15
menit. Bubuk KBr kasar ditimbang sebanyak 1.5 g dan langsung ditempatkan dalam
tabung vial. Bubuk kafein ditimbang sebanyak 1 g dan langsung ditempatkan dalam
tabung vial. Tabung vial yang sudah terisi dioven selama 1 jam pada suhu 105° C.
Setelah 1 jam, tabung-tabung tersebut ditutup dengan alumunium foil, didiamkan
pada suhu ruang selama 5 menit, lalu dimasukkan ke dalam desikator selama 15
menit. Bubuk kasar KBr dihaluskan menggunakan mortar lalu dimasukkan seujung
sudip ke dalam alat pencetak pelet FTIR. Penambahan kafein dibuat dengan
perbandingan yang telah ditentukan. Campuran bubuk kasar KBr dan kafein
dihaluskan menggunakan mortar lalu dimasukkan seujung sudip ke dalam alat
pencetak pelet FTIR. Bubuk kafein ditambahkan ke dalam mortar yang masih
terdapat sisa bubuk KBr kasar yang telah dihaluskan. Pelet dibuat dengan menekan
alat pompa hidrolik dan dipastikan bahwa lapisan rata. Pelet yang terbentuk dianalisis
menggunakan FTIR.
78
Transmittan (%)
58
38
18