Anda di halaman 1dari 50

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENELITIAN KEMASYARAKATAN DAN PENDAMPINGAN SECARA DARING


SERTA PEMBIMBINGAN DAN PENGAWASAN KLIEN
ASIMILASI DAN INTEGRASI DALAM RANGKA
PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN PENYEBARAN COVID-19

DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
TAHUN 2020
PEDOMAN PELAKSANAAN
Penelitian Kemasyarakatan dan Pendampingan secara Daring
Serta Pembimbingan dan Pengawasan Klien Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka
Pencegahan & Penanggulangan Penyebaran Covid-19

Disusun oleh:
Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak
bekerja sama dengan Center for Detention Studies

Ilustrasi oleh:
Mirna Fitri Nur C.D., S.Psi

Tata Letak dan Desain Sampul:


Dewi Indriana S.Sos
Siwi Sarita S.Psi

Dicetak oleh:
Center for Detention Studies

Diterbitkan oleh:
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Kementerian Hukum dan HAM RI
Jl. Veteran Nomor 11, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3857 61

April, 2020

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penyusunan pedoman ini dapat diselesaikan dengan segera. Dalam
merespon kondisi darurat Covid-19, pembebasan dan pengeluaran narapidana
melalui asilimasi dan intergasi merupakan pilihan terbaik yang dapat diambil
mengingat penuhnya kapasitas pemasyarakatan yang berpotensi terjadinya
penyebaran virus secara cepat. Sudah menjadi tanggung jawab pemasyarakatan
untuk memastikan pemberian hak tersebut tidak mengganggu keamanan dan
ketertiban di masyarakat. Untuk itu, Balai Pemasyarakatan sebagai garda terdepan
dalam pendampingan, pengawasan dan pembimbingan, perlu diberikan penguatan
melalui penyusunan pedoman ini sebagai acuan dalam situasi darurat.
Sebagai regulasi yang tidak terpisah dari Pedoman Pelaksanaan Layanan
Kesehatan di UPT Pemasyarakatan dalam Pencegahan dan Penanggulangan
Covid-19, pedoman ini kemudian muncul agar seluruh jajaran pemasyarakatan
tetap dapat melaksanakan tugas dan sekaligus menjamin terpenuhinya hak-hak
Warga Binaan Pembinaan dalam masa pandemik Covid-19. Sehingga harapannya
pemasyarakatan tetap dapat menjalankan perannya dalam menyukseskan
kembalinya para narapidana ke lingkungan masyarakat sebagai warga yang
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak berkeinginan
untuk mengulangi tindak kejahatannya kembali.
Apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu terbitnya pedoman ini, terutama Center for Detention Studies yang telah
ikut terlibat dalam kajian dan penyusunannya. Kerja sama yang baik ini adalah
sebuah titik balik, dimana masyarakat harus dilibatkan keikutsertaannya melalui
dukungan, partisipasi dan pengawasan sosial dalam setiap proses pemenuhan
hak-hak narapidana. Kemudian, kami juga berharap seluruh Jajaran Kementerian
Hukum dan HAM RI khususnya lingkungan Pemasyarakatan dan para pemangku
kepentingan lainnya dapat bahu membahu memberikan kontribusi positif dalam
menyongsong kemenangan dalam perang tehadap Covid-19.

Jakarta, 13 April 2020


Plt. Direktur Jenderal Pemasyarakatan

Nugroho

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Maksud ................................................................................................. 2
1.3. Tujuan .................................................................................................. 3
1.4. Ruang Lingkup ..................................................................................... 3
1.5. Dasar Hukum ....................................................................................... 3
BAB II. PELAKSANAAN PENELITIAN KEMASYARAKATAN & PENDAMPINGAN
SECARA DARING ........................................................................................... 6
2.1. Pelaksanaan Penelitian Kemasyarakatan ............................................ 6
2.2. Pelaksanaan Pendampingan ............................................................... 8
BAB III. PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN DAN PENGAWASAN KLIEN
ASIMILASI DAN INTEGRASI ........................................................................ 10
3.1. Penerimaan ........................................................................................ 10
3.2. Pendaftaran ........................................................................................ 11
3.3. Perencanaan Bimbingan .................................................................... 12
3.4. Pelaksanaan Pembimbingan Klien..................................................... 13
BAB IV. PENGAWASAN KLIEN ASIMILASI DAN INTEGRASI............................... 16
4.1. Rencana Pengawasan ....................................................................... 16
4.2. Pelaksanaan Pengawasan ................................................................. 17
4.3. Pelanggaran ....................................................................................... 18
4.4. Penindakan ........................................................................................ 18
BAB V. KOMUNIKASI, KOORDINASI DAN PUBLIKASI ......................................... 21
BAB VI. PENUTUP .................................................................................................... 22
LAMPIRAN I. Instruksi Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-08.OT.02.02
Tahun 2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Pencegahan, Penanganan, Pengendalian
dan Pemulihan COVID-19 pada Unit Pelaksanaan Teknis Pemasyarakatan
LAMPIRAN II. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-
20.PR.01.01 Tahun 2020 tanggal 26 Maret 2020 tentang Langkah Progresif dalam
Penanggulangan Penyebaran COVID-10 pada UPT Pemasyarakatan

iv
LAMPIRAN III. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-
497.PK.01.04.04 Tahun 2020 tanggal 31 Maret 2020 tentang Pengeluaran dan
Pembebasan Narapidana dan Anak melalui Asimilasi dan Integrasi dalam rangka
Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19
LAMPIRAN IV. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-
516.PK.01.04.06 Tahun 2020 tanggal 2 April 2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 10 Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian
Asimilasi dan Integrasi dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran
Covid-19
LAMPIRAN V. Surat Perintah Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-
KP.04.01.69 tanggal 9 April 2020

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lembaga Pemasyarakatan merupakan sebuah institusi tertutup


yang memiliki tingkat hunian tinggi, sangat rentan terhadap
penyebaran dan penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19). Covid-19 telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemic
global dan Indonesia telah menyatakan Covid-19 sebagai
bencana nasional non alam yang berupa wabah penyakit
sehingga wajib dilakukan upaya penanggulangannya agar tidak
terus menerus terjadi peningkatan kasus.
Untuk itu diperlukan langkah cepat sebagai upaya penyelamatan
terhadap narapidana dan Anak yang berada di Lembaga
Pemasyarakatan, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, dengan
pengeluaran dan pembebasan untuk pencegahan dan
penanggulangan penyebaran Covid-19; Maka Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia menetapkan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH19.PK.01.04.04 Tahun 2020
Tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak
Melalui Asimilasi dan Integrasi dalam rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Penyebaran Covid-19 dan Peraturan Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian Asimilasi dan Hak
Integrasi bagi Narapidana dan Anak dalam rangka Pencegahan
dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19.
Kebijakan ini mengatur pemberian hak asimilasi dan integrasi
kepada narapidana dan Anak yang telah memenuhi persyaratan
untuk dapat melaksanakan Asimilasi, Cuti Menjelang Bebas, Cuti
Bersyarat dan Pembebasan Bersyarat yang harus dilakukan di
rumah masing-masing sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran Covid-19.

1
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor:
PAS-20.PR.01.01 tahun 2020 tentang Langkah Progresif dalam
Penanggulangan Penyebaran Virus Corona Disease (Covid-19)
Pada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan untuk mencegah
dan menanggulangi penyebaran Covid-19 baik bagi tahanan,
narapidana, Anak dan Klien maupun bagi petugas
Pemasyarakatan di Rutan, Lapas, LPKA, dan Bapas.
Sebagai bentuk tindak lanjut atas kebijakan-kebijakan tersebut di
atas, maka perlu adanya pedoman dalam pelaksanaan penelitian
kemasyarakatan dan pendampingan secara daring serta
pembimbingan dan pengawasan klien asimilasi dan integrasi
dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran
Covid-19.

1.2. Maksud
Maksud penyusunan pedoman ini adalah sebagai acuan bagi
pembimbing kemasyarakatan/asisten pembimbing
kemasyarakatan dalam melaksanakan penelitian
kemasyarakatan dan pendampingan secara daring serta
pembimbingan dan pengawasan asimilasi dan integrasi dalam
rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19,
dengan demikian pelaksanaan Litmas dan Pendampingan dapat
tetap berjalan serta klien yang sedang menjalani asimilasi dan hak
integrasi di rumah masing-masing dapat dibimbing dan diawasi
dengan baik sehingga mencegah terjadinya pelanggaran
ketentuan syarat umum dan syarat khusus.

2
1.3. Tujuan
a. Memberikan acuan dalam pelaksanaan Litmas dan
pendampingan secara daring dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyebaran Covid-19.
b. Memberikan acuan dalam pelaksanaan pembimbingan Klien
yang menjalani asimilasi dan hak integrasi dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.
c. Memberikan acuan dalam pelaksanaan pengawasan klien
yang menjalani asimilasi dan hak integrasi dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dimaksud dalam pedoman ini adalah:


a. Mekanisme Litmas dan pendampingan secara daring dalam
rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-
19.
b. Mekanisme pembimbingan klien yang menjalani asimilasi dan
hak integrasi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
penyebaran Covid-19.
c. Mekanisme pengawasan Klien yang menjalani Asimilasi dan
Hak Integrasi dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyebaran Covid-19.

1.5. Dasar Hukum


a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3614);
b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak (Lembaran Negara Republik

3
Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5332);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3842);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat
dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3846) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat
dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan
Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5359);
e. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Keadaan
Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 34);
f. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 03
Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi,
Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Cuti Menjelang Bebas
dan Cuti Bersyarat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 282) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 18
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 03 Tahun 2018
tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi,
Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti

4
Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 893);
g. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 10
Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian Asimilasi dan Hak
Integrasi Bagi Narapidana dan Anak dalam Rangka
Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19
(Lembaran Negara Republik Indonesia No. 298 tahun 2020);
h. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-PR.07.03 Tahun
1987 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bimbingan
Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.01-
PR.07.03 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-PR.07.03 Tahun 1987
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bimbingan
Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak;
i. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
M.HH19.PK.01.04.04 Tahun 2020 Tentang Pengeluaran dan
Pembebasan Narapidana dan Anak Melalui Asimilasi dan
Integrasi dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan
Penyebaran Covid-19.
j. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-
497.PK.01.04.04 tahun 2020 tentang Pengeluaran dan
Pembebasan Narapidana dan Anak melalui Asimilasi dan
Integrasi dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan
Penyebaran Covid-19;
k. Surat Edaran Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor :
PAS-516.PK.01.04.06 Tahun 2020 Tentang Mekanisme
Pelaksanaan Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Syarat Pemberian
Asimilasi Dan Hak Integrasi Bagi Narapidana Dan Anak
Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan
Penyebaran Covid-19;

5
BAB II
PELAKSANAAN PENELITIAN
KEMASYARAKATAN &
PENDAMPINGAN SECARA DARING

2.1. PELAKSANAAN PENELITIAN KEMASYARAKATAN


2.1.1. Litmas secara daring dilaksanakan dengan
mekanisme sebagai berikut:
a. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan mempelajari dokumen klien yang
dikirimkan secara daring oleh instansi pemohon
(Lapas/LPKA/Rutan/kepolisian).
b. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan melakukan koordinasi dengan
petugas pada instansi pemohon untuk menentukan
waktu pelaksanaan wawancara dengan klien secara
daring.
c. Sesuai dengan hasil koordinasi, Pembimbing
Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing

6
Kemasyarakatan melakukan wawancara kepada klien
dan/atau wali/petugas secara daring menggunakan
sarana telepon / video call / media daring lainnya, untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan Litmas antara lain: riwayat hidup klien, latar
belakang tindak pidana, kondisi keluarga/penjamin dan
lingkungan tempat tinggal klien.
d. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan melakukan penggalian data kepada
keluarga / penjamin klien, pemerintah setempat, dan
pihak terkait lainnya secara daring.
e. Observasi terhadap kondisi tempat tinggal klien /
penjamin serta lingkungan sekitarnya dilakukan dengan
media video call dan bukti dokumentasi berupa foto dan
/ atau video.
f. Dalam hal keluarga / penjamin tidak memiliki sarana
untuk dilakukan penggalian data dan observasi secara
daring, Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten
Pembimbing Kemasyarakatan berkoordinasi dengan
instansi pemohon, pemerintah setempat
(Lurah/RW/RT), pamong atau Pokmas Bapas yang ada
di lingkungan tempat tinggal keluarga / penjamin klien
untuk memfasilitasi.
g. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan menyusun konsep laporan Litmas,
kemudian dibahas dalam sidang Tim Pengamat
Pemasyarakatan (TPP) secara daring.
h. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan menyampaikan konsep laporan
Litmas hasil pembasan sidang TPP kepada
Pembimbing Kemasyarakatan yang akan melakukan
analisa dan evaluasi, selanjutnya diteruskan kepada
atasan lansung / Kabapas secara berjenjang untuk
dikoreksi secara berjenjang melalui email/ whatsapp/
sumaker.

7
i. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan memperbaiki laporan yang telah
dikoreksi kemudian ditandatangani secara digital dan
menyampaikan kembali kepada atasan/Kabapas untuk
mendapat persetujuan dalam aplikasi sumaker.
j. Operator sumaker melakukan pemberian barcode,
penomoran surat dan pendistribusian terhadap laporan
Litmas yang sudah disetujui dan ditandatangani
Kabapas.

2.1.2. Dalam hal Litmas tidak dapat dilaksanakan secara


daring maka harus memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
a. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan agar menggunakan alat pelindung diri
berupa masker dan sarung tangan;
b. Menghindari kontak fisik secara langsung seperti
bersalaman;
c. Menjaga jarak pada saat bertatap muka minimal satu
setengah meter;
d. Membersihkan tangan dengan sabun cuci tangan atau
hand sanitizer setelah pelaksanaan tugas.

2.2. PELAKSANAAN PENDAMPINGAN


2.2.1. Pendampingan secara daring dilaksanakan
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan mempelajari dokumen klien yang
dikirimkan secara daring oleh instansi pemohon
(kepolisian/kejaksaan/pengadilan/LPKS/instansi
lainnya).
b. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan melakukan koordinasi dengan
petugas pada instansi pemohon untuk menentukan
waktu pelaksanaan pendampingan secara daring.

8
c. Sesuai dengan hasil koordinasi, Pembimbing
Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan melakukan pendampingan secara
daring menggunakan sarana video call/media daring
lainnya untuk kepentingan pemeriksaan, musyawarah
diversi, pelimpahan berkas, persidangan, eksekusi
penetapan / putusan, pemenuhan kebutuhan /
intervensi berdasarkan hasil asesmen, dll.
d. Dalam hal keluarga / penjamin tidak memiliki sarana
untuk dilakukan pendampingan secara daring,
Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan dapat berkoordinasi dengan instansi
pemohon, pemerintah setempat (Lurah/RW/RT),
pamong atau Pokmas Bapas yang ada di lingkungan
tempat tinggal keluarga / penjamin klien untuk
memfasilitasi.
e. Pembimbing Kemasyarakatan / Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan melakukan pencatatan dan
dokumentasi serta menyusun laporan hasil
pendampingan.
2.2.2. Dalam hal pendampingan tidak dapat
dilaksanakan secara daring maka harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

9
BAB III
PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN
DAN PENGAWASAN KLIEN ASIMILASI
DAN INTEGRASI

3.1. PENERIMAAN
Petugas Bapas melakukan penerimaan klien yang
memperoleh asimilasi dan hak integrasi secara daring
menggunakan aplikasi video call / video conference dengan
mekanisme:
1) Sebelum melakukan serah terima melalui video
conference, petugas Bapas mempelajari berkas serah
terima klien berupa surat keputusan asimilasi / integrasi,
berita acara serah terima, lembar sidik jari, dan foto
narapidana / Anak yang dikirimkan melalui email dari
Lapas / LPKA / Rutan;

10
2) Petugas Bapas melakukan video conference dengan
petugas Lapas / Rutan, narapidana / Anak dan
keluarganya (bila klien dijemput keluarganya),
selanjutnya mencocokkan identitas Narapidana / Anak
yang akan diserah terimakan dengan berkas serah
terima satu persatu.
3) Kabapas atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kabapas
memberikan arahan kepada Narapidana / Anak yang
akan diserahterimakan, tentang hak, kewajiban,
larangan, dan sanksi dalam menjalani asimilasi dan
integrasi;
4) Petugas Bapas mencetak berita acara serah terima dan
menandatanganinya selanjutnya mengirimkan Kembali
ke Lapas/LPKA/Rutan melalui email.

3.2. PENDAFTARAN
1) Petugas Bapas melakukan pencatatan identitas klien
pada buku register dan kartu bimbingan sesuai dengan
jenis bimbingan klien
2) Petugas Bapas menginput data klien ke dalam aplikasi
sistem database pemasyarakatan (SDP);
3) Kepala Bapas melaporkan penerimaan klien yang
memperoleh asimilasi dan hak integrasi kepada Kepala
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, dengan
tembusan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan,
Kepala Lapas/LPKA/Rutan, Kepala Kepolisian Resor
setempat, Kepala Kejaksaan Negeri setempat, dan
Hakim Wasmat secara daring.

11
3.3. PERENCANAAN BIMBINGAN
1) Kepala Bapas memerintahkan PK membuat laporan
Litmas untuk program pembimbingan secara daring;
2) Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan menyusun rencana program
bimbingan berdasarkan hasil Litmas;
3) Rencana program bimbingan dibahas dalam sidang
TPP secara daring untuk mendapatkan persetujuan;
4) Rencana program bimbingan setidak-tidaknya memuat:
a) jadwal pelaksanaan pembimbingan paling sedikit 1
(satu) minggu sekali untuk asimilasi dan 1 (satu)
bulan sekali untuk integrasi;
b) jenis program;
c) bentuk kegiatan; dan
d) pihak terkait dalam pelaksanaan bimbingan.
5) Dalam menyusun Rencana Program Bimbingan Klien
Dewasa, Pembimbing Kemasyarakatan/ Asisten
Pembimbing Kemasyarakatan harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Menyusun program intervensi sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi Klien serta menentukan jenis
atau bentuk program bimbingan yang diberikan,
antara lain dapat berupa kegiatan: ibadah,
konseling, dan penyuluhan online;
b) Memfasilitasi kebutuhan Klien untuk mendapatkan
Program Perlindungan Sosial seperti Program
Sembako atau Program Keluarga Harapan pada
Dinas Sosial;
c) Memfasilitasi keterlibatan Kelompok Masyarakat
(Pokmas) setempat dalam memenuhi kebutuhan
Klien maupun dalam hal pengawasan pelaksanaan
asimilasi di rumah dan integrasi.

12
6) Dalam menyusun Rencana Program Bimbingan Klien
Anak, Pembimbing Kemasyarakatan/ Asisten
Pembimbing Kemasyarakatan harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Pelaksanaan pendidikan formal atau non formal
dengan fasilitas aplikasi daring bekerjasama
dengan instansi yang menyelenggarakan
pendidikan;
b) Pengasuhan sementara bagi anak yang tidak dapat
tinggal bersama orang tua melibatkan Dinas Sosial,
P2TP2A, dan/atau Pokmas setempat;
c) Pemberian pelayanan kesehatan dapat melibatkan
Puskesmas atau Dinas Kesehatan setempat.
7) Pembimbing Kemasyarakatan/ Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan melakukan pencatatan rencana
program bimbingan Anak sesuai standar bimbingan
Klien Dewasa dan Anak.

3.4. PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN KLIEN


1) Selama masa kedaruratan terhadap penanggulangan
Covid-19 yang ditetapkan pemerintah belum berakhir
maka kegiatan pembimbingan di rumah dilakukan
secara daring menggunakan aplikasi daring (video
call/video conference);
2) Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan menghubungi Klien menggunakan
media telepon/sms/whatsapp/video call sesuai jadwal
untuk menyampaikan materi bimbingan;
3) Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan mengingatkan kepada Klien/Anak
untuk;
a) Tetap berada di rumah;

13
b) Menjaga kesehatan sesuai dengan standar
kesehatan dari pemerintah;
c) Tidak melanggar hukum (memenuhi ketentuan
syarat umum asimilasi dan integrasi);
d) Mematuhi ketentuan syarat khusus asimilasi dan
integrasi;
e) Membantu pemerintah dalam penanggulangan
Covid-19.
4) Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan dalam melaksanakan bimbingan
bekerjasama dan berkoordinasi dengan pemerintah
setempat (Kabupaten/ Kota Madya/ Kecamatan/
Kelurahan/ Desa/ RW/ RT) di lingkungan tempat tinggal
Klien;
5) Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan selama melakukan bimbingan tetap
melakukan pencatatan ke dalam kartu bimbingan,
catatan hasil bimbingan, daftar hadir yang diparaf oleh
Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan;
6) Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan membuat laporan perkembangan
bimbingan pada setiap tahap selama bimbingan
berlangsung sesuai dengan mekanisme yang ada
secara daring;
7) Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan meminta Klien mengirimkan foto
dan/atau video aktivitas sebagai data dukung
pelaksanaan bimbingan secara daring;
8) Dalam hal Klien tidak memiliki sarana untuk
mengirimkan foto dan/atau video secara daring maka
Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten dapat

14
menghubungi RT/RW/Kelurahan setempat untuk
mendapatkan foto dan/atau video aktivitas Klien;
9) Selain melakukan pembimbingan, Pembimbing
Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing Kemasyarakatan
juga menginformasikan informasi umum kepada Klien
terkait Covid-19, seperti:
a) Gejala umum Covid-19 seperti demam diatas 37,5
derajat Celsius, batuk, napas pendek ataupun
gejala lain yang bervariasi pada tiap orang
b) Selalu menjaga kebersihan dan sering mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir ataupun
hand sanitizer;
c) Selalu menjaga jarak minimal 1 (satu) meter
dengan orang lain;
d) Apabila bergantian menggunakan peralatan
makanan, obat, maupun kontak fisik yang dekat
dapat berpotensi menyebarkan Covid-19.
e) Apabila Klien merasa kurang sehat maka harus
menggunakan masker.

15
BAB IV
PENGAWASAN KLIEN
ASIMILASI DAN INTEGRASI

4.1. RENCANA PENGAWASAN


1. Mempelajari rencana bimbingan yang telah disetujui
TPP;
2. Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan membuat program pengawasan
sesuai dengan program bimbingan yang telah
ditetapkan;
3. Membuat strategi dan menetapkan metode atau cara
yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan
yang terdiri dari:

16
a. Observasi untuk melihat secara langsung keadaan
atau kondisi Klien dan lingkungan disekitarnya
termasuk pihak lain yang terlibat secara daring;
b. Wawancara untuk menyampaikan beberapa
pertanyaan kepada pihak-pihak yang terlibat
dengan pembimbingan Klien untuk mendapatkan
informasi lebih mendalam terkait perkembangan
Klien secara daring;
c. Koordinasi untuk memastikan bahwa pihak-pihak
terkait melakukan peran sesuai dengan program
pembimbingan secara daring.
4. Membuat perencanaan tentang waktu pelaksanaan
pengawasan;
5. Menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam program
pengawasan Klien, antara lain:
a. Keluarga Klien;
b. Petugas Lapas/LPKA/Rutan (Wali/Pengasuh);
c. Kelompok Masyarakat disekitar tempat tinggal;
d. Pamong setempat;
e. Pemerintah Daerah setempat;
f. Aparat Penegak Hukum terkait.
6. Menetapkan target hasil pengawasan

4.2. PELAKSANAAN PENGAWASAN


1. Pelaksanaan Program Pengawasan terhadap Klien
dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi
daring selama masa kedaruratan terhadap
penanggulangan Covid-19;
2. Pengawasan dilakukan untuk memastikan:
a. Keberadaan Klien di rumah masing-masing;
b. Aktivitas sehari-hari/program pembimbingan
dilaksanakan;
c. Hubungan dengan keluarga dan lingkungan;

17
d. Kesehatan Klien
3. Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan melakukan pengawasan kepada
Klien/Anak dengan melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat;
4. Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan membuat laporan pengawasan yang
disampaikan kepada Kabapas

4.3. PELANGGARAN
1. Jenis Pelanggaran Ketentuan Asimilasi dan Integrasi
a. Pelanggaran syarat umum, melakukan
pelanggaran hukum dan ditetapkan sebagai
tersangka/terpidana; dan
b. Pelanggaran syarat khusus, yang terdiri atas;
a) menimbulkan keresahan dalam masyarakat;
b) tidak melaksanakan kewajiban melapor kepada
Bapas yang membimbing paling banyak 3 (tiga)
kali berturut-turut;
c) tidak melaporkan perubahan alamat atau
tempat tinggal kepada Bapas yang
membimbing; dan/atau;
d) tidak mengikuti atau mematuhi program
pembimbingan yang ditetapkan oleh Bapas
(tidak berada di dalam rumah).

4.4. PENINDAKAN
1. Tindakan
a. Peningkatan program bimbingan;
b. Pencabutan program asimilasi sesuai Surat Edaran
Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor PAS-

18
516.PK.01.04.06 Tahun 2020 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Peraturan Menteri Hukum dan HAM
No 10 Tahun 2020 tentang Syarat Pemberian Hak
Asimilasi dan Integrasi Bagi Narapidana dan Anak
dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan
Penyebaran Covid-19, dengan mekanisme:
1) Kabapas melakukan pencabutan sementara
pelaksanaan asimilasi berdasarkan
rekomendasi sidang TPP terhadap laporan
hasil pengawasan;
2) Kabapas melaporkan dan mengusulkan
penetapan pencabutan asimilasi ke Kalapas
dengan melampirkan data dukung pelanggaran
dan surat keputusan pencabutan sementara;
3) Kalapas menetapkan surat keputusan
pencabutan asimilasi;
4) Kabapas melakukan koordinasi dengan
kepolisian dan kejaksaan setempat dalam hal
pengembalian Klien ke Lapas/LPKA/Rutan
c. Pencabutan program integrasi dilakukan dengan
mekanisme sesuai ketentuan yang diatur dalam
Permenkumham 18 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Permenkumham No 3 tahun 2018 tentang
Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi,
CMK, PB, CMB, dan CB;
d. Setelah dilakukan pencabutan sementara oleh
asimilasi dan integrasi oleh Kabapas, maka
Pembimbing Kemasyarakatan melakukan
pencatatan pada buku register pengawasan;
e. Kabapas melaporkan hasil pengawasan (tindakan)
kepada Kantor Wilayah dengan tembusan kepada
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kepala
Lapas/LPKA/Rutan, Kejaksaan Negeri, Hakim
Pengawas dan Pengamat dan Kepolisian setempat.

19
2. Sanksi
Terhadap Klien yang dicabut program asimilasi dan
integrasinya maka dilakukan:
1) Pengembalian ke Lapas/LPKA/Rutan terdekat, dan
berkoordinasi dengan pihak kepolisian;
2) Menjalani hukuman tutupan sunyi (strafsel), kecuali
untuk Anak;
3) Penempatan terhadap Narapidana dan Anak
tersebut pada sel khusus untuk menghindari
penyebaran Covid-19 dari luar sesuai dengan
Pedoman Penanganan Covid-19;
4) Masa menjalani asimilasi atau integrasi tidak
dihitung sebagai menjalani masa pidana kecuali
Anak;
5) Pembatasan pemberian hak-hak remisi, asimilasi
dan integrasi.

20
BAB V
KOMUNIKASI,
KOORDINASI DAN PUBLIKASI

1 Kabapas melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Tim


Gugus Tugas Lokal, Kejaksaan, Kepolisian, pemerintah
daerah setempat, dan kelompok masyarakat terkait
penanggulangan Covid-19 di daerah tempat tinggal Klien;

2 Kabapas segera melaporkan kepada atasan apabila ada


permasalahan selama pelaksanaan pembimbingan dan
pengawasan Klien yang menyebabkan gangguan keamanan
dan ketertiban

3 Kabapas melaksanakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan


jika ditemukan adanya potensi Klien berpotensi terpapar
Covid-19

4 Kabapas melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial, Dinas


Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak dalam rangka memberikan bantuan
pemenuhan kebutuhan Klien selama menjalani asimilasi dan
Integrasi;

5 Kabapas dan Pembimbing Kemasyarakatan/Asisten


Pembimbing Kemasyarakatan melaksanakan dokumentasi
kegiatan

6 Kabapas dapat mempublikasikan keberhasilan


pembimbingan dan pengawasan Klien di lingkungannya

21
BAB VI PENUTUP

Pedoman ini disusun untuk dipergunakan sebagai acuan bagi


Pembimbing Kemasyarakatan/ Asisten Pembimbing
Kemasyarakatan dalam melaksanakan Pembimbingan dan
Pengawasan agar Klien dapat menjalani Asimilasi dan Hak
Integrasi di rumah masing-masing dan mencegah terjadinya
pelanggaran ketentuan syarat umum dan syarat khusus sebagai
upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19.

Pedoman ini dibuat dengan tahapan pelaksanaan yang


sederhana sehingga dapat memudahkan Bapas/ Lapas/ LPKA/
Rutan maupun Pembimbing Kemasyarakatan/ Asisten
Pembimbing Kemasyarakatan dalam melaksanakan
pembimbingan dan pengawasan terhadap Klien pada masa
pandemik Covid-19 ini. Pada prakteknya sudah dapat diduga
bahwa pedoman ini tentunya tidak seluruhnya dapat menampung
dan mengatasi hal-hal yang mungkin bersifat lokal dan kasusistis.
Untuk hal-hal seperti ini, kemampuan pelaksana di lapangan
sangatlah menentukan. Mereka dituntut untuk mengambil
prakarsa Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak dan jalan
keluar yang dipandang paling baik, dengan ketentuan semuanya
untuk kepentingan pembimbingan dan pengawasan Klien pada
masa pandemik Covid-19 ini sehingga dapat berkontribusi
terhadap upaya pengurangan overcrowding dan menghemat
anggaran negara yang sedang dilakukan Pemerintah dan dapat
meminimalisir dampak penyebaran Covid-19 di Lapas/ LPKA/
Rutan.

22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
Jl. Veteran No. 11, Jakarta Pusat
www.ditjenpas.go.id
@ditjenpas
Humas Ditjenpas
@DITJEN_PAS 45
DitjenPemasyarakatan

Anda mungkin juga menyukai