Skore
No Item Penilaian
0 1 2 3 4
Pra Interaksi
1 Identifikasi pasien dan kebutuhannya
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan:
a. Stretchable roller bandage sesuai ukuran (bahan bisa
diganti dengan kain, kassa, flannel atau bahan elastis
lain yang ukurannya sesuai)
*untuk tangan dapat digunakan ukuran 5 cm
b. Pin atau penjepit untuk mengakhiri pembebatan
*jika kain pembebat dapat diikat, maka pin/ penjepit
tidak dibutuhkan
c. Desinfektan, kassa dan plester untuk menutup luka (jika
ada luka)
d. Handscoon
Fase Orientasi
1 Memberikan salam pada pasien dan keluarga (jika pasien
didampingi keluarga)
2 Konfirmasi identitas pasien (dari gelang pasien) dan
panggil pasien dengan nama yang disukainya
3 Memperkenalkan diri dan membuat kontrak waktu
4 Menyampaikan tujuan dan prosedur tindakan
5 Menanyakan kesediaan pasien
Fase Kerja
1 Mencuci tangan
2 Memilih ukuran bebat yang sesuai
3 Memastikan kulit pasien di daerah yang akan dibebat
dalam kondisi bersih dan kering
*Jika terdapat luka dibersihkan dahulu dengan disinfektan,
jika terdapat dislokasi sendi, diposisikan seanatomis
mungkin
4 Periksa neurovaskuler di bagian distal bagian tubuh yang
akan dibebat
5 Meminta pasien memilih posisi senyaman mungkin dengan
bagian yang akan dibebat ditopang pada posisi segaris
dengan sendi sedikit flexi
6 Melakukan pembebatan berhadapan dengan bagian tubuh
yang akan dibebat
7 Memegang rol bebat dengan rol menghadap ke atas di satu
tangan, ujung bebat dipegang tangan yang lain
8 Pembebatan dilakukan searah dengan pengembalian darah
vena untuk mencegah pengumpulan darah
9 Memutar bebat saling tumpang tindih dengan 2/3 lebar
bebat, pasang bebat dengan lembut meskipun sambil
menekan
10 Menjaga ketegangan dari bebat, hal ini dibantu dengan
memastikan bagian bebat yang bukan rol tetap dekat
dengan permukaaan tubuh
11 Bebat bagian tubuh dengan teknik memutar:
a. Putaran spiral (spiral turns)
Putaran dibuat dengan sudut yang kecil 300 dan setiap
putaran menutup 2/3 lebar bandage dari putaran
sebelumnya
atau
Skore
No Item Penilaian
0 1 2 3 4
Pra Interaksi
1 Identifikasi pasien dan kebutuhannya
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan:
a. Bidai (split atau spalk) terbuat dari kayu atau bahan lain
yang kuat tetapi ringan.
b. Pembalut segitiga.
c. Desinfektan, kassa steril dan plester untuk menutup
luka (jika ada luka)
d. Handscoon
Fase Orientasi
1 Memberikan salam pada pasien dan keluarga (jika pasien
didampingi keluarga)
2 Konfirmasi identitas pasien (dari gelang pasien) dan
panggil pasien dengan nama yang disukainya
3 Memperkenalkan diri dan membuat kontrak waktu
4 Menyampaikan tujuan dan prosedur tindakan
5 Menanyakan kesediaan pasien
Fase Kerja
1 Cuci tangan dan gunakan handscoon
Tidak memindahkan pasien sebelum dilakukan
pembidaian kecuali ada di tempat bahaya.
2 Tidak menambahkan gerakan pada area yang sudah
dicurigai adanya fraktur (do not harm)
3 Pakaian yang menutupi anggota gerak yang dicurigai
cedera dilepas, periksa adanya luka terbuka, tanda-tanda
fraktur atau dislokasi.
4 Inspeksi dan palpasi area tubuh yang mengalami fraktur.
Periksa status vaskuler dan neurologis pada bagian distal
yang mengalami cidera dan range of motion
5 Melakukan perawatan luka (dengan disinfektan, kasa
steril, reposisi, menutup luka / pembebatan)
6 Memilih ukuran bidai (split atau spalk) yang sesuai
7 Melakukan prosedur pemasangan bidai dengan benar
meliputi dua sendi di proksimal dan distal tulang yang
patah
8 Edukasi pasien untuk menjaga stabilitas fraktur dan
menyampaikan pada pasien jika tindakan pembidaian
sifatnya hanya sementara dan untuk selanjutnya akan
ditangani oleh dokter ortopedi
9 Menjelaskan masa penyembuhan tulang, waktu serta
keuntungan dan kerugian pemasangan bidai
Fase Terminasi
1 Memeriksa hasil pemasangan bidai: pastikan tidak terlalu
kencang, tidak mudah lepas, tidak membatasi gerakan
sendi normal dan telah mengimobilisasi ekstremitas yang
terluka.
2 Bereskan peralatan
3 Melepaskan handscoon dan cuci tangan
4 Membuat kontrak untuk kegiatan berikutnya
5 Mengucapkan salam
Total skore