Anda di halaman 1dari 9

STRENGTHENING

1. Assited Resisted Exercise. 


2. Free Exercise 
3. Resisted Exercise  
Penekanan aktifitas pada  kelompok otot yang terkenaakan memulihkan keseimbangan kekuatan otot
dengan cepat  dan mencegah terjadinya trick movement dan penguluran-penguluran dilain tempat.
4. Aktifitas 

Teknik Pelaksanaan Penguatan Otot 


A. Otot Kaki. 
1. Intinsic Muscle  
Kurang kuatnya otot ini akan menyebabkan transverse arcusnya drop, menekuknya  jari-jari kaki,
hallux valgus. Lakukan gerakan : 
a. Flexi metatarso phalangeal joint yang dikombinasi dengan ekstensi inter phalangeal  joint untuk
memelihara posisi transverse arcus dan mengulur jari-jari sebagai  akibat kerja otot-otot interossei,
lumbrical, abductor hallusis, flexor digitiminimi  untuk memberikan keseimbangan flexor digitorum
brevis dan  flexor halluces. 
b. Jari-jari Abduksi dan Adduksi 
Otot-otot dorsal interossei, abduktor hallusis dan abductor digitiminimi bekerja  membuka jari-jari dari
mid line dan juga membuat ekstensi jari-jari tersebut sedangkan  plantar interossei dan adductor
hallusis menarik jari-jari bersama-sama merapat dan  flexi.  
26 
- Assisted Exercise Intrinsic Muscle  
- Free Exercise  
a. Sitting : Jari-jari diletakkan di atasbenda, jari-jari diflexi dan diextensikan pada  metatatarso phalangeal
joint dengan menekan jari-jarinya. 
b. Sitting : Jari-jari menyebar. 
c. Sitting : Kaki melengkung 
d. Sitting : Jari kaki dan kaki menyengkram sesuatu diangkat keatas. 
e. Standing : Tumit diangkat dan disangga. 
- Ressisted Exercise Intrinsik Muscle : 
gerakan resitance dengan tangan terapis dan  sebaiknya gerakan dikhusukan atau dilokalisasi. Aktifitas
yang dapat dilakukan berjalan,  melompat, lari, dan diberikan latihan-latihan di depan kaca. 

2. Dorsi Flexi  
Kontraksi full range otot ini hanya mungkin terjadi bila lutut dalam keadaaan fleksi karena spasme
calf muscle menghambat R. O. M bila lutut lurus. 
- Assisted Exercise 
Pada side lying lutut semi flexi, bantuan diberikan dengan tangan. Dapat juga dengan  posisi duduk
dengan lutut ditekuk dan pegangan terapis disesuaikan yaitu disekitar tumit  sehingga kaki penderita
rest diatas lengan bawah terapis sedangkan tangan yang lain  memfiksasi tungkai bawah dan
memberikan palpasi kontraksi ototnya. Dapat diberi bantuan berupa pulley dan pemberat. 

- Free Exercise
kerja ototnya dikombinasi : 
a. Sitting leg crossed : Satu kaki dorsi dan plantar flexi pelan-pelan. 
b. Inclied long sitting : Tungkai flexi dan ankle dorso felxi. 
c. Long sitting : ankle dorso flexi ganti berganti.  
d. Half standing : meletakkan tumitnya pada beberapa arah disertai gerakan  menghentak. 
e. Prone kneeling : Satu kaki dorsi flexi tanpa atau dengan gerakan tungkai. 
- Resisted Exercise 
Manual resistance diberikan untuk extensor hallusis pada bagian belakang ibu jari, untuk  extensor
digitorum longus, brevis pada bagian belakang jari-jari kaki. Tibialis anterior  berkontraksi lebih kuat jika
bila diberikan resistance ke arah dorsi flexi dan inversi  
Resistance dengan alat yakni pemberat, pulley dengan pemberat atau spring. Kadang-kadang diberikan
resistance yang berupa penambahan lever diletakkan pada sepatu  pasien. 

3. Plantar Flexor 
flexor  digitorum longus bekerja lebih baik bila metatarso phalangeal jointnya dalam keadaan 
extensi. Kerja dari gastrocnemius lebih efisien bila lutut extensi, sedangkan soleus  terutama berfungsi
untuk memelihara stabilnya tungkai bawah diatas kaki, terutama  untuk memberikan penyangga arcus
longitudinal kaki sehingga dapat membantu dorso  flexi. 
- Assited Exercise 
Otot bekerja dengan tungkai disanggka pada bagian  medial aatu lateral pada posis horizontal. Dengan
lutut extensi bantuan dapat diberikan  dengan tangan pada semua arah. 
- Free Exercise 
Non Weight Bearing  
a. Long sitting atau half standing dengan tumit bebas, meletakkan ujung jari-jari  pada pada
beberapa arah bergantian. 
b. Prone lying kaki di luar tempat tidur, kaki plantar flexi bergantian. 
c. Sitting : tumit diangkat. 
Weight Bearing  
a. Half standing : Satu tumit diangkat. 
b. Reach grasp half standing : Tumit diangkat diturunkan pelanpelan.
c. Standing : berjingkat-jingkat atau melangkah seperti menari. 

- Resisted Exercise 
Manual reistance diberikan pada posisi sitting atau prone lying dengan lutut ditekuk resistance yang
diberikan pada seluruh telapak kaki jangan  sampai mengulur plantar joint atau struktur plantar. Kerja
pada digitorum longus dapat dilokalisasi dengan memfiksasi ankle joint pada dorsi flexi dan tahanan
dibawah jari-jari.  Resistance dengan alat berupa mesin treadmill
4. Invertor 
- Assisted Exercise  
Dengan posisi long sitting/half lying terapis memberi bantuan dengan memfiksasi  di atas ankle
yang lain memegang di atas tumitnya, sehingga telapak kaki di atas lengan  bawah terapis.
- Free Exercise
Non wearing Bearing  
a. Sitting : Bagian dalam kaki dinaikkan. 
b. Long sitting : memutar kaki sehingga telapak kai berhadapan satu dengan yang  lain. 
c. Sitting: di bawah telapak kaki diberikan kain atau pasir kemudian digerakkan  memutar ke dalam dan
memendekkan telapak kaki. 
d. Sitting: mengambil benda kecil dengan jari-jari kaki dan diberikan pada tangan  yang berlawanan. 

Weight Bearing  
a. Standing : menguatkan arcus longitudinalnya dengan menekankan ujung ibu jari  kaki ke lantai. 
b. Standing : latihan keseimbangan pada bidang yang miring atau rocker.  

- Resisted Exercise 
Manual resistance diberikan dengan menjepit kaki penderita pada posisi half lying.  Mecanical
resistance dapat diberikan terapi free exercise lebih menguntungkan.  Aktifitas-aktifitas:  berjalan, berlari,
latihan keseimbangan pada beberapa dataran, bermain bola dan lain-lain. 

5. Evertor. 
Pada non weight bearing peroneus longus dan brevis membuateversi kaki dan  membantu plantar
fleksi. Peroneus tertius membantu eversi dan dorsi fleksi. Pada weight  bearing peroneus longus
menekankan ibu jari kaki dan memungkinkan posisi kaki mantap  atau datar pada lantai sedangkan arcus
medialnya dipelihara oleh invertornya. 
- Assisted exercise :  
Sama seperti latihan untuk invertor. 
- Free exercise : 
Non weight bearing 
a. Sitting : kaki sebelah / tepi luar diangkat. 
b. Sitting : kaki digerakkan atau digosokan keluar 
c. Standing : menekankan ujung ibu jari kaki di atas lantai dan mengangkat kaki bagian  luar. 
d. Standing / toe standing : latihan keseimbangan pada bidang miring kebawah dan  medial. 
- Resisted exercise : 
Resistance diberikan dengan tangan pada sisi sebelah lateral kaki, sedangkan  resistance dengan
pemberat diberikan pada posisi side lying.  
Aktivitas : Berjalan pada bidang miring, jalan dengan mengangkat tumit.
- Assited exercise : 
Pada posisi side lying dengan menekan tungkai disangga atau pemakaian suspension  pada posisi
horizontal untuk menghilangkan gravitasi. Paha difiksasi dengan keadaan  ekstensi hip untuk
menghilangkan ketegangan otot hamstringnya dan untuk mendapatkan  kerja yang baik otot rectus femoris
yang melewati daerah hip. Pada gerakan tersebut perlu  diberikan manual resistance pada bagian R.O.M
yang kuat.  
- Free exercise : 
Non weight bearing 
a. Lying :
1. Pertama kali kontraksi diajarkan pada tungkai yang sehat agar dapatdirasakan dan  dilihat penderita
kemudian dikerjakan pada tungkai yang sakit. 
2. lying satu tangan menekan telapak kaki dan menahan gerakan  plantar fleksi dengan kuat, tangan
yang lain menekankan lutut kebawah dan  meluruskan tungkainya dengan melawan tahanan pada
telapak kaki. 
3. Terapis meletakkan satu tangan di atas kelompok otot quadriceps dan tangan yang  lain pada tumit
bagian bawah, penderita disuruh merasakan tekanan tangan terapis  pada tumit tersebut, kemudian
disuruh mencoba mengangkat tungkainya dengan  menghindarkan tekanan tersebut. Di sini dibuat
tidak terjadi gerakan tetapi terjadi  kontraksi quadriceps. 
Kontraksi quadriceps diperkuat oleh dorsofleksi yang kuat dari pada ankle dan  eversi kaki. Bila
cedera masih baru, maka latihan hanya berupa non weight bearing  dan pada R.O.M yang kecil.  
b. Prone lying : dengan kaki dorsofleksi dan lututekstensi. 
c. Lying : Kontraksi quadriceps yang diikuti oleh satu tungkai di angkat dan  diturunkan pelan-pelan,
tungkai jangan di angkat tinggi-tinggi karena  dapat menaikan ketegangan otot hamstring yang
menyebabkan  lutut akan tertekuk. 
d. Side Lying : satu hip dan knee ditekuk dan diluruskan 
e. Lying : satu hip dan knee ditekuk, kemudian knee diluruskan dan diturunkan  pelan-pelan. 
f. High sitting : Knee diluruskan. 
g. Lying : Hip dan knee ditekuk dan diluruskan.  

Fleksor Knee. 
Otot-ototfleksor knee : Hamstrings.  
Hamstrings disamping membuat fleksor knee juga ekstensi hip. Saat lutut lurus kerja  hamstrings
dibantu oleh sartorius, gracilis, popliteus.  
- Assisted exercise.  
Pada posisi side lying tungkai disangga dengan suspension pada posisi horizontal dan  hip
difleksikan dibantu dengan tangan. Dapat pula digunakan reeducation board yang  sedikit dimiringkan,
pada R.O.M yang kuat perlu diberikan tahanan agar kontraksinya  lebih baik.  
- Free exercise.  
a. Side lying : Satu hip dan knee ditekuk. 
b. Haging : Lutut ditekuk.  
c. Standing : Satu hip dan knee ditekuk.  
d. Incline prone lying : lututditekuk dan diluruskanpelan-pelan.  
e. Crouch position : satu tungkai dilempar kebelakang atau kedua belah tungkai diangkat keatas
dengan lutut tertekuk. 
- Resisted exercise.  
Manual resistance diberikan pada posisi yang enakyaitu side lying dengan tungkai  disangga dan hip
difleksikan dan prone lying. Resistance memakai pemberat diberikan  pada posisi half standing atau
prone lying. Pemakaian spring atau  pemberat dan puley pada posisi side lying dengan tungkai
disangga juga pada prone  lying atau crook half lying.  
Otot-Otot Sekitar SHOULDER JOINT 
1. Elevasi Scapula 
a. Levator scapulae 
- Fiksasi angulus scapulae superior dan vertebrae Cervical 1. Kepala diangkat,  dimiringkan ke arah
berlawanan, angulus superior scapulae didorong ke  caudal 
- Dengan gerakan sama di atas, ditambah lengan diletakkan di pelipis b. M.
Trapezius  
- Fiksasi di acromion dengan melingkarkan tangan terapis, ibu jari di depan dan  jari lainnya di
belakan, kemudian mendorong bahu ke caudal 
2. Protaksi Scapula 
a. M. Serratus anterior 
b. M. Pectoralis minor 
- Prone: lengan disegitigakan ke belakang, lengan fisioterapis  memegang bahu depan, ditarik ke
belakang
3. Retraksi Scapula 
a. M. Rhomboid major 
b. M. Rhomboid minor 
c. M. Trapezius middle 
- Prone: margo lateralis superior ditarik ke lateral dan ka atas 4. Fleksor  
a. M. Pectoralis major
b. M. Deltoideus anterior 
- Prone: scapula difiksasi, lengan diangkat ke balakang 
5. Ekstensor 
a. M. Latissims dorsi 
- Lying: lengan difleksikan, diberi ganjal di bawah scapula 
b. M. Teres major 
- Lying: margo lateralis scapula difiksasi, siku ditekuk, lengan difleksikan,  tangan terapis
memegang elbow 
c. M. Deltoideus posterior 
6. Rotasi internal 
a. M. Subscapularis 
- Siku menempel tubuh, lengan diarahkan ke lateral 
- Posisi abduksi, ditekuk, diarahkan ke lateral 
b. M. Pectoralis major 
c. M. Latissimus dorsi 
- Rotasi lateral lurus ke belakang 
7. Rotasi eksternal 
a. M. Teres minor 
b. M. Infraspinatus 
- Lengan diarahkan ke internal rotasi 

Otot-Otot sekitar ELBOW JOINT 


1. Fleksor 
a. M. Biceps brachii 
b. M. Brachialis 
c. M. brachioradialis 
- (a,b,c) Prone: fiksasi scapula, tangan/lengan di samping badan, diangkat ke  atas (ekstensi) 
2. Ekstensor 
a. M. Triceps brachii 
- Sitting: fleksi penuh siku, diangkat ke ats fleksi, hingga ketiak terbuka 3. Supinator 
- Sitting: siku fleksi 90o dipegang di atas wrist, digerakkan ke pronasi
3. Pronator 
- Kebalikan dari supinator 

Otot-Otot sekitar WRIST JOINT 


1. Fleksor Wrist 
- Didorong ke arah ekstensi, dipegang di atas wrist 2. Ekstensor
Wrist 
a. M. Carpi radialis longus et brevis 
b. M. Carpi ulnaris 
- (a dan b) Difleksikan, tangan kondisi lemas, tidak kaku 3. Fleksor MP
Joint 
- Diekstensikan proksimal phalanx 
4. Fleksor digitorum 
a. M. Fleksor digitorum brevis et longus 
- Fiksasi phalanx proksimal dan digerakkan ke arah ekstensi 5. Ekstensor
digitorum 
a. MP joint 
b. PIP 
c. DIP 
- (a,b,c) Difleksikan penuh, disertai fleksi wrist 
6. Abduktor 
7. Adduktor 

Otot-Otot sekitar HEAD dan TRUNK 


1. Fleksor 
a. M. Sternocleidomastoideus 
Patologis : tortikoli ✇kontraktur otot 
Posis Lying : tangan di occyput dan dagu 
Jika kontraktur sebelah kanan, maka distretching 
- Side fleksi kanan 
- Rotasi kiri 
- Fleksi head
b. M. Scalenius 
- Fiksasi costae 1 persis di bawah scapula. 
- Ibu jari diposisikan seperti tanan gerakan hormat. 
- Digeakkan ke side fleksi berlawanan. 
- Lebih baik diikuti dengan ekpirasi. 
2. Ekstensor 
- Sitting: kepala difleksikan 
- Lying: dagu ditekuk, 2 tangan terapis di bawah kepala pasien 
3. Ekstensor Upper Trunk 
- Sitting: lengkungkan tubuh, jika sakit 1 sisi, 1 sisi shoulder berlawanan  mendekat ke hip. 
4. Ekstensor Lower Trunk 
- Lying: jika 1 sisi sakit, fiksasi di pinggang, kaki disilangkan dan ditarik ke  arah berlawanan 
- Lying; jika 2 siis sakit, hip dan knee ditekuk, knee didorong ke dada hingga  lumbosacral
terangkat 
Otot-Otot sekitar HIP JOINT 
1. Fleksor 
a. M. Illiopsoas 
- Lying : knee kanan ditekuk sampai dada, kaki kiri biasanya terangkat, lalu  kaki kiri ditekan ke
bed agar seperti ekstensi 
- Side lying: knee ditekuk ke balakang 
- Prone : knee ditekuk, femur diangkat 
b. M. Sartorius  
(Fungsi : FaBeRe (fleksi, abduksi, rotasi eksternal); Stretchin: kebalikan (ekstensi,  adduksi, rotasi
internal) 
- Prone : kaki/hip ekstensi diarahkan ke medial 
c. M. Tensor fascia latae  
(Fungsi : Abduksi saat fleksi; Stretching: adduksi saat ekstensi) 
- Prone : hip diangkat, dimiringkan ke medial 
- Side lying: hip ke belakang diarahkan ke bawah 
d. M. Rectus femoris 
- Prone lying: knee ditekuk penuh, kemudian diangkat
2. Ekstensor 
a. M. Gluteus maksimus 
b. Hamstring (m. semimembranosus, m. semitendinosus, m. bicep femoris caput  longum) 
- (a dan b) Lying: knee ditekuk, hip difleksikan 
3. Abduktor 
a. M. Gluteus minimus 
b. M. Gluteus medius 
- (a dan b) Lying: hip diadduksikan 
c. M. Tensor fascia latae 
- Prone: silang ke belakang 
- Side lying: tarik ke belakang 
4. Adduktor 
a. M. Pectineus 
b. M. Mdduktor longus 
c. M. Adductor magnus 
d. M. Adductor brevis 
5. Rotasi Ekstrenal (Lateral) 
a. M. Quadriceps femoris 
b. M. Piriformis 
c. M. Gemellus superior 
d. M. Gemellus inferior 
e. M. Obturator internus 
f. M. Obturator eksternus 
6. Rotasi Internal (Medial) 
a. M. Gluteus minimus 
b. M. Gluteus medius 
Otot-Otot sekitar KNEE JOINT 
1. M. Quadriceps 
- Prone: knee ditekuk hingga pantat, kemudian diangkat (diekstensikan) - Side lyig:
knee tekuk penuh, ditarik ke balakang 
- Lying: lutut difleksikan seperti bersimpuh
2. Hamstring 
- Lying: kaki lurus ke atas, ekstensi knee dan fleksi hip 
3. M. Tensor fascia latae 
- Side lying: kaki dijatuhkan ke belakang (hingg keluar bed) 
- Prone: kaki diangkat, digerakkan dari tengah ke belakang 
4. M. Sartorius 
- Prone: kaki lurus, ankle endorotasi, knee ekstensi, hip fleksi 
5. M. Popliteus 
- Prone: kaki ditekuk 90 endorotasi 
o,

6. M. Gastrocnemius 
- Lying: terapis memegang tumit pasien di telapak terapis, telapak kaki di  lengan bawah terapis,
digerakkan ke cranial 
7. M. Gracilis 
Otot-Otot sekitar ANKLE JOINT 
1. M. Gastrocnemius / cuff muscle 
- Lying: terapis menarik ankle ke cranial 
2. M. Soleus 
- Prone: tekuk knee 90 tekan ke caudal 
o

- Lying: tarik ankle ke cranial. 


3. M. Tibialis anterior 
- Lying: eversi dan arahakn ke caudal/plantar fleksi 
4. M. Tibialis posterior 
- lying: eversi ke cranial/dorso fleksi 
6. M. Peoneus tertius 
- Lying: inversi ke caudal 
7. M. Peroneus brevis et longus 
- Lying: inversi ke caudal 
8. Fleksor 
- Lying: ekstensi ke cranial 
9. Ekstensor 
- Lying: fleksi ke caudal 
Contoh Kasus
CTEV (Congenital Talipes Equino Varus): kelainan lahir yang meneyebabkan kaki pada  posisi
plantarfleksi dan inversi. Maka, diberikan stretching ke arah cranial (dorso fleksi)  dan eversi. CTEV
terjadi karena ada kontraktur (pemendekan sendi) pada cuff muscle.  Tindakan operasi dapat dilakukan
dengan ATL (Achilles Tendon Lengthening). 

Anda mungkin juga menyukai