2. Dorsi Flexi
Kontraksi full range otot ini hanya mungkin terjadi bila lutut dalam keadaaan fleksi karena spasme
calf muscle menghambat R. O. M bila lutut lurus.
- Assisted Exercise
Pada side lying lutut semi flexi, bantuan diberikan dengan tangan. Dapat juga dengan posisi duduk
dengan lutut ditekuk dan pegangan terapis disesuaikan yaitu disekitar tumit sehingga kaki penderita
rest diatas lengan bawah terapis sedangkan tangan yang lain memfiksasi tungkai bawah dan
memberikan palpasi kontraksi ototnya. Dapat diberi bantuan berupa pulley dan pemberat.
- Free Exercise
kerja ototnya dikombinasi :
a. Sitting leg crossed : Satu kaki dorsi dan plantar flexi pelan-pelan.
b. Inclied long sitting : Tungkai flexi dan ankle dorso felxi.
c. Long sitting : ankle dorso flexi ganti berganti.
d. Half standing : meletakkan tumitnya pada beberapa arah disertai gerakan menghentak.
e. Prone kneeling : Satu kaki dorsi flexi tanpa atau dengan gerakan tungkai.
- Resisted Exercise
Manual resistance diberikan untuk extensor hallusis pada bagian belakang ibu jari, untuk extensor
digitorum longus, brevis pada bagian belakang jari-jari kaki. Tibialis anterior berkontraksi lebih kuat jika
bila diberikan resistance ke arah dorsi flexi dan inversi
Resistance dengan alat yakni pemberat, pulley dengan pemberat atau spring. Kadang-kadang diberikan
resistance yang berupa penambahan lever diletakkan pada sepatu pasien.
3. Plantar Flexor
flexor digitorum longus bekerja lebih baik bila metatarso phalangeal jointnya dalam keadaan
extensi. Kerja dari gastrocnemius lebih efisien bila lutut extensi, sedangkan soleus terutama berfungsi
untuk memelihara stabilnya tungkai bawah diatas kaki, terutama untuk memberikan penyangga arcus
longitudinal kaki sehingga dapat membantu dorso flexi.
- Assited Exercise
Otot bekerja dengan tungkai disanggka pada bagian medial aatu lateral pada posis horizontal. Dengan
lutut extensi bantuan dapat diberikan dengan tangan pada semua arah.
- Free Exercise
Non Weight Bearing
a. Long sitting atau half standing dengan tumit bebas, meletakkan ujung jari-jari pada pada
beberapa arah bergantian.
b. Prone lying kaki di luar tempat tidur, kaki plantar flexi bergantian.
c. Sitting : tumit diangkat.
Weight Bearing
a. Half standing : Satu tumit diangkat.
b. Reach grasp half standing : Tumit diangkat diturunkan pelanpelan.
c. Standing : berjingkat-jingkat atau melangkah seperti menari.
- Resisted Exercise
Manual reistance diberikan pada posisi sitting atau prone lying dengan lutut ditekuk resistance yang
diberikan pada seluruh telapak kaki jangan sampai mengulur plantar joint atau struktur plantar. Kerja
pada digitorum longus dapat dilokalisasi dengan memfiksasi ankle joint pada dorsi flexi dan tahanan
dibawah jari-jari. Resistance dengan alat berupa mesin treadmill
4. Invertor
- Assisted Exercise
Dengan posisi long sitting/half lying terapis memberi bantuan dengan memfiksasi di atas ankle
yang lain memegang di atas tumitnya, sehingga telapak kaki di atas lengan bawah terapis.
- Free Exercise
Non wearing Bearing
a. Sitting : Bagian dalam kaki dinaikkan.
b. Long sitting : memutar kaki sehingga telapak kai berhadapan satu dengan yang lain.
c. Sitting: di bawah telapak kaki diberikan kain atau pasir kemudian digerakkan memutar ke dalam dan
memendekkan telapak kaki.
d. Sitting: mengambil benda kecil dengan jari-jari kaki dan diberikan pada tangan yang berlawanan.
Weight Bearing
a. Standing : menguatkan arcus longitudinalnya dengan menekankan ujung ibu jari kaki ke lantai.
b. Standing : latihan keseimbangan pada bidang yang miring atau rocker.
- Resisted Exercise
Manual resistance diberikan dengan menjepit kaki penderita pada posisi half lying. Mecanical
resistance dapat diberikan terapi free exercise lebih menguntungkan. Aktifitas-aktifitas: berjalan, berlari,
latihan keseimbangan pada beberapa dataran, bermain bola dan lain-lain.
5. Evertor.
Pada non weight bearing peroneus longus dan brevis membuateversi kaki dan membantu plantar
fleksi. Peroneus tertius membantu eversi dan dorsi fleksi. Pada weight bearing peroneus longus
menekankan ibu jari kaki dan memungkinkan posisi kaki mantap atau datar pada lantai sedangkan arcus
medialnya dipelihara oleh invertornya.
- Assisted exercise :
Sama seperti latihan untuk invertor.
- Free exercise :
Non weight bearing
a. Sitting : kaki sebelah / tepi luar diangkat.
b. Sitting : kaki digerakkan atau digosokan keluar
c. Standing : menekankan ujung ibu jari kaki di atas lantai dan mengangkat kaki bagian luar.
d. Standing / toe standing : latihan keseimbangan pada bidang miring kebawah dan medial.
- Resisted exercise :
Resistance diberikan dengan tangan pada sisi sebelah lateral kaki, sedangkan resistance dengan
pemberat diberikan pada posisi side lying.
Aktivitas : Berjalan pada bidang miring, jalan dengan mengangkat tumit.
- Assited exercise :
Pada posisi side lying dengan menekan tungkai disangga atau pemakaian suspension pada posisi
horizontal untuk menghilangkan gravitasi. Paha difiksasi dengan keadaan ekstensi hip untuk
menghilangkan ketegangan otot hamstringnya dan untuk mendapatkan kerja yang baik otot rectus femoris
yang melewati daerah hip. Pada gerakan tersebut perlu diberikan manual resistance pada bagian R.O.M
yang kuat.
- Free exercise :
Non weight bearing
a. Lying :
1. Pertama kali kontraksi diajarkan pada tungkai yang sehat agar dapatdirasakan dan dilihat penderita
kemudian dikerjakan pada tungkai yang sakit.
2. lying satu tangan menekan telapak kaki dan menahan gerakan plantar fleksi dengan kuat, tangan
yang lain menekankan lutut kebawah dan meluruskan tungkainya dengan melawan tahanan pada
telapak kaki.
3. Terapis meletakkan satu tangan di atas kelompok otot quadriceps dan tangan yang lain pada tumit
bagian bawah, penderita disuruh merasakan tekanan tangan terapis pada tumit tersebut, kemudian
disuruh mencoba mengangkat tungkainya dengan menghindarkan tekanan tersebut. Di sini dibuat
tidak terjadi gerakan tetapi terjadi kontraksi quadriceps.
Kontraksi quadriceps diperkuat oleh dorsofleksi yang kuat dari pada ankle dan eversi kaki. Bila
cedera masih baru, maka latihan hanya berupa non weight bearing dan pada R.O.M yang kecil.
b. Prone lying : dengan kaki dorsofleksi dan lututekstensi.
c. Lying : Kontraksi quadriceps yang diikuti oleh satu tungkai di angkat dan diturunkan pelan-pelan,
tungkai jangan di angkat tinggi-tinggi karena dapat menaikan ketegangan otot hamstring yang
menyebabkan lutut akan tertekuk.
d. Side Lying : satu hip dan knee ditekuk dan diluruskan
e. Lying : satu hip dan knee ditekuk, kemudian knee diluruskan dan diturunkan pelan-pelan.
f. High sitting : Knee diluruskan.
g. Lying : Hip dan knee ditekuk dan diluruskan.
Fleksor Knee.
Otot-ototfleksor knee : Hamstrings.
Hamstrings disamping membuat fleksor knee juga ekstensi hip. Saat lutut lurus kerja hamstrings
dibantu oleh sartorius, gracilis, popliteus.
- Assisted exercise.
Pada posisi side lying tungkai disangga dengan suspension pada posisi horizontal dan hip
difleksikan dibantu dengan tangan. Dapat pula digunakan reeducation board yang sedikit dimiringkan,
pada R.O.M yang kuat perlu diberikan tahanan agar kontraksinya lebih baik.
- Free exercise.
a. Side lying : Satu hip dan knee ditekuk.
b. Haging : Lutut ditekuk.
c. Standing : Satu hip dan knee ditekuk.
d. Incline prone lying : lututditekuk dan diluruskanpelan-pelan.
e. Crouch position : satu tungkai dilempar kebelakang atau kedua belah tungkai diangkat keatas
dengan lutut tertekuk.
- Resisted exercise.
Manual resistance diberikan pada posisi yang enakyaitu side lying dengan tungkai disangga dan hip
difleksikan dan prone lying. Resistance memakai pemberat diberikan pada posisi half standing atau
prone lying. Pemakaian spring atau pemberat dan puley pada posisi side lying dengan tungkai
disangga juga pada prone lying atau crook half lying.
Otot-Otot Sekitar SHOULDER JOINT
1. Elevasi Scapula
a. Levator scapulae
- Fiksasi angulus scapulae superior dan vertebrae Cervical 1. Kepala diangkat, dimiringkan ke arah
berlawanan, angulus superior scapulae didorong ke caudal
- Dengan gerakan sama di atas, ditambah lengan diletakkan di pelipis b. M.
Trapezius
- Fiksasi di acromion dengan melingkarkan tangan terapis, ibu jari di depan dan jari lainnya di
belakan, kemudian mendorong bahu ke caudal
2. Protaksi Scapula
a. M. Serratus anterior
b. M. Pectoralis minor
- Prone: lengan disegitigakan ke belakang, lengan fisioterapis memegang bahu depan, ditarik ke
belakang
3. Retraksi Scapula
a. M. Rhomboid major
b. M. Rhomboid minor
c. M. Trapezius middle
- Prone: margo lateralis superior ditarik ke lateral dan ka atas 4. Fleksor
a. M. Pectoralis major
b. M. Deltoideus anterior
- Prone: scapula difiksasi, lengan diangkat ke balakang
5. Ekstensor
a. M. Latissims dorsi
- Lying: lengan difleksikan, diberi ganjal di bawah scapula
b. M. Teres major
- Lying: margo lateralis scapula difiksasi, siku ditekuk, lengan difleksikan, tangan terapis
memegang elbow
c. M. Deltoideus posterior
6. Rotasi internal
a. M. Subscapularis
- Siku menempel tubuh, lengan diarahkan ke lateral
- Posisi abduksi, ditekuk, diarahkan ke lateral
b. M. Pectoralis major
c. M. Latissimus dorsi
- Rotasi lateral lurus ke belakang
7. Rotasi eksternal
a. M. Teres minor
b. M. Infraspinatus
- Lengan diarahkan ke internal rotasi
6. M. Gastrocnemius
- Lying: terapis memegang tumit pasien di telapak terapis, telapak kaki di lengan bawah terapis,
digerakkan ke cranial
7. M. Gracilis
Otot-Otot sekitar ANKLE JOINT
1. M. Gastrocnemius / cuff muscle
- Lying: terapis menarik ankle ke cranial
2. M. Soleus
- Prone: tekuk knee 90 tekan ke caudal
o