Makalah Cacingan
Makalah Cacingan
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah psikologi kesehatan yang
berjudul “cacingan” ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Kartika selaku dosen mata kuliah psikologi kesehatan dan pihak-pihak lain yang turut
membantu dalam proses penyelesaian tugas ini.
Makalah ini merupakan salah satu untuk memenuhi mata kuliah psikologi kesehatan
yang diberikan oleh Ibu Kartika,selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi kesehatan.
Makalah ini mengulas tentang penyakit yang biasa dialami oleh anak-anak yakni
cacingan. Dalam hal ini kami fokuskan pada dampak penyakit cacingan terhadap psikologi
anak.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan harapan dapat memperluas pengetahuan
serta wawasan pembaca. Kami sadar dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Maka dari itu, segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan guna
membangun agar dapat menuju kepada kesempurnaan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Jangan anggap sepele penyakit cacingan. Pada kondisi yang berat cacingan bisa
menimbulkan berbagai gangguan yang sulit disembuhkan. Namun begitu, perlu waktu
untuk melihat gejalanya. Mungkin saja setelah beberapa waktu, penyakit cacingannya
baru nampak. Di hari-hari berikutnya, mereka akan berkembang biak dalam tubuh.
Sekali bertelur bisa mencapai ribuan.
Waspadai dan kenali penyakit cacing ini, khususnya pada anak. Penyakit yang
sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting
untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gangguan yang
ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan
sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anemia dapat terjadi
pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan
kecerdasan pada anak.
Sekitar 60 persen orang Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok umur terbanyak
adalah pada usia 5-14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu, 21 persen di antaranya
menyerang anak usia SD dan rata-rata kandungan cacing per orang enam ekor. Data
tersebut diperoleh melalui survei dan penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi
pada tahun 2006. Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi
menunjukkan prevalensi antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta
penduduk Indonesia cacingan, dengan kerugian lebih dari Rp 500 miliar atau setara
dengan 20 juta liter darah per tahun. Penderita tersebar di seluruh daerah, baik di
pedesaan maupun perkotaan. Karena itu, cacingan masih menjadi masalah kesehatan
mendasar di negeri ini.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah psikologi kesehatan, serta mengetahui seluk beluk mengenai
penyakit cacingan atau kecacingan pada anak. Mencoba memahami tentang penyebab
penyakit cacingan,gejala yang ditimbulkan, cara mencegah dan megatasi penyakit
cacingan, dan yang terpenting adalah mengetahui dan memahami dampak penyakit
cacingan pada anak-anak. Dalam makalah ini,di fokuskan kepada dampak penyakit
cacingan terhadap psikologis anak. Makalah ini juga bertujuan menambah pengetahuan
kita terhadap penyakit cacingan.
Cara Penularannya:
1. Telur cacing masuk melalui mulut
2. Menetas di usus kecil menjadi larva
3. Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
4. Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil dan
menjadi dewasa di sana
Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari
Cara Penularannya:
1. Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
2. Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
3. Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini
Cara Penularannya:
1. Larva menembus kulit kaki
2. Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
3. Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka menancapkan dirinya
untuk mengisap darah.
Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak.
Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang dapat
mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.
Cara Penularannya:
1. Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
2. Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui
kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi dibawa ke tempat
lain.
3. Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
Anak-anak biasanya lebih mudah terinfeksi cacing bila dibandingkan dengan orang
dewasa karena : untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, Mereka belum bisa
membedakan makanan yang bersih dan layak dimakan dengan makanan yang tidak diolah
dengan bersih dan dimasak dengan benar, sehingga tidak layak untuk dimakan.
Cacing biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan
masih diabaikan. Terutama bila seorang anak yang main di tempat kotor misalnya
berinteraksi langsung dengan tanah, masuk ke dalam mulut si anak. Berikut penjelaskan
bagaimana cara penularan cacing ke dalam tubuh manusia:
Anak-anak akan mengalami berbagai dampak psikologis bila mereka terkena penyakit
cacingan. Dampak psikologis yang terjadi pada si anak bila menderita penyakit cacing
kremi, si anak akan merasakan gatal di anusnya pada malam hari sehingga si anak akan
menagis dan terganggu waktu tidurnya. Pada anak yag menderita penyakit karena cacing
tambang, Cacing tambang ini merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan
anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah), sehingga si
anak akan lemas untuk beraktivitas jadi terganggu aktivitas sehari-harinya, Konsetrasi dan
daya ingat anak yang menurun sehingga anak sulit mencerna pelajaran di sekolah.
Penderita cacingan di kalangan anak sekolah juga cukup tinggi. Menurut survei yang
pernah dilakukan di Jakarta, terutama pada anak Sekolah Dasar (SD) menyebutkan sekitar
49,5 persen dari 3.160 siswa di 13 SD ternyata menderita cacingan. Siswa perempuan
memiliki prevalensi lebih tinggi, yaitu 51,5 persen dibandingkan dengan siswa laki-laki yang
hanya 48,5 persen. Biasanya seorang siswa yang terinfeksi cacing akan mengalami
kekurangan hemoglobin (Hb) hingga 12 gr persen, dan akan berdampak terhadap
kemampuan darah membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh, termasuk ke otak.
Akibatnya, penderita cacingan terserang penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme
jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik
dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya.
Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan gejala
keterlambatan fisik, mental dan seksual.
PENGOBATAN
Obat yang mempunyai efek sebagai anti parasit dapat digunakan untuk pengobatan
cacingan ini, ada 2 jenis obat yang biasa digunakan yaitu :
Pyrantel pamoat
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :
- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
Mebendazole
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan
dosis diatas, yaitu:
- Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
Apabila ada anggota keluarga yang terkena cacingan, sebaiknya pengobatan juga diberikan
untuk seluruh anggota keluarga untuk mencegah/mewaspadai terjadinya penularan
cacingan tersebut.
PENCEGAHAN
*Cara terbaik dalam mencegah agar anak anda tidak sampai mengalami cacingan :
*Ajari anak-anak untuk selalu menggunakan alas kaki ketika bermain diluar rumah.
* Ajari anak-anak untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan
* Minum obat cacing dosis sekali minum setiap 6 bulan sekali, khususnya di masa libur
sekolah dimana anak-anak cenderung lebih sering bermain di luar rumah
* Jagalah selalu jari kuku untuk selalu bersih & terawat.
* hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus (terutama untuk infeksi cacing
kremi).
* Biasakan untuk selalu mandi di pagi hari (terlebih apabila mengalami infeksi cacing kremi).
* Biasakan untuk membuka jendela kamar sepanjang hari, karena telur cacing sensitif
terhadap sinar matahari (terutama untuk cacing kremi).
* Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi
* Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas,kami simpulkan bahwa penyakit
cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap lingkungan sekitar.penyakit cacingan dapat menular melalui
larva/telur yang tertelan dan masuk kedalam tubuh dan tumbuh di usus manusia.cara
penularan penyakit cacingan itu sendiri melalui makanan kotor yang telah tercemar oleh
cacing ataupun pada tempat-tempat kotor lainnya.
B. Saran
Sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh anggota keluarga untuk mencegah
atau mewaspadai terjadinya cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan
cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis
ke toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menutup mulut dengan
tangan yang belum dicuci.
Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan
kembali.
Tips menghindari cacingan, yaitu:
Pastikan anak untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan/setiap
habis dari toilet, setelah bermain, khususnya diluar rumah.
Jagalah selalu jari kuku anak untuk selalu bersih dan terawat.
Hindari kebiasaan menggigit kuku/menggaruk bagian anus ( terutama untuk infeksi
cacing kremi ).
Biasakan untuk mandi teratur setiap hari.
Biasakan untuk menutup jendela kamar sepanjang hari karena telur cacing sensitif
terhadap sinar matahari ( terutama untuk cacing kremi ).
Jagalah selalu kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Biasakan untuk selalu mengkonsumsi daging yang telah dimasak dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.century-pharma.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=116:mengatasi-cacingan-pada-anak&catid=80:info-
kesehatan-cfu&Itemid=95
vivanews.com
medicastore.com