Anda di halaman 1dari 16

Best Practice – Nurul Hidayah, S.

Pd

LAPORAN BEST PRACTICE


PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2019 / 2020
Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model Discovery Learning Aspek Perkembangan
Bahasa Anak Kelompok B TK PKK Kalianyar Bojonegoro
Tahun Ajaran 2019/2020

Oleh :

NURUL HIDAYAH, S.Pd

TK PKK KALIANYAR
KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO

2020

1
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul : Implementasi Permainan Tepuk


Melalui Model Discovery Learning Bidang Pengembangan Bahasa Anak Kelompok B di TK
PKK Kalianyar Bojonegoro Tahun Ajaran 2019 / 2020.

Nama : Nurul Hidayah,S.Pd


Asal Sekolah : TK PKK Kalianyar Bojonegoro
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh :
Hari : Sabtu
Tanggal : 24 Februari 2020

Kepala
TK PKK Kalianyar Bojonegoro

MINTARSIH,S.Pd

2
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

BIODATA PENULIS

1 Nama Nurul Hidayah,S.Pd


3 NUPTK 1534766668220002
4 Jabatan Guru
6 Tempat / Tanggal Lahir Bojonegoro, 02 Pebruari 1988
7 Jenis Kelamin Perempuan
8 Agama Islam
9 Pendidikan Terakhir S-1 PGPAUD
10 Unit Kerja TK PKK Kalianyar Bojonegoro
11 Alamat Jl. Letda Nurhasyim No. 136 Kalianyar Bojonegoro
12 No Phone -
13 Email tkkalianyar136@gmail.com
14 Alamat rumah Jalan Raya Rt 01 Rw 01 Desa Wedi Kecamatan
Kapas Kabupaten Bojonegoro
15 Email nurul.petunjuk40@gmail.com

Bojonegoro, 25 Februari 2020


Penulis

Nurul Hidayah,S.Pd.

3
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Best Practice pada tanggal 24 Februari 2020

Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kepala TK PKK Kalianyar Bojonegoro yang telah memberi izin, kesempatan dan
kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
2. Semua rekan guru di TK PKK Kalianyar yang telah memberi bantuan selama proses
penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
3. Anakku tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap
langkah.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Bojonegoro, 25 Februari 2020

Penulis

Nurul Hidayah,S.Pd

4
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. 2
BIODATA PENULIS.......................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR..........................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah........................................................................................................6
B. Jenis kegiatan.......................................................................................................................8
C. Manfaat kegiatan..................................................................................................................8
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan sasaran............................................................................................................. 9
B. Bahan/materi kegiatan........................................................................................................10
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan.................................................................................12
D. Alat/instrumen....................................................................................................................13
E. Waktu dan tempat kegiatan................................................................................................13
BAB III HASIL KEGIATAN.............................................................................................14
A. Hasil .....................................................................................................................................14
B. Masalah yang dihadapi .........................................................................................................14
C. Cara mengatasi masalah .......................................................................................................14
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN.......................................................................................................................15
B. Rekomendasi.......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

5
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik dipandang sesuai dengan pola kerja otak karena membahas satu tema
dari berbagai konsep dan aspek perkembangan. Masa usia Taman Kanak – Kanak atau masa
usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa
keemasan (golden age) dalam perkembangan kehidupan anak. Ini artinya masa / periode ini
merupakan periode kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kecerdasan ,
kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa , sosio emosional dan spiritual. Untuk itu perlu
dukungan belajar yang kondusif bagi perkembangan potensi anak dan berbagai
permainan yang dirancang secara sengaja (intentionally) dengan maksud agar anak
meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar. Guru dan
orang tua harus mengetahui perkembangan anak untuk mengidentifikasi ketepatan cara dan
metode , aktivitas dan materi – materi yang diperlukan untuk merancang strategi dan
lingkungan pembelajaran yang sesuai supaya pengetahuan yang disampaikan dapat
mendorong anak sampai pada tujuan yang diharapkan.
Ada beberapa aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan
pelaksanaan program di TK , aspek – aspek tersebut yaitu perkembangan fisik motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional,
perkembangan moral dan nilai agama dan perkembangan seni. Program pendidikan anak usia
dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan
menyeluruh sesuai dengan norma- norma dan nilai – nilai kehidupan yang dianut. Melalui
program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan
mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya baik dari segi fisik, motorik, bahasa ,
emosional dan agama.
Perkembangan bahasa merupakan salah satu perkembangan anak yang sangat penting
dan harus diperhatikan sejak dini. Karena dengan bahasa sebagai dasar kemampuan seorang
anak akan dapat meningkatkan kemampuan – kemampuan yang lain. Bahasa merupakan
segala bentuk atau setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan
untuk menyampaikan makna kepada orang lain, termasuk didalamnya tulisan, bicara, bahasa
simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomim dan seni. Dalam Permendikbud No 137 tahun 2014
pasal 10 (5) telah dijelaskan bahwa Bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

6
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

a. Memahami bahasa reseptif , mencakup kemampuan memahami cerita, perintah, aturan,


menyenangi dan menghargai bacaan.
b. Mengeskpresikan bahasa , mencakup kemampuan bertanya , menjawab pertanyaan,
berkomunikasi secara lesan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa
pragmatik, mengekspresikan persaan, ide dan keinginan dalam bentuk coretan, dan
c. Keaksaraan mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru
bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan individu dalam menguasai kosa
kata , ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu sesuai dengan
perkembangan umur. Sehingga dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak, ,
pendidik perlu menerapkan ide – ide yang dimilikinya dengan menggunakan berbagai
strategi atau metode dan penggunaaan media – media yang beragam yang mendukung
pembelajaran kemampuan berbahasa anak. Dalam Permendikbud no 146 tahun 2014 pasal 5
(5) ditegaskan bahwa program pengembangan bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (d)
mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks
bermain.
Berdasarkan penjelasan diatas dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK
PKK Kalianyar Bojonegoro khususnya kelompok B, ada beberapa permasalahan yang
mempengaruhi perkembangan bahasa anak yang masih kurang. Dapat terlihat jelas
diantaranya ketika anak masih kurang mampu menyambung pembicaraan karena
keterbatasan kosa kata, atau masih banyak anak – anak yang masih malu – malu ketika
diajak berbicara karena susah untuk mengungkapkan pikiran dan pendapatnya. Dan ada juga
anak yang pandai bicara tapi kurang bermakna , anak bicara tapi tidak sesuai dengan isi
(content). Dari 17 anak kelompok B ada 2 anak yang susah untuk mengungkapkan
pendapatnya, 2 anak yang masih kurang perbendaharaan kata atau keterbatasan kosa kata, 1
anak yang masih kurang bermakna ketika bercerita/ berkata.
Maka dalam pengembangan kemampuan berbahasa anak kelompok B TK PKK
Kalianyar Bojonegoro penulis berusaha untuk menggunakan metode bermain tepuk melalui
Discovery Learning , karena anak akan merasa bersemangat dan gembira , dengan bermain
tepuk akan menambah wawasan dengan mengenal hal – hal yang anak belum ketahui, dapat
memperoleh kata – kata baru sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kata mereka .
Melalui kegiatan bermain tepuk kreativitas dan kemampuan berimajinasi berkembang dan
akhirnya dapat mengembangkan intelegensinya dengan baik, karena anak dapat
mengucapkan kata demi kata .

7
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, anak harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran Discovery learning. Discovery learning menekankan pentingnya pemahaman
struktur atau ide – ide penting terhadap suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan anak secara
aktif dalam proses pembelajaran. Dalam Discovery Learning anak dituntut untuk aktif
melakukan pencarian pengalaman belajar menggunakan analisis dan pemecahan masalah
yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki sendiri.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model
Discovery Learning, penulis menemukan bahwa pengembangan kemampuan berbahasa
anak meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran
sebelumnya. ketika menerapkan model Discovery Learning. Praktik pembelajaran
Discovery Learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice
(praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model Discovery Learning.

B. JENIS KEGIATAN
Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model Discovery Learning Bidang
Pengembangan Bahasa Anak Kelompok B di TK PKK Kalianyar Bojonegoro Tahun Ajaran
2019/ 2020
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di Kelompok B untuk pasangan KD Bahasa Indonesia (3.11/ 4.11 ) ,
KD Seni (3.15/4.15) dan KD Kognitif (3.8/4.8)

C. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi Anak
a. Manfaat penulisan pratik baik (best Practice) ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi anak dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
b. Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran
berlangsung.
c. Anak akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran
2. Bagi Guru
a. Memperluas wawasan.
b. Meningkatkan profesional kerja.
c. Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.

8
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

d. Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.


e. Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran
3. Bagi Sekolah
a. Menerapkan metode , model pembelajaran variatif yang dilaksanakan terhadap
pelajaran yang lain.
b. Memanfaatkan metode , model pembelajaran dengan semaksimal mungkin.

9
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN


a. Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk
1). Mendeskripsikan praktik baik penulis dalam meerapkan pembelajara
berorientasi higher order thiking skills (HOTS)
2). Menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
b. Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah anak Kelompok B semester 2 di TK PKK
Kalianyar Bojonegoro sebanyak 17 anak.

B. . BAHAN / MATERI KEGIATAN


Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik ( Best Practice ) dalam pembelajaran ini
adalah materi Kelompok B ( usia 5 – 6 tahun ) untuk Tema Hewan Sub Tema binatang
air Sub. Sub tema Katak bidang pengembangan bahasa dan seni

Bidang Pengembangan Bahasa


3.11 Memahami Bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non
verbal)

4.11 Menunjukan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan


bahasa secara verbal dan non verbal)

Bidang Pengembangan Seni


3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni

4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media

Bidang Pengembangan Kognitif


3.8 Mengenal Lingkungan Alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-
batuan, dll)
4.8 Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi,
gerak tubuh dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air,
batu-batuan, dll)

10
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

C. METODE DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam
proses pembelajaran.
2. Pemetaan KD
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
4. Pemilihan Model Pembelajaran adalah Discovery Learning (DL) .
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran

Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang


dilakukan sesuai dengan sintak Discovery Learning.

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model
Discovery Learning .

Sintak Model
Guru Anak
Pembelajaran

Orientasi Masalah 1. Guru mengaitkan materi yang akan 1) Menyimak penjelasan guru dan
dipelajari dengan pengalaman peserta menjawab pertanyaan guru.
didik dengan materi sebelumnya

2. Guru membuka kegiatan dengan


memperlihatkan vidio metamorfosis 2) Peserta didik mengamati vidio
Katak metamorfosis Katak

3. Guru memperlihatkan gambar


metamorfosis Katak 3) Peserta didik mengamati gambar
proses metamorfosis Katak.
4. Guru membantu anak menggali kosa kata
yang diperoleh saat menyaksikan vidio 4) Peserta didik menyampaikan ide,
dan gambar pendapat dan memperhatikan sambil
memeragakan
Mengorganisasi 1. Guru membentuk kelompok sesuai minat 1) Peseta didik masuk kelompok
anak belajar sesuai minat

2. Guru memberikan instruksi berkumpul 2) Peserta didik berkumpul dalam


dengan masing – masing kelompok kelompok dan menyimak instruksi
dengan teliti.
3. Guru menginstruksikan peserta didik
menyelesaikan tugas yang sudah 3) Peserta didik menyelesaikan
dirancang guru tugas yang sudah dirancang guru.

11
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

Membimbing 1. Guru menugaskan anak mengidentifikasi 1) Peserta didik menyebutkan


penyelidikan proses metamorfosis katak tahapan tahapan yang dilihat
2. Guru menginstruksikan peserta didik sesuai vidio / gambar
menirukan dan memeragakan . 2) Peserta didik menirukan dan
memeragakan gerak katak

1. Guru memberikan tugas untuk 1). Peserta didik bermain tepuk katak
Mengembangkan memeragakan Tepuk Katak yang telah sesuai dengan kosa kata yang telah
dan menyajikan dibuat peserta berdasarkan kosa kata ditemukan sendiri
laporan hasil karya yang telah ditemukan

Menganalisis dan
1) Menganalisis dan mengevaluasi hasil 1) Menyimak penjelasan guru.
mengevaluasi kerja peserta didik
proses pemecahan
2) Memberi penguatan hasil belajar anak. 2) Mengajukan pertanyaan bila belum
masalah. 3) Membimbing anak membuat simpulan paham.
hasil belajar hari itu.

6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran
meliputi RPP, bahan ajar, LKA, dan instrumen penilaian. RPPH disusun dengan
mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan
abad 21.

D. MEDIA DAN INSTRUMEN


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) Video
Metamorfosisi Katak , (b) Gambar proses Metamorfosis Katak (c) lembar kerja Anak
(LKA).
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat
hasil belajar anak dengan menggunakan checklist.

E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Praktik baik (Best Practice ) ini dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2020 bertempat di
Kelompok B TK PKK Kalianyar Jl. Letda Nurhasyim No. 136 Kalianyar Bojonegoro.

12
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

BAB III
HASIL KEGIATAN

A. HASIL
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik (best practice ) ini diuraikan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning berlangsung aktif. Anak menjadi lebih aktif merespon pertanyaan
dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning mengharuskan anak aktif
selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan transfer knowledge. Setelah
anak melihat Vidio metamorfosis Katak dan dilanjutkan dengan melihat gambar
katak anak akan jauh lebih memahami proses metamorfosis katak Pemahaman ini
membantu anak dalam membuat tepuk katak berdasarkan kosa kata yang ditemukan
dalam metamorfosis katak
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan anak
untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi anak untuk bertanya
dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran
sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung
sepi dan serius. Anak cenderung untuk berlomba bekerja dengan asal – asalan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana anak dapat
menyelesikan tugas yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir anak. Tak hanya
itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali
dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
membuat anak cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh anak adalah
apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik (best practisce)
pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan Discovery Learning ini.
Dalam pembelajaran ini pemahaman anak tentang proses metamorfosis katak benar-
benar dibangun oleh anak melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan
anak untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning juga meningkatkan kemampuan
anak dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery Learning yang
diterapkan dengan menyajikan vidio dan gambar proses metamorfosis katak berisi

13
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

permasalahan kontekstual mampu mendorong anak merumuskan pemecahan


masalah. Sebelum menerapkan Discovery Learning, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku anak. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam
buku penunjang dan majalah anak kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-
hari anak, tetap saja penulis gunakan. Jenis majalah dan buku penunjang anak juga
sifatnya monoton dan tidak bervariasi . Dengan menerapkan Discovery Learning , anak
tak hanya belajar dari buku , tetapi juga dari media lain alam langsung, vidio, benda
nyata dan lainnya serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari
sumber lainnya.

B. MASALAH YANG DIHADAPI


Masalah yang dihadapi terutama adalah anak belum terbiasa anak belajar dengan
model Discovery Learning . dan gurupun kadang kesulitan mencari materi atau sumber
belajar yang dapat secara nyata diamati anak, sehingga kadang guru mengambil materi dari
bahan yang sudah tersedia yaitu majalah atau buku penunjang anak

C. CARA MENGATASI MASALAH


Agar anak yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learning dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas
tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan
pentingnya HOTS akan membuat anak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu,
kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat anak mau
belajar dengan HOTS.

14
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan
praktik baik (best practice) pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis,
dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran Harian (RPPH) secara sistematis
dan cermat, pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,
literasi, dan kecakapan abad 21.

B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil praktik baik (best practice ) pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning (DL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku anak dan buku
penunjang dan majalah anak serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi
berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang anak dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
2. Anak diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
anak menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah
lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk
mendesiminasikan praktik baik (best practice) ini akan menambah wawasan guru lain
tentang pembelajaran HOTS.

15
Best Practice – Nurul Hidayah, S.Pd

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014. Tentang Standart
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014. Tentang Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

http://www.pembelajaran.id/2017/03/konsep-dan-sintak-discovery-learning.html

16

Anda mungkin juga menyukai