Best Practice Siti Nur Alimah
Best Practice Siti Nur Alimah
Pd
Oleh :
1
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Kepala
TK Dharma Wanita Sambiroto I
2
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
BIODATA PENULIS
3
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
KATA PENGANTAR
Assalammualaiku m. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Best Practice pada tanggal 25 Februari 2019
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Kepala TK Dharma Wanita Sambiroto I Kec. Kapas Kab. Bojonegoro yang telah memberi
izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas –
luasnya
2. Semua rekan guru di TK Dharma Wanita Sambiroto I Kec. Kapas Kab. Bojonegoro yang
telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best
Practice ini.
3. Suami dan anak-anakku tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan
kekuatan dalam setiap langkah.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Penulis
4
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. 2
BIODATA PENULIS.......................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR..........................................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah........................................................................................................6
B. Jenis kegiatan.......................................................................................................................8
C. Manfaat kegiatan..................................................................................................................8
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan sasaran............................................................................................................. 9
B. Bahan/materi kegiatan........................................................................................................10
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan.................................................................................12
D. Alat/instrumen....................................................................................................................13
E. Waktu dan tempat kegiatan................................................................................................13
BAB III HASIL KEGIATAN.............................................................................................14
A. Hasil .....................................................................................................................................14
B. Masalah yang dihadapi .........................................................................................................14
C. Cara mengatasi masalah .......................................................................................................14
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN.......................................................................................................................15
B. Rekomendasi.......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
5
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
6
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
segala bentuk atau setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan
untuk menyampaikan makna kepada orang lain, termasuk didalamnya tulisan, bicara, bahasa
simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomim dan seni. Dalam Permendikbud No 137 tahun 2014
pasal 10 (5) telah dijelaskan bahwa Bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Memahami bahasa reseptif , mencakup kemampuan memahami cerita, perintah, aturan,
menyenangi dan menghargai bacaan.
b. Mengeskpresikan bahasa , mencakup kemampuan bertanya , menjawab pertanyaan,
berkomunikasi secara lesan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa
pragmatik, mengekspresikan persaan, ide dan keinginan dalam bentuk coretan, dan
c. Keaksaraan mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru
bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan individu dalam menguasai kosa
kata , ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu sesuai dengan
perkembangan umur. Sehingga dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak, ,
pendidik perlu menerapkan ide – ide yang dimilikinya dengan menggunakan berbagai
strategi atau metode dan penggunaaan media – media yang beragam yang mendukung
pembelajaran kemampuan berbahasa anak. Dalam Permendikbud no 146 tahun 2014 pasal 5
(5) ditegaskan bahwa program pengembangan bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (d)
mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks
bermain.
Berdasarkan penjelasan diatas dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK
Dharma Wanita Sambiroto I Kec. Kapas Kab. Bojonegoro khususnya kelompok B, ada
beberapa permasalahan yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak yang masih
kurang. Dapat terlihat jelas diantaranya ketika anak masih kurang mampu menyambung
pembicaraan karena keterbatasan kosa kata, atau masih banyak anak – anak yang masih malu
– malu ketika diajak berbicara karena susah untuk mengungkapkan pikiran dan
pendapatnya. Dan ada juga anak yang pandai bicara tapi kurang bermakna , anak bicara tapi
tidak sesuai dengan isi (content). Dari 17 anak kelompok B ada 2 anak yang susah untuk
mengungkapkan pendapatnya, 2 anak yang masih kurang perbendaharaan kata atau
keterbatasan kosa kata, 1 anak yang masih kurang bermakna ketika bercerita/ berkata.
Maka dalam pengembangan kemampuan berbahasa anak kelompok B TK Dharma
Wanita Sambiroto I Kec. Kapas Kab. Bojonegoro penulis berusaha untuk menggunakan
metode bermain tepuk melalui Discovery Learning , karena anak akan merasa bersemangat
dan gembira , dengan bermain tepuk akan menambah wawasan dengan mengenal hal – hal
7
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
yang anak belum ketahui, dapat memperoleh kata – kata baru sehingga dapat memperkaya
perbendaharaan kata mereka . Melalui kegiatan bermain tepuk kreativitas dan kemampuan
berimajinasi berkembang dan akhirnya dapat mengembangkan intelegensinya dengan baik,
karena anak dapat mengucapkan kata demi kata .
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, anak harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model
pembelajaran Discovery learning. Discovery learning menekankan pentingnya pemahaman
struktur atau ide – ide penting terhadap suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan anak secara
aktif dalam proses pembelajaran. Dalam Discovery Learning anak dituntut untuk aktif
melakukan pencarian pengalaman belajar menggunakan analisis dan pemecahan masalah
yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki sendiri.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model
Discovery Learning, penulis menemukan bahwa pengembangan kemampuan berbahasa
anak meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran
sebelumnya. ketika menerapkan model Discovery Learning. Praktik pembelajaran
Discovery Learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice
(praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model Discovery Learning.
B. JENIS KEGIATAN
Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model Discovery Learning Bidang
Pengembangan Bahasa Anak Kelompok B di TK Dharma Wanita Sambiroto I Kec. Kapas
Kab. Bojonegoro Tahun Ajaran 2019/ 2020
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di Kelompok B untuk pasangan KD Bahasa Indonesia (3.11/ 4.11 ) ,
KD Seni (3.15/4.15) dan KD Kognitif (3.8/4.8)
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi Anak
a. Manfaat penulisan pratik baik (best Practice) ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi anak dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
b. Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran
berlangsung.
c. Anak akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran
8
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
2. Bagi Guru
a. Memperluas wawasan.
b. Meningkatkan profesional kerja.
c. Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
d. Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e. Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran
3. Bagi Sekolah
a. Menerapkan metode , model pembelajaran variatif yang dilaksanakan terhadap
pelajaran yang lain.
b. Memanfaatkan metode , model pembelajaran dengan semaksimal mungkin.
9
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.15 Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media
10
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model
Discovery Learning .
Sintak Model
Guru Anak
Pembelajaran
Orientasi Masalah 1. Guru mengaitkan materi yang akan 1) Menyimak penjelasan guru dan
dipelajari dengan pengalaman peserta menjawab pertanyaan guru.
didik dengan materi sebelumnya
11
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
1. Guru memberikan tugas untuk 1). Peserta didik bermain tepuk katak
Mengembangkan memeragakan Tepuk Katak yang telah sesuai dengan kosa kata yang telah
dan menyajikan dibuat peserta berdasarkan kosa kata ditemukan sendiri
laporan hasil karya yang telah ditemukan
Menganalisis dan
1) Menganalisis dan mengevaluasi hasil 1) Menyimak penjelasan guru.
mengevaluasi kerja peserta didik
proses pemecahan
2) Memberi penguatan hasil belajar anak. 2) Mengajukan pertanyaan bila belum
masalah. 3) Membimbing anak membuat simpulan paham.
hasil belajar hari itu.
12
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. HASIL
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik (best practice ) ini diuraikan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning berlangsung aktif. Anak menjadi lebih aktif merespon pertanyaan
dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning mengharuskan anak aktif
selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery
Learning meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan transfer knowledge. Setelah
anak melihat Vidio metamorfosis Katak dan dilanjutkan dengan melihat gambar
katak anak akan jauh lebih memahami proses metamorfosis katak Pemahaman ini
membantu anak dalam membuat tepuk katak berdasarkan kosa kata yang ditemukan
dalam metamorfosis katak
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan anak
untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi anak untuk bertanya
dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran
sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung
sepi dan serius. Anak cenderung untuk berlomba bekerja dengan asal – asalan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana anak dapat
menyelesikan tugas yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir anak. Tak hanya
itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali
dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
membuat anak cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh anak adalah
apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik (best practisce)
pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan Discovery Learning ini.
Dalam pembelajaran ini pemahaman anak tentang proses metamorfosis katak benar-
benar dibangun oleh anak melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan
anak untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning juga meningkatkan kemampuan
anak dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery Learning yang
13
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
diterapkan dengan menyajikan vidio dan gambar proses metamorfosis katak berisi
permasalahan kontekstual mampu mendorong anak merumuskan pemecahan
masalah. Sebelum menerapkan Discovery Learning, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku anak. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam
buku penunjang dan majalah anak kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-
hari anak, tetap saja penulis gunakan. Jenis majalah dan buku penunjang anak juga
sifatnya monoton dan tidak bervariasi . Dengan menerapkan Discovery Learning , anak
tak hanya belajar dari buku , tetapi juga dari media lain alam langsung, vidio, benda
nyata dan lainnya serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari
sumber lainnya.
14
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan
praktik baik (best practice) pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis,
dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran Harian (RPPH) secara sistematis
dan cermat, pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,
literasi, dan kecakapan abad 21.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil praktik baik (best practice ) pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning (DL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku anak dan buku
penunjang dan majalah anak serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi
berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar
belakang anak dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
2. Anak diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
anak menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah
lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk
mendesiminasikan praktik baik (best practice) ini akan menambah wawasan guru lain
tentang pembelajaran HOTS.
15
Best Practice – Siti Nur Alimah, S.Pd
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014. Tentang Standart
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 Tahun 2014. Tentang Kurikulum
2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
http://www.pembelajaran.id/2017/03/konsep-dan-sintak-discovery-learning.html
16