Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ETIKA BISNIS

“ PEMIMPIN DAN ETIKA BISNIS”

Dosen : Claresta Lorentina Lo, S.E., M.M.

ARNI VERA
(218410141)

MANAJEMEN 6 MB

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan

KaruniaNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah Etika Bisnis dengan judul “Pemimpin

dan Etika Bisnis”. Tujuan saya membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang

diberikan dari Ibu Claresta Lorentina Lo, S.E., M.M . dan untuk mengetahui bagaimana cara

memimpin dan mengetahui apa itu etika bisnis.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna sehingga

apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini baik itu di sengaja dan tidak sengaja saya

meminta maaf. Karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, sehingga

saya tetap mengharapkan kritik dan saran dari Ibu. Akhir kata pembuatan makalah ini saya

ucapkan terima kasih banyak.

Medan, 11 Mei 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
A. Latar belakang ............................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah .......................................................................................................... 5
C. Tujuan masalah .............................................................................................................. 5

Bab ii
pembahasan

A. Pengertian pemimpin dan etika bisnis ........................................................................... 6


B. Peran pemimpin dan etika bisnis.................................................................................... 8
C. Fungsi dan etika kepemimpinan ................................................................................... 12
D. Tipe-Tipe Pemimpin yang mempunyai etika ............................................................... 14

BAB II
PENUTUP ......................................................................................................................... 15

Kesimpulan ........................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk social atau bermasyarakat yang menurut
aristoteles disebut sebagai “zoon politicon”. Makhluk social atau bermasyarakat pada
dasarnya tidak bisa hidup wajar dengan menyendiri karena, hampir sebagian besar
tujuannya ternyata dapat terpenuhi apabila manusia itu berhubungan dengan manusia atau
orang lain. Dalam usahanya untuk bermasyarakat manusia membentuk suatu kelompok
atau organisasi untuk mencapai suatu kepuasan (lahir batin) serta peningkatan diri.
Kelompok atau organisasi itu kemudian menjadi himpunan manusia dengan berbagai
kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga ada yang sangat menonjol dan
diakui kelebihannya oleh anggota-anggota atau sebagian besar anggota-anggotanya,
terutama dalam mempengaruhi dan menggerakkan usaha bersama untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan ia adalah pemimpin.
Pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kelompok. Gaya dan
proses kepemimpinan seseorang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kami akan mencoba membahas
apa itu kepemimpinan, teori- teori kepemimpinan dan jenis, fungsi serta tipe
kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok.
Kepemimpinan tanpa etika adalah malapetaka karena dapat menimbulkan
ketidakstabilan dan kehancuran. Seorang pemimpin wajib untuk memimpin dengan
berpondasikan etika yang kuat dan santun. Sebab, tanpa etika kepemimpinan, maka
pemimpin tidak akan pernah mampu menyentuh hati terdalam dari para pengikut.
Seorang pemimpin yang memiliki etika akan mampu membawa organisasi yang
dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan dengan memanfaatkan semua potensi yang
ada pada semua anggota organisasi yang dipimpin.
Pemimpin yang beretika tidak akan pernah punya niat untuk menyingkirkan bakat-
bakat hebat yang menjanjikan masa depan cerah. Dia akan mengilhami semua orang
dengan motivasi dan keteladanan untuk mampu mencapai keunggulan, dan merangsang
semua orang untuk berfikir positif dan bekerja efektif.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut ini :
1. Apa yang dimaksud dengan pimpinan dan etika bisnis?
2. Bagimana peran pemimpin dan etika bisnis?
3. Bagimana fungsi dan etika kepemimpinan itu?
4. Apa saja tipe-tipe pemimpin yang mempungai etika?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu pimpinan dan etika bisnis
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan pemimpin dan etika bisnis
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari pemimpin dan etika bisnis
4. Untuk mengetahui apa saja tipe-tipe pemimpin yang mempunyai etika
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pemimpin dan Etika Bisnis

Pemimpin dan Kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pemimpin
adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk
mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Dan kepemimpinan adalah suatu gaya atau proses mempengaruhi orang lain atau
sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sesuatu sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya,
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan tanpa etika adalah
malapetaka karena dapat menimbulkan ketidakstabilan dan kehancuran. Seorang
pemimpin wajib untuk memimpin dengan berpondasikan etika yang kuat dan santun.
Sebab, tanpa etika kepemimpinan, maka pemimpin tidak akan pernah mampu menyentuh
hati terdalam dari para pengikut. Seorang pemimpin yang memiliki etika akan mampu
membawa organisasi yang dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan dengan
memanfaatkan semua potensi yang ada pada semua anggota organisasi yang dipimpin.
Etika adalah ilmu dan standar mengenai sesuatu yang salah, sesuatu yang diboleh
dilakukan, dan sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Perilaku yang benar merupakan
perilaku yang etis dan perilaku yang salah merupakan perilaku yang tidak etis. Apa yang
dianggap benar dan etis dan apa yang dianggap salah atau tidak etis di suatu negara atau
budaya berbeda dengan negara lain atau budaya lainnya. Sesuatau perbuatan dianggap
etis juga ditentukan oleh tujuannya. Misalnya, memberikan sesuatu sebagai hadiah ulang
tahun di anggap etis, akan tetapi memberikan sesuatu dengan tujuan menyuap merupakan
perbuatan tidak etis.
Etika adalah penyelidikan filosofi mengenai kewajiban-kewajiban manusia, dan
tentang hal-hal yang baik dan buruk jadi penyelidikan tentang bidang moral. Maka etika
juga didefinisikan sebagai filsafat tentang bidang moral. Etika tidak membahas kondisi
atau keadaan manusia melainkan tentang bagaimana manusia itu seharusnya bertingkah
laku. Karena itu pula etika adalah filsafat mengenai praktis manusia yang harus berbuat
menurut aturan dan norma tertentu.
Kepemimpinan etis merupakan gagasan yang ambigu yang terlihat meliputi beragam
elemen berbeda. Amatlah berguna membuat sebuah perbedaan antara etis dari seorang
pemimpin dengan etika dari jenis perilaku kepemimpinan tertentu (Bass & Steidlmeier,
1999). Kedua jenis etika itu sulit dievaluasi. Heifetz (1994) menyatakan tidak ada
landasan netral secara etis bagi teoti-teori kepemimpinan, karena mereka selalu
melibatkan nilai dan asumsi implicit mengenai bentuk pengaruh yang tepat.
Etika meliputi persoalan moral dan pilihan dan berhubungan dengan perilaku yang
benar dan salah. Meskipun selama ini etiak yang kurang mendapat perhatian, mulai dari
kegagalan Entron dan segera diikuti oleh kasus profil tinggi lainnya, eksekutif
berkedudukan tinggi ditahan dan dituduh “merampok” perusahaan, perusahaan akuntan
umum dinyatakan bersalah karena beberapa gangguan, dan masih banyak lagi etika telah
mengambil posisi penting.
Disamping persoalan moral dan pedoman program etika serta iklim budaya
organisasi, dalam kerangka mengenai diversitas, etika juga mempunyai dampak pada
bagaimana bawahan diperlakukan, dan bagaimana mereka melakukan pekerjaannya.
Dengan kata lain, etika dapat mempengaruhi keadaan karyawan dan kinerja mereka.
Secara khusus, masalah-masalah sosial saat ini yang berhubungan dengan keterlibatan
perusahaan dalam pelecahan seksual dan hak privasi, secara khusus relavan dengan studi
perilaku etis dalam organisasi sekarang ini.
B. Peran Pemimpin dan Etika Bisnis
Seoran pemimpin atau leader mempunyai peran penting dalam organisasi antara lain
sebagai berikut ini :
1. Pemimpin sebagai perencana
Tentunya dalam menghadapi dan mengatasi suatu masalah, guna mendapatkan
penyelesaian dan pencapaian tujuan secara baik, perencanaan sangatlah diperlukan.
Pandangan serta pertimbangan terhadap masalah yang dihadapi secara menyeluruh,
dapat menentukan mutu dari perencanaan yang dibuat. Sehingga kemampuan dalam
memahami masalah, akan mendasari perencanaan tersebut. Dengan menggunakan
pengamatan dan wewenangnya, pembedaan peran dengan langkah, perantara, dan
perencanaan yang panjang sesuai dengan masalah, dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan bersama pada waktu mendatang dapat dibuat. Sehubungan dengan
rangkaian kedudukan berjenjang, yang sekaligus pula berada dibawah kedudukannya,
maka diperlukan kecakapan-kecakapan khusus yang meliputi pengetahuan tentang
hubungan antar manusia, kecakapan untuk mengadakan komunikasi, serta kecakapan
sosial dan kecakapan teknis lainnya. Melalui kecakapan  dan kemampuan ini,
kejelasan masalah dapat diketahuinya, dengan sendirinya keterangan dalam
pembuatan rencana serta pembagian tugas akan semakin jelas pula.
2. Pemimpin Sebagai Pembuat Kebijakan
Pemimpin dalam pembuatan kebijakan akan terdapat tiga sumber penting.
Pertama, dari pihak yang lebih berkuasa, termasuk didalamnya aturan-aturan yang
berada diluar kelompoknya akan tetapi tetap memberikan pengaruh terhadap
kehidupan kelompoknya. Kedua bersumber dari pihak bawahan. Bagaimanapun juga
bawahan sebagai pengikut, tetap memegang perang yang tidak kecil dalam
menentukan pencapaian tujuan bersama. Sehingga pengaturan guna kelancaran
pencapaian tujuan agar dapat terlaksana dengan baik terpengaruh pula oleh
kedudukan pengikut. Ketiga, berasal dan bersumber dari dirinya sendiri selaku
pimpinan. Sebagai seorang pemimpin, maka sekali waktu otonomi dipegangnya
untuk menetapkan keputusan mengenai suatu kebijakan yang akan diambil. Pada
kesempatan-kesempatan demikian, kecakapan sosial pada umumnya sangat
diperlukan, disamping kecakapan lain yang meliputi kecakapan untuk mengadakan
komunikasi dan mendidik, serta kecakapan teknis dalam menganalisa situasi secara
menyeluruh dan tenik mengambil keputusan.
3. Pemimpin Sebagai Ahli
Di sini pemimpin dituntut sebagai sumber informasi, sumber keakhlian,
keterampilan dan kemampuan. Berarti diharapkan seorang pemimpin mempunyai
dan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dan pengetahuan yang luas
sesuai dengan bidang dari  kelompok dimana ia berada. Menunjukkan pula bahwa
seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan dan pengetahuan lebih dari
pembantu-pembantunya atau para bawahannya. Tetapi dalam hal lain, pemimpin
mempunyai wewenang untuk mendelegasikan tanggung jawab serta perannya kepada
seseorang di dalam kedudukannya pada jenjang tertentu. Walaupun demikian, secara
ideal pemimpin sebagai akhli tetap diperlukan, di samping  ia sebagai koordinator
yang baik. Tuntutan kecakapan dan kemampuan di setiap bidang yang berkaitkan
dengan bidang dari kelompoknya akan tetap terdapat.
4. Pemimpin Sebagai Pelaksana
Pemimpin adalah seseorang yang aktif dalam membuat hal-hal terlaksana. Ia
bertugas sebagai koordinator, demikian pula dengan fungsinya yaitu mengusahakan
dan melaksanakan suatu kerja untuk mencapai tujuan bersama. Berarti secara
langsung pemimpin mengarahkan, mendekati dan mengusahakan penyelesaian
masalah demi tercapainya tujuan bersama.
5. Pemimpin Sebagai Pengendali
Pemimpin mempunyai tugas untuk memimpin dan mengendalikan hal-hal
detail dan spesifik, juga ia mengendalikan hubungan internal di  dalam kelompoknya.
Karena pada dasarnya dalam suatu kelompok manusia selalu mengadakan interaksi,
baik dengan benda mati maupun dengan orang-orang yang terlibat dalam kelompok
itu, demi pencapaian tujuan bersama, pemimpin mempunyai tugas untuk menjadi
pengamat dan pengendali kelancaran hubungan-hubungan yang terjadi. Melalui
kelancaran dan kebaikkan perhubungan antar unsur, pencapaian tujuan bersama dapat
terlaksana dengan lebih baik lagi.
6. Pemimpin Sebagai Pemberi Hadiah dan Hukuman
Hakekat daripada hadiah dan hukuman, tidak lain untuk memperjelas dan
mempertegas akan kebenaran dan kesalahan suatu tindakan. Sesuai dengan
kedudukan, fungsi dan wewenang yang lebih dari anggota lain, pemberian hadiah
dan hukuman dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Melalui kejelasan dan
ketegasan akan kebenaran dan kesalahan suatu tindakan, menentukan pula besar
kecilnya hukuman atau hadiah yang diberikan. Tetapi jelas pula bahwa hadiah atau
hukuman, tidaklah diberikan dengan begitu saja tanpa adanya alasan tertentu.
Kejelasan dari suatu alasan dalam pemberian hadiah atau hukuman, akan
menentukan tingkat efektifitasnya. Nilai efektivitas yang diharapkan, tidak lain
berkaitan dengan penambahan motivasi penerima hadiah atau hukuman tersebut,
sesuai dengan kedudukannya dalam kelompoknya. Untuk pencapaiannya hadiah atau
hukuman tidaklah harus selalu berupa barang atau materi, bentuk lain dalam
penampilannya dapat berupa pujian atau teguran kepada yang dimaksud.
7. Pemimpin Sebagai Teladan dan Lambang
Melalui wewenang yang luas, pemimpin mempunyai ruang gerak yang luas
pula. Ketajaman pandangan pengikut terhadap pimpinannya bukan merupakan hal
yang luar biasa. Sorotan dan penilaian terhadap diri pemimpin dapat terjadi. Sejauh
itu pula kebaikkan dan keburukan yang dilakukan pimpinan menjadi perhatian para
pengikut. Terlepas dari baik dan buruk, tentunya sikap, tindak dan cara dari seorang
pemimpin, diharapkan dapat dijadikan contoh atau teladan untuk ditiru dan diikuti
oleh para pengikutnya. Tingkat penilaian yang dihasilkan oleh para pengikut, dapat
mencerminkan kwalitas dari seorang pemimpin, yang sekaligus pula mencerminkan
akan kebaikan atau keburukan kelompok secara keseluruhan. Atas dasar pandangan-
pandangan ini, pemimpin selaku tokoh dengan tingkat wewenang yang tinggi,  serta
mendapatkan penilaian dari para pengikut melalui pencerminannya, maka dapat
dianggap bahwa seorang pemimpin menempati kedudukan sebagai lambang dari
kelompoknya. Cap terhadap kelompok secara keseluruhan,  dapat timbul dan
terbentuk dari cap yang diterapkan terhadap pimpinannya secara tersendiri.

Adapun etika bisnis  perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, dimana
diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan biasanya dimulai
dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen. Dalam sudut pandang peran etika mempunyai tiga sudut
pandang yaitu sebagai berikut :
 Sudut Pandang Ekonomis
Maksudnya disini adalah adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan
pekerja, produsen dengan konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah
organisasi. Kegiatan antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung
oleh karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam
bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang
melibatkan berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business
adalah bisnis yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang
berkualitas etis.
 Sudut Pandang Etika
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi jangan
keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain. Tidak semua
yang bisa kita lakukan boleh dilakukan juga. Kita harus menghormati
kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan, bahwa dengan itu kita
sendiri tidak dirugikan, karena menghormati kepentingan dan hak orang lain
itu juga perlu dilakukan demi kepentingan bisnis kita sendiri.
 Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum” Hukum
Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu hukum
modern. Dan dalam praktek hukum banyak masalah timbul dalam hubungan
bisnis, pada taraf nasional maupun international. Seperti etika, hukum juga
merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
C. Fungsi Pemimpin dan Etika kepemimpinan

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu
fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

1. Fungsi Administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan


menyediakan fasilitasnya.

2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing,


staffing, directing, commanding, controling, dsb.

Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:.


1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam
tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang
dipimpinya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang
yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang
dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan
pemimpin.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan perusahaan adalah penerapan etika
dalam bisnis. Setiap perusahaan memiliki permasalahan etika bisnis yang berbeda.
Hal ini disebabkan karena operasional perusahaan yang sangat spesifik dalam
berbagai bidang kerja, sehingga setiap fungsi perusahaan memilki masalah etika
tersendiri. Adapun fungsi menerapkan etika bisnis yaitu :

1. Menciptakan Kepercayaan Konsumen

Perusahaan yang memegang teguh etika bisnis dan nilai-nilai moral dalam
menjalankan usahanya akan menciptakan konsumen yang loyal. Loyalitas ini
timbul karena adanya trust dari konsumen bahwa perusahaan tidak melakukan
kecurangan atau hal-hal negatif yang dapat merugikan konsumen.
2. Image Perusahaan Yang Baik Di Mata Konsumen

Citra perusahaan yang baik akan mendapatkan tanggapan yang positif dari
konsumen.  Dengan adanya respon positif dari konsumen maka perusahaan
tersebut akan dikenal dan produknya akan mengalami peningkatan penjualan.

3. Sebagai Motivasi Karyawan

Karyawan yang bekerja di perusahaan yang menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai
moral akan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Mengingat perusahaan dimana
mereka bekerja mendapatkan kepercayaan dan respon positif di mata masyarakat,
tentunya akan membuat para karyawan ini merasa bangga menjadi bagian dari
perusahaan tersebut. Kebanggan inilah yang akan melecut semangat karyawan
untuk termovitasi bekerja dengan semakin lebih baik.

4. Menghasilkan Profit Bagi Perusahaan

Dengan tingginya kepercayaan konsumen pada bisnis anda, yang akan menaikkan
citra perusahaan dan didukung dengan motivasi karyawan, maka tidak sulit bagi
perusahaan anda untuk menghasilkan profit yang signifikan.
D. Tipe-tipe Pemimpin yang Mempunyai Etika

1. Secara teoritis tipe kepemimpinan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:
Tipe Otoriter. Tipe ini merupakan tipe kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan
ditangan seseorang atau sekelompok kecil orang-orang yang disebut atasan sebagai
penguasa atau penentu yang tidak dapat diganggu gugat dan orang yang lain
(bawahan) harus tunduk pada kekuasaannya dibawah ancaman dan hukuman sebagai
alat dalam menjalankan kepemimpinannya. Bagi bawahan tidak ada kesempatan
untuk berinisiatif dan mengeluarkan pendapat. Instruksi atau perintah atasan tidak
boleh ditafsirkan, tapi harus dilaksanakan secara tertib dan konsekuen tanpa
kesalahan.

2. Tipe Laissez-Faire. Tipe ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter.


Dalam realitas kepemimpinannya dilakukan dengan memberikan kebebasan
sepenuhnya kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk mengambil keputusan
secara perseorangan. Pemimpin hanya berfungsi sebagai penasihat. Akibatnya,
sasaran kerja menjadi simpang siur. Dan akhirnya pemimpin hanya menjadi
“pelayan” para anggota.

3. Tipe Demokratis. Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor


utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin didasari
prinsip yang saling menghargai dan menghormati. Kegiatan kepemimpinan
dilaksanakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kemampuan
pemimpin pada setiap anggota kelompok suatu peran dan posisinya. Kepemimpinan
demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah, yang berusaha
memanfaatkan setiap anggota untuk kepentingan dan kemajuan organisasi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau


kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki
kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya,
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan tanpa etika adalah
malapetaka karena dapat menimbulkan ketidakstabilan dan kehancuran. Seorang
pemimpin wajib untuk memimpin dengan berpondasikan etika yang kuat dan santun.
Sebab, tanpa etika kepemimpinan, maka pemimpin tidak akan pernah mampu menyentuh
hati terdalam dari para pengikut. Seorang pemimpin yang memiliki etika akan mampu
membawa organisasi yang dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan dengan
memanfaatkan semua potensi yang ada pada semua anggota organisasi yang dipimpin.
Kepemimpinan tanpa etika adalah malapetaka karena dapat menimbulkan
ketidakstabilan dan kehancuran. Seorang pemimpin wajib untuk memimpin dengan
berpondasikan etika yang kuat dan santun. Sebab, tanpa etika kepemimpinan, maka
pemimpin tidak akan pernah mampu menyentuh hati terdalam dari para pengikut.
Seorang pemimpin yang memiliki etika akan mampu membawa organisasi yang
dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan dengan memanfaatkan semua potensi yang
ada pada semua anggota organisasi yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tegalrejo-gedangsari.desa.id/first/artikel/119-Pemimpin-Dan-
Kepemimpinan

https://studilmu.com/blogs/details/etika-bisnis-definisi-tujuan-contoh-dan-
manfaatnya-dalam-perusahaan

https://www.kompasiana.com/bella77033/5b48a47cf1334430da730344/menjadi-
pemimpin-yang-beretika-etika-kepemimpinan

https://business.tutsplus.com/id/tutorials/what-is-ethical-leadership--cms-31780

https://bbs.binus.ac.id/management/2018/06/4-gaya-kepemimpinan-yang-efektif-dalam-
perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai