Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KARYA TULIS ILMIAH

PENTINGNYA SIKAP DISIPLIN BAGI TARUNA DI


LINGKUNGAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Nazwar (18)
Kelas : D-III Nautika B
NIT : 08 20 018 1 41

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA


Jalan Boulevard, Gunung Anyar No 1, Kec. Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur,
60294
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya saya
dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Pentingnya Sikap Disiplin Bagi Taruna Di
Lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya”. Walaupun beberapa hambatan yang saya alami
selama proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu.

Dan tidak luput saya sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing, yang telah
ikut serta membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan karya ilmiah. Saya ucapkan
terimakasih juga terhadap teman-teman mahasiswa yang sudah ikut memberi kontribusi baik
secara langsung ataupun tidak langsung dalam proses karya ilmiah ini.

Suatu hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat atas hasil dari karya ilmiah ini.
Karena itu saya berharap semoga karya ilmiah ini memberikan dampak baik dan berguna bagi
kita semua.

Saya pun menyadari didalam penulisan karya ilmiah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif untuk
mencapai sempurnanya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah  ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca.

Surabaya, Januari 2021

Muhammad Nazwar
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.  Disiplin sangat penting digunakan terutama untuk
memotivasi taruna agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan kegiatan baik secara
perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik taruna untuk
mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat
menghasilkan sesuatu yang baik. Kurangnya pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan
kebijakan yang ada merupakan penyebab terbanyak tindakan indisipliner.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak pimpinan sebaiknya memberikan
program orientasi kepada taruna yang baru pada hari pertama mereka masuk, karena taruna
tidak dapat bertingkah laku dengan baik dan patuh, apabila peraturan / prosedur atau
kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain
memberikan orientasi, pimpinan harus menjelaskan secara rinci peraturan peraturan yang
sering dilanggar, berikut rasional dan konsekuensinya. Demikian pula peraturan/prosedur atau
kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui, sebaiknya diinformasikan kepada
staf melalui diskusi aktif.
  Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan yang diberikan telah
gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu diizinkan untuk
melakukan kesalahan dan harus belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner
sebaiknya dilaksanakan dengan cara yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang
berlaku menurut tingkat pelanggaran dan klasifikasinya. 

B. Perumusan Masalah

A. Rumusan Masalah Umum


a. Bagaimana Pentingnya sikap disiplin bagi taruna di lingkungan Politeknik
Pelayaran Surabaya ?
B. Rumusan Masalah Khusus
Penelitian terhadap pentingnya sikap disiplin bagi taruna di lingkungan
Politeknik Pelayaran Surabaya dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang
jelas dan komprehensif tentang sikap disiplin bagi taruna. Berdasarkan uraian latar
belakang masalah tersebut dan untuk membatasi kajian dalam penelitian ini, maka
penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan yang akan dibahas dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana dampak yang ditimbulkan sikap disiplin taruna di lingkungan
Politeknik Pelayaran Surabaya ?
b. Faktor apa sajakah yang bisa mempengaruhi sikap disiplin taruna di
lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya ?
c. Bagaimana cara pihak Politeknik Pelayaran Surabaya menerapkan sikap
disiplin taruna di lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Penelitian Umum
a. Untuk memaparkan pentingnya sikap disiplin taruna di lingkungan
Politeknik Pelayaran Surabaya.
2. Tujuan Penelitian Khusus
a. Dampak dari itu sikap disiplin bagi taruna taruna di lingkungan
Politeknik Pelayaran Surabaya.
b. Faktor yg menyebabkan sikap disiplin taruna taruna di lingkungan
Politeknik Pelayaran Surabaya.
c. Untuk mengetahui cara pihak Politeknik Pelayaran Surabaya
menerapkan sikap disiplin taruna di lingkungan Politeknik Pelayaran
Surabaya.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat memberi kontribusi bagi perkembangan
kepribadian taruna taruna di lingkungan Politeknik Pelayaran
Surabaya, untuk orang tua dan masyarakat sekitar.
b. Hasil penelitian ini mampu digunakan sebagai pedoman bagi
penelitian yang sejenis dan memberikan manfaat bagi pembaca
terutama taruna untuk meningkatkan kepribadian taruna, khususnya
di lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Taruna
1) Untuk menerapkan sikap disiplin bagi taruna taruna di
lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya.
2) Memberi masukan bagi taruna untuk selalu mempunyai
kepribadian yang disiplin.
b. Bagi orang tua
1) Lebih meningkatkan intensitas komunikasi dengan anaknya yang
berprofesi menjadi taruna di lingkungan Politeknik Pelayaran
Surabaya.
2) Memberikan inspirasi dan rujukan bagi orang tua dalam rangka
perbaikan kedisiplinan anaknya yang berprofesi menjadi taruna di
lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya.
c. Bagi peneliti
Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang menyangkut latar belakang pendidikan formal
orang tua dan intensitas komunikasi dalam keluarga terhadap
pentingnya sikap disiplin taruna. Terhindar dari potensi sikap
indisplin yang bisa merusak pribadi seorang taruna.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Disiplin

1. Pengertian Disiplin
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang
seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya
dilakukan karena merupakan hal-hal yang dilarang.
Disiplin pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia.
Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan
disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama.
Disiplin secara luas, menurut Conny (2002 : 90) diartikan sebagai semacam pengaruh yang
dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi tuntutan dari lingkungannya. Disiplin
itu tumbuh dari kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan
individu untuk berbuat sesuatu yang dapat dan ingin ia peroleh dari orang lain atau karena
situasi dan kondisi tertentu, dengan batasan peraturan yang diperlukan terhadap dirinya atau
lingkungan dimana ia hidup.
Disiplin adalah patuh terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya
tujuan itu (Subari, 1994 : 164). Sedangkan menurut Amir Daien Indrakusuma (1973 : 142)
menyebutkan bahwa disiplin merupakan kesediaan untuk mematuhi peraturan-peraturan dan
larangan-larangan. Kepatuhan disini bukan hanya patuh karena adanya tekanan-tekanan dari
luar, melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya
peraturanperaturan dan larangan tersebut. Disiplin adalah latihan pikiran, perasaan, kehendak
dan watak, latihan pengembangan dan pengendalian perasaan, pikiran, kehendak dan watak
untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur (Sukarna, 1992 : 104).
Dari kata disiplin muncullah kata kedisiplinan. Dalam penelitian ini, disiplin mendapat
tambahan awalan ke- dan akhiran -an (kedisiplinan). Menurut W.J.S Poerwadarminta (1997 :
254), kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat konfiks ke – an yang mempunyai
arti latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata
tertib.
Kedisiplinan adalah ketaatan terhadap aturan atau tata tertib (Pius, 2001 : 121). Tata tertib
berarti separangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur
(A.S. Moenir, 1983 : 181). Jadi kedisiplinan merupakan hal mentaati tata tertib disegala aspek
kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lain lain. Dengan kata lain,
kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban.
Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung kepada
sikap disiplinnya. Orang yang berdisiplin akan berperilaku apa yang seharusnya diperbuat,
tidak mengada-ada, tidak dilebih-lebihkan tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang
sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya, melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya.
Sikap disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar, disiplin
dalam beribadah, disiplin dalam bekerja, dan disiplin dalam beraktivitas lainnya. Dari
beberapa definisi diatas, menunjukkan bahwa kedisiplinan merupakan ketaatan dan kepatuhan
pada peraturan yang dilakukan dengan rasa senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa.
2. Tujuan Kedisiplinan
Adapun tujuan kedisiplinan menurut Elsbree dalam bukunya ”Leadership In Elementary
School Administration And Supervision” yang dikutip oleh Drs. Piet A. Sahertian (1994 : 122-
123) menyatakan: He should accept the phylosopy that discipline any action have two
pourpose, tujuan tersebut adalah:
a. Menolong anaknya menjadi matang pribadinya dan berubah dari sifat
ketergantungan kearah tidak ketergantungan.
b. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan situasi dan
kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala peraturan yang ada dengan
penuh perhatian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan adalah dalam rangka untuk menolong
dan membimbing taruna agar matang pribadinya dan dapat meningkatkan kehidupan mental
yang sehat sehingga memberikan cukup kebebasan bagi mereka untuk berbuat secara
bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

3. Faktor-faktor Kedisiplinan
Dalam rangka membina dan meningkatkan kedisiplinan taruna dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang ada terutama di lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya, perlu
diperhatikan unsur-unsur yang mempengaruhi terhadap kedisiplinan taruna agar disiplin dapat
terwujud dalam perilaku taruna. Adapun faktor-faktor pembentukan perilaku yang termasuk
didalamnya perilaku disiplin adalah:

a. Faktor Genetik
Yang dimaksud faktor genetik adalah segala hal yang dibawa oleh anak sejak lahir sebagai
warisan dari orang tuanya. Menurut Mahfud Salahuddin, faktor genetik atau hereditas adalah
kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang bagi manusia, menurut pola-pola, ciri-ciri,
serta sifat-sifat tertentu dari satu generasi ke generasi berikutnya (Mahfud Shalahuddin, 1990 :
81). Pembentukan perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh limpahan orang tua kepada
keturunannya karena faktor ini meski tidak kuat, namun merupakan bentuk dasar dari perilaku
seseorang. Demikian halnya dengan kedisiplinan, sangatlah mungkin kedisiplinan tersebut
dipengaruhi oleh watak yang dibawa seseorang sejak lahir.

b. Faktor Lingkungan
Lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kedisiplinan karena
perkembangan seseorang tidak terlepas dari peranan lingkungan, disamping faktor
pembawaan, kedisiplinan juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dimana ia berada. Sejak
lahir manusia berinteraksi dengan lingkungan, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan dimana ia tinggal. Fungsinya kepribadian seseorang merupakan hasil dari
interaksi antara dirinya dan lingkungan. Baik lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis.

c. Faktor Pendidikan
Menurut Marimba (1989 : 19), pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Dalam sasaran pendidikan tidak semata-mata pengalihan
pengetahuan dan keterampilan saja, salah satu bagian yang teramat penting adalah pembinaan
watak. Pembinaan watak merupakan bagian integral dari pendidikan. Oleh sebab itu bahwa
pendidikan memainkan peranan penting dalam pembentukan perilaku seseorang, termasuk
didalamnya perilaku disiplin.

d. Faktor Pengalaman
Pengalaman disini adalah keseluruhan peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman seseorang
juga mempunyai pengaruh terhadap pembentukan watak termasuk kedisiplinan (Evi, 2011 :
34-38).

B. Taruna Pelayaran

1. Pengertian Taruna

Menurut Arso Martopo (1986: 3) “taruna” adalah setiap orang yang berhak mengikuti
pendidikan dan latihan serta telah ditetapkan sebagai taruna dan berdasarkan SK Kepala
Politeknik Ilmu Pelayaran Surabaya.

C. Politeknik

1. Pengertian Politeknik
Menurut Hardjana, Agus M (1994 : 11-12), Politeknik merupakan perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus (UU 2
Tahun 1989, Pasal 16, ayat (4)). Politeknik menyelenggarakan program pendidikan
professional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus (PP 30 Tahun 1990, Pasal 6, ayat
(3)). Yang dimaksud dengan sejumlah bidang pengetahuan khusus adalah progam-progam
studi yang dalam pelaksanaan tidak harus terkait satu dengan lainnya.
Jadi arti dari politeknik ilmu pelayaran adalah perguruan tinggi yang menyelegarakan
pendidikan terapan dalam bidang ilmu sehingga dengan demikian pada satu politeknik
misalnya, kemaritiman. Contoh adalah pengetahuan tentang bernavigasi sebagai bidang
pengetahuan khusus dari ilmu kemaritiman.

D. Penerapan Disiplin

1. Pengertian Penerapan Disiplin

Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri,
latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman, dari pengertian kedisiplinan di atas maka
diperlukan penerapannya kepada taruna, dalam kamus besar bahasa indonesia kata penerapan
adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa para ahli seperti Lukman Ali
mengatakan bahwa penerapan adalah memperaktekkan atau memasangkan. Sedangkan
menurut J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain mengatakan bahwa penerapan adalah hal,
cara, atau hasil. Dari pemaparan dua ahli tersebut maka dapat dipahami bahwa penerapan
merupakan tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
Jika dikaitkan dengan kedisiplinan maka penerapan disiplin merupakan suatu tindakan
yang dilakukan untuk menaati segala peraturan yang telah dirumuskan baik secara lisan
maupun tulisan. Adapun unsur-unsur dari penerapan meliputi:
1) Adanya program yang dilaksanakan.
2) Adanya kelompok target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dan diharapkan akan
menerima manfaat dari program tersebut.
3) Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan, pelaksanaan maupun pengawasan dari proses penerapan tersebut (Didik,
2014 : 36).
Penerapan kedisiplinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan lembaga pendidikan
untuk mendorong seluruh taruna agar melaksanakan kedisiplinan, dengan adanya tata tertib
yang diberlakukan oleh lembaga pendidikan mengharuskan tarunanya untuk senantiasa
mentaati dan menerapkan kedisiplinan dalam setiap diri individu tersebut, penerapan
kedisiplinan ini dapat dinilai dari seberapa seringnya taruna melaksanakan tata tertib dan atau
melanggar tata tertib yang berlaku dilembaga pendidikan tersebut.
Dalam sebuah lembaga khususnya lembaga pendidikan seringkali menerapkan kedisiplinan
baik dalam segi lembaga yang menerapkannya, atau pun membiasakan taruna untuk
menerapkan kedisiplinan kepadanya dengan secara bertahap, upaya ini dilakukan untuk
memberikan perubahan kepada taruna untuk senantiasa membiasakan diri melakukan
kedisiplinan, pihak kampus juga harus melaksanakannya secara adil dan tidak memihak,
dalam penerapan disiplin ini seringkali dibarengi dengan pemberian hukuman, fungsi pada
pemberian hukuman tersebut adalah memberikan efek jera pada setiap individu, dengan
adanya hukuman setiap taruna akan menimbang kembali jika akan melanggar tata tertib
sekolah.
Penerapan disiplin dalam lingkungan pendidikan adalah menerapkan sikap taruna yang
tunduk dan patuh terhadap aturan yang berlaku dalam lembaga pendidikan tersebut, dalam
peroses penerapan disiplin ini sangat erat kaitannya dengan tata tertib kampus, penerapan
disiplin dapat dilihat dan dinilai melalui tata tertib yang berlaku di lembaga pendidikan.
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkan dari dalam diri taruna. Karena tanpa sikap
kesadaran dari diri sendiri, maka apapun usaha yang dilakukan oleh seseorang hanya akan sia-
sia.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis / Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7) penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara acak (random sampling).
Creswell (1944), Penelitian kuantitatif adalah sebuah penyelidikan tentang masalah sosial
berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan
angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi
prediktif teori tersebut benar. Punch (1988), penelitian kuantitatif adalah penelitian empiris di
mana data-datanya dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung. Penelitian kuantitatif
memperhatikan pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik. Nana Sudjana dan
Ibrahim (2001), Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian
ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-metode
penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif. Bryman (2005), proses penelitian
kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, desain penelitian, memilih subjek, mengumpulkan
data, memproses data, menganalisa data, dan menuliskan kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, bahwasannya penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan sampel dan populasi sebagai subjek penelitian. Penggunaan
teknik acak atau random sampling, penggunaan instrument penelitian dalam pengambilan
sampel, serta hasil penelitian berupa statistik. Kemudian jenis penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengatahui nilai variabel mandiri
dan membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lain.
Pada penelitian ini, penulis mendapatkan 23 responden pentingnya sikap disiplin bagi taruna
di lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya.
Melalui 23 responden yang telah berpartisipasi, terdapat beberapa kasus yang sama
terhadap bagaimana cara responden menyikapi masalah pentingnya sikap disiplin bagi taruna
di lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya.

B. Data dan Sumber Data


Data dapat diartikan sebagai fakta yang akan diolah dalam kegiatan penelitian. Menurut
sumber datanya, data dapat digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengambilan data. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain,
tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek.
1. Data primer berupa pokok yang dijadikan sebagai objek kajian yaitu berupa data
hasil kuisioner melalui Google Formulir yang disebarkan melalui link.
2. Data sekunder dalam penelitian ini berupa data-data pendukung seperti jurnal,
artikel maupun berita yang berasal dari media internet untuk digunakan dalam
sumber data tersebut.

C. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2021, pukul 22.25 WITA.
Adapun tempat dilaksanakannya penelitian ini ialah melalui gadget masing-masing,
dengan link kuisioner yang telah disebarkan. Kemudian para responden mengisi
kuisioner dengan sistem online.

D. Pengumpulan data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pada
penelitian ini, penulis menggunakan kuisioner sebagai teknik pengumpulan data.
Pengambilan data dilakukan pada 23 responden dengan menggunakan kuisioner
tentang pentingnya sikap disiplin bagi taruna di lingkungan Politeknik Pelayaran
Surabaya.

2. Instrumen Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah sebuah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode penelitian dengan memerlukan sebuah alat bantu berupa instrumen. Instrumen yang
dimaksud ialah kuisioner yang digunakan untuk mendata informasi yang berasal dari
partisipan. Melalui kuisioner, peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk dijadikan
sumber data yang relevan dalam penelitian tersebut. Pertanyaan kuisioner tersebut antara
lain :
a. Apakah anda seorang taruna atau mantan taruna di Politeknik Pelayaran Surabaya?
b. Bagaimana sikap anda ketika mengetahui pentingnya kedisiplinan di Politeknik
Pelayaran Surabaya?
c. Menurut anda, apakah terdapat perubahan yang tampak ketika berada di Politeknik
Pelayaran Surabaya?
d. Jika terdapat perubahan, apakah perubahan tersebut termasuk dampak positif atau
sebaliknya? (jelaskan dalam bentuk apa perubahannya)
e. Kemudian, apakah pengaruh kedisiplinan juga berperan andil dalam perkembangan
psikologis anda?
f. Bagaimana cara atau sikap anda dalam menerapkan sikap disiplin ini di luar maupun
di dalam wilayah Politeknik Pelayaran Surabaya?

3. Prosedur Pengumpulan Data

a. Menentukan Narasumber

Narasumber adalah seseorang yang berperan atau yang menjadi informan dalam
pengambilan data yang akan digali, serta menguasai persoalan yang ingin
diteliti dan berwawasan cukup. Narasumber pada penelitian ini adalah taruna
atau mantan taruna dari Politeknik Pelayaran Surabaya

b. Membuat Daftar Pertanyaan

Peneliti membuat beberapa pertanyaan seputar dampak kedisplinan di


Politeknik Pelayaran Surabaya, serta cara penerapan dari kedisiplinan tersebut.

c. Melakukan Penyebaran Kuisioner

Pengambilan data dilakukan kepada para taruna atau mantan taruna dari
Politeknik Pelayaran Surabaya.

d. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, akan dapat ditarik kesimpulan mengenai benar
atau tidaknya pentingnya sikap disiplin taruna di Politeknik Pelayaran Surabaya

E. Penganalisisan Data

1. Teknik Penganalisisan Data

Teknik ini menggunakan hasil rekap data yang diperoleh berdasarkan kuisioner
yang telah diisi oleh responden.

2. Instrumen Penganalisisan Data

Hasil dari rekapan data yang diperoleh berasal dari jurnal yang membahas tentang
pentingnya sikap disiplin bagi taruna dibawah naungan Kementrian Perhubungan.

3. Prosedur Penganalisisan Data

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, dan sejenisnya.

3. Penarikan Simpulan (Conclusion drawing)

Dari data yang diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan polanya kemudian
ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung
pengumpulan data berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai