Anda di halaman 1dari 32

USAHA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII


DI MTS QAMARUL HUDA WAJAGESENG KECAMATAN
KOPANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH
TAHUN AJARAN 2021/2022

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi


Syarat Guna Memperoleh Ijin Penulisan Skripsi
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Oleh

HUZAEPATUL ALAWIYAH
NIM : 2017.105.01.0218

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TERBIYAH (STIT)
DARUSSALIMIN NW PRAYA
2021
PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada .................................... 2021

Praya, ........................................ 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(SUHAILI, S.Pd., M.Pd) (FAWAZ, M.Pd.I)


NIY: NIY:

Ketua Prodi PAI

(HUSNU MA’AB, S.Pd.I., M.Pd.)


NIY:

ii
Daftar Isi

Halaman
Halaman Judul ....................................................................................................... i

Lembar Pengesahan Judul ................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................... iii

A. Judul ...................................................................................................................1

B. Konteks Penelitian .............................................................................................1

C. Fokus Penelitian .................................................................................................4

D. Asumsi Masalah .................................................................................................4

E. Tujuan Penelitian ...............................................................................................5

F. Manfaat Penelitian .............................................................................................6

G. Kajian Pustaka....................................................................................................7

1. Definisi Konseptual ......................................................................................7

2. Landasan Teori .............................................................................................8

H. Metode Penelitian.............................................................................................20

1. Jenis Penelitian ...........................................................................................20

2. Jenis Data ...................................................................................................21

3. Sumber Data ...............................................................................................22

4. Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data ...............................................23

5. Tekhnik Analisa Data .................................................................................25

I. Sistematika Penulisan ......................................................................................27

J. Jadwal Penelitian..............................................................................................28

K. Daftar Pustaka ..................................................................................................28

iii
1

A. Judul Penelitian

“UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTS QAMARUL

HUDA WAJAGESENG KECAMATAN KOPANG KABUPATEN

LOMBOK TENGAH TAHUN AJARAN 2021/2022”.

B. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan

suatu bangsa. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004 pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi

yang siswa melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagmaan,

pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia,

serta memiliki ketrampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan

negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah

kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, bahan, dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditentukan.

Peran guru sangat besar dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan

meningkatkan kualitas kompetensi siswa. Dalam mengajar, ia harus mampu

membangkitkan potensi diri, memotifasi, memberi suntikan energi, dan

menggerakkan siswa melalui pola pembelajaran yang kreatif dan kontekstual.

Pola pembelajaran yang demikian akan menunjang tercapainya sekolah yang


2

unggul dan kualitas lulusan yang siap bersaing dalam arus perkembangan

zaman.

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mencapai hasil yang

optimal tetap menjadi agenda utama bagi seorang guru. Upaya guru tidak

semata-mata diarahkan pada prestasi belajar konseptual tetapi juga diarahkan

secara operasional, seperti apa yang diinginkan siswa dan sesuai upaya yang

dilakukan seorang guru.

Akan tetapi terkait langsung pada meningkatnya prestasi belajar siswa

guru memfokuskan pada proses belajar mengajar. Upaya tersebut

dilaksanakan secara menyeluruh dan terpaku mulai dari dimulainya awal

semester sampai ahkir semester.

Meningkatnya prestasi belajar ini dilandasi adanya upaya guru dan

meningkatkan prestasi belajar maksudnya agar guru dan sekolah

menghasilkan lulusan yang terbaik berdasarkan tujuan seorang guru dan pihak

sekolah tidak hanya prestasi belajar konseptual tetapi harus prestasi belajar

secara operasional.

Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah didalamnya

secara langsung akan terjadi proses interaksi belajar mengajar, hal ini

mengingat bahwa interaksi belajar mengajar merupakan hubungan timbal

balik antara guru (pengajar) dan siswa harus menunjukkan adanya hubungan

yang bersifat edukatif (mendidik).

Untuk memunculkan sebuah interaksi yang dimaksud, diperlukan

kerjasama yang baik dan komunikasi yang aktif antara komponen pendidikan,
3

yaitu guru sebagai pendidik, siswa sebagai si terdidik, yang membahas tentang

materi atau bahan pelajaran dengan menggunakan metode dan media

pembelajaran yang cocok, serasi, dan memadai.

Da

lam komunikasi aktif ini, guru sebagai pendidik harus memandang

bahwa “siswa adalah subyek belajar, dan bukan obyek, sebagai unsur manusia

yang “pokok” dan sentral, bukan unsur pendukung atau tambahan”. Jadi, di

kemudian hari tidak ditemukan bahwa guru mendominasi kegiatan belajar

mengajar, tetapi berusaha membantu memberikan motivasi dan bimbingan

agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya dalam

meningkatkan prestasi belajar.

Sebagaimana terlihat dalam proses pembelajaran di MTs Qamarul Huda

Wajageseng bahwa guru secara aktif mendampingi siswa untuk memahami

sebuah materi atau bahan pelajaran dengan menggunakan metode yang sesuai

serta media belajar yang tepat dan efisien, dengan harapan dapat tercapai

tujuan dalam meningkatkan prestasi belajar.

Hasil survey di MTs Qamarul Huda menunjukkan bahwa dalam proses

pembelajaran akidah akhlak guru selalu berusaha meningkatkan prestasi

belajar siswa melalui berbagai metode pembelajaran. Hal ini karna guru

memahami tanggung jawabnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya.

Selain itu, dari hasil wawancara peneliti kepada guru dan siswa MTs Qamarul

Huda Wajageseng dapat diketahui bahwa dalam proses belajar dan mengajar

guru berusaha memperbaiki proses pembelajaran yang berlangsung.


4

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui

bagaimana upaya-upaya yang dilakukan guru di MTs Qamarul Huda

Wajageseng dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Atas dasar tersebut

peneliti mengambil judul “Upaya Guru Akidah Akhlak dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Qamarul Huda Wajageseng Kecamatan Kopang Kabupaten

Lombok Tengah Tahun Ajaran 2021/2022”.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah di atas, maka agar

penelitian tidak keluar dari pembahasan permasalahan, maka akan

dikerucutkan pembahasannya melalui fokus penelitian. Adapun fokus

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Qamarul Huda Wajageseng?

2. Bagaimana upaya guru mata pelajaran akhlak dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Qamarul

Huda Wajageseng?

3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung guru mata pelajaran akhlak

dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs

Qamarul Huda Wajageseng?

D. Asumsi Masalah

Dalam suatu penelitian, asumsi masalah harus dapat memberikan

penjelasan sampai batas mana suatu teori dapat diterapkan. Asumsi atau
5

anggapan dasar merupakan suatu pernyataan yang tidak diragukan lagi

kebenarannya. Berdasarkan konteks penelitian dan fokus masalah diatas,

asumsi masalah dari upaya guru akidah akhlak dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Semua siswa memperoleh fasilitas dan kesempatan yang sama dalam

menerima pembelajaran

b. Prestasi belajar siswa merupakan gambaran kemampuan siswa yang

sebenarnnya

c. Pengamatan upaya guru dalam meningkatkan kemampuan siswa pada

proses pembelajaran dilakukan secara obyektif

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui guru

akhlak dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs

Qamarul Huda Wajageseng.

1. Untuk memahami prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs Qamarul Huda

Wajageseng.

2. Untuk memahami dan mendeskripsikan upaya guru mata pelajaran akhlak

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs Qamarul

Huda Wajageseng.

3. Untuk mengetahui penghambat dan pendukung guru mata pelajaran

akhlak dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di

MTs Qamarul Huda Wajageseng.


6

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki harapan besar terhadap hasil

penelitian sehingga hasil penelitian ini memiliki kegunaan bagi diri pribadi

penulis dan orang lain, yaitu:

1. Bagi Siswa

Sebagai motifasi agar siswa dalam rangka meningkatkan prestasi

belajar sesuai dengan tujuan dan apa yang diharapkan guru dan para siswa

sendiri.

2. Bagi Guru

Sebagai motivasi, evaluasi dan sumber inspirasi untuk melaksanakan

proses pembelajaran mata pelajaran akidah ahklak secara baik dan benar

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Kepala Madrasah

Sebagai masukan dan evaluasi untuk menentukan kebijakan kepada

guru akidah akhlak dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

secara benar.

4. Peneliti yang akan datang

Sebagai pendorong untuk terus berkarya dan sebagai penambah

wawasan dan pemahaman terhadap obyek yang diteliti guna menambah

ide yang saya ketahui dan terus akan dikembangkan, juga sebagai bekal

guna penelitian selanjutnya.


7

G. Kajian Pustaka

1. Definisi Konseptual

Untuk menghindari kesalah pahaman maka perlu dijelaskan

beberapa istilah pada judul proposal ini.

1. Upaya

Upaya merupakan usaha atau iktiar (untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, mencari jalan keluan dan sebagainya)

2. Guru

Guru adalah satu komponen manusia dalam proses belajar mengajar,

yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang

potensial dalam bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang

merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan secara

aktif dan mendapatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai

dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus

dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab

untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf

kematangan tertentu.

3. Prestasi Belajar

a. Secara konseptual

Prestasi belajar secara konseptual adalah penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, Iazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai


8

yang diberikan oleh guru. Contohnya prestasi berupa nilai yang

didapat dari ujian berupa tes tulis atau soal-soal ujian

b. Secara Operasional

Prestasi belajar secara operasional adalah perubahan tingkah

laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, balk yang

berdimensi cipta, rasa, maupun yang berdimensi karsa. Contohnya

sebuah prestasi yang berupa perubahan reaksi, tingkah laku setelah

melakukan pembelajaran.

4. Akidah Akhlak

Akidah adalah kepercayaan secara mutlak terhadap keberadaan

Tuhan, sedangkan akhlak yaitu budi pekerti, watak, kesusilaan

(berdasarkan etika dan moral) yaitu kelakuan yang mempakan akibat dari

sikap jiwa yang benar terbadap akhlaknya dan terhadap sesama manusia.

Sehingga akidah akhlak dapat diartikan sebagai salah satu mata pelajaran

disekolah yang bertujuan untuk mendidik siswa agar memiliki watak dan

budi pekerti yang baik sesuai dengan kepercayaan kepada Allah SWT.

2. Landasan Teori

A. Pengertian Guru

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dengan persetujuan bersama DPR RI dan

Presiden RI memutuskan menetapkan UU tentang guru dan dosen,

Bab 1 Pasal 1 dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan guru


9

adalah: Pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan menengah. Orang yang disebut guru

adalah orang yang memiliki kemampan merancang progam

pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa

dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan

sebagai tujuan akhir dalam proses pendidikan.1

Menurut Zakiah Daradjad, guru adalah “pendidik profesional,

karena secara implisit ia telah merelaka dirinya menerima dan

memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul di

pundak orang tua.” Orang tua telah menyerahkan anaknya ke sekolah,

berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini

mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya

kepada sembarang guru, karena tidak sembarang orang menjadi guru

(Nurdin, 2008).

Guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab

terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh

potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi

psikomotorik.

Guru Adalah “satu komponen manusia dalam proses belajar

mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya

1
Undang-undang Republik Indonesia, tentang Guru dan Dosen (Bandung: PT Pustaka Pelajar,
2006), hal. 3.
10

manusia yang potensial dalam bidang pembangunan.” Oleh karena

itu, guru yang merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan

harus berperan secara aktif dan mendapatkan kedudukannya sebagai

tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin

berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap

diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya

pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu (Sudirman,

2007).

B. Pengertian Akidah Akhlak

Sebelum melangkah lebih jauh membahas masalah materi

Akidah Akhlak, sebaiknya perlu dimengerti dulu pengertian Akidah

kata Akidah, menurut bahasa berasal dari Bahasa Arab : aqada-

yaqidu-uqdatan-qa’aqidatan artinya ikatan atau perjanjian,

maksudnya sesuatu yang terjadi tempat bagi hati dan hati nurani

terikat kepadanya (Anwar, 2008).

Istilah akidah di dalam istilah umum di sepakati untuk

menyebut “keputusan pikiran yang mantap, benar atau salah”.

Sedangkan dalam Pendidikan Agama Islam, “inti Akidah adalah

percaya dan pengakuan terhadap keesaan Alla atau disebut tauhid

yang merupakan landasan keimanan terhadap keimanan ainnya

seperti keimanan terhadap malaikat, rasul, kitab, hari akhirat, serta

qodho’ dan qodhar”.2

2
Aminudin dkk, Pendidikan Agama Islam, (Bogor: PT Ghalia Indonesia, 2002), hal. 81.
11

Pengertian Akhlak secara bahasa Enguistik, kata akhlak dari

Bahasa Arab yaitu Isim masdar (bentuk infinif) dari kata akhlak

yukhliqu, ikjlakan yang berarti al-sajiyah (perangai), al thabiah

(kelakuan), tabiat (watak dasar), al’adat (kebiasaan, kezaliman), al

maru’ah (peradapan yang baik), al-din (agama).

Menurut Zainudin Ali, Akhlak adalah : Hal ihwal yang melekat

dalam jiwa, dari padanya timbul perbuatan-perbuatan yang mudah

tanpa dipikirkan dan teliti oleh manusia apabila hal ilwah itu

menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik lagi terpuji oleh akal

dan syara’, maka tingkah laku itu dinamakan akhlak baik sebaliknya,

bila perbuatan-perbuatan itu buruk maka tingkah laku itu dinamakam

akhlak yang buruk (Dalyono, 2005).

Pendapat senada juga dikemukakan dalam Mujama Al Wasith,

Ibrahim Anis dalam bukunya Aminudin dkk, “akhlak adalah sifat

yang tertanam dalam jiwanya yang dengannya lahirlah macam-

macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membthkan pemikiran dan

pertimbangan.

Berdasarkan rumusan diatas, maka yang dimaksud dengan

Akidah Akhlak adalah suatu kepercayaan seseorang sehingga

menciptakan kesadaran diri bagi manusia tersebut untuk perpegang

teguh kepada norma dan nilai-nilai budi pekerti yang luhur tanpa

membutuhkan pertimbangan dan pemikiran, sehingga muncul

kebiasaan-kebiasaan dari seseorang tersebut dalam bertingkah laku.


12

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Prestai belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua

kata, yakni prestasi dan belajar, mempunyai arti yang berbeda.

Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi peneliti

menjabarkan dua makna tersebut.

Prestasi adalah sesuatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia yang di maksud dengan prestasi adalah “

hasil yang telah dicapai (di lakukan, dikerjakan, dan

sebagainya)”.3

Sedangkan Saiful Bahri Djamaah dalam bukunya Prestasi

Belajar dan Kompetensi Guru yang mengutip dari Mas’ud Hasan

Abdul qohhar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat

diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama

Nasrun berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan

tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan

penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa

(Djamaah, 1994).

Sedangkan belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan-

3
Departemen, Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Balai
Pustaka, 1999)
13

perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah

laku (Supriyono, 2008)

Berdasarkan penekanan kata kunci dalam banyak definisi

diatas, prestasi belajar merupakan hasil yang didapat dari

serangkaian proses belajar mengajar yang menimbulkan suatu

perubahan dari berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahamannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-

lain aspek yang ada pada individu.

2. Faktor yang mempengarui prestasi belajar

Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

peserta didik, faktor tersebut meliputi:

a. Kesehatan jasmani

Kesehatan fisik dan psikis memiliki pengaruh yang

sangat besar terhadap proses belajar. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Dalyono: Kesehatan jasmani dan rohani sangat

besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila

seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk

dan sebagaimana, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk

belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa)

kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan

kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua atau karena

sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi

semangat belajar (Dalyono, 2005).


14

b. Kematangan atau pertumbuhan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap

untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnaya anak dengan

kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya

sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk

berfikir abstrak, dan lain-lain. Sebagaimana yang dikatakan

Ngalim Purwanto, “mengajar sesuatu yang baru dapat berhasil

jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya;

potensi-potensi jasmani dan rohaniny telah matang untuk

itu.”4

c. Intelegensi

Intelegensi adalah factor yang sangat besar pengaruhnya

terhadap kemajuan belajar anak. Intelegensi merupakan

kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk

menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang

baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi

dan mempelajari dengan cepat. Peserta didik yang memiliki

intelegensi yang tinggi cenderung lebih mudah dalam

mengikuti proses belajar dan menghasilkan prestasi belajar

yang baik. Peserta didik yang memiliki intelegensi yang

4
Ngalim Purwanto, Psikologi pendidikan…, hal. 102.
15

rendah cenderung lebih lambat dalam mengikuti proses

pembelajaran dan menghasilkan prestasi belajar yang biasa

saja. “Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan

bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses

belajarnya akan lancer dab sukses bila dibandingkan dengan

orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah”

(Dalyono, 2005).

d. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan

ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau berlatih. Dari pengertian diatas, jelaslah

bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat

ditentukan oleh bakat yang dimilikinya.

e. Minat

Hilgard dalam Slameto (2003) memberikan rumusan

tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency

to pay attention to and some activity or content”.5 Minat besar

pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajarinya tidak sesuai minat peserta didik, peserta

didik akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada

daya tarik baginya. “Bahan pelajaran yang menarik minat

5
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama lslam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), hal. 130.
16

siswa lebih mudah dipelajari dan disempan karena minat

menambah minat belajar” (Slameto, 2006).

f. Cara belajar

Setiap peserta didik memiliki cara dan metode belajar

yang berbeda. Perbedaan metode belajar akan menghasilkan

prestasi belajar berbeda pula. Cara belajar seseorang juga

mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. “Belajar tanpa

memperhatikan teknik dan faktor biologis, psikologis, dan

ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang

memuaskan” (Tohirin, 2005).

g. Lupa

Menurut Tohirin (2005) lupa adalah “hilangnya

kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-

apa yang sebelumnya dipelajari”. Lupa menjadi faktor intrisik

yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Namun faktor lupa

dapat diminimalisir dengan latihan dan mempelajari kembali

materi yang telah dipelajari.

h. Motivasi

“Keadaan jiwa individu yang mendorong untuk

melakukan sesuatu perbuatan guna mencapai suatu tujuan bias

disebut motifasi”. Jadi motivasi erat sekali hubungannya

dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam mencapai tujuan

itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai


17

tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab

berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak

atau pendorongnya. Sebagaimana yang dikatakan Tohirin:

“Motif atau keinginan untuk berprestasi sangat menentukan

prestasi yang dicapainya.” Dengan demikian, keinginan

seseorang atau siswa untuk berhasil berasil dalam belajar juga

akan menentukan hasil belajarnya (Tohirin, 2005).

i. Sifat-sifat pribadi seseorang

“Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya

masing-masing yang berbeda antara seorang dengan yang

lain. Ada seseorang yang menpunyai sifat keras hati, tekun

dalam segala usahanya. Sifat-sifat kepribadian yang ada

seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi

sampai di manakah hasil belajarnya dicapai”. Peserta didik

yang terbuka dan mudah dalam menerima hal-hal baru akan

lebih mdah menerima materi dibandingkan siswa yang

tertutup dan sulit untku menerima hal-hal baru.

j. Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk

dipisahkan tetapi dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu

kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terjadi karena adanya kekacauan substansi

sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak


18

berkurang. “Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah

lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh (beristirahat).” Kelelahan rohani timbul

dikarenakan banyaknya beban pikiran yang ditanggung

ataupun karena adanya tekanan dari pihak luar. “Kelelahan

rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk mengahasilkan sesuatu

hilang.” (Slameto, 2003)

k. Kejenuhan dalam belajar

“Istilah kejenuhan akar katanya adalah “jenuh”.

Kejenuhan bisa berarti padat atau penuh sehingga tidak

mampu lagi memuat apapun.” Seorang peserta didik yang

mengalami kejenuhan dalam belajar tidak dapat menerima

materi baru, otaknya telah penuh dan mengalami fase

kemandengan (stagnan), karena otak yang telah lelah

sehingga tidak dapat mengolah informasi lagi (Tohirin, 2005)

Faktor eksternal, faktor dari luar peserta didik.faktor

tersebut meliputi:

a. Keadaan keluarga

Kondisi keluarga sangat mempengaruhi

keberhasilan prestasi peserta didik. Tinggi rendahnya

pendidkan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup

atu kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau


19

tidaknya kedua orang tua, tenang tidaknya situasi di

rumah. “suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-

macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana

dan sampai di mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-

anak.” (Purwanto, 2004).

b. Alat-alat Pelajaran

Alat-alat pelajaran atau media pembelajaran akan

membant upeserta didik dalam memahami materi

pelajaran. “Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan

perlengkapan yang diperlukan untuk belajar dan ditambah

dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya,

kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan

mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.”

c. Guru dan cara mengajar

Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor

yang penting terhadap prestasi belajar peserta didik.

“Bagaimana sikap dan kepribadian guru, rendahnya

pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru

itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya,

turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat

dicapai anak.”
20

d. Motivasi Sosial

Motivasi sosial merupakan faktor ekstrinsik yang

berpengaruh terhadap prestasi peserta didik. “Jika guru

atau orang tua dapat memberi motivasi yang baik pada

anak-anak timbullah dalam diri anak itu dorongan dan

hasrat untuk belajar lebih baik.”

e. Lingkungan sekitar

Kondisi lingkungan tempat tinggal peserta didik

turut berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. “Keadaan

lingkungan, bangunan rumah, keadaan lalu lintas, iklim

dan sebagainnya.” Dengan lingkungan sekitar yang bersih,

tenang dan nyaman (tidak bising) dan iklim sejuk akan

menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan.

Sedangkan belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan pada diri seseorang. erubahan-

perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek

tingkah laku (Daryono, 2005).

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah yang digunakan dalam

penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran

sesuatu yang berupa pengetahuan atau cara-cara berpikir dan berbuat


21

dengan baik untuk mengadakan penelitian, dan untuk mencapai suatu

tujuan penelitian.

Berdasar jenisnya penelitian ini termasuk penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual atau kelompok. Penelitian juga disebut dengan penelitian

lapangan (Field Reseach).

Deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi

tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu, oraganisasi,

industri atau perspektif yang lain. Adapun tujuannya adalah untuk

menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati,

menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Pada

umumnya penelitian deskriptif ini tidak mengunakan hipotesis (non

hipotesis) sehingga dalam penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis

2. Jenis Data

Berdasarkan jenis penelitian diatas dapat diketahui bahwa data

yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif. Data

kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk atau kata verbal

bukan dalam bentuk angka. Adapun yang termasuk dalam kualitatif dalam

penelitian ini gambaran umum objek penelitian, meliputi visi misi sekolah,

struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana dan


22

prasarana, standar penilaian prestasi belajar siswa, serta hasil wawancara

terkait upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat

diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang

yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan lisan

maupun non lisan. Apabila penaliti menggunakan tehnik observasi, maka

sumber datanya adalah berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila

peniliti menggunakan dokoumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang

menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau veriabel

penelitian (Arikunto, 2012).

Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Dalam hal ini data primer

adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari

informan melalui pengamatan, catatan lapangan dan interview dari :

a. Person atau aktor yaitu orang-orang yang sedang melakukan peran

tertentu. Sumber data ini dapat memberikan data berupa jawaban

lesan melalui wawancara, dalam, penelitian ini dilakukan secara

bertahap dengan beberapa informan antara lain guru akidah akhlak

di MTs Qamarul Huda Wajageseng.


23

b. Place atau tempat dimana interaksi social sedang berlangsung.

Yang merupakan sumber data yang menyajiakan kumpulan berupa

keadaan keduanya obyek dengan menggunakan metode obserfasi.

c. Activity atau kegiatan yang di lakukan oleh sektor dalam situasi

social yang sedang berlangsung.

2. Sumber data tambahan (sekunder), merupakan sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen.

4. Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data

Sesuai jenis penelitian di atas yaitu jenis penelitian kualitatif untuk

memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka cara

pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,

objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi

yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu. Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan

data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang

terstandar.

Tujuan observasi yaitu: a) untuk mengumpulkan data dan

informasi mengenai suatu fenomena, b) untuk mengukur perilaku,


24

tindakan dan proses atau kegiatan yang sedang dilakukan, interaksi

antara responden dan lingkungan.

2. Dokumentasi

Menurut Kamus Besar Indonesia, dokumentasi didefinisikan

sebagai suatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai

sebagai bukti atau keterangan. Sebagai informasi mengenai kegiatan

peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran bukan tidak

mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan

pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar.

Metode ini digunakan untuk menyelidiki berbagai data tertulis,

baik yang ada pada buku-buku, majalah, dokumen-dokumen,

peraturan-peraturan, tata tertib, notulen rapat, catatan harian dan

sebagainya. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data

tentang hal-hal sebagai berikut:

a. Visi-Misi MTs Qamarul Huda Wajageseng

b. Latar belakang MTs Qamarul Huda Wajageseng

c. Struktur organisasi MTs Qamarul Huda Wajageseng

d. Keadaan guru dan siswa di MTs Qamarul Huda Wajageseng

e. Sarana dan prasarana di MTs Qamarul Huda Wajageseng

3. Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data yang berbentuk pengajuan

pertanyaan secara lisan dan pertanyaan yang diajukan berbentuk


25

wawancara itu telah disiapakan secara tuntas dan dilengkapi dengan

instrumennya.

Metode Wawancara merupakan metode pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis

dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam penelitian ini

digunakan metode wawancara informal yaitu, bahwa pertanyaan yang

diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi

bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada

terwawancara. Hubungan antara pewawancara dan terwawancara

dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya

berjalan seperti pembicaraan sehari-hari saja.

5. Tekhnik Analisa data

Pengertian analisa data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola kategori dan satuan uraian data, sehingga

dapat ditentukan hipotesa kerja seperti yang disarankan data. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptip kualitatif,

yaitu cara yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menjelaskan

(describle) fenomena atau data yang didapatkan. Tahap analisis data yang

digunakan adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan dan pemusatan perhatian

penelitian melalui seleksi yang ketat terhadap fokus yang akan dikaji

lebih lanjut, penajaman fokus, pembuatan ringkasan hasil


26

pengumpulan data, pengorganisasian data sehingga siap untuk

dianalisis lebih lanjut begitu selesai melakukan pengumpulan data

secara keseluruhan.

Reduksi Data merupakan analisis data yang menajamkan,

menggolongkan data dengan sedemikian rupa sehingga dapat ditarik

kesimpulan final atau diverifikasi. Langkah pertama ini berasal dari

hasil wawancara dan dokumentasi yang diperoleh dilapangan.

Tujuannya untuk mengumpulkan seluruh data tentang upaya

meningkatkan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru akidah

akhlak di MTs Qamarul huda Wajageseng

2. Penyajian Data

Penyajian Data yaitu menyimpulkan data atau informasi secara

tersusun, yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Data yang sudah ada disusun dengan

menggunakan teks yang bersifat naratif, selain itu dapat berupa

matriks, grafik, network, dan chart. Penyajian data dimaksudkan agar

memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan

atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Pada penelitian ini data

yang telah teroganisir disajikan dalam bentuk deskripsi informasi yang

sitematis dalam bentuk narasi dan tabel

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah dilaksanakan pengumpulan data dan analisis data, tahap

selanjutnya adalah memberikan interpretasi yang kemudian disusun


27

dalam kesimpulan. Proses pengambilan kesimpulan ini merupakan

proses pengambilan inti dari penelitian yang kemudian disajikan dalam

bentuk pernyataan atau kalimat.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat, pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila ada bukti yang

valid, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel.

I. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan proposan ini disusun dengan menggunakan

sistematika sebagai berikut:

Halaman Judul
Lembar Pengesahan Pembimbing
Daftar Isi
A. Konteks Penelitian

B. Fokus Penelitian

C. Asumsi Masalah

D. Tujuan Penulisan

E. Manfaat Penelitian

F. Kajian Pustaka

G. Metode Penelitian

1. Definisi Konseptual

2. Landasan Teori

H. Sistematika Penulisan
28

1. Jenis Penelitian

2. Jenis Data

3. Sumber Data

4. Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan Data

5. Tekhnik dan Analisis Data

I. Jadwal Penelitian

J. Daftar Pustaka

J. Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli di MTs

Qamarul Huda Wajageseng Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah

Tahun Pelajaran 2021/2022. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan

yang meliputi pengumpulan data dan penyajian hasil penelitian dalam bentuk

skripsi.

K. Daftar Pustaka

Aminudin. 2002, Pendidikan Agama Islam. Bogor: Ghalia Indonesia.

Anwar, Rosihon. 2008, Aqidah Akhlak. Bandung: Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta

Departemen, Pendidikan dan Kebudayaan. 1999 Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamaah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.

Surabaya: Usaha Nasional.


29

M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurdin, Muhammad. 2008. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yokyakarta :

Ar-Ruzz Media.

Purwanto, Moh Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudirman. 2007. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan

R,D Bandung: Alfabeta.

Supriyono, Widodo dan Ahmadi, Abu. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama lslam. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Undang-undang Republik Indonesia. Tentang Guru dan Dosen. Bandung:

Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai