Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Homeostasis berasal dari kata homeo berarti “yang sama” dan stasis berarti
“berdiri atau diam”. Sherwood mendefinisikan homeostasis sebagai
pemeliharaan lingkungan internal yang relatif stabil. Makhluk hidup sejatinya
senantiasa melakukan pertukaran dengan lingkungan, mengambil bahan yang
diperlukan dan mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak berguna dalam tubuh.
Apa yang terjadi pada tubuh manusia hampir sama meski tidak sama persis.
Manusia mengambil zat-zat yang dibutuhkan dari lingkungan, serta
mengeluarkan zat sisa (sampah) ke lingkungan. Tubuh manusia terdiri dari
banyak sel tidak seperti Amoeba yang hanya terdiri dari satu sel. Bagi sel-sel
tubuh terdapat dua lingkungan yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan
internal. Lingkungan eksternal adalah lingkungan dimana tubuh manusia hidup
atau dapat dikatakan segala sesuatu yang berada di luar tubuh manusia.
Lingkungan internal adalah lingkungan di luar sel namun berada di dalam
tubuh.
Banyak faktor dalam lingkungan internal tubuh yang harus dipertahankan.
Faktor-faktor tersebut meliputi konsentrasi molekul-molekul nutrien,
konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi zat sisa, pH, konsentrasi garam, air dan
elektrolit lain, volume dan tekanan serta suhu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian homeostasis?
2. Apa saja respon hewan terhadap lingkungan?
3. Bagaimana Mekanisme Homeostasis?
4. Bagaimana tahapan-tahapan homeostasis?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Homeostasis
2. Untuk mengetahui respon hewan terhadap lingkungan
3. Untuk mengetahui mekanisme homeostasis

1
4. Untuk mengetahui tahapan-tahapan homeostasis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Homeostasis
Homeostasis berasal dari bahasa Yunani: homeo berarti “sama”, stasis
“mempertahankan keadaan”, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi
yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan
pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.
Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan
lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.
Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi.
Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan
dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme.
Homeostasis adalah keadaan yang relatif konstan di dalam lingkungan
internal tubuh, dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis.
Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keadaan relatif seimbang. Kemampuan adaptif ini adalah
bentuk dinamik dari ekuiliblrium lingkungan internal tubuh. Lingkungan
internal secara konstan berubah, dan mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu
berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan ini dan untuk
mempertahankan ekuilibrium atau homeostasis.
Terlepas dari kenyataan bahwa banyak hewan tampaknya hidup nyaman
di lingkungan mereka, sebagian besar habitat sebenarnya cukup memusuhi sel
hewan. Bagi banyak hewan air, misalnya, air sekitarnya lebih encer (air tawar)
atau lebih asin (air laut) dari cairan tubuh mereka sendiri. Kedua hewan darat
dan air dapat hidup di lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin. Selain
itu, dengan hanya beberapa pengecualian (misalnya, jurang yang dalam dari
lautan) yang paling dan lingkungan yang ditandai dengan di disewakan
fluktuasi kecil dalam sifat fisik dan kimianya (terutama suhu) perubahan
lingkungan Rangin tentang dan hewan eksterior akan menjadi mengganggu
utama kekuatan untuk fungsi sel, jaringan, dan organ internal yang kalau bukan

2
karena sistem kontrol fisiologis yang diarahkan mempertahankan relatif stabil
kondisi dalam suatu jaringan hewan tubuh. Kecenderungan ini organisme
untuk menjaga stabilitas internal yang relatif disebut homeostasis.
Homeostasis, merupakan salah satu konsep yang paling berpengaruh
dalam sejarah biologi, menyediakan kerangka kerja konseptual yang
menafsirkan berbagai data fisiologis. Fenomena ini hampir universal dalam
sistem kehidupan, yang memungkinkan hewan dan tumbuhan untuk bertahan
dalam lingkungan stres dan bervariasi. Evolusi homeostasis dan sistem
fisiologi yang mempertahankan itu diduga telah menjadi faktor penting yang
memungkinkan hewan untuk menjelajah dari lingkungan fisiologis ramah dan
menyerang lingkungan yang lebih bermusuhan dengan proses kehidupan. Salah
satu daya tarik dari fisiologi adalah menemukan bagaimana kelompok yang
berbeda dari hewan telah beradaptasi melalui seleksi alam untuk
mempertahankan homeostasis dalam menghadapi tantangan lingkungan
tertentu.1
Meskipun kompleks, multi-organ mekanisme fisiologis sering terlibat
dalam mempertahankan homeostasis, homeostasis jelas pada tingkat sel.
Bahkan yang berbeda-beda dari homeostasis ditemukan dalam organisme
uniseluler yang paling sederhana. Protozoa, misalnya, telah cakap untuk
menyerang air tawar dan lingkungan osmotik stres lainnya disebabkan karena
mulai konsentrasi garam, gula, asam amino, dan zat terlarut lainnya dalam
sitoplasma mereka diatur oleh permeabilitas selektif membran, transpor aktif,
dan mecanisms lainnya. Proses ini menjaga kondisi intra seluler biasanya
cukup berbeda dari lingkungan ekstraseluler, dalam batas-batas yang
menguntungkan dengan syarat-syarat metabolisme semua sel, termasuk
protozoa bersel satu.
Homeostasis merujuk pada ketahanan atau mekanisme pengaturan
lingkungan kesetimbangan dinamis dalam (badan organisme) yang konstan.
Homeostasis merupakan salah satu konsep yang paling penting dalam biologi.

1
Randall, David.,Burggren.,Warren, French, Kathleen, Eckert Animal physiology:
mechanisms and adaptations, (New York: W.H Freeman and Company, 1997) , hlm. 7

3
Bidang fisiologi dapat mengklasifkasikan mekanisme homeostasis pengaturan
dalam organisme. Umpan balik homeostasis terjadi pada setiap organisme.
Homeostasis adalah keadaan yang relative konstan di dalam lingkungan
internal tubuh, dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis.
Adaptasi fisiologis terhadap stress adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keadaan relative seimbang. Kemampuan adaptif ini adalah
bentuk dinamik dari ekuiliblrium lingkungan internal tubuh. Lingkungan
internal secara konstan berubah, dan mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu
berfungsi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan ini dan untuk
mempertahankan ekuilibrium atau homeostasis.2
Jadi, pengertian homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus
menerus atau suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam menghadapi kondisi yang dialaminya yang sifatnya dinamis yang
berlangsung secara konstan, dan terjadi pada setiap organisme.
Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalamai stress
sehingga tubuh secara alamiah akan melakukam mekanisme pertahanan diri
untuk menjaga kondisi yang seimbang.
cairan tubuh hewan harus diadakan relatif konstan, dalam hal persaingan
ion, pH dll, jika ingin menghindari berada di belas kasihan dari lingkungan
mereka. Kemampuan hewan untuk mempertahankan cairan internal komposisi
relatif konstan telah memungkinkan mereka untuk menjajah lingkungan baru
selama sejarah evolusi mereka mis transisi dari air ke lingkungan darat. transisi
dari air ke lingkungan darat hanya terjadi di dua kelompok hewan-serangga
dan vertebrates- ke sebagian besar dan dalam kelompok-kelompok lain, seperti
kita laba-laba dan beberapa moluska, pada tingkat lebih rendah. Jelas,
kemampuan untuk menjajah environmens baru seperti ini membuka segala
macam kemungkinan baru dalam evolusi hewan. cairan tubuh dibagi menjadi
dua kategori, yakni cairan tubuh ekstraseluler dan intraseluler.3

Ibid, hlm. 8
2

Ian Kay, Introduction Animal Physiologi, (Manchaster Metropolitan University,


3

Manchaster UK, 1998), hlm. 14

4
B. Berbagai Respon Hewan Terhadap Lingkungan
1. Respon Hewan Terhadap lingkungan Akuatik
Lingkungan akuatik adalah tempat hidup hewan yang berupa air, baik
air tawar, air laut, maupun air payau. Sebagian besar permukaan bumi (lebih
dari 70%) tertutup oleh air. Sebagian besar dari perairan tersebut berupa
lautan atau marin. Air tawar yang terdapat di danau dan sungai hanya
merupakan bagian kecil saja, yaitu 1% dari luas seluruh permukaan dan
hanya 0,01% dari volume seluruh air laut. Kehidupan dapat di jumpai
diberbadai kedalaman air, baik pada dasar air yang padat maupun pada
badan air yang kedalamannya dapat mencapai 10.000 m atu lebih. 4
Peningkatan kedalaman air berkaitan dengan peningkatan tekanan air.
Setiap peningkatan kedalaman sebesar 10 m akan diikuti dengan
peningkatan kedalaman air sebesar 1 atm. Tekanan yang ditimbulkan oleh
air tersebut dinamakan tekanan hidrostatik.
Tekanan hidrostatik yang tinggi selain menghambat aktifitas enzim
dan mempengaruhi strutur membran sel, juga memengaruhi peralihan fase
sitoplasma (sol-gel), bentuk dan pergerakan sel, serta aktifitas reproduksi
sel. Pada tingkat molekuler, peralihan fase sol-gel merupakan perwujudan
dari adanya perubahan bentuk protein monomer ke bentuk polimer.
Pada tekanan tinggi, pembentukan ikatan hidrogen meningkat,
sedangkan interaksi ionik dan hidrofibik terhambat. Hal tersebut
mengakibatkan adanya penghambatan pada proses pembentukan
mikrotoblus. Akibat selanjutnya, berbagai proses lain yang tergantung pada
pembentukan mikrotobuls juga akan terhambat.
Peningkatan tekanan hidrostatik hingga batas tertentu dapat diadaptasi
oleh hewan barotoleran. Hewan barotoleran adalah hewan yang mampu
hidup, berkembang, dan bereproduksi pada tekanan hidrostatik tinggi. Suatu
jenis hewan dapat memiliki kemampuan tersebut karena memiliki enzim

4
Isnaeni, Wiwi, Fisiologi Hewan, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 24-25

5
yang akan tetap aktif pada tekanan yang tinggi, serta memiliki susunan
membran dengan ikatan khusus yang mampu bertahan terhadap pengaruh
tekanan hidrostatik tinggi.
Tantangan yang timbul dari lingkungan laut ialah salinitas yang tinggi
dan ketersediaan air (aktifitas air) yang relatif rendah daripada lingkungan
air tawar. Sebagian besar komponen penyusun tubuh hewan adalah air,
sehingga kehidupan hewan sangat tergantung pada ketersediaan air. Hewan
harus dapat memperoleh air dalam jumlah yang cukup untuk
menyelenggarakan berbagai reaksi metabolik. Kekurangan air menyebabkan
aktifitas metabolisme dalam sel tubuh tertekan. Keadaan tersebut akan
berpengaruh secara langsung terhadap aktifitas hewan secara keseluruhan,
termasuk aktifitas pertumbuhan dan reproduksi.
Ketersediaan air berkaitan erat dengan kandungan garam (salinitas)
yang terdapat dalam suatu lingkungan. Salinitas tinggi seperti yang
ditemukan pada lingkungan laut menyebabkan penurnan ketersediaan air
bagi hewan. Dalam lingkungan demikian hewan harus mengeluarkan energi
lebih banyak untuk memperoleh air dari lingkungannya. Diantara garam
yang terlarut dalam air, kemungkinan terkandng berbagai ion yang bersifat
racun (toksik) oleh karena itu, peningkatan salinitas juga dapat
meningkatkan kandungan zat toksik dalam suatu perairan. sebagian hewan
bergantung pada lingkungan yang memiliki konsentrasi ion tinggi seperti
yang dijumpai pada lingkungan air bergaram (air laut).
Faktor lingkungan akuatik yang memiliki nilai fisiologis terpenting
untuk mendukung kehidpan hewan ialah suhu yang relatif stabil. Dari waktu
ke wakt, suhu air tidak banyak mengalami perubaha. Perbedaan antara suhu
siang dan malam pada air laut sangat kecil jika dibandingkan dengan
perbedaan suhu antara siang dan malam yang terjadi di atmosfer. Kestabilan
suhu air sangat menguntungkan bagi hewan yang hidup di dalamnya, yang
sebagian besar merupakan hewan poikiloterm, yaitu hewan yang suhu
tubuhnya berubah-ubah akibat perubahan suhu lingkungan.5

5
Ibid, hml. 28

6
Di daerah pantai kadang-kadang ditemukan lingkungan air payau,
yakni daerah mulut sungai besar. Di daerah tersebut, air tawar dari sungai
mengencerkan air laut hingga jarak tertentu. Oleh karena itu kadar garam
dilingkungan payau sangat bervariasi.
Di daerah perairan payau memiliki nilai fisiologi sangat penting
karena dapat berfungsi sebagai pembatas dalam penyebaran sejumlah
hewan. Dengan demikian, kita dapat membedakan hewan laut dengan
hewan air tawar secara tegas.
Lingkungan air tawar memiliki kandungan zat terlarut yang sangat
bervariasi. Sebagian kecil garam yang terlarut dalam air tawar berasal dari
air hujan yang sebenarnya berasal dari air laut juga. Air hujan secara
alamiah bersifat sedikit asam karena adanya CO2 dari atmosfer yang terlarut
di dalamnya sehingga keasaman (pH) air dapat mencapai 5,6 akan tetapi,
banyak juga air hujan yang mempunyai pH 4,0 hjan semacam itu dinamakan
hujan asam. Hujan asam dapat mempengaruhi kehidupan organisme
ditempat hujan tersebut turun.
2. Respon Hewan Terhadap lingkungan Terestrial
Keadaan lingkungan terestrial yang paling menguntungkan bagi
hewan ialah ketersediaan oksigen yang berlimpah sehingga hewan dapat
memperolehnya dengan mudah. Sementara, faktor lingkungan yang
merupakan ancaman paling besar bagi kehidupan terestrial adalah bahaya
radiasi dan dehidrasi.6
a. Pengaruh radiasi terhadap hewan
Radiasi ialah perpindahan panas yang terjadi antara dua benda
tanpa ada kontak langsung diantara keduanya. Suhu permukaan benda
yang beradiasi dengan gelombang yang lebih pendek. Radiasi merupakan
salah satu mekanisme penting untuk menjaga panas pada tubuh hewan.
Radiasi ultraviolet dari matahari dapat menimbulkan efek mensterilkan,
khususnya terhadap protozoa yang ada di atmosfer atau di udara.
b. Ancaman dehidrasi bagi hewan

6
Ibid, hml. 30

7
Dehidrasi berasal dari kata dehidration yang berarti pengeringan.
Dalam fisiologi istilah dehidrasi sering digunakan untuk menunjukkan
kondisi tubuh yang kekurangan cairan. Dehidrasi dapat dialami hewan
apabila tubuhnya kehilangan air dalam jumlah besar sehingga jumlah air
dalam tubuh lebih sedikit daripada yang seharusnya. Kehilangan air
dalam tubuhsecara berkepanjangan dapat menyebabkan pengeringan.
Ancaman dehidrasi dari lingkungan terestrial ternyata berkaitan
erat dengan peluang terjadinya penguapan air secara besar-besaran dari
dalam tubuh hewan. Tingkat penguapan yang tinggi sangat dipengaruhi
oleh suhu udara yang tinggi dan kelembapan yang rendah.
Ancaman dehidrasi merupaka faktor pembatas bagi penyebaran
hewan di daerah terestrial. Agar dapat hidup pada lingkungan terestrial,
hewan harus melakukan berbagai upaya untuk menghindarkan diri dari
ancaman dehidrasi.
C. Mekanisme Homeostasis
Kecenderungan tubuh hewan untuk menstabilisasi lingkungan internal
pertama kali diakui oleh Claude Bernard, fisiolog Perancis yang besar dari
abad kesembilan belas, melalui studi glukosa darah dan glikogen hati,
menemukan sekresi internal pertama. Seumur hidup ia melakukan studi dan
eksperimen secara bertahap mengenai tumbuh prinsip yang ini pria pensiun dan
kesepian paling diingat, bahwa kekuatan dari lingkungan internal, prinsip yang
dalam waktu akan meliputi fisiologi dan obat-obatan. Bertahun-tahun
kemudian, di Harvard University, fisiolog Amerika Walter B. Cannon (Gambar
32-1) dibentuk kembali dan disajikan kembali gagasan Bernard.
Dikembangkan dari studi tentang sistem saraf dan reaksi terhadap stres, ia
menggambarkan keseimbangan tanpa henti dan penyeimbangan kembali proses
fisiologis yang menjaga stabilitas dan mengembalikan keadaan normal ketika
telah terganggu. Dia juga memberikannya nama: homeostasis. Istilah ini segera
membanjiri literatur medis dari tahun 1930-an. Dokter berbicara mendapatkan
pasien mereka kembali ke homeostasis. Bahkan politisi dan sosiolog melihat
apa yang mereka anggap implikasi non fisiologis yang mendalam. Cannon
menikmati aplikasi ini untuk diperluas dari konsep dan kemudian menyarankan

8
bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang mengambil jalan tengah
homeostatis. Meskipun pentingnya abadi konsep homeostasis, Cannon pernah
menerima Nobel Prize-salah satu dari beberapa kelalaian mengakui Komite
Nobel. Akhir dalam hidup, Cannon menyatakan ide-idenya tentang penelitian
ilmiah dalam otobiografinya, The Way dari Penyidik. Buku menarik ini
menggambarkan karir akal dari seorang pria tenunan yang hidupnya
diwujudkan ciri-ciri yang mendukung penelitian yang sukses.
Menurut C. Bernard, stabilitas lingkungn internal merpakan syarat yang
harus dipenuhi oleh organisme yang ingin bertahan hidup dalam
lingkungannya. Oleh W.B Cannon, konsep tentang stabilitas lingkungan
internal tersebut selanjutnya diperkenalkan dengan istilah homestatis.
Sekalipun homeo berarti ‘serupa’(homo= sama), namun baik Bernard maupun
Cannon tidak mengaertikan kata homeostasis sebagai keadaan lingkungan
internal yang konstan secara mutlak. Keadaan konstan yang dimaksud ialah
konstan relatif yang dinamis.7
Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena dua hal, yaitu
adanya perubahan aktivitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang
berlangsung terus-menerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktivitas sel
dalam tubuhnya, hewan selalu memerlukan pasokan berbagai bahan dari
lingkungan luar secara konstan, misalnya oksigen ,nutrien, dan garam.
Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan bermacam-macam hasil sekresi
sel yang bermanfaat dan berbagai zat sisa, yang dialirkan ke lingkungan
internal( yaitu cairan ekstraseluler atau CES ). Apabila aktivitas sel berubah,
pengambilan zat dari lingkungan internal juga berubah. Perubahan aktivitas sel
semacam itu akan mengubah keadaan lingkungan internal. Perubahan
lingkungan internal yang ditimbulkan oleh sebab mana pun harus selalu
dikendalikan agar kondisi homeostasis selalu terjaga.
Mekanisme pengendalian kondisi homeostatis pada hewan berlangsung
melalui sistem umpan balik. Akan tetapi, ada dua macam sistem umpan balik,
yaitu umpan balik positis dan negatif. Sistem umpan balik yang berfungsi
dalam pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh hewan adalah sistem

7
Ibid, hlm. 33

9
umpan balik negatif. Sistem umpan balik negatif dapat didefinisikan sebagai
perubahan suatu variabel yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung
mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan semula.
Peristiwa yang terjadi pada sistem umpan balik positif berlawanan
dengan peristiwa umpan balik negatif. Pada sistem umpan balik positif,
perubahan awal suatu variabel akan menghasilkan perubahan yang semakin
besar, misalnya proses pembekuan darah. Proses pembekuan darah sebenarnya
bekerja melalui mekanisme umpan balik positif yang bertujuan untuk
menghentikan pendarahan. Nmaun hasil dari proses tersebut selanjutnya
bermakna sangat penting untuk mempertahankan volume darah yang
bersirkulasi agar tetap konstan
Mekanisme umpan balik positif tidak terlibat dalam proses menjaga
kondisi homeostasis, tetapi terlibat dalam penyelenggaraan fungsi fisiologis
tertentu (antara lain proses pembekuan darah) dan fungsi sel saraf.
a. Komponen penyusun sistem Umpan balik
Sistem umpan balik tersusun atas tiga komponen utama yaitu,
reseptor, pusat integrasi, dan efektor. Atara reseptor dan pusat integrasi
dihubungkan oleh sraf sensorik, sedangkan antara pusat integrasi dan
efektor dihbungkan oleh saraf motorik. Reseptor berpean sebagai pemantau
perubahan yang terjadi dilingkungan, baik lingkungan luar maupun dalam
tubuh hewan. Dalam sistem hidup,reseptor berfungsi sebagai transduser
biologis, yaitu komponen struktural dalam tubuh hewan yang memiliki
kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi yang menjadi bentuk
energi-energi yang lain. Dalam sistem umpan balik, reseptor bekerja dengan
cara mengbah suatu bentuk energi yang dideteksi dari lingkungan(misalnya
energi listrik atau energi kimia) menjadi potensial aksi. Potensial aksi yang
terbentuk akan menjalar melalui serabut saraf aferen menuju pusat
integrasi(pusat pengatur).
Pusat integrasi pada hewan biasanya berupa otak atau korda spinalis.
Peran pusat integrasi ialah membandingkan informasi yang diterimanya
dengan keadaan yang seharusnya (keadaan yang diharakan). Pusat integrasi
pada sistem umpan balik negatif adalah organ yang memiliki “catatan

10
nilai/harga tertentu mengenai variabel yang dikendalikannya. Nilai/harga
tertentu tersebut selanjutnya dinyatakan sebagai suatu nilai patokan. Nilai
patokan merupakan nilai harapan atau nilai ideal dari suatu variabel yang
harus selalu dipertahankan. Namun demikian, kenyataan menunjukkan
bahwa tubuh hewan dapat beradaptasi terhadap suatu variabel dengan
kisaran nilai tertentu.
b. Cara kerja sistem umpan balik negatif
Cara berfungsinya sistem umpan balik negatif dalam mengendalikan
kondisi homeostasis (khususnya dalam menjaga homeostasis suhu tubuh)
pengendalian homeostasis sesungguhnya merupakan keseimbangan antara
masukan (input) atau keluaran(output). Dalam mengatur suhu tubuh sistem
termoregulasi bekerja untuk menyeimbangkan perolehan panas dengan
pelepasan panas. Apabila sistem umpan balik positif bekerja dalam
termoregulasi, rangsang awal berupa peningkatan sushu tubuh/lingkungan
akan menimbulkan tanggapan yang meningkatkan suhu tubuh semakin lebih
tinggi. Hal tersebut tidak akan memulihkan suhu tubuh ke suhu harapan,
tetapi akan memperbesar kenaikan suhu. Peningkatan suhu tubuh yang
berlebihan akan sangat membahayakan hewan.
Dalam tubuh hewan berbagai variabel fisiologis yang berbeda
memiliki kisaran yang berbeda. Misalnya, derajat keasaman(PH)plasma
darah berkisar antara 7,35-7,45, sedangkan konsentrasi ION K+ dalam
plasma darah berkisar antara 3-5,5 mmol perliter. Tidak satpun kondisi
dalam tubuh yang selal ada pada tingkat yang benar-benar konstan. Pada
tubuh hewan ditemukan adanya tingkat homeostasis. Suatu variabel akan
dikendalikan secara lebih ketat merupakan variabel yang lebih penting dari
pada variabel yang dikendalikan secara kurang ketat. Perubahan PH, yang
snagat kecil sekalipun, akan berpengaruh terhadap struktr maupun fungsi
/aktivitas enzim. Sementara itu, perubahan enzim akan sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan reaksi dalam sel.
Kondisi homeostasis dalam lingkungan internal hewan ialah keadaan
homeostasis yang dinamis. Keadaan yang demikian sering jga dinyatakan
sebagai keseimbangan dinamis. Mekanisme pengendalian kondisi

11
homeostasis merpakan mekanisme pengendalian secara fisiologis dengan
melibatkan sistem syaraf, yang biasanya bekerja sama dengan sistem
endokrin. Mekanisme pengendalian homeostasis sering disebut feed
forward. Feed forward merupakan aktivitas antispatori, berkaitan dengan
perilaku hewan yang dimaksudkan untuk memperkecil kerusakan gangguan
pada sistem hidup, sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah.
Proses pengendalian kondisi homeostasis juga dapat terjadi melalui
mekanisme non fisiologis. Mekanisme semacam ini dapat dijmpai pada
beberapa spesies hewan akuatik, baik vertebrata maupun avertebrata.
Hewan-hewan tersebut umumnya merupakan golongan poilikiloterm
,sementara air merupakan lingkungan yang sulit mengalami perubahan
suhu. Oleh karena itu, pemilihan air sebagi tempat hidup bagi hewan
poikiloterm merupakan cara yang tepat untuk menjaga homeostasis suhu
tubuh mereka.

D. Tahapan-tahapan Homeostasis
1. Homeostasis primer
Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan
terjadi homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima
pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya
vasokonstriksi dan sumbat trombosit.
Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena
itu, jika homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka,
maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.
2. Homeostasis Sekunder
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,
vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi
luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan
faktor koagulasi.
Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin.
Homeostasis sekunder ini bersifat delayed dan long-term response. Kalau

12
proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke
homeostasis tersier.
3. Homeostasis Tersier
Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas
koagulasi tidak berlebihan. Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus menerus atau suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi
kondisi yang dialaminya yang sifatnya dinamis yang berlangsung secara
konstan, dan terjadi pada setiap organisme.
2. Tantangan yang timbul dari lingkungan laut ialah salinitas yang tinggi dan
ketersediaan air (water activity) yang relatif rendah daripada ligkungan air
tawar. Sebagian besar komponen penyusun tubuh hewan adalah air,
sehingga kehidupan hewan sangat tergantung pada ketersediaan air.
Hewan harus dapat memperoleh air dalam jumlah yang cukup untuk
menyelenggarakan berbagai reaksi metabolik. Kekurangan air
menyebabkan aktifitas metabolisme dalam sel tubuh tertekan. Keadaan
tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap aktifitas hewan secara
keseluruhan, termasuk aktifitas pertumbuhan dan reproduksi.
Keadaan lingkungan terestrial yang paling menguntungkan bagi hewan
ialah ketersediaan oksigen yang berlimpah sehingga hewan dapat
memperolehnya dengan mudah. Sementara, faktor lingkungan yang
merupakan ancaman paling besar bagi kehidupan terestrial adalah bahaya
radiasi dan dehidrasi.
3. Mekanisme pengendalian kondisi homeostatis pada hewan berlangsung
melalui sistem umpan balik. Akan tetapi, ada dua macam sistem umpan
balik, yaitu umpan balik positis dan negatif. Sistem umpan balik yang
berfungsi dalam pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh hewan
adalah sistem umpan balik negatif. Sistem umpan balik negatif dapat
didefinisikan sebagai perubahan suatu variabel yang dilawan oleh
tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan
semula.
4. Tahapan-tahapan homeostasis ada 3 yakni, homeostasis primer,
homeostasis sekunder, dan homeostasi tersier.

14
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi kepada pembaca, serta
dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah wawasan. Penulis mengakui
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ian Kay. 1998. Introduction Animal Physiologi,. Manchaster Metropolitan


University, Manchaster UK

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius

Randall, David.,Burggren.,Warren, French, Kathleen.1938. Eckert Animal


physiology: mechanisms and adaptations.New York: W.H Freeman and Company

16

Anda mungkin juga menyukai