Anda di halaman 1dari 5

Teknik Pertambangan - Universitas Lambung Mangkurat

VIII. Perancangan
Tempat Penimbunan

Tempat penimbunan dapat dibagi menjadi dua, yaitu waste dump dan
stockpile. Suatu waste dump adalah suatu daerah dimana suatu operasi
tambang terbuka dapat membuang material kadar rendah dan / atau
material bukan bijih yang harus digali dari pit untuk memperoleh bijih /
material kadar tinggi. Istilah lain adalah waste rock storage area, rock piles,
dan lain-lain. Istilah lain adalah waste rock storage area, rock piles, dan lain-
lain.
Stockpile digunakan untuk menyimpan material yang akan digunakan pada
saat yang akan datang.
a. Bijih kadar rendah yang dapat diproses pada saat yang akan datang.
b. Tanah penutup atau tanah pucuk yang dapat digunakan untuk reklamasi.
Rancangan waste dump sangat penting untuk perhitungan keekonomian.
Lokasi dan bentuk dari waste dump dan stockpile akan berpengaruh
terhadap jumlah gilir truk yang diperlukan, demikian pula biaya operasi dan
jumlah truk dalam satu armada yang diperlukan.
Daerah yang diperlukan untuk waste dump pada umumnya luasnya 2 – 3
kali dari daerah penambangan (pit).
a. Material yang telah dibongkar (loose material) berkembang 30 – 45 %
dibandingkan dengan material in situ.
b. Sudut kemiringan untuk suatu dump umumnya lebih landai dari pit.
c. Material pada umumnya tidak dapat ditumpuk setinggi kedalaman dari
pit.

Sari Melati, Bahan Kuliah Perencanaan & Permodelan Tambang  2010 ~


Halaman 8-1
Teknik Pertambangan - Universitas Lambung Mangkurat

8.1. JENIS DUMP


1. Valley Fill / Crest Dumps

a. Dapat diterapkan di daerah yang mempunyai topografi curam.


Dumps dibangun pada lereng.
b. Elevasi puncak (dump crest) ditetapkan pada awal pembuatan
dump. Truk membawa muatannya ke elevasi ini dan membuang
muatannya ke lembah di bawahnya. Elevasi crest ini dipertahankan
sepanjang umur tambang.
c. Dump dibangun pada angle of repose.
d. Membangun suatu dump ke arah atas (dalam beberapa lift) pada
daerah yang topografinya curam biayanya mahal. Dumping akan
mulai pada kaki (toe) dari dump final yang berarti pengangkutan truk
yang panjang pada awal proyek.
e. Diperlukan usaha yang cukup besar untuk pemadatan yang
memenuhi persyaratan reklamasi.

2. Terraced Dump / Timbunan yang dibangun ke atas (dalam lift)

a. Dapat diterapkan jika topografi tidak begitu curam pada lokasi


timbunan.
b. Timbunan dibangun dari bawah ke atas. Tiap lift biasanya 20–40
meter tingginya.
c. Ada untung ruginya dari segi ekonomi antara jarak horisontal untuk
perluasan lift terhadap kapan memulai suatu lift baru.
d. Lift-lift berikutnya terletak lebih ke belakang sehingga sudut lereng
keseluruhan (overall slope angle) mendekati yang dibutuhkan untuk
reklamasi.

8.2. PEMILIHAN LOKASI


Tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
a. Lokasi dan ukuran pit sebagai fungsi waktu.
b. Topografi.
c. Volume waste rock sebagai fungsi waktu dan sumber.
d. Batas KP / CoW.

Sari Melati, Bahan Kuliah Perencanaan & Permodelan Tambang  2010 ~


Halaman 8-2
Teknik Pertambangan - Universitas Lambung Mangkurat

e. Jalur penirisan yang ada.


f. Persyaratan reklamasi.
g. Kondisi pondasi.
h. Peralatan penanganan material.

Selama rancangan detail dapat dipertimbangkan beberapa lokasi yang


berbeda untuk perbandingan faktor ekonomik.

8.3. PARAMETER RANCANGAN


1. Angle of Repose
a. Batuan kering run of mine umumnya mempunyai angle of repose
antara 34 – 37 derajat.
b. Sudut ini dipengaruhi oleh tinggi dump, ketidak teraturan bongkah
batuan, kecepatan dumping.
c. Dapat dibuat pengukuran pada sudut lereng (bongkah-bongkah
alami (talus) yang ada di daerah tersebut.
2. Faktor pengembangan (swell factor)
a. Pada batuan keras, faktor pengembangan pada umumnya antara 30
dan 45%. Satu meter kubik in situ akan mengembang menjadi 1.3 -
1.45 meter kubik material lepas (loose).
b. Pengukuran bobot isi loose dapat dilakukan.
c. Dengan waktu, material dapat dikompakkan 5 – 15%. Material yang
dibuang dengan truk akan menjadi lebih kompak daripada material
yang dibuang oleh ban berjalan (belt conveyor stackes)
3. Tinggi lift / jarak setback
a. Hanya berlaku untuk dump yang dibangun ke atas (dengan lift).
b. Tinggi lift umumnya adalah 15 – 40 meter.
c. Rancangan jarak setback sedemikian rupa sehingga sudut
kemiringan keseluruhan rata-rata (average overall slope angle)
adalah 2H : 1V (27 derajat) sampai 2.5H : 1V (22 derajat) untuk
memudahkan reklamasi.
4. Jarak dari pit limit

Sari Melati, Bahan Kuliah Perencanaan & Permodelan Tambang  2010 ~


Halaman 8-3
Teknik Pertambangan - Universitas Lambung Mangkurat

a. Jarak minimum adalah ruangan yang cukup untuk suatu jalan antara
pit limit dan kaki timbunan (dump toe). Kestabilan pit akibat dump
harus diperhitungkan.
b. Jarak yang sama atau lebih besar dari kedalaman pit akan
mengurangi resiko yang berhubungan dengan kestabilan lereng pit.
5. Makalah Bohnet / Kunze (Surface Mining Bab 5.6) merekomendasikan
sedikit tanjakan ke arah dump crest dengan alasan penirisan dan
keamanan.
a. Limpasan air hujan menjauhi crest.
b. Truk harus menggunakan tenaga mesin untuk menuju ke crest dan
bukan meluncur bebas. Juga akan mengurangi resiko alat /
kendaraan yang diparkir meluncur jatuh dari puncak waste dump
(crest).

8.4. PERHITUNGAN VOLUME


1. Penampang horisontal
a. Ukur luas daerah pada kaki (toe) dan puncak (crest) dari setiap lift.
Rata-ranya adalah luas lift.
b. Tinggi lift memberikan dimensi ke tiga dan volume untuk lift.
c. Jumlahkan volume untuk tiap lift untuk memperoleh volume total
dump.
2. Penampang vertikal
a. Buat beberapa penampang melintang dengan jarak yang sama
melalui dump.
b. Ukur luas tiap penampang.
c. Luas ini dianggap sama hingga separo jalan ke penampang
berikutnya pada kedua sisi untuk memperoleh dimensi ke tiga dan
volume untuk setiap penampang.
d. Jumlahkan volume tiap-tiap penampang untuk memperoleh volume
total dump.
3. Rancangan dump adalah dengan cara coba-coba (trial and error).
a. Gambar rancangan dump secara coba-coba dan hitung volumenya.
Bandingkan dengan volume dump yang diperlukan.

Sari Melati, Bahan Kuliah Perencanaan & Permodelan Tambang  2010 ~


Halaman 8-4
Teknik Pertambangan - Universitas Lambung Mangkurat

b. Sesuaikan rancangan dan ukur kembali sampai volume yang


diinginkan dicapai. Umumnya 2 –3 kali dicoba sudah cukup.
Perbedaan antara ukuran yang diperlukan dan rancangan sampai
5% umumnya dapat diterima.
1. Biasanya satu track dozer ditugasi pada waste dump yang aktif.
a. Menjaga dump tetap bersih dan memelihara kemiringan.
b. Sering truk menimbun dekat dengan crest dan dozer mendorong
material melalui crest.
c. Membebaskan truk dan peralatan lain yang terperangkap.
2. Dump yang besar memerlukan perhitungan rekayasa geoteknik yang
cukup.
a. Penentuan kestabilan pondasi.
b. Kecepatan maksimum dari kemajuan dump.
c. Pengaruh air. Bagaimana membuang material ke jalur penirisan.
d. Masalah gempa bumi pada daerah seismik yang aktif.
3. Jika rencana tambang mengijinkan, penimbunan kembali ke daerah
yang sudah habis ditambang banyak memberi keuntungan.
a. Umumnya pengangkutan jarak pendek.
b. Mengurangi dampak visual dari aktivitas tambang.
4. Menjadwalkan penempatan material pada dump sesuai penjadwalan
produksi umum dilakukan.

5.5. REKLAMASI
Untuk memenuhi syarat lingkungan pada umumnya dump akan dirancang
dengan kemiringan 2H : 1V atau 2.5H : 1V.
a. Stabilitas jangka panjang.
b. Memudahkan penanaman kembali (revegetasi).
Mungkin harus ditimbun dengan topsoil atau overburden.
Mungkin harus memelihara saluran air dan kolam pengendapan sedimen.
Harus memantau air dari dump (masalah air asam tambang, dll.).

Sari Melati, Bahan Kuliah Perencanaan & Permodelan Tambang  2010 ~


Halaman 8-5

Anda mungkin juga menyukai