Anda di halaman 1dari 2

ASUHAN MASA NIFAS

DENGAN SEPSIS PUERPERALIS

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi : Halaman :


UMUM DAERAH
DR. HI. ABDUL 180/ B 1/2
MOELOEK .SPO/VII.02/5.1
PROVINSI / VIII/2019
LAMPUNG
Standar Tanggal Terbit
Prosedur Ditetapkan
Operasional DirekturUtama,

dr. HeryDjokoSubandriyo, MKM


19610426 199603 1 001

Pengertian Infeksi pada traktus genitalia yang terjadi setiap saat


antara awitan pecah ketuban atau persalinan dan 42
hari setelah persalinan atau abortus di mana terdapat
dua atau lebih hal-hal berikut :
a. Nyeri pelvik
b. Demam 38,5°C
c. Lochea purulenta dan berbau busuk
d. Subinvolusi uterus
e. Nyeri tekan uterus
Tujuan Mengenali tanda gejala sepsis puerperalis dan
mengambil tindakan yang tepat
Kebijakan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:436/MenKes/SK/VI/1993 tentang
Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medik
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:129/MenKes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 290/Menkes/PR/III/2008 tentang
Persetujuan tindakan Kedokteran
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38
tahun 2014 tentang Keperawatan.

Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri kepada


pasien
2. Meminta informed concent kepada pasien dan suami
3. Mencuci tangan enam langkah efektif pra tindakan
4. Mengamati tanda gejala sepsis puerperalis
5. Periksa tanda-tanda vital pasien
6. KIE pasien dan suami atau keluarga agar waspada
terhadap tanda gejala sepsis, agar dapat segera
mencari pertolongan jika ditemukan
7. Jika diduga sepsis, lakukan pemriksaan fisik head
to toe untuk mencari sumber infeksi
8. Jika didapati tanda gejala sepsis, beri cairan RL
dengan abocath 16 atau 18G untuk rehidrasi
9. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
(antibiotika)
10. Memastikan ibu dan bayi dirawat di ruang yang
terpisah dan menjaga jarak dengan orang sekitar /
lingkungan sampai infeksi teratasi
11. Cuci tangan pasca tindakan
12. Memberi KIE pada pasien dan keluarga tentang
pentingnya kebersihan diri terutama vulva hygiene.
Dan tekankan pentingnya istirahat yang berkualitas
dan terjaga kuantitasnya, serta asupan gizi yang
cukup
13. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
bagi bayinya
14. Mendokumentasikan hasil tindakan
Unit Terkait Ruang Kebidanan
Ruang PONEK
Poli Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai