Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

LANG6031
Indonesian

Minggu 5

Paragraf Akademik

LANG6031 – Indonesian
LEARNING OUTCOMES

LO 2: Membuat paragraf akademik dengan diksi dan kalimat efektif

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


• Pengertian
• Syarat Paragraf Padu
• Pola Pengembangan Paragraf
• Paragraf Akademik
• Kesimpulan

LANG6031 – Indonesian
ISI MATERI

A. PENGERTIAN
Paragraf pada dasarnya merupakan istilah lain dari alinia. Sementara
orang, untuk menyebut rangkaian kalimat yang terikat dalam satu kesatuan, ada
yang menggunakan istilah paragraf dan ada pula yang menggunakan istilah
alinea. Demi keseragaman penyebutan, dalam pembicaraan ini yang akan
digunakan dalam paragraf. Meskipun demikian, hal itu bukan berarti bahwa
istilah alinea tidak boleh digunakan.
Widjono (2012: 222) menjelaskan bahwa paragraf merupakan satuan
bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara terpadu,
runtut, logis, dan merupakan kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, dan
berstruktur. Struktur dalam konteks ini berupa struktur paragraf, meliputi kalimat
topik, kalimat pendukung 1, kalimat pendukung 2, kalimat pendukung 3, dan
kalimat konklusi.Dalam paragraf, susunan kalimat terdiri dari satuan informasi
yang di dalamnya terdapat pikiran utama sebagai topik dan pikiran penjelas
sebagai pendukung dan pengendali pengembangan topik, dan diakhiri dengan
kalimat konklusi yang seterusnya dalam pembahasan ini penulis sebut sebagai
kalimat penegas karena terkait fungsinya untuk menegaskan.
Widjono (2012: 222) dalam hal ini juga memberikan beberapa ciri
paragraf, di antaranya:
1. Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
biasa, misalnya surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah
formal, misalnya makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Karangan yang
berbentuk lurus dan tidak bertakuk (Block Style) ditandai dengan jarak spasi
merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya.
2. Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam
kalimat topik. Kalimat topik dapat ditempatkan pada posisi awal, tengah, dan
akhir.

LANG6031 – Indonesian
3. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik. Kalimat topik yang terdapat pada
posisi awal dan akhir itu berisi gagasan yang sama. Kalimat topik pada akhir
paragraf menegaskan gagasan kalimat topik pada posisi awal. Paragraf dengan
dua kalimat topik itu dilakukan pada paragraf dengan jumlah kalimat banyak,
misal, 6 s.d. 10 buah kalimat.
Niknik (2009: 154) menjelaskan apabila sebuah paragraf bukan paragraf
deskriptif atau naratif, unsur paragraf itu berupa:
1. kalimat topik atau kalimat utama
2. kalimat pengembang atau kalimat penjelas
3. kalimat penegas
4. kalimat, klausa, prosa, dan penghubung.

B. SYARAT PARAGRAF
1. KESATUAN PARAGRAF
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, dan
kelengkapan. Kesatuan yang dimaksud dalam konteks ini adalah tiap paragraf
hanya mengandung satu pikiran utama yang diwujudkan dalam kalimat topik.
Untuk dapat membuat kalimat topik, terlebih dahulu kenali ciri-cirinya,
yakni kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang berpotensi
untuk dapat diuraikan lebih lanjut. Ciri lainnya yaitu kalimat topik dapat dibuat
lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung, baik kata
penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.
Contoh:
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran
demam berdarah. Salah satu caranya adalah memberantas tempat berkembang
biak nyamuk demam berdarah. Seperti kita ketahui bersama, nyamuk demam
berdarah biasanya berkembang biak di air yang menggenang. Oleh karena itu,
benda-benda yang dapat menampung air harus dikubur dalam tanah, bak-bak
penampung air harus ditutup rapat, dan selokan-selokan yang mampat harus
dialirkan. Dengan demikian, nyamuk-nyamuk itu tidak akan mempunyai sarang
untuk berkembang biak.

LANG6031 – Indonesian
Paragraf tersebut memiliki satu pikiran utama yang diwujudkan dalam
kalimat topik, yakni ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah
penyebaran demam berdarah. Kalimat topik dalam paragraf deduktif ini bisa
diuraikan lebih lanjut, yakni apa saja cara yang digunakan untuk dapat mencegah
penyebaran demam berdarah yang dikembangkan dengan kesatuan pikiran.
Seluruh kalimat membahas pikiran yang sama, yaitu cara mencegah penyebaran
nyamuk demam berdarah [1]. Kalimat [2] sampai dengan [4] membahas langkah
yang dilakukan untuk mencegah demam berdarah. Kalimat [5] merupakan hasil
dari pencegahan tersebut.

2. KEPADUAN PARAGRAF
Selain kesatuan, syarat penulisan paragraf yang baik adalah kepaduan.
Untuk dapat mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
Bagaimanakah agar kalimat-kalimat dapat bertahan secara logis dan padu?
Gunakan kata penghubung.
Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat
dan kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalahkata
yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, sedangkan kata
penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu
dengan kalimat lainnya (Niknik,2009: 154). Mari kita kembali pada paragraf
sebelumnya.
Contoh:
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran demam
berdarah. Salah satu caranya adalah memberantas tempat berkembang biak
nyamuk demam berdarah karena seperti kita ketahui bersama, nyamuk demam
berdarah biasanya berkembang biak di air yang menggenang. Oleh karena itu,
benda-benda yang dapat menampung air harus dikubur dalam tanah, bak-bak
penampung air harus ditutup rapat, Bahkanselokan-selokan yang mampat harus
dialirkan. Jadi, nyamuk-nyamuk itu tidak akan mempunyai sarang untuk
berkembang biak.

LANG6031 – Indonesian
3. KONSISTENSI SUDUT PANDANG
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam
karangannya.Dalam cerita pengarang,sering menggunakan sudut pandang kata
aku seolah-olah menceritakan dirinya sendiri.Selain itu,pengarang menggunakan
sudut pandang dia atau ia seolah-olah meceritakan dia. Dalam karangan ilmiah,
pengarang menggunakan penulis. Sekali menggunakan sudut pandang tersebut
harus konsisten dari awal hingga akhir cerita.
Contoh :

Anton adalah mahasiswa yang cerdas. Ia dapat membaca buku ilmiah amat
cepat.Selain itu,ia hampir tidak pernah kelihatan belajar.Ia amat serius ketika
belajar di kelas. Waktu berdiskusi ia tidak banyak berbicara dan lebih banyak
mendengarkan penjelasan dosen atau pendapat temannya.Nilai IPK-nya selalu di
atas 3,5.

4. KETUNTASAN
Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal itu dapat diwujudkan dengan
klasifikasidan ketuntasan bahasa.

5. KERUNTUTAN
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan, konsep, pemikiran, dan
lain-lain dalam karangan. Keruntutan dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Urutan proses dengan bilangan
2. Urutan proses tanpa bilangan
3. Tahapan
4. Skala prioritas
5. Pengembangan
6. Strata atau tingkatan komunikasi yang paling efektif
7. Hubungan antar proposisi (pernyataan yang dapat diuji kebenarannya)

C. JENIS PARAGRAF
1. Paragraf Deskripsi

LANG6031 – Indonesian
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuai dengan
keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,
mencium, dan merasakan) apa yang dituliskan sesuai dengan citra penulisnya.
(Jauharoti Alfin, dkk., 2008:7-11). Fokus penulisan bergantung pada hal
pancaindra, umur pembaca, dan emosi pembaca yang akan dituju.

2. Paragraf Eksposisi
Eksposisi adalah penulisan untuk memberitahukan atau memberi informasi
mengenai suatu objek tertentu (Gorys Keraf, 1995: 8). Paragraf eksposisi
disebut dengan paparan. Tujuannya adalah untuk menampilkan atau
memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan.

3. Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah “karangan yang terdiri atas paparan alasan dan
penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan” (Jauharoti
Alfin, dkk., 2008: 10-11). Karangan argumentasi bertujuan meyakinkan
pembaca agar pembaca membenarkan pendapat, gagasan, atau sikap yang kita
ungkapkan dalam karangan (Suparni, 1990:43).

4. Paragraf Narasi
Narasi berasal dari kata to narrate, yang berarti bercerita. Cerita adalah
rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun
rekaan atau fiksi. Narasi adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya dengan
maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu (Jauharoti Alfin, dkk.,
2008:11-9)

5. Paragraf Persuasi
Persuasi adalah “karangan yang berisi paparan berdaya-bujuk, berdaya-ajak,
ataupun berdaya-imbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca

LANG6031 – Indonesian
untuk meyakini dan menuruti imbauan implisit maupun eksplisit yang
dilontarkan oleh penulis” (E. Kusnadi, dkk.,2006:44).
Ada pula jenis-jenis paragraf berdasarkan letak pokok pikiran utama yang
terbagi menjadi tiga, yaitu paragraf induktif, paragraf deduktif dan paragraf
induktif-deduktif.

6. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya berada di awal


kalimat. Sifat paragraf ini adalah umum-khusus.

7. Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya berada di akhir


paragraf. Paragraf ini memiliki sifat khusus-umum yang didasarkan proses
penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip / sikap yang bersifat
umum berdasarkan pada fakta-fakta yang bersifat khusus.

8. Paragraf induktif-deduktif adalah paragraf yang pokok pikirannya terdapat


di awal dan akhir paragraf (campuran). Kalimat topik dalam sebuah paragraf
pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topik yang kedua berfungsi
untuk menegaskan kembali pikiran utama paragraf tersebut. Penampatan
kalimat topik di awal dan akhir paragraf berpengaruh pada proses penalaran.

D. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF


1. Perbandingan atau Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan. Cara perbandingan
merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan.
2. Analogi
Proses penalaran ini menggunakan perbandingan suatu benda atau
peristiwa yang memiliki kesamaan khusus untuk menarik sebuah
kesimpulan bahwa salah satu benda atau peristiwa tersebut sama dengan
benda atau peristiwa lainnya. Dapat juga dikatakan sebagai pemisalan,
perandaian, atau perumpamaan.

LANG6031 – Indonesian
3. Contoh-contoh
Menurut (Sabarti Akhadiah, dkk., 1999:163) Sebuah generalisasi yang
terlalu umum sifatnnya agar dapat memberikan penjelasan kepada
pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkret.
4. Sebab-Akibat
Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan
paragraf cara ini dapat dilakukandengan menyajikan sebab sebagai
gagasan pokok / utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas,
atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti
dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.
5. Klasifikasi
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan
pokok/utama kemudian diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci.
Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari gagasan utamanya. Misalnya,
gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat diklasifikasikan
menjadi X dan Z.
6. Definisi Luas
Dalam kalimat definisi, kalimat topik nya merupakan suatu pengertian
atau istilah yang memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar
maknanya mudah dipahami oleh pembaca. Kata untuk memperjelas
pengertian itu ialah kalimat pengembang seperti : adalah, yaitu, ialah dsb.

E. PARAGRAF AKADEMIK
Paragraf akademik adalah paragraf yang berstruktur kalimat topik, kalimat
penjelas atau pendukung, dan kalimat konklusi; menggunakan ragam bahasa
formal berdasarkan ejaan baku, istilah baku, tata bahasa baku; menggunakan
penalaran ilmiah: pendahuluan, pembahasan, dan konklusi; dan menyajikan
kajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan (atau) seni.
Paragraf akademik berstruktur kalimat topik, kalimat penjelas, kalimat
penjelas atau pendukung, dan konklusi. Dalam sebuah paragraf, kalimat topik

LANG6031 – Indonesian
hanya satudan ditempatkan pada awal paragraf. Kalimat topik terdiri atas subjek
dan predikat (objek). Subjek berfungsi sebagai topik dan predikat berfungsi
untuk mengendalikan topik. Kalimat penjelas atau pendukung terdiri tiga buah
kalimat, maksimal tujuh buah kalimat. Kalimat konklusi hanya satu kalimat
berfungsi menegaskan kalimat topik.

(1) Struktur:
i. Kalimat topik : 1Menulis itu menyenangkan.
ii. Kalimat penjelas :2 Kesenangan itu dihasilkan oleh
keberhasilan menulis naskah.
3
Keberhasilan itu dapat menghasilkan
kepuasan kognitif,afektif, dan psikis.
4
Lebih daripada itu, menulis dapat
Menghasilkan kreativitas baru yang dapat
memberikan kepuasan akademik

iii. Kalimat konklusi :5 Jelaslah bahwa menulis itu


menyenangkan dan memberikan
kepuasan.

Proses penulisan paragraf akademik mencakup:

1) Menentukan topik yang sesuai dengan program studi atau bidang keahlian
penulis,
2) Mengumpulkan data sekunder dan data primer yang relevan dengan topik,
3) Menyusun kerangka paragraf secara menyeluruh sehingga tidak terdapat
kerangka yang tertinggal,
4) Menulis draf dengan mengembangkan kerangka menjadi naskah awal.
5) Mereviu kesesuaian draf atau naskah awal dengan kerangka paragraf (esai),
dan
6) Menulis naskah final yang sempurna dan diyakini tanpa kesalahan (zemach
dan rumisek, 2005:2-4).

LANG6031 – Indonesian
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberap hal berikut:
1. Paragraf merupakan satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat
yang tersusun secara terpadu, runtut, logis, dan merupakan kesatuan ide
yang tersusun secara lengkap, dan berstruktur.
2. Paragraf yang baik harus memenuhi syarat:
▪ Kesatuan. Kesatuan yang dimaksud dalam konteks ini adalah tiap
paragraf hanya mengandung satu pikiran utama yang diwujudkan
dalam kalimat topik.
▪ Kepaduan. Untuk dapat mencapai kepaduan, langkah-langkah
yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai kalimat
sehingga bertalian secara logis dan padu.
▪ Ketuntasan. Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal itu dapat
diwujudkan dengan klasifikasidan ketuntasan bahasa.
▪ Keruntutan. Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan,
konsep, pemikiran, dan lain-lain dalam karangan.
3. Paragrapf terdiri atas: paragraph deskripsi. Narasi, eksposisi, argumentasi,
persuasi, dan deskripsi.
4. Terdapat beberapa pola pengembangan paragraph, diantaranya:
▪ Perbandingan atau Pertentangan
▪ Analogi
▪ Contoh-contoh
▪ Sebab-Akibat
▪ Klasifikasi
▪ Definisi Luas
5. Paragraf akademik adalah paragraf yang berstruktur kalimat topik, kalimat
penjelas atau pendukung, dan kalimat konklusi; menggunakan ragam
bahasa formal berdasarkan ejaan baku, istilah baku, tata bahasa baku;
menggunakan penalaran ilmiah: pendahuluan, pembahasan, dan konklusi;
dan menyajikan kajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan (atau) seni.

LANG6031 – Indonesian
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Z. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Presindo.
H.P. Achmad dan Alex. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hs., Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

LANG6031 – Indonesian

Anda mungkin juga menyukai