Anda di halaman 1dari 6

Nama: Aqiela Rusydi

NIM: C031181511

Glaukoma Pada Anjing


Glaukoma merupakan kondisi tekanan intraokular (intraocular pressure/IOP) mengalami
peningkatan karena obstruksinya sirkulasi aqueous humor. Glaukoma adalah penyakit mata yang
paling sering menyerang anjing. Penyekit ini bisa menyebabkan rusaknya fungsi penglihatan
secara permanen. Glaukoma terjadi karena adanya tekanan cairan di ruang depan mata sehingga
mengganggu sirkulasi cairan di mata.

Gambar 1. Anjing yang menderita glaucoma

Gambar 2. Patologi glaukoma


Glaukoma merupakan penyakit mata yang menunjukkan peningkatan IOP yang merusak
penglihatan dan kesehatan mata. Glaukoma dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu glaukoma primer,
glaukoma sekunder dan glaukoma kongenital. Glaukoma primer tidak memiliki penyebab
penyakit okuler sekunder atau sistemik dan merupakan penyakit turunan pada banyak ras anjing.
Glaukoma primer dikaitkan dengan goniodysgenesis yaitu kelainan pertumbuhan pada sudut bilik
mata depan yang disebabkan oleh kegagalan penjernihan jaringan krista neuralis uvea. Pada proses
embriogenesis, krista neuralis membentuk stroma iris, koroid dan muskulus siliaris. Glaukoma
primer dapat terjadi akibat metabolisme biokimia yang abnormal dari sel-sel trabekuler sistem
aliran keluar (outflow system) atau efek fisik penyumbatan pupil dan perubahan sudut iridocorneal
dan celah sclerociliary. Glaukoma sekunder merupakan kondisi dapatan (acquired) dimana terjadi
peningkatan IOP karena penyakit okuli yang mendahului atau bersamaan yang menyebabkan
obstruksi sirkulasi aqueos humor. Kejadian glaukoma sekunder diketahui ada hubungannya
dengan luksasi dan subluksasi lensa, intumescent cataract, neoplasia intraokular, dan uveitis;
cenderung unilateral dan bukan herediter. Glaukoma kongenital adalah kondisi langka dimana
peningkatan IOP terjadi sebelum atau segera setelah lahir. Kejadian ini berhubungan dengan
anomali segmen anterior, biasanya pada anjing berumur kurang dari 6 bulan, dan kasus ini jarang
ditemukan.
Tanda Glaukoma
Seringkali, gejala-gejala glaucoma disalah artikan sebagai konjungtivitis atau alergi mata. Karena,
saat anjing Anda diberikan obat tetes mata yang mengandung steroid, mata akan terlihat membaik,
namun hal itu hanya berlangsung sementara.
1. Pupil mata membesar, dan tidak mampu berkontraksi secara normal ketika dihadapkan
pada cahaya terang.
2. Pembuluh darah mata yang terkena glaukoma seringkali terlihat meradang atau merah.
3. Periksa tekanan intraokular mata hewan peliharaan Anda dengan menggunakan
tonometer. Tes tekanan intraokular adalah satu-satunya cara untuk dapat mendiagnosis
glaukoma secara dini, karena pada saat bola mata sudah benar-benar membesar, fungsi
penglihatan telah hilang secara permanen.
4. Jika glaukoma yang berkembang tidak segera diobati, mata hewan akan mulai terlihat
berkabut. Pada saat ini, fungsi penglihatan biasanya akan hilang dan tidak dapat
dipulihkan. Ini semua dapat terjadi sangat cepat – kadang dalam waktu kurang dari satu
hari.
5. Anjing akan mencakar-cakar matanya, atau menggosok-gosokkan kepalanya di lantai.
Pembuluh darah pada bagian mata yang putih akan terlihat menonjol, dan bagian yang
biasanya terlihat jernih (kornea) akan terlihat keruh atau kebiruan.
6. Cahaya terang juga akan membuat anjing terganggu. Selain itu, beberapa ada yang
kehilangan nafsu makan dan menjadi depresi karena rasa sakit.
7. Saat glaukoma semakin berkembang, mata yang terserang akan terlihat lebih besar dan
pupil tidak akan berkontraksi saat terkena cahaya. Jika ini terjadi, maka sudah terlambat
untuk menyelamatkan penglihatan hewan peliharaan.
8. Jadi, jangan sepelekan glaukoma. Jika tekanan dalam mata telah meningkat secara
signifikan, fungsi penglihatan dapat hilang secara permanen dalam waktu kurang dari
satu hari.
Diagnosis Glaukoma
Hanya ada satu cara untuk mendiagnosis glaukoma secara dini, yaitu dengan menggunakan
perangkat kecil yang disebut tonometer, yang mengukur tekanan di dalam mata. Hal ini dapat
dilakukan oleh dokter hewan. Prosedur pemeriksaan tekanan mata ini tidak menyakitkan.
Menggunakan setetes anestesi lokal, lamanya proses ini hanya sekitar 1-2 menit. Jika tes tersebut
menunjukkan gejala glaukoma, tes kedua disebut gonioscopy, yang akan dilakukan untuk
menentukan apakah glaukoma yang dialami anjing termasuk jenis glaukoma sudut lebar atau
sempit. Untuk menunjang diagnosis maka dilakukan pemeriksaan hematologi rutin. Pemeriksaan
hematologi rutin terhadap sampel darah anjing kasus.
Pengobatan
Pada kasus anjing dan kucing, glaukoma berebeda dengan jenis glaukoma yang biasa terjadi pada
manusia. Glaucoma pada hewan tidak merespon hampir semua obat-obatan. Tapi dapat diberikan
obat obat seperti terapi pemberian obat topikal brinzolamide 1% (Azopt®, Alcon, Texas, AS) dan
timolol maleate 0,25% (Timol®, PT. Industri Farmasi Cendo, Bandung, Indonesia) sebanyak satu
tetes, dua kali sehari selama dua minggu. Dalam banyak kasus, operasi untuk mengurangi tekanan
adalah satu-satunya pilihan solusi.

Measenes atau distemper


Anjing tidak bisa terkena campak atau measles dan menularkan virus ke manusia. Tetapi mereka
rentan terhadap penyakit anjing, virus dalam keluarga yang sama dengan campak yaitu distemper
. Jika tidak diobati, distemper anjing bisa berakibat fatal atau menyebabkan kerusakan saraf
permanen pada anjing.
Distemper anjing disebabkan oleh virus RNA untai tunggal dari famili Paramyxoviridae (famili
virus yang sama yang menyebabkan measenes. Distemper anjing (bahasa Inggris: canine
distemper) adalah penyakit menular bersifat akut sampai subakut pada hewan yang menyerang
saluran pencernaan, pernapasan, dan sistem saraf pusat. Anjing pada semua umur rentan terhadap
serangan virus ini, tetapi anjing muda lebih sering terinfeksi dan tingkat kematiannya juga lebih
tinggi.

Gambar 3. Anjing yang menderita canine distamper

Gambar 4. Gambaran patologi canine distamper


Canine distemper menyerang hewan dalam keluarga Canidae, Mustelidae, Mephitidae,
Procyonidae dan kemungkinan Felidae. Agen virus yang menyebabkan penyakit ini dikenal
dengan nama virus disetemper anjing (canine distemper virus, disingkat CDV). Virus ini dapat
ditularkan melalui aerosol (udara), dengan droplet mengandung virus berasal dari napas atau
sekresi hidung hewan penderita distemper.
Canine distemper merupakan penyakit fatal yang sering menyerang saluran pernapasan, saluran
cerna dan sistem saraf pusat. Penyakit ini dapat menyerang anjing berbagai usia. Namun penyakit
ini sering menyerang anjing berusia di bawah 1 tahun
gejalanya
Anak anjing atau anjing dengan distemper anjing akan menunjukkan beberapa gejala yang
berbeda. Distemper anjing dapat memiliki beberapa bentuk, yang sering menyulitkan
diagnosisnya. Secara umum, gejalanya dapat berupa:
1. Suhu badan tinggi
2. Diare dan masalah pencernaan
3. Muntah mendadak
4. Kelesuan
5. Depresi
6. Kehilangan nafsu makan
7. Bersin, batuk, dan masalah pernapasan
Penyakit ini ditandai dengan demam, leukopenia, gangguan pencernaan serta sering disertai
dengan komplikasi pneumonia dan gangguan saraf. Tanda klinis yang timbul bila telah berlanjut
pada susunan saraf pusat seperti kejang-kejang dan myoclonus yang disertai dengan depresi,
ataksia, paresis, paralisis dan tremor. Hewan yang terlihat kejang-kejang menandakan bahwa
infeksi telah menyebar sampai otak dan menyebabkan kerusakan saraf. Kerusakan yang terjadi
pada neuron dan astrosit oleh virus distemper menyebar secara perlahan namun infeksi ini
menyebabkan kematial sel secara besar-besaran termasuk pada sel neuron yang tidak terinfeksi.
Diagnosanya
Dokter hewan dapat mendiagnosa anjing terjangkit virus distemper melalui penampilan klinis dan
uji laboratorium juga dapat didiagnosa berdasarkan riwayat hidup, pemeriksaan fisik dan.
Didasarkan pada anamnesa data epidemiologis:, gejala klinis yang ditemukan dan
pemeriksaanlaboratorium seperti RT-PCR, FAT, isolasi ;virus pada TAB melalui jalur CAM,
morfologi virus dan tes ELISA untuk antibodi spesifik distemper.
Pemeriksaan antemortem diantaranya adalah tes hematology, imunofluresensi, dan tes ELISA
untuk antibody spesifik distemper. Pada tes hematology dalam keadaan akut limfopenia dan
thrombositopenia dapat ditemukan dan monosit bertambah. Disamping itu jumlah IgG da IgA
berkurang sedangkan level IgM masih normal. Jika keadaan subakut atau kronis jumlah
immunoglobulin tersebut masih normal. Sedangkan pemeriksaan postmortem meliputi tes
imunofluoresensi, histopatologi, serta isolasi virus dan PCR
(Polymerase Chain reaction). Pada tes imunofloresensi atauimunositokhemistri, antigen terhadap
distemper yang dapat didemonstrasikan dari preparat apus bisa berasal dari limfosit, epitel
lambung, paru atau kandung kemih, otak kecil, dan batang otak. Diagnosa berdasarkan
histopatologi dengan menggunakan lesi yang terdapat pada jaringan limfe dan CNS bersama
adanya badan inklusi dalam CNS, paru, lambung, epitel kandung kemih. Isolasi virus biasanya
tidak dilakukan bila digunakan untuk diagnosa secara rutin karena memerlukan waktu yang lama
dan biayanya mahal. Isolasi virus dengan melakukan kultur langsung dari jaringan otak, paru,
ginjal atau sel kandung kemih dari anjing penderita merupakan pendekatan terbaik. Inokulasi pada
kultur makrofag atau limfosit dengan suspense paru, otak, dan jaringan limfatik juga bisa
diterapkan.
Pengobatan dan pencegahannya
Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan infeksi. Pengobatan biasanya terdiri dari
perawatan suportif dan upaya untuk mencegah infeksi sekunder; mengendalikan muntah, diare,
gejala neurologis, dan memerangi dehidrasi melalui pemberian cairan. Anjing yang terinfeksi
distemper perlu diisolasi dari anjing lain yang sehat untuk meminimalkan risiko infeksi kelanjutan.
Distemper anjing dapat dicegah dengan vaksinasi, sehingga penting untuk memastikan anak anjing
Anda mendapatkan suntikan yang diperlukan pada usia yang tepat.
Dalam kebanyakan kasus, anak anjing biasanya memulai program vaksinasi antara usia enam
hingga delapan minggu. Vaksinasi distemper anjing berkemungkinan akan diberikan pada usia
tujuh hingga sembilan minggu, dengan booster pada usia 11 - 13 minggu. Meskipun tidak ada obat
yang dapat menghancurkan virus ini, namun ada beberapa perawatan yang dibutuhkan bagi
penderita distemper: pastikan cairan tubuh tidak berkurang (perlu infus), antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder lain, dan berbagai suplement untuk membantu organ dalam bekerja
untuk melawan virus ini. Pisahkan dan segera sterilkan area tempat anjing korban distemper
dengan cairan disinfektan dan ungsikan anjing sehat lainnya. Anjing yang terkena virus ini dan
survived perlu diisolasi dan dikarantina(dipisahkan dari anjing lain) dalam waktu yang tidak dapat
ditentukan, bisa 3 bulan sampai satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai