Anda di halaman 1dari 3

CONTOH RHA BENCANA ALAM

Disusun Oleh :

KASTENA MARYANA
P00340219021

Dosen Pengampu : YENNI PUSPITA, SKM, MPH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMNKES BENGKULU
PRODI DIII KEBIDANAN CURUP
T.A 2019/2020
CONTOH RHA BENCANA ALAM

Gempa tektonik telah mengguncang wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta dan sekitarnya
pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006 pukul 05:53:58. Menurut laporan National Earthquake
Information Center, United States Geological Survey (USGS), gempa berkekuatan 5,9 SR
tersebut terletak di wilayah daratan Kabupaten Bantul (25 km arah Timur Laut Kota Yogyakarta)
pada 7,962°LS dan 110,458°BT di kedalaman 10 km.
Peristiwa tersebut memiliki dampak yang cukup signifikan bagi status kesehatan
masyarakat di wilayah gempa terutama Kabupaten Bantul. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya penanggulangan masalah kesehatan melalui langkah-langkah tanggap darurat. Salah satu
upaya tersebut adalah dilaksanakannya penilaian cepat (rapid health assessment/RHA) untuk
mengetahui besaran masalah kesehatan yang dihadapi dan kebutuhan pelayanan kesehatan di
daerah bencana. Hasil penilaian cepat ini dapat digunakan untuk memantapkan berbagai upaya
kesehatan pada tahap tanggap darurat. Sebagai wujud tanggap darurat terhadap bencana ini,
relawan dari kesehatan dan jajaran kesehatan yang lainnya mengambil inisiatif penanggulangan
dalam bentuk mendirikan posko kesehatan, imunisasi TT massal dan penilaian cepat. Kegiatan
ini dimulai pada tanggal 29 Mei s.d. 15 Juni 2006. Penilaian cepat kesehatan dilakukan pada
tanggal 15 Juni 2006 hanya di lima kecamatan terpilih di wilayah Bantul yaitu : Kecamatan
Pleret, Banguntapan, Jetis, Pundong, dan Sewon. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui
besar masalah kesehatan dan risiko penyakit yang akan datang sebagai akibat bencana gempa.
Kajian assesmen kesehatan akibat bencana di Provinsi DIY melipui aspek keadan umum dan
lingkungan, derajad kesehatan, sarana kesehatan dan bantuan kesehatan.
Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh berbagai pihak terkait dalam upaya
bersama memulihkan sistem kesehatan di Provinsi DIY khususnya. Tercatat 55,6% Puskesmas
Induk dan Perawatan dari 27 unit yang ada di Kabupaten Bantul mengalami kerusakan berat,
begitu juga dengan kondisi Puskesmas Pembantu (53,6%) dan Rumah Dinas Dokter dan
Paramedis (64,8%). Rerata umur responden 28 tahun (IK95% : 26 – 30). Sebagian besar
responden adalah perempuan (52,9%) dan sebagai ibu rumah tangga (73,3%). Hampir sepertiga
responden pernah mengenyam pendidikan SD (31,9%) dan SLTP (31,4%). Responden yang
memiliki anggota keluarga cedera akibat gempa bumi sebesar 40,0% (IK95%: 29,26 – 50,74).
Sebagian besar letak cedera korban bencana gempa bumi berada di daerah kepala (15,7%;
IK95% : 5,13 – 26,28), tangan (11,3%; IK95% 4,85 – 17,66) dan kaki (11,1%; IK95% : 8,01 –
14,26). Pada saat survei dilakukan 3,4% (IK95% : 1,33 – 5,56) anggota keluarga yang cedera
mengalami infeksi dan perlu penanganan perawatan luka yang lebih adekuat.
Survei memperlihatkan masih banyak masyarakat yang mengobati dirinya sendiri di
rumah (30,2%; IK 95% : 3,80 – 56,57) atau bahkan luka didiamkan saja (6,6%; IK 95% : 2,95 –
10,26). Anggota keluarga responden yang sedang menjalani rawat inap di fasilitas kesehatan
sebesar 7,7% (IK 95% : 2,93 – 12,54), anggota keluarga yang menjalani rawat jalan di fasilitas
kesehatan sebesar 13,8% (IK 95% : 8,61 – 18,93). Keluarga yang memiliki ibu hamil pada saat
survei dilakukan sebesar 29,1% (IK 95%: 25,09 – 34,07) dengan rata-rata usia ibu hamil 29,4
tahun (IK 95%: 25,87 – 32,85). Mereka memiliki rata-rata umur kehamilan 21,4 bulan (IK 95%:
16,93 -25,87). Terdapat 16,0%( IK 95%:13,49 – 18,51) ibu hamil yang menderita status gizi
kurang (KEK). Keluarga yang memiliki ibu baru melahirkan hanya 5,24% (IK95%: 2,31 – 8,17),
dimana waktu bersalin sebagian besar ditolong oleh dokter (72,73%; IK95% : 70,35 – 75,11) di
rumah sakit (72,73%; IK95% : 70,36 – 75,10). Sebagian besar responden memiliki anak balita
(63,55%; IK95%: 2,31 – 8,17), dengan rata-rata usia balita 28,9 bulan. Namun terdapat anak
balita yang menderita gizi kurang (20,8%;IK95%:19,99 – 21,64) dan buruk (4,6%; IK95%: 3,74
– 5,40) yang perlu mendapat perhatian dan monitoring lebih besar bagi petugas kesehatan.

Pada saat survei dilakukan, ketersediaan cadangan bahan makanan pokok masih bisa
mencukupi kebutuhan keluarga untuk 14,1 hari (IK95%: 7,53 – 20,63), sedangkan bahan
makanan lain masih bisa mencukupi untuk kebutuhan selama satu minggu kecuali buah-buahan
(3,0 hari;IK95%: 0,75 – 5,17). Gempa bumi dahsyat telah menghancurkan sebagian besar rumah
penduduk di lokasi survei atau 81,8% (IK95%: 48,55 – 114,99). Bahkan tidak ada rumah yang
tidak rusak meskipun hanya rusak ringan (3,1%; IK95% : -1,30 – 7,44). Sebagian besar
penduduk masih mengandalkan sumber air bersih dari sumur (70,4%; IK95% : 44,74 – 96,03),
meskipun ada sebagian kecil penduduk dengan kualitas fisik sumur yang tidak memenuhi syarat
kesehatan (4,8%; IK95% : -14,63 – 24,16).

Hampir dua minggu setelah kejadian gempa bumi tanggal 27 Mei 2006, sudah banyak
lingkungan responden yang telah mendapatkan bantuan kesehatan dari berbagai instansi atau
LSM namun bantuan pengasapan (fogging) untuk mengurangi populasi nyamuk baru 47,6%
(IK95% : 39,71-55,53), penyemprotan (spraying) untuk membunuh bibit penyakit berbahaya
20,0% (IK9%% : 2,71-37,29), dan upaya pengolahan air hanya 21,9% (IK95% : -5,00-48,81).

Anda mungkin juga menyukai