SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan
Pekerjaan Sosial (S.Tr.Sos)
PEMBIMBING :
Oleh :
EKY FAHMIYATININGRUM
NRP. 16.04.239
i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Masyarakat Terhadap Lanjut Usia Terlantar” adalah skripsi saya sendiri. Skripsi ini
belum dipublikasikan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi atau lembaga
lain manapun. Sumber informasi yang didapat melalui data sekunder dengan
mengutip hasil penelitian yang relevan dengan aspek – aspek yang digunakan
peneliti dari penulis lain dalam skripsi yang dipublikasikan maupun tidak, telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir
skripsi ini.
Eky Fahmiyatiningrum
16.04.239
ii
ABSTRACT
EKY FAHMIYATININGRUM, 16.04.239. Community Social Support for
Neglected Elderly. Supervisor: Jumayar Marbun and Catur Herry
Wibawa.
Social support in this study is assistance received by neglected elderly people from
their social environment. The assistance provided can be in the form of comfort,
attention, appreciation also helping neglected elderly in dealing with problems. This
study aims to obtain an overview of the textual analysis of: 1) sources of
information, 2) comfort provided by the community to neglected elderly, 3)
attention given to neglected elderly, 4) awards given by society to neglected elderly,
and 5) helping neglected elderly by accepting their condition. The method used in
this research is secondary data analysis. Sources of information used are the results
of other people's research, scientific journals, and books. The secondary data
analysis research process that is carried out is: 1) determining (finding) sources of
data / information, 2) collecting data that is already available, 3) normalizing data
if necessary and possible, and 4) analyzing data (tabulating, mapping data, data and
review it). The results in secondary research on community social support for
neglected elderly show that community social support for neglected elderly is
generally good in the aspect of appreciation. However, if every aspect of social
support identified, the community in providing social support to neglected elderly
still has problems, especially in several aspects that require problem solved efforts.
In this case, the aspects that still have problems are especially the aspects of
comfort, attention and helping neglected elderly by accepting their conditions. The
proposed program is "Increasing Forms of Community Social Support through
Social Organizing in Fulfilling the Needs of the Neglected Elderly"
iii
ABSTRAK
EKY FAHMIYATININGRUM, 16.04.239. Dukungan Sosial Masyarakat
Terhadap Lanjut Usia Terlantar. Dosen Pembimbing: Jumayar
Marbun dan Catur Herry Wibawa.
Dukungan sosial dalam penelitian ini adalah bantuan yang diterima oleh lanjut usia
terlantar dari lingkungan sosialnya. Bantuan yang diberikan dapat berupa
kenyamanan, perhatian, penghargaan dan juga menolong lanjut usia terlantar
tersebut dalam menghadapi masalah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran dari analisis tekstual tentang : 1) sumber informasi, 2) kenyamanan yang
diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar, 3) perhatian yang diberikan
masyarakat kepada lanjut usia terlantar, 4) penghargaan yang diberikan masyarakat
kepada lanjut usia terlantar, dan 5) menolong lanjut usia terlantar dengan menerima
kondisinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
sekunder. Sumber informasi yang digunakan merupakan hasil penelitian orang lain,
jurnal ilmiah, dan buku. Proses penelitian analisis data sekunder yang dilakuakan
adalah: 1) menetapkan (mencari-temukan) sumber data/informasi, 2)
mengumpulkan data yang sudah tersedia, 3) menormalisasikan data jika diperlukan
dan memungkinkan, dan 4) menganalisis data (mentabulasi, memetakan data, data
dan menelaahnya). Hasil dalam penelitian sekunder tentang dukungan sosial
masyarakat terhadap lanjut usia terlantar ini diperoleh gambaran bahwa dukungan
sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar pada umumnya baik pada aspek
penghargaan. Namun apabila diidentifikasi tiap aspek dari dukungan sosial,
masyarakat dalam memberikan dukungan sosial kepada lanjut usia terlantar masih
terdapat permasalahan terutama di beberapa aspek yang perlu adanya upaya
pemecahan masalah. Dalam hal ini, aspek yang masih memiliki masalah tersebut
terutama pada aspek kenyamanan, perhatian dan menolong lanjut usia terlantar
dengan menerima kondisiya. Program yang diusulkan yaitu “Peningkatan Bentuk –
Bentuk Dukungan Sosial Masyarakat Melalui Pengorganisasian Sosial Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Lanjut Usia Terlantar"
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas berkat,
baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
berbagai pihak maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu,
sehingga pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan
(Poltekesos) Bandung.
2. Dr. Jumayar Marbun, M.Si dan Drs. Catur Hery Wibawa, MM selaku dosen
3. Dr. Aep Rusmana, S.Sos. M.Si., selaku Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial
Bandung.
4. Drs. Benny Setia Nugraha, M.Si., selaku Dosen Wali yang dengan terbuka
Bandung.
v
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik peneliti selama menjadi mahasiswa
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ..................... ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN ..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xi
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 : Proses Penelitian Analisis Data Sekunder Wallace Fondation .........56
Bagan 5.1 : Struktur Organisasi Kepanitiaan Program ...................................... 117
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Penelitian Chandra Aji......................................................................143
Lampiran 2 Penelitian Yusnia Pratiwi .................................................................146
Lampiran 3 Penelitian Azizah Nurul Karomah ....................................................148
Lampiran 4 Penelitian Dyah Ayu .........................................................................150
Lampiran 5 Penelitian Rizkya Angkin Pratiwi ....................................................152
Lampiran 6 Penelitian Arasti Dita Nisfani ...........................................................154
Lampiran 7 Penelitian Eka Taurista dan F.X Sri Sadewo....................................156
Lampiran 8 Penelitian Ida Ayu ............................................................................158
Lampiran 9 Penelitian Ani Marni dan Rudy Yuniawati ......................................160
Lampiran 10 Penelitian Etty Padmiati dan Kissumi Diyanayati ..........................162
Lampiran 11 Penelitian Agus Santoso dan Novia Budi Lestari ...........................164
Lampiran 12 Penelitian Siti Wafroh, dkk ............................................................166
Lampiran 13 Penelitian Miftakul Jannah dan Meirinawati ..................................168
Lampiran 14 Penelitian Camelia, dkk ..................................................................170
Lampiran 15 Penelitian Lily Herlinah, dkk .........................................................172
Lampiran 16 Penelitian Alnidi Safarach Bratanegara, dkk ..................................174
Lampiran 17 Penelitian Parida Hanum, dkk ........................................................176
Lampiran 18 Buku Lilik Ma’rifatul Azizah .........................................................178
Lampiran 17 Tabel Analisis Data Sekunder ........................................................183
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Dukungan sosial merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam lingkungan sosialnya yang dapat memberikan
sosial tersebut. Dukungan sosial dalam hal ini diharapkan dengan adanya dukungan
sosial yang diberikan dapat membantu lanjut usia agar dapat beraktivitas sebagaimana
mestinya.
merupakan suatu bantuan yang diberikan seseorang atau sekelompok orang kepada
Lanjut usia atau yang sering disebut dengan lansia merupakan salah satu tahap
sebagai garis pemisah antara madya dan lanjut usia”. Dari pengertian tersebut
1
2
dinyatakan bahwa seseorang itu dikatakan lanjut usia apabila telah mencapai usia enam
Lanjut usia menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 pasal
1 ayat (2), adalah seseorang yang mencapai usia enam puluh tahun keatas. Pada tahap
perkembangan ini, individu akan mengalami penurunan baik secara fisik maupun
secara psikis. Adanya penurunan fisik dan psikis tersebut membuat lanjut usia dalam
pemerintah juga harus menetapkan kebijakan dalam upaya mengatasi masalah beban
ketergantungan penduduk dan juga penanganan pelayanan bagi golongan lanjut usia.
Besarnya penduduk lanjut usia menyebabkan perlunya perhatian lebih yang diberikan
kepada lanjut usia. Hal ini dilakukan agar para lanjut usia ini dapat meningkatkan
kualitas hidup dan bahagia dalam melewati hari tuanya, terutama bagi para lanjut usia
perubahan terkait dengan perubahan beberapa fungsi seperti fungsi fisik, kognitif dan
juga perubahan aspek psikososial. Penurunan fungsi ini membuat lanjut usia harus
jasmani dan rohani. Lanjut usia sangat memerlukan bantuan orang lain dalam hal
Permasalahan yang dialami oleh lanjut usia yaitu masalah hubungan dengan
sosialisasi, menurunnya daya tahan tubuh sehingga penyembuhan penyakit lebih lama,
akses transportasi yang belum ramah lanjut usia dan juga unit pelayanan lanjut usia
yang susah untuk dijangkau oleh lanjut usia itu sendiri. Permasalahan-permasalahan
yang dihadapi para lanjut usia tersebut akan saling berkaitan, seperti kondisi fisik dan
Jumlah lanjut usia terlantar di Indonesia sendiri mencapai 2,1 juta jiwa dan 1,8
juta jiwa berpotensi terlantar. Meningkatnya jumlah populasi lanjut usia yang diiringi
dengan meningkatnya permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia itu sendiri juga
berdampak terhadap penurunan kualitas hidup lanjut usia. Seperti penurunan kapasitas
mental, perubahan peran sosial, kepikunan, bahkan depresi. Lanjut usia pada umumnya
akan mengalami penurunan kualitas hidup terutama dalam hal rasa kesepian dan
Permasalahan yang cukup banyak dihadapi oleh lanjut usia sendiri dapat
mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia. Yang dalam hal ini tentunya dalam
disekitarnya mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh lanjut usia tersebut. Dukungan
sosial tersebut bisa berupa dukungan sosial yang diberikan oleh keluarganya,
4
yang diberikan oleh orang lain terhadap individu yang berupa kasih sayang,
kepedulian, perhatian dan bantuan lainnya. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai
peran penting untuk memberikan dukungan sosial terhadap lanjut usia terlantar dalam
Undang – Undang mengenai kesejahteraan lanjut usia telah diatur dalam rangka
merupakan sistem terdekat dengan lanjut usia. Peran dari masyarakat itu sendiri
tentunya sangat diharapkan oleh lanjut usia. Akan tetapi, dalam hal ini, lanjut usia
terlantar menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian masyarakat karena
kehidupannya sendiri.
Peran masyarakat tersebut telah diatur dalam pasal 22 Undang –Undang Nomor
lanjut usia. Hal ini didukung dalam pasal 24 yang menyebutkan bahwa pemerintah
masyarakat dalam hal memastikan adanya perlindungan sosial terhadap lanjut usia.
5
gambaran pemetaan wilayah yang ada di Kecamatan Andir, Kota Bandung. Kelurahan
Dunguscariang merupakan salah satu kelurahan yang terletak di sebelah barat Kota
Bandung. Kelurahan Dunguscariang terdiri dari 11 Rukun Warga (RW) dan 84 Rukun
Tetangga (RT). Jumlah lanjut usia terlantar yang ada di Kelurahan Dunguscariang
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, 2 orang lanjut
melakukan aktivitas. Lanjut usia terlantar yang ada di Kelurahan Dunguscariang tidak
mendapatkan perawatan dan kasih sayang dari keluarga mereka. Namun, masyarakat
juga kurang dalam hal memberikan bantuan baik dalam pemenuhan kebutuhan fisik
ataupun psikis kepada lanjut usia terlantar tersebut. Hal ini menyebabkan dukungan
sosial masyarakat Kelurahan Dunguscariang kepada lanjut usia terlantar masih kurang.
berasal dari orang yang mempunyai pendapatan dari pekerjaan mapan yang
menghasilkan jaminan hari tua bagi mereka. Kehidupan lanjut usia terlantar di
akan berdampak lebih jauh lagi baik kepada dirinya sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitarnya. Pada hakikatnya seorang lanjut usia merupakan masa dimana
perlu perhatian dan dukungan yang lebih dari lingkungan karena kondisi baik fisik dan
psikis dari lanjut usia sangat rentan terhadap penyakit. Serta pemenuhan kebutuhan dari
6
tersebut meliputi kebutuhan biologis, kesehatan, psikologis, ekonomi dan sosial dari
terlantar yang ada atas dasar kemanusiaan. Lanjut usia yang dalam hal ini terlantar
Oleh karena itu, dukungan sosial masyarakat dapat menjadi salah satu bantuan
yang efektif terhadap lanjut usia terlantar dalam menjalani kehidupannya. Untuk
mengetahui dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar yang ada di
terhadap lanjut usia terlantar yang ada. Sesuai dengan latar belakang masalah yang ada,
dalam sub – sub pertanyaan atau sub – sub problematik sebagai berikut :
sebuah tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
5. Informan dalam hal menolong lanjut usia terlantar dengan menerima kondisinya.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang
1. Manfaat Teoritis
8
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
dari aspek kenyamanan, aspek perhatian, aspek penghargaan serta aspek menolong
2. Manfaat Praktis
pemenuhan kebutuhan lanjut usia terlantar. Hasil penelitian ini dapat digunakan
penulisan karya ilmiah yang telah ditetapkan oleh Politeknik Kesejahteraan Sosial
Bandung.
penjelasan istilah, latar penelitian, jenis dan sumber data, analisis data,
KAJIAN KONSEPTUAL
relevan dengan judul penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti yaitu tentang
yang relevan dengan permasalahan yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
bagi Lansia di Sasana Tresna Werda Karya Bakti Ciracas, Jakarta Timur: Karya
Tujuan dari penelitian ini adalah agar peneliti akan dengan cermat menyelidiki dan
menganalisa baik program, peristiwa, aktivitas dan proses pemberian dukungan sosial
keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan sosial lanjut usia di dalam panti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lanjut usia yang tinggal di panti merasa
kesepian dan berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Sehingga, tinggal di
panti merupakan cara alternatif bagi para lanjut usia untuk mengatasi rasa kesepiannya.
Lanjut usia yang tinggal di panti tersebut merasa bahwa keberadaan keluarga hanya
sebatas dukungan dalam bentuk finansial saja sehingga sifatnya tidak langsung
dirasakan. Pada akhirnya, lanjut usia merasa bahwa Sasana Tresna Werdha Karya
10
11
Bhakti Cirasas, Jakarta Timur ini dipilih sebagai tempat tinggal yang nyaman dan
mampu membantu lanjut usia dalam memenuhi kebutuhan fisik maupun non-fisiknya.
2. “Dukungan Sosial diantara Lanjut Usia di Panti Jompo Betania Banua Niha Keriso
Protestan (BNKP) Kota Gunungsitoli”. Karya ilmiah ini oleh Restueli Harefa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara deskriptif tentang
dukungan sosial diantara lanjut usia di Panti Jompo Betania Banua Niha Keriso
Protestan Kota Gunungsitoli. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa para lanjut
usia yang ada di Panti Jompo Betania Banua Niha Keriso Protestan (BNKP) Kota
Gunungsitoli saling memberikan dukungan satu sama lain. Baik itu dalam aspek
lanjut usia saling mendukung satu sama lain dalam menjalani kehidupan masa tua di
panti tersebut.
perbedaan dengan penelitian terdahulu. Dalam hal ini, persamaan yang dimaksud ialah
pada variabel penelitian dan sasaran penelitian dengan salah dua penelitian terdahulu
yakni dukungan sosial kepada lanjut usia. Kemudian, perbedaan yang dimaksud dalam
penelitian sekunder yang akan dilakukan adalah variabel penelitian pada dua penelitian
terdahulu dan tidak adanya lokasi yang sama. Persamaan dan perbedaan penelitian
terdahulu dengan penelitian peneliti lebih jelas disajikan dalam tabel berikut ini :
12
merupakan keluarga dan lanjut usia sedangkan dalam penelitian ini sasarannya adalah
masyarakat. Selain itu, perbedaan yang lain yaitu mengenai lokasi penelitian yang
mana dalam penelitian terdahulu lokasi penelitian di Sasana Tresna Werdha Karya
Bhakti Ciracas, Jakarta Timur dan Panti Jompo Betania Banua Niha Keriso Protestan
kondisinya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian dalam penelitian ini berbeda
kelompok”.
suatu bantuan yang diberikan seseorang atau sekelompok orang kepada individu dalam
Dukungan sosial menurut Ganster, dkk dalam Apollo dan Cahyadi (2012:261)
menolong dan mempunyai nilai khusus bagi individu yang menerima bantuan atau
pertolongan tersebut. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dukungan sosial
Joseph dan Gallo dalam Lilik Ma’rifatul Azizah (2011: 98) mengatakan bahwa
terdapat tiga komponen sistem pendukung lanjut usia yaitu jaringan-jaringan informal,
sendiri yaitu keluarga dan teman-teman. Sistem pendukung formal yaitu meliputi tim
Dukungan semiformal meliputi bantuan dan interaksi yang disediakan oleh organisasi
lingkungan sekitar seperti perkumpulan pengajian atau perkumpulan warga lanjut usia
setempat.
1. Keberadaan sumber dukungan sosial yang bersifat apa adanya tanpa dibuat-buat
2. Sumber dukungan sosial memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku tentang
3. Sumber dukungan sosial berakar dari hubungan yang telah lama terjalin;
Apollo dan Cahyadi (2012:261) adalah orang tua, saudara kandung, anak – anak,
kerabat, pasangan hidup, sahabat rekat kerja, dan juga tetangga. Hal yang sama juga
diungkupkan oleh Wentzel dalam Apollo dan Cahyadi (2012:261) bahwa sumber –
sumber dukungan sosial adalah orang – orang yang memiliki hubungan yang berarti
15
bagi individu, seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, saudara dan
antara lain:
individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan
efek dari stres. Lieberman dalam Lilik Ma’rifatul Azizah (2011:97) mengemukakan
kejadian yang dapat mengakibatkan stres. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi
dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian
tersebut dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya stres.
Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon individu pada
kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri, mempengaruhi strategi
untuk mengatasi stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian yang
efek positif dalam mempengaruhi kejadian dan efek stress, tetapi juga efek negatif.
16
Safarino dalam Lilik Ma’rifatul Azizah (2011:97) menyebutkan beberapa contoh efek
1. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini
merasa tidak perlu dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak
2. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu.
4. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang
oleh individu dan menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain.
sebagai "The Social Provision Scale". Masing-masing komponen dapat berdiri sendiri,
namun satu sama lain saling berhubungan. Adapun komponen tersebut adalah:
menerima. Orang yang menerima dukungan sosial semacam ini merasa tentram, damai
yang ditunjukkan dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan sosial semacam
17
ini yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup, atau anggota
harmonis. Bagi lansia, adanya orang kedua yang cocok terutama bagi mereka yang
tidak memiliki pasangan hidup, akan menjadi sangat penting untuk dapat memberi
nyaman serta perasaan memiliki dan dimiliki dalam kelompok. Adanya kepedulian
oleh masyarakat untuk mengorganisasi lansia dan melakukan kegiatan bersama tanpa
ada pamrih akan banyak memberikan dukungan sosial. Mereka merasa bahagia, ceria
dan dapat mencurahkan segala ganjalan yang ada pada dirinya untuk berceritera, atau
mendengarkan ceramah ringan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Semua itu
Pada dukungan sosial jenis ini lansia mendapat pengakuan atas kemampuan dan
keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga. Sumber
dukungan sosial semacam ini dapat berasal dari keluarga maupun lembaga/instansi
atau perusahaan/organisasi dimana sang lansia pernah bekerja. Jasa, kemampuan dan
keahlian yang dimiliki membuat lansia tetap mendapat perhatian dan santunan dalam
18
berbagai bentuk penghargaan. Uang pensiun mungkin dapat dianggap sebagai salah
satu bentuk dukungan sosial juga bila seseorang menerimanya dengan rasa syukur.
Bentuk lain dukungan sosial berupa pengakuan adalah mengundang para lansia pada
dengan para pegawai yang masih berusia produktif. Contohnya setiap perayaan hari
besar TNI, maka para mantan pejabat yang telah pensiun/memasuki masa lansia biasa
diundang untuk hadir dalam upacara ataupun resepsi yang diadakan oleh instansi
tersebut.
Dalam dukungan sosial jenis ini, lansia mendapat dukungan sosial berupa
jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika lansia
membutuhkan bantuan tersebut. Dukungan sosial jenis ini pada umumnya berasal dari
keluarga. Bagi lansia yang tinggal di lembaga, misalnya pada Sasana Wreda ada
petugas yang selalu siap untuk membantu para lansia yang tinggal di lembaga tersebut,
5. Bimbingan (Guidance)
Dukungan sosial jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja maupun
yang dihadapi. Jenis dukungan sosial jenis ini bersumber dari guru, alim ulama,
pamong dalam masyarakat, figur yang dituakan dan juga orang tua.
oleh lansia. Jenis dukungan sosial ini memungkinkan lansia untuk memperoleh
perasaan bahwa orang lain menaruh perhatian padanya agar lansia memperoleh
kesejahteraan. Sumber dukungan sosial ini adalah keturunan (anak-anak) dan orang
lain seperti pasangan hidup. Itulah sebabnya banyak lansia yang merasa sedih dan
Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino (1998) serta Tavlor (1999) membagi
1. Dukungan Instrumental
pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stres karena individu dapat
mudah.
2. Dukungan Informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong
3. Dukungan Emosional
20
diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam
individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam membangun harga diri
dan kompetensi.
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota dari suatu
kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya. Hal tersebut
Lanjut usia merupakan salah satu periode penutup dalam rentang kehidupan
enam puluh dipandang sebagai garis pemisah antara madya dan lanjut usia”. Dari
pengertian tersebut, dinyatakan bahwa seseorang itu dikatakan lanjut usia bila telah
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita. Kondisi ini membuat lanjut usia rentan akan terganggunya kesehatan dan
Lanjut Usia pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Mereka dibagi kepada dua kategori yaitu
lanjut usia potensial (ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut usia
potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau
pekerjaan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa. Sedangkan lanjut usia tidak
potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada belas kasihan orang lain. Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal
masa lanjut usia dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan
lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lanjut usia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lanjut usia ini akan terjadi suatu proses
yang disebut aging process atau proses penuaan. Batasan umur pada usia lanjut dari
waktu ke waktu berbeda. Menurut World Health Organitation (WHO) lanjut usia
meliputi:
usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas dimana lanjut usia bukanlah sebuah
penyakit yang harus ditakuti oleh setiap orang, melainkan tahap lanjut dari suatu proses
dengan lingkungan yang diikuti dengan berbagai perubahan baik pada fisik, biologis,
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial “lanjut usia terlantar adalah seseorang yang
berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat
terlantar adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun lebih yang tidak dapat
Menurut Budi Anna Keliat dalam Siti Maryam, dkk (2011), lanjut usia
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang
No.13 tentang kesehatan)
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentan sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga
kondisi maladaptif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
Permulaan proses menjadi tua itu pada umumnya ditandai oleh gejala-gejala
fisik, namun saat dimana yang bersangkutan sendiri menyadari bahwa proses tersebut
sudah mulai ada pada dirinya dapat berbeda-beda. Gejala fisik tersebut antara lain:
sebagai berikut :
Kemunduran pada lanjut usia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lanjut usia, kemunduran akan
semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, begitupun sebaliknya apabila
Lanjut usia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari
sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat yang jelek terhadap lanjut usia. Pendapat-pendapat itu seperti lanjut
orang lain.
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lanjut usia sebaiknya dilakukan
atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Perlakuan yang buruk terhadap lanjut usia membuat lanjut usia cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk. Lanjut usia lebih memperhatikan bentuk
perilaku yang buruk karena perlakuan yang buruk itu menjadi penyesuaian diri lanjut
Selain itu, menurut Lilik Ma’rifatul Azizah (2011:3) menjelaskan beberapa tipe
pada lanjut usia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi
fisik, mental, dan sosial. Penjelasan mengenai tipe-tipe tersebut sebagai berikut:
1. Tipe arif bijaksana, kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
2. Tipe mandiri, mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
3. Tipe tidak puas, konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut.
4. Tipe pasrah, menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lanjut usia berdasarkan
1. Pralanjut usia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun,
3. Lanjut usia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang
4. Lanjut usia potensial ialah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan
5. Lanjut usia tidak potensial ialah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah,
Menurut Siti Partini (2011:9) ada empat permasalahan yang pada umumnya
dihadapi oleh usia lanjut yang dapat dikelompokkan ke dalam masalah ekonomi,
1. Masalah Ekonomi
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Hal ini berakibat pada menurunnya
Memasuki masa tua ditandai dengan berkurangnya kontak sosial, baik dengan
anggota keluarga, anggota masyarakat maupun teman kerja sebagai akibat terputusnya
hubungan kerja karena pensiun. di samping itu, perubahan nilai masyarakat yang
semakin individualistic, berpengaruh bagi para usia lanjut yang kurang mendapat
3. Masalah Kesehatan
Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang
4. Masalah Psikologis
Masalah psikologis yang dihadapi oleh usia lanjut pada umumnya meliputi
kesepian, terasing dari lingkungan, ketidak berdayaan, perasaan tidak berguna, kurang
percaya diri, ketergantungan, keterlantaran terutama bagi usia lanjut yang miskin dan
sebagainya.
27
meliputi masalah yang timbul dari dalam diri dan luar diri lanjut usia. Masalah yang
timbul dari dalam diri berupa kemunduran, kekuatan dan kesehatan baik secara fisik
maupun mental, sedangkan masalah yang timbul dari luar diri lanjut usia yaitu
perhatian, tanggapan dan perhatian yang kurang terhadap lanjut usia serta pelayanan
Keadaan ini menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh para lanjut usia,
sehingga peran keluarga sangatlah penting dalam upaya penanganan masalah lanjut
usia. Tidak hanya dukungan keluarga saja yang menjadi penguat dalam upaya
penanganan masalah lanjut usia, masyarakat dan pemerintah turut andil dalam proses
ini.
Permasalahan lanjut usia terlantar dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Tody
Lalenoh (1994) mengemukakan bahwa penyebab lanjut usia terlantar sebagai berikut:
2. Kesulitan hubungan antara lanjut usia dengan keluarga dimana selama ini ia
tinggal.
4. Kebutuhan penghidupannya tidak dapat dipenuhi melalui lapangan kerja yang ada.
seperti tongkat penyangga, kursi roda, alat bantu pendengaran dan penglihatan
d. Kebutuhan psikologis: yang meliputi kasih sayang, adanya tanggapan dari orang
lain, adanya dukungan dari orang lain, ketentraman, merasa berguna, memiliki jati
diri serta status yang jelas, kebutuhan untuk di dengar dan dihargai, akan rasa
lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga, teman-teman sebaya dan hubungan
berkomunikasi.
atau pemerintah.
kehadiran dirinya di dunia ini dan memahami hal-hal yang tidak diketahui atau di
Selain itu, kebutuhan lanjut usia secara umum di jelaskan dalam Pedoman
c. Kebutuhan pakaian
d. Kebutuhan biologis
usia, ciri-ciri lanjut usia sampai dengan permasalahan, karakteristik lanjut usia serta
permasalahan lanjut usia terlantar. Lanjut usia terlantar termasuk ke dalam salah satu
Sosial Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan Pengelolaan Data
31
berusia 60 (enam puluh) tahun atau lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya. Adapun kriteria lanjut usia terlantar adalah tidak
terpenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan; dan terlantar secara
Usia, lanjut usia terlantar adalah setiap orang yang berhubung lanjut usia (60 tahun
keatas) tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok
ahli dan undang-undang di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lanjut usia terlantar
adalah mereka yang telah memasuki usia 60 (enam puluh) tahun keatas, yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan, dan papan disebabkan
atau pihak yang dapat menjamin kehidupannya secara layak; serta terlantar secara
psikis, dan sosial sehingga mereka tidak mampu menjalankan keberfungsian sosialnya
sebagaimana mestinya.
Permasalahan lanjut usia terlantar dapat disebabkan oleh berbagai hal. Tody
Lalenoh (1993) menuliskan mengenai penyebab lanjut usia terlantar adalah sebagai
berikut :
2. Kesulitan hubungan antara lanjut usia dengan keluarga dimana selama ini ia
tinggal;
4. Kebutuhan penghidupannya tidak dapat dipenuhi melalui lapangan kerja yang ada.
dijadikan sebagai indikator ketelantaran lanjut usia. Jika terpenuhi sedikitnya tiga dari
tujuh kriteria maka lanjut usia tersebut termasuk dalam kategori lanjut usia terlantar.
Jika hanya dua kriteria yang terpenuhi termasuk hampir terlantar, sisanya dianggap
tidak terlantar. Setiap kriteria tersebut mempunyai kontribusi yang berbeda untuk
mengelompokkan seorang lanjut usia disebut sebagai lanjut usia terlantar. Ketujuh
kriteria keterlantaran lanjut usia menurut Kementerian Sosial adalah sebagai berikut :
3. Makan lauk pauk berprotein tinggi, protein nabati kurang dari empat kali dan
Selain tujuh kriteria tersebut, masalah kesejahteraan lanjut usia terlantar secara
2012 diantaranya lanjut usia yang tidak terpenuhi kebutuhan seperti sandang, papan,
dan pangan serta lanjut usia yang terlantar secara fisik, psikis, dan sosial.
dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat seperti warga sebuah desa, kota,
suku atau bangsa. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat
setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh derajat hubungan
sosial tertentu dan juga dasar-dasar masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan
masyarakat setempat.
1. Sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah atau tempat
dusun, atau kota-kota kecil. Masyarakat setempat adalah wadah dan wilayah dari
samping itu, di lengkapi pula oleh adanya perasaan sosial, nilai, norma yang
diambil atas akibat dari adanya pergaulan hidup atau hidup bersama manusia.
2. Sebagai unsur yang dinamis, artinya menyangkut suatu prosesnya yang terbentuk
fungsional. Dalam hal ini dapat diambil contoh tentang masyarakat pegawai negeri
Sebuah kelompok memiliki ciri-ciri ilmiah yang harus dipenuhi untuk dapat
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial, tak ada
ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang
harus ada. Akan tetapi, secara teoritis angka minimnya adalah dua orang yang hidup
bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang lama. Kumpulan manusia tidaklah sama dengan
kumpulan benda-benda mati seperti kursi, meja, dan sebagainya. Manusia itu dapat
bahwa ciri utama masyarakat adalah adanya ikatan secara emosional didalamnya. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan adanya keyakinan bahwa mereka adalah satu kelompok,
yang saling terkait dan membutuhkan, serta secara bersama memiliki keinginan
ketidaknyamanan.
berikut:
sosial, yaitu:
Pincus dan Minahan dalam Dwi Heru Sukoco (1991:46), fungsi pekerja sosial
sebagai berikut :
37
5. Mempengaruhi kebijakan.
pekerja sosial memiliki tujuan untuk membantu lanjut usia terlantar dalam memperoleh
Sebagai lanjut usia, seseorang yang memasuki usia lanjut telah memiliki
masalahnya sendiri. Lanjut usia terlantar juga merupakan sebuah permasalahan dan
sebagai individu lanjut usia yang terlantar akan menghadapi masalah kembali.
Sehingga dalam hal ini perlu adanya penanganan dari berbagai pihak untuk dapat
membantu menyelesaikan masalah lanjut usia terlantar. Profesi yang sesuai untuk
pekerjaan sosial sebagai “suatu pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu
memberikan pertolongan kepada klien baik individu (termasuk lanjut usia terlantar),
yang dalam hal ini adalah menggunakan metode, keterampilan, dan teknik-teknik
pekerjaan sosial.
berbagai tipe klien, baik individu, kelompok, maupun masyarakat. Fokus perhatian
pekerja sosial adalah keberfungsian sosial yang meliputi interaksi antara manusia
Keberfungsian sosial yang dimaksud mengacu pada berbagai fokus yang cukup
luas meliputi :
serta adaptasi timbal balik, antara manusia sebagai individu dengan lingkungannya.
pertukaran yang saling mengisi antara kebutuhan, sumber daya yang tersedia, harapan
memenuhinya.
karena dalam kehidupan sehari-harinya lanjut usia terlantar belum berfungsi secara
sosial. Untuk itu, agar lanjut usia terlantar mampu berfungsi secara sosial, maka dalam
penanganan masalah lanjut usia terlantar ini dibutuhkan profesi pekerjaan sosial yang
nantinya dapat membantu lanjut usia terlantar dalam berfungsi secara sosial kembali
pekerjaan sosial memiliki peran penting dan strategis dalam penanganannya. Dimana
terlantar khususnya pada penelitian ini. Berikut beberapa peran pekerja sosial menurut
1. Educator
40
Peran dan fungsi seorang pekerja sosial sebagai educator atau pendidik dalam
menangani masalah lanjut usia dan pemberian pelayanan bagi lanjut usia dapat lebih
efektif, sebab penyebar luasan informasi yang dilakukan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan baik bagi keluarga maupun masyarakat yang salah satu anggota
keluarganya adalah lanjut usia. Dalam jangka panjang, penyebar luasan informasi
2. Enabler
Hubungan antara masalah lanjut usia dan pelayanan lanjut usia dengan peran
pekerja sosial sebagai enabler atau pemungkin adalah pekerja sosial dapat membantu
keluarga hingga masyarakat tentang dampak dan pengaruh yang akan ditimbulkan dari
adanya masalah pada lanjut usia dan pelayanan lanjut usia. Sehingga dapat membuka
wawasan bagi lanjut usia, keluarga dan masyarakat tentang sesuatu yang mungkin tidak
3. Motivator
motivator dapat pula diterapkan oleh pekerja sosial ketika berhadapan dengan lanjut
usia. Terutama ketika lanjut usia mengalami masalah atau hambatan dalam
menjalankan kehidupannya ataupun ketika sedang dalam pelayanan harian lanjut usia.
Selain itu, peran motivator juga dapat dilakukan oleh pekerja sosial pada keluarga
41
lanjut usia agar terus memberikan dukungan, kasih sayang, cinta kasih hingga perhatian
kepada lanjut usia ketika dalam proses pelayanan harian lanjut usia.
4. Broker
kontribusi dari banyak pihak atau profesi lain, sehingga pelayanan yang diberikan
dapat lebih komprehensif dan benar-benar efektif dalam mengatasi masalah lanjut usia
contohnya, ketika lanjut usia mengalami masalah dengan kondisi kesehatannya maka
pekerja sosial harus segera memberikan pelayanan kesehatan kepada lanjut usia
tersebut dengan menyerahkan pelayanan kepada bidang medis atau kesehatan yang
5. Konselor
klien mereka, hal tersebut tidak terkecuali dengan lanjut usia. Lanjut usia terkadang
memiliki masalah yang tidak dapat diungkapkan karena tidak ada pihak yang bisa
mendengarkan, oleh karena pekerja sosial bisa menjadi pendengar yang baik atas
masalah yang dihadapi oleh lanjut usia. Hasil dari penerapan peran ini, dapat pula
digunakan sebagai bahan hasil asesmen terhadap apa yang menjadi masalah dan yang
6. Advokat
upaya pemenuhan kebutuhan dan hak dari lanjut usia, oleh sebab itu ketika dalam
42
pemberian pelayanan didalam lembaga kesejahteraan bagi lanjut usia tidak dapat
Sumber adalah segala sesuatu yang memiliki nilai yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, oleh karena itu,
sistem sumber kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai sumber atau potensi yang
dapat digunakan dalam usaha kesejahteraan sosial atau praktek pekerjaan sosial.
Allan Pincus dan Minahan dalam Sugeng Pujileksono dan Mira Wuryantari
sayang, nasehat, informasi yang dibutuhkan, bantuan berupa materi seperti uang serta
orang-orang lain yang bersedia membantu. Keluarga dan kerabat merupakan bentuk
asosiasi formal yang bertujuan untuk meningkatkan minat anggota dan untuk dapat
secara menyeluruh.
Sistem adalah kumpulan dari berbagai macam sub-sub sistem yang saling
berhubungan satu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini
berarti bahwa jika ada salah satu dari unsur sistem tidak ada, maka sistem tersebut tidak
akan berjalan, bahkan boleh dikatakan bukan sebuah sistem. Praktek pekerjaan sosial,
sistem dasar merupakan tolok ukur dari seorang pekerja sosial dalam menjalankan
pekerjaannya.
Secara teoritis Pincus dan Minahan dalam Dwi Heru Sukoco (1991)
menyatakan bahwa terdapat empat sistem dasar dalam praktek pekerjaan sosial : sistem
pelaksana perubahan (a change agent system), sistem klien (a client system), sistem
sasaran (a target system) dan sistem kegiatan (an action system). Berikut adalah
penjelasannya:
bekerja untuk menciptakan perubahan secara terencana. Juga yang merupakan bagian
dari sistem pelaksana perubahan adalah adanya organisasi yang mempekerjakan agen
perubahan tersebut.
2. Sistem Klien
44
Sistem Klien adalah sejumlah orang yang sepakat atau meminta pelayanan kepada agen
perubahan, dan yang bekerja berdasarkan kesepakatan atau kontrak dengan agen
kesepakatan mereka.
3. Sistem Sasaran
pertanggungjawaban.
4. Sistem kegiatan
Istilah ini dipakai untuk menggambarkan dengan siapa saja pekerja sosial
bekerja dalam upayanya memenuhi tugasnya dan mencapai tujuan perubahan yang
diharapkan. Salah satunya mungkin akan melibatkan sejumlah sistem kegiatan dengan
aspek yang berbeda dari upaya perubahan terencana untuk melengkapi keseluruhan
rencana perubahan dari pelaksana (agen) perubahan. Konsep dari metode dan tujuan
hasil juga dipergunakan untuk lebih jauh lagi membedakan bagaimana sistem kegiatan
terlantar.
satu metode dalam pekerjaan sosial, selain Social Case Work dan Social Group Work.
Pengembangan masyarakat menurut Edi Suharto (2010) yaitu proses membantu orang-
Netting (2001) mengemukakan bahwa intervensi komunitas juga dikenal dengan istilah
intervensi makro merupakan bentuk intervensi langsung yang dirancang dalam rangka
komunitas dalan ilmu kesejahteraan sosial (Isbandi Rukminto, 2012: 80), antara lain:
berorientasi pada proses), dimana suatu masyarakat dicoba untuk diintegrasikan serta
2. Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial lebih menekankan pada task goal (tujuan yang berorientasi
dengan masalah-masalah sosial yang konkrit dan nama-nama bagian (departemen) juga
3. Aksi Sosial
Pendekatan aksi sosial mengarah pada kedua tujuan tersebut baik task goal
maupun process goal. Beberapa organisasi aksi sosial memberi penekanan pada upaya
pekerja sosial perlu berpegang teguh pada prinsip-prinsip tertentu sebagai wujud
bahwa agar perubahan ke tingkat yang lebih baik berhasil dilakukan, ada suatu proses
intervensi yang harus dilalui. Proses tersebut terdiri dari beberapa tahap, diantaranya:
(problem awarness). Hal ini merupakan inti dari keinginan untuk berubah dan
keinginan untuk mencari bantuan di luar sistem. Pekerja sosial hadir sebagai pelaku
merupakan isu utama pada fase ini. Pembentukan dan pembinaan relasi dengan warga
masyarakat sangat diperlukan untuk dapat bekerja sama dengan mereka ke arah
mengenai kebutuhan dan sumber daya komunitas sasaran dan membentuk kepercayaan
warga (local worker) yang ikut aktif melakukan perubahan dalam masyarakat.
Pada saat data telah terkumpul, masalah yang semula tampak sederhana
terhadap lembaga, dan sebagainya. Pada tahap ini, community worker harus
4. Tahap Pengkajian Alternatif Jalur dan Tujuan Perubahan, serta Penentuan Tujuan
program ataupun kegiatan yang akan dilakukan, serta alternatif cara yang akan
ditempuh guna mencapai tujuan tersebut. Dari beberapa alternatif tersebut, kemudian
diputuskan alternatif mana yang akan diterapkan serta program/kegiatan apa yang akan
dilaksanakan.
sebagaimana ditetapkan di atas akan stabil kalau dampak perubahan itu akan diikuti
Berakhirnya suatu relasi perubahan dapat terjadi karena waktu bertugas sudah
berakhir atau karena masyarakat sudah siap untuk mandiri (mempunyai keterampilan
Brager dan Holloway dalam Netting (2001) terbagi menjadi 3 jenis, yaitu kolaborasi,
1. Kolaborasi (kerjasama)
setuju bahwa perubahan dibutuhkan. Taktik yang digunakan yaitu implementasi dan
sasaran bekerja sama secara kooperatif. Ketika sistem ini setuju untuk perubahan yang
dibutuhkan dan alokasi sumber didukung oleh pembuat keputusan perubahan butuh
klien dalam upaya perubahan. Pemberdayaan adalah proses pertolongan kelompok atau
masyarakat untuk memperoleh pengaruh politik atau otoritas legal yang relevan.
2. Kampanye
dibutuhkan dan dengan demikian sumber yang dibutuhkan dapat dialokasikan. Taktik
51
yang digunakan yaitu pendidikan, persuasi, dan media masa. Pendidikan (edukasi)
adalah taktik yang digunakan untuk tujuan memberikan pemahaman kepada kelompok
sasaran agar mereka mampu menerima apa yang akan dilakukan dan bersedia terlibat
secara aktif. Persuasi adalah taktik untuk membujuk atau memberikan gambaran bahwa
kegiatan yang dilakukan merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat. Media
masa yaitu taktik untuk membujuk atau mengubah persepsi kelompok sasaran dengan
memanfaatkan media masa yang ada atau media yang mudah diakses oleh kelompok
sasaran.
3. Kontes
Kontes adalah strategi yang dapat dilakukan jika kelompok sasaran mengalami
permasalahan yang lebih banyak disebabkan oleh struktur kekuasaan yang menindas,
tidak adil, dan merugikan kelompok terbesar dalam masyarakat. Taktik yang
digunakan yaitu advokasi serta negosiasi dan bargaining. Advokasi adalah taktik yang
dengan cara menawarkan suatu persyaratan tertentu kepada pihak lain (kelompok
dominan, pemerintah daerah, legislatif, atau kelompok lain yang menindas) sebagai
negosiasi dan bargaining terjadi ketika dipahami perbedaan kekuatan antar berbagai
pihak dan kebutuhan yang dikompromikan dibuat serta seing melibatkan mediator
Community Involvement (CI) yaitu teknik meleburkan diri atau melibatkan diri
dalam berbagai kegiatan di masyarakat, baik kegiatan formal maupun informal, serta
2. Transectwalk
daerah melalui penelusuran dengan berjalan mengikuti garis yang membujur dari suatu
dan dirasakan, sehingga keikutsertaan masyarakat dalam semua kegiatan menjadi tolak
ukur yang penting. Adapun empat langkah utama dalam teknik ini antara lain
masalah, dimana masyarakat yang difasilitasi oleh praktikan mengemukakan ide atau
pendapat serta memberikan masukan untuk solusi yang telah disepakati untuk segera
kepemimpinan, keputusan dan tanggung jawab dari seluruh anggota kelompok. ToP
yang sangat mendominasi forum, atau orang-orang yang dapat berbicara dalam forum
Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu metode dasar untuk
METODOLOGI PENELITIAN
Deskriptif dalam kualitatif adalah ”data yang dikumpulkan adalah berupa kata –
kata, gambar, dan bukan angka – angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan
kunci terhadap apa yang sudah diteliti” (Moleong, 2011, hal.11). Menurut Heaton
suatu strategi penelitian yang memanfaatkan data kuantitatif ataupun kualitatif yang
sudah ada untuk menemukan permasalahan baru atau menguji penelitian terdahulu.
Penelitian sekunder disini diambil dari data penelitian dahulu baik dari data
lanjut usia terlantar. Hal ini serupa dengan teori yang di sampaikan Caston.
sekunder itu mencakup dua proses pokok, yaitu mengumpulkan data dan
besar mengenai hasil seperti apa yang ingin dilaporkan, daftar data yang dirasa
penelitian yang tersedia untuk dimanfaatkan para peneliti, maka penting untuk
55
56
kemudian menegaskan analisis data sekunder itu sebagai suatu metode penelitian
yang sistematik.
bukan merupakan sebuah metode analisis data, namun metode (strategi) penelitian.
Analisis data sekunder memanfaatkan data sekunder yaitu data yang sudah ada.
Dalam hal ini, dimaksudkan bahwa peneliti tidak mengumpulkan data sendiri baik
observasi melainkan data yang diperoleh dapat berupa data hasil penelitian dapat
2. Mengumpulkan data yang sudah tersedia (dalam hasil penelitian, jurnal dan
berkaiatan; dan
berbagai sumber menjadi sesetara mungkin atau menjadi satu bentuk yang
sama)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data
sumber – sumber tertulis berupa hasil penelitian, jurnal dan juga data administratif
sekunder sebagai sumber informasi untuk menjawab rumusan masalah yang telah
ditentukan sebelumya.
mencegah timbulnya perbedaan pada istilah yang digunakan. Maka dari itu
1. Dukungan sosial dalam penelitian ini adalah bantuan yang diterima oleh lanjut
usia terlantar dari lingkungan sosialnya. Bantuan yang diberikan dapat berupa
masyarakat.
d. Menolong ialah bantuan berupa tenaga, waktu ataupun dana yang diberikan
ataupun tokoh masyarakat yang tinggal disekitar lanjut usia terlantar tersebut.
3. Lanjut usia terlantar dalam penelitian ini adalah individu dengan usia 60 tahun
keatas yang dalam menjalankan masa tuanya tidak dapat memenuhi kebutuhan
yang dapat menjamin kehidupannya secara layak; serta terlantar secara psikis
terbuka. Latar terbuka dalam penelitian ini yaitu dengan melihat hasil penelitian
juga aspek menolong yang diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar untuk
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada dan data
tersebut tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Sumber data yang digunakan
oleh peneliti adalah sumber data yang berasal dari data hasil penelitian maupun data
Data sekunder dapat dibedakan menjadi dua macam. Jenis data pertama
yaitu data hasil penelitian orang lain dan jenis data yang kedua yaitu data
60
administratif kelembagaan. Kedua jenis data sekunder dalam analisis data sekunder
1. Penelitian
Data penelitian merupakan data yang dihasilkan oleh sebuah penelitian yang
dilakukan oleh orang lain. Dalam hal ini, peneliti akan mencari penelitian terdahulu
baik dalam bentuk buku ataupun jurnal yang terkait dengan dukungan sosial
menggunakan data sekunder. Sumber data dalam hal ini yaitu data sekunder yang
relevan.
menelaahnya untuk mencermati aspek – aspek apa saja yang ada dalam data
tersedia dari berbagai sumber. Dalam penelitian analisis data sekunder, teknik
pengumpulan data terdapat dua proses pokok, yaitu mengumpulkan data dan
terhadap lanjut usia terlantar dalam bentuk dokumen agar lebih memudahkan
data dari berbagai sumber menjadi setara atau menjadi bentuk yang sama.
deskriptif. Data yang telah dianalisis akan dijelaskan dalam hasil penelitian yang
sebelumnya perlah dilakukan oleh orang lain. Tujuan dari metode penelitian
agar tidak terjebak dengan fenomena yang menarik tapi tidak relevan agar setiap
1 What are my research goals? What questions am I hoping to answer? (Apa sih
tujuan penelitian saya? Permasalahan penelitian apa yang ingin saya temukan
2 Which research questions have I answered with the data I have collected?
(Permasalahan penelitian yang mana yang sudah terjawab dengan data yang
4 What new questions have been raised by the data I have found? (Permasalahan
penelitian apa lagi yang muncul dari data yang sudah saya himpun sampai saat
ini?)
5 How will I be using this information once it is collected? Should I look for data
in another form or format for my purposes? (Data yang sudah saya himpun ini
6 How accurate is the information I have collected? Can I find an answer to this
question from a more credible source? (Seberapa akurat data yang sudah saya
7 How up-to-date is the information I have collected? Can I find more current
saya himpun ini? Dapatkah saya peroleh data yang lebih mutakhir dari sumber
data lain?)
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 sampai dengan Juli 2020,
dengan jadwal dan langkah penelitian yang telah disusun secara sistematis, sebagai
berikut:
2. Pengkajian studi literature pada minggu pertama bulan Agustus sampai dengan
5. Bimbingan Bab I, Bab II, dan III dilaksanakan pada bulan Januari sampai
8. Pengesahan Skripsi
BAB IV
usia terlantar yang terdiri dari tiga jenis sumber informasi. Sumber informasi yang
digunakan oleh peneliti merupakan data sekunder yang merupakan hasil penelitian,
jurnal dan juga buku terkait dukungan sosial. Lokasi penelitian sendiri akan dijelaskan
sesuai dengan lokasi penelitian yang tercantum dalam data sekunder yang digunakan.
Selanjutnya sumber informasi serta gambaran lokasi penelitian dari data sekunder yang
Sumber informasi dari penelitian analisis data sekunder terdiri dari tiga jenis
data. Ketiga jenis data tersebut terdiri dari hasil penelitian orang lain, jurnal dan juga
buku yaitu:
1. Hasil Penelitian
Sumber informasi dari data sekunder pertama yang digunakan peneliti yaitu
bersumber dari hasil penelitian orang lain yang relevan dengan aspek – aspek dukungan
sosial yang dapat diberikan masyarakat terhadap lanjut usia terlantar. Data sekunder
65
66
c. Penelitian Azizah Nuruh Karohmah, 2016 tentang Peran Posyandu Lansia dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Lanjut Usia. Semarang (ID): Universitas Negeri
Semarang.
d. Penelitian Dyah Ayu Mastuti, 2016 tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia
Ditinjau Dari Dukungan Keluarga. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
e. Penelitian Rizkya Angkin Pratiwi, 2017 tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia
Ditinjau Dari Keterlibatan Dalam Aktivitas Sehari – Hari. Sukarakarta (ID):
Universitas Muhamadiyah Surakarta.
2. Jurnal
Sumber informasi dari data sekunder berasal dari jurnal yang berkaitan dan
relevan dengan aspek – aspek mengenai dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut
a. Penelitian Eka Taurista dan F.X Sri Sadewo tentang Praktik Petugas dalam
Meningkatkan Kesejahteraan dan Kenyamanan Lanjut Usia di Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto. Surabaya (ID) : Universitas Negeri Surabaya. Jurnal
Paradigma, 03(02), 1-7
b. Penelitian Ida Ayu, 2015 tentang Peran Efikasi Diri dan Dukungan Sosial
Terhadap Penyesuaian Diri Lanjut Usia Terlantar. Bali (ID): Universitas Udayana.
Jurnal Psikologi Udayana, 02(02),280-289
c. Penelitian Ani Marni dan Rudy Yuniawati, 2015 tentang Hubungan Antara
Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Lansia di panti Wredha Budhi Dharma
67
e. Penelitian Agus Santoso dan Novia Budi Lestari, 2008 tentang Peran Serta
Keluarga Pada Lansia yang Mengalami Post Power Syndrome. Semarang (ID):
Universitas Diponegoro. Media Ners, 2(1),1-44
f. Penelitian Siti Wafroh, 2016 dkk tentang Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Hidup Lansia di PSTW Budi Sejahteran Banjarbaru. Banjarmasin (ID):
Universitas Lambung Mengkurat. Dunia Keperawatan, 4(1), 60-64
g. Penelitian Miftakul Jannah dan Meirinawati, 2016 tentang Pelayanan Prima Pada
Posyandu Lansia di Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES), Desa Karangdinoyo
Kecamatan Sumberharjo Kabupaten Bojonegoro. Surabaya (ID): Universitas
Negeri Surabaya.
Lokasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu gambaran lokasi
mengenai studi kasus dan lokasi penelitian yang tercantum dalam sumber – sumber
Lokasi dalam penelitian ini merupakan lokasi penelitian yang tercantum dalam
sumber – sumber informasi atau data sekunder yang digunakan oleh peneliti. Lokasi
penelitian ini digambarkan dari sumber informasi yang digunakan dijelaskan sebagai
berikut:
Puskesmas Patrang Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lanjut usia laki
– laki yang ada di Gebang wilayah kerja Puskesmas Patrang yang berjumlah 1062
orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial
keluarga dengan tingkat stress pada lanjut usia. Dukungan sosial yang dapat diberikan
keluarga kepada lanjut usia adalah dengan memberikan perhatian. Selain itu, keluarga
juga dapat memberikan dukungan berupa perilaku menolong dengan menerima kondisi
lanjut usia.
69
dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang ada di Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan
berjumlah 51 orang lanjut usia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia. Dukungan sosial yang dapat
diberikan kepada lanjut usia berdasarkan penelitian ini yaitu dukungan penghargaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial memengaruhi kualitas hidup
lanjut usia. Dimana dukungan sosial yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu
lewat ungkapan hormat, dorongan maju atau persetujuan terhadap gagasan atau
perasaan lanjut usia dan perbandingan positif lanjut usia dengan orang lain.
Informan dari penelitian ini adalah lima orang lanjut usia yang menjadi anggota
maupun pengelola Posyandu Lansia Sejahtera. Tujuan penelitian ini adalah untuk
posyandu lanjut usia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini yaitu lanjut usia yang menjadi anggota dan pengelola Posyandu Lanjut
Usia Sejahtera. Hasil dari penelitian ini adalah lanjut usia yang mengikuti posyandu
lanjut usia dapat mencapai kesejahteraan sosialnya dengan baik. Salah satu cara yang
70
dapat digunakan untuk mencapai kesejahteraan sosial lanjut usia dilakukan dengan
pemberian dukungan penghargaan kepada lanjut usia itu sendiri. Dukungan yang dapat
diberikan kepada lanjut usia itu sendiri yaitu dengan memberikan kemudahan khusus
bagi para lanjut usia untuk melaksanakan kerja dan melakukan perjalanannya.
4. Penelitian Dyah Ayu Mastuti tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari
Dukungan Keluarga. Surakarta (ID) : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sukoharjo. Responden dari penelitian ini yaitu 100 orang lanjut usia yang ada di
Kelurahan Lawang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan
yang diberikan kepada lanjut usia dalam hal kebahagiaan pada diri lanjut usia itu
sendiri. Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive
sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan
keluarga kepada lanjut usia masih rendah terhadap kebahagiaan dari diri lanjut usia itu
sendiri.
5. Penelitian Rizkya Angkin Pratiwi tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Ditinjau
Dari Keterlibatan Dalam Aktivitas Sehari – Hari. Sukarakarta (ID): Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Responden dari penelitian ini yaitu 100 orang lanjut usia yang tergabung dalam Ikatan
kebahagiaan lanjut usia ditinjau dari keterlibatan dalam aktivitas sehari – hari. Dengan
71
melibatkan lanjut usia dalam kegiatan sehari – hari dapat memberikan dampak positif
bagi lanjut usia sehingga kebahagiaan tetap dapat dirasakan oleh lanjut usia. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dari hasil
penelitian ini dapat diketahui bahwa aktivitas sehari – hari dan kebahagiaan pada lanjut
usia tergolong tinggi. Salah satu cara melibatkan lanjut usia dalam aktivitas sehari –
keleluasaan untuk melakukan sekaligus melibatkan lanjut usia dalam aktivitas sehari –
Sukoharjo. Informan dari penelitian ini berjumlah 71 lanjut usia. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui dukungan sosial keluarga dengan kepatuhan Diit Hipertensi
pada lanjut usia. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan deskriptif
dukungan sosial yang diberikan keluarga dengan kepatuhan diit hipertensi pada lanjut
usia. Bentuk dukungan sosial yang diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan
uang, peralatan, waktu, modifikasi makanan dalam hal kepatuhan diit hipertensi pada
7. Penelitian Eka Taurista dan F.X Sri Sadewo, 2015 tentang Praktik Petugas dalam
Meningkatkan Kesejahteraan dan Kenyamanan Lanjut Usia di Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto. Surabaya (ID): Universitas Negeri Surabaya.
dalam penelitian ini melibatkan 4 lanjut usia yang tinggal di panti. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesejahteraan lanjut usia yang ada di
panti dengan melihat kenyamanan yang diberikan lanjut usia dari petugas panti.
Pelayanan yang diberikan petugas panti kepada lanjut usia memiliki berbagai cara
lanjut usia. Begitu pula dengan respon yang diberikan lanjut usia dalam pelayanan yang
diberikan oleh petugas juga berbeda – beda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan dalam cara petugas memberikan pelayanan kepada lanjut usia dan
begitu juga petugas mendapat respon yang berbeda dari lanjut usia ketika memberikan
pelayanan. Terdapat petugas yang mengatakan jika lanjut usia sudah sejahtera, namun
ada juga petugas yang mengatakan bahwa lanjut usia masih kurang sejahtera.
8. Penelitian Ida Ayu, 2015 tentang Peran Efikasi Diri dan Dukungan Sosial
Terhadap Penyesuaian Diri Lanjut Usia Terlantar. Bali (ID): Universitas Udayana.
Penelitian ini dilakukan di Bali. Responden dari penelitian ini yaitu empat puluh
lanjut usia terlantar di Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran
efikasi diri dan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri lanjut usia terlantar.
Dukungan sosial yang diberikan dapat berupa kenyamanan. Kenyamanan dalam hal ini
terbagi menjadi dua yaitu kenyamanan fisik dan kenyamanan psikologis. Hasil
73
penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan mempunyai peran
9. Penelitian Ani Marni dan Rudy Yuniawati, 2015 tentang Hubungan Antara
Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Lansia Di panti Wredha Budhi Dharma
Yogyakarta . Yogyakarta (ID) : Universitas Ahmad Dahlan.
yang diteliti dalam penelitian ini yaitu lima puluh lansia yang tinggal di panti tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan
penerimaan diri pada lanjut usia yang tinggal di panti. Salah satu dukungan sosial yang
dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan memberikan kenyamanan. Lanjut usia
akan merasa nyaman di panti ketika lanjut usia mempunyai teman untuk diajak
berdiskusi maupun orang yang mendengarkan keluh kesah lanjut usia tersebut ketika
sedang “down”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial yang diberikan
10. Penelitian Etty Padmiati dan Kissumi Diyanayati tentang Pelayanan Sosial Lanjut
Usia dalam Keluarga. Yogyakarta (ID) : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS).
Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Sample dari penelitian ini yaitu sembilan
orang lanjut usia dan sembilan keluarga yang merawatnya. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui keluarga sebagai wadah penanganan permasalahan lanjut usia
dan memenuhi kebutuhan lanjut usia. Salah satu pelayanan yang dapat diberikan
keluarga terhadap lanjut usia yaitu dengan memberikan perhatian. Adanya perhatian,
74
kasih sayang dan perhatian tersebut akan menimbulkan rasa senang, aman, tentram,
dan tenang. Sehingga lanjut usia dapat menikmati sisa hidupnya dengan perasaan
kepada lanjut usia baik pelayanan pemenuhan kebutuhan, fisik, psikis maupun sosial.
Faktor yang berpengaruh terhadap keluarga dalam memberikan pelayanan pada lansia
11. Penelitian Agus Santoso dan Novia Budi Lestari tentang Peran Serta Keluarga
Pada Lansia yang Mengalami Post Power Syndrome. Semarang (ID) : Universitas
Diponegoro.
kepada tujuh orang lanjut usia yang mengalami post power syndrome. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran serta keluarga pada lanjut
usia yang mengalami post power syndrome. Post power syndrome merupakan keadaan
yang meninggalkan gangguan fisik, sosial, dan spiritual pada lanjut usia saat memasuki
kehidupan sehari – hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhatian yang
diberikan keluarga kepada lanjut usia tidak semua ditanggapi positif dan bahkan dapat
12. Penelitian Siti Wafroh, dkk tentang Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lansia di PSTW Budi Sejahtera Banjarbaru. Banjarmasin (ID) : Universitas
Lambung Mengkurat.
Banjarbaru. Responden dari penelitian ini berjumlah 50 orang. Tujuan dari penelitian
75
ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lanjut
usia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa kualitas
hidup lebih menekankan persepsi individu terkait dengan kepuasan terhadap posisi
serta dipengaruhi oleh sejauh mana tercapainya tugas perkembangan dalam kehidupan
lanjut usia. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara dukungan
sosial dengan kualitas hidup lanjut usia. Hal ini dikarenakan dukungan yang diberikan
keluarga yang baik kepada lanjut usia tinggi, sehingga lanjut usia merasa dirinya
13. Penelitian Miftakul Jannah dan Meirinawati tentang Pelayanan Prima Pada
Posyandu Lansia di Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES), Desa Karangdinoyo
Kecamatan Sumberharjo Kabupaten Bojonegoro. Surabaya (ID) : Universitas
Negeri Surabaya.
penelitian ini berjumlah empat puluh lima orang lanjut usia. Tujuan dari penelitian ini
dapat diberikan lanjut usia. Fokus dari penelitian ini adalah tentang pelayanan dalam
bentuk dukungan dengan salah satu indikator perhatian (attention). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelayanan atau dukungan yang diberikan kepada lanjut usia sudah
diberikan kepada lanjut usia yang berupa perhatian seperti dengan memperhatikan
kesehatan lanjut usia dengan cara memberikan arahan tentang hidup yang sehat dan
14. Penelitian Camelia, dkk tentang Dukungan Sosial Keluarga dalam Memenuhi
Kebutuhan Sosial Lansia di Panti. Bandung (ID) : Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini berlokasi di panti – panti yang ada di Kota Bandung. Responden
dalam penelitian ini berjumlah enam puluh lanjut usia. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui dukungan sosial yang diberikan kepada lanjut usia dalam memenuhi
kebutuhan lanjut usia tersebut. Salah satu bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan
lanjut usia yaitu dukungan penghargaan. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
dengan kurangnya komunikasi yang dilakukan oleh keluarga terhadap lanjut usia, maka
penghargaan yang dapat diberikan lanjut usia sendiri yaitu dapat diberikan melalui
komunikasi. Dari dukungan penghargaan ini, komunikasi baik yang terjalin akan
memudahkan lanjut usia untuk memahami diri sendiri dan dapat lebih diterima di
lingkungan.
15. Penelitian Lily Herlinah, dkk tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Perilaku Lansia dalam Pengendalian Hipertensi. Jakarta (ID) : Universitas
Muhammadiyah Jakarta dan Universitas Indonesia.
hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lanjut usia. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini
Salah satu dukungan yang diberikan kepada lanjut usia yaitu dukungan instrumental.
Dalam hal ini, seseorang dapat membantu lanjut usia dengan memberi dukungan
77
tenaga, dana atau uang dan memberikan waktu luang untuk lanjut usia itu sendiri.
Lokasi penelitian ini yaitu di Kelurahan Karasak Kota Bandung dengan jumlah
sampel sebanyak 77 lanjut usia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Hasil
kepada lanjut usia yang mendukung pemanfaatan posbindu lanjut usia. Bentuk
dukungan instrumental yang dapat diberikan lanjut usia sendiri yaitu dengan
tinggal, meminjamkan dan atau memberikan uang dan mengerjakan tugas rumah sehari
17. Penelitian Parida Hanum, dkk tentang Hubungan Karakteristik dan Dukungan
Keluarga Lansia dengan Kejadian Stroke Pada Lansia Hipertensi di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Medan (ID) : Universitas Sumatra Utara.
Penelitian ini berlokasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Informan dalam penelitian ini berjumlah lima lanjut usia. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui karakteristik dan dukungan keluarga lanjut usia dengan kejadian
stroke pada lanjut usia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga mendukung lansia agar
18. Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Cetakan Ke-1.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Buku ini menjelaskan bahwa bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan
lanjut usia meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan dan juga dukungan
instrumental. Dukungan emosional sendiri adalah dukungan yang dapat diberikan oleh
orang – orang yang tinggal di lingkungan lanjut usia terlantar dengan memberikan
diberikan oleh orang – orang yang tinggal disekitar lanjut usia untuk memberikan
penghargaan kepada lanjut usia itu sendiri. Serta dukungan instrumental yang dapat
diberikan oleh orang – orang yang tinggal disekitar lanjut usia yaitu dengan
Hasil penelitian mengenai dukungan sosial lanjut usia terlantar ini dapat dilihat
dari beberapa aspek. Aspek yang digunakan peneliti dalam penelitian ini pada
sumber informasi yang berupa hasil penelitian orang lain atau jurnal maupun buku
Proses yang dilakukan diawali dengan menetapkan data yang dibutuhkan yang
informasi untuk mendapatkan data – data yang relevan sebagai bahwa untuk menjawab
rumusan masalah yang sudah ditetapkan. Karena hasil penelitian berasal dari data
79
sekunder, maka tidak dapat dilakukan identifikasi yang sifatnya pengukuran langsung.
Sehingga, hasil penelitian dalam penelitian ini disajikan secara deskriptif. Penjelasan
Lanjut usia terlantar dapat memperoleh perasaan nyaman dari orang – orang
lanjut usia terlantar yaitu dapat berupa diperdulikan dan dicintai, dengan mengajak
lanjut usia terlantar berdiskusi dan bertukar pikiran, serta memperhatikan dan
lingkungan yang terlibat dalam aktivitas lanjut usia. Perasaaan nyaman tersebut yang
dapat membuat lanjut usia terlantar menjadi aman dan tenteram dalam menjalani
kehidupannya. Selian itu untuk membuat lanjut usia terlantar menjadi nyaman dapat
dilakukan dengan mengajak lanjut usia terlantar untuk berdiskusi dan bertukar pikiran.
Lilik Ma’rifatul Azizah (2011:101) mengatakan bahwa salah satu bentuk dukungan
sosial bentuk dari dukungan emosional yang dapat membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial akan
membuat individu tersebut dapat menghadapi masalahnya dengan lebih baik (lampiran
dukungan sosial yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan memberikan
dukungan emosional yang nantinya dengan adanya dukungan emosional tersebut akan
membuat lanjut usia merasa diperdulikan dan dicintai. Sehingga, lanjut usia terlantar
diberikan kepada lanjut usia terlantar sendiri dapat berasal dari lingkungan tempat
lanjut usia terlantar tinggal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ani Marni dan Rudy
Jika seorang lansia dihadapkan pada suatu masalah atau kesulitan hidupnya dan
dia mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya berupa tersedianya orang
yang dapat memberikan informasi yang diperlukan, diajak berdiskusi dan
bertukar pikiran maka lansia akan merasa lebih nyaman, merasa diperhatikan,
serta merasa memiliki tempat untuk berbagi keluh kesah yang dialami sehingga
beban psikologis yang terasa berat dan ditanggung sendiri oleh lansia akan
terasa ringan. (lampiran 9, hal. 163)
terlantar dapat memperoleh dukungan sosial dari lingkungannya. Salah satu dukungan
sosial yang dapat diberikan lingkungan kepada lanjut usia terlantar sendiri yaitu dengan
yang dapat diberikan yaitu dengan mengajak lanjut usia terlantar untuk berdiskusi dan
bertukar pikiran serta mampu memberikan informasi yang diperlukan kepada lanjut
usia terlantar. Dengan begitu, lanjut usia terlantar akan merasa diperhatikan serta
sendiri dapat berupa kenyamanan fisik dan juga kenyamanan psikologis. Seperti hasil
penelitian Ida Ayu dan I Made (2015:282) Jurnal Psikologi Udayana, 02(02),280-289
yaitu :
dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar yaitu dengan memberikan kenyamanan
fisik dan juga kenyamanan psikologis. Kenyamanan fisik yang dapat diberikan
lingkungan kepada lanjut usia terlantar yaitu menemani lanjut usia terlantar disaat
sedih, membantu lanjut usia terlantar dalam mengerjakan tugas yang sulit dan juga
dimaksudkan adalah pemberian kenyamanan pada hal yang melibatkan lanjut usia
terlantar secara fisik. Sedangkan kenyamanan psikologis yang dapat diberikan kepada
lanjut usia terlantar yaitu dengan membuat kondisi lanjut usia terlantar menjadi bagian
dari suatu kelompok sosial. Hal ini dimaksudkan bahwa masyarakat dapat melibatkan
lanjut usia terlantar untuk menjadi bagian dari kelompok sosial yang ada
empati dan kasih sayang yang diberikan kelompok sosial kepada lanjut usia terlantar.
Kurangnya bantuan yang diberikan orang – orang di sekitar lanjut usia akan
membuat lanjut usia menjadi kurang nyaman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Eka Taurista dan F.X. Sri Sadewo (2015:4) Jurnal Paradigma, 03(02), 1-7 sebagai
berikut :
di asrama, aktivitas apa yang sedang dilakukan, dan jika klien membutuhkan
bantuan, petugas bisa langsung siap untuk membantu klien tersebut. Jika hal ini
dilakukan oleh semua petugas panti untuk ikut serta berperan dalam aktivitas
klien sehari – hari, maka klien akan merasa lebih nyaman dan sejahtera karena
itu termasuk komponen kesejahteraan yang dibutuhkan oleh klien yang tinggal
di panti werdha. Hilangnya fungsi dan peran dari petugas itu mempengaruhi
kepuasan hidup lansia. (lampiran 7, hal. 159)
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa lanjut usia akan
merasa nyaman apabila mendapatkan orang yang berjaga disekeliling lanjut usia,
memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh lanjut usia dan juga siap siaga ketika
lanjut usia membutuhkan bantuan. Namun pada kenyataannya, dalam penelitian ini
orang – orang yang ada di sekitar lansia kurang dalam hal memperhatikan aktivitas
lanjut usia dan juga siap siaga ketika lanjut usia membutuhkan bantuan terutama dalam
ikut serta aktivitas lanjut usia sehari – hari. Kurangnya keterlibatan orang – orang yang
ada di sekitar lanjut usia dalam aktivitas sehari – hari membuat lanjut usia menjadi
kurang nyaman.
Salah satu bentuk dukungan sosial yaitu dukungan emosional yang didalamnya
salah satu dukungan yang dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar yaitu adanya
sekitarnya.
sekitar lanjut usia terlantar tinggal yang mengajak untuk berdiskusi, mengajak lanjut
usia terlantar bertukar pikiran serta mampu memberikan informasi yang diperlukan
kepada lanjut usia terlantar, menemani lanjut usia terlantar disaat sedih, membantu
83
lanjut usia terlantar dalam mengejarkan tugas yang sulit, memberikan pertolongan
dengan melakkan suatu pekerjaan, dan membuat kondisi lanjut usia terlantar menjadi
bagian dari suatu kelompok sosial. Kenyamaan yang dapat diperoleh lanjut usia
terlantar itu sendiri dapat berupa kenyamanan fisik dan kenyamanan psikologis.
Dari keempat data sekunder yang ada, terdapat satu data sekunder yang
menjelaskan bahwa lanjut usia terlantar akan merasa tidak nyaman dengan lingkungan
sekitarnya apabila orang – orang yang ada di sekitar lansia kurang dalam hal
memperhatikan aktivitas lanjut usia dan juga siap siaga ketika lanjut usia membutuhkan
bantuan terutama dalam ikut serta aktivitas lanjut usia sehari – hari. Serta . Kurangnya
keterlibatan orang – orang yang ada di sekitar lanjut usia dalam aktivitas sehari – hari
Lanjut usia membutuhkan perhatian yang khusus dari orang – orang yang tinggal
juga penghargaan. Bentuk dari perhatian yang dapat diberikan sendiri dapat berupa
kehadiran orang – orang terdekat dengan lanjut usia. Selain itu juga dapat berupa
pemberian hal – hal positif yang dapat membuat kondisi emosional lansia bagus seperti
pujian. Hal ini sesuai dengan hasil data sekunder terkait perhatian yang dapat diberikan
kepada lanjut usia dalam penelitian Siti Wafroh, dkk (2016:61) Dunia Keperawatan,
60-64 menggambarkan hal – hal yang dapat dilakukan lingkungan terdekat lanjut usia
kepada lanjut usia terlantar juga diperkuat dengan hasil penelitian Chandra yang
diberikan keluarga kepada lanjut usia dapat berupa memberikan pujian ketika lanjut
yang berupa uang ketika sakit, mampu menjadi pendengar yang baik ketika lanjut usia
dirasakan oleh lanjut usia. Perhatian dapat diberikan yaitu dengan memberikan
Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Etty dan Kissumi (2015:338) Jurnal PKS, 14(3),
Hasil penelitian Etty dan Kissumi (2015:338) Jurnal PKS, 14(3), 329-342
menjelaskan bahwa perhatian yang diberikan lingkungan kepada lanjut usia berupa
kesempatan untuk mengunjungi kerabat dekat. Perhatian yang dapat diperoleh lanjut
86
usia terlantar dapat diberikan melalui dua pendekatan. Pernyataan ini sesuai dengan
Hasil penelitian Agus Santoso dan Novia Budi Lestari (2008:29) Media Ners,
2(1),1-44 menjelaskan bahwa perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia
terlantar dalam pendekatan sosial sendiri dapat berupa memberikan kesempatan kepada
lanjut usia terlantar untuk mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat. Sedangkan
perhatian dalam pendekatan spiritual dapat berupa penyediaan fasilitas umum. Selain
juga memberikan perhatian dalam hal kesehatan. Seperti hasil penelitian Miftakul
…Perhatian yang diberikan oleh pegawai atau perawat dalam pelayanan prima
pada Posyandu Lansia di Ponkesdes Karangdinoyo ini yaitu, selalu
memperhatikan kesehatan lansia mengingat usia yang sudah tua rentan
penyakit. Dengan cara selalu memberikan arahan tentang hidup yang sehat,
menjaga pola makan yang baik dan teratur. (lampiran 13, hal. 171)
bahwa perhatian dapat diberikan dalam hal kesehatan dengan memberikan arahan
tentang pola hidup sehat dan mengingatkan lanjut usia untuk menjaga pola makan yang
baik dan teratur. Berdasarkan data sekunder yang telah dianalisis oleh peneliti, dapat
disimpulkan bahwa perhatian merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang dapat
diberikan kepada lanjut usia terlantar oleh masyarakat. Dari data sekunder yang telah
87
dianalisis, dapat diketahui bahwa perhatian yang diberikan masyarakat kepada lanjut
usia terlantar kurang dalam hal memberikan pujian ketika dapat menyelesaikan tugas
rumah dengan baik. Hal ini dikarenakan, perhatian tersebut harusnya lebih diberikan
No Pernyataan Hasil
1. Kehadiran orang Satu jurnal ilmiah yaitu jurnal Siti Wafroh, dkk menjelaskan bahwa
– orang terdekat kejadian orang – orang terdekat dalam hidup lanjut usia merupakan salah
satu bentuk perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia itu sendiri.
2. Pemberian pujian Satu dari hasil penelitian yaitu penelitian Chandra Aji Permana
menjelaskan bahwa perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia
dengan memberikan pujian ketika lanjut usia mampu melaksanakan
tugas di rumah. Namun, dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa
masyarakat kurang dalam memberikan pujian karena pemberian pujian
ini harusnya lebih diberikan oleh keluarga yang tinggal bersama dengan
lanjut usia.
3. Memberikan Satu dari hasil penelitian yaitu penelitian Chandra Aji Permana
bantuan financial menjelaskan bahwa perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia
yaitu dengan memberikan bantuan financial berupa uang ketika lanjut
usia sakit.
4. Mampu menjadi Satu hasil penelitian dari penelitian Chandra Aji Permana menjelaskan
pendengan yang bahwa perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu mampu
baik menjadi pendengan yang baik ketika lanjut usia mengutarakan
masalahnya.
5. Memberikan Satu dari jurnal ilmiah yaitu jurnal Etty dan Kissumi menjelaskan bahwa
kesempatan lanjut perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan
usia untuk memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk berkomunikasi dan
berkomunikasi berhubungan kepada lingkungan sekitarnya. Dengan bentuk perhatian
dengan seperti itu akan membuat lanjut usia menjadi aman, tentram dan tenang
lingkungan sehingga lanjut usia dapat menikmati sisa hidupnya dengan perasaan
sekitarnya. bahagia.
6. Perhatian dengan Satu dari jurnal ilmiah yaitu jurnal Agus Santoso menjelaskan bahwa
pendekatan sosial perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan dua
dan pendekatan pendekatan. Pendekatan sosial yaitu dengan memberikan kesempatan
spiritual lanjut usia untuk mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat. Sedangkan
pendekatan spiritual sendiri yaitu dengan penyediaan fasilitas yang
dibutuhkan lanjut usia dalam melaksanakan ibadah.
7. Memperhatikan Satu dari jurnal ilmiah yaitu jurnal Miftakul Jannah menjelaskan bahwa
kesehatan lanjut perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan
usia memperhatikan kesehatan lanjut usia dengan memberikan arahan
tentang pola hidup yang sehat dan mengingatkan lanjut usia untuk
menjaga pola makan yang baik dan teratur agar lanjut usia tidak sakit.
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2020
88
Salah satu bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan kepada lanjut usia
terlantar yaitu dengan memberikan dukungan penghargaan. Hal ini sesuai dengan
Berdasarkan buku Lilik tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu bentuk
dukungan sosial yang bisa diberikan kepada lanjut usia yaitu dukungan penghargaan.
Dukungan penghargaan pada lanjut usia sendiri dapat berupa penghargaan positif pada
lanjut usia, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat lanjut usia, dan juga
perbandingan positif lanjut usia dengan lanjut usia yang lain. Bentuk dukungan
penghargaan ini yang akan membantu lanjut usia terlantar dalam membangun harga
diri dan kompetensi. Bentuk dukungan penghargaan kepada lanjut usia terlantar sendiri
yaitu dapat dengan mengakui keberadaan lanjut usia terlantar tersebut. Hal ini
diperkuat oleh penelitian Camelia dkk (2017:35) Social Work Jurnal. 7(1), 1-129
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian Camelia, dkk (2017:35) Social Work Jurnal. 7(1),
1-129 dapat diketahui bahwa salah satu bentuk dukungan sosial berupa penghargaan
yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan mengakui keberadaan lanjut usia
terlantar tersebut. Cara yang digunakan untuk mengakui keberadaan lanjut usia sendiri
yaitu dengan mengajak lanjut usia untuk berkomunikasi. Selain itu, penghargaan yang
dapat diberikan lanjut usia terlantar yaitu dengan mengakui keahlian yang dimiliki
lanjut usia terlantar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yusnia Pratiwi sebagai
berikut
berupa penghargaan atau pengakuan pada seseorang maka seseorang itu akan
maupun nilai yang dimiliki oleh seseorang. Dukungan penghargaan yang dapat
diberikan lingkungan kepada lanjut usia terlantar yaitu dengan menyempatkan waktu
bersama lanjut usia terlantar di sela – sela kesibukan. Hal ini diperkuat dari hasil
bahwa penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan keluarga
yang dapat menyempatkan waktu untuk bersama dengan lanjut usia di sela – sela
sederhana, dan juga keluarga tidak mengasingkan lanjut usia serta tetap menganggap
keberadaan lanjut usia walaupun terjadi penurunan kondisi fisik pada lanjut usia. Selain
itu, penghargaan yang dapat diberikan lanjut usia terlantar yaitu dengan melibatkan
lanjut usia terlantar dalam kegiatan sehari – hari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa keterlibatan dalam aktivitas sehari – hari
berhubungan dengan kebahagiaan lansia. Maka dari itu keluarga yang memiliki
anggota lansia dapat memberikan keleluasaan untuk melakukan sekaligus
terlibat dalam aktivitas sehari – hari sesuai yang diinginkannya. Hal itu
merupakan salah satu bentuk dukungan dan penghargaan keluarga terhadap
lansia. (lampiran 5, hal. 155)
penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan memberikan
keleluasaan kepada lanjut usia untuk melakukan sekaligus terlibat dalam aktivitas
sehari – hari sesuai dengan yang diinginkan oleh lanjut usia tersebut. Selain itu, salah
satu penghargaan yang dapat diberikan lingkungan kepada lanjut usia terlantar yaitu
dengan mempermudah lanjut usia terlantar dalam menggunakan fasilitas. Hal ini sesuai
penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan memberikan
kemudahan lanjut usia dalam penggunaan fasilitas, dan juga memberikan aksesibilitas
sarana dan prasarana kepada lanjut usia di tempat – tempat umum sehingga tidak
Berdasarkan hasil analisis data sekunder dalam aspek penghargaan yang telah
penghargaan kepada lanjut usia terlantar dengan membantu lanjut usia dalam
membangun harga diri yaitu dengan memberikan penghargaan positif pada diri lanjut
usia, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat lanjut usia serta perbandingan
yang positif dengan lanjut usia yang lain. Selain itu, bentuk penghargaan yang
diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar yaitu dengan mengakui keberadaan
lanjut usia terlantar itu sendiri. Penghargaan yang dapat diberikan masyarakat kepada
lanjut usia terlantar yang lain yaitu dengan memudahkan lanjut usia terlantar untuk
mengakses fasilitas yang ada di dalam masyarakat dan juga melibatkan lanjut usia
terlantar dalam kegiatan sehari – hari sesuai dengan yang diinginkan lanjut usia
terlantar itu sendiri. Masyarakat juga dapat memberikan penghargaan kepada lanjut
usia terlantar dengan mengakui keahlian. Selain itu, masyarakat juga dapat
92
No Pernyataan Hasil
1. Membantu lanjut usia Satu buku dari buku Lilik menjelaskan bahwa bentuk
dalam membangun harga dukungan penggarhagaan yang dapat diberikan kepada lanjut
diri usia yaitu dengan memberikan penghargaan positif pada diri
lanjut usia, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat
lanjut usia dan perbandingan yang positif dengan lanjut usia
yang lain.
2. Mengakui keberadaan Satu dari jurnal ilmiah yaitu jurnal Camelia, menjelaskan
lanjut usia bahwa penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia
yaitu dengan mengakui keberadaan lanjut usia dengan adanya
komunikasi yang terjalin antara lanjut usia dengan orang –
orang yang ada di lingkungan lanjut usia tinggal.
3. Mengakui keahlian yang Satu dari hasil penelitian yaitu penelitian Yusnia, menjelaskan
dimiliki lanjut usia bahwa penghargaan yang dapat diberkan kepada lanjut usia
terlantar yaitu dengan pengakuan atas kemampuan dan keahlian pada
diri lanjut usia.
4. Menyempatkan waktu Satu hasil penelitian dari penelitian Dyah Ayu Mastuti,
bersama lanjut usia di sela menjelaskan bahwa penghargaan yang dapat diberikan kepada
– sela kesibukan lanjut usia yaitu dengan menyempatkan waktu untuk bersama
dengan lanjut usia di sela – sela kesibukan pekerjaan yang
dilakukan.
5. Melibatkan lanjut usia Satu dari hasil penelitian yaitu penelitian Rizkya, menjelaskan
dalam kegiatan sehari - bahwa penghargaan yang dapat diberikan yaitu dengan
hari memberikan keleluasaan kepada lanjut usia untuk melakukan
sekaligus terlibat dalam aktivitas sehari – hari sesuai yang
diinginkan oleh lanjut usia tersebut.
6. Mempermudah lanjut usia Satu dari hasil penelitian yaitu penelitian Azizah, menjelaskan
dalam menggunakan bahwa penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia
fasilitas. yaitu dengan memberikan kemudahan lanjut usia dalam
penggunaan fasilitas.
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2020
Menolong adalah salah satu sikap saling membantu untuk meringankan beban
(kesulitan atau penderitaan) yang dialami seseorang. Bantuan yang dimaksud dapat
berbentuk bantuan tenaga, waktu, ataupun dana. Dalam hal ini, perilaku menolong
93
sama dengan pemberian dukungan instrumental. Hal ini sama dengan yang tercantum
pertolongan langsung kepada lanjut usia seperti pinjaman uang pemberian barang,
makanan dan juga pelayanan kepada lanjut usia. Dukungan instrumental sama halnya
dengan aktivitas menolong yang diberikan kepada lanjut usia. Dalam memberikan
dukungan instrumental atau menolong lanjut usia terlantar, keluarga menjadi sebuah
sumber pertolongan bagi lanjut usia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Parida
dapat diketahui bahwa keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis dan
konkrit bagi lanjut usia. Dimana dalam hal ini, keluarga dapat menolong lanjut usia
dengan memberikan bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu,
94
dan juga menolong lanjut usia ketika lanjut usia tersebut mengalami stress. Dukungan
instrumental yang dapat diberikan keluarga kepada lanjut usia itu sendiri yaitu dengan
menyediakan tenaga, dana dan juga memberikan waktu luang untuk lanjut usia. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Lily Herlinah, dkk (2013:113) Jurnal Keperawatan
instrumental atau menolong lanjut usia dengan penyediaan fasilitas kepada lanjut usia
seperti halnya tenaga, dana dan juga memberikan waktu luang untuk lanjut usia. Hal
bahwa dukungan instrumental atau perilaku menolong yang dapat diberikan kepada
lanjut usia yaitu seperti bantuan langsung dalam bentuk uang, peralatan, waktu, dan
juga modifikasi makanan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Alnidi sebagai
berikut
kepada lanjut usia dengan memberikan bantuan material seperti memberikan tempat
pekerjaan rumah sehari – hari. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Chandra Aji
instrumental atau perilaku menolong yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu
dengan memberikan atau meminjamkan uang dan juga membantu lanjut usia untuk
seperti memberikan biaya kepada lanjut usia untuk berobat ketika lanjut usia sakit.
Berdasarkan hasil penelitian dari data sekunder tentang aspek menolong yang
telah dianalisis, dapat diketahui bahwa masyarakat dapat menolong lanjut usia terlantar
dengan menerima kondisinya. Hal – hal yang dapat dilakukan masyarakat dalam
menolong lanjut usia terlantar yaitu dengan pemberian barang ataupun makanan
kepada lanjut usia terlantar dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari. Dari hasil
penelitian data sekunder yang telah dianalisis dalam aspek menolong, masyarakat
96
kurang dalam hal memberikan pertolongan dalam bentuk financial atau uang. Hal ini
dikarenakan bentuk pertolongan dalam bentuk financial atau pemberian uang biasanya
dilakukan oleh keluarga yang menjadi sumber pertolongan utama untuk lanjut usia.
No Pernyataan Hasil
1. Pertolongan dalam bentuk Satu buku dari buku Lilik menjelaskan bahwa bentuk
materi dukungan yang dapat diberikan kepada lanjut usia dalam
menolong lanjut usia itu sendiri dengan menerima kondisinya
yaitu dengan adanya penyediaan materi yang memberikan
pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian
barang, makanan serta pelayanan.
2. Keluarga sebagai sumber Satu dari jurnal ilmiah yaitu jurnal Parida Hanum,
pertolongan menjelaskan bahwa keluarga merupakan sebuah sumber
pertolongan praktis dan konkrit bagi lanjut usia.
3. Penyediaan tenaga Lima dari jurnal dan hasil penelitian yaitu jurnal Parida
Hanum, Lily, dan Aldini serta hasil penelitian Arasti dan
Chandra Aji Permana, menjelaskan bahwa perilaku menolong
yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan adanya
penyediaan tenaga untuk membantu lanjut usia dalam
melakukan pekerjaan.
4. Penyediaan dana Enam dari hasil penelitian, jurnal ilmiah dan buku yaitu hasil
penelitian hasil penelitian Arasti dan Chandra Aji Permana,
jurnal Parida Hanum, Lily, dan Aldini, serta buku Lilik,
menjelaskan bahwa perilaku menolong lanjut usia dengan
menerima kondisinya yaitu dengan adanya penyediaan dana
atau uang yang dapat menunjang lanjut usia dalam pemenuhan
kebutuhan dan pemeriksaan kesehatan.
5. Melibatkan lanjut usia Satu dari hasil penelitian yaitu penelitian Rizkya, menjelaskan
dalam kegiatan sehari - bahwa penghargaan yang dapat diberikan yaitu dengan
hari memberikan keleluasaan kepada lanjut usia untuk melakukan
sekaligus terlibat dalam aktivitas sehari – hari sesuai yang
diinginkan oleh lanjut usia tersebut.
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2020
Pembahasan dari penelitian ini adalah pembahasan dari sumber data yang telah
dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar serta analisis sistem sumber
terkait dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar. Pembahasan terdiri
dari analisis masalah, analisis kebutuhan dan analisis sistem sumber yang akan
dan tenteram dalam menjalani kehidupan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
Lilik Ma’rifatul Azizah (2011:100) bahwa orang yang menerima dukungan sosial
berupa kenyamanan akan merasa tenteram, aman dan damai yang ditunjukkan dengan
sikap tenang dan bahagia. Kenyamanan sendiri merupakan salah satu bentuk dukungan
sosial yang dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar. Salah satu bentuk dukungan
sosial bentuk dari dukungan emosional yang dapat membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial akan
membuat individu tersebut dapat menghadapi masalahnya dengan lebih baik. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dukungan emosional yang diberikan kepada lanjut usia
Lanjut usia terlantar akan merasanya nyaman apabila ia merasakan aman dan
tenteram dalam menjalani kehidupan. Kenyamanan dapat diperoleh lanjut usia terlantar
98
dari orang – orang yang ada dilingkungannya. Salah satu bentuk dukungan sosial yang
dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan memberikan dukungan emosional yang
nantinya dengan adanya dukungan emosional tersebut akan membuat lanjut usia
merasa diperdulikan dan dicintai. Sehingga, lanjut usia terlantar mampu menghadapi
masalahnya dengan lebih baik dengan adanya dukungan emosional yang diberikan.
Dukungan emosional atau kenyamanan yang dapat diberikan kepada lanjut usia
terlantar sendiri dapat berasal dari lingkungan tempat lanjut usia terlantar tinggal.
Salah satu dukungan sosial yang dapat diberikan lingkungan kepada lanjut usia
terlantar sendiri yaitu dengan memberikan kenyamanan kepada lanjut usia terlantar
tersebut. Bentuk kenyamanan yang dapat diberikan yaitu dengan mengajak lanjut usia
terlantar untuk berdiskusi dan bertukar pikiran serta mampu memberikan informasi
yang diperlukan kepada lanjut usia terlantar. Dengan begitu, lanjut usia terlantar akan
merasa diperhatikan serta merasa memiliki tempat untuk berbagi keluh kesah yang
ditanggung.
Kenyamanan yang dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar yaitu dengan
yang dapat diberikan lingkungan kepada lanjut usia terlantar yaitu menemani lanjut
usia terlantar disaat sedih, membantu lanjut usia terlantar dalam mengejarkan tugas
yang sulit dan juga memberikan pertolongan dengan melakukan suatu pekerjaan.
Kenyamanan fisik disini dimaksudkan adalah pemberian kenyamanan pada hal yang
melibatkan lanjut usia terlantar secara fisik. Sedangkan kenyamanan psikologis yang
99
dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar yaitu dengan membuat kondisi lanjut usia
terlantar menjadi bagian dari suatu kelompok sosial. Hal ini dimaksudkan bahwa
masyarakat dapat melibatkan lanjut usia terlantar untuk menjadi bagian dari kelompok
sosial yang ada dilingkungannya. Kenyamanan psikologis yang diberikan ini dapat
diberikan dengan empati dan kasih sayang yang diberikan kelompok sosial kepada
dapat melibatkan lanjut usia terlantar seperti keterampilan untuk mengisi waktu luang.
Keterampilan yang dimaksud dapat berupa dengan melibatkan lanjut usia terlantar
untuk senam dipagi hari. Memberikan kenyamanan pada lanjut usia terlantar secara
jasmani juga dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan pokok lanjut usia terlantar
tersebut. Selain itu, kenyamanan juga dapat diberikan dengan mengajak lanjut usia
diberikan kepada lanjut usia terlantar tidak hanya dengan memberikan kenyamanan
lanjut usia terlantar akan membuat lanjut usia terlantar tersebut merasa nyaman secara
rohani.
yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dalam hal ini, pemberian
konsentrasi dari seluruh aktivitas kepada lanjut usia terlantar termasuk kedalam bentuk
perhatian. Lanjut usia terlantar pada umumnya membutuhkan perhatian yang khsus
dari orang – orang yang tinggal disekeliling lanjut usia tersebut karena ia tidak
memperoleh perhatian dari lingkungan terdekatnya atau keluarga. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan Joseph dan Gallo dalam Lilik (2011:98) bahwa lanjut usia
Perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar berupa perhatian
pada kesehatan, kemandirian, perawatan dan juga penghargaan. Bentuk dari perhatian
yang dapat diberikan kepada lanjut usia itu sendiri dapat berupa kehadiran orang –
orang terdekat dengan lanjut usia. Selain itu juga dapat berupa pemberian hal – hal
positif yang dapat membuat kondisi emosional lansia bagus seperti pujian.
telah dilakukan lanjut usia seperti misalnya memberikan pujian kepada lanjut usia
ketika lanjut usia mampu melaksanakan tugas di rumah, bersedia memberikan bantuan
financial yang berupa uang ketika lanjut usia sakit, mampu menjadi pendengar yang
baik ketika lanjut usia mengutarakan masalahnya dan juga ikut merasakan kesedihan
atau berempati yang dirasakan oleh lanjut usia. Selain itu, perhatian dapat diberikan
kepada lanjut usia terlantar yaitu dengan memberikan kesempatan lanjut usia terlantar
perhatian kepada lanjut usia. Oleh karena itu, lanjut usia menjadi terlantar secara
psikologis dan perlu mendapat bantuan dukungan dari orang – orang yang tinggal
disekitar lanjut usia yang dalam hal ini yaitu masyarakat. Perhatian yang dapat
diberikan lingkungan kepada lanjut usia terlantar dapat berupa kesempatan lanjut usia
untuk mengikuti kegiatan yang ada di lingkungannya, dan juga kesempatan untuk
mengunjungi kerabat dekat lanjut usia terlantar tersebut. Hal – hal tersebut adalah
bentuk perhatian yang bisa didapatkan lanjut usia terlantar dari lingkungannya yang
akan membuat lanjut usia terlantar menjadi aman, tentram dan tenang sehingga lanjut
Perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar terbagi menjadi dua
pendekatan yaitu pendekatan sosial dan pendekatan spiritual. Perhatian yang dapat
diberikan kepada lanjut usia terlantar dalam pendekatan sosial sendiri dapat berupa
memberikan kesempatan kepada lanjut usia terlantar untuk mengikuti kegiatan yang
ada di masyarakat. Sedangkan perhatian yang diberikan kepada lanjut usia terlantar
dalam pendekatan spiritual dapat berupa penyediaan fasilitas yang dibutuhkan lanjut
dan pendekatan spiritual, lingkungan hendaknya juga memberikan perhatian dalam hal
kesehatan lanjut usia terlantar. Perhatian yang dapat diberikan dalam hal kesehatan
lanjut usia yaitu dengan memberikan arahan tentang pola hidup yang sehat dan juga
102
mengingatkan lanjut usia untuk menjaga pola makan yang baik dan teratur agar lanjut
Salah satu bentuk dukungan sosial yang dapat diberikan kepada lanjut usia
terlantar yaitu dengan memberikan dukungan penghargaan. Hal ini sesuai dengan yang
diberikan dengan penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan
memberikan pengakuan atas kemampuan dan keahlian yang dimiliki lanjut usia.
Dukungan penghargaan pada lanjut usia terlantar sendiri dapat berupa penghargaan
positif pada lanjut usia, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat lanjut usia,
dan juga perbandingan positif lanjut usia dengan lanjut usia yang lain. Bentuk
dukungan penghargaan ini yang akan membantu lanjut usia terlantar dalam
membangun harga diri dan kompetensi. Bentuk dukungan penghargaan kepada lanjut
usia terlantar sendiri yaitu dapat dengan mengakui keberadaan lanjut usia terlantar
tersebut.
Dukungan sosial berupa penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia
yaitu dengan mengakui keberadaan lanjut usia terlantar tersebut. Cara yang digunakan
untuk mengakui keberadaan lanjut usia sendiri yaitu dengan mengajak lanjut usia untuk
berkomunikasi. Selain itu, penghargaan yang dapat diberikan lanjut usia terlantar yaitu
dengan mengakui keahlian yang dimiliki lanjut usia terlantar. Bentuk penghargaan
yang dapat diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar sendiri yaitu dengan
menyempatkan waktu bersama lanjut usia terlantar di sela – sela kesibukan dengan
103
mengajak lanjut usia terlantar untuk berkomunikasi dan berkeluh kesah atas masalah
Selain itu, penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar sendiri
yaitu dengan tidak mengasingkan lanjut usia dan tetap menanggap keberadaan lanjut
usia walaupun terjadi penurunan kondisi fisik pada tubuh lanjut usia. Penghargaan
yang juga dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar sendiri yaitu dengan melibatkan
lanjut usia terlantar dalam kegiatan sehari – hari. Bentuk penghargaan lain yang dapat
kemudahan lanjut usia dalam penggunaan fasilitas, dan juga memberikan aksesibilitas
sarana dan prasarana kepada lanjut usia di tempat – tempat umum sehingga tidak
Menolong adalah salah satu sikap saling membantu untuk meringankan beban
(kesulitan atau penderitaan) yang dialami seseorang. Bantuan yang dimaksud dapat
berbentuk bantuan tenaga, waktu, ataupun dana. Dalam hal ini, perilaku menolong
penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung kepada lanjut usia
seperti pinjaman uang pemberian barang, makanan dan juga pelayanan kepada lanjut
usia. Dukungan instrumental sama halnya dengan aktivitas menolong yang diberikan
kepada lanjut usia. Dalam memberikan dukungan instrumental atau menolong lanjut
usia terlantar, keluarga menjadi sebuah sumber pertolongan bagi lanjut usia.
104
Keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis dan konkrit bagi lanjut
usia. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Lilik (2011:100) bahwa keluarga
merupakan jaminan yang dapat diandalkan oleh lanjut usia dalam memperoleh bantuan
atau pertolongan. Dimana dalam hal ini, keluarga dapat menolong lanjut usia dengan
memberikan bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, dan juga
menolong lanjut usia ketika lanjut usia tersebut mengalami stress. Dukungan
instrumental yang dapat diberikan keluarga kepada lanjut usia itu sendiri yaitu dengan
menyediakan tenaga, dana dan juga memberikan waktu luang untuk lanjut usia.
Keluarga juga dapat memberikan dukungan instrumental atau menolong lanjut usia
dengan penyediaan fasilitas kepada lanjut usia seperti halnya tenaga, dana dan juga
Salah satu kriteria lanjut usia terlantar yaitu kondisi dimana seorang lanjut usia
yang tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarga atau terlantar secara psikis. Oleh
karena itu, lanjut usia terlantar perlu pertolongan orang lain atau masyarakat untuk
dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi masalah. Perilaku menolong yang
dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu seperti bantuan langsung dalam bentuk uang,
peralatan, waktu, dan juga modifikasi makanan ketika lanjut usia terlantar sedang sakit.
Selain itu, perilaku menolong dapat diberikan kepada lanjut usia oleh
Analisa masalah dalam penelitian meliputi analisa secara keseluruhan dari hasil
sosial masyarakat yang diberikan kepada lanjut usia terlantar berupa dukungan dalam
hal kenyamanan, perhatian, penghargaan, dan juga menolong lanjut usia terlantar
dengan menerima kondisinya. Namun tidak semua bentuk dukungan diberikan secara
maksimal oleh masyarakat kepada lanjut usia terlantar. Sehingga dari adanya ketidak
maksimalan dukungan yang diberikan kepada lanjut usia terlantar tersebut menjadi
sebuah permasalahan.
Dukungan sosial yang diberikan masyarakat sendiri pasti akan berbeda – beda.
memberikan dukungan sosial dalam hal yang sama dan secara maksimal. Berdasarkan
hasil analisa data sekunder yang telah dilakukan, lanjut usia kurang mendapatkan
kenyamanan dari masyarakat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Chandra Aji
Permana bahwa lanjut usia terlantar ketika tidak ada yang berjaga untuk mengawasinya
dan juga kurangnya bantuan yang diberikan kepada lanjut usia terlantar dalam
muncul bagi lanjut usia terlantar ketika kurangnya pengawasan dan bantuan yang
diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar yang membuat lanjut usia terlantar
menjadi tidak nyaman. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan yang
pada aspek perhatian yaitu kurangnya perhatian yang diberikan masyarakat kepada
lanjut usia terlantar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Etty dan Kissumi
(2015:338) Jurnal PKS, 14(3), 329-342 bahwa perhatian yang diberikan kepada lanjut
usia terlantar hanya sebatas pemberikan kesempatan kepada lanjut usia terlantar untuk
masyarakat kurang memberikan perhatian kepada lanjut usia terlantar. Selain itu,
dalam hasil penelitian Chandra Aji Permana (2013 :x) dikatakan bahwa perhatian dapat
lanjut usia terlantar yang mampu melaksanakan tugas di rumah. Seperti yang kita
ketahui bahwa lanjut usia sendiri dikatakan terlantar karena tidak adanya perhatian
secara psikologis dari sanak saudaranya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakatlah
aspek menolong sendiri yaitu terdapat dalam hasil penelitian Parida Hanum (2017:76)
JUMANTIK, 3(1), 72-88 yang dapat diketahui bahwa keluarga merupakan sumber
pertolongan yang praktis dan konkrit bagi lanjut usia. Dimana dalam hal ini, keluarga
dapat menolong lanjut usia dengan memberikan bantuan langsung seperti dalam bentuk
uang, peralatan, waktu, dan juga menolong lanjut usia ketika lanjut usia tersebut
mengalami stress. Namun, karena salah satu kriteria lanjut usia dikatakan terlantar
yaitu kurangnya atau tidak adanya dukungan dari sanak saudara, maka dalam hal ini
107
masyarakat yang hausnya mampu menolong lanjut usia terlantar dengan menerima
kondisinya.
dihadapi lanjut usia terlantar terkait dukungan sosial yang diberikan masyarakat yaitu:
1. Kurangnya penjagaan dan bantuan yang diberikan kepada lanjut usia terlantar oleh
masyarakat sehingga lanjut usia terlantar menjadi tidak nyaman akibat kurangnya
mencari sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan harapan atau keinginan. Asesmen
kebutuhan dapat diartikan sebagai penentuan besar atau luasnya suatu kondisi salam
suatu populasi yang diperbaiki atau penentuan kekurangan dalam kondisi yang ingin
pemberikan dukungan sosial yang dapat diberikan masyarakat kepada lanjut usia
108
terlantar. Pemberian informasi yang terkait dengan keperawatan lanjut usia akan
usia terlantar
pengorganisasian ini masyarakat akan lebih mudah dan tidak membebani mereka
dalam pemenuhan dukungan sosial kepada lanjut usia terlantar. Dukungan sosial ini
nantinya akan dipenuhi oleh seluruh masyarakat yang ada dilingkungan lanjut usia
terlantar.
kepada lanjut usia terlantar selain mempermudah masyarakat, juga dapat membuat
dukungan yang diberikan masyarakat menjadi lebih efisien waktu dan biaya dalam
sistem sumber yang ada maka dukungan yang diberikan akan lebih efektif dan
dukungan sosial yang diberikan akan lebih optimal didapatkan lanjut usia terlantar.
Sistem sumber yang dapat diakses untuk mengatasi permasalahan terkait aspek
kenyamanan yaitu adanya perlakuan dari masyarakat yang dapat membuat lanjut usia
terlantar menjadi nyaman. Lanjut usia dikatakan terlantar apabila ia tidak mendapat
kasih sayang dari keluarganya. Oleh karena itu, orang – orang yang tinggal di sekitar
109
lanjut usia dapat memperlakukan lanjut usia dengan baik dan memberikan kasih sayang
yang tidak didapatkan lanjut usia dari keluarganya. Hal – hal yang dapat dilakukan
masyarakat atau orang – orang yang tinggal di lingkungan lanjut usia terlantar yang
dapat membuat lanjut usia terlantar menjadi nyaman seperti dengan mengajak lanjut
Sistem sumber terkait dengan aspek perhatian sendiri yaitu adanya dukungan
dari masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan lanjut usia terlantar. Karena tidak
adanya perhatian yang diberikan keluarga ataupun sanak saudara kepada lanjut usia,
maka dari itu masyarakat dapat memberikan perhatian kepada lanjut usia sebagai
pengganti keluarga dana tau sanak saudara. Dengan adanya perhatian yang diberikan
masyarakat kepada lanjut usia terlantar, maka lanjut usia terlantar tidak akan merasa
Sistem sumber terkait dengan aspek penghargaan yaitu masyarakat yang ada di
lingkungan lanjut usia terlantar. Penghargaan yang dapat diberikan yaitu dengan
mengakui keberadaan lanjut usia dan menjadikan lanjut usia sebagai bagian dari
kelompok sosial yang ada di masyarakat. Lanjut usia terlantar dapat memperoleh
dukungan penghargaan dari masyarakat yang dapat membuat lanjut usia terlantar
Sistem sumber yang dapat diakses untuk aspek menolong lanjut usia terlantar
dengan masyarakat yaitu masyarakat yang tinggal di lingkungan lanjut usia terlantar
itu berada. Karena keluarga tidak dapat menolong lanjut usia terutama dalam urusan
financial, masyarakat dapat menolong lanjut usia terlantar sebagai pengganti keluarga.
110
Sehingga ketika lanjut usia terlantar ada masalah yang membutuhkan financial,
masyarakat saling bekerja sama untuk siap menolong lanjut usia terlantar.
terlantar. Sistem sumber ini juga dapat membantu untuk memanfaatkan sistem sumber
kemasyarakatan.
Sumber informal yang dapat diakses oleh masyarakat dalam penangan masalah
dukungan sosial terhadap lanjut usia terlantar yaitu tetangga dari lanjut usia terlantar
itu sendiri.
sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar itu sendiri yaitu puskesmas dan/atau
rumah sakit dan juga Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-
PKK).
BAB V
USULAN PROGRAM
penghargaan dan menolong dengan menerima kondisi lanjut usia terlantar itu sendiri.
perhatian dan menolong lanjut usia dengan menerima kondisinya. Namun, karena
memberikan dukungan sosial kepada lanjut usia terlantar sebagai pengganti keluarga.
jurnal dan 1 buku yang berikatan dengan aspek – aspek dukungan sosial. Dukungan
sosial masyarakat yang diberikan kepada lanjut usia terlantar dikatakan positif apabila
memiliki karakteristik seperti yang ada pada aspek dukungan sosial, diantaranya:
kondisinya.
lanjut usia terlantar menggambarkan bahwa masyarakat dapat membuat lanjut usia
terlantar dengan berdiskusi dan bertukar pikiran serta mampu memberikan informasi
111
112
yang diperlukan kepada lanjut usia terlantar. Kenyamanan yang diberikan kepada
lanjut usia dapat berupa kenyamanan fisik dan kenyamanan psikologis. Kenyamanan
fisik yang dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan memberikan kenyamanan
pada lanjut usia yang melibatkan lanjut usia secara fisik. Sedangkan kenyamanan
psikologis yaitu dengan membuat lanjut usia terlantar menjadi bagian dari suatu
kelompok.
pada aspek perhatian yaitu kurangnya perhatian yang diberikan masyarakat kepada
lanjut usia terlantar. Perhatian yang diberikan kepada lanjut usia terlantar hanya sebatas
memberikan perhatian kepada lanjut usia terlantar. Perhatian dapat diberikan keluarga
dengan memberikan apresiasi seperti memberikan pujian kepada lanjut usia terlantar
yang mampu melaksanakan tugas di rumah. Seperti yang kita ketahui bahwa lanjut usia
sendiri dikatakan terlantar karena tidak adanya perhatian secara psikologis dari sanak
terlantar.
aspek menolong sendiri yaitu terdapat dalam hasil penelitian dapat diketahui bahwa
keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis dan konkrit bagi lanjut usia.
Dimana dalam hal ini, keluarga dapat menolong lanjut usia dengan memberikan
113
bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, dan juga menolong
lanjut usia ketika lanjut usia tersebut mengalami stress. Namun, karena salah satu
kriteria lanjut usia dikatakan terlantar yaitu kurangnya atau tidak adanya dukungan dari
sanak saudara, maka dalam hal ini masyarakat yang harusnya mampu menolong lanjut
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya program yang dapat membantu
menangani masalah dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar. Adapun
lanjut usia terlantar melalui pengorganisasian masyarakat. Program ini diusulkan guna
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan analisa data sekunder
menggunakan hasil penelitian, jurnal serta buku, analisa masalah, analisa kebutuhan
dan analisa sumber maka nama program yang diusulkan adalah “Program
Program ini menekankan pada upaya – upaya yang membantu masyarakat dalam
masyarakat terhadap lanjut usia terlantar dan juga peningkatan masyarakat dalam
5.3. Tujuan
ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut merupakan tujuan program
yang disusun:
peningkatan perhatian yang diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar, serta
menerima kondisinya. Diharapkan dengan adanya program ini masyarakat akan lebih
siap saji sehingga mempermudah dalam proses menolong lanjut usia terlantar
5.4. Sasaran
Usia Terlantar”. ini adalah masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar tempat lanjut
Sistem partisipan dan pengorganisasian program meliputi seluruh sistem atau pelaku
yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program “Peningkatan Bentuk – Bentuk
kebutuhan lanjut usia terlantar ini terdiri atas peran – peran sebagai berikut:
memberikan bantuan atas dasar keahlian yang berbeda dan bekerja sama dengan sistem
yang berbeda. Pelaksana perubahan yang utama adalah orang yang bertanggung jawab
116
pada pelaksanaan program. Sistem pelaksana perubahan dalam rencana program ini
adalah peneliti yang melakukan penelitian sebagai calon Pekerja Sosial Profesional dan
2. Sistem klien
meminta bantuan didalam usaha perubahan dan melibatkan diri mereka. Suatu
persetujuan kerja atau kontrak dengan pekerja sosial. Adapun sistem klien dalam
3. Sistem sasaran
tujuan pertolongan. Sistem sasaran dalam rencana program ini adalah masyarakat,
4. Sistem Kegiatan
orang yang masih menjadi klien potensial agar beralih menjadi klien aktual. Sistem
sasaran dalam rencana program ini adalah masyarakat, aparat pemerintahan desa/
sekretaris, bendahara, seksi perlengkapan, seksi acara, seksi konsumsi, seksi humas
dan seksi dokumentasi. Selain struktur kepanitiaan, dijelaskan pula tugas dan tanggung
Keterangan:
Garis Koordinasi -----
Garis Komando
Bagan 5.1 Struktur Organisasi Kepanitiaan Program Peningkatan Bentuk – Bentuk
Dukungan Sosial Masyarakat Melalui Pengorganisasian Sosial Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Lanjut Usia Terlantar Tahun 2020
Pelaksana program ini adalah sebagai berikut:
1. Penanggung jawab
118
Penanggung jawab dalam program ini adalah Kepala Desa atau Lurah.
2. Ketua Pelaksana
Ketua pelaksana dalam program ini adalah Ketua Tim Penggerak PKK (TP
PKK) Desa/Kelurahan di wilayah tempat tinggal lanjut usia terlantar. Ketua memiliki
3. Fasilitator
tergabung dalam pejabat fungsional Dinas Sosial setempat. Tugas Pekerja Sosial dalam
4. Sekretaris
memiliki tugas yang berkaitan dengan hal administratif seperti membuat surat, daftar
5. Bendahara
Bendahara dalam program ini adalah Ketua Kelompok Kerja (Pokja) I TP PKK.
6. Seksi Perlengkapan
Seksi perlengkapan dalam program ini adalah anggota Karang Taruna. Seksi
soundsystem, layar proyektor, papan tulis, spidol dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
7. Seksi Acara
Seksi acara dalam program ini adalah Kasi Kesra Desa/Kelurahan. Seksi acara
narasumber yang akan diundang, serta mengatur jalannya kegiatan dalam pelaksanaan
program.
8. Seksi Konsumsi
Seksi konsumsi dalam program ini adalah Kader PKK. Seksi konsumsi
berlangsung serta memastikan bahwa konsumsi yang diberikan tepat sesuai jadwal
9. Seksi Humas
Seksi humas dalam program ini adalah anggota Karang Taruna. Seksi humas
dan menyebarkan undangan kepada pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan
program.
120
Seksi dokumentasi dalam program ini adalah anggota Karang Taruna. Seksi
foto maupun video selama kegiatan berlangsung, yang mana dokumentasi tersebut
keterlibatan masyarakat secara langsung untuk melakukan perubahan yang dalam hal
ini masyarakat dilibatkan untuk berperan dalam memberikan dukungan sosial secara
Teknik dan taktik yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah:
1. Edukasi
mengenai perubahan yang diinginkan. Dalam program ini, pekerja sosial berinteraksi
dengan masyarakat mengenai kondisi lanjut usia guna memberikan dukungan sosial
2. Implementasi
sasaran akan perubahan dan dukungan terhadap suatu keputusan seperti alokasi dana.
Dimana dalam program ini adalah kesepakatan masyarakat dan pemerintah desa untuk
121
membuat kegiatan – kegiatan rutin dan mengambil alokasi dana dari APBDes dan dana
dengan hasil analisis masalah dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut usia
terlantar. Pada penelitian sekunder ini, masalah dukungan sosial masyarakat diketahui
lebih kepada kurangnya kenyamanan, perhatian dan menolong lanjut usia terlantar oleh
masyarakat itu sendiri. Sehingga kegiatan yang dibentuk sesuai untuk meningkatkan
berikut:
perhatian dan menolong lanjut usia terlantar dengan menerima kondisinya dengan lebih
baik. Dalam kegiatan ini, pekerja sosial berperan sebagai penyuluh sosial yang
pesertanya yaitu masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggal lanjut usia
terlantar.
kesehatan untuk pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis yang diberikan kepada lanjut
usia terlantar melalui swadaya masyarakat. Dalam hal ini, pekerja sosial mempunyai
peran sebagai broker atau penghubung masyarakat dengan sistem sumber kesehatan
seperti puskesmas maupun rumah sakit yang ada. Dalam kegiatan ini, layanan
kesehatan yang diberikan yaitu dengan memberikan segala bentuk pelayanan kesehatan
kepada lanjut usia terlantar yang tidak mampu mengakses pelayanan kesehatan itu
sendiri baik karena lanjut usia terlantar tersebut memiliki keterbatasan secara fisik
maupun karena adanya keterbatasan biaya. Harapannya kegiatan ini dapat dijadikan
3. Penggalangan donasi dan penyaluran dalam bentuk makanan bagi lanjut usia
terlantar
masyarakat dalam rangka menolong lanjut usia terlantar dengan menerima kondisinya.
Kegiatan ini yaitu dengan masyarakat melakukan penggalangan donasi kepada warga
desa atau kelurahan setempat setiap dua minggu sekali yang nantinya hasil dari
penggalangan donasi itu akan disalurkan kepada lanjut usia terlantar dalam bentuk
pemberikan makanan sehat dan bergizi. Penyaluran donasi ini akan dikelola oleh
masyarakat melalui TP PKK desa atau kelurahan setempat yang berupa pemberian
makanan yang sehat dan bergizi kepada lanjut usia terlantar. Harapannya kegiatan ini
Langkah – langkah pelaksanaan kegiatan dalam program ini terbagi dalam tiga
tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengakhiran. Selanjutnya
Tahap persiapan dalam program ini merupakan tahap awal dalam pelaksanaan
Tim Penggerak PKK Desa dan tokoh masyarakat. Dalam tahapan ini akan dijelaskan
pelaksanaan program yang bersifat teknis dengan melibatkan semua panitia pelaksana
dan pihak yang terlibat agar pelaksanaan program dapat berjalan secara terarah dan
Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan pada proses rapat
berdasarkan kesepakatan semua pihak, tempat yang digunakan dalam pelaksanaan ini
secara keseluruhan disiapkan oleh Sekretaris kegiatan yang meliputi proposal kegiatan,
surat undangan, surat peminjaman, daftar hadir panitia dan peserta, dan format
notulensi.
5. Kontak Pendahuluan
pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan program yaitu Dinas Sosial
6. Koordinasi
dalam program ini, baik dari segi teknis, materi, maupun keuangan. Koordinasi ini juga
dilakukan guna menghindari miss komunikasi antar pihak-pihak terkait yang dapat
program yang mengikuti jadwal kegiatan terdapat dalam tabel 5.1 sebagai berikut.
125
Monitoring dan evaluasi dilakukan pada setiap proses kegiatan, mulai dari tahap
perkembangan serta hambatan yang terjadi agar dapat segera ditemukan solusi
2. Pelaporan
yang memuat proses teknis kegiatan, hasil, hambatan, serta laporan keuangan dalam
selanjutnya akan diserahkan kepada pihak yang memiliki kewenangan yaitu Kepala
Desa/Kelurahan.
Pelaksanaan program ini tentu memerlukan dana agar tujuan yang diinginkan
dapat tercapai dengan baik. Rincian anggaran biaya pelaksanaan program ini dapat
Penyusunan anggaran yang diajukan dalam hal ini mengacu pada standar
honorarium yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
layak untuk dilaksanakan maka harus dilakukan uji kelayakan terlebih dahulu dengan
(SWOT) digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari
1. Kekuatan (Strength)
Ada beberapa kekuatan yang dapat menunjang program ini, diantaranya adalah:
disetiap wilayah di Indonesia yang dapat bekerja sama dalam kegiatan pemeriksaan
kesehatan;
b. Setiap wilayah di Indonesia mempunyai Karang Taruna dan TP PKK yang dapat
c. Pemberdayaan Lanjut usia merupakan salah satu tugas pokok dari Pokja I TP PKK
di Indonesia.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Alokasi dana pada tingkat Desa atau Kelurahan seringkali lebih memprioritaskan
pembangunan fisik;
usia masih sangat minim sehingga jika hanya dengan satu kali penyuluhan masih
cukup sulit sedangkan jika penyuluhan dilakukan lebih dari satu kali, dana yang
3. Peluang (Opportunities)
pemeriksaan kesehatan;
b. Bekerja sama dengan agen sembako agar makanan yang didistribusikan merupakan
c. Mengajukan proposal CSR kepada perusahaan susu untuk bisa memberikan bantuan
4. Ancaman (Threats)
dana dan membuat makanan sehat siap saji untuk lanjut usia dikhawatirkan
menurun;
130
dikatakan berhasil apabila tujuan dari program ini dapat tercapai. Berikut merupakan
siap saji sehingga mempermudah dalam proses menolong lanjut usia terlantar
6.1. Simpulan
sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode analisis data sekunder dengan menganalisis sumber
informasi berupa hasil penelitian orang lain, jurnal ilmiah dan dokumen kelembagaan.
Sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 6 hasil penelitian dari
lampiran 18, dan 1 buku yang terdapat dalam lampiran 19. Jumlah keseluruhan sumber
informasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 19 buah sumber informasi.
Dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar dapat ditinjau dengan cara
berdasarkan aspek – aspek dukungan sosial yang terdiri dari kenyamanan, perhatian,
Dukungan sosial yang diberikan masyarakat sendiri pasti akan berbeda – beda.
memberikan dukungan sosial dalam hal yang sama dan secara maksimal. Berdasarkan
hasil analisa data sekunder yang telah dilakukan, lanjut usia kurang mendapatkan
kenyamanan dari masyarakat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Eka Taurista
(2015:4) dengan informan sebanyak 4 orang , menunjukkan bahwa lanjut usia terlantar
131
132
ketika tidak ada yang berjaga untuk mengawasinya dan juga kurangnya bantuan yang
diberikan kepada lanjut usia terlantar dalam melakukan aktivitas sehari – hari. Hal
tersebut menunjukkan bahwa permasalahan muncul bagi lanjut usia terlantar ketika
kurangnya pengawasan dan bantuan yang diberikan masyarakat kepada lanjut usia
terlantar yang membuat lanjut usia terlantar menjadi tidak nyaman. Hal ini dapat terjadi
karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat dalam hal keperawatan lanjut
usia.
Permasalahan yang ditemukan dalam analisa hasil penelitian data sekunder pada
aspek perhatian yaitu kurangnya perhatian yang diberikan masyarakat kepada lanjut
usia terlantar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Etty dan Kissumi (2015:338) dari
9 informan menjelaskan bahwa perhatian yang diberikan kepada lanjut usia terlantar
masyarakat kurang memberikan perhatian kepada lanjut usia terlantar. Selain itu,
dalam hasil penelitian Chandra Aji Permana (2013 :x) dengan responden sebanyak
1062 orang, dikatakan bahwa perhatian dapat diberikan keluarga dengan memberikan
apresiasi seperti memberikan pujian kepada lanjut usia terlantar yang mampu
melaksanakan tugas di rumah. Seperti yang kita ketahui bahwa lanjut usia sendiri
dikatakan terlantar karena tidak adanya perhatian secara psikologis dari sanak
terlantar.
133
Penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia terlantar dalam Lilik
Ma’rifatul Azizah (2011:101) berupa penghargaan positif pada lanjut usia, pemberian
semangat, persetujuan pada pendapat lanjut usia, dan juga perbandingan positif lanjut
usia dengan lanjut usia yang lain. Berdasarkan hasil penelitian Camelia, dkk (2017:35)
dapat diketahui bahwa salah satu bentuk dukungan sosial berupa penghargaan yang
dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan mengakui keberadaan lanjut usia
seseorang maka seseorang itu akan mendapatkan pengakuan atas kemampuan dan
keahlian serta mendapatkan penghargaan dari orang lain ataupun lembaga terhadap
aspek menolong sendiri yaitu terdapat dalam hasil penelitian Parida Hanum (2017:76)
dengan responden sebanyak 147 orang yang dapat diketahui bahwa keluarga
merupakan sumber pertolongan yang praktis dan konkrit bagi lanjut usia. Dimana
dalam hal ini, keluarga dapat menolong lanjut usia dengan memberikan bantuan
langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, dan juga menolong lanjut usia
ketika lanjut usia tersebut mengalami stress. Namun, karena salah satu kriteria lanjut
usia dikatakan terlantar yaitu kurangnya atau tidak adanya dukungan dari sanak
saudara, maka dalam hal ini masyarakat yang harusnya mampu menolong lanjut usia
masyarakat terhadap lanjut usia terlantar ini diperoleh gambaran bahwa dukungan
sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar pada umumnya baik pada aspek
masyarakat dalam memberikan dukungan sosial kepada lanjut usia terlantar masih
pemecahan masalah. Dalam hal ini, aspek yang masih memiliki masalah tersebut
terutama pada aspek kenyamanan, perhatian dan menolong lanjut usia terlantar dengan
menerima kondisinya.
sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar diketahui lebih kepada aspek
kondisinya.
tentang keperawatan lanjut usia terlantar khususnya dan juga pemenuhan kebutuhan
lanjut usia terlantar yang dapat dilakukan oleh masyarakat melalui swadaya
melakukan perubahan yang dalam hal ini masyarakat dilibatkan untuk berperan dalam
135
memberikan dukungan sosial secara optimal terhadap lanjut usia terlantar. Kegiatan
Usia Terlantar” yaitu penyuluhan sosial kepada masyarakat tentang keperawatan lanjut
usia terlantar, penyediaan layanan kesehatan dari rumah ke rumah lanjut usia terlantar,
dan penggalangan donasi dan penyaluran dalam bentuk makanan bagi lanjut usia
terlantar. Dengan demikian masyarakat lebih bisa memberikan dukungan sosial kepada
6.2. Saran
masyarakat terhadap lanjut usia terlantar, peneliti memberikan saran – saran sebagai
berikut:
terlantar terdapat pada aspek kenyamanan dan menolong lanjut usia dengan menerima
kondisinya yang telah dijadikan program pada bab sebelumnya. Aspek perhatian tidak
tersebut. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa saran guna laksana yang
ditujukan pada pihak – pihak yang terkait langsung dengan sasaran penelitian saran
a. Saran untuk masyarakat yang dalam hal ini terdiri dari keluarga yang memiliki
lansia dirumah tangganya, tetangga di lingkungan tempat tinggal lansia, ketua RT,
dan ketua RW di wilayah tempat tinggal lansia, serta kader PKK untuk terlibat
lanjut usia terlantar yaitu dengan pemberian makanan siap saji dan PMT
(Pemberian Makanan Tambahan) yang berupa bubur kacang hijau, susu kedelai,
buah – buahan dan juga bubur ayam yang dilakukan secara berkala setiap dua
minggu sekali.
b. Masyarakat dapat bekerja sama dengan aparat Desa atau Kelurahan terkait
Harapan (PKH).
137
Saran ini ditujukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti dengan topik yang
agar hasil penelitian dapat lebih berkembang dan lebih beragam, karena dengan
kenyamanan, perhatian dan juga menolong lanjut usia terlantar dengan menerima
terlantar.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah Nuruh Karohmah, 2016 tentang Peran Posyandu Lansia dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Lanjut Usia. Semarang (ID): Universitas Negeri Semarang
Camelia, 2017 dkk tentang Dukungan Sosial Keluarga dalam Memenuhi Kebutuhan
Sosial Lansia di Panti. Bandung (ID) : Universitas Padjadjaran. Social Work
Jurnal. 7(1), 1-129
Chandra Aji Permana, 2013 tentang Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Tingkat Stress Pada Lansia Andro Pause di Gebang Wilayah Kerja Puskesmas
Patrang Kabupaten Jember. Jember (ID): Universitas Jember.
138
Departemen Sosial RI. 2005. Pedoman Umum Pelaksanaan Subsidi Silang. Jakarta:
Ditjen Pelayanan dan Rehabilitasi.
Dwi Heru Sukoco. 1991. Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongannya.
Bandung:Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung.
Dyah Ayu Mastuti, 2016 tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari
Dukungan Keluarga. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta.
139
Muhammadiyah Jakarta dan Universitas Indonesia. Jurnal Keperawatan
Komunitas. 2(1), 108-115
Miftakul Jannah dan Meirinawati, 2016 tentang Pelayanan Prima Pada Posyandu
Lansia di Pondok Kesehatan Desa (PONKESDES), Desa Karangdinoyo
Kecamatan Sumberharjo Kabupaten Bojonegoro. Surabaya (ID): Unversitas
Negeri Surabaya.
Peraturan Menteri Sosial Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan dan
Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan
Sumber Kesejahteraan Sosial. Jakarta
Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model And Method.
Madison: F.E. Peacock Publishers, Inc
Rizkya Angkin Pratiwi, 2017 tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari
Keterlibatan Dalam Aktivitas Sehari – Hari. Sukarakarta (ID): Universitas
Muhamadiyah Surakarta.
R.Siti Maryam,dkk. 2011. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba
Medik.
Siti Partini. 2011. Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta : Gadjah Mada Press
Siti Wafroh, 2016 dkk tentang Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di
PSTW Budi Sejahteran Banjarbaru. Banjarmasin (ID): Universitas Lambung
Mengkurat. Dunia Keperawatan, 4(1), 60-64
140
Syaiful Islam. 2017. Data Kemensos 2,1 Juta Lansia di Indonesia Terlantar dan 1,8 Juta
Lainnya Berpotensi Serupa. Diakses pada hari Senin, 28 September 2020 Pukul
09.00 WIB dari
https://nasioanl.okezone.com/read/2017/08/05/337/1750328/data-kemensos-2-
1-juta-lansia-di-indonesia-terlantar-dan-1-8-juta-lainnya-berpotensi-serupa
Tatang M. Amirin. 2015. Metode Penelitian Sekunder (Analisis Data Sekunder).
Diakses pada hari Jumat, 19 Juni 2020 Pukul 09.00 WIB dari
https://Tatangmanguny.wordpress.com/2015/04/12/metodepenelitiansekunder
-analisis-data-sekunder/
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Yeniar Indriana. 2012. Gerontologi dan Progeria. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yusnia Pratiwi, 2015 tentang Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas Hidup
Lanjut Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan. Jakarta (ID) : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
141
RIWAYAT HIDUP
2016. Selama menempuh pendidikan di Poltekesos Bandung, penulis aktif dan juga
menjabat sebagai Sekretaris Dewan DPM SKTS Bandung Periode 2018/2019, Deputi
APB DPM STKS Bandung Periode 2017/2018, dan ikut serta dalam kepengurusan
142
Lampiran 1
USIA TERLANTAR
A. Hasil Penelitian
1. Penelitiaagun Chandra Aji Permana tentang Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Tingkat Stress Pada Lansia Andro Pause di Gebang Wilayah Kerja Puskesmas Patrang
a. Cover
143
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Perhatian
144
2) Aspek Monolong
145
Lampiran 2
2. Penelitian Yusnia Pratiwi tentang Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas Hidup Lanjut
Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan. Jakarta
a. Cover
146
b. Kutipan yang di ambil
1) Aspek Penghargaan
147
Lampiran 3
3. Penelitian Azizah Nurul Karohmah tentang Peran Posyandu Lansia dalam Meningkatkan
a. Cover
148
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Penghargaan
149
Lampiran 4
4. Penelitian Dyah Ayu Mastuti tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari
a. Cover
150
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Penghargaan
151
Lampiran 5
5. Penelitian Rizkya Angkin Pratiwi tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari
Surakarta.
a. Cover
152
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Penghargaan
153
Lampiran 6
6. Penelitian Arasti Dita Nisfiani tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
DIIT Hipertensi pada Lanjut Usia di Desa Begajah Kecamayan Sukoharjo Kabupaten
a. Cover
154
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Menolong
155
Lampiran 7
B. Jurnal
1. Penelitian Eka Taurista dan F.X Sri Sadewo tentang Praktik Petugas dalam Meningkatkan
a. Cover
156
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Kenyamanan
157
Lampiran 8
2. Penelitian Ida Ayu tentang Peran Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Terhadap Penyesuaian
Diri Lanjut Usia Terlantar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Bali (ID): Universitas
a. Cover
158
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Kenyamanan
159
Lampiran 9
3. Penelitian Ani Marni dan Rudy Yuniawati tentang Hubungan Antara Dukungan Sosial
dengan Penerimaan Diri Lansia Di panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Yogyakarta
a. Cover
160
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Kenyamanan
161
Lampiran 10
4. Penelitian Etty Padmiati dan Kissumi Diyanayati tentang Pelayanan Sosial Lanjut Usia
dalam Kelurga. Yogyakarta (ID) : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
a. Cover
1) Aspek Perhatian
162
163
Lampiran 11
5. Penelitian Agus Santoso dan Novia Budi Lestari tentang Peran Serta Keluarga Pada Lansia
yang Mengalami Post Power Syndrome. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro. Media
Ners, 2(1),1-44
a. Cover
164
1) Aspek Perhatian
165
Lampiran 12
6. Penelitian Siti Wafroh, dkk tentang Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di
a. Cover
166
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Perhatian
167
Lampiran 13
7. Penelitian Miftakul Jannah dan Meirinawati tentang Pelayanan Prima Pada Posyandu Lansia
a. Cover
168
1) Aspek Perhatian
169
Lampiran 14
8. Penelitian Camelia, dkk tentang Dukungan Sosial Keluarga dalam Memenuhi Kebutuhan
Sosial Lansia di Panti. Bandung (ID) : Universitas Padjadjaran. Social Work Jurnal. 7(1), 1-
129
a. Cover
170
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Penghargaan
171
Lampiran 15
9. Penelitian Lily Herlinah, dkk tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku
a. Cover
172
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Menolong
173
Lampiran 16
10. Penelitian Alnidi Safarach Bratanegara, dkk tentang Gambaran Dukungan Keluarga
Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandung. Bandung (ID)
: Universitas Padjajaran.
a. Cover
174
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Menolong
175
Lampiran 17
11. Penelitian Parida Hanum, dkk tentang Hubungan Karakteristik dan Dukungan Keluarga
Lansia dengan Kejadian Stroke Pada Lansia Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan. Medan (ID) : Universitas Sumatra Utara. JUMANTIK, 3(1), 72-88
a. Cover
176
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Menolong
177
Lampiran 18
C. Buku
1. Lilik Ma’rifatul Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Cetakan Ke-1. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
a. Cover
178
179
180
181
b. Kutipan yang diambil
1) Aspek Kenyamanan
2) Aspek Penghargaan
3) Aspek Menolong
182
DUKUNGAN SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP LANJUT USIA
TERLANTAR
1. Sumber Informasi
a. Hasil Penelitian
Keluarga Dengan Tingkat Stress Pada Lansia Andro Pause di Gebang Wilayah
Hidayatullah.
3) Penelitian Azizah Nuruh Karohmah, 2016 tentang Peran Posyandu Lansia dalam
Semarang.
4) Penelitian Dyah Ayu Mastuti, 2016 tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia
Surakarta.
5) Penelitian Rizkya Angkin Pratiwi, 2017 tentang Kebahagiaan Pada Lanjut Usia
Muhammadiyah Surakarta
183
b. Jurnal
1) Penelitian Eka Taurista dan F.X Sri Sadewo tentang Praktik Petugas dalam
2) Penelitian Ida Ayu, 2015 tentang Peran Efikasi Diri dan Dukungan Sosial
3) Penelitian Ani Marni dan Rudy Yuniawati, 2015 tentang Hubungan Antara
Sosial Lanjut Usia dalam Kelurga. Yogyakarta (ID): Balai Besar Penelitian dan
329-342
5) Penelitian Agus Santoso dan Novia Budi Lestari, 2008 tentang Peran Serta
Keluarga Pada Lansia yang Mengalami Post Power Syndrome. Semarang (ID):
6) Penelitian Siti Wafroh, 2016 dkk tentang Dukungan Keluarga dengan Kualitas
184
7) Penelitian Miftakul Jannah dan Meirinawati, 2016 tentang Pelayanan Prima
11) Penelitian Parida Hanum, dkk, 2017 tentang Hubungan Karakteristik dan
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Medan (ID): Universitas
c. Buku
185
2. Bagaimana informan memberikan kenyamanan terhadap lanjut usia
terlantar?
Sri Sadewo (2015:4) “Bagi petugas yang apabila mendapatkan orang yang
program kerja, supaya setiap asrama ada dilakukan oleh lanjut usia dan juga
petugas yang berjaga, hal tersebut siap siaga ketika lanjut usia
186
fungsi dan peran dari petugas itu
2. Dalam penelitian Ida Ayu dan I Made Dari hasil penelitian data sekunder
(2015:282) pada ada saat individu yang sudah peneliti baca, maka dapat
seseorang menjadi bagian dari suatu diberikan kepada lanjut usia terlantar
kelompok sosial. Dukungan tersebut dapat agar lanjut usia terlantar tersebut
berupa empati, kasih sayang, perhatian, menjadi bagian dari kelompok sosial.
penghargaan positif, dan nasihat. Kondisi Hal yang dapat dilakukan masyarakat
187
sehingga dapat membantu individu untuk pemberian dukungan berupa empati,
3. Dalam buku Lilik Ma’rifatul Azizah Dari buku yang telah dibaca oleh
dari dukungan emosional yang dapat Lanjut usia terlantar akan merasa
anak, dan kasih sayang, sehingga anak dapat dilakukan beberapa hal seperti
merasa nyaman dan dicintai. Misal dengan dengan menghibur dan juga
188
menghibur, memberi semangat, memberikan semangat. Selain itu,
menanyakan nilai dan kegiatan anak, serta pemberian kasih sayang kepada lanjut
5. Dalam penelitian Ani Marni dan Rudy Dari data sekunder yang telah dibaca
dihadapkan pada suatu masalah atau bahwa lanjut usia akan merasa
berupa tersedianya orang yang dapat berupa orang yang dapat memberikan
diajak berdiskusi dan bertukar pikiran yang dapat diajak berdiskusi oleh
maka lansia akan merasa lebih nyaman, lanjut usia itu sendiri dan juga orang
memiliki tempat untuk berbagi keluh pikiran. Selain merasa nyaman, lanjut
kesah yang dialami sehingga beban usia juga akan merasa diperhatikan
psikologis yang terasa berat dan dan merasa memiliki tempat untuk
ditanggung sendiri oleh lansia akan terasa berkelu kesah. Sehingga, beban
189
lanjut usia tersebut akan terasa lebih
ringan.
Kesimpulan sementara :
Kenyamanan adalah suatu kondisi dimana seorang individu merasa aman dan tentram
dalam menjalani kehidupan. Kenyamanan sendiri terbagi menjadi dua yaitu kenyamanan
secara fisik dan kenyamanan secara psikologis. Kenyamanan fisik sendiri meliputi
seseorang yang dapat menemani individu disaat sedih, membantu mengerjakan tugas
individu yang sulit, dan juga memberikan pertolongan dengan melakukan pekerjaan.
individu tersebut menjadi bagian dari suatu kelompok sosial yaitu dengan pemberian
dukungan berupa empati, kasih sayang, perhatian, penghargaan positif dan juga nasihat.
Kenyamanan dapat diperoleh individu dengan adanya dukungan sosial dari orang –
orang yang ada disekitarnya. Semakin tinggi kenyamanan yang diberikan individu
kepada individu lain, maka akan semakin tinggi juga kemandirian seseorang.
Kenyamanan pada lanjut usia sendiri adalah kondisi dimana lanjut usia merasa aman dan
tentram dalam menjalani kehidupan. Kenyamanan pada lanjut usia bisa didapatkan
Kenyamanan yang dapat diperoleh lanjut usia sendiri dapat meliputi : keluarga ataupun
masyarakat yang dapat memperhatikan lanjut usia baik dari segi jasmani dan rohani,
melibatkan lanjut usia dalam kegiatan seperti keterampilan ataupun senam untuk lanjut
usia, keluarga atau masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar lanjut usia, keluarga
atau masyarakat mau dan mampu mengajak lanjut usia untuk berkomunikasi serta
keluarga atau masyarakat dapat memberikan dukungan dan motivasi kepada lanjut usia.
190
Kenyamanan lanjut usia juga bisa didapatkan ketika lanjut usia tersebut mendapatkan
hiburan, semangat, dan juga kasih sayang dari orang – orang yang ada di sekelilingnya.
Lanjut usia sendiri, akan merasa nyaman apabila mendapat dukungan sosial dari
lingkugannya seperti orang yang dapat diajak berdiskui ataupun orang yang dapat diajak
untuk bertukar pikiran. Adanya kenyamanan yang terjalin antara lanjut usia dengan
lingkungannya tersebut akan membuat beban psikologis yang ditanggung oleh lanjut
terlantar?
1. Dalam penelitian Etty dan Kissumi Dari data sekunder yang telah peneliti
tentram, tenang, sehingga lansia dapat dapat berupa kesempatan lanjut usia
lingkungan keluarga sendiri, dan usia terlantar tersebut. Hal – hal tersebut
191
tetangga, memberi kesempatan untuk adalah bentuk perhatian yang bisa
dekat (anak, saudara, atau teman – tentram dan tenang sehingga lanjut usia
2. Dalam penelitian Agus Santoso dan Dari data sekunder yang telah peneliti
oleh keluarga adalah dengan memberi kepada lanjut usia terlantar dapat
perhatian dan respon yang baik dengan dilakukan dengan dua pendekatan. Yaitu
oleh keluarga adalah dengan memberi sosial sendiri dapat berupa memberikan
192
lanjut usia terlantar dalam melaksanakan
ibadah.
3. Dalam penelitian Chandra Aji Permana Dari data sekunder yang telah dibaca
andropause seperti memberikan pujian kepada lanjut usia ketika lanjut usia
dengan baik, keluarga bersedia ketika lanjut usia sakit, mampu menjadi
memberikan bantuan finansial kepada pendengar yang baik ketika lanjut usia
pendengar yang baik ketika lansia yang dirasakan oleh lanjut usia.
193
4. Dalam penelitian Siti Wafroh, dkk Dari data sekunder yang telah dibaca
penghargaan. Perhatian yang diberikan baik itu keluarga ataupun tetangga dalam
informasi verbal maupun nonverbal, dapat diberikan kepada lanjut usia itu
saran, bantuan, atau tingkah laku yang sendiri dapat berupa kehadiran orang –
diberikan oleh orang – orang yang orang terdekat dengan lanjut usia. Selain
terdekat berupa kehadiran serta hal – hal itu juga dapat berupa pemberian hal – hal
5. Dalam penelitian Miftakul Jannah dan Dari hasil penilitian data sekunder yang
yang diberikan oleh pegawai atau disimpulkan bahwa perhatian yang dapat
perawat dalam pelayanan prima pada diberikan dalam hal kesehatan lanjut usia
Karangdinoyo ini yaitu, selalu tentang pola hidup yang sehat dan juga
194
memberikan arahan tentang hidup yang pola makan yang baik dan teratur agar
sehat, menjaga pola makan yang baik lanjut usia tidak sakit.
dan teratur.”
Kesimpulan sementara :
Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Perhatian yang dapat diberikan
lingkungan kepada lanjut usia dapat berupa kesempatan lanjut usia untuk berhubungan
dengan lingkungannya, kesempatan lanjut usia untuk mengikuti kegiatan yang ada di
lingkungannya, dan juga kesempatan untuk mengunjungi kerabat dekat lanjut usia
tersebut. Selain itu, terdapat dua pendekatan perhatian yang dapat diberikan kepada
lansia yaitu pendekatan sosial dan pendekatan spiritual. Perhatian yang diberikan kepada
lanjut usia dalam pendekatan sosial sendiri dapat berupa memberikan kesempatan
kepada lanjut usia untuk mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat. Sedangkan
perhatian yang diberikan kepada lanjut usia dalam pendekatan spiritual dapat berupa
penyediaan fasilitas yang dibutuhkan lanjut usia dalam melaksanakan ibadah. Perhatian
yang diberikan keluarga kepada lanjut usia dapat berupa memberikan apresiasi terhadap
tindakan positif yang telah dilakukan lanjut usia seperti misalnya memberikan pujian
kepada lanjut usia ketika lanjut usia mampu melaksanakan tugas di rumah, bersedia
memberikan bantuan financial ketika lanjut usia sakit, mampu menjadi pendengar yang
baik ketika lanjut usia mengutarakan masalahnya dan juga ikut merasakan kesedihan
atau berempati yang dirasakan oleh lanjut usia. Lanjut usia membutuhkan perhatian
khusus dari orang – orang terdekatnya baik itu keluarga ataupun tetangga dalam hal
perhatian pada kesehatan, kemandirian, perawatan dan juga penghargaan. Bentuk dari
195
perhatian yang dapat diberikan kepada lanjut usia itu sendiri dapat berupa kehadiran
orang – orang terdekat dengan lanjut usia. Selain itu juga dapat berupa pemberian hal –
hal positif yang dapat membuat kondisi emosional lansia bagus seperti pujian. Perhatian
yang dapat diberikan dalam hal kesehatan lanjut usia yaitu dengan memberikan arahan
tentang pola hidup yang sehat dan juga mengingatkan lanjut usia untuk menjaga pola
makan yang baik dan teratur agar lanjut usia tidak sakit.
terlantar?
1. Dalam buku Lilik Ma’rifatul Azizah Dari data sekunder yang telah dibaca
(2011:101) dijelaskan bahwa salah satu oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa
bentuk dukungan sosial adalah salah satu bentuk dukungan sosial yang
dukungan pada harga diri yang berupa bisa diberikan kepada lanjut usia yaitu
dukungan ini membantu individu dalam persetujuan pada pendapat lanjut usia,
membangun harga diri dan kompetensi dan juga perbandingan positif lanjut usia
196
2. Dalam penelitian Camelia, dkk Dari data sekunder yang telah dibaca
3. Dalam penelitian Yusnia Pratiwi Dari data sekunder yang telah peneliti
sosial jenis ini seseorang akan atau pengakuan pada seseorang maka
197
mendapatkan pengakuan atas atas seseorang itu akan mendapatkan
4. Dalam penelitian Azizah Nuruh Dari hasil penelitian data sekunder yang
tempat – tempat umum yang dapat usia dalam penggunaan fasilitas, dan
sebagai perwujudan rasa hormat dan dan prasarana kepada lanjut usia di
5. Dalam penelitian Dyah Ayu Mastuti Dari hasil penelitian data sekunder yang
lansia di sela – sela kesibukan pekerjaan diberikan kepada lanjut usia yaitu
198
lansia merasa mendapatkan dengan lanjut usia di sela – sela
keluarga tidak mengasingkan lansia dan yang sederhana, dan juga keluarga tidak
tidak menganggap lansia dengan kondisi mengasingkan lanjut usia serta tetap
6. Dalam penelitian Rizkya Angkin Pratiwi Dari hasil penelitian data sekunder yang
(2017:13) “Dari penelitian ini dapat telah dibaca oleh peneliti dapat
aktivitas sehari – hari berhubungan dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu
itu keluarga yang memiliki anggota lanjut usia untuk melakukan sekaligus
Kesimpulan sementara :
Salah satu bentuk dukungan sosial yang bisa diberikan kepada lanjut usia yaitu dukungan
penghargaan. Dukungan penghargaan pada lanjut usia sendiri dapat berupa penghargaan
199
positif pada lanjut usia, pemberian semangat, persetujuan pada pendapat lanjut usia, dan
juga perbandingan positif lanjut usia dengan lanjut usia yang lain. Dukungan sosial berupa
penghargaan merupakan bentuk dukungan yang diberikan kepada lanjut usia untuk
mengakui keberadaanya. Cara yang digunakan untuk mengakui keberadaan lanjut usia
sendiri yaitu dengan mengajak lanjut usia untuk berkomunikasi. Selain itu, penghargaan
yang dapat diberikan kepada lanjut usia oleh masyarakat bisa dengan memberikan
kemudahan lanjut usia dalam penggunaan fasilitas, dan juga memberikan aksesibilitas
sarana dan prasarana kepada lanjut usia di tempat – tempat umum sehingga tidak
menghambat mobilitas lanjut usia. Penghargaan juga dapat diberikan kepada lanjut usia
dari keluarga berupa menyempatkan waktu untuk bersama dengan lanjut usia di sela –
sela kesibukan pekerjaan yang dilakukan, memberikan kebahagiaan kepada lansia yang
sederhana, dan juga keluarga tidak mengasingkan lanjut usia serta tetap menganggap
keberadaan lanjut usia walaupun terjadi penurunan kondisi fisik pada lanjut usia. Selain
itu, penghargaan yang dapat diberikan kepada lanjut usia dari keluarga yaitu dengan
memberikan keleluasaan kepada lanjut usia untuk melakukan sekaligus terlibat dalam
aktivitas sehari – hari sesuai dengan yang diinginkan oleh lanjut usia tersebut.
200
5. Bagaimana informan menolong lanjut usia terlantar dengan menerima
kondisinya?
1. Dalam buku Lilik Ma’rifatul Azizah Dari data sekunder yang telah peneliti
(2011:101) dijelaskan bahwa salah satu baca, dapat disimpulkan bahwa dalam
bentuk dukungan sosial yaitu dukungan pemberian dukungan sosial lanjut usia
usia.
2. Dalam penelitian Lily Herlinah, dkk Dari hasil penelitian data sekunder
dan memberikan waktu luang untuk lansia atau menolong lanjut usia dengan
201
memberikan pengaruh yang berarti dalam penyediaan fasilitas kepada lanjut usia
usia.
3. Dalam penelitian Arasti Dita Nisfiani Dari hasil penelitian data sekunder
dalam bentuk uang, peralatan, waktu, yang dapat diberikan kepada lanjut usia
dalam perawatan lansia yang mengarah bentuk uang, peralatan, waktu, dan juga
Bratanegara, dkk (2012: “Dukungan yang telah dibaca oleh peneliti, dapat
yang meliputi bantuan material seperti dapat diberikan kepada lanjut usia
202
5. Dalam penelitian Chandra Aji Permana Dari hasil penelitian data sekunder
meminjamkan uang dan dapat juga berupa yang dapat diberikan kepada lanjut usia
tertentu pada saat mengalami stress. Pada meminjamka uang dan juga membantu
6. Dalam penelitian Parida Hanum, dkk Dari hasil penelitian data sekunder
kesehatan penderita dalam hal kebutuhan praktis dan konkrit bagi lanjut usia.
makan dan minum, istirahat, dan Dimana dalam hal ini, keluarga dapat
langsung, seperti dalam bentuk uang, dalam bentuk uang, peralatan, waktu,
203
maupun menolong pekerjaan pada saat dan juga menolong lanjut usia ketika
Kesimpulan sementara :
Menolong adalah salah satu sikap saling membantu untuk meringankan beban
(penderitaan atau kesulitan) yang dialami seseorang. Bantuan yang dimaksud dapat
berbentuk bantuan tenaga, waktu, ataupun dana. Dalam hal ini, menolong sama dengan
materi yang dapat memberikan pertolongan langsung kepada lanjut usia seperti pinjaman
uang pemberian barang, makanan dan juga pelayanan kepada lanjut usia. Dukungan
instrumental sama halnya dengan aktivitas menolong yang diberikan kepada lanjut usia.
keluarga dapat memberikan dukungan instrumental atau menolong lanjut usia dengan
penyediaan fasilitas kepada lanjut usia seperti halnya tenaga, dana dan juga memberikan
waktu luang untuk lanjut usia. Dukungan instrumental atau perilaku menolong yang dapat
diberikan kepada lanjut usia yaitu seperti bantuan langsung dalam bentuk uang, peralatan,
waktu, dan juga modifikasi makanan. dukungan instrumental atau perilaku menolong yang
dapat diberikan kepada lanjut usia yaitu dengan memberikan atau meminjamkan uang dan
juga membantu lanjut usia untuk mengerjakan tugas. Keluarga dapat menolong lansia
dengan memberikan finansial seperti memberikan biaya kepada lanjut usia untuk berobat
ketika lanjut usia sakit. Keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis dan konkrit
bagi lanjut usia. Dimana dalam hal ini, keluarga dapat menolong lanjut usia dengan
memberikan bantuan lansung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, dan juga
204