Anda di halaman 1dari 70

Judul:

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI

Modul Diklat Berjenjang Tingkat Lanjut bagi Pendidik PAUD


Dalam Jaringan

Pengarah:
Kepala PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat,
Dr. Drs. H. Bambang Winarji, M.Pd.

Penanggung Jawab:
Subkoordinator Pengembangan Sumber Daya Manusia
Edi Suswantoro, S.Pd, M.Ds.

Desain Cover:
Mustopa Kamiludin

Tim Penyelaras:
Reni Anggareni Sadiah, S.Psi.
Sri Purwanti, M.Pd.

Diselaraskan berdasarkan Bahan Ajar Direktorat Pembinaan Guru dan


Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Terbitan Tahun 2017

© 2020
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Provinsi Jawa barat

i
KATA PENGANTAR

Pendidik yang profesional mempunyai tugas utama yaitu mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik, baik pada satuan anak usia dini (PAUD) maupun pendidikan
yang lebih lanjut.

Untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang pendidik


PAUD harus menguasai kompetensi yang dipersyaratkan. Selaras dengan
kebijakan pembangunan yang meletakkan pengembangan sumber daya
manusia (SDM) sebagai prioritas pembangunan nasional, maka kedudukan
dan peran pendidik PAUD semakin bermakna strategis dalam
mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

Pusat Pengembangan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP-


PAUD dan Dikmas) Provinsi Jawa Barat sebagai institusi pemerintah yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PTK) PAUD salah satunya adalah melalui kegiatan pendidikan
dan pelatihan berjenjang tingkat lanjut bagi pendidik PAUD dalam jaringan
(Diklat Daring). Modul ini disusun dan diselaraskan sebagai bahan ajar bagi
penyelenggaraan kegiatan diklat dimaksud. Terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini.

Bandung, September 2020

Kepala PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat

Dr. Drs. H. Bambang Winarji, M.Pd.


NIP. 196101261988031002

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KEGIATAN BELAJAR 1
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK MENURUT USIA
A. STANDAR KOMPETENSI ................................................................................ 1
B. KOMPETENSI DASAR .................................................................................... 1
C. INDIKATOR .................................................................................................... 1
D. URAIAN MATERI ............................................................................................ 1
E. RANGKUMAN MATERI ................................................................................. 10
F. EVALUASI ...................................................................................................... 11
G. PENUGASAN ................................................................................................. 12

KEGIATAN BELAJAR 2
DETEKDI DINI TUMBUH KEMBANG DAN INSTRUMEN DDTK
A. STANDAR KOMPETENSI ................................................................................ 13
B. KOMPETENSI DASAR .................................................................................... 13
C. INDIKATOR .................................................................................................... 13
D. URAIAN MATERI ............................................................................................ 13
E. RANGKUMAN MATERI ................................................................................. 30
F. EVALUASI ...................................................................................................... 31
G. PENUGASAN ................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA

iii
KEGIATAN BELAJAR 1
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
MENURUT USIA

A. STANDAR KOMPETENSI
Memiliki kemampuan dalam Penatalaksanaan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang) anak usia dini (Permendikbud 146 /2014).

B. KOMPETENSI DASAR
Memahami tahap pertumbuhan dan perkembangan anak menurut usia.

C. INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak
2. Memahami tahap-tahap perkembangan anak berdasarkan tumbuh
kembangnya
3. Menjelaskan Ciri-ciri dan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak

D. URAIAN MATERI
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri khas yang
membedakan antara masa anak dan dewasa. Sejak terjadi pembuahan
dalam kandungan hingga berakhirnya masa remaja, seorang anak terus
menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan. Proses pertumbuhan
terjadi secara bersamaan dengan perkembangan, walaupun keduanya
mengandung makna yang tidak sama.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan pembentuk tubuh lainnya, sehingga ukuran fisik dan bentuk tubuh
bertambah sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan diukur dengan satuan
panjang dan berat.

1
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih rumit dalam hal kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pemahaman tentang konsep dasar pertumbuhan dan perkembangan
anak merupakan hal penting bagi pendidik. Apabila seorang pendidik
memiliki pengertian yang benar mengenai tumbuh kembang, maka materi
dan cara mendidik dapat disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
Pendidik juga akan dapat memahami batas-batas umum kemampuan anak
sesuai usia masing-masing, dan mempertimbangkan langkah-langkah yang
perlu diambil apabila didapatkan ketidaksesuaian pada anak tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak. Pada dasarnya ada 2 faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu:
1. Faktor dalam diri (internal):
- Faktor genetik yang tidak bisa dirubah atau
digantikan seperti ras, suku bangsa, warna kulit, jenis
rambut
- Faktor genetik yang dapat dipengaruhi
lingkungan untuk dapat berkembang optimal seperti
potensi kecerdasan dan bakat
- Proses selama kehamilan: nutrisi yang didapat si
ibu, penyakit yang diderita, obat -obatan yang dimakan,
lingkungan tempat tinggal dan lain -lain
- Proses lingkungan yang mempengaruhi sejak
kehamilan; terjaga kondisi fisik dan mental ibu hamil
sehingga janin berkembang dengan baik
2. Faktor lingkungan (eksternal):
- Gizi yang diberikan ibu dari mulai dalam
kandungan hingga besar, penyakit yang diderita selama
hidup, kualitas pengasuhan dari keluarga, hubungan
dengan teman, dan sekolah, serta stimulasi yang
didapatnya

2
- Nutrisi yang diberikan, penyakit yang diderita
setelah lahir, kebersihan lingkungan sekitar, aktivitas fisik
yang dilakukan, dan stimulasi yang diberikan.
Untuk dapat tumbuh dan berkembangnya seorang anak
secara optimal, ada beberapa kebutuhan -kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi yaitu:

1. FISIK – BIOLOGIS:
- Nutrisi: yang harus didapat sejak dalam kandungan berupa
menu seimbang (protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
mineral, air)
- Imunisasi (sejak lahir hingga 18 tahun) bermanfaat untuk
mencegah penyakit hingga sakit berat (Hepatitis B, BCG, DPT,
Polio, Campak, HiB, MMR)
- Kebersihan: badan (cuci tangan, potong kuku, mandi teratur,
membersihkan diri setelah BAK/BAB, cuci rambut); makanan
dan peralatannya; hygiene dan sanitasi lingkungan rumah,
sekolah.
- Pelayanan kesehatan: pemantauan tumbuh kembang,
deteksi dini gangguan tumbuh kembang, melalui
pemanfaatan layanan posyandu, puskesmas, dan dokter
pribadi.
- Aktivitas fisik: untuk merangsang hormon pertumbuhan, nafsu
makan, proses pengaturan dan penguraian karbohidrat,
lemak dan protein; merangsang pertumbuhan otot dan
tulang; merangsang perkembangan keterampilan anak

2. KASIH SAYANG – EMOSI:


Sejak dalam kandungan hingga dewasa anak harus
mendapatkan kasih sayang agar emosinya berkembang, dengan
cara:
- Memberikan rasa nyaman, aman, dan perlindungan
- Memperhatikan minat, keinginan dan pendapatnya
- Memberikan contoh (bukan memaksa)

3
- Membantu, mendorong dan menghargai
- Menciptakan suasana gembira
- Memberikan pemahaman atas kesalahan yang diperbuat anak,
bukan dengan mengancam atau menghukum
- Mengasuh secara demokratik
- Memperhatikan temperamen yang dimiliki anak (apakah anak
itu penurut, susah diatur atau pemalu)

3. STIMULASI/RANGSANGAN:
Merupakan suatu proses masuknya rangsangan ke otak yang
dilakukan secara sadar melalui panca indera secara khusus atau
beragam dari lingkungan sekitar yang telah dibuat atau secara
alamiah.
Yang pertama memperoleh rangsangan adalah otak untuk
membuat hubungan antar sel-sel otak (sinaps). Sejak dalam
kandungan usia 6 bulan sudah milyaran sel otak t erbentuk namun
belum ada hubungan antar sel-sel otak tersebut. Apabila sel-sel
otak tersebut diberi rangsangan maka akan terbentuk hubungan
yang bermakna, sehingga makin sering dirangsang maka
hubungan itu akan semakin kokoh. Semakin banyak variasi
rangsangan yang diberikan maka hubungan yang terjadi semakin
kompleks/ luas dan dapat merangsang otak kiri dan kanan,
sehingga berkembang kecerdasan jamaknya.
Adapun aspek-aspek perkembangan yang harus distimulasi
adalah fisik melalui gerakan motorik kasar dan ha lus, kecerdasan,
bahasa, seni, sosial emosional, nilai keagamaan dan moral serta
kemandirian.
Cara yang dipergunakan untuk menstimulasi anak sangatlah
beragam dan itu harus dilakukan setiap saat, setiap kali berinteraksi
dengan anak. Stimulasi sudah dapat dilakukan sejak janin berusia
23 minggu.

4
Dalam menstimulasi/ merangsang anak, pendidik harus

Gambar: Ilustrasi ciri-ciri otak kiri dan otak kanan


mengenal sifat-sifat

dari otak kiri dan kanan.


Ciri-ciri dari otak kiri adalah:
- Cara berfikirnya mengerucut (konvergen)
- Berkaitan dengan angka dan berhitung
- Rasional
- Berkaitan dengan tata bahasa, kemampuan membaca dan
menulis.
Ciri-ciri dari otak kanan adalah:
- Cara berfikirnya secara meluas (divergen)
- Imajinasi
- Kreativitas
- Seni
- Musik
- Bernyanyi
- Sosial-emosional
- Spiritual.
Penggunaan otak kanan dan otak kiri secara berimbang dapat
mengoptimalkan potensi otak seseorang. Demikian juga dengan
adanya perspektif kecerdasan jamak (multiple intelligences).
Kecerdasan jamak yang mencakup kecerdasan kinestetik, bahasa,
matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, naturalis dan
eksistensi juga memberikan pengaruh yang sangat bermakna
terhadap pengembangan potensi yang dimiliki seora ng anak.

5
2. TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK MENURUT USIA
Perkembangan merupakan hasil kematangan hubungan berbagai
sistem dalam tubuh. Sebagai contoh, kematangan hubungan susunan saraf
pusat dengan berbagai organ tubuh seperti pita suara untuk proses bicara,
otot untuk gerakan, antar berbagai daerah susunan saraf untuk berbahasa,
berpikir, mengembangkan emosi, sosialisasi, dan kemandirian.
Tahapan perkembangan anak menurut usia dapat dikelompokkan
sebagai berikut:

1. Usia 0-3 bulan:


- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
- Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke
tengah
- Melihat dan menatap wajah Ayah Bunda
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan
mengoceh
- Suka tertawa keras
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras
- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum
- Mengenal Bunda dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan
kontak

2. Usia 3-6 bulan:


- Berbalik dari telungkup ke telentang
- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
- Menggenggam pensil
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
- Memegang tangannya sendiri
- Berusaha memperluas pandangan

6
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi
- Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain
sendiri

3. Usia 6-9 bulan:


- Duduk sendiri (dalam sikap duduk bersila)
- Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
- Merangkak dan meraih mainan
- Mendekati seseorang
- Memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya
- Memungut 2 benda, masing-masing tangan memegang 1 benda pada
saat yang bersamaan
- Memungut benda sebesar kacang dengan meraup
- Bersuara tanpa arti (seperti: mamama,
dadada, tatata)
- Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
(sendok stainless/uang/logam)
- Bermain tepuk tangan/cilukba
- Bergembira dan melempar benda
- Makan sendiri

4. Usia 9-12 bulan:


- Mengangkat tangannya ke posisi berdiri
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
- Menggenggam erat pensil
- Memasukkan benda ke mulut
- Mengulang menirukan bunyi yang didengar
- Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
- Mengeksplorasi lingkungan sekitar
- Ingin menyentuh apa saja
- Memiliki rasa ingin tahu

7
- Bereaksi terhadap suara bisikan
- Senang bermain cilukba
- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal

5. Usia 12-18 bulan:


- Berdiri sendiri tanpa berpegangan
- Membungkuk untuk memungut mainan kemudian kembali berdiri
- Berjalan mundur 5 langkah
- Memanggil ayah dengan papa dan Bunda dengan mama
- Menumpuk 2 kubus
- Memasukkan kubus ke kota
- Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek
- Dapat mengeluarkan suara yang menyenangkan
- Dapat menarik tangan Bunda
- Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing

6. Usia 18-24 bulan:


- Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
- Berjalan tanpa terhuyung-huyung
- Bertepuk tangan, melambai-lambai
- Menumpuk 4 kubus
- Memungut benda kecil dengan ibu jari atau jari telunjuk
- Menggelinding bola ke arah sasaran
- Menyebut 3-6 kata yang memiliki arti
- Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
- Memegang cangkir sendiri
- Belajar makan dan minum sendiri

7. Usia 24-36 bulan:


- Jalan menaiki tangga sendiri
- Dapat bermain dan menendang bola kecil
- Mencorat-coret kertas
- Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata

8
- Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuh ketika diminta
- Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda
atau lebih
- Membantu memungut mainannya sendiri
- Membantu membawa suatu benda ketika diminta
- Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
- Melepas pakaiannya sendiri

8. Usia 36-48 bulan:


- Berdiri pada satu kaki selama 2 detik
- Melompat dengan kedua kaki diangkat
- Mengayuh sepeda roda 3
- Menggambar garis lurus
- Menumpuk 8 kubus
- Mengenal 2-4 warna
- Menyebut nama, umur, tempat
- Mengerti arti kata di atas, di bawah, di
depan
- Mendengarkan cerita
- Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
- Bermain dengan teman, mengikuti aturan permainan
- Mengenakan sepatu sendiri
- Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

9. Usia 48-60 bulan:


- Berdiri pada satu kaki selama 6 detik
- Melompat dengan kedua kaki diangkat
- Mengayuh sepeda roda 3
- Menggambar garis lurus
- Menupuk 8 kubus
- Mengenal 2-4 warna
- Menyebut nama, umur, tempat
- Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
- Mendengarkan cerita

9
- Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
- Bermain dengan teman, mengikuti aturan permainan
- Mengenakan sepatu sendiri
- Mengenakan celana panjang, kemeja, baju

10. Usia 60-72 bulan:


- Berjalan lurus
- Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik
- Menggambar 6 bagian tubuh
- Menggambar orang lengkap
- Menangkap bola dengan kedua tangan
- Menggambar segi empat
- Mengerti lawan kata
- Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih
- Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya
- Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
- Mengenal warna-warni
- Mengungkapkan simpati
- Mengikuti aturan permainan
- Berpakaian sendiri tanpa dibantu.

E. RANGKUMAN MATERI
1. Proses pertumbuhan terjadi secara bersamaan dengan perkembangan,
walaupun keduanya mengandung makna yang tidak sama.
2. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
pembentuk tubuh lainnya, sehingga ukuran fisik dan bentuk tubuh
bertambah sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan diukur dengan
satuan panjang dan berat.
3. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
rumit dalam hal kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian.

10
4. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri khas masa anak yang
penting dipahami oleh pendidik dalam rangka pembinaan anak usia dini
agar mencapai potensinya secara optimal. Pertumbuhan dan
perkembangan terjadi terus-menerus sesuai usia anak, karena itu diperlukan
kemampuan pendidik untuk mendeteksi secara dini tanda penyimpangan
yang terjadi.

F. EVALUASI
1. Hal yang membedakan ciri khas antara masa anak dan dewasa adalah:
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Kecerdasan
d. Pertumbuhan dan perkembangan

2. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak:


a. Dimulai dengan pertumbuhan
b. Dimulai dengan perkembangan
c. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi bersamaan
d. Pertumbuhan dan perkembangan tergantung kondisi anak
3. Hasil kematangan hubungan berbagai sistem dalam tubuh adalah
pengertian dari:
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Kecerdasan
d. Kemandirian
4. Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan pembentuk tubuh
lainnya, sehingga ukuran fisik dan bentuk tubuh bertambah sebagian atau
keseluruhan adalah pengertian dari:
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Kecerdasan
d. Kemandirian
5. Tinggi badan dan berat badan merupakan satuan dari:
a. Pertumbuhan
b. Perkembangan
c. Kecerdasan
d. Kemandirian
6. Anak sudah bisa berbalik dari telungkup ke telentang ketika berusia:
a. 0-3 bulan
b. 3-6 bulan
c. 6-9 bulan

11
d. 9-12 bulan
7. Anak sudah bisa merangkak dan meraih mainan ketika berusia:
a. 0-3 bulan
b. 3-6 bulan
c. 6-9 bulan
d. 9-12 bulan
8. Anak sudah bisa bermain cilukba ketika berusia:
a. 0-3 bulan
b. 3-6 bulan
c. 6-9 bulan
d. 9-12 bulan
9. Di bawah ini ciri-ciri dari anak yang berusia 24-36 bulan, kecuali:
a. Jalan menaiki tangga sendiri
b. Dapat bermain dan menendang bola kecil
c. Mencorat-coret kertas
d. Menggambar garis lurus

10. Salah satu ciri dari anak yang berusia 36-48 bulan adalah:
a. Jalan menaiki tangga sendiri
b. Dapat bermain dan menendang bola kecil
c. Mencorat-coret kertas
d. Menggambar garis lurus

G. PENUGASAN
Petunjuk praktis penggunaan instrumen deteksi dini tumbuh kembang:
1. Isi data dasar anak dalam formulir deteksi dini tumbuh kembang yang
telah disediakan. Cantumkan juga nama dan alamat tempat
penyelenggara PAUD bila ada.
2. Hitung dan tuliskan usia anak dalam bulan.
3. Tanyakan keluhan utama dari orangtua/pengasuh. Tanyakan pula apakah
ada keluhan mengenai tumbuh kembang anak.
4. Lakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal.
5. Lakukan pemeriksaan lain apabila ada indikasi/keluhan.
6. Tuliskan kesimpulan pemeriksaan.
7. Tuliskan tindakan konseling, intervensi, atau rujukan yang diberikan.
8. Formulir deteksi dini tumbuh kembang dibuat dua rangkap, satu lembar
sebagai arsip pemeriksa dan satu lembar lagi untuk diberikan kepada
orangtua/pengasuh.

12
KEGIATAN BELAJAR 2
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG DAN INSTRUMEN DDTK

A. STANDAR KOMPETENSI
Memiliki kemampuan dalam Penatalaksanaan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang) anak usia dini. (Permendikbud 146 /2014)

B. KOMPETENSI DASAR
Mempraktekkan DDTK dengan menggunakan instrumen.

C. INDIKATOR
1. Mengenal berbagai Deteksi Dini
2. Mengidentifikasi Instrumen dan alat bantu stimulasi, deteksi dan intervensi
dini tumbuh kembang anak usia dini
3. Menjelaskan penatalaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang anak usia dini

D. URAIAN MATERI
1. ........................................................................................................... Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
anak usia dini. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah
tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan.
Tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan/intervensi yang tepat, terutama bila harus melibatkan
ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya
akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang
anak.

Jenis Deteksi tumbuh kembang


a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

13
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui status gizi normal/gizi baik, gizi kurang, gizi
buruk, gizi lebih serta mikro/makrosefali.

b. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


Deteksi dini penyimpangan perkembangan adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui gangguan perkembangan anak
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui,
maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak

2. INSTRUMEN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK


a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat
pelayanan. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku KIA
• Timbangan
• Alat ukur tinggi badan
• Pita pengukur Lingkar Kepala (LK)
• Tabel Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
• Grafik LK
1) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
Pengukuran BB/TB dilakukan untuk menentukan status gizi anak,
normal, kurus, kurus sekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB
disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang.
a) Pengukuran Berat Badan (BB)
(1) Menggunakan timbangan bayi

14
o Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak
sampai usia 2 tahun atau selama anak masih bisa
berbaring atau duduk tenang.
o Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak
mudah bergoyang.
o Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka 0.
o Bayi sebaiknya telanjang atau berbaju tipis, tanpa topi,
kaus kaki, sarung tangan.
o Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
o Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
o Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau
angka timbangan.
o Bila bayi terus-menerus bergerak, perhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan
jarum ke kanan dan ke kiri.
o Penimbangan dapat dilakukan sebanyak 2-3 kali, dan
diambil nilai rata-ratanya

Gambar Timbangan bayi

(2) Menggunakan timbangan injak


o Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak
mudah bergerak.
o Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka 0.
o Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan
tidak memegang sesuatu.
o Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
o Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

15
o Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau
angka timbangan.
o Bila anak terus-menerus bergerak, perhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan
jarum ke kanan dan ke kiri.
o Penimbangan dapat dilakukan sebanyak 2-3 kali, dan
diambil nilai rata-ratanya

b) Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB)


(1) Cara mengukur dengan posisi berbaring
o Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
o Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
o Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.
o Petugas 1: kedua tangan memegang kepala bayi agar
tetap menempel pada pembatas angka 0 (pembatas
kepala).
o Petugas 2: tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus,
tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
o Petugas 2 : membaca angka di tepi luar pengukur.

Gambar 2. Mengukur panjang badan dengan posisi berbaring

(2) Cara mengukur dengan posisi berdiri (untuk anak yang


sudah dapat berdiri)
o Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
o Berdiri tegak menghadap ke depan.
o Punggung, pantat, dan tumit menempel pada tiang
pengukur.

16
o Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-
ubun.
o Baca angka pada batas tersebut.
Batas atas pengukur,
dapat digerakkan

Pita
pengukur,
menempel
pada
tembok

Angka “0” pada pita pengukur berada


tepat setinggi telapak kaki

Gambar 3. Mengukur tinggi badan pada posisi berdiri

c) Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)


Cara penggunaan tabel BB/TB untuk melihat status gizi anak
adalah sebagai berikut (lihat daftar tabel Berat Badan/Tinggi
Badan pada lampiran):
o Ukur tinggi/panjang dan timbang berat badan anak, sesuai
cara yang telah dijelaskan sebelumnya.
o Lihat kolom Tinggi/Panjang Badan anak yang sesuai dengan
hasil pengukuran.
o Pilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan
(kanan), sesuai jenis kelamin anak, cari angka berat badan
yang terdekat dengan berat badan anak.
o Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom
untuk mengetahui angka Standar Deviasi (SD).

d) Interpretasi

17
Untuk menyimpulkan hasil dengan membaca tabel BB/TB
pendidik perlu melakukan interpretasi atau membaca hasil
dengan cara sebagai berikut:

Normal : - 2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik


Kurus : <-2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus sekali : <-3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : >2 SD atau Gizi Lebih
Catat hasil pengukuran dan lakukan interpretasi, apabila hasil
tidak normal rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Contoh:
Seorang anak laki-laki dengan panjang badan 71 cm dan berat
badan 6,8 kg. Pada kolom panjang badan anak laki-laki 71 cm,
apabila ditarik garis lurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 kg
terletak pada kolom 6,0-6,9 kg; kolom <-2 SD s/d -3 SD.
Interpretasinya anak kurus.
2) Pengukuran Lingkar Kepala (LK) Anak
Tujuan pengukuran LK adalah untuk mengetahui lingkar kepala
anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan usia anak. Usia 0-11 bulan,
pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak usia 12-72
bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan.
a) Cara mengukur lingkar kepala
Untuk mengukur lingkar kepala perlu dilakukan cara sebagai
berikut:
o Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,
menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian
belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang.
o Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
o Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung usia bayi/anak.
o Pengukuran dapat dilakukan lebih dari 1 kali, dan diambil
pengukuran terbesar

18
o Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala menurut
usia dan jenis kelamin anak. (grafik lingkar kepala lihat pada
lampiran)
o Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu
dengan ukuran yang sekarang.

b) Interpretasi
Untuk menyimpulkan hasil dari pengukuran lingkar kepala
pendidik perlu melakukan interpretasi atau membaca hasil
dengan cara sebagai berikut:
o Bila ukuran lingkar kepala berada di antara -2 SD s/d 2 SD,
maka lingkar kepala anak normal.
o Bila ukuran lingkar kepala berada di bawah -2 SD (mikrosefal)
atau di atas 2 SD (makrosefal), maka lingkar kepala anak
tidak normal.
o Bila ditemukan makrosefal atau mikrosefal segera dirujuk ke
rumah sakit.

b. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak terdiri dari berbagai
jenis instrumen yaitu: Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Tes
Daya Lihat (TDL), dan Modifikasi Tes Daya Dengar (MTDD).
1) Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
Jadwal pemeriksaan KPSP rutin dilakukan pada anak usia 3, 6, 9, 12,
15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum
mencapai usia pemeriksaan tersebut, minta ibu datang kembali
pada usia pemeriksaan terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya
bayi usia 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada usia 9
bulan.

19
Apabila orangtua datang dengan keluhan anaknya mempunyai
masalah tumbuh kembang, sedangkan usia anak bukan usia untuk
pemeriksaan maka anak diperiksa menggunakan KPSP untuk usia
pemeriksaan terdekat sampai yang lebih muda.

a) Alat/instrumen
Instrumen yang digunakan untuk pemeriksaan perkembangan
anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
adalah:
o Formulir KPSP menurut usia. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan
tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai
anak. Sasaran KPSP anak usia 3 - 72 bulan. (formulir lihat
lampiran KPSP)
o Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, sendok stainless,
bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5
cm sebanyak 8 buah, kismis, potongan biskuit kecil berukuran
0,5-1 cm.

b) Cara menggunakan KPSP


Cara pemeriksaan KPSP adalah sebagai berikut:
o Pada waktu pemeriksaan, anak harus dibawa.
o Tentukan usia anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan
tahun anak lahir. Bila usia anak lebih 16 hari, dibulatkan
menjadi 1 bulan. Contoh: bayi usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan
menjadi 4 bulan. Bila usia bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan
menjadi 3 bulan.
o Tanyakan apakah anak lahir cukup bulan (37 minggu atau
lebih) atau tidak. Pada bayi prematur, digunakan usia koreksi,
sampai ulang tahun yang kedua. Usia koreksi menggunakan
usia gestasi 40 minggu.
o Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan
usia anak.

20
o KPSP terdiri dari dua macam pertanyaan, yaitu:
− Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak,
contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
− Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh:
“Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi
duduk”.
o Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut
menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
o Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, “Ya” atau “Tidak”.
Catat jawaban tersebut pada formulir.
o Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh
anak menjawab pertanyaan terdahulu.
o Teliti/pastikan kembali apakah semua pertanyaan telah
dijawab.

c) Interpretasi KPSP
Untuk menyimpulkan hasil dari isian KPSP pendidik perlu
melakukan interpretasi atau membaca hasil dengan cara
sebagai berikut:
(1) Hitunglah berapa jumlah jawaban “Ya”.
o Jawaban “Ya”, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
o Jawaban “Tidak”, bila ibu/pengasuh anak menjawab:
anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
(2) Jumlah jawaban “Ya” 9 atau 10 artinya perkembangan anak
sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
(3) Jumlah jawaban “Ya” 7 atau 8 artinya perkembangan anak
meragukan (M).

21
(4) Jumlah jawaban “Ya” 6 atau kurang artinya kemungkinan
ada penyimpangan (P).
(5) Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “Tidak”
menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

d) Tindak lanjut
Tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh pendidik setelah
interpretasi pemeriksaan KPSP adalah sebagai berikut:
(1) Bila perkembangan anak sesuai usia (S), lakukan tindakan
berikut:
o Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya
dengan baik.
o Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
o Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering
mungkin, sesuai dengan usia dan kesiapan anak.
o Ikutkan anak-anak dalam kegiatan penimbangan dan
pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan
1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB),
atau di PAUD,
o Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap 3
bulan pada anak berusia kurang dari 24 bulan dan setiap
6 bulan pada anak usia 24 sampai 72 bulan.
(2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut:
o Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat
dan sesering mungkin.
o Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.

22
o Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya.
o Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian
dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan
usia anak.
o Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan.
(3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), rujuk
ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit
dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialiasi dan kemandirian).
(formulir KPSP dapat dilihat pada lampiran )
2) Modifikasi Tes Daya Dengar (MTDD)
Modifikasi Tes Daya Dengar dilakukan dengan tujuan untuk
menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera
ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan
bicara anak.
Jadwal MTDD dapat dilakukan setiap tiga bulan pada bayi usia
kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan ke
atas.

a) Alat/sarana
Alat/sarana yang diperlukan untuk menemukan gangguan daya
dengar adalah sebagai berikut:
o Instrumen MTDD menurut usia anak. (instrumen lihat pada
lampiran)
o Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.
o Mainan (bel, boneka, kubus, sendok, cangkir, bola, pensil
warna).
b) Cara melakukan MTDD
Cara yang perlu dilakukan untuk MTDD adalah:

23
(1) Tanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir, hitung usia
anak dalam bulan.
(2) Pilih daftar pertanyaan MTDD yang sesuai dengan usia anak.
(3) Pada anak usia kurang dari 24 bulan:
o Semua pertanyaan harus dijawab oleh
orangtua/pengasuh anak. Tidak usah ragu-ragu atau
takut menjawab, karena tidak untuk mencari siapa yang
salah.
o Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas, dan nyaring,
satu persatu, berurutan.
o Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak.
o Jawaban “Ya” jika menurut orangtua/pengasuh anak
dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.
o Jawaban “Tidak” jika menurut orangtua/pengasuh anak
tidak pernah, tidak tahu, atau tidak dapat melakukannya
dalam satu bulan terakhir.
(4) Pada anak usia 24 bulan atau lebih:
o Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui
orangtua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
o Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
o Jawaban “Ya” jika anak dapat melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
o Jawaban “Tidak” jika anak tidak dapat atau tidak mau
melakukan perintah orangtua/pengasuh.
c) Interpretasi
Untuk menyimpulkan hasil dari isian MTDD pendidik perlu
melakukan interpretasi atau membaca hasil dengan cara
sebagai berikut:
(1) Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
(2) Catat dalam Buku KIA, catatan medik anak kemudian tulis
jenis kelainan.

24
(3) Rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit
bila tidak dapat ditanggulangi.

3) Tes Daya Lihat (TDL)


Tes Daya Lihat dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi secara
dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan
lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya
lihat menjadi lebih besar.
Jadwal Tes Daya Lihat dapat dilakukan setiap 6 bulan pada anak
prasekolah usia 36 sampai 72 bulan.
a) Alat/sarana
Alat/sarana yang digunakan untuk pemeriksaan TDL terdiri dari:
(1) Ruangan yang bersih, tenang, dengan penyinaran yang baik.
(2) Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa.
(3) Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang
anak.
(4) Alat penunjuk.
(contoh kartu E terlampir)
b) Cara melakukan TDL
Cara yang dapat dilakukan untuk melihat perkembangan TDL
adalah sebagai berikut:
(1) Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan
penyinaran yang baik.
(2) Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi
duduk.
(3) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”,
menghadap ke poster “E”.
(4) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk
pemeriksa.
(5) Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak
dalam mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri,
dan kanan, sesuai yang ditunjuk pada poster “E” oleh
pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya.

25
Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu “E”
dengan benar.
(6) Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya
dengan buku/kertas.
(7) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu
persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau
baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
(8) Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E”
yang dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
(9) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan
cara yang sama.
(10) Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas
yang telah disediakan:
▪ Mata kanan : ..............................
▪ Mata kiri : ..............................

c) Interpretasi dan tindak lanjut


Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat
sampai baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua mata anak tidak
dapat melihat baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat
mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya dengan arah
“E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa,
kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta
anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada
pemeriksaan berikutnya anak tidak dapat melihat sampai baris
yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan
kedua matanya, rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang
atau rumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalami
gangguan (kanan, kiri, atau keduanya).

c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

26
Deteksi dini penyimpangan mental emosional dilakukan untuk
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental
emosional pada anak prasekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental
emosional dapat dilakukan rutin setiap 6 bulan pada anak umur 36
bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal
skrining/pemeriksaan perkembangan anak.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini
penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu:
1) Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36
bulan sampai 72 bulan
Alat yang digunakan adalah kuesioner masalah mental emosional
(KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem
mental emosional anak umur 36-72 bulan. (formulir KMME dapat
dilihat dalam lampiran)
a) Cara melakukan:
(1) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME
kepada orang tua atau pengasuh anak.
(2) Catat jawaban “Ya”, kemudian hitung jumlah jawaban “Ya”.
b) Interpretasi
Bila ada jawaban “Ya”, maka kemungkinan anak mengalami
masalah mental emosional.
c) Tindak lanjut
(1) Bila jawaban “Ya” hanya satu :
o Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan buku
pedoman pola asuh yang mendukung perkembangan
anak.
o Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada
perubahan rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang
atau rumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang
anak.
(2) Bila jawaban “Ya” ditemukan dua atau lebih :
Rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit
yang memiliki fasilitas tumbuh kembang anak. Rujukan harus

27
disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental
emosional yang ditemukan.
2) Daftar tilik/Checklist deteksi dini autis anak prasekolah
Pemeriksaan dengan CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)
dilakukan untuk mendeteksi secara dini adanya autisme pada anak
usia 18 bulan sampai 36 bulan.
Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada
kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, Pendidik dan
pengelola PAUD. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau
lebih keadaan dibawah ini:
o Keterlambatan berbicara
o Gangguan komunikasi/interaksi sosial
o Perilaku yang berulang-ulang
a) Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in
Toddlers) (dapat dilihat pada lampiran)
o Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh
anak. Pertanyaan diajukan secara berurutan satu persatu.
Jelaskan kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab.
o Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti
yang tertulis pada CHAT.
b) Cara menggunakan CHAT
o Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu prilaku yang tertulis pada CHAT kepada orangtua
atau pengasuh anak.
o Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada CHAT
o Catat jawaban orangtua/pengasuh dan kesimpulan hasil
pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali
apakah semua pertanyaan telah dijawab.
c) Interpretasi

28
o Risiko tinggi menderita autis: bila jawaban “Tidak” pada
pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4.
o Risiko rendah menderita autis: bila jawaban “Tidak” pada
pertanyaan A7 dan B4.
o Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban
“Tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6;
A8-A9; B1; B5.
o Anak dalam batas normal, bila tidak termasuk dalam
kategori 1,2 dan 3.
d) Tindak lanjut
Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada
gangguan perkembangan, rujuk ke rumah sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
3) Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
(GPPH).
Deteksi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH)
dilakukan untuk mengetahui secara dini adanya gangguan GPPH
pada anak umur 36 bulan ke atas.
Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari orangtua/pengasuh anak atau
ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, pendidik
dan pengelola PAUD, keluhan tersebut dapat berupa salah satu
atau lebih keadaan di bawah ini:
o Anak tidak bisa duduk tenang
o Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
o Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif

a) Alat yang digunakan


Formulir GPPH (Abbreviated Conners Rating Scale) yang terdiri
dari 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang
tua/pengasuh anak/guru PAUD dan pertanyaan yang perlu
pengamatan pemeriksa. (dapat dilihat pada lampiran)
b) Cara menggunakan formulir GPPH

29
o Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu
persatu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH.
Jelaskan kepada orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-
ragu atau tidak takut menjawab
o Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH
o Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak di mana
pun anak berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko
dll, setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.
o Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama
dilakukan pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.
c) Interpretasi
(1) Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan
“bobot nilai” berikut ini dan jumlahkan nilai masing-masing
jawaban menjadi nilai total.
o Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
o Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan
pada anak
o Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
o Nilai 3: Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
(2) Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.
d) Tindak lanjut
o Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke
puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk
konsultasi lebih lanjut.
o Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu,
jadwalkan pemeriksaan ulang 1 bulan kemudian. Ajukan
pertanyaan kepada orang-orang terdekat dengan anak
(orang tua, pengasuh, nenek, guru dsb).

E. RANGKUMAN MATERI
Deteksi dini tumbuh kembang terdiri dari:

30
1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan: BB, TB/PB, BB/TB, LK
2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan: KPSP, MTDD, TDL
3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional: KMME, CHAT, GPPH.

F. EVALUASI
1. Mengapa Guru PAUD perlu memahami DDTK/ SDIDTK?
a. Untuk mengetahui tahap perkembangan anak didiknya.
b. Dalam upaya memenuhi tanggung jawab profesi.
c. a, b dan d benar.
d. Agar dapat memiliki tolak ukur dalam dalam mengembangkan potensi
anak secara optimal.
2. Siapa saja sasaran dari DDTK? Bilakah DDTK dilaksanakan? Siapa yang
melaksanakannya?
a. Anak usia 2-3 tahun. Setiap berulang tahun. Guru di Taman PAUD.
b. Anak usia 3-6 tahun. Enam bulan sekali. Dokter dan atau Perawat.
c. Semua anak usia 0 – 6 tahun. Sesuai usia yang ditetapkan. Orangtua,
Guru dan atau petugas kesehatan.
d. Jawaban a, b, c benar.
3. Mengapa tinggi dan berat badan serta lingkar kepala anak usia dini perlu
diukur secara teratur?
a. Agar dapat dibandingkan dengan teman-temannya.
b. Untuk mengetahui status kesehatan anak.
c. Guna mengetahui status gizi dan tumbuh kembang serta
menindaklanjuti dengan stimulasi dan intervensi yang tepat.
d. Memudahkan dokter dalam mengobati jika anak sakit.
4. Manfaat apa yang diperoleh dari grafik lingkar kepala anak?
a. Agar dapat diketahui standar deviasinya.
b. Jawaban a, c, d semua benar.
c. Sebagai bahan rujukan jika ternyata makrosefal.
d. Untuk mendeteksi kemungkinan mikrosefal.
5. Berikut ini merupakan tindak lanjut yang perlu dilakukan Guru PAUD setelah
mengisi instrumen KPSP, kecuali :
a. Menyimpan dalam map portofolio anak.

31
b. Mencermati hal-hal yang perlu mendapakan stimulasi.
c. Memahami indikasi perkembangan anak dan intervensi yang
diperlukan.
d. Merujuk orangtua anak untuk segera mengunjungi dokter.

G. PENUGASAN
Praktekan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Berikut ini!
1. Isi formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jumlah anak yang
dijadikan sampel untuk mengisi formulir ini sebanyak 5 anak. (Formulir
disediakan dibagian lampiran modul ini).
2. Isi Formulir Modifikasi Tes Daya Dengar Anak (MTDD) kemudian tuliskan
rencana kegiatan stimulasi dan intervensi sederhana di rumah dan atau di
lembaga PAUD. Anak yang dijadikan sampel sebanyak 4 orang dengan
pilihan usia bebas.
3. Isi formulir deteksi CHAT dan GPPH untuk Deteksi Dini Mental Emosional
kemudian, tuliskan rencana kegiatan stimulasi dan intervensi sederhana
yang dapat dilakukan di rumah dan atau di lembaga PAUD. Sampel anak
sebanyak 4 orang (formulir ada pada lampiran modul ini).

32
DAFTAR PUSTAKA

Center for Disease and Prevention Control.http://www.cdc.gov/healthyweight/


assessing/bmi/childrens_bmi/measuring_children.html. Diakses tanggal 3
Juli 2013.
Departemen Kesehatan RI, 2010, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar
HTA Indonesia, 2010, Buku Panduan Tatalaksana Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit
Great Ormond Street Hospital for Children. http://www.gosh.nhs.uk/health-
professionals/clinical-guidelines/height-measuring-a-child/. Diakses
tanggal 3 Juli 2013
Kementrian Kesehatan RI,2012, Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Measuring Children’s Height and Weight.
http://maine.gov/education/sh/heightand-weight/heightweight.pdf.
Diakses tanggal 3 Juli 2013.
UK Department of Health. National Child Measurement Program 2012/2013.
Diakses tanggal 3 Juli 2013.

33
KUNCI JAWABAN
A. Kegiatan Belajar 1:
1. D
2. C
3. B
4. A
5. A
6. B
7. C
8. C
9. D
10. D
B. Kegiatan Belajar 2:
1. C
2. C
3. C
4. B
5. D

34
LAMPIRAN

35
FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

PAUD Kec. Kab/Kota Prov.

I. IDENTITAS ANAK
1. Nama :
Laki/Perempuan
2. Nama Ayah : Nama Ibu :
.
3. Alamat :
4. Tanggal Pemeriksaan : / /20 .
5. Tanggal Lahir : / /20 .
6. Usia Anak : bulan

II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
2. Apakah anak punya masalah tumbuh kembang?
............
.

III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL


1. BB kg PB cm
BB/TB: a. Gizi Baik b. Gizi Kurang c. Gizi Buruk d. Gizi Lebih e. Rujuk
(Ya/Tidak)
2. LK cm: a. Normal b. Mikrosefal c. Makrosefal d. Rujuk
(Ya/Tidak)
3. Perkembangan anak:
a. Sesuai
b. Meragukan: 1) GK 2) GH 3) Bicara-Bahasa 4) Sosial-mandiri 5)
Rujuk (Ya/Tidak)
c. Penyimpangan: 1) GK 2) GH 3) Bicara-Bahasa 4) Sosial-mandiri
5) Rujuk (Ya/Tidak)
4. Daya Lihat: a. Normal b. Curiga ada gangguan c. Rujuk (Ya/Tidak)
5. Daya Dengar: a. Normal b. Curiga ada gangguan c. Rujuk
(Ya/Tidak)
6. Mental Emosional: a. Normal b. Curiga ada gangguan c. Rujuk
(Ya/Tidak)

IV. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI/JIKA ADA KELUHAN


1. Autis: a. Risiko tinggi b. Risiko rendah c. Gangguan lain d. Batas normal
e. Rujuk (Ya/Tidak)
2. GPPH: a. Kemungkinan GPPH b. Bukan GPPH c. Rujuk (Ya/Tidak)

V. KESIMPULAN

36
.

VI. TINDAKAN INTERVENSI


1. Konseling stimulasi bagi ibu/keluarga: a. Diberikan b. Tidak diberikan
2. Intervensi stimulasi perkembangan:
a. GK b. GH c. Bicara-Bahasa d. Sosial-mandiri e. Tanggal evaluasi
intervensi: .
3. Tindakan pengobatan lain:
.
4. Dirujuk ke:
a. Ada surat rujukan b. Tidak ada surat rujukan

37
38
39
40
GRAFIK LINGKAR KEPALA (Nellhaus, 1968)
42
43
KPSP PADA BAYI USIA 6 BULAN

44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Modifikasi Tes Daya Dengar
(Sumber: HTA Indonesia, 2010)

Usia kurang atau sampai 3 bulan


No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah bayi dapat mengatakan aaaaa, ooooo?
Apakah bayi menatap wajah dan tampak
mendengarkan anda, lalu berbicara saat anda diam?
Apakah anda dapat seolah-olah berbicara dengan
bayi Anda?
2. Kemampuan reseptif
Apakah bayi kaget bila mendengar suara
(mengejapkan mata, bernapas lebih cepat)?
Apakah bayi kelihatan menoleh bila Anda berbicara di
sebelahnya?
3. Kemampuan visual
Apakah bayi Anda dapat tersenyum?
Apakah bayi Anda kenal dengan Anda, seperti
tersenyum lebih cepat pada Anda dibandingkan orang
lain?

Usia lebih dari 3 bulan sampai 6 bulan


No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah bayi dapat tertawa keras?
Apakah bayi dapat bermain menggelembungkan mulut
seperti meniup balon?
2. Kemampuan reseptif
Apakah bayi memberi respons tertentu, seperti menjadi
lebih riang bila Anda datang?
Pemeriksa duduk menghadap bayi yang dipangku
orangtuanya, bunyikan bel di samping tanpa terlihat
bayi, apakah bayi itu menoleh ke samping?
3. Kemampuan visual
Pemeriksa menatap mata bayi sekitar 45 cm, lalu
gunakan mainan untuk menarik pandangan bayi ke kiri,
kanan, atas, dan bawah. Apakah bayi dapat
mengikutinya?
Apakah bayi berkedip bila pemeriksa melakukan
gerakan menusuk mata, lalu berhenti sekitar 3 cm tanpa
menyentuh mata?

57
Usia lebih dari 6 bulan sampai 12 bulan
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah bayi dapat membuat suara berulang seperti
mamamama, babababa?
Apakah bayi dapat memanggil mama atau papa,
walaupun tidak untuk memanggil orangtuanya?
2. Kemampuan reseptif
Pemeriksa duduk menghadap bayi yang dipangku
orangtuanya, bunyikan bel di samping bawah tanpa
terlihat bayi, apakah bayi langsung menoleh ke
samping bawah?
Apakah bayi mengikuti perintah tanpa dibantu gerakan
badan, seperti stop, berikan mainanmu?
3. Kemampuan visual
Apakah bayi mengikuti perintah dengan dibantu
gerakan badan, seperti stop, berikan mainanmu?
Apakah bayi secara spontan memulai permainan
dengan gerakan tubuh, seperti pok ame-ame atau
cilukba?

Usia lebih dari 12 bulan sampai 18 bulan


No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah anak dapat memanggil mama atau papa,
hanya untuk memanggil orangtuanya?
Apakah anak mulai menggunakan kata-kata lain, selain
kata mama, papa, anggota keluarga lain, dan hewan
peliharaan?
2. Kemampuan reseptif
Pemeriksa duduk menghadap anak yang dipangku
orangtuanya, bunyikan bel di samping bawah tanpa
terlihat anak, apakah anak langsung menoleh ke
samping bawah?
Apakah anak mengikuti perintah tanpa dibantu
gerakan badan, seperti stop, berikan mainanmu?
3. Kemampuan visual
Apakah anak secara spontan memulai permainan
dengan gerakan tubuh, seperti pok ame-ame atau
cilukba?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila
ingin sesuatu, bukan dengan cara memegang dengan
semua jari?

58
Usia lebih dari 18 bulan sampai 24 bulan
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah anak dapat mengucapkan dua atau lebih kata
yang menunjukkan keinginan, seperti susu, minum, lagi?
Apakah anak secara spontan mengatakan 2 kombinasi
kata, seperti mau bobo, lihat papa?
2. Kemampuan reseptif
Apakah anak dapat menunjukkan paling sedikit satu
anggota badan, misalnya pada pertanyaan mana
hidungmu, mana matamu, tanpa diberi contoh?
Apakah anak dapat mengerjakan 2 macam perintah
dalam satu kalimat, seperti ambil sepatumu dan taruh di
sini, tanpa diberi contoh?
3. Kemampuan visual
Apakah anak secara spontan memulai permainan
dengan gerakan tubuh, seperti pok ame-ame atau
cilukba?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila
ingin sesuatu, bukan dengan cara memegang dengan
semua jari?

Usia lebih dari 24 bulan sampai 30 bulan


No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah anak mulai menggunakan kata-kata lain, selain
kata mama, papa, anggota keluarga lain, dan hewan
peliharaan?
Apakah anak mulai mengucapkan kata yang berarti
“milik”, misalnya susu kamu, bonekaku?
2. Kemampuan reseptif
Apakah anak dapat mengerjakan 2 macam perintah
dalam satu kalimat, seperti ambil sepatumu dan taruh di
sini, tanpa diberi contoh?
Apakah anak dapat menunjuk minimal 2 nama benda
di depannya (cangkir, bola, sendok)?
3. Kemampuan visual
Apakah anak secara spontan memulai permainan
dengan gerakan tubuh, seperti pok ame-ame atau
cilukba?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila
ingin sesuatu, bukan dengan cara memegang dengan
semua jari?

59
Usia lebih dari 30 bulan sampai 36 bulan
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah anak sudah dapat mengucapkan kata depan,
seperti di atas, di dalam, di bawah?
Apakah anak dapat mengucapkan 2 atau 3 kalimat
dalam pembicaraan?
2. Kemampuan reseptif
Apakah anak dapat menunjuk minimal 2 nama benda
di depannya (cangkir, bola, sendok)?
Apakah anak dapat menunjukkan minimal 2 nama
benda di depannya sesuai fungsinya (misalnya untuk
minum: cangkir, untuk dilempar: bola, untuk makan:
sendok, untuk menggambar: pensil warna)?
3. Kemampuan visual
Apakah anak secara spontan memulai permainan
dengan gerakan tubuh, seperti pok ame-ame atau
cilukba?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila
ingin sesuatu, bukan dengan cara memegang dengan
semua jari?
Usia lebih dari 36 bulan
No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak
1. Kemampuan ekspresif
Apakah anak dapat menyebutkan nama benda dan
kegunaannya, misalnya cangkir untuk minum, bola
untuk dilempar, pensil warna untuk menggambar,
sendok untuk makan?
Apakah lebih dari tiga perempat orang mengerti apa
yang dibicarakan anak Anda?
2. Kemampuan reseptif
Apakah anak dapat menunjukkan minimal 2 nama
benda di depannya sesuai fungsinya (misalnya untuk
minum: cangkir, untuk dilempar: bola, untuk makan:
sendok, untuk menggambar: pensil warna)?
Apakah anak dapat mengerjakan perintah yang
disertai kata depan? (Misalnya: sekarang kubus itu di
bawah meja, tolong taruh di atas meja?)
3. Kemampuan visual
Apakah anak secara spontan memulai permainan
dengan gerakan tubuh, seperti pok ame-ame atau
cilukba?
Apakah anak Anda menunjuk dengan jari telunjuk bila
ingin sesuatu, bukan dengan cara memegang dengan
semua jari?

60
61
Lampiran
Lampiran8 9

62
63
64
Syarat Alat Ukur yang Baik
Pengukuran Berat Badan
1. Mengukur sampai ketepatan 10 gram.
2. Sebaiknya menggunakan timbangan digital, bukan timbangan pegas.
3. Mudah dikembalikan ke angka nol.
4. Mempunyai dasar pijakan yang cukup luas dan stabil.
5. Harus dapat ditera secara berkala sesuai standar yang berlaku.
6. Apabila menggunakan dacin:
a. Pilih pelana rumah atau dahan penggantung yang kuat.
b. Tali penggantung dacin harus kuat.
c. Gantungkan dacin dengan posisi batang dacin sejajar dengan mata
penimbang.
d. Sarung atau celana timbang tempat anak diletakkan terpasang dengan
benar.
e. Bandul geser berada tepat di angka nol.
f. Bandul penyeimbang dapat berupa kantong/plastik berisi kerikil atau pasir.
g. Posisi kedua paku timbangan harus lurus.
Pengukuran Panjang/Tinggi Badan
1. Mengukur sampai ketepatan 0,1 cm.
2. Stabil dengan dasar pijakan yang cukup luas.
3. Mempunyai papan horisontal dengan lebar setidaknya 8 cm yang mudah
digerakkan secara bebas dan ditempelkan ke puncak kepala sebagai titik
tertinggi pada anak yang sedang berdiri. Pada bayi yang diukur dalam
keadaan berbaring, bagian yang bebas bergerak ditempelkan ke telapak
kaki sebagai ujung paling bawah tubuh bayi.
4. Sebaiknya tidak menggunakan pengukur dari bahan kain, bahan yang
bersifat elastis, atau gambar yang ditempel ke dinding.
5. Sebaiknya tidak menggunakan pengukur logam yang ditempelkan ke
timbangan.
Pengukuran Lingkar Kepala
1. Mengukur sampai ketepatan 0,1 cm.
2. Sebaiknya tidak menggunakan pengukur berbahan elastis atau berbahan
kain atau bahan yang mudah melar.

65

Anda mungkin juga menyukai