Anda di halaman 1dari 10

MAKHALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

MENDISIPLINKAN KARIAWAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 H

 VINDIA GUSTI VINANDA (1710105074)


 WINDA ARMANDA (1710105075)
 WIROSEVEL (1710105076)
 YOLANDA DWI P (1710105077)
 WULAN PERMATA P (1710105080)
 BAIQ MAZIZA ADAWIACH MANDALA
(1710105081)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu pelayanan di rumah sakit sangat ditentukan oleh pelayanan keperawatan atau
asuhan keperawatan. Perawat sebagai pemberi jasa keperawatan merupakan ujung tombak
pelayanan di rumah sakit, sebab perawat berada dalam 24 jam memberikan asuhan
keperawatan. Tanggung jawab yang demikian berat jika tidak ditunjang dengan sumber daya
manusia yang memadai, dapat menimbulkan sorotan publik (pasien dan keluarga) maupun
profesi lain terhadap kinerja perawat.

Kondisi di atas menuntut perawat ntut perawat bekerja secara bersunggu sungguh dan
penuh dan penuh motifasi. Tanpa motifasi orang tidak akan dapat berbuat apa apa dan
tidak akan bergerak, jadi suatu pekerjaan pekerjaan dapat berhasil berhasil bila dilakukan
motifasi tinggi,seperti yang dijelaskan oleh sarwono (2000) bahwa motifasi menunjuk pada
proses gerakan, termasuk  situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah
laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau
perbuatan (sunaryo 2004)

B. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengaruh tingkat aruh tingkat kedisiplinan perawat kedisiplinan perawat
terhadap pasien terhadap pasien di rumah di rumah sakit
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kedisiplinan
Disiplin berasal dari bahasa latin dissere yang berarti belajar. dari kata ini timbul
kata dissiplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin
mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin
diartikan sebagai kepatuha sebagai kepatuhan terhada terhadap peraturan atau tunduk
pada pengawasan pada pengawasan, dan pengendali dan pengendalian. kedua
disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat  berperilaku
tertib.  berperilaku tertib. sedangkan perawat adalah tenaga kesehatan dengan tugas
professional dengan tugas utama memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan perawat adalah sikap
penuh kerelaa, dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam
menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pelayanan
kesehatan. karena dengan kedisplinan perawat akan berpengaruh terhadap kepuasan
pasien dan proses  penyembuhan pasien.

B. Macam macam kedisiplinan

1) disiplin dalam menggunakan waktu


Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik.karena
waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu dengan baik dan melakukan tugasnya tepat waktu.

2) disiplin diri pribadi


Apabila dianalisis maka disiplin mengandung beberapa unsur yaitu, adanya
sesuatu yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap
seseorang terhadap hal tersebut disiplin diri merupakan kunci bagi
kedisiplinan pada lingkungan yang lebih luas lagi. contoh disiplin diri pribadi
yaitu tidak pernah meninggalkan ibadah meninggalkan ibadah kepada Tuhan
kepada Tuhan yang Maha kuasa.

3) disiplin social
Pada hakikatnya disiplin sosial adalah disiplin dalam kaitannya dengan
masyarakat. -ontoh perilaku disiplin sosial adalah melaksanakan siskamling,
kerja  bakti, senantiasa menjaga nama baik masyarat, dan sebagainya.
4) disiplin dalam mengikuti aturan yang telah ditetapkan Taat dengan penuh
kesadaran terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh institusi tempat
bekerja khususnya di rumah sakit.

C. Prinsip-prinsip disiplin
1) Pemimpin mempunyai perilaku positif

Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seseorang pemimpin
harus dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu,
seseorang  pimpinan  pimpinan harus dapat mempertahankan
mempertahankan perilaku perilaku yang positif sesuai dengan harapan
harapan staf

2) Penenlitian yang cermat

Dampak dari tindakan inisipliner cukup serius, pimpinan harus memahami


akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf
yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah
dilakukan, analisa, dan bila  perlu minta pendapat dari pimpinan lainnya.

3) Kesegeraan

Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh bawahannya


sesegera mungkin dan harus diatasi dengan secara yang bijaksana. Karena,
bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan ditegakkan
dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan memepengaruhi hubungan kerja
dalam organisasi tersebut.

4) Lindungi kerahasiaan

Tindakan inisipliner akan memepengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih
baik apabila apabila permasalahan permasalahan didiskusikan didiskusikan
secara pribadi, pribadi, pada ruangan ruangan tersendiri tersendiri dengan
suasana yang rileks dan tenang. #erahasiaan harus tetap dijaga karena
mungkin dapat mempengaruhi masa depannya.
5) Fokus pada masalah

Pimpinan harus dapat harus dapat melakukan penekanan pada ukan


penekanan pada kesalahan yang dilakukan yang dilakukan  bawahan
bawahan dan bukan pada pribadinya, pribadinya, kemukakan kemukakan
bahwa kesalahan kesalahan yang dilakukan dilakukan tidak dapat dibenarkan.

6) Peraturan dijalankan seara konsisten

Peraturan dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. 'etiap pegawai yang
bersalah  bersalah harus dibina sehingga sehingga mereka tidak merasa
dihukum dihukum dan dapat menerima menerima sanksi yang dilakukan
secara wajar.

7) Fleksibel

Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang pegawai


telah dianalisa dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan antara
lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat
kemampuannya dan  pengaruhnya terhadap organisasi.

8) Mangandung nasihat

Jelaskan seacara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak dapat


diterima. File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan sebagai
acuan, sehingga mereka dapat memahami kesalahannya.

9) Tindakan konstruktif

Pimpinan harus yakin bahwa bawahannya telah memahami perilakunya


bertentangan  bertentangan dengan tujuan organisasi organisasi dan jelaskan
jelaskan kembali kembali pentingnya pentingnya peraturan peraturan untuk
staf maupun organisasi. Upayakan agar staf dapat merubah perilakunya
sehingga tindakan insispliner tidak terulang lagi.

10) Follow-Up

Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku


bawahaan  bawahaan sudah berubah. berubah. Apabila Apabila perilaku
perilaku bawahan bawahan tidak berubah, berubah, pimpinan pimpinan harus
melihat kembali penyebabnya dan menge&aluasi kembali batasan akhir
tindakan indisipliner.
D. Dimensi disiplin keperawatan

Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan


sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan
perasaan  perasaan seseorang seseorang untuk mempertahankan mempertahankan
dan meningkatkan meningkatkan tujuan organisasi organisasi secara objektif, melalui
kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.

Pelanggaran dimensi disiplin adalah pelanggaran yang dilakukan terhadap


standar   profesi yang ditetapkan yang ditetapkan termasuk atur termasuk aturan pada
an pada institusi institusi tempat kerja. tempat kerja. Praktik keperawatan Praktik
keperawatan adalah tindaka adalah tindakan perawat melalui kolabo melalui
kolaborasi dengan klien rasi dengan klien dan atau dan atau tenaga kesehata tenaga
kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan yang dilandasi dengan substansi keilmuan khusus, pengambilan
keputusan dan keterampilan  perawat berdasarkan  perawat berdasarkan aplikasi
prinsip-prinsip ilmu aplikasi prinsip-prinsip ilmu biologis, psikologi, biologis,
psikologi, sosial, kultural, dan sosial, kultural, dan spiritual. Penilaian benar salah
dilakukan oleh majelis disiplin. 'anksi yang dikenakan  berupa kewenangan bekerja
sampai pemberhentian sebagai profesi.

E. Penilaian Kerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan keperawatan Kepada Klien

Dalam menilai kualitas pelayanan kepearawatan kepada klien digunakan standar   


praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam rawat dalam
melaksanakan asuhan melaksanakan asuhan keperawatan. Standar praktik
keperawtan telah dijabarkan oleh PPNI (2000) yang mengacu dalam tahapan proses
keperawatan, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

1) Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis,


menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. kriteria pengkajian dan
berkesinambungan.  berkesinambungan. kriteria pengkajian pengkajian
keperawatan, keperawatan, meliputi: Pengumpulan data dilakukan dengan
cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik serta dan pemeriksaan
penunjang. Sumber data adalah klien, keluarga, keluarga, atau orang terkait,
tim kesehatan, kesehatan, rekam medis, dan catatan lain. Data yang
dikumpulkan, difokuskan untuk  mengidentifikasi Status kesehatan klien
masa lalu, status kesehatan klien saat ini, status
biologis,psikologis,social,spiritual,respon terhadap terapi, harapan terhadap
tingkat kesehatan yang optimal, dan resiko-resiko tinggi masalah.
2) Diagnosa Keperawatan

Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosis


keperawatan. kriteria proses meliputi: Proses diagnosis terdiri dari analisis,
interprestasi data, identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan terdiri dari :Masalah (P) penyebab (E),
dan tanda atau gejala (S), atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).
Bekerjasama masalah dan Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan
lain untuk memvalidasi diagnosa keperawatan. Melakukan pengkajian ulang
dan merevisi diagnosa keperawatan. Melakukan pengkajian ulang dan
mere&isi diagnosa beradasarkan data terbaru.

3) Perencanaan keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah


dan  peningkatan kesehatan klien. kriteria prosesnya, meliputi: Perencanaan
dan penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan kepereawatan.
Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.
Perncanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

4) Implementasi

Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam


rencana asuhan keperawatan. kriteria proses, meliputi: Bekerjasama dengan
klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, kolaborasi dengan tim
kesehatan lain, melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah
kesehatan klien, memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai
konsep masalah kesehatan klien, mengkaji ulang dan merevisi pelaksaan
tindakan keperawatan berdasarkan respon klien.

5) Evaluasi keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap klien terhadap tindakan


keperawatan dalam  pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan. Adapun kriteria prosesnya adalah: Menyusun perencanaan,
evaluasi hasil dan intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus
menerus.

Menggunakan data dasar data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan kearah  pencapaian tujuan. Memvalidasi dan menganilis data
baru dengan teman sejawat.Bekerjasama dengan keluarga klien untuk
memodifikasi rencana asuhan keperawatan. Mendokumentasikan hasil
evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Dengan standar asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan
menjadi lebih terarah. Standar adalah pernyataan deskriptiF mengenai tingkat
penampilan yang diinginkan pada kualitas struktur, proses, atau hasil yang
dapat dinilai. Standar pelayanan keperawatan adalah pernyataan deskriptif
mengenai kualitas pelatanan yang diinginkan untuk mengevaluasi pelayanaan
keperawatan yang telah diberikan pada pasien (Gillies, 1889).

F. Pengaruh Tingkat Kedisiplinan Perawat Terhadap Pasien dirumah sakit

kedisiplinan perawaat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien


sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan
rumah sakit terhadap kliennya. Juga hal ini berpengaruh terhadap proses
penyembuhan pasien. Perawat yang disiplin adalah perawat yang mentaati peraturan
rumah sakit dan peraturan profesi keperawatan. Perawat yang selalu ada tepat waktu
untuk pasien sangat memberikan kepuasan terhadap pasien akan pelayanan rumah
sakit. Dimana perawat selalu datang tepat waktu, selalu melakukan kunjungan ke
pasien secara rutin, memberikan pengobatan sesuai dengan aturan medis, dating tepat
waktu saat pasien memerlukan pertolongan perawat.

Kedisiplinan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien


secara  psikologis sangat membantu dalam memberikan kenyamanan dan
keamanan pasien sehingga pasien sangat terbantu dalam proses penyembuhan sakit
yang diderita. Perasaan nyaman dan aman ini timbul karena perawat selalu ada.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kedisiplinan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien


secara  psikologis  psikologis sangat membantu dalam memberikan kenyamanan dan
keamanan kepada  pasien sehingga pasien sangat terbantu dalam proses penyembuhan
sakit yang diderita. Perasaan nyaman dan aman ini timbul karena perawat yang selalu
ada.

B. Saran
Perawat agar selalu menjaga kedisiplinan dalam bekerja keras karena kedisiplinan
sangat besar pengaruhnya terhadap kepuasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
KTI KEBIDANAN dan KTI KEPERAWATAN (2011). Makalah Pengaruh Tingkat kedisiplinan
Perawat Terhadap Pasien di rumah Sakit [Online]. Tersedia: http://kti-
akbid.blogspot.com/2011/03/Makalah-pemgaruh-tingkat-kedisiplinan.html [15/11/2014]

Anda mungkin juga menyukai