Anda di halaman 1dari 18

COMMUNITY MENTAL HEALTHY NURSING

“ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KLIEN NY.


M, KECEMASAN PASCA BENCANA”

Dosen Pembimbing :

Ns. Amelia Susanti, M.Kep, Sp. Kep. J

disusun oleh

Baiq Maziza Adawiach Mandala (1710105081)

Silvia Anggraini (17101050110)

Ronaldo (1710105067)

Chyntia Iswari (1710105045)

Rina (1710105064)

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita, sehingga kita berhasil menyelesaikan asuhan
keperawatan ini.
Kami menyusun asuhan keperawatan ini dengan judul “Community Mental
Health Nursing dengan Asuhan keperawatan klien Ny. M kecemasan pasca
bencana”. Makalah ini disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat membaca dan
memahami asuhan keperawatan klien Ny. M Kecemasan pasca bencana .
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan asuhan keperawatan yang kami
susun ini tak luput dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya,
kami sebagai penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. wassalamu ‘alaikum wr.wb.

Padang, 25 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….. 1
1.3 Tujuan………………………………………………………….... 2
BAB ll ASUHAN KEPERAWATAN………………………................. 2
2.1 Identitas klien................................................................................ 3

2.2 Alasan Masuk................................................................................ 3


2.3 Faktor Predisposisi........................................................................ 4

2.4 Faktor Prespitasi............................................................................ 4

2.5 Pemeriksaan Fisik......................................................................... 4

2.6 Psikososial.................................................................................... 4

2.7 Status Mental................................................................................. 6


2.8 Pola Makan dan Eliminasi............................................................. 8

BAB III PENUTUP.................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan...................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setiap wilayah tempat tinggal manusia memiliki resiko bencana.
Seringkali resiko tersebut tidak terbaca oleh komunitas dan karenanya tidak
dikelola dengan baik. Hal ini menyebabkan terkadang, dan mungkin juga
sering, bencana terjadi secara tak terduga-duga. Dampak paling awal dari
terjadinya bencana adalah kondisi darurat, dimana terjadi penurunan drastis
dalam kualitas hidup komunitas korban yang menyebabkan mereka tidak
mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dengan kapasitasnya
sendiri. Kondisi ini harus bisa direspons secara cepat, dengan tujuan utama
pemenuhan kebutuhan dasar komunitas korban sehingga kondisi kualitas
hidup tidak makin parah atau bahkan bisa membaik.
Bencana adalah kejadian yang disebabkan oleh perbuatan manusia
ataupun perubahan alam yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran
sehingga perlu bantuan orang lain untuk memperbaikinya (Keliat, 2011).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia bencana adalah
peristiwa pada suatu wilayah yang mengakibatkan kerusakan ekologi,
kerugian ekologi, kerugian hidup bagi manusia serta menurunnya derajat
kesehatan sehingga memerlukan bantuan dari pihak luar (Effendy &
Mahfudli, 2009). Disaster menurut WHO adalah setiap kejadian, situasi,
kondisi yang terjadi dalam kehidupan ( Effendy & Mahfudli, 2009).
Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu
yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan
objek ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas
nilai ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai
motivasi, tetapi apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru
akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan
psikis individu yang bersangkutan.
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan pun
tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan

1
bahwa di seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap
harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.
Di negara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan
menempati posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu
sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus
kecemasan yang terjadi.
Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan
mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World
Health Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan
dunia, memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu
global WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti
Schizoprenia, Alzheimer, epilepsy, keterbelakangan mental dan
ketergantungan alkohol sebagai isu yang perlu mendapatkan perhatian.

1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya asuhan keperawatan ini adalah agar dapat:
 Menerapkan asuhan keperawatan pada perawatan klien yang mengalami
ansietas dan gangguan terkait stres akibat bencana alam

2
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA KLIEN “Ny. M”

DENGAN GANGGUAN ALAM PERASAAN : KECEMASAN PASCA


BENCANA

2.1 Identitas Klien                                                                  

Inisial : Ny. M
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku bangsa : Melayu
Status marital : Menikah
Alamat lengkap : Jln. Adisucipto Gg. Cempaka Putih Dalam

2.2 Alasan Masuk


Klien mengatakan 3 hari yang lalu setelah terjadinya bencana alam
tsunami, klien merasakan cemas sehingga akibat tsunami ini dia tidak bisa
tinggal dirumah yang ia tempati dan barang2, serta pakaian yang ada
dirumahnya, dokumen maupun berkas-berkas hancur, dimana berkas-berkas
yang merupakan barang yang sangat berharga, klien juga cemas dan khawatir
mengenai anak-anaknya nanti bagaimana anak-anaknya bisa makan, sekolah
dan bagaimana jika suaminya yang sudah meninggal karena dia hanya seorang
ibu rumah tangga. Klien merasakan kehilangan keluarganya yakni suami yang
sebagai kepala keluarga.

Saat Pengkajian   :
Klien mengatakan merasa cemas dan pusing serta sakit kepala akibat
keadaan yang menimpa keluarganya saat ini. Anak-anaknya mengatakan
bingung melihat kondisi Ny. M (ibunya) seperti ini, tidak tahu bagaimana
caranya agar ibunya sabar menghadapi situasi ini.
Masalah Keperawatan :
Gangguan Alam Perasaan : Kecemasan, Kurang Pengetahuan Keluarga Dalam
Mengatasi keadaan pasca bencana.

3
2.3 Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami bencana alam namun
tidak sampai mengalami cemas dan khawatir seperti ini
2. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah, klien
sering menceritakannya kepada anggota keluarganya terutama anaknya.
3. Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak
berharga walaupun klien mengalami hambatan dalam mobilisasi.
.
2.4 Faktor Presipitasi
1. Faktor sosial budaya
Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya.
2. Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena keadaanya sekarang ini karena bencana yang
ia alami.
3. Faktor psikologis
Adanya kecemasan klien terhadap masalahnya

2.5 Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-Tanda Vital   
TD : 150 / 90 mmHg     N : 88 x/mt     S : 36.7 0C         P: 22 x/mt
2. Ukur                         
TB : 153 cm    BB : 46 kg     (*) turun    ( ) naik
3. Keluhan  Fisik        (*) ya       ( ) tidak 
Klien mengatakan saat ini masih merasakan pusing dan sakit kepala

2.6 Psikososial
1. Genogram

4
Keterangan : 

Laki-laki :

Perempuan :

Sudah meninggal :

Klien :

Tinggal serumah :

Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Klien berumur 53 tahun.
Klien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Klien tinggal serumah
dengan suami dan 3 orang anaknya. Namun sekarang ia hanya tinggal
dengan ketiga anaknya. Hubungan klien dengan keluarganya terjalin
dengan erat dan sangat baik. Orang yang terdekat dengan klien saat ini
adalah anaknya.

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki.
Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak
disukai.
b. Identitas diri
Klien tidak memiliki pekerjaan. Biasanya klien menghabiskan waktu
luangnya dengan mengurus suaminya dan anak-anaknya dirumah,
menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan suaminya.
Semenjak kejadian bencana ini klien hanya bisa berdiam diri tidak tau
apa yang harus dilakukannya dan hanya bisa berbincang-bincang dengan
ketiga anak.
c. Peran diri
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga. Semenjak kejadian bencana
yang dialaminya klien tidak bisa memenuhi perannya.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan bercita-cita untuk bisa menyekolahkan
anaknya setinggi-tingginya.
e. Harga Diri
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan
orang lain.
3. Hubungan Sosial
Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu suami dan
anaknya. Klien berkata sebelumnya jika ada masalah, klien akan

5
menceritakan kepada suami dan anaknya pasti akan membantu
memecahkan masalah yang dialami klien. Namun saat kejadian ini Klien
hanya bisa menceritakannya kepada anaknya.
4. Spiritual
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kondisi yang ia
alami sekarang.

2.7 Status Mental


1. Penampilan
Klien  berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai dengan
tempatnya.  Rambut klien tersisir rapi. Rambut pendek seleher.
2. Pembicaraan
Klien berbicara pelo (kurang jelas, harus mendengarkan dari dekat). Klien
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses
wawancara klien berbicara mengenai satu topik dengan jelas (Isi
pembicaraan).
3. Aktivitas motorik
Saat wawancara klien tampak tenang dalam berbicara, tidak ada gerakan
yang diulang-ulang ataupun gemetar. Namun saat membicarakan
masalahnya klien tampak sedikit cemas
4. Alam perasaan
Klien mengatakan terkadang khawatir dengan kondisinya. Klien
menunjukkan ekspresi sedih.
5. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan klien sesuai dengan stimulus
yang diberikan.
6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, Klien mau menjawab pertanyaan perawat.
Kontak mata klien ada dan klien menatap wajah perawat saat wawancara
dan mau menjawab pertanyaan perawat dengan panjang lebar.
7. Persepsi
Keluarga mengatakan klien tidak pernah berbicara sendiri. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
8. Proses pikir
Selama wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit dan
ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu
topik.
9. Isi pikir

6
Selama wawancara tidak ditemukan gangguan isi pikir. Pemikiran klien
realistis.

10. Tingkat kesadaran


Klien menyadari bahwa dia sedang berada di tempat pengungsian, klien
juga sadar dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. 
Tingkat kesadaran klien terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
11. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa
lalu  maupun saat  ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi
klien sudah makan atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami
gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa yang 
ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat SMP, klien mampu
untuk menjawab hitungan sederhana.
13. Kemampuan penilaian
Klien lebih mendahulukan keluarganya dan anak-anaknya.
14. Daya tilik diri
Klien mengetahui kondisi yang dialaminya.

2.8 Pola Makan dan Eliminasi


1. Makan dan minum
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi lebih sedikit dari biasanya, klien
dapat makan tanpa bantuan.
2. BAB/BAK
Klien dapat BAK dan BAB sendiri.
3. Mandi
Klien mandi secara mandiri, mandi 2x sehari. Klien mandi menggunakan
sabun, shampo, dan juga sikat gigi.
4. Berpakaian/Berhias
Klien dapat mengganti pakaian secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Klien menggunakan baju dengan benar.
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidurnya kurang nyenyak biasanya tidur 7 atau 8 jam.
Sekarang tidur 4 jam atau 5 jam.
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan tidak ada menggunakan obat.
7. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien mengatakan hanya, berbincang-bincang dengan anak-anaknya saat ini.

7
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan semenjak kondisinya seperti ini klien jenuh ingin keluar
rumah jalan-jalan dengan anak-anaknya.
2.9 Mekanisme Koping
Klien mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakannya
kepada keluarganya.

2.10 Kurang Pengetahuan Tentang


Keluarga mengatakan bingung melihat kondisi Ibunya seperti ini, tidak tahu
bagaimana caranya agar Ny. M sabar menghadapi situasi ini.

2.11 Aspek Medis


-

Analisa Data

No Data Masalah

1. DS :

 Klien mengatakan merasa cemas dengan


kondisinya saat ini.
Kecemasan
 Klien merasakan cemas sehingga akibat
tsunami ini dia tidak bisa tinggal
dirumah yang ia tempati dan barang2,
serta pakaian yang ada dirumahnya,
dokumen maupun berkas-berkas hancur,
dimana berkas-berkas yang merupakan
barang yang sangat berharga,
 Klien mengatakan khwatir jika anak-
anaknya tidak makan dan bagaimana
dengan sekolahnya.

DO :

 Klien dan keluarga tampak cemas


 Klien tampak gelisah
 Klien dan keluarga bertanya-tanya
tentang kondisi klien saat ini.
2. DS :

8
 Klien mengatakan terkadang khawatir
dengan keadaan yang dihadapi klien dan
Ketakutan
keluarganya saat ini, takut.

DO :

 Wajah klien tampak ketakutan


 Bertanya-tanya kepada perawat

3. DS :

 Keluarga mengatakan bingung melihat


kondisi Ny. M seperti ini, tidak tahu
Kurang Pengetahuan
cara mengatasi permasalahannya.

DO :

 Klien dan keluarga bertanya-tanya


kepada perawat

Daftar Masalah

1. Kecemasan
2. Ketakutan
3. Kurang pengetahuan

2.12 Pohon Masalah

Ketakutan

Kecemasan

Kurang Pengetahuan

9
Tindakan Keperawatan

No Tanggal Waktu Intervensi Implementasi (DAR) Evaluasi (SOAP) Paraf


1. Selasa 16.00 WIB DS : S:
3 November  Bina hubungan saling  Klien mengatakan merasa  keluarga dan klien
2015 percaya cemas dengan kondisinya mengatakan sedikit
 Bantu klien saat ini. tenang sudah
 Klien merasakan cemas dijelaskan dan
mengidentifikasi dan
sehingga akibat tsunami ini
menguraikan perasaannya diajarkan cara
dia tidak bisa tinggal dirumah
 Bantu klien memahami yang ia tempati dan barang2, mengatasi masalah
perspektif pasien serta pakaian yang ada yang dirasakan klien.
terhadap situasi stress dan dirumahnya, dokumen  klien mengatakan
kondisi yang dialaminya maupun berkas-berkas akan mempraktekkan
sekarang hancur, dimana berkas-berkas cara yang sudah
yang merupakan barang yang
 Dengarkan dengan penuh diajarkan perawat.
sangat berharga,
perhatian  Klien mengatakan khwatir O :
 Ajarkan teknik relaksasi jika anak-anaknya tidak
nafas dalam untuk makan dan bagaimana  klien dan keluarga
kontrol mengurangi dengan sekolahnya. masih tampak
kecemasan yang dirasakan DO : sedikit cemas
 Klien dan keluarga tampak
cemas A:
 Klien tampak gelisah Masalah teratasi
sebagian
Klien dan keluarga bertanya-tanya P :
tentang kondisi klien saat ini. Intervensi dilanjutkan
A:
 membina hubungan saling

10
percaya
 membantu klien
mengidentifikasi menguraikan
perasaannya
 membantu klien memahami
perspektif pasien terhadap
situasi stress yang dialaminya.
 mendengarkan dengan penuh
perhatian
 mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam untuk kontrol rasa
percaya diri dan mengurangi
kecemasan yang dirasakan klien.

R:
 klien tampak sudah percaya dan
mau cerita tentang kecemasan
yang dirasakan klien
 klien mau mengungkapkan
perasaannya
 klien mau mempraktekkan Tarik
nafas dalam untuk mengurangi
kecemasan yang dirasakan

2. Selasa 16.00 WIB DS : S:


3 November  Jelaskan pada klien tentang  Klien mengatakan terkadang  Klien dan keluarga
2015 masalah yang terjadi saat khawatir dengan keadaan yang mengatakan sudah
ini atas kehendak Tuhan. ia alami bersama anak-anaknya, ada gambaran
takut. tentang masalah
yang dialami.

11
DO : O:
 Wajah klien tampak ketakutan  Klien dan keluarga
 Bertanya-tanya kepada perawat tampak mengerti
dengan penjelasan
A: perawat.
 jelaskan pada klien tentang A:
masalah yang dihadapi saat ini. Masalah teratasi
 Anjurkan klien untuk tetap
tenang. P:
Evaluasi intervensi yang
R: sudah dilakukan.
 klien dan keluarga sudah mengerti
apa yang di jelaskan perawat
 klien dan keluarga mau
mendengarkan apa yang
disampaikan perawat

3. Selasa 16.00 WIB DS : S:


3 November  Jelaskan pada klien  Keluarga mengatakan bingung  Klien dan keluarga
2015 tentang pusing dan dan melihat kondisi Ny. M seperti ini, mengatakan sudah
sakit kepala yang tidak tahu cara bagaimana ada gambaran
dirasakan akibat masalah mengatasi permasalahan yang tentang masalah
yang menimpanya. dialami keluarganya. yang dialaminya.
 Anjurkan klien dan DO : O:
keluarga untuk tetap  Klien dan keluarga bertanya-tanya  Klien dan keluarga
tenang dengan kejadian kepada perawat mengerti dengan
ini . penjelasan perawat.
A:
 Men jelaskan pada klien pusing A:

12
dan dan sakit kepala yang Masalah teratasi
dirasakan akibat masalah yang P:
menimpanya.. Evaluasi intervensi yang
 menganjurkan klien untuk tetap sudah dilakukan
tenang

R:
 klien dan keluarga sudah mengerti
apa yang di jelaskan perawat
 klien dan keluarga mau
mendengarkan apa yang
disampaikan perawat
 klien mempraktekkan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bencana adalah kejadian yang disebabkan oleh perbuatan manusia


ataupun perubahan alam yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran
sehingga perlu bantuan orang lain untuk memperbaikinya (Keliat, 2011).
Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu
yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan
objek ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Dengan adanya Masalah
gangguan jiwa yang dialami negara sekarang ini baik itu kecemasan,
khawatir, panik dan lainnya akibat adanya bencana alam perlu adanya
dilakukan asuhan keperawatan agar masalah yang dialami dapat teratasi bagi
masyarakat sekitar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai    Penerbit
FKUI.

Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3,
Jakarta : EGC.

Keliat,B.A, dkk. 2017. Manajemen Kasus Gangguan Jiwa Dalam Keperawatan


Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : Modul IC CMHN.FIKUI
Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic
Course). Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai