Anda di halaman 1dari 12

DI

OLEH :
KELOMPOK : 4

DEVINA MAULIZA 20010117


SAYED ALI HABIBI ASSEGAF 20010054
SARIFATUL MUNA 20010109
SARIATUL MUKNI 20010053
SYIFAUL AZQIA 20010058
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya
dan kepada kita selaku umatnya semoga kita mendapat syafa’at darinya di akhirat
kelak.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak
yang mendukung dalam penyusunan makalah ini. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka kami menerima kritik dan sarannya dari para pembaca,
karena kami telah berusaha melakukan semaksimal mungkin agar mencapai
tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sigli, Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A. Dampak Psikososial pada Korban Bencana Alam ................. 3
B. Tujuan dan Manfaat Dukungan Psikososial pada Korban Bencana
Alam.......................................................................................... 3
C. Cara Berkomnikasi dalam Meberikan Dukungan Psiososial ... 4
D. Tahapan Dalam Fase Pemulihan .............................................. 5

BAB III : PENUTUP.................................................................................... 8


A. Kesimpulan.............................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa dimasyarkat akhir-akhir ini semakin meningkat
baik yang sifatnya ringan maupun berat. Secara global,prevalensi penderita
tekanan psikologi ringan dan tidak membutuhkan pertolongan khusus diperkiran
sekitar 20-40%. Sedangkan prevalensi penderita penderita tekanan psikologi
sedang sampai berat yang memutuhkan intervensi sosial dan dukungan spikologis
dasar mencapai 30-50%.
Tekanan-tekanan psikologi ini pada akhirnya dapat menyebabkan
terjadinya gangguan mental seperti depresi, gangguan kecemasan daN post
traumatic stressdisolder (PTSD). Bentuk-bentuk maslaah mental ini diprediksi
mencapai 20%yang memerlukan penanganan kesehatan mental baik yang dapat
diakses dilayanan kesehatan umum (PusKesMas, RSU) mauoun dilayanan
kesehatan mental komunitas (World Mental Health Survey, 2000).
Masalah psikologi dan sosial (Psikososial) jga terjadi akibat adanya
konflik sosial. Berdasarkan penelitian tahun 2016 yang dilakukan oleh
international Organitation For Migration (IOM). Fakultas kedokteran havard dan
Universitas Syiah Kuala bahwa akibat pasca konflik di Acehditemukan data
adanya dampak psikososial akibat peristwa traumatic seperti adanya kesulitan
memenuhi kebutuhan keluarga dialami sebanyak 85%, kesulitan mendapatkan
pekerjaan mencapai 90%,kesulitan memenuhi aktifitas selama masa konflik
mencapai 71% dan 59% mengakami kekhawatiran mengenai perumahan yang
layak. Akibat lain dari peristiwa traumatic ini adalah tergangguannya
perekonomian setempat,hilangnya pengelolaan tahan milik mereka,hewan
ternak,hancurnya jaringan perdagangan, merusak rumah da tempat tinggal dan
menghalangi para remaja atau pelajat untuk mengejar cita-cita. Dampak
psikososial lain akibat peristiwa trauma ini adalah depresi yang mencapai
65%,69% mengalami gejala kecemasan dan 34% mengalami gejala PTSD.
Bila mengacu pada kebutuhan maslow, masyrakat korban bencana tidak
hanya menggung masalah rasa aman saja (tinkat kebutuhan dasar yang kedua),
namun tingkat paling dasar juga bermasalah. Mulai dari kebutuhan nutrisi
(makanan), kebutuhan hubungan biologis, tempat tinggal yang tidak sehat, dan
lain-lain. Semua kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi kondisi psikologis
mereka, dan perubahan tersebuat tidak akan berpengaruh kepada individu-
individu masyarakat namun dapat menimbulakn konflik sosial atau mereka
mereka sedang mengalami masalah psikososial.

B. Rumusan Masah
1. Apa dampak psikososial dari bencana alam?
2. Apa dukungan dan manfaat psikososial yang diberikan kepada korban
bencana alam?
3. Bagaimana cara berkomunikasi kepada korban bencana alam?
4. Apa tahapan yang harus diberikan untuk memberi dukungan kepada
korban bencana alam?

C. Manfaat
1. Untuk mengetahui dampak psikososial dari bencana alam
2. Untuk mengetahui dukungan dan manfaat psikososial yang diberikan
kepada korban bencana alam
3. Untuk mengetahui cara berkomunikasi kepada korban bencana alam
4. Untuk mengetahui tahapan yang harus diberikan untuk memberi dukungan
kepada korban bencana alam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Psikososial Pada Korban Bencana Alam


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor
alam atau non alam maupun faktor manusia, yang mengakibatkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerusakan harta benda dan dampak
psikologis.
Dampak psikologi, diantaranya:
1. Depresai
2. Cemas
3. Perilaku agresif
4. Bingung
5. Putus asa
6. Sedih
7. Kehilangan
8. Takut
9. Menyendiri

Melihat dampak psikologi yang timbul tidak hanya bantuan secara fisik
saja yang dipelukan namun dukungan psikologis pasca bencana juga sangat
diperlukan. Dukungan adalah bentuk sebuah support kepada seseorang suatu
perhatia, penghargaan, yang diberikan kepada individu dan berfungsi sebagai
memotivasi.

B. Tujuan Dan Manfaat Dukungan Psikososial pada Korban Bencana Alam


Dukungan psikososial merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dan
masyarakat yang mengalami gangguan psikologis, dimana bantuan ini dilakukan
secara terus menerus dan saling mempengaruhi antara aspek psikologis dan aspek
sosial dalam lingkungan dimana individu atau masyarakat berada.
Tujuan dukungan psikososial adalah mengembalikan individu, keluarga,
masyarakat agar setelah peristiwa bencana terjadi dapat secara bersama menjadi
kuat, berfungsi optimal dan memiliki ketangguhan meghadapi masalah sehngga
menjadi produktif dab berdaya guna.
Manfaat dukungan psikososial adalah:
1. Membantu individu untuk mengurangi beban emosinya
2. Mengembalikan fungsi sosial individu didalam lingkungannya
3. Meningkatkan kemampuan individu didalam pemecahan masalah-
masalah yang dihadapi pasca bencana
Dukungan psikososial berupa:
1. Bantuan konseling dan konsultasi
Pemberian pertolongan kepada individu atau keluarga untuk
melepaskan ketegangan Dan beban psikologis
2. Pendampingan
Berbagai metode terapi psikologis yang tepat kepada individu yang
mengalami trauma psikologis agar dapat berfungsi secara normal
kembali.

3. Pelatihan :
Pelatihan untuk pemuka komunitas, relawan dan pihak-pihak yang di
tokohkan/mampu dalam masyarakat untuk memerikan dukungan
psikologis kepada masyarakatnya.

4. Kegiatan psikososial
Kegiatan mengaktifkan elemen-elemen masyarakat agar dapat kembali
menjalankan fungsi sosial secara normal.

C. Cara Berkomunikasi dalam Memberikan dukngan Psikososial


Adapun cara-cara komunikasi dengan korban bencana yaitu:
1. Hidari ucapan
a. Saya mengerti
b. Jangan sedih
c. Anda kuat, anda akan melaluinya
d. Jangan menangis
e. Ini kehendak tuhan
f. Ini bisa lebih buruk

Adapun ucapan yang lebih membantu adalah:

1. Ada orang disini yang akan membantu anda


2. Kami tidak akan meninggalkan anda sendirian
3. Silahkan tumpahkan emosi anda
4. Kita bera dalam kondisi ini bersama
5. Saya tahu anda kuat.

D. Tahapan Dalam Fase Pemulihan

Dukungan Psikososial yang diberikan :

1. Tahap Tanggap Darurat : Pasca dampak- langsung


a. Menyediakan pelayanan intervensi krisis untuk pekerja bantuan,
misalnya defusing dan debriefing untuk mencegah secondary trauma
b. Memberikan pertolongan emosional pertama (emotional first aid),
misalnya berbagai macam teknik relaksasi dan terapi praktis
c. Berusahalah untuk menyatukan kembali keluarga dan masyarakat.
d. Menyediakan informasi, kenyamanan, dan bantuan praktis.
2. Tahap Pemulihan: Bulan pertama
Lanjutkan tahap tanggap darurat
a. Mendidik profesional lokal, relawan, dan masyarakat sehubungan
dengan efek trauma.
b. Memberikan bantuan praktis jangka pendek dan dukungan kepada
penyintas
c. Menghidupkan kembali aktivitas sosial dan ritual masyarakat
3. Tahap Pemulihan akhir: Bulan kedua
Lanjutkan tugas tanggap bencana.
a. Memberikan pendidikan dan pelatihan masyarakat tentang reseliensi
atau ketangguhan
b. Mengembangkan jangkauan layanan untuk mengidentifikasi mereka
yang masih membutuhkan pertolongan psikologis.
c. Menyediakan “debriefing” dan layanan lainnya untuk penyintas
bencana yang membutuhkan.
d. Mengembangkan layanan berbasis sekolah dan layanan komunitas
lainnya berbasis lembaga.
4. Fase Rekonstruksi
a. Melanjutkan memberikan layanan psikologis dan pembekalan bagi
pekerja kemanusiaan dan penyintas bencana.
b. Melanjutkan program reseliensi untuk antisipasi datangnya bencana
lagi.
c. Pertahankan “hot line” atau cara lain dimana penyintas bisa
menghubungi konselor jika mereka membutuhkannya.Memberikan
pelatihan bagi profesional dan relawan lokal tentang pendampingan
psikososial agar mereka mampu mandiri.
Terapi dukungan sosial pada kelompok besar
1. Latihan nafas dalam
2. Latihan relaksasi progresif
3. Latihan berfokus pada 5 jari
4. Latihan membangun interaksi
5. Melakukan ibadah
6. Peran serta kegiatan

Terapi dukungan sosial pada kelompok kecil


1. Kelompok dewasa:
Bercakap cakap tentang perasaan, harapan , keinginan, hal positif
yang masih dapat disyukuri
2. Kelompok Remaja :
Olahraga, musik, tari, menulis, aktivitas sosial
3. Kelompok anak :
Terapi bermain, menggambar, menari, bercerita, menonton film
kartun atau film anak anak.
4. Kelompok lansia :
bercakap cakap tentang perasaan, memberikan informasi tentang
kegiatan yang dilakukan, berbagi pengalaman masa lalu,
melakukan pendampingan untuk masalah dan kebutuhan manusia,
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah kesehatan jiwa dimasyarkat akhir-akhir ini semakin meningkat
baik yang sifatnya ringan maupun berat. Secara global,prevalensi penderita
tekanan psikologi ringan dan tidak membutuhkan pertolongan khusus diperkiran
sekitar 20-40%. Sedangkan prevalensi penderita penderita tekanan psikologi
sedang sampai berat yang memutuhkan intervensi sosial dan dukungan spikologis
dasar mencapai 30-50%.

Tekanan-tekanan psikologi ini pada akhirnya dapat menyebabkan


terjadinya gangguan mental seperti depresi, gangguan kecemasan daN post
traumatic stressdisolder (PTSD). Bentuk-bentuk maslaah mental ini diprediksi
mencapai 20%yang memerlukan penanganan kesehatan mental baik yang dapat
diakses dilayanan kesehatan umum (PusKesMas, RSU) mauoun dilayanan
kesehatan mental komunitas (World Mental Health Survey, 2000).

B. Saran

Keperawatan psikososial dan spiritual sangatlah penting di berikan kepada


korban-korban bencana alam, karena pada saat itulah masyarakat yang mengalami
bencana sangat membutuhan psikososial dan spiritual tidak terkecuali sandang
dan pangan.
DAFTAR PUTAKA

Taufik. Memahami psikososial-spiritual korban bencana di nagroe aceh


darussalam. Jurnal psikologi UNDIP, semarang, 2015 ; 2(1):48-54

Badan pusat statistik provinsi diy. statistik desa pasca bencana alam provinsi
jogjakarta badan pusat statistik 2016.

Anda mungkin juga menyukai