Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPIRITUAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah: Keperawatan jiwa


Dosen Pengampu: Ns. Shella

Disusun oleh:
Kelompok 8
Rosa Intan Khoerunnisa 302021060

Ditha Naila Putri 302021064

Kharisma Melati 302021081

Dia Sintia Guna 302022083

Kiki Tazkia Sundusi 302021087

Soviaturohmah Nur Rizky 302021096

Shulis Yuliawati. 302021106

Moch Azriel Ramdhani 302021103

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2023-2024
KATA PENGANTAR

‫هَّٰلل‬
‫س ِْم ٱ ِ ٱلرَّحْ ٰ َم ِن ٱل َّر ِح ِيم‬
Assalamu’alaikumWr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayatnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, dan para
sahabatnya.
Penyusunan makalah kami upayakan semaksimal mungkin, dan didukung bantuan
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar proses penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah
keperawatan jiwa, Ibu Ns. Shella M.Kep yang telah memotivasi kami untuk merampungkan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari segi penyusunan bahasa maupun aspek
lainnya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan lapang dada kami mempersilakan
kepada dosen atau para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik membangun demi
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Bandung, Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
a. Tujuan Umum........................................................................................................................2
b. Tujuan Khusus........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Definisi.......................................................................................................................................3
D. Etiologi.......................................................................................................................................4
E. Manifestasi klinis.......................................................................................................................4
Tanda dan Mayor...........................................................................................................................4
Tanda dan Gejala Minor................................................................................................................4
Penyakit klinis................................................................................................................................5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................................8
FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL..................................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................................................21
B. Saran........................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Distres spiritual adalah kemampuan dalam mengalami dan mengintergrasikan arti dan
tujuan hidup seseorang dengan diri sendiri, orang lain, seni musik, literatur, alam dan kekuatan
yang lebih besar dari dirinya ( Nanda, 2005). Distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip
hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang yang di intergrasi secara biologis dan
psikologis (Varcolis, 2000)
Faktor resiko terjadinya distres spiritual adalah perubahan tempat tinggal, perubahan
lingkungan, gangguan fisik dan mental. Spirituall adalah keyakinan atau kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Spiritual merupakan suatu faktor yang penting untuk seseorang
mencapai dan memelihara kesehatan serta beradaptasi dengan penyakit (Potter & Perry, 2010).
Spiritual sebagai konsep dua dimensi yang meliputi dimensi vertikal dan dimensi horizontal.
Dimensi vertikal adalah hubungan seseorang dengan Maha Pencipta (Tuhan) yang menuntun
kehidupan seseorang. Sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri
sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan. Spiritual digunakan sebagai suatu dukungan
maupun suatu kekuatan. Spiritual dapat menjadi sumber koping yang membuat kualitas hidup
seseorang lebih baik serta lebih mendekatkan diri dengan Tuhan (Utami & Supratman, 2009).
Spiritual yaitu keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang meliputi berbagai aspek sebagai
berikut (Hamid, 2008) :
1. Memiliki kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Menemukan arti dan tujuan hidup
3. Menyadari kemampuan diri sendiri dalam menghadapi cobaan

1
2

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pokok-pokok yang akan diuraikan. Pokok masalah
utama tentang distress spritual Oleh sebab itu, rumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut.
1. Apa definisi dari distress spritual?
2. Apa saja etiologi dari distress spritual?
3. Bagaimana manisfetasi klinis distress spiritual?
4. Apa faktor yang memepengaruhi distress spritual?
5. Bagaimana penatalaksanaan distress spritual?

c. Tujuan

d. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui distress
spritual

e. Tujuan Khusus
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari suatu makalah. Adapun
tujuan khusus dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari distress spritual
2. Untuk mengetahui etiologi dari distress spritual
3. Untuk mengetahui manifestasi dari distress spritual
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi distress spiritual
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan distress spritual
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Distres emosional merupakan masalah yang cenderung dialami oleh pasien yang
sakit kritis dan terminal di unit perawatan intensif. Distres mental dapat menyebabkan
pasien mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan penyakitnya, putus asa, rendah
diri dan rasa tidak berarti dalam hidup. Spiritualitas berguna sebagai strategi koping dan
sumber kekuatan untuk membantu pasien menemukan makna dalam hidup mereka dan
menghargai situasi sulit yang mereka hadapi. Oleh karena itu, perawat harus peka dan
mampu merespon dengan tepat kebutuhan emosional pasien.
Spiritualitas adalah keyakinan dasar akan adanya kekuatan yang lebih tinggi yang
membimbing semua kehidupan dan memiliki maksud atau tujuan dan tujuan dalam
hidup.
Spiritualitas merupakan salah satu dari kebutuhan dasar pasien yang harus dipenuhi, terutama
bagi pasien di unit perawatan intensif yang berada dalam kondisi kritis dan terminal. Seseorang
dalam keadaan kritis atau dalam perawatan intensif biasanya merasakan sakit badan, kebodohan
dan ketakutan akan kematian. Stres dan ketakutan akan kematian akibat penyakit kritis dapat
memicu konflik dengan keyakinan atau spiritualitas pasien, membuat pasien rentan terhadap
tekanan emosional.
Distres mental adalah suatu kondisi dimana pasien mengalami gangguan pada
kepercayaan atau sistem nilai yang memberinya kekuatan, harapan dan makna dalam
hidup. Studi Hupcey terhadap pasien yang dirawat selama tiga hari di unit perawatan
intensif menunjukkan bahwa mereka mengalami tekanan emosional. Tekanan emosional
dapat menyebabkan pasien mengalami maladjustment, putus asa, melemahnya diri.
pengakuan, gangguan tidur dan perasaan bahwa hidup tidak berarti.
Dimensi spiritual merupakan hal penting yang harus diperhatikan perawat karena
spiritualitas berguna sebagai strategi koping dan sumber kekuatan yang membantu
pasien menemukan makna dalam hidup mereka dan merendahkan situasi sulit yang
mereka hadapi. Namun dalam praktiknya, kebutuhan spiritual dari .pasien masih kurang
dan seringkali tidak menjadi fokus perhatian para profesional perawatan kesehatan.

3
4

f. Etiologi

1. Mendekati kematian
2. Penyakit kronis
3. Kematian orang yang dicintai
4. Perubahan gaya hidup
5. Kesepian
6. Isolasi mandiri
7. Isolasi sosial
8. Gangguan sosial budaya
9. Meningkatnya ketergantungan pada orang lain
10. Peristiwa hidup yang tidak terduga

g. Manifestasi klinis

Tanda dan Mayor

1) Subjektif
a. Mempertanyakan tujuan/maksud hidup
b. Menyadari bahwa hidup tampak tidak berarti/kurang bermakna
c. Perasaan menderita/tidak berdaya
2) Objektif
a. Tidak dapat berdoa
b. Marah kepada Tuhan

Tanda dan Gejala Minor

1) Subjektif
a. Mengklaim bahwa hidupnya tampak tidak damai
b. Pengaduan tidak dapat diterima (dikurangi penyerahan)
c. Rasa Bersalah
d. Perasaan terasing
e. Laporan diabaikan
5

2) Objektif
a. Penolakan untuk berkomunikasi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual
b. Ketidakmampuan mencipta (misalnya menyanyi, mendengarkan musik ,
menulis)
c. Kelangsungan hidup yang tidak efektif
d. Sedikit minat pada literatur alam/spiritual

Penyakit klinis

1. Penyakit kronis (misalnya rheumatoid arthritis, multiple sclerosis)


2. Penyakit terminal
3. Gangguan perkembangan.
4. Kehilangan bagian tubuh
5. Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
6. Lahir mati, kematian janin, aborsi
7. Infertilitas
8. Gangguan kejiwaan

D. Faktor faktor yang mempengaruhi distres spiritual


a. Faktor predisposisi
Gangguan dimensi biologis mempengaruhi fungsi kognitif seseorang sedemikian rupa
sehingga mengganggu proses interaksi, dimana dalam proses interaksi tersebut terjadi
transfer pengalaman yang penting bagi perkembangan mental. Sosiokultural faktor
predisposisi. adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, profesi, posisi sosial,
latar belakang budaya, kepercayaan, politik, pengalaman sosial, tingkat sosial.
b. Faktor presipitasi
1) Peristiwa yang menegangkan
Perkembangan spiritual dapat dipengaruhi oleh perbedaan tujuan hidup, terputusnya
hubungan dengan orang terdekat karena kematian, ketidakmampuan untuk menjalin
hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan orang. substansi
tertinggi.
6

2) Tekanan hidup
Bagian dari tekanan hidup yang berkontribusi terhadap munculnya masalah jiwa
adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan
ketidakmampuan memenuhi peran spiritual dalam keluarga, kelompok dan
masyarakat (Keliat dan Akemat ). , 2010).

E. Faktor yang berhubungan distres spiritual


Menurut Anandarajah dan Hight (2001), tekanan atau krisis mental dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental dan seringkali diperburuk oleh penyakit medis
atau ketakutan akan kematian (Tanjung, 2016).
Faktor yang terkait dengan tekanan mental meliputi: kematian yang akan segera
terjadi, kecemasan, sakit kronis, kematian, perubahan hidup, kesepian, rasa sakit,
pengucilan diri dan sosial, dan gangguan sosiokultural (Herdman dan Kamitsuru, 2012).

F. Penatalaksanaan
Tindakan Keperawatan
Tindakan pada klien
1. indakan keperawatan ners
a. Kaji tanda dan gejala distres spiritual
b. Jelaskan proses terjadinya distres spiritual
c. Diskusikan dengan klien
1) Penderitaan yang dialami
2) Kekuatan yang Mahatinggi (Tuhan)
3) Makna hidup
d. Latih kegiatan hidup sehari-hari dan memaknainya
e. Latih kegiatan ritual spiritual dan memaknainya
f. Berikan pujian dan motivasi dalam melakukan kegiatan sehari hari dan ritual spiritual
7

2. Tindakan keperawatan spesialis


a. Terapi kognitif perilaku
1) Sesi 1. Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negatif
2) Sesi 2. Melawan pikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: Mengubah perilaku negatif
4) Sesi 4: Memanfaatkan sistem pendukung
5) Sesi 5: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif dan mengubah perilaku
negatif
b. Logoterapi: Medical ministry
1) Sesi 1: Identifikasi masalah yang dihadapi, perubahan yang terjadi, dan masalah
yang dialami
2) Sesi 2: Identifikasi respons terhadap masalah psikososial dan cara mengatasinya,
tambahkan respons bio dan social
3) Sesi 3: Logoterapi dengan teknik medical ministry
4) Sesi 4: Evaluasi
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPIRITUAL

ASUHAN KEPERAWATAN DISTRESS SPIRITUAL PADA NY. A USIA 40


TAHUN

Perawat melakukan kunjungan rumah warga karna ada laporan dari Ketua RT.
40 tahun, ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Saat di kaji klien megatakan hidupnya sangat
menderita setelah suaminya meninggal akibat COVID -19. Klien menyesal karna tidak dapat
mejaga prokes dan tidak memperdulikan himbauan lingkungan. Klien mengatakan tidak tau lagi
bagaimana untuk hidup, dan tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup. Saat pengkajian
klien tampak menangis, marah dan sesekali pingsan.
Menurut keuarga, klien sudah mengalami ini selama 3 minggu, keluarga sudah menghibur dan
mengajak klien untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah, tapi klien menolak dan marah. Klien
mengaku sekarang jarang solat dan merasa hidupnya tidak adil. Selama ini klien jadi tidak mau
malkukan aktivitas di luar, tidak mengikuti kegiatan arisan ataupun pengajian rutin. Sebelumnya
klien merupana individu yang aktif dan ceria, serta rajin beribadah.
Klien mengaku sebagai ibu rumah tangga dan seorang ibu bagi kedua anaknya, klien tau harus
menjadi ibu dan ayah dari anak-anaknya tapi klien merasa tidak yakin bisa melewati itu semua.
Klien berharap bisa menerima kondisi ini dan bangkit walau klien merasa tidak yakin.
Keluarga berharap klien bisa kuat dan melanjutkan kehidupan dengan semangat dan mau
kembali melaksanakan ibadah sholat.

8
9

FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

NAMA KLINIK/PUSKESMAS :

I. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. W (P)
Tanggal Pengkajian : 13 March 2023
Umur : 40 Tahun
RM No. : 112233
Pendidikan terakhir :-
Agama : Islam
Status Marital : Menikah (Janda)
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB (Informan)
Nama : Euis
Umur : 45 tahun
Hubungan dengan klien : Kakak kandung

II. HARAPAN DAN PERSEPSI KLIEN/ KELUARGA

2.1 Keluhan Utama dan alasan pergi ke Puskesmas/ Klinik ataupun tidak
pergi

klien megatakan hidupnya sangat menderita setelah suaminya meninggal akibat


COVID -19.

2.2 Persepsi keluarga terhadap masalahnya

klien terlihat mederita dan sudah mengalami ini selama 3 minggu, keluarga sudah
menghibur dan mengajak klien untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah, tapi
klien menolak dan marah. Keluarga berharap klien bisa kuat dan melanjutkan
kehidupan dengan semangat dan mau kembali melaksanakan ibadah sholat.
10

2.3 Harapan klien sehubungan dengan masalah

Klien berharap bisa menerima kondisi ini dan bangkit walau klien merasa tidak
yakin.

III. PENGKAJIAN SOSIAL

3.1 Pendidikan dan Pekerjaan


Tidak Terkaji
3.2 Konsep diri :
a. Gambaran Diri :
Klien tidak mengatakan tidak menyukai dirinya.
b. Identitas :
Klien mengaku sebagai ibu rumah tangga dan ibu bagi kedua
anaknya. Klien menerima dirinya sebagai seorang perempuan .
c. Peran Diri :
Klien seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Klien tau harus
menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya tapi klien merasa tidak
yakin bisa melewati itu semua.
d. Ideal diri :
Klien berharap bisa menerima kondisi ini dan bangkit walau klien
merasa tidak yakin.
e. Harga diri :
semenjak kematian suaminya klien jadi tidak mau melakukan aktivitas di luar,
tidak mengikuti kegiatan arisan ataupun pengajian rutin. Keluarga pun sudah
berusaha menghibur dan mengajak klien untuk lebih mendekatkan diri dengan
Allah, tapi klien menolak dan marah. klien juga megatakan hidupnya sangat
menderita setelah suaminya meninggal akibat COVID -19. Klien mengatakan
menyesal karna tidak dapat mejaga prokes dan tidak memperdulikan himbauan
11

lingkungan. Klien juga mengatakan tidak tau lagi bagaimana untuk hidup, dan
tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup.
3.3 Hubungan social
a. Orang yang berarti :
Bagi klien orang yang berarti bagi dirinya adalah suaminya, sehingga Ketika
suaminya meninggal.
b. Peranserta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat :
klien jadi tidak mau malkukan aktivitas di luar, tidak mengikuti kegiatan arisan
ataupun pengajian rutin padahal sebelumnya klien merupana individu yang aktif
dan ceria, serta rajin beribadah.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien megatakan hidupnya sangat menderita sehingga tidak mau melakukan
aktivitas di luar, tidak mengikuti kegiatan arisan ataupun pengajian rutin
3.4 Sosial Budaya
Klien tinggal di daerah yang sama dengan keyakinan/ budaya klien, bahkan
keluarga sudah mengajak klien untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah, tapi
klien menolak dan marah.
3.5 Gaya hidup
Klien tinggal dengan kedua anaknya. Klien tidak memiliki semangat untuk
melanjutkan hidup dan waktunya banyak dihabiskan untuk menangis, marah dan
sesekali pingsan. Saat menyenangkan bagi klien adalah Ketika mengenang masa
Bersama suami. Klien ingin berusaha menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya,
dan berharap bisa menerima kondisi ini dan bangkit walalu klien merasa tidak
yakin.
3.5 Mekanisme Koping
Klien sadar mempunyai 2 orang anak sehingga menodorong dirinya untuk
berusaha menerima Kembali kondisi saat ini dan bangkit, walaupun klien merasa
belum yakin. Juga ada keluarganya yang memberikan semangat dan dukungan
pada klien.
12

4. PENGKAJIAN KELUARGA
4.1 Genogram

4.2 Pola asuh


Tidak Terkaji
13

5. PENGKAJIAN FISIK
a. Tanda Vital: Tidak Terkaji
b. TD: Tidak Terkaji
c. N: Tidak Terkaji
d. S: Tidak Terkaji
e. P: Tidak Terkaji
f. Ukuran:
g. TB: Tidak Terkaji
h. BB: Tidak Terkaji
i. Keluhan utama/penyakit saat ini :
Tidak ada riwayat penyakit terdahulu maupun saat ini.
j. Kebiasaan-kebiasaan saat ini:
§ Merokok: Klien tidak merokok
§ Minuman Keras: Klien tidak mengkonsumsi minuman keras
§ PolaTidur: Tidak Terkaji
e. Riwayat Penyakit dahulu (riwayat sebelum dirawat,
kapan terjadi, pengobatan yang dijalani)
Tidak Terkaji

6. PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien merasa hidupnya tidak adil
b. Kegiatan ibadah
keluarga sudah menghibur dan mengajak klien untuk lebih mendekatkan diri
dengan Allah, tapi klien menolak dan marah. Klien mengaku sekarang jarang
solat. Dan tidak mengikuti kegiatan pengajian rutin
14

7. PENGKJAIAN SEKSUAL
Tidak Terkaji

8. PENGETAHUAN dan ASPEK MEDIS

1. Pengetahuan tentang Penyakit yang dideritanya :

Tidak Terkaji

2. Pengetahuan tentang Cara merawat dan mengobati Penyakitnya :

Tidak Terkaji.

3. Persepsi klien tentang penyakit yang dideritanya :

Klien menyesal karna tidak dapat mejaga prokes dan tidak


memperdulikan himbauan lingkungan.
15

IV. ANALISA DATA

NO DATA Etiology MASALAH

1 Ds: COVID-19 Distres Spiritual (D.


0082)
- Klien megatakan hidupnya
sangat menderita setelah Kematian orang terdekat
suaminya meninggal akibat
COVID -19
- Klien mengatakan tidak tau
lagi bagaimana untuk hidup, Kesedihan yang berlarut
dan tidak memiliki semangat
untuk melanjutkan hidup
- Klien menyesal karna tidak
dapat mejaga prokes dan Marah pada Tuhan

tidak memperdulikan
himbauan lingkungan.
Do:
Psikopsiritual
- Klien menolak dan marah
ketika diajak untuk
mendekatlan diri kepada
Gangguan spiritual
Allah SWT
- Klien tidak mau mengikuti
pengajian rutin

Distress spiritual

V. Diagnosa keperawatan
16

1. Distress spiritual b.d kematian orang terdekat d.d meninggalnya


suami oleh COVID-19
17

VI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Rencana Asuhan Tindakan Keperawatan


Klien dengan Distress Spiritual

Nama klien : Ny. W Dx Medis : -

No. Medrec : 112233 Ruang : Mawar

Tgl No. Dx. Perencanaan


dx Kepera Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
watan Evaluasi
Selasa, 1 D.0082 Setelah S: I.09276 Observasi :
14 Maret Distress dilakukan Dukungan Spiritual 1. Untuk mengetahui sejauh
- Klien
2023 Spiritual Intervensi Observasi : mana harapan dan
megatakan
Keperawatan 1. Identifikasi kekuatan klien
hidupnya
salama 1x24 harapan dan 2. Untuk mengetahui sejauh
sangat
jam diharapkan kekuatan pasien mana ketaatan klien
menderita
status spiritual 2. Identifikasi dalam beragama
setelah
membaik ketaatan dalam
suaminya
dengan kriteria beragama Terapeutik :
meninggal
1. Agar klien lebih merasa
18

hasil : akibat COVID fokus terhadap aktivitas


(L.09091 Status -19 Terapeutik : spiritualnya
Spiritual) - Klien 1. Sediakan privasi 2. Agar klien dapat
- Verbalisasi mengatakan dan waktu meyakinan dirinya tentang
makna dan tidak tau lagi tenang untuk makna dan tujuan hidup
tujuan hidup bagaimana aktivitas 3. Untuk memudahkan klien
meningkat (5) untuk hidup, spiritual dapam melakukan
- Verbalisasi dan tidak 2. Diskusikan kegiatan ibadah
penerimaan memiliki keyakinan
meningkat (5) semangat tentang makna Edukasi :
- Perilaku marah untuk dan tujuan 1. Agar klien dapat
kepada Tuhan melanjutkan hidup membangun kembali
menurun (5) hidup 3. Fasilitasi keyakinan terhadap
- Verbalisasi - Klien menyesal melakukan dirinya
perasaan karna tidak kegiatan ibadah 2. Agar klien dapat
bersalah dapat mejaga melupakan apa yang klien
menurun (5) prokes dan Edukasi rasakan
- Verbalisasi tidak 1. Anjurkan 3. Agar klien merasa lebih
menyalahkan memperdulika berinteraksi tenang
diri sendiri n himbauan dengan

menurun (5) lingkungan. keluarga, teman, Kolaborasi :

- Kemampuan O: atau orang lain - Untuk membantu


2. Anjurkan mempercepat peningkatan
19

beribadah - Klien mengaku berpartisipasi spiritual dan ketaatan


membaik (5) sekarang dalam kelompok beragam klien a
- Interaksi jarang solat pendukung
dengan orang dan merasa 3. Ajarkan metode
terdekat/tokoh hidupnya tidak relaksasi dengan
agama membaik adil meditasi
(5) - Klien menolak
dan marah Kolaborasi
ketika diajak - Atur kunjungan
untuk dengan rohaniawan
mendekatlan (Ustadz)
diri kepada
Allah SWT
- Klien tidak
mau mengikuti
pengajian rutin
20
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Distres emosional merupakan masalah yang cenderung dialami oleh pasien yang sakit
kritis dan terminal di unit perawatan intensif. Distres mental dapat menyebabkan pasien
mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan penyakitnya, putus asa, rendah diri dan rasa
tidak berarti dalam hidup. Spiritualitas berguna sebagai strategi koping dan sumber kekuatan
untuk membantu pasien menemukan makna dalam hidup mereka dan menghargai situasi sulit
yang mereka hadapi. Oleh karena itu, perawat harus peka dan mampu merespon dengan tepat
kebutuhan emosional pasien.

Sedangkan distress mental itu sendiri dimana pasien mengalami kekurangan kepercayaan
atau sistem nilai yang memberinya kekuatan, harapan dan makan hidup. Tekanan emosional juga
bisa menyebabkan pasien mengalami maladjustment, putus asa, malemahnya diri

B. Saran

Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam
tahap belajar,maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul
serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah
hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas

21
DAFTAR PUSTAKA

A Uswatun Khasanah. (2021). Distres spiritual Tersedia online : http://eprints.umpo.ac.id/7002/


[13 Maret 2023]

Apriyani, Komang .(2021). Distres spiritual pada pasien gagal ginjal Tersedia online :
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7105/ [13 Maret 2023]

22

Anda mungkin juga menyukai