Anda di halaman 1dari 12

OSTEOMIELITIS

KELOMPOK 4
KELOMPOK 4

Tresna Andani As Shafitri


Gumiwang Syifa A Anggraeni

Batita Nabhan Fitri Yulia R


Hudaibiyah Miftah A
Osteomielitis
Merupakan suatu istilah yang merujuk pada inflamasi tulang yang disebabkan
oleh infeksi. Osteomilitis dapat menyebabkan masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup seseorang atau bahkan dapat mengakibatkan
hilangnya fungsi ekstremitas.

Ostermielitis cenderung terjadi pada anak dan remaja. Namun demikian.


Osteomielitis dapat menyerang semua usia. Pada umumnya, kasus pada usia
dewasa banyak ditemukan pada laki laki dibandingkan dengan perempuan
Etiologi
Terdiri dari endogen (hematogen) : disebabkan oleh patogen
yang dibawa dalam darah dari tempat infeksi dimanapun
diseluruh tubuh, umumnya terjadi pada tempat terjadinya
trauma karena ketahanan terhadap infeksi yang rendah.
Eksogen disebabkan oleh infeksi dari luar tubuh. Misalnya,
fraktur terbuka,luka tusuk atau operasi.

Penyebab osteomielitis lainnya yaitu tonsil yang ter


infeksi,gigi yang terinfeksi, ataupun infeksi saluran nafas
bagian atas.
Tanda dan gejala

1. Demam, limfadenopati, nyeri local dan bengkak


2. Nyeri tekan klien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang
semakin memberat
3. Gejala yang muncul mendadak misalnya, menggigil, demam
tinggi, denyut nadi cepat, anoreksia, dan malaise
4. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang,
maka akan mengenai periosteum dan jaringan lunak serta bagian
yang terinfeksi menjadi nyeri dan bengkak.
Penatalaksanaan medis

Tujuan awal terapi yang diberikan yaitu mengontrol dan menghentikan proses
infeksi contoh terapi:

1. Pemberian terapi antibiotic intravena


Setelah hasil specimen kultur di peroleh, pemberian terapi antibiotic dapat
segera diberikan dengan asumsi bahwa infeksi staphylococcus peka terhadap
penisilin semisintetik atau sefalosporin, tujuannya yaitu untuk mengontrol
infeksi sebelum aliran darah ke area tersebut menurun akibat terjadinya
thrombosis.
2. Pembedahan
Jika terapi antibiotic tidak direspon oleh tubuh klien atau kondisi kronis maka
tulang yang mengalami infeksi harus di lakukan pembedahan, jaringan purulent
dan nekrotik yang sebaik nya di angkat dan area tersebut di aliri larutan normal
saline secara langsung sementara itu terapi antibiotic tetap di lanjutkan.
Proses penyembuhan tulang
● Pertumbuhan tulang baru disebut kalus. Pembentukan kalus melalui 5 tahap umum yaitu
1. Hematom formation(pembentukan hematom)
Karena tulang vaskularisasi tinggi, pendarahan bisa terjadi pada ujung kedua tulang yang mengalami faktur.
Permiabilitas kapiler meningkat menyebabkan ekstravasasi darah ke dalam area yang injury. Darah berkumpul
pada periosteal atau jaringan sekitarnya.
2. Fibrin meshwork formation
Fibroblast ( sel jaringan ikat ) dirusak oleh hematom. Menyebabkan fibroblast terorganisir kedalam fibrin
meshwork ( jaringan fibrin ). Dinding sel darah putih rusak, maka terjadi peradangan local. Sel darah
membentuk fibrin dan berlangsung selama 24-48 jam dan pendarahan akan berhenti ( Black, J. M, et al, 1993
dan Apley, A, G, 1993 )
3. Invasion by estoblast
Estoblast invasi ke fibrous (serabut sel) menyebabkan fibros lembek/lunak, pembuluh darah berkembang dari ujung ujung
kapiler, dengan demikian membentuk suatu sumber suplai bagi zat gizi untuk membentuk kolagen. Kolagen menjadi
lebihpanjang dan terjadi penumpukan kalsium

4. Callus Farmation
Osteoblast secara terus menerus membentuk tulang, sedangkan onteoclast menghancurkan tulang yang mati dan memmbantu
mensitesa tulang baru. Kekuatan kolagen bertambah dan kebih padat dengan kalsium. Berlangsung dari 4 minggu hingga
beberapa bulan hingga tulang mampu membawa beban yang normal.

5. Remodeling
Callust yang berlebihan di reabsorbsi dan tulang trabecula menutupi garis sepanjang stress atau fraktur sesuai hukum wolff.
Lamellae yang tebal menempati tekanan yang lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, dibentuk rongga sumsum
tulang dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.
Faktor yang menghambat pembentukan callust yang baik adalah :
a. Tidak adekuatnya eduksi fraktur
b. Edema yang berlebihan pada tempat fraktur yang menghambat sumplai zat gizi ke area
c. Terlalu banyak tulang yang hilang
d. Imobilisasi yang tidak efektif
e. Infeksi pada tempat injury
f. Nekrosis tulang
g. Anemia atau kondisi sistematik lainnya ‘
h. Tidak seimbangnya endokrin, dan
i. Intake diet yang kurang. Jika pembentukan callust tidak terjadi secara normal dan efisien mengakibatkan
kurangnya perbaikan yang diseut fraktur non union atau uninuted.
PATHWAY
Infeksi

Trombosis
Membentuk area jaringan tulang mati
pembuluh darah
( Sesquentrum )

Abses Tulang Pertumbuhan tulang baru ( Involukrum


mengelilingi sesquenstrum )

Iskemia dengan
nekrosis tulang Menyebar kejaringan lunak/sendi di
sekitarknya
REFERENSI

1. Asikin M, Nasir M, Podding Takko, dan Susaldi. 2016. Keperawatan


Medikal Bedah Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Erlangga
2. Manurung Nixson. 2018. Keperawatan Medikal Bedah Jilid 3. Jakarta
Timur : CV Trans Infomedia
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai