Anda di halaman 1dari 52

SCALPE

Scalpel By Ab - 2018
ORAL MEDICINE

Penyakit akibat virus dan bakteri, vesikobulosa, ulseratif


Gingivostomatitis herpetic primer/ Mengenai semua permukaan mukosa, pertama kali
Herpetik stomatitis/ terjadi terdapat gingivitis, erupsi vesikel multipe
Herpes simplex primer = HSV I
anak-anak, disertai gingivitis marginalis akut. Lesi
bisa pada oral dan kulit

Prodormal, kelenjar limfe teraba, ulser lidah, labial,


gingiva, palatum, faringitis
Tx: Acyclovir
HSV – Primary herpetik whitlow Infeksi pada jari. Eritema, edem, vesikel ulser dan
tidak sakit pada jari
Herpes labialis/ Edema pada vermilion kecil kecil, krusta pada bibir
Herpes simplex rekuren = HSV I Tx: Acyclovir
HSV – Reccurent intraoral herpes Pada mukosa berkeratin ( palatum keras, attached
gingiva, dorsum lidah)
Herpes sekunder Terbentuk cold sore, berulang, demam
Chicken pox = Varicella zoster lesi dikulit = herald spot, vesikel yang pecah dan
menjadi krusta pada ekstraoral
Cacar air, anak-anak, gejala prodormal,
Herpes zoster = Varicella zoster satu sisi (kiri/kanan), Reaktivasi virus karena imun
turun
Herpangina = coxackie grup A Ulser multipel 1-2 mm, pinggiran merah/eritem,
sakit pada palatum molle, tonsil, pilar, faring, musim
panas
Macula> papul > vesikel > ulkus
Flu singapur/HFMD = coxcakie grup A16 Seluruh mukosa dan juga sakit orofaring, ada lesi
pada tangan dan kaki, lesi makula dan lama-lama
menjadi vesikel, anak-anak
Mumps/parotitis epidemika = paramyxovirus Terkena konjungtiva, ada permulaan lesi pada wajah
dan leher, BILATERAL, telinga terangkat, dibawah
telinga
Surgical mumps/sialodenitis akut = BAKTERI Unilateral
staphylococcus, streptoccoccus
Measles Koplik spot
Infeksi mononukleosis = EBV Tonsil eksudat putih, ptekie palatum
Cytomegalovirus = HHV 5 Lesi tanpa ulcer
Erytema multiform minor = HSV Bull’s eye, reaksi obat SULFAGUANIDINE, krusta
Erytema multiform = steven johson >alergi merah kehitaman, rasa terbakar, gatal,
obat Hipersensitivitas tipe III
ADA LESI TARGET
Tx: antihistamin
Erytema Multiforme Mayor Hipersensitif tipe 4, ada lesi di kulit dan mukosa
Streptococcal pharingitis Petechi kemerahan multipel pada langit-langit, tonsil
membesar, tertutup eksudat putih, demam
penanganan infeksi virus yang sudah ulcer diet TKTD + multivitamin
NEUROLOGI
Atyphycal Sakit sulit didefinisikan
Bell’s palsy Lesi nervus trigeminal, tic dolorox

1 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Burn mouth syndrom Rasa panas dimulut 4 bulan
Frey’s syndrom/ gustatory sweating/Frey- Berkeringat, abses multipel kelenjar parotis
Baillarger Syndrome
Post herpetic neuralgia Reccurent dari herpes zoster
Nyeri Alih Nyeri pada tubuh yang lokasinya jauh dari tempat
terjadinya trauma
LESI PUTIH/MERAH
Lichenoid = sembuh jika obat dihentikan UNILATERAL, asimetris, eritem, area erosif, bercak
putih, garis-garis putih renda, tidak bisa diangkat,
karena: obat SIMVASTATIN, metal, food flavoring
Lichen planus retikuler = kortikosteroid, BILATERAL, simetris, Lesi putih seperti bludru tidak
hormon kortisol bisa dikerok, tepi eritem, seperti JALA/JARING
(wickham striae) tidak sakit jika tidak ada
rangsangan, karena stress
Lichen planus erosiva BILATERAL, rasa terbakar saat makan pedas
Lichen planus eritema/atrofik Area inflamasi ditutupi thinned red appearing
epithelium (attatch gingiva)
Lichen planus papular/plak Whitish elevated lesion
Lichen planus bulosa Bila pecah menjadi ulser
Leukodema / NORMAL Herediter, histologi PAS (parakeratinosis, akantosis,
spongiosis), bercak putih, bilateral, diregangkan
hilang
Leukoplakia Smoker patch, leukokeratosis, tidak bisa
dikerok/dikelupas, bercak putih, unilateral
Predisposisi: rokok, tembakau, alkohol
Linea alba / NORMAL Garis putih halus pada mukosa pipi, BILATERAL,
palpasi halus, garis oklusi POSTERIOR-KOMISURA
White spongus nevus / NORMAL Plak putih tebal, tidak bisa dikerok, HEREDITER,
berfisur dibukal, iregular, penebalan epitel
Sub Mucous fibrosus (fkg ui hal 300) Menginang, pucat, pita fibrotik, vaskularisasi minim,
hialinisasi, sedikit fibroblas
Fordyce spot Bitik-bintik putih kekuningan tidak sakit di bibir
Frictional keratosis Iritasi kronis
DARK MUCOSAL LESION
Lupus erythematosus jaringan radikuler dikelilingi eritema
Malar rash /eritem berbentuk kupu-kupu di wajah
Discoid : pada kulit dan oral
Sistemik : mengenai organ lain
Ephelis perubahan warna yang bisa melebar, sinar matahari
Melanoma = eksisi/biopsi UI 306 Malignant nevus dari melanocytic, coklat, kebiruan,
sering di PALATUM, membesar dengan cepat
Nevus (tahi lalat) UI 305 Perubahan warna bibir sejak lahir, batas tegas, coklat
kehitaman
Lead poisoning mukosa gingiva terdapat macula linear warna abu,
tidak sakit, pekerja sebagai tukang knalpot
LESI PADA LIDAH
Kandidiasis pseudomembranosa (thrush) Cottage cheese/keju lembut, dadih susu, ada HYFA,
bercak putih seperti susu, bisa dikerok meninggalkan
area kemerahan
Contoh: HIV, DM, pada bayi yang minum susu, OH

2 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
buruk, antibiotik, obat imunosupresif
Kandidiasis atropik/eritema akut Tidak bisa dikerok, dorsum lidah, eritema difus, perih
dan panas
Contoh: antibiotik berkepanjangan,
KORTIKOSTEROID
Kandidiasis atropik/eritema kronis Lesi merah atrofik, batas difus
Contoh: HIV, berhub. Dengan DENTURE= angular
cheilitis, denture stomatitis
Kandidiasis hiperplastik kronis Lesi putih nodular halus, tidak bisa dikerok, palatum
memerah (dasar eritem)
Contoh: kandida leukoplakia, karena ROKOK
Kandidiasis mukokutaneus Disertai angular cheilitis (VD rendah)
Tx: nystatin
Hairy leukoplakia = EBV / lesi keratotik Lesi putih, bergelombang, berbulu/bercak putih,
lateral kanan dan kiri ventral lidah, irregular, tidak
bisa dikerok
Atrofi papilla filiform dan fungiform  Lidah terasa sakit terasa seperti terbakar
 Sakit saat menelan
Beningn Migratory Glossitis Faktor = stres
KELENJAR LUDAH
Sialolitiasis Ada bengkak, penyumbatan saluran k.
Submandibular, masa radiopak bulat, sakit saat
melihat makanan asam
Sialodenitis Infeksi bakteri, bengkak, ada demam
Sialometaplasia Tumor, benign, palatum durum bagian belakang,
pembengkakan iregular, nekrosis iskemik (jaringan
mati karena kekurangan suplai darah) dari g. Saliva
minor karena trauma
Pleimorphic adenoma Tumor kelenjar saliva, benjolan di pipi, kelenjar
parotis
Ranula
Plunging ranula Ranula yang sudah meluas ke servikal
Mucocele
EPULIS
Epulis kongenital Pada bayi baru lahir, benjolan tunggal/multipel,
warna normal, tidak sakit, alveolar ridge, lunak
Epulis fibromatosa = eksisi Iritasi kronis, akibat tepi yang tajam dari gigi karies/
denture, lokasi diantara 2 gigi, warna agak pucat,
kenyal, tidak mudah berdarah, tidak sakit
Epulis granulomatosa = eksisi Kaya VASKULARISASI, iritasi kronis, tidak terangkat
saat ekstraksi, bertangkai, mudah berdarah, nyeri
bila ditekan, kenyal/lunak, berbonggol-bonggol,
MERAH KEUNGUAN/KEBIRUAN
Epulis gravidarum UI 321 Gangguan hormonal saat hamil (trimester I),
benjolan MERAH GELAP/KEBIRUAN, tidak sakit tapi
mudah berdarah, pertumbuhan cepat, bila masih
ada dibiopsi

Bisa sewarna gusi, bertangkai, mudah berdarah,


kenyal

3 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Epulis fisuratum Iritasi akibat sayap GT overextension atau tidak baik,
benjolan sekitar sayap, warna normal/eritem, terjadi
ulser
Epulis angiomatosa Respon granulasi yang berlebihan, pertumbuhan
cepat, berbatas jelas, konsistensi seperti spons,
berwarna merah cerah dan mudah berdarah
Epulis gigantocellularis Iritasi/trauma ekstraksi gigi, mengenai jaringan
periodontal/edenulus ridge, bertangkai, konsistensi
lunak, mudah berdarah, kadang rasa sakit
Histopatologi: GIANT CELL
Pyogenic grauloma Benjolan antara 14 dan 15 > 5mm, sewarna mukosa,
mudah berdarah, tidak sakit, padat dan kenyal
Peripheral giant granuloma Merah keunguan, > 1cm
KISTA
Kista dentigerus/kista folikular Impaksi
Kista globulomaksilaris Pearshape, lateral I2, radiolusen batas jelas, 12 tidak
ada benih
Kista nasopalatinus Heartshape
Kista residual Sehabis cabut
TUMOR JINAK DAN GANAS
Ameloblastoma Buble soap, honeycomb
Papiloma Cauli flower, bertangkai, tonjol-tonjol mirip jari, tidak
sakit, iregular, eksofitik
Lipoma Banyak lemak, dasar mulut dan pipi
Fibroma Sewarna jaringan sekitar, tidak sakit
Karsinoma sel skuamosa Eksofitik, cauliflower, DISPLASIA BERAT
Idiopatik, lateral dan ventral lidah, erytoplakia +
leukoplakia, lesi berkembang --> sangat sakit
Sarkoma kaposi HIV
Macula merah kehitaman/kebiruan pada palatum
keras, gusi, mukosa pipi
Karsinoma Kembang kol
LESI PADA BIBIR
C. Granulomatosa, UI 323 Ketika dipalpasi ada nodul-nodul, difus swelling,
Sindrom Melkerson-rosental granuloma tipe TUBERKULOID NON CASEATING, bibir
membesar, vermillion kering, terkelupas

Chronic disorder pada bibir, sweling pada bibir satu/


keduanya, painless, palpasi ada nodul-nodul
C. Aktinik/ Solar keratosis Pernah berdarah, pecah-pecah, kaku, sakit saat
bicara, lesi putih menebal, sekitarnya kemerahan,
kasar batas ireguler, plak putih, bersisik, bibir keras
BIBIR BAWAH, SINAR MATAHARI
C. Moniliasis Candida albicans, kebiasan menjilat bibir
C. Angularis Candida albicans, staphylococcus aureus, kronis,
sudut bibir
Contoh: pakai GT VD rendah, defisiensi Vit B, DM,
karena obat
C. Exfoliatif Pecah-pecah, mengelupas, kadang berdarah, tidak
sembuh. Biasanya bibir bawah, krusting, eritema dan
berfisur-fisur, tampak bersisik kekuningan

4 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Predisposisi: Candida albicans, stress, kebiasaan
menggigit bibir
C. Glandularis Keturunan, bibir bengkak besar pada bibir bawah
saja.
Inflamasi kronis pada kel saliva minor, sweling pada
bibir, tampak orifis kel saliva dilatasi, keluar
mucus/cairan mukopustular
C. Atropik akut Karena obat, mulut terasa terbakar, bercak merah
difus merata
C. Contact Inflamasi akut, contoh karena lipstik, mild edema,
eritem, iritasi dan thick scalling pada vermilion
border kedua bibir
SIFILIS
I Cancre : bercak makulo papular
II Mucous patch : bercak kemerahan, sudah pernah
terjadi sebelumnya
III Snail track
IV Gumma
Rhagades Fisur di bibir dan hidung, pada bayi, kongenital sifilis
Rongga mulut Hutchinson teeth -> gigi anterior
Mulberry molar -> posterior
Condiloma latum
Tes sifilis Tes lapang gelap/wassesman
KELAINAN DARAH
Hemofilia A Pembekuan faktor VIII
Hemofilia B Pembekuan faktor IX
Hemofilia C Pembekuan faktor XI
Thalasemia Kekurangan hemoglobin
TAK TERKATEGORI ;)
Acantosis nigricans Lesi papilary besar, dengan pigmentasi merah
Chron disease Coble stone
Discoid lupus eritematous Oral mucosa
Ectodermal dysplasia Rambut coklat, kulit bersisik
Eritroplakia Bercak putih bludru, dikelilingi area kemerahan sakit
makan pedas

Herpes simplek 2 Carcinoma cervical


Lesi putih tidak hilang Dibiopsi
Myofacial pain disorder Sakit kepala pagi hari, seluruh gigi aus, TMJ normal
Osteosarkoma Sunray
Pyostomatitis vegetans Snail track pustules
Scarlet fever Strawberry tongue
Scleroderma Fibrosis progresif pada jaringan ikat, buka mulut
terbatas
Sistemic lupus eritematous Bagian tubuh lain
Sjorgen syndrom ANA test +, rasa kering pada mulut dan mata,ngilu
persendian, pembesaran/bengkak kelenjar parotis
Syndrom crouzon Kelainan genetik, fusi tulang-tulang sutura kepala
Tes TB Tes mantoux, BTA
Tuberkulosis oral Scrofula, batuk sejak lama, ulsert idak sakit, sesak

5 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
nafas, berkeringat malam hari, bentuk tidak
beraturan, batas jelas
Ulcerative collitis RAS besar
Wegener granulomatosis Strawberry gingivitis
Gingivitis ec leukemia wajah dan mukosa pucat, peteki dan ekimosis di kulit
ekstremitas, bukal, palatal, dan gingival
STOMATITIS
Stomatitis venenata/generalisata/kontakta Ganti pasta gigi, gingiva berwarna kemerahan,
seluruh margin rapuh dan mudah berdarah = alergi
Tx= kortikosteroid
Stomatitis medikamentosa Karena obat
Stomatitis herpetika / herpes simplek Dikelilingi halo eritematous, nyeri, vesikel kuning dan
ulkus tidak merata
Stomatitis mikotik/kandidiasis oris Infeksi kandida
Putih abu-abu, bintik-bintik merah tersebar tidak
merata, PALATUM DURUM
Bercak-bercak bulat putih dengan pusat kemerahan,
merokok
SOAL+JAWABAN

6 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
DARK MUCOSAL LESION
PENGGOLONGAN LESI BUKU UI RED MUCOSAL LESION
WHITE MUCOSAL LESION 1. Geograpic tongue/benign migratory
White lesion of epithelial thickening glositis/erythema migrans linguae
1. Physiologic hyperkeratosis 2. Atropic glositis
2. Epithelial dysplasia and early 3. Lupus erythematous
squamous cell carcinoma 4. Lichen planus tipe atrofik
3. Stomatitis nikotina 5. Kandidiasis eritematus
4. Hyperkeratosis caused by smokeless 6. Stomatitis venenata
tobacco (snuff dipper’s pouch) 7. Stomatitis medikamentosa
5. Hairy tongue
6. Hairy leukoplakia PIGMENTED LESION
7. Actinic cheilitis > kronis (actinic 1. Tatto
keratosis) 2. Ephelis/freckle
8. Leukodema 3. Oral melanotic macule
9. White sponge nevus 4. Nevus (mole, tahi lalat)
10. Oral lichen planus: erosif, papular, 5. Melanoma
retikular, bulosa 6. Racial pigmentation
11. Lichenoid reaction 7. Addison’s disease/primary adrenal
12. Kandidiasis cortical insufficiency
Primary Form 8. Medication melanosis
a. Kandidiasis pesudomembran akut 9. Peutz-jeghers syndrome
b. Kandidiasis eritematus (atrofik) 10. Smoker’s melanosis
akut 11. Heavy metal toxicosis
c. Kandidiasis eritematus (atrofik)
kronik ORAL ULCERS
d. Kandidiasis hiperplastik kronik 1. Traumatic ulcerations
Secondary Form 2. RAS
a. Angular cheilitis (perleche) 3. Chancre of primary sifilis
b. Denture stomatitis 4. Infeksi herpes simpleks
c. Median romboid glositis a. Primary herpetic gingivostomatitis
d. Linear gingival erythema b. Primary herpetic whitlow
e. Chronic mucocutaneous c. Reccurent herpes labialis
candidiasis d. Reccurent intaoral
herpes/recurrent stomatitis
herpetica
White lesions of superficial material (sakit bila 5. Infeksi varicella zoster
pseudomembran diseka) a. Chicken pox
1. Chemical mucosal burn b. Herpes zoster (shingle)
2. Ulser 6. Infeksi coxsackie
a. HFMD/flu singapura
: tipe A16
b. Herpangina
: tipe A4
White lesions of submucosal change 7. Erytema multiforme
1. Fordyce granule 8. Epidermolysis bullosa
2. Scar 9. Pemphigus
3. Submucous fibrosis A. Phempigus vulgaris
B. Bullous pemphigoid

7 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
C. Mucous membran
pemphigoid/cicatricial
pemphigoid
10. Behcet syndrome
11. Noma

PREGMALIGNANT LESION
1. Leukoplakia
a. Homogenous
b. Non homogenous
2. Eritroplakia

MALGINANT -> Squamous Cell Carcinoma

EPULIS
1. E. Fibromatosa
2. E. Granulomatosa
3. E. Gravidarum
4. E. Kongenita
5. E. Fisuratum
6. E. Angiomatosa

CHEILITIS
1. Actinic cheilitis
2. Angular cheilitis
3. Exfoliatif cheilitis
4. Cheilitis glandularis
5. Cheilitis granulomatosa
6. Contact cheilitis

GINGIVAL ENLARGEMENT
1. Karena inflamasi
2. Karena obat
3. Karena penyakit sistemik
4. Enlargement neoplasia
5. False enlargement

ULKUS DECUBITUS

8 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
IKGA

TREATMENT
Pulp kaping direct Pulpa terbuka <2 mm
Tidak ada inflamasi
Kesalahan operator
Bahan:
Pulp kaping indirect Karies dalam, tinggal selapis tipis dentin
Tidak ada gejala inflamasi pulpa
Bahan:
Pulpotomi Peradangan pada kamar pulpa.
Bahan:
Ca(OH)2 : gigi permanen muda, akar belum menutup sempurna---
membentuk dentinal bridge, dapat menimbulkan nekrosis pada lapisan
superficial, tidak dianjurkan utk gigi desidui (menyebabkan resorbsi
internal)
Formokresol: untuk gigi desidui--- memungkinkan resorbsi dan
eksfoliasi normal
Pulpektomi Gigi vital pada sulung dan permanen
Foramen apikal sudah menutup
Foramen apikal terbuka sepertiga pada gigi sulung

Gigi vital, saluran akar terinfeksi


Non vital

Peradangan hingga saluran akar, vitalitas +, perkusi +, radiolusen pada


periapeks/ pelebaran ligament periodontal, kontraindikasi akar
resorbsi.
Bahan: ZOE, pasta iodoform, Ca(OH)2
Apeksogenesis Gigi immatur vital, foramen apikal belum menutup sempurna
Bahan:
Apeksifikasi Gigi immatur non vital, foramen apikal belum menutup sempurna
Bahan : Kresatin , ZOE, bahan tumpatan dengan zinc phosphate
PSA Gigi non vital, foramen apikal telah menutup sempurna
65 sakit saat mengunyah Trepanasi, medikasi, pulpektomi
makanan, goyah derajat 1,
karies dentin pulpa
terbuka, abses radiopaq
bifurkasio
Amalgam Kls II anak
SCC Permukaan oklusal datar dan horizontal
Polycarbonate crown Untuk anak kurang kooperatif
BAHAN
Formokresol Pulpotomi
Bahan obturasi PSA anak
KLASIFIKASI FRAKTUR ELLIS
Kelas 1 Email
Kelas 2 Dentin
Kelas 3 Dentin pulpa terbuka
Kelas 4 Non vital
Kelas 5 Avulsi
Kelas 6 Fraktur akar dengan/tanpa kehilangan struktur gigi

9 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Kelas 7 Displacement (intrusi, ekstrusi)
Kelas 8 Mahkota hancur
Kelas 9 Gigi desidui
Klas I : trauma desidui
Klas II : displacement gigi decidui
DIAGNOSIS PENYAKIT
Karies email, dentin Karies pada email, dentin
Fisur yang dalam Deep fisur
Pulpitis reversible Nyeri dengan durasi yang cepat
Dipicu rangsangan : dingin, panas, manis
Pulpitis irreversible Nyeri spontan dengan durasi lama, semakin nyeri bila diberikan
stimulus panas
Pulpa terbuka, sondasi +, perkusi +
Nekrosis pulpa Asimtomatk, tidak ada keluhan, vitalitas –
Pulpitis piherplastik konis Gigi vital, terdapat pulpa polip
Tx: Pulpektomi Vital
Rampan caries Karies akut pada beberapa atau seluruh gigi, terjadinya cepat,
penyebab: sukrosa, saliva berkurang, OH buruk
Nursing bottle caries/ Karies rampan yang spesifik pada gigi-gigi anterior atas dengan riwayat
baby bottle caries bayi tertidur dengan botol masih dalam rongga mulut/ minuman
mengandung gula/ pemberian ASI dalam periode lama
Early childhood caries Usia <71 bulan memilik karies, tumpatan dan gigi yang hilang karena
karies
ANOMALI GIGI GELIGI
Anodontia Tidak ada gigi/benih sama sekali
Hipodontia Tidak ada gigi < 6
Aligodontia Tidak ada gigi >6
Peg shaped Ukuran gigi kecil, bentuk konus, gigi I2 dan M3
Dens invaginatus Variasi pit yang dalam pada cingulum sampai terlihat seperti bentuk
gigi
Dens evaginatus Tonjolan tuberkel di permukaan oklusi gigi, M dan C
Concresens Menytunya akar-akar 2 elemen gigi karena selubung sementum
menjadi 1
Taurodontia Bentuk kamar pulpa yang besar, seprti tanduk sapi
Kynodonia Kebalikan taurodontia, bentuk kamar pulpa kecil
Dens in dente Gigi dalam gigi
Fusi 2 gigi jadi satu pada mahkota, 2 saluran akar
Germinasi 2 gigi jadi sau pada mahkota, 1 saluran akar (terdapat sulcus pada
permukaan facial gigi)
Pulp stone Radiopak dalam saluran akar
Amelogenesis imperfecta Warna kecoklatan, tidak terlihat enamel pada radiolusen
Hipoplasia: bisa karena trauma (cek soal drg putri)
Hipkalsifikasi:
Hipomaturasi
Dentinogenesis Abu2 kebiruan
imperfecta
Dentin dysplasia Mahkota normal, akar seluruh gigi sulung dan permanen pendek
Congenital syphilis Hutchinson teeth : gigi incisivus berbentuk seperti gergaji, tampak
adanya cusps tambahan
Mulberry molar : supernumerrary cusp pada gigi molar

10 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Down syndrome Bentuk gigi microdontia dan lidah macroglosia
Fluorosis gigi
Natal teeth Muncul sejak kandungan
Neonatal teeth Muncul setelah lahir
Mesiodens Antara I anterior atas
Laterodens Bukal/ interproksimal selain gigi-gigi I sentral
Distomolar Distal M3
Paramolar Di sebelah gigi molar
Talon cusp Tonjol kecil di daerah cingulum gigi anterior
Amelogenesis imperfecta - Hipoplastik: lapisan email tipis, warna kuning kecoklatan, gigi
-Hipoplastik: email kurang sensitive, radiograf terlihat tipis emailnya (langsung dentin)
karena sel ameloblast - Hipomaturasi: email lunak,permukaan kasar, email mudah
kurang patah
- Hipomaturasi : email
ada, tapi tidak mauir
----hipokalsifikasi
----hipomaturasi
TUMBUH KEMBANG GIGI
Inisiasi (bud stage) Minggu ke 6 intrauterin, anomali jumlah
Contoh: supernumerary (mesiodens, laterodens, paramolar,
distomolar). Hiipodonsia (Oligo, hipo, anodontia)
Proliferasi (cap stage) Gagalnya benih gigi untuk berkembang
Contoh: Fusi, germinasi, concresen, odontoma
Histodiferensiasi (bell Contoh: amelogenesis imperfecta, dentinogenesis imperfecta,
stage) hipokalsifikasi email, hipodisplasia email
Morfodiferensiasi Makrodontia, microdontia, huutchinson
(Advanced bell stage)
Aposisi Deposisi matriks
Contoh : email hipoplasia
Kalsifikasi Pengendapan garam matriks
Contoh : email hipokalsifikasi
Etiologi persistensi Kelainan 2-3 gigi anak
Etiologi bad habit Kelainan anterior
Etiologi keterunan Kelainan molar (mesialisasi dll)
PERAWATAN PREVENTIF
Pit fissure sealant Pit dan fisur yang dalam pada gigi M1 permanen (telah erupsi
sempurna) pada anak dengan resiko karies tinggi
TAF NaF 2%, Aplikasi:
- Metode Knutson: pada usia 3,7,11, 13 tahun dengan tiap
perawatan 4 kali aplikasi dengan interval 1 minggu
- Metode Bibby : 3 kali/ tahunGigi bebas karies
White spot agar terbentuk remineralisasi
Acidulated phosphate 1 kali/ tahun; namun lebih efektif bulan sekali
fluoride (APF) 1,23%
Stannous fluoride (SnF2) Anak- anak 6 bulan sekali
8% Dewasa 1 tahun sekali
Preventif resin restoration Karies kecil pada pit dan fisur yang dalam (contoh soal: karies dentin
pada pit dan fisur)
Teknik restorasi gigi yang karies dan pencegahan karies secara simultan
tanpa perluasan preparasi menggunakan teknik etsa asam

11 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
CPP-ACP Lesi whitespot, tidak menggunakan fluor, hipersensitif dentin
MACAM LUKSASI
Intrusi Masuk kedalam soket
Ekstrusi Keluar dari soket
Avulsi Terlepas dari soket
Konkusi Tidak goyang, tidak bergeser, terjadi kerusakan ligamen
Subluksasi Kegoyahan gigi tetapi tanpa disertai perpindahan posisi
Luksasi lateral Selain intrusi dan ekstrusi (misal: ke labial, mesial)
SPACE MAINTAINER
Band and loop Mempertahankan space untuk gigi sulung yang hilang,
sesudah/sebelum M1 erupsi
M1 missing --> band atau abutment pada gigi m2 = unilateral
M2 missing --> band di gigi M1 (perhatikan umur pasien), sebelum I1
erupsi = bilateral
Crown and loop M1 missing, m2 pasca perawatan (dipasangkan SCC sebagai abutment)
Distal shoe M2 missing, M1 belum erupsi (dimasukkan ke dalam gusi M1 yang
belum erupsi)
Lingual arch wire Mempertahankan space post periode gigi decidui
-kehilangan gigi sulung a. Mandibular lingual arch
-memperhatikan lengkung b. Maxilar lingual arch
rahang 1). Nance
-mencegah pergerakan 2). Transpalatal
gigi ke anterior 4 gigi I1 RB erupsi sempurna, tidak crwoded (dipasang secara
-mencegah rotasi gigi fixed/cekat)
incisivus Pada pasien dengan kelainan cerebral palsy/sindrom lain
Alat removable Kehilangan 1 gigi dalam 1 kuadran
METODE PENDEKATAN ANAK
Tell Show Do Pasien cemas, pasien pertama kali ke drg (usia >5 tahun)
Menjelaskan-memperlihatkan-mendemonstrasikan
Modelling Pasien cemasn, pertama kali ke drg (usia <5 tahun)
Memberi contoh video anak seumuran, kakak/teman/ibu terlebih
dahulu
Desensitasi Memberikan rangsangan pada anak yang takut dengan
memperlihatkan alat dari yang ringan hingga berat/ ke yang
menakutkan, sampai tidak takut lagi
Reward Memeberi pujian
Reinforcement positif Anak menunjukkan tingkah laku positif, sehingga mau melakukan
perawatan = hadiah/kado
Reinforcement negatif Pasien tidak mau melakukan perawatan --> diancam
HOME Hand on mouth = meletakkan tangan di mulut pasien sambil
berkata/berbisik halus ditelinga pasien
Jika pasien berteriak2, menolak untuk diperiksam
Pasien sangat tidak kooperatif. Tangan kanan operator memegang
badan anak, tangan kiri menutup mulut anak. Anak dibujuk oleh
operator, anak berhenti nangis perawatan dilanjutkan, anak nangis lagi
lakukan hal yg sama dst.
Physical resistent Dipegangi ortu/dipegang pakai alat
Protectice stabilization & Anak sakit gigi sejak malam, ke drg, tidak mau dirawat, selalu
positive reinforcement berpegangan dibelakang ibunya
Komunikasi verbal Berbicara dengan sewajarnya

12 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Komunikasi non verbal Membelai tangan anak
One way method
Segitiga perawatan Drg---anak--- keluarga; dengan pasien anak berada di puncak segitiga
TINGKAH LAKU ANAK
Definitif negatif Menolak perawatan, menangis kuat, bersikap ekstrim
Negatif Cemberut, mengelak, segan menerima perawatan, selalu takut,
berpegangan dibelakang ibunya
Positif Mau untuk dirawat
Definitif positif Senang bahagia mau dirawat
Kooperatif tegang/tense Pandangan mata curiga, mau tapi takut
cooperative behavior)
Kooperatif tidak Menangis, menendang, memukul
terkontrol (uncontrol
behavior)
Kooperatif merengek Apapun yang dikerjakan drg, anak menangis
(whinning behavior)
Kooperatif menentang Menolak perawatan, tapi memiliki keberanian, cukup potensi untuk
(defant behavior) kooperatif
Malu-malu (timid Ragu-ragu, suka menangis, selalu bersama ibu
behavior)
SPACE GIGI ANAK UI 105
Developmental space Usia 5 tahun, ruang antara i RA dan RB karena pertumbuhan rahang ka
arah transversal, periode gigi deciui
Primate space Usia 5-6 tahun, cegah crwoding anterior, periode decidui
RA = distal i2
RB = distal c
Lee way space Gigi bercampur, M1 cusp to cusp
Anak 8 tahun, relasi M1 kiri cusp to cusp, M1 kanan neutroklusi,
bagaimana cara mengukur available space? Lee way space, mengurangi
2 mm sisi kiri bawah

Selisih c-m2 desidui dengan mesiodistal C-P2 permanen (RA ± 1mm, RB


± 3mm)
Periode mix dentition
Ugly ducking space < 7-8 tahun
Diastema anterior atas karena tekanan gigi C permanen yang sedang
erupsi, mendorong akar-akar I1 dan I2 ke arash mesial
Moyers
Nance
Huckaba
SOAL+JAWABAN

13 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
14 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
BIOLOGI MULUT

MEDIATOR INFLAMASI
Igd Radang akut
Igg Di CGF saat gingivitis dan periodontitis, kronis
Iga Saliva, CGF
Siga Sekret saliva
Igm Akut
Ige Hipersensitifitas tipe I
Igm dan igg Hipersensitifitas tipe II, III
CD4, CD8 Hipersensitifitas tipe IV
Neutrofil Rangsangan pertama yang merespon nyeri
PMN Mediator inflamasi yang respon radang akut, 2 hari
Makrofag Mediator inflamasi yang respon radang kronis
RESPON NYERI KARIES
Dentin primer Pertama dibentuk dari lahir
Dentin sekunder Terbentuk sesuai pertambahan usia
Dentin tersier Adanya respon dentin
a. Reaksioner/skelorik : karies/inflamasi/radang dentin
b. Reparatif
Rangsangan tindakan treatment (pulp caping, TAF)
Reseptor nyeri Prostaglandin
Serabut A Beta Karies email – mekanoreseptor
Serabut A Delta Karies dentin – nosiseptor/nyeri, nyeri tajam, cepat, seketika,
terlokalisasi
Serabut C Nekrosis pulpa
Nyeri tumpul, lambatm menetap, tidak terlokalisasi
OTOT
Membuka mulut Pterygoideus lateralis, temporalis, genohioid, digastikus
Menutup mulut, setelah anestesi Pterygoideus medialis
tidak bisa buka mulut
Otot senyum Levator anguli oris, zygomaticus minor
Otot ketawa Zygomaticus mayor
Otot pengunyahan Buccinator
Menutup bibir, pipi, dagu Orbicularis oris
Anestesi N. Lingualis Mngenai Pterygoideus medialis, ke bawah dan ke depan melalui
M. Milohioideus
Anestesi N. Alveolaris inferior Melalui Pterygoideus lateralis
Anestesi Mentalis Mengenai M. Triangularis, bibir bawah
Anestesi labialis M. Mentalis
Ligamen oblique Ligamen yang rusak bikin gigi goyang
SALIVA
Cystatin Antiviral, antibakteri
Defensim Antivirus
Glicoprotein Remineralisasi
Gustin Gangguan pengecapan
Histatin/histidine rich protein Antifungi
Laktoferin Antibakteri. Komponen terkecil dari lisozym
Lysozym Antibakteri
Mucin Antivirus, tidak spesifik, Mulut kering penggunaan DILANTIN
epilepsi, lubrikasi

15 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Proline rich protein Remineralisasi
Staterin Reminealisasi, cegah pembentukan kalkulus
Immunoglobulin antiviral
DUCTUS SALIVA
Duktus stensen Glandula parotis
Duktus wharton Glandula submandibularis
Duktus bartholin Glandula sublingualis
PENUNJANG
Ziehl neelsen Bakteri tahan asam
Muir Kapsul
Burri-gins Kapsul
Scaeffer-fulton Spora
Tes agar glukosa Jamur
Micological smear Fungi
Acid fast bacillus TBC
Mucicarmin Asam mukopolisakarida
PAS Pewarnaan candida pada hifa
Biru toluidin Karsinoma sel
Alcyan blue Nakteri gram -, dinding sel, proteoglikan
Kista Aspirasi pungsi
Drug of Choice dan anestesi
Ibu hamil Paracetamol, penyakit jantung (paracetamol/ibuprofen,
naproxen,indometachin)
Maag
Asam traneksamat Menghambat aktivator plasminogen
Amoxicillin Menghambat sintesis dindin sel bakteri
Metronidazol Menghambat sintesa protein
Antiinflamasi Dexametahon, cataflam
Antibiotik jika alergi penicillin Eritromicin, klindamycin, lincomycin
Periodontitis Ciprofloxacin, kombinasi metronidazole
Antijamur Nystatin (gol. Polyene), clotrimazole (tidak indikasi untuk infeksi
sitemik)
Antivirus Acyclovir
INERVASI DAN SARAF
V Neuralgia trigeminal
N. Opthalmicus, N. Maksilaris, N. Mandibularis
N. Maksillaris N. Alveolaris superior anterior + N. Nasopalatinus
N. Mandibula Bagian posterior: N. Alveolaris Inferior+N. Lingualis, N. Bukalis
Bagian anterior: N. Labialis, N. Mentalis
IX dan X (Glossofaringeus dan Muntah saat lidah bagian belakang tersentuh kaca mulut
vagus)
Saraf markel Sentuhan ringan
Saraf meisner Saraf rabaan
Saraf nosiseptor Saraf nyeri
Saraf pacini Saraf tekanan kuat
N. lingualis 2/3 anterior lidah secara sensoris umum
N. bucalis Pipi dan gingiva bukal bagian inferior (sensoris)
N. Mentalis Cabang dari NAI
Gingiva labial RB, kulit dagu, cutis dan membrana mukosa
labium oris inferior

16 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
N. alveolaris inferior (NAI) Seluruh gigi-geligi RB
Anestesi lokal Menghambat terbukanya ion Na di membran saraf sensoris
Stroke Mepivacain 2%
Simpatik Saliva kental, sedikit
Parasimpatik Saliva encer, banyak
MIKROORGANISME RONGGA
MULUT
Tuberkulosis Mycobacterium tuberkulosis (Tes Mountox),
Cheilitis Monoliasis (Candida albicans + Strep. Aureus)
Sifilis Treponema pallidum
Karies, OH buruk Pioner= S.Sanguinis, Streptococcuss Mutans
Saluran akar sebelum dirawat P. Endodontalis dan Enterococcus faecalis
Saluran akar setelah dirawat Enterococcus faecalis
Abses apikalis dan nekorsis Fusobacterium N.
pulpa
Gingivitis P. Gingivalis (Gram -) Anaerob, obligat anaerob
ANUG Fusobacterium N., spiroceta
Periodontitis agresif Agrebacterium actinomiceus
Periodontitis kronis P. Gingivalis, Provetla intermedia, Nucleatum, fusobacterium
Inisiasi plak s. sanguinis
Abses gingivitis P. Gingivalis
kalkulus supragingiva Gram positif
kalkulus subgingiva Gram negative
abses Fakultatif anaerob
poket, periodontitis Obligat anaerob
Enterococcus Faecialis Saluran akar gigi nekrosis
SOAL+JAWABAN

17 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Dental Material
SIFAT MEKANIS BASIS GIGI TIRUAN
Fatigue Ketahanan pada pemakaian
Tensile strength Tarikan polimer, menyebabkan retak
Impact = kekakuan Impact rendah akan menyebabkan patah
Flexural strength = transverse strength Bagus kalau tinggi, sehingga kelenturan tinggi, jika
material patah tidak langsung terbagi 2 sisi

Ditekuk, patah ditengah


Transverse strength Tidak mudah patah
Retention strength Upaya pelepasan
Yield strength Dipukul terus menerus
Crazing (kumpulan impact) Impact terus menerus akan menyebabkan pecah
berkeping-keping
Modulus elastisitas Kekakuan bahan, ketahanan bahan mengalami
deformitas
Compressive strength Kekuatan material menahan beban yang semakin
mengurangi bentuk, ditekan terus
Shear strength Diplintir, digeser
TAHAP-TAHAP KURING PANAS
Wax model, lalu Flasking Menanam dalam kuvet
Wax elimination Penggodokan
Packing Memasukkan akrilik
Curing Pematangan, polimerisasi
AMALGAM
Merkuri > Amalgam keras, grimpil
Triturasi < Amalgam tidak homogen, tidak keras
Over triturasi Amalgam terasa panas, susah diambil dari kapsul,
tampak basah mengkilap dan lunak (plastisitas
rendah, konstraksi tinggi, working time menurun
Under triturasi Tampak kering, mudah hancur saat dijatuhkan pada
ketinggian 30 cm (porusitas tinggi)
BAHAN CETAK
Alginat/ hidrocolloid irreversible Model studi/ mencetak anatomis
Fase alginat Sol : saat bubuk alginat dicampur air > gel
sineresis Pengkerutan, karena didiamkan lama tanpa diberi
air, pelepasan air karena setting
imbibisi Ekspansi, penyerapan air
evaporasi Pelepasan air karena penguapan (panas). Sering kali
sineresis dan evaporasi terjadi bersamaan apabila
dikeluarkan dari mulut dan terpapar udara pada suhu
ruangan.
Elastomer: Model kerja GTC, onlay/inlay dan GTL
1. Medium body dan putty
2. Monophase/polyvinyl siloxan/silikon
adisi
Polymerization shrinkage Alginat terbuka lama -> menyusut
BAHAN LINER
Composite lining Untuk lining pada bahan komposit
Resin based cement

18 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Resin kompomer
Zinc phospate = figre 8- strop Untuk logam (onlay/inlay dan amalgam)
GIC dan Resin Modified GIC Untuk lining pada tambalan GIC atau sanwich atau
komposit
PENGADUKAN
Figure 8- strop Alginate, zink fosfat
Gather from a pad Pasta-pasta, ex:ZOE
Rotary mixing Pengadukan alginate dengan mesin
Fold and press mixing SIK
TIPE GIPS
Tipe 1 (impresion plaster) Sudah tidak digunakan
Tipe 2 (plaster of paris) Model studi
Tipe 3 (dental stone) Model kerja GTSL dan GTL
Tipe 4 (dental stone, high strength) Die pada inlay, Inlay crown, bridge, GTC
Tipe 5 (dental stone, high strength, high Paling mahal
expansion)
JENIS WAX
Inlay wax Pembuatan inlay
Sticky wax Reparasi plat patah
Utility wax Extension sendok individual
Boxing wax Memberi batas cetakan pada waktu diisi gips
Casting wax Pola kerangka logam tiruan
Based wax/baseplate wax Sebagai biterim gigi tiruan
BAHAN RESTORASI
Packable komposit Kelas 1,2,5 (MOD)
Flowable komposit Lesi servikal, restorasi gigi desidui, kavitas kecil,
tekanan kunyah rendah
Mikrofilled komposit Kelas III, IV
Nanofilled komposit Kelas I,II,III,IV,V
Kompomer Lesi servikal kelas III,V, gigi desidui, kelas I, II teknik
sanwich kelas II
Hybrid ionomer Lesi servikal, kelas III, gigi desidui kelas I, teknik
Contoh= RMGIC sandwich kelas II
Glass ionomer Lesi servikal, restorasi kelas V dewasa
RESIN AKRILIK
Residual monomer Bensoil acid, Iritasi sekitar gigi tiruan
Metyl metakrilat Benzoil acid, Iritasi, mukosa kemerahan dan panas
Insisiator Benzoil peroksida
Aktivator Dimetil P Tolouidin
Self cured + soft liner Relining, GTL Longgar
Heat cured Rebasing, retensi hilang dan base sudah berubah
warna
Resin akrilik tebal pada bagian porus, dan Suhu polimerisasi terlalu tinggi
merata
RESIN KOMPOSIT
Retensi Mikromekanis
Bahan pengisi
Bisgma + UEDMA Basis resin/filler
TED GMA Pengencer
Amin Inisiator

19 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Champoroquinon Aktivator
BAHAN PASTA GIGI
Pottasium oksalat Desensitisasi/antingilu
Strontium chloride
Natrium fluoride 5%
Zinc sitrate Antibakteri/mikroba
Sodium fluoride Remineralisasi (terapeutik)
Hydrogen peroxide Bleaching
Disodium pyrophosphate Stain rokok
Sodium bikarbonat Mencerahkan gigi, menghilangkan debris,
menghaluskan, staning kopi
Tetrasodium pirophosphat Karang gigi
BAHAN PSA
Irigasi Naoh 2,5%
Chlorhexidine 0,2-2%
Chelating agent EDTA – smear layer
BAHAN TUMPAT
Asam poliakrilat 10% Dentin kondisioner, menambah retensi
Asam fosfat 37%, 35-50% Etsa
Asam polikarboksilat Liquid GIC
Generasi III Selective/multi
Generasi IV Total multi/3 step
Generasi V Total 2 step ; etsa (primer + bonding)
Generasi VI Self 2 (etsa + primer) + bonding
Generasi VII Self 1 (etsa + primer + bonding)
PRINSIP DESAIN PREPARASI
Outline form Batas preparasi
Retention form Retensi, tidak mudah lepas
Resistance form Resistensi, tahan terhadap tekanan/gaya
Convenience form Kemudahan akses untuk insersi bahan tambal
Removing of remaining caries Menghilangkan sisa karies
Finishing enamel wall Membentuk sudut pada dinding
Toilet of cavity Lubrikasi, antivirus
SOAL+JAWABAN

20 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
RADIOLOGI
Teknik Radiografi
Teknik Indikasi
Intraoral
Periapikal bisecting Gigi & jaringan pendukung, pakai bidang bagi
Periapikal paralel Gigi & jaringan pendukung, pakai film holder, distorsi
minimal (jaringan perio, PSA)
Bitewing Karies proksimal, penurunan alveolar
Oklusal Lesi dasar mulut/palatum
Extraoral
Panoramik Impaksi gigi >1, erupsi gigi, kelainan maksila mandibula
Sefalometri lateral Perencanaan orto, ortognati, evaluasi pertumbuhan,
kelainan skeletal
Posteroanterior Fraktur tulang facial wajah, melihat pertumbuhan fasial,
trauma, kelainan pertumbuhan, sinus frontal, sinus
ethmoidal, orbita, nasal cavity, hiper plasi hopoplasi
condyle, lesi 1/3 body+ramus
Anteroposterior Ruang basis crani, tulang frontal&rahang, mandibula
Water’s/Occipitomental standar Sinus maxillaris, menghindari superimposed basis crani
Reverse towne (buka mulut) Fraktur kondilus mandibula dan ramus, tmj disorder
Transorbital TMJ, tulang wajah
Transcranio-lateral Proyeksi TMJ, internal dearrangement, klikling
Lateral oblique Fraktur mandibula, TMJ (tidak bisa buka mulut)
Lateral skull Tulang fasial dari lateral, basis crani T cranium,
pergeseran maksila
Kesalahan Radiograf
Kesalahan Gambaran Penyebab
Bercak coklat keabuan Bercak coklat keabuan Terlalu cepat fixer/larutan
kadaluarsa
Cone cutting Tepi terpotong setengah Sinar X tidak tepat pada
lingkaran pertengahan film
Double exposed Dua gambaran radiografis = Film telah terpakai sebelumnya
ghost image
Elongasi Pemanjangan gigi-geligi Sudut terlalu kecil, arah sinar
terlalu ke oklusal
Foreshortening Pemendekan gigi-geligi Sudut terlalu besar, arah sinar
terlalu ke apikal
Over developed Gambar terlalu gelap Terlalu lama developing
Overexposed Gambar terlalu gelap Penyinaran terlalu lama
Overfixer Terlalu terang, kurang kontras Terlalu lama fixer
Reversed film Herring bone marker (seperti Film terbalik
segitiga-segitiga)
Tire track (seperti titik-titik)

Sidik jari Gambaran berupa sidik jari Pencucian tanpa klip


Superimposed Gambaran tumpang tindih Adanya benda asing
Under developed Gambar terlalu terang Terlalu sebentar developing
Underexposed Gambar terlalu terang Penyinaran terlalu singkat
Underfixer Terlalu terang, kurang kontras Terlalu sebentar fixer

21 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Unexposed film Film transparan, tidak ada
gambaran
Panoramik Gigi anterior melebar & buram Posisi dagu pasien terlalu jauh ke
belakang
Gambar besar sebelah Pasien menoleh
Gigi geligi bentuk V Menunduk
Gigi geligi membentuk U Mendongak
terbalik/garis oklusal mendatar
Servical melengkung Membungkuk
Gigi membesar Dibelakang vocal throug
Gigi mengecil Didepan vocal throug
Radiolusen melebar pada apikal Lidah tidak menyentuh palatum
gigi-geligi langit-langit
Prinsip ALARA
Justifikasi Perlu/tidak dironsen. Manfaatnya harus lebih besar dari radiasi
yang diterima.
Misal:
- dokter memberi rujukan untuk mendapatkan diagnosa
- jika mau lihat 48 impaksi, pake panoramik ->
bertentangan justifikasi
- ronsen 36 periapikal -> sesuai justifikasi
Optimation Penggunaan dosis optimal.
Limitation Jumlah dosis yang diterima tidak melebihi NBD
Misal:
- ibu hamil menggunakan apron (trimester ke II) -> untuk
limitasi
Efek Biologi Radiasi
Somatik Orang yang terkena radiasi
Stokastik Ada batasan dosis maksimal, sekecil apapun ada efeknya (ibu
hamil)
Efek yang ditimbulkan pada jangka waktu yang panjang. Biasanya
terkait mutasi genetik
Non stokastik/deterministik Batas dosis maksimal efek langsung. Misal kemo menyebabkan
rambut rontok dan kulit hitam, xerostomia, katarak, kemerahan
pada kulit
Efek Ionisasi
Fluoresensi Sesudah ronsen dimatikan masih terdapat ionisasi. Misal pada
jaringan keras, oleh karena itu ibu hamil tidak boleh dironsen
Fosforesensi Sesudah ronsen dimatikan tidak meninggalkan ionisasi. Misal
jaringan vital
Gambaran Radiografi
Abses Ligamen perio + lamina dura menghilang
Abses periapikal Penebalan periodontal, terputusnya lamina dura, radiolusen
difus di apikal
Adenomatoid OT Mendesak gigi ke lateral kiri & kanan
Ameloblastik fibroma Radiolusen monolokuler, tepi tidak jelas & halus, resorpsi akar
eksternal
Ameloblastoma  Bentuk bervariasi, unikistik s/d multilokuler
 Berlobus-lobus, soap bubble
 Batas umumnya berbatas jelas

22 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
 Efek mendesak gigi, resorpsi akar, ekspansi tulang
Ankylosis Tidak ada lamina dura dan jaringan periodontal
Benign Batas jelas/berkapsul
Calcifying epitelial tumor Area terkalsifikasi
Calcyfying odontogenic csyt

Complex odontoma  Sering pada daerah posterio


 Tampak tidak teratur
 Gambaran radiopak pada struktur gigi dikelilingi radiolusen
tipis
 Massa gabungan tunggal radiopaque
 Masa tak berbentuk dikelilingi radiolusen dalam tulang
Compound odontoma  Sering pada daerah anterior
 Terlihat struktur berbentuk gigi (dentikel)
Condensing osteitis Non vital, tulang di apeks menebal, odontogenik, respon kronis
dari granuloma, TIDAK RESORPSI AKAR, penebalan lamina dura,
masih ada lig. Periodontal
Condylar hyperplasia
Condylar hypoplasia
Dentinogenesis imperfecta Seperti jamur
Disc displacement with red Clicking
Disc displacement without red Locking, tidak bisa buka tutup mulut
Enamel hipoplasia Radiolusen di oklusal gigi dengan bercak radiolusen di mahkota
Fibrous displasia Orange peel, ground glass
Garre osteomyelitis Pada anak, bengkak batas jelas, konsistensi keras, nyeri tekan (-),
Osteomyelitis kronis pada anak, onion skin
Giant cell granuloma Biasanya di anterior
Granuloma periapikal Bulat, batas jelas, tidak tegas (kronis dari abses periapikal)
Hiperparatiroid Groound glass appearance
Hipersementosis Akar membesar, pure radiopaque, penebalan periodontal &
lamina dura mengelilingi 1/3 apikal, periodontal masih terlihat
adiopaq pada 1/2 akar gigi dan tambak membulat
Kista developmental

KOT/OKC Mendesak kanalis mandibula ke inferior -> diatas canalis


mandibula, malignant
radiolusen batas radiopak, tepi halus dan jelas, bisa resorpsi,
scallop border,
Mucositis Penebalan dinding sinus, ada gigi masuk/oerforasi
1. Dinding hilang > sinus approximation
2. Lig. Periodontal dan lamina dura didalam sinus > non
approximation
Odontoma Menghalangi erupsi gigi lain, totaly Radiopaq
Osteoarthrytis Caput condyle tidak merata, osteophyte, bengkak, erosi
Osteoma Pulau pulau radiopaq tapi di rahang, tanpa dibatasi radiolusen
Osteomielitis akut Onion skin, Mouth eaten appearance
Osteomielitis difus Cotton appearance/difus
Osteomielitis kronik
Osteomielitis kronik supuratif Worm eaten appearance

23 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Osteomielitis poin Radiolusen poin
Osteosklerosis (dense bone
island)
Periapikal cemento dysplasia Radiopak radiolusen
Periodontitis apikal Lig. Periodontal melebar, lamina dura terputus-putus
Retention pseudo cyst Karies mengenai pulpa, lesi di apikal, sinus approx
Rheumatoid Atritis Banyak erosi
Sementoblastoma Menyatu dengan akar, radiopaque disertai kabut radiolusen difus
menyerupai kapas (cotton woll), resorpsi akar, biasanya di gigi
P&M, titik-titik radiolusen pada area radiopaq, tegas
Sementoma Lesi opak bulat di daerah periapikal gigi, batas tegas, vital. Yang
membedakan dengan hipersementosis terdapat pada struktur
internalnya. Biasanya anterior
lesi radiopaq berbatas jelas di apikal gigi vital
Sialolithiasis Sakit saat melihat makanan/asam
Skleroting osteitis Periapikal radiopak dengan bentuk ireguler berbatas tidak tegas
radiolusen disertai pelebaran ligamen periodontal
Complex odontoma dengan Radiopak disertai garis radiolusen tipis yang mengelilingi area
infeksi sekunder radiopak.
Lesi terdiri dari zona radiopak dan radiolusen yang bervariasi
Ameloblastic fibroma Radiolusen monolokuler batas tepi jelas, akar gigi yg terlibat
resorpsi, krepitasi
SOAL+JAWABAN

24 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
BEDAH MULUT
SYOK
Sinkop > Kasih oksigen Pasien cemas, takut, kesakitan berlebih, pucat,
pusing, keringat dingin, nadi masih teraba,
penurunan kesadaran

Early : palor(pucat), berkeringat, nausea, cemas


Late : dilatasi pupil, ngantuk, tensi turun,
bradikardi, gerakan konvulsif, tidak sadar
Syok Anafilaktik > Adrenalin 1:1000 0,3-0,5 cc Reaksi alergi misal anestesi, urtikaria, dada
IM berdebar, pusing, tensi turun, nadi tidak teraba,
kulit dan kuku kebiruan
Syok Kardiogenik Kegagalan fungsi pompa jantung
Syok Sepsis > Antibiotik Infeksi menyebar luas seluruh tubuh
Syok Neurogenik Kerusakan sistem saraf, spina
Syok Hipovolemik > Infus, transfusi darah Kehilangan darah/cairan
ABSES
Canine space Superior origo levator anguli oris: extraoral
Inferior origo levator anguli oris: intraoral
Abses fossa canina Abses yang melibatkan infraorbita, kelopak
mata bawah, hidung
Spatium buccal Superior m.buccinator: extraoral
Inferior m.buccinator: intraoral
Abses bukalis Abses yang melibatkan daerah pipi-inferior
mandibula
Mandibula Superior m.mylohyoid: intraoral
Inferior m.mylohyoid: extraoral
Gingival Terbatas pada margin/interdental, benda asing
Selulitis Keras seperti papan, sakit, bengkak, edema
Ludwig’s angina Sakit menelan, sulit bernafas, lidah terangkat,
bengkak mencapai 3 spatium
Subkutan
Periapikal
Submukosa
Subperiosteal
Submandibula
Submental
Infratemporal Abses yang melibatkan daerah zygoma-dekat
telinga
Penyakit
Alveolar osteitis/ dry socket 3-5 hari setelahexo, soket abu2, gingiva sekitar
kemerahan, edem, nyeri tekan
Ankylosis Tidak ada lamina dura
Atypical Facial Pain Sulit menunjukkan daerah mana, lama, bisa
bilateral, tiba-tiba sakit
Bell’s palsy Lesi/jejas saraf permanen, bisa karena infeksi
Burning Mouth Syndrom (karena obat  Sensari terbakar dalam mulut
Methformin/Captopril)  Perih dan panas pada mukosa mulut,
terutama pada saat makan makanan
berbumbu (pedas) dan hilang setelah

25 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
minum
 Riwayat konsumsi obat
 Badan panas (hot flushes), wanita,
menopause
IO dan EO tanpa kelainan nyata
Cleft lip palate Arkus faringeal 1
Cluster headache Sakit kepala berulang pada pola tertentu
Cluster headhache Sakit berpola pada siklus tertentu, mata berair,
berkeringat, alkoholik, gangguan jam biologis
Cluster migrain Sakit kepala sebelah berulang pada pola
tertentu
Cluster migraine Red migraine, lama
Crouzon syndrome Tengkorak kecil, sutura fusi terlalu dini
Dry Socket/Alveolitis Sakit beberapa hari pasca cabut, lapisan keabu-
abuan, jaringan nekrotik, gingiva kemerahan,
nyeri tekan (+)
Ektodermal displasia Banyak gigi ga ada, kulit kering, gigi C bentuk
conus, rambut tipis kecoklatan
Fasial paralysis Luka saraf, biasanya iatrogenik misak ketusuk
jarum
Frey's syndrome Kelainan pada glandula parotis dan
N.auriculotemporalis, sering berkeringat
Glossofaringeal Nyeri hebat berulang kali di tenggorokan
Hipoglikemi Kekurangan glukosa, lelah, pusing, pucat,
Minum/makan manis gemetar, lapar
Labiochisis Unilateral: complete, incomplete
Bilateral: complete, incomplete
Myofacial Pain Disorder Sakit kepala menyebar, terutama pagi hari
Oroantral communication Sesaat setelah pencabutan, tidak ada bau
Oroantral fistula Beberapa lama setelah pencabutan, bau mulut
Osteoradionekrosis Nekrosis tulang setelah radioterapi
Post Herpetic Neuralgia Setelah Herpes Zooster
Ramsey Hunt Syndrome = Herpes Zooster
Oticus = Nervus Intermedius Neuralgia
Ramsey hunt’s Komplikasi herpes zoster, mengenai n.
Auditorius, vesikel kecil dekat telinga,
menyerang telinga
Ranula Lesi dasar mulut
Sialodenitis Infeksi kelenjar saliva
Trigeminal Neuralgia Pain Tajam, beberapa detik hingga 2 menit, 1 sisi,
Sakit hebat, detik-menit, tiba-tiba, berulang,
hilang timbul. Biasanya ada trigger, menusuk
tajam, bisa karena komplikasi herpes.
FLAP
Pedikel (bukal, lingual, palatal) Fistula oroantral, nasoalveolar, OAC
Rectangular Akses lebih besar (jarang digunakan)
Semilunar Apikoektomi, Enukleasi
Trapezoidal Anterior RA
Triangular Akses luas ke apikal, posterior M3
Flap posisi lateral Resesi sampai mukogingiva, papilla normal,

26 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
gingiva cekat sebelahnya dalam batas normal,
belum ada kehilangan tulang alveolar
PERAWATAN
Alat pacu jantung Bisa cabut setelah 6 bulan pemasangan alat
Dialisis Setelah 1 hari cuci darah (heparin hilang)
Kemoterapi 2 minggu sebelum kemo
2 bulan setelah siklus kemo
Radioterapi 10-21 hari sebelum radioterapi (exo biasa)
4 minggu sebelum radioterapi (operasi besar)
Tidak boleh cabut setelah kemoterapi
(osteoradionekrosis)
Perdarahan pasca cabut Tampon, adrenalin, spongostan, suturing
Ranula Marsupialisasi
Perawatan dislokasi TMJ Reposisi (kalau osce pakai hipocrates)
Arthroplasty Kondil buatan
Menisectomy Penggantian patela di lutut

Dislokasi TMJ
Condyle di anterior eminentia articularis
Reccurent Sering terjadi
Habitual Balik sendiri
Ankilosis TMJ Trismus, wajah asimetris, kondil bergeser, tidak
ada fraktur
Dislokasi TMJ Tidak bisa menutup mulut, sakit sekitar TMJ,
kondil di anterior eminentia artikularis
Anestesi
Bahan anestesi Lidokain 2% (pasien normal)
Mepivakain 3%/2%, Prilokain 4% (ada sistemik)
Adrenalin Pasien normal maks 0,2 mg
Tidak untuk jantung & stroke
Jantung terkontrol  1:200.000, 0,04mg
Dosis larutan Lidokain 2% = 2g/100ml = 20 mg/ml
Epinefrin 1:100.000 g/ml = 0,01 mg/ml
1:80.000 g/ml = 0,0125 mg/ml
Infil RA Supraperiosteal
N. Incisivus C & I RA
N. Palatinus Majus Palatum Durum
N. Mentalis Midline sampai regio P2
Tang cabut
RA
Anterior Lurus, paruh membulat
Premolar Huruf S, ujung tidak menyatu, tumpul
Molar Huruf S, 1 runcing bukal (takik), 1 bulat palatal
Radix Lurus paruh menyatu/bayonet
RB
Anterior Sudut 90o, paruh membulat
Premolar Sudut >90o, paruh terbuka
Molar Sudut 90o, takik 2 sisi
Radix Ujung bulat tertutup
Cowhorn 2 sisi runcing, Molar

27 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Teknik cabut
Pinch grab Cabut RA
Sling grab Cabut RB
JARUM
Curved (circle) needle  digunakan di KG Ukuran 3/8 (bukal ke lingual satu gerakan)
 Round bodied Ukuran ½ (bukal M RA & fasial I RA & RB)
 Cutting curved needle
Bentuk Ujung Jarum
Taper (bulat) Jahit otot, saraf, peritonium
Blunt (gepeng) Jahit usus, ginjal, limpa, hati
Triangular (segitiga) Jahit kulit, ligamen, fasia & tendon
Reverse Tapercut (segitiga lebih keci) Intra oral
Benang Jahit
Absorbable Non-Absorbable
Alami: catgut, kolagen, cargile membran, Alami: Silk (intra oral ukuran 3-0 & 4-0)
kangaroo tendon
Sintetik: polliglicolic acid (dexon) Sintetik: Nylon, polypropylene, braided,
polyester
Cek lab
DM akurat HbA1C
Darah mengalir terus CT BT
Zat pembekuan darah (Ion) Ca
Vit pembekuan darah K
Fraktur
Le fort I Floating jaw, horizontal, tulang dasar hidung
Le fort II Piramidal, racoon eyes, floating nasomaksilaris,
wajah memanjang, nasal bridge, infraorbita
Le fort III Zigomaticofrontalis, racoon eyes, orbital
TINGKAT KESADARAN
Compos mentis Sadar, bisa menjawab semua pertanyaan
Apatis Acuh tak acuh, tidak segera menjawab
Delirium Penurunan kesadaran/ mental dan motorik
kacau, halusinasi, ilusi, diorientasi, iritatif
Somnolen/letargi/obtundasi Mudahnya penderita dibangunkan, menjawab
verbal, mampu menangkis nyeri
Sopor/stupor Penderita tidak dapat dibangunkan sempurna,
reaksi terhadap perintah tidak konsisten dan
samar, tidak ada jawaban verbal, tapi gerak
menangkis terhadap nyeri
Koma ringan Reaksi terhadap rangsang nyeri tidak
terorganisasi, jawaban primitif, tidak bisa
dibangunkan sama sekali
Koma dalam Tidak ada sama sekali jawaban
FRAKTUR
Frakur simple Fraktur yang tidak melibatkan jaringan lunak
Fraktur compound Fraktur yang melibatkan jaringan lunak/ada
luka terbuka
Fraktue communited Fraktur yang berkeping-keping
SOAL+JAWAB
Sel asal ameloblastoma Sisa-sisa lamina dental

28 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Sel-sel epitel odontogenik
Mulut mencong M. Orbicularis oris
Tappered cutting & reverse cutting Tipe jarum intraoral
Sterilisasi hepatitis B Autoklaf
Kandungan adrenalin 1:100.000 0,01 mg/cc
Kandungan adrenalin 1:80.000 0,025 mg/cc

29 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
ORTODONSIA
Klasifikasi Angle, Dewey
Klas I Neutroklusi
Cusp mesiobuccal M1 RA terletak pada buccal groove M1 RB
1 Crowding anterior
2 Protusif RA anterior
3 Crossbite anterior, overjet (-)
4 Corssbite posterior
5 Mesial shift molar RB permanen
Klas II Distoklusi
Cusp mesiobuccal M1 RA terletak lebih mesial dari buccal groove M1 RB, atau
Cusp distobuccal M1 RA terletak pada buccal groove M1 RB
Divisi 1 Anterior RA proklinasi/protusif, lip trap (bibir RB di palatal I RA), bibir atas hipotonik &
pendek, sulit menutup bibir, RA menyempit membentuk “V”
Divisi 2 Anterior RA retroklinasi/retrusif, deep bite, lengkung gigi persegi, otot perioral normal
Subdivisi Salah satu regio distoklusi, satunya neutroklusi
Klas III Mesioklusi
Cusp mesiobuccal M1 RA terletak di interdental M1 & M2 RB
True Klas III skeletal
Pseudo Mandibula bergerak ke depan saat menutup mulut, crossbite anterior, overjet (-)
Subdivisi Salah satu regio mesioklusi, satunya neutroklusi
Tipe 1 Edge to edge
Tipe 2 I RB crowding dan lebih ke lingual dari I RA
Tipe 3 Crossbite anterior, I RA crowding
KEBIASAAN BURUK
Thumb & digit I RA protusif Alat: habit breaker,
sucking I RB retrusif tongue crib
Profil cembung
Palatum dalam
Overjet besar
Tongue thrusting Multiple diastema&proklinasi anterior RA RB, Alat: tongue crib
open bite anterior
Mouth breathing Protusif, palatum dalam, OH jelek, gingivitis Alat: oral screen

Bruxism Atrisi gigi, gigi ngilu, gigi pendek Alat: Net gut, night
guard
Menghisap bibir Gigi tidak rata, molar neutroklusi, overbite>, Alat: lip bumper
overjet>, RB retroklinasi
Analisis Ruang & Pergerakan gigi
Slicing 0 – 2,5 mm
Tekanan kapiler 20-26
Tension gauge Alat ukur tekanan/gaya
Pont 4 anterior RA
Moyers 4 anterior RB, gigi bercampur, C1P2P2
Interrupted force Kekuatan berkurang perlahan sampai 0 (skrup ekspan)
Intermitten force Langsung jadi 0
Continuous force Misal coffin spring
Control tipping Apex gigi sedikit bergerak, pusat gerak di apex, yang bergerak hanya
mahkotanya
Uncontrol Apex gigi bergerak, pusat gerak di tengah gigi

30 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
tipping
Torque Akar bergerak
CEPHALOMETRI
DENTAL
IMPA (dental) 90±5, Inklinasi incisivus RB terhadap mandibula
>: inklinasi gigi I bawah lebih protrusif dari
I-SN (dental) 104±6, Inklinasi incisivus RA terhadap maxilla
>: inklinasi gigi I atas lebih protrusif dari basis
gigi-geligi.
Maxillary Incisor Position (Sudut yang dibentuk Normal : 220 / 4mm
oleh sumbu gigi I1 RA dengan Nasion-A) >: inklinasi I atas protrusif
<: inklinasi I atas retrusif
Mandibullary Incisor Position (Sudut yang Normal : 250 / 4mm
dibentuk oleh sumbu gigi I1 RB dengan Nasion- >: inklinasi I bawah protrusif
B) <: inklinasi I bawah retrusif
Interincisal Angle (Sudut yang dibentuk oleh Normal : 1300-1500
sumbu gigi I1 RA dan I1 RB) Sudut ini kecil bila inklinasi gigi insisif lebih ke
labial.
SKELETAL
SNA (skeletal) 82±2, Maxilla terhadap basis cranium
<: maksila retrognatik
>: maksila prognatik
SNB (skeletal) 80±2, Mandibula terhadap basis cranium
<: mandibula retrognatik
>: mandibula prognatik
ANB (skeletal) 2±2, Jarak maxilla-mandibula
< 2/-: mandibula prognatik (klas 3)
>2/+: mandibula retrognatik (klas 2)
Titik cephalometri Sella turcica (S) – Nasion (N) - Supra Mental (B)
– Subspinal (A)
FHP (Down) Orbita-Porion
ANALISIS JARINGAN LUNAK
E line (Estetic Line) Pronasal - titik anterior dagu (Pog)
Normal : Bibir atasà 4 mm
Bibir bawah à 2 mm
S line (Steiner Line) SubNasal - titik anterior dagu (Pog)
Normal : bibir atas dan bawah tepat di S line
H line (Harmony/Holdaway Line) Upper lip - titik anterior dagu (Pog)
Mengetahui facial skeletal convexityà tidak ada
ketentuan pasti
PROPORSI WAJAH
1/3 atas : Tricion - Glabela
1/3 tengah : Glabella - SubNasal
1/3 bawah : SubNasal - Menton
PERAWATAN ORTO
Preventif Mencegah terjadinya maloklusi. Ex: penambalan karies, SM
Kuratif Mencegah bertambah parahnya maloklusi yang sedang
berkembang. Ex: SR, serial ekstraksi, RME
Kuratif Perawatan maloklusi yang sudah nyata terjadià alat orto

31 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
KELAINAN
Gigantisme (anak) Tubuh lebih besar dari normal, tangan melebar, gigi berbentuk
sekop, rahang memanjang
Akromegali (dewasa) Tubuh lebih besar dari normal
Dwarfism Tubuh lebih kecil dari normal
Cushing syndrome Moonface, kortisol tinggi
Addison syndrome Kortisol rendah
ALAT ORTO
Diastema sentral >3 mm Double finger spring
Split labial bow
Labial bow (Retraksi) 1/3 cervical  palatal+ekstrusi
1/3 tengah  palatal
1/3 incisal  palatal+intrusi
Crossbite anterior Bite raiser posterior
Chin cap RB maju
Face mask RA maju
Aktivator Klas II divisi 1
kesling Memisahkan gigi gigi dari model studi dan menyusun kembali
PLAT EKSPANSI
Lateral, paralel, simetris Melebarkan ke arah lateral secara simetris
Lateral, paralel, asimetris Mengoreksi unilateral posterior crossbite
Lateral, non paralel/radial, Melebarkan lengkung gigi dari C-C
simetris
Lateral, non paralel/radial, Space regainer anterior, menyediakan ruang untuk I2 yang
asimetris mesiolabioversi
Anteroposterior untuk Menggeser 1 atau beberapa gigi posterior ke distal. Ex: C ektopik
pergerakann ke distal gigi2
posterior
Anteroposterior untuk Mengoreksi anterior crossbite
pergerakan ke labial gigi2
depan
Hubungan molar decidui
Flush/ vertical plane berkembang jadi Klas1
m2 garis lurus
Mesial step berkembang jadi Klas 1/3
Distal m2 bawah letaknya lebih ke mesial
Distal step (berkembang jadi Klas 2)
Distal m2 bawah letaknya lebih ke distal
Bentuk Kepala dan Tipe Wajah
Bentuk Kepala Tipe Wajah
Dolicocephali (panjang sempit) 70-74,9 Leptoprosop (panjang sempit)
Mesocephali (normal) 75- 79,9 Mesoprosop (normal)
Brachicephali (lebar pendek) 80-84,9 Euriprosop (lebar pendek)
Indeks kepala = Indeks wajah =

ANALISIS CAREY
0-2,5 mm Ekspansi
2,5-5 mm Pencabutan P2
5-10mm Pencabutan P1

32 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
<1/4 P1 Slicing bila gigi tidak rentan karies
Ekspansi jika kontraksi
1/4-1/2 P1 Ekspansi kombinasi slicing
Pencabutan P1 salah satu sisi jika ada pergeseran
midline
Pencabutan P2 di 2 sisi jika lengkung sudah simetris
>1/2 P1 Pencabutan P1 pada sisi tersebut
Obat pergerakan gigi sekaligus analgetik
Asam mefenamat (NSAID) Menghentikan nyeri sekaligus menghambat
pergerakan tulang
SOAL+JAWAB
Oklusi normal yang tidak bisa dilihat di Free way space
model
Teori piezoelektrik Tulang elveolar yang bengkok akan menghasilkan
sinyal listrik (tulang konkaf-> muatan negatif ->
deposisi tulang); (tulang konveks -> muatan positif -
> resorpsi tulang)

33 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
PERIODONSIA

PENYAKIT PERIO
Gingivitis Stage: Initial—Early—Establish—Advanced
Periodontitis kronis Penurunan tulang horizontal, OH buruk, usia >35 tahun, perkembangan
lambat
Attachment loss: Mild (1-2 mm)—moderate(3-4 mm)—severe (>4 mm)
Perluasan: localized (<30% gigi), generalized (>30%)
Periodontitis agresif Penurunan tulang vertikal, OH baik, usia <35 tahun, perkembangan
cepat, genetic
Klasifikasi: localized (M1 dan I), generalized (min 3 gigi selain M1 dan I)
NUG Bau logam, nekrosis papilla interdental dan margin gingiva—lapisan
putih kekuningan/ abu-abu, crater like depression pada papilla
interdental
NUP Sama dengan NUG tapi ada penurunan tulang dan attachment loss
Abses gingiva Biasanya karena benda asing
Abses periodontal Trauma oklusi, perforasi endo
Poket dalam, penurunan tulang alveolar
Gingival enlargement Etiologi:
1. Faktor lokal: kalkulus banyak
2. Medikasi: phenytoin, nifedipin, cyclosporine
3. Sistemik: hamil (progresteron)
Derajat:
0: tidak ada
1: papilla interdental
2: papilla dan margin
3: meliputi ¾ atau lebih mahkota
PENATALAKSANAAN PERIO
Pengukuran poket Nama- nama probe
WHO: CPITN
Michigan, William, UNC 15: poket biasa
Neiber: poket hingga bifurkasi
Kuretase Poket supraboni <5 mm
Poket infraboni moderate
Kuret gracey:
1-2: anterior labial
3-4: anterior palatal
5-6: anterior dan P
7-8: posterior bukal
9-10: posterior palatal/ lingual
11-12: posterior mesial
13-14: posterior distal
ENAP Internal bevel incision
Poket >5mm
Gingivektomi External bevel incision
False poket 4-5 mm
Desensitasi Gigi hipersensitif
Bahan: Stronsium fluoride, Sodium fluoride, Pottasium oxalate
ANUG Metro 500mg 3x1, Amox 500mg 3x1, multivitamin, antiseptik lokal, H2O2
3%

34 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Pembersihan interdental
Dental Floss Embrasur yang masih baik tanpa adanya resesi gingiva
Interdental Brush  Pada gigi yang berjarak tetapi masuk memiliki papila interdental,
dengan permukaan akar yang terpapar
Single Tufted Brush  Untuk gigi yang berjarak dan tidak terdapat papila interdental
 Membersihkan area furkasi yang terpapar
 Area dengan resesi parah
Wooden Pick / Tusuk gigi Untuk membersihkan sulkus gingiva atau poket periodontal, ujung tusuk
gigi tidak dimasukan ke interdental tetapi menelusuri sulkus.
SOAL+JAWAB
Splint gigi anterior Essig’s

35 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
KONSERVASI

Jawaban Kata Kunci


Pulpitis Irreversible + periodontitis Kavitas di sebelah mesiooklusal kedalaman dentin.
Perkusi (+), palpasi (-), CE (+), mobilitas (-)
Ro : Radiolusen tanduk pulpa mesial dan radiolusen pada
apeks mesial.
Abfraksi Kehilangan email sampai dentin pada gigi yang berbentuk
Buku UI Lama hal. 21 cekungan dan tajam, lesi servikal berbentuk V
Site 2 size 3 Karies pada bagian mesiooklusal dan meliputi seluruh
Buku UI lama hal.19 tonjol mesiobukal.
Tes anestesi Gigi terasa sakit berdenyut namun tidak dapat
menunjukkan dengan pasti gigi yang sakit. EO dan IO
tidak ada pembengkakan.
Abses apikalis kronis Gigi terasa sakit hingga kepala, gusi bengkak, bisul di gusi
Buku UI lama hal.13 di daerah gigi tersebut.
Abses periapikal Gigi, vitalitas (-), perkusi (+), perubahan warna (+)
Ro : radiolusen berbatas difus pada periapikal dan lamina
dura terputus.
Nekrosis pulpa disertai abses periapikal Gigi, perkusi (+), palpasi (+), mobilitas (+), vitalitas (-), gusi
akut sekitar gigi membengkak
Ro : area radiolusen difus pada periapikal gigi.
Nekrosis dengan fraktur Ellis kelas III Fraktur mahkota gigi melibatkan pulpa
dan granuloma Ro : area radiolusen berbatas tegas di periapikal dengan
Silabus hal. 6 diameter 4 mm.
Buku UI lama hal.98
Pemeriksaan subyektif Hanya penjelasan riwayat penyakit
Pulpitis irreversible symptomatic Gigi terasa sakit berdenyut sejak 2 hari lalu, karies
Buku UI lama hal.10 kedalaman dentin, vitalitas (+), perkusi (+)
Ro : atap pulpa yang tipis dan pelebaran ligament
periodontal
Lesi periodontik primer yang melibatkan Gigi dipasang mahkota penuh beberapa bulan lalu,
endodontik sekunder dijumpai pembengkakan pada furkasi bukal gigi disertai
Buku UI lama hal.158 kedalaman probing 3-4 mm dan pada daerah furkasi 6
mm, tes dingin pada gigi (-).
Supraperiosteal technique/infiltrasi Teknik anestesi pulpektomi
Pulpitis irreversible serosa Nyeri tambah hebat saat berbaring
Buku UI lama hal.10
Abses apikalis eksaserbasi akut Gigi sakit berdenyut 2 hari ini, dua bulan lalu pernah
Buku UI lama hal.13 bengkak.
Karies arrested Karies pada fissure dengan warna hitam dengan
konsistensi keras seperti enamel
GV Black Kelas II Kavitas pada bagian mesial pada gigi posterior
Buku UI lama hal.19
Adaptasi tepi servikal dibagian Wedge
proksimal
Tahapan setelah triturasi amalgam Burnishing, carving
Kelebihan Resin komposit Tidak mudah berubah warna, compressive dan tensile
strength lebih besar dari GIC
Prinsip preparasi amalgam Dinding bukal lingual konvergen ke oklusal, dinding

36 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
mesial distal sejajar
Ikatan GIC Fisiko-kimiawi
Surface Conditioner Asam poliakrilat 10%, menghilangkan smear layer
sehingga meningkatkan adhesi
Nyeri jika makan makanan manis Terjadi respon pulpa pada odontoblast di atas pulpa
Kehilangan tonjol Onlay
Apikoektomi, enukleasi Insisi semiluner
Bahan bleaching internal Natrium perborat, H2O2
Bahan bleaching internal Karbamid peroksida, H202
Kondensasi lateral Spreader ditekan ke apikal
Preparasi orifis Gates glidden drill
Preparasi saluran akar step back Circumferential filing
Preparasi saluran akar crown down Clockwise dan counterclockwise
Penjajakan saluran akar Watch winding dan back and forth
Penentuan panjang kerja Reaming
EDTA Pelarut anorganik (menghilangkan smear layer dan
melunakkan dentin), pelumas saluran akar
Flare up antar kunjungan Pasien datang dengan keluhan sebelum waktu yang
seharusnya

37 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
PROSTODONSIA
Sikap Mental Pasien Terhadap Perawatan
Menurut House (1937) Menurut Blum (1960)
1. Tipe Filosofikal 1. Pasien Reasonable
Percaya dengan kemampuan drg, Menghargai usaha drg, memahami
motivasi terhadap perawatan baik keterbatasan gigi tiruan
2. Tipe Exciting 2. Pasien Unreasonable
Tidak mudah percaya kemampuan drg,  Tipe Psikotik
motivasi terhadap perawatan baik Mengharapkan hal-hal yang
(banyak tuntutan) tidak mungkin dicapai
3. Tipe Histerical  Tipe Paranoid
Takut perawatan gigi, yakin bahwa Merasa tidak ada orang yang
perawatan akan berakhir gagal mampu mengatasi masalahnya
4. Tipe Indefferent  Tipe Manik Depresif
Tidak peduli, apatis, biasanya datang Sikap tidak menentu, kadang
atas dorongan orang lain (selalu cemas) puas, kadang kecewa terhadap
hasil perawatan
Teknik Mencetak Fisiologis (Model Kerja)
Mukostatik Flabby, tahanan jaringan tinggi, alveolar rendah
Mukodinamik Alveolar normal/tinggi
Selective pressure Tahanan jaringan kanan tinggi, kiri rendah atau sebaliknya
GTL Mukostatis  untuk tahanan jaringan apapun
GTSL  Mukokompresi
Free end
 Mukokompresi + Mukofungsional
Tahanan jaringan tinggi
 Selective pressure
Tahanan jaringan berbeda satu sisi dengan sisi lain
GTC Mukokompresi
Flabby Tahanan jaringan tinggi
Ada flabby satu sisi Selective pressure/Mukofungsional
Ada flabby menyeluruh Mukostatis
Border moulding Untuk mendapatkan peripheral seal pada tepi basis GT (Green stick
compound wax)
Cetak RB Samping kanan depan
Notes:
Teknik mencetak anatomis (model study)  semua GT  alginat
Retensi gigi tiruan: RA  Tuber Maxilaris, RB  Retromylohyoid space
Macam-macam Jenis Wax
Menurut Pola  Inlay wax
Untuk mencetak crown bridge
 Casting wax
Untuk pasak
 Baseplate wax
Untuk sendok cetak fisiologis, untuk basis (merah)
Menurut Teknik  Boxing wax
Processing Untuk membentuk tepi cetakan model kerja saat diisi gips (Beading &
Boxing)
 Utility wax

38 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Untuk muscle trimming (green stick), border moulding
 Sticky wax
Untuk menyambung gigi yang patah
Menurut Bahan Cetak Impression compound: untuk onlay
Tahap Processing Akrilik
Flasking Gips tipe II
Wax Elimination Membuang sisa wax
Packing Dimasukan ke cuvet
Curing/Processing Rebus
Deflasking Keluar dari cuvet
Finishing Bersih dari ekses, menghaluskan
Polishing Membuat mengkilap
Istilah-istilah Denture
Overdenture Gigi tiruan menutupi gigi/radix yang telah di PSA+di preparasi
Overdenture implan Gigi tiruan diatas implan
Immediate Denture Pasien tidak ingin terlihat, GT langsung dibuat setelah cabut
Gigi Tiruan Transisi GT sementara yang dibuat sebelum GT final jadi, misal GT yg dipakai
sambil menunggu osteointegrasi implan selesai
Kelly sindrom GTL RA, RB sisa anterior, RA anterior resorpsi, tuber membesar
Sandblasting Membuka pori untuk di isi resin (mikro tag)
Exostosis Penonjolan tulang
Relief Menghindari torus/exostosis
Patokan estetis Bentuk wajah
Huruf labio-dental Huruf “V”
GTSL
Klasifikasi GTSL Menurut Kennedy
Kelas I Bilateral free end
Kelas II Unilateral free end
Kelas III Bounded saddle
Kelas IV Saddle anterior (melewati garis midline)
Notes:
 Modifikasi ditentukan dari kelas paling rendah
 Kelas IV tidak punya modifikasi
Klasifikasi menurut Swenson: Kebalikan kelas I dan II Kennedy, kelas III dan IV sama dengan
Kennedy
Klasifikasi GT Free End
Kelas I a. Unimaksilaris unilateral
b. Unimaksilaris bilateral
Kelas II a. Bimaksilaris unilateral
b. Bimaksilaris bilateral
c. Bimaksilaris kontralateral
Kelas III RA hilang, RB anterior (Sindrom Kelly)
Kelas IV RB hilang, RA anterior
Kelas V Masih ada gigi untuk pegangan
Teknik Perbaikan Gigi Tiruan
Rebase Tukar semua basis dengan basis baru (misal karena longgar)
Reline Melapisi basis yang kurang cekat di salah satu bagian
Recountouring Memperbaiki kontur anasir gigi (misal karena trauma oklusi)
Rekonstruksi Kerangka logam tetap dipakai, anasir & resin dibuat ulang
Repair Memperbaiki/menyambung cangkolan/basis yang patah

39 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Relief Membebaskan torus/eksostosis
Bahan kerangka logam GTS Co-Cr
GTL
Efek Vertikal Dimensi
Vertikal Dimensi Tinggi Vertikal Dimensi Rendah
Clicking teeth/Horse shoe sound Wajah tampak tua
Wajah tegang, penuh, sulit menutup mulut Angular cheilitis
Sulit menelan & berbicara Bicara tidak jelas
Sakit pada puncak alveolar ridge Mengunyah tidak efisien, ruang lidah sempit,
TMD
Sulit mengucapkan huruf S Huruf S mendesis
Hipertonus otot wajah Costen Syndrome
MMR
Metode Willis MMR relasi sentrik
Penetapan gigit pendahulu Ada oklusi dari gigi indikasi cabut  bite rim, vertikal dimensi
(MMR)  cabut gigi  pake vertikal dimensi sebelum cabut
GTC
Macam-macam Bridge
Fixed-Fixed Bridge Konektor rigid pada kedua sisi pontik
Semi-Fixed Bridge Konektor 1 rigid, 1 non-rigid, dapat dipakai untuk gigi miring (sisi
non-rigid)
Cantilever Bridge 1 abutment saja, untuk anterior
Compound Bridge Gabungan 2 macam bridge
Spring Bridge Untuk gigi dengan diastema atau abutment jauh dari pontik
Adhesive/Maryland/Rochette Hanya sedikit dipreparasi. Rochette (Anterior), Maryland
Bridge (Posterior)
Teleskopik Untuk gigi malposisi miring > 20o
Pontik
Saddle Pontik Semua berkontak (tertutup), self cleansing (-), estetis (+), tidak dianjurkan
Ridge Lap Pontik ½ permukaan ridge tertutup, serviko-oklusal<normal (<5mm), bukal
berkontak, palatal gantung, self cleansing > saddle
Modified Ridge Sering dipakai untuk RA, jarak 3mm dari ridge ke pontik, cerviko-oklusal
Lap minimal 5mm (untuk self cleansing), self cleansing baik
Conical Untuk ridge tappering (anterior RB)
Ovate Masuk ke soket setelah pencabutan
Sanitary/Hygiene RB posterior, seluruh pontik menggantung, self cleansing terbaik, estetik (-),
Modified Sanitary Mirip sanitary, lebih melengkung
Prinsip Preparasi Untuk Retensi
Konvergen/derajat kekonusan anterior (5-6 derajat), posterior (2-4 derajat)
Meningkatkan luas permukaan (diameter dan panjang dinding preparasi)
Tambahan retensi berupa box, groove, atau pin hole
Mahkota klinis pendek  tambah groove, sudut preparasi minimal
Bentuk Akhiran Servikal/Finishing Line
All porcelain Shoulder
All metal Shoulderless  Knife edge/Feather edge
PFM Chamfer
Metal akrilik Chamfer
Rudimenter Shoulderless

40 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Bur Preparasi Crown/Bridge
Flame/Ellips Bur Bagian palatal/lingual gigi anterior (bentuk cekungan)
Flat End Tappered Bur Bagian incisal groove, labial groove, oklusal groove
Torpedo Bur Akhiran servikal chamfer
Long Thin Needle Proksimal
Round End Tappered Pengurangan permukaan oklusal posterior, untuk bevel 1/3 oklusal
Notes:
Prinsip Preparasi GTC  tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dalam preparasi 
mempengaruhi warna gigi
Sementasi Berdasarkan Bahan
Luting  Zinc Phospate
 GIC tipe I (sering digunakan)
Resin  Komposit
 Self curing
RMGIC Sementasi GTC lepas (sebelumnya GIC luting)
Kesalahan
Perubahan aksis gigi GTC Tidak pakai mahkota sementara
GT kasar Oksidasi
Grey line Garis abu di margin gingiva akibat PFM
SOAL+JAWAB
Ferrule effect Menyalurkan kekuatan tekan yang berpusat pada lingkar daerah
koronal
Wolkholf Pengecekan relasi sentrik
Two dot, niswonger cek vertikal dimensi
Kelly's syndrom GTL RA, bilateral free end RB
Adhesive bridge GTC, pasien tidak mau giginya dikurangi terlalu banyak
Chamfer Torpedo diamond bur
Modified ridge lap Pontic gigi RA
GTS Immediate Pasien tidak ingin terlihat ompong
Cantilever bridge Tidak mau dikurangi banyak
Adhesive Tidak mau dikurangi sama sekali
Anasir M3 GTL Membuat GTL RA & RB tidak stabil
Selective pressure Tahanan jaringan kanan tinggi, kiri rendah atau sebaliknya.
Border molding Untuk mendapatkan peripheral seal pada tepi basis GT
Pontic
 Ovate  Soket baru dicabut (immediate)
 Pontic modified  RA
ridge lap  Alveolar ridge runcing
 Pontic conical
GTC  Sifat mekanis penting Modulus elastisitas
 Pasien alergi  Aspek biokompatibilitas
 Bahan estetik dan kuat utk anterior  PFM
Bagian bahan gigi tiruan  MMA /Methyl Metacrylate Monomer
akrilik yang iritatif
Finish line PFM Chamfer
Sanitary pontic Gigi posterior RB
Pasak Panjang pasak 2/3 panjang akar, menyisakan gutap 4 mm, panjang
pasak sama dengan panjang makota klinis, diameter pasak ≤ 1/3
diameter akar

41 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Labial bar Gigi anterior RB inklinasi ke lingual, dasar mulut sempit, torus
mandibula besar, vestibulum dalam

42 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
KGM & ETIKA
Sistem Rujukan
Vertikal drg umum ke spesialis,sp ke subspesialis.
Horizontal Satu arah, drg ke drg, drg ke lab
Internal Dalam instansi yang sama
Eksternal Ke luar instansi
Medis Ke lab
Tenaga Ke Sp
Ilmu pengetahuan Rujukan berbagi ilmu
Jenis Klinik
Pratama Pel. Medik dasar, min 2 orang dr/drg
Utama Medik spesialistik/ medik dasar & spesialistik
Tipe RS
RS Tipe A Spesialistik luas & subspesialis
RS Tipe B Semua bidang spesialis
RS Tipe C Penyakit dalam, kebidanan, bedah, kesehatan anak
RS Tipe D Pelayanan kesehatan umum & gigi
RS Khusus Satu macam , ex : RS paru, mata
Bentuk komunikasi dengan pasien
Bentuk komunikasi Kegunaan
Verbal Pasien biasa
Non verbal Pasien gawat darurat
Intrapersonal Dengan diri sendiri
Interpersonal 2 orang
Kelompok >2, Orangnya tidak resmi
Organisasi Dalam kelompok, sifat lebih terukur terstruktur
Massa/Publik Lebih luas, tidak tersekat, tidak tahu batasnya
Level Komunikasi
0 Menolak/ acuh tak acuh
1 Dokter mendengarkan keluhan pasien tetapi sambil mengerjakan hal lain
2 Respon yang tidak nyambung antara dokter dan pasien
3 Dokter memberikan respon positif dan menghargai pasien
4 Komunikasi 2 arah antara dokter dan pasien
5 Dokter mampu merasakan keluhan pasien
Odds Ratio & Relative risk (RR
Odds Ratio (Case Control)

 OR = 1, bukan faktor resiko (FR)


 OR > 1, faktor resiko
Relative risk (Cohort)  Sesitifitas

 Spesifitas

Rumus-Rumus
Prevalensi

43 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Insidensi

Indeks DMFT rata-rata

Utilisasi

Kapitasi ( )

Unit cost Fixed cost + variable cost


Fix cost Sewa tempat, gaji karyawan
Variable cost Total kebutuhan bahan perawatan
Semi variable cost Listrik (ada/tidak ada pasien tetap berjalan)
Pendapatan dokter/bulan Fix cost (gaji) + jasa medis (variable cost)
Teori Lawrence & Green
Predisposisi (Predisposing factor) Pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, norma,
dll.
Pendukung (Enabling factor) Puskesmas, posyandu, tempat pembuangan sampah, uang,
dll.
Pendorong (Reinforcing factor) Sikap petugas, tindakan tokoh masyarakat, sikap keluarga,
dll.
Teori Leavel and Clark
Health Promotion (Primary) Penyuluhan, sikat gigi masal
Spesific Protection (Primary) TAF, FS
Early Diagnosis and Prompt Treatment (Secondary) Radiografi, scaling, restorasi
Disability Limitation (Secondary) PSA
Rehabilitasi (Tersier) Crown, denture
Teori Blum
Perilaku Kebiasaan
Lingkungan Fisik, sosial budaya, politik, ekonomi
Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Herediter Keturunan
Sasaran Program
Primer Tepat sasaran
Sekunder Tokoh adat/ tokoh masyarakat
Tersier Permbuat kebijakan
Bioetik
Autonomy/Respect of the person Menghargai keputusan pasien (inform consent)
Beneficence Sikap terhadap kesejahteraan pasien (non-medis), misal
menyarankan MJ/GT murah untuk pasien kurang mampu
Non-Maleficence/Do no harm Sesuai kompetensi (segala hal medis), tidak membahayakan
Justice Prinsip keadilan, tidak membedakan pasien
Pelanggaran etik, disiplin, hukum
Etik (sanksi oleh PDGI) Baik/buruk, lingkup diri sendiri, misal mengambil pasien sejawat,
spanduk/banner
Disiplin (MKDKI) Benar/salah, lingkup SOP, tidak sesuai kompetensi, misal foto
ronsen yang tidak perlu
Sanksi: terguran, pencabutan SIP/STR
Hukum (Pengadilan) Kriminal, membunuh, aborsi
STR Dikeluarkan oleh KKI
SIP Dikeluarkan oleh Dinkes Kabupaten/Kota

44 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Sertifikat Kompetensi Kollegium
Drg lulusan luar negeri Langkah administratif : melapor ke kemendikbud
Ukuran legalitas DRG STR, SIP, Ijazah, KTA PDGI
Direct causalship Hubungan sebab akibat yang nyata
Duty Kewajiban untuk melakukan suatu tindakan/ untuk tidak
melakukan suatu tindakan tertentu terhadap pasien pada kondisi
dan situasi tertentu
Dereliction of duty Penyimpangan kewajiban
Negligence Kelalaian
Malpraktik Tindakan yang salah menimbulkan kerugian pada pasien, harus
mencapai 4 aspek:
 Duty
 Dereliction of duty
 Damage (kematian/cacat berat)
 Direct causation (akibat tindakan dokter)
Medical error Terjadinya kesalahan saat tindakan, tidak sengaja
Unfeasable risk Sudah di anamnesis tetap syok anafilaktik
Inspaaning verbintennis Upaya
Resultaat verbintennis Konteks etikolegal untuk menanyakan hasil
Contoh: pasien menanyakan kepada dokter gigi tumpatan yang
telah dilaksanakan dapat bertahan untuk berapa lama
Deontology Memenuhi kewajiban dokter
Veracity Mengatakan hal yang sebenarnya/sejujurnya
Conficientrality Pasien percaya, dokter tidak boleh membocorkan rahasia penyakit
Near miss
Professional missconduct
Hak & Kewajiban Pasien
Kewajiban pasien Jika sudah setuju diawal, harus mengikuti prosedur perawatan dari
awal hingga akhir dengan dokter yang sama
Hak pasien Isi rekam medis
Undang-undang
57 (rahasia medis) UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Rekam medis UU No. 29 tahun 2004 46,47
IC UU PK No. 29 tahun 2004 45
46(1) Harus bikin RM
46(2) Harus melengkapi
KKI 16/KKI/PCR/VIII/2006 Tata cara penanganan kasus dugaan pelanggaran disiplin. Kec.
Kewajiban lapor pelaksanaan prak tiap 6 bulan sekali
UU praktik kedokteran no Drg wajib memberikan informasi tentang prosedur resiko yang tidak
29 tahun 2004 pasal 45 diinginkan secara lisan sampai dengan tertulis untuk tindakan yang
berisiko
UU praktik kedokteran no Rekam medis merupakan suatu dokumen yang harus dijaga dan
29 tahun 2004 pasal 47 disimpan kerahasiaannya oleh seorang dokter/dokter gigi/pimpinan
sarana pelayanan kesehatan
UU praktik kedokteran no Drg lulusan universitas luar negeri harus menjalani program
29 tahun 2004 pasal 30 adaptasi dan mengikuti ujian kompetensi
Fungsi RM
Documentary value Alat untuk membela diri jika drg dituntut
Education value Untuk penelitian
Financial value Untuk klaim asuransi

45 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Sampling
Simple random sampling Langsung random (sudah homogen)
Purpose sampling Ada syarat tertentu
Accidental sampling Tidak disengaja
Kuota sampling Ada maximum quota
Stratified sampling Berstrata
Metode Penelitian
Cross sectional Saat ini, pada waktu tertentu, cepat, murah, mudah, paling lemah nilainya
Case Control Retrospektif, melihat penyebab beberapa tahun ke belakang, ada perlakuan,
ada kontrol. Ada penyakit, wawancara kenapa bisa terjadi
Cohort Prospektif, dilihat progres beberapa tahun kedepan, kurang etis, paling tinggi
nilainya
Eksperimental Memberi perlakuan
Jenis data
Non-Parametrik  Nominal
Jenis kelamin, agama,tempat lahir
 Ordinal
Peringkat
Parametrik  Interval
Temperatur (tidak punya nilai 0 absolut)
 Ratio
Uang (punya nilai 0 absolut)
Data sekunder kesgilut Laporan tahunan puskesmas
Analisis data
Karakter Parametrik Non-Parametrik
Tes Rerata, nilai hipotesis One sample t test Sign test
Membandingkan rerata 2 kelompok Independent t test U Mann whitney test
Rerata sample terkait (related) Paired t test Wilcoxon signed rank test
Membandingkan rerata >2 grup ANOVA Kruskal Wallis test
Membandingkan rerata >2 grup terkait Repeated measures of Friedman’s test
(related) ANOVA
Hubungan antara 2 variabel kuantitatif Pearson’s correlation Spearman’s correlation
Hubungan 2 variabel data nominal Chi-Square
Strategi Promosi Kesehatan
Advocacy Pendekatan ke pemimpin/pejabat pembuat kebijakan
Sustainable Sistem berkelanjutan
Empowerment Pemberdayaan masyarakat
Policy Development Pengembangan/pembuatan kebijakan
Equitable & Justice Kesetaraan dan keadilan
Jajak pendapat
Focus group discussion (FGD) Mengumpulkan pendapat, diskusi grup
informal membahas masalah
Nominal group teknik Ide, voting, dirangking
Brainstroming semua dikumpulkan aja tanpa divote
CARL discore
Capability = SDM
Accesibility = kemudahan mengatasi masalah
Readiness = kesiapan sasaran & pelaksanaan
Leverage = seberapa besar pengaruh kriteria
satu dengan yang lain dalam pemecahan

46 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
masalah
MCUA Langkah2:
1. menetapkan kriteria
2. melakukan pembobotan kriteria
3. memberikan skor masing2 kriteria thd
masalah
4. mengalikan nilai skor dengan bobot
UKGS
UKS & UKGS Upaya pengembangan puskesmas
Tim UKGS Optimal Dokter gigi, perawat gigi, guru, orang tua
Lain-lain
Proses Tingkat Belajar Edukasi, Imitasi, Inisiasi, Sugesti, Adopsi
Masa berlaku STR sementara 1 tahun
Preventif Menurunkan insidensi
Paripurna Pelayanan menyeluruh
Asas pemberdayaan masyarakat Peran aktif perseorangan, keluarga, masyarakat
Identifikasi masalah Pengumpulan data untuk perencanaan
program
Perilaku pasien Pengetahuan, sikap, tindakan
Anak cemas Komunikasi interpersonal
CPITN Kebutuhan perawatan periodontal di suatu
wilayah
SOAL +JAWAB
Sick role behaviour berusaha mencari kesembuhan
Wawancara Pengumpulan data untuk populasi dengan
tingkat pendidikan rendah
Fixed Cost Gaji pegawai
Kapitasi Menyatukan perawatan dan pembayaran
Program pencegahan karies (Waktu, biaya, Kontrol Plak
tenaga dan cakupan kesehatan gigi masyarakat
di sekolah)
Penyuluhan Health Promotion
Unit Cost Variable cost + Fixed Cost
Rujukan dari puskesmas Ke RS tipe C
Low Back Pain Terjadi kompresi fatigue yang mempunyai efek
lokal terjepit
Kriteria isi pesan (7C) Credibility of the provider
Content
Context
Clarity
Channel
Capability of the audience
Continuity and consistency
Konsep Ergonomik Sterilisasi dan alat dalam satu ruangan
Mengajarkan anak sikat gigi dengan harapan Proses belajar tingkat edukasi
anak mengikuti dan mempraktekan apa yg
sudah diajarkan saat di rumah
Terbakar sampai bibir sudah hilang Membuat odontogram
Usia index WHO Usia 5, 12, 15, 35-44, 65-74
Derajat kesehatan menurut Blum Faktor perilaku, lingkungan, herediter,

47 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
pelayanan kesehatan
Klinik pratama Dokter umum, dokter gigi umum
Klinik utama Dokter spesialis

48 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
OBAT

Obat Penyakit Efek samping


Amlodipin, Antihipertensi Mulut kering, dysgeusia (lidah
Captopril (ACE inhibitor) terasa ada logam dalam mulut),
pembesaran gusi
Centrally acting α-andrenergic α-metildopa, clonidine
hydrochloride, guanaben
asetat
A blocker (zosin) prazosin, erazosin
Beta blocker (-ol) Acebutolol, propanolol,
atenolol
C blocker (-pine) nifedipine, Gingival enlargement
amlodipine, felodipine
ACE Inhibitor (-pril) captopril, fosinopril,
ramipril
Vasodilator Hydralazine hidrochloride,
minoksidil
Angiotensin II Receptor Blocker (-sartan) valsartan,
eprosartan, telmisartan
Diuretik (-ide)Furosemide,
bumetanide, thiazide,
metolazone
Amoxicillin 2 g Profilaksis
Clindamicin 600 gr
1 jam sebelum tindakan
Aspirin Riwayat jantung Pengencer darah, perdarahan saat
cabut
Caumadin Antikoagulan
Flumazenil Overdosis benzodiazepin
Klomipramil Antidepresi/penenang
Levodopa Parkinson Spasme otot pengunyahan, sulit
buka mulut, hipotensi
Meprobamat Mirip chlordiazepoxide, toksik, sdh
jarang digunakan
Metformin, captopril BMS
Phenytoin Epilepsi Hiperplasi gingiva
Carbamazepine (all, kec. Dilantin = Xerostomia, maag, glositis,
Sodium valproate antikovulsan) = fibroblas stomatitis
Phenobarbital sangat aktif Mengurangi aktivitas pembekuan
Primidone darah
Dilantin Eritema, pembentukan erupsi
Anemia megaloblastik
Mucin berkurang
Lichenoid Simvastatin
Erytema multiforme Sulfaguanidine

49 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
Antibiotik dan antiinflamasi Kasus gigi nekrosis, bengkak, sudah minum obat nyeri dan tidak
mempan
Antiinflamasi pada individu riwayat Selective COX – 2 (Celecoxib)
maag
Antibiotik Amoxicillin
Dosis dewasa 500 mg
Dosis Anak 20 – 40 mg/Kg

Dosis Profilaksis dewasa 2 Gram, 1 jam pre-op


Dosis Profilaksis Anak 50 mg/kg, 1 jam pre-op

Clindamycin
Untuk pasien alergi amoxicillin

Dosis Dewasa 300 mg


Dosis anak 8 – 20 mg/Kg

Dosis Profilaksis dewasa 600mg, 1 jam pre-op


Dosis Profilaksis anak 20 mg/kg, 1 jam pre-op
Chlordiazepoxide Sedative dan hipnotif untuk pasien cemas

50 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018
51 /kata kunci/AFINA-BAYU/2018

Anda mungkin juga menyukai