Anda di halaman 1dari 11

ETIKA BISNIS

BAB 6

“HAK DAN KEWAJIBAN PEMILIK USAHA”

Disusun oleh:

YEKTI WINAHYU HARYANI (1116 29279)


JASON ARTHA USBAY (2116 29318)
M. RASYID ARDIAN (1117 29521)
NADYA NAILIROHMAH (2117 29556)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA

2020
A. HUBUNGAN PEMILIK USAHA DENGAN KARYAWAN

Teori organisasi modern menjelaskan bahwa faktor sumber daya manusia merupakan sumber
keunikan atau keunggulan suatu organisasi karena faktor ini bernilai tinggi, langka, dan sulit
untuk ditiru. Hubungan antara perusahaan dengan karyawan bersifat saling memberi (mutual
contribution) dan saling menguntungkan (mutual benefit).
Saling memberi bermakna karyawan menyumbangkan pikiran, tenaga, dan waktu secara
produktif untuk menghasilkan barang atau jasa yang mendatangkan penghasilan dan laba
bagi perusahaan, sedangkan perusahaan menyediakan remunerasi, fasilitas pekerjaan, dan
jalur pekerjaan kepada karyawan demi menjamin kehidupan karyawan.
Saling menguntungkan artinya karyawan memiliki hak-hak dasar yang wajib dipenuhi
perusahaan, tetapi dalam menjalankan pekerjaannya dia dibatasi oleh aturan-aturan selain
kewajiban pokok yang wajib dipenuhi kepada perusahaan sehingga karyawan tidak dapat
berperilaku dan bertindak semaunya. Di sisi lain, perusahaan memiliki wewenang untuk
mengatur dan mengarahkan para pekerjanya agar tujuan tercapai, tetapi perusahaan juga
memiliki kewajiban untuk memenuhi hak-hak dasar karyawan. Produktivitas karyawan yang
tinggi akan menjadikan kinerja perusahaan juga meningkat yang pada akhirnya akan
mendatangkan laba serta membawa pertumbuhan perusahaan. Apabila kondisi ideal dalam
hubungan perusahaan-karyawan ini terwujud, hubungan ini akan menjadi hubungan yang
saling mengisi (mutual relationship).

B. HAK DAN KEWAJIBAN PEMILIK USAHA ATAU PERUSAHAAN


1. Hak-Hak Pemilik Usaha atau Perusahaan
Mengacu pada UU No. 13 Tahun 2003, pasal 105, setiap pengusaha berhak membentuk dan
menjadi anggota organisasi pengusaha (asosiasi pengusaha). Pengusaha yang memiliki
bidang usaha yang sama membentuk asosiasi pengusaha. Asosiasi pengusaha berfungsi untuk
memperkuat posisi tawar (bargaining) pengusaha dengan pihak lain, seperti konsumen,
pemerintah, pemasok, karyawan, dan lain-lain. Mereka secara bersama-sama dapat
menentukan harga jual suatu produk, hari libur produksi dan pemasaran, standar gaji
karyawan, atau kesepakatan atas merek produk yang dijual.
Di sebuah kota di Jawa Timur, asosiasi pengusaha toko perhiasan emas melakukan kegiatan
arisan setiap bulannya sebagai wadah bagi komunikasi bersama. Beberapa kesepakatan
dibuat bersama, seperti penyeragaman % potongan pengembalian emas, hari libur dan tidak
libur pada hari Minggu serta hari libur nasional, dan juga besamya sanksi administrasi
anggota. Pelanggaran terhadap kesepakatan bersama akan dikenai sejumlah denda
administrasi (sanksi). Asosiasi komputer di kota Yogyakarta juga telah membuat kesepakatan
antarpengusaha sehingga masing-masing toko dapat menjadi pemegang merek hardware dan
aksesoris tertentu secara adil untuk mengurangi persaingan bisnis tidak sehat. Sebagai
contoh, pengusaha A adalah pemegang merk hardware dan aksesoris merek Toshiba,
pengusaha B adalah pemegang merek Vigen, dan pengusaha C adalah pemegang merek
Western Digital (WD) yang masing-masing dapat melengkapi produk yang dijual di tokonya
dengan melakukan lintas pembelian. Dalam hubungan industrial, pemilik usaha atau
perusahaan berhak untuk:
a. Membuat perjanjian kesepakatan (kontrak) dengan karyawan.
Sesungguhnya ketenagakerjaan adalah hubungan yang resiprokal sehingga kedua belah pihak
memilki hak dan kewajiban masing-masing yang perlu dijabarkan secara tulis dan formal.
b. Melakukan tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan, terutama
dalam kondisi yang tidak normal agar dapat tetap bertahan. Menurut Robbins (1984), PHK
dapat dibedakan menjadi:
1) Termination, yaitu putusnya hubungan kerja karena selesainya atau berakhirnya kontrak
kerja yang telah diselesaikan.

2) Dismissal, yaitu putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan kesalahan yang
fatal, seperti mengonsumsi alkohol atau narkotika, melakukan tindakan kejahatan, atau
merusak perlengkapan kerja pabrik.

3) Redundancy, yaitu pemutusan hubungan kerja akibat penggunaan mesin-mesin


berteknologi baru seperti robotika, automasi, atau penggunaan alat-alat berat yang cukup
dioperasikan oleh satu atau dua orang saja untuk mendapatkan bantuan tenaga kerja.

4) Retrenchment, yaitu pemutusan hubungan kerja karena masalah ekonomi, seperti resesi
ekonomi atau penurunan penjualan sehingga perusahaan tidak lagi menyediakan upah kepada
karyawannya.
2. Kewajiban Pemilik Usaha atau Perusahaan
Untuk menjamin terpenuhinya hak-hak perusahaan, pemilik usaha atau perusahaan
berkewajiban untuk:
a. Menghindari praktik diskriminasi. Di Amerika Serikat, untuk menyetujui persamaan hak
kerja untuk setiap negara, ras, warna kulit, dan agama, pemerintah Amerika Serikat
memberlakukan The Civil Rights sejak tahun 1964. Diskriminasi di lingkungan kerja
membahas alasan yang dikemukakan perusahaan tidak relevan, Seperti posisi manajer tidak
dapat dijabat perempuan, karyawan tidak dapat mempromosikan karena menganut agama
tertentu, atau ras kulit hitam atau kelompok minoritas yang lain tidak boleh dipekerjakan
dalam perusahaan.

b. Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja. Kesehatan kerja bermakna tempat kerja
bebas dari risiko gangguan kesehatan atau penyakit akibat kondisi tempat kerja yang kurang
layak (occupational disease), sedangkan keselamatan kerja bermaksa tempat kerja aman,
bebas dari risiko terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan cedera atau kematian bagi
karyawan. Kesehatan dan keselamatan karyawan tidak boleh dikorbankan demi alasan
ekonomi bebas dan tingkat risiko yang tinggi, karyawan berhak mendapatkan ekstra untuk
mengimbangi tingkat risiko itu, baik dalam bentuk gaji langsung, maupun asuransi khusus.
Hal ini sesuai dengan teori deontologis dari Kant yang menyatakan bahwa ‘manusia harus
diperlakukan sebagai tujuan, bukan sebagai sarana’. Tempat kerja yang aman dan sehat akan
menunjang produktivitas dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan
pendapatan negara.

c. Memberikan gaji atau upah yang adil. Pemberian upah atau pembayaran yang layak dan
adil dapat digunakan untuk menghidupi serta menafkahi dirinya maupun keluarganya.
Besaran upah sesuai dengan prestasi, kebutuhan, pasar, pendidikan tinggi, dan lain-lain.
Menurut Garrett dan Klonoski, besaran upah yang adil dapat mengacu kepada:
1) peraturan hukum;
2) upah yang lazim di sektor industri atau daerah tertentu, seperti Upah Minimum Regional
(UMR);
3) kemampuan membayar perusahaan-perusahaan harus menyesuaikan laba yang diperoleh
dengan kenaikan atau pembelian upah serta bonus kepada karyawannya;
4) sifat khusus pekerjaan-tugas-tugas di dalam suatu pekerjaan diperlukan keahlian khusus
atau pendidikan spesialis yang dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus ini
dibayar dengan harga lebih tinggi, begitu juga bagi pekerjaan- pekerjaan tertentu yang
berisiko tinggi;
5) perbandingan upah/gaji yang diberikan oleh perusahaan lain;
6) perundingan gaji yang dilakukan perusahaan dengan serikat buruh.

d. Memberhentikan karyawan dengan prosedur yang benar. Pemberhentian seorang


karyawan hanya dapat dilakukan apabila:
1) ada alasan yang tepat;
2) berpedoman untuk prosedur yang semestinya; dan
3) dampak negatif dari pemecatan harus dapat diminimalkan.
CONTOH KASUS
Kasus AICE
Kronologi Perselisihan
2017
Pada tahun 2017 Perselisihan tim Aice dan serikat buruh sudah mulai terjadi.
SGBBI mempersoalkan berbagai kondisi kerja yang dirasa tak ideal dengan ketentuan
Undang-undang yang berlaku.
Asisten Advokat dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Barat
(PBHI Jakarta) Sarinah mengungkap pada 2017 buruh mogok karena pelbagai masalah yang
melibatkan pekerja dan perusahaan.Misalnya, penurunan upah, kondisi kerja ibu hamil pada
malam hari, kontaminasi lingkungan, mutasi pekerja terhadap anggota serikat, hingga
pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Perusahaan sering tidak proporsional memberikan hukuman. Ada yang meninggalkan
pekerjaan karena ada urusan serikat yang buru-buru, langsung ke SP-3. Sedangkan ada yang
12 kali alpa, tidak dapat sanksi apa-apa," katanya.

Menurut kuasa hukum Aice, ketidakpuasan buruh pada 2017 telah mencapai kesepakatan dua
pihak. Dalam penyelesaiannya, salah satu solusi yang diberikan Aice adalah pengangkatan
665 buruh menjadi karyawan tetap.

2019-2020

pada 2019 kasus lainnya kembali mencuat. Menurut Sarinah, buruh merasa dibohongi karena
diberikan cek mundur yang kosong. Pada perjanjian yang dilakukan pada 4 Januari 2019,
buruh setuju menunggu setahun bonus sebesar Rp600 juta untuk 600 karyawan.
Namun ketika hendak dicairkan pada 5 Januari 2020, pihak Bank menyatakan cek tersebut
tidak aktif alias kosong. "Pihak Bank mengatakan kepada para buruh tersebut cek yang
disetorkan belum terdaftar.

Dikonfirmasi mengenai klaim tersebut, kuasa hukum Aice membantah akan pemberian cek
tersebut. Simon menyebut bahwa PT AFI tidak pernah memberikan bonus dalam bentuk cek,
ia juga mempersilahkan SKBBI untuk menempuh jalur hukum jika dirasa perusahaan
melanggar hukum.

Poin lainnya yang dipermasalahkan oleh SKBBI, menurut Sarinah, adalah jam kerja malam
masih diberlakukan kepada perempuan hamil meski telah dikeluarkan surat rekomendasi oleh
Komnas Perempuan. Hal itu menurutnya menjadi pemicu tingginya angka keguguran
karyawan wanita.
Aice membantah perusahaan telah melanggar ketentuan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, yang mengatur pekerjaan bagi perempuan hamil.
"Kami melakukan medical check up dengan RS Omni, dari 14 (keguguran) itu tidak ada
pelanggaran," ucapnya.

Diketahui Pasal 76 ayat (2) UU Ketenagakerjaan menyatakan: Pengusaha dilarang


mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya
bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul
23.00 s.d pukul 07.00.

Sementara, pada Oktober 2019 Aice membenarkan terjadinya kebocoran amoniak di gudang
bahan jadi perusahaan. Dari keterangan resmi yang didapatkan CNNIndonesia.com,
disebutkan bahwa tidak ada pekerja yang diminta melakukan kegiatan pembersihan saat
terjadi kebocoran amoniak dan penanganan dilakukan oleh tim maintenance.

"Kejadian bocornya amoniak memang pernah terjadi sekali di Oktober 2019 di ruang finish
good (gudang bahan jadi). Namun saat terjadi kebocoran, seluruh karyawan segera
dievakuasi dan penanganan kebocoran segera dilakukan oleh tim maintenance," katanya
seperti dikutip dari pernyataan resmi Aice.

Belum mencapai kesepakatan, SKBBI menyatakan akan menempuh jalur hukum dalam
mencapai hak dan tuntutan mereka. Selain itu, SKBBI AFI juga akan melaporkan manajemen
perusahaan es krim Aice ke Kementerian Ketenagakerjaan atas dugaan pelanggaran tenaga
kerja.

Para buruh ingin melaporkan ke kementrian tenaga kerja soal pembuangan limbah. Dan para
buruh tidak mau di pekerjakan di luar jam kerja mereka ( untuk membuang limbah pada
malam hari ataupun mengecek amoniak yang bocor)

para buruh pun telah mengantongi bukti-bukti yang memberatkan manajemen. Kini, serikat
buruh harus menanti hasil dari pelaporan yang dilakukan ke pihak berwenang. Menurut
kelompok kami PT AFI harus membayarkan hak-hak karyawan sepenuhnya karena mereka
patut mendapatkan bayaran sesuai dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan.

Menurut kelompok kami PT AFI harus membayarkan hak-hak karyawan sepenuhnya karena
mereka patut mendapatkan bayaran sesuai dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan.
Bila ditinjau dengan teori etika:

➔ Menurut Teori Teleologi dengan pendekatan Utilitarianisme yang berarti suatu tindakan
dapat dikatakan baik apabila membawa manfaat bagi sebanyak-banyaknya anggota
masyarakat, suku atau negara. Dalam kasus AICE ini maka PT AFI melakukan Tindakan
yang tidak etis karena merugikan karyawan yang sudah bekerja namun tidak mendapatkan
hak-hak yang seharusnya.

➔ Menurut Teori Teleologi dengan pendekatan Egoisme etis yang artinya tindakan dari
setiap orang pada dasarnya bertujuan mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri
sendiri. Dalam kasus ini maka tindakan yang dilakukan sesuai dengan teori ini dimana PT
AFI hanya mementingkan kepentingan individual untuk mendapatkan banyak keuntungan
namun tidak memperhatikan para pegawainya.

➔ Menurut Teori Deontologi yang berarti kewajiban, teori Deontologi menyatakan bahwa
etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi,
atau akibat dari tindakan tersebut. Dalam kasus AICE ini PT AFI tidak membayar karyawan
dengan seharusnya sehingga PT AFI bisa mendapatkan keuntungan lebih dan bisa menjual
produknya dengan harga murah dan membuat masyarakat senang dengan hal tersebut, namun
tidak bisa dibenarkan juga dibalik harga yang murah tersebut banyak karyawan yang tidak
mendapatkan hak-hak mereka dan dirugikan secara fisik dan financial.

➔ Menurut Teori Hak Asasi manusia yang artinya apabila suatu tindakan merupakan hak
bagi seseorang, sebenarnya Tindakan tersebut merupakan kewajiban bagi orang lain. Maka
tindakan yang dilakukan PT AFI menurut hak moral dan kemanusiaan yaitu sepanjang
kepentingan individu tersebut tidak melanggar hak-hak orang lain maka tidak ada masalah,
namun PT AFI sudah melanggar hak-hak milik para pegawainya maka tidak sesuai dengan
Teori HAM.

➔ Teori Keutamaan, menekankan pada sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh
seseorang agar dapat disebut sebagai manusia utama, serta sifat atau karakter yang
mencerminkan manusia
hina. Dengan perilaku PT AFI yang merugikan para karyawannya sehingga karakter yang
dimiliki tidak mencerminkan sifat yang baik.

➔ Menurut Teori Teonomi yang menyatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan
secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan atau perilaku manusia.
Tindakan yang dilakukan ini adalah Tindakan yang tercela karena mengambil hak milik
orang lain untuk kepentuingannya sendiri dan tidak sesuai dengan ajaran Tuhan yang
terdapat dalam kitab suci.
REFLEKSI 6.1
Bayangkan saudara telah menjadi pemimpin tertinggi sebuah perusahaan yang segala keputusan
saudara berpengaruh atas kelangsungan hidup perusahaan. Selanjutnya, karena terdesak oleh
persaingan bisnis yang sangat tajam, saudara diharapkan pada dua pilihan yang sulit , yaitu
pertama mengurangi jumlah karyawan atau kedua menurunkan gaji seluruh karyawan , termasuk
gaji suadara untuk mengurangi pengeluara. Menurut saudara pilihan manakah yang akan saudara
ambil? Mengapa?
 Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengimbau perusahaan untuk menghindari
adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan melakukan efisiensi. PHK harus
menjadi langkah paling akhir. Menurut kelompok kami maka kami akan memilih untuk
mengurangi gaji karyawan dengan seefisien mungkin. Dengan melakukan PHK maka
pemerintah juga ikut dirugikan karena pengangguran akan semakin banyak.

 Jika ditinjau dari teori etika:


➔ Menurut Teori Teleologi menyatakan bahwa suatu Tindakan dinilai baik atau buruk
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, atau berdasarkan akibat yang muncul dari
Tindakan tersebut. Dengan mengurangi gaji pegawai sehingga perusahaan bisa terus
beroperasi lagi maka tindakan tersebut bisa dinilai baik untuk kesejahteraan Bersama.
➔ Menurut Teori Deontologi yang berarti kewajiban, teori Deontologi menyatakan
bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan,
konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Dalam kasus ini Tindakan tidak boleh
menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan karena perusahaan
juga merugikan karyawan karena memotong gaji mereka namun perusahaan juga harus
terus beroperasi sehingga bisa menyejahterakan karyawannya.
➔ Menurut Teori Hak Asasi manusia yang artinya apabila suatu tindakan merupakan hak
bagi seseorang, sebenarnya tindakan tersebut merupakan kewajiban bagi orang lain.
Maka tindakan yang dilakukan pemotongan gaji seluruh karyawan dan tidak melakukan
PHK tersebut berarti perusahaan menghormati karyawannya.

REFLEKSI 6.2
Penyakit HIV/AIDS dianggap merisaukan atau menakutkan bagi banyak orang sehingga saat ini
belum ditemukan obat atau terapi yang tepat untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Jika
saudara sebagai pimpinan perusahaan menemukan seorang karyawan menderita penyakit
mematikan tersebut, Tindakan apakah yang akan saudara lakukan kepada karyawan yang
bersangkutan? Mengapa?

o Tidak perlu bersikap ketakutan dan menghindar karena kenyataan jumlah ODHA yang
terus bertambah dan penyebarannya yang kian luas memang miris. Namun, tak perlu
terburu-buru bersikap ketakutan atau menghindar jika kerabat atau orang di sekitar
mengidap HIV/AIDS. Karena, kendati belum berhasil menemukan obat yang manjur
melenyapkan HIV/AIDS, namun para ahli kesehatan di masa kini sudah mengungkap
lebih jauh tentang penyebab dan apa saja yang patut dilakukan untuk mencegah
penyebaran HIV/AIDS. Artinya. tak perlu berlebihan jika suatu saat nanti harus hidup
berdampingan dengan ODHA, baik di tempat kerja atau di lingkungan rumah. Yang perlu
diingat, berdekatan atau bersosialisasi dengan ODHA tidak akan menyebabkan Anda
terinfeksi virus HIV. Sebab kenyataannya, virus HIV tidak akan mudah menyebar seperti
virus flu atau sakit perut. Menurut para ahli medis, virus HIV hanya bisa ditularkan
melalui kontak darah, air susu, sperma, ataupun cairan vagina.

 Jika ditinjau dari teori etika:


➔ Menurut Teori Teleologi menyatakan bahwa suatu Tindakan dinilai baik atau buruk
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, atau berdasarkan akibat yang muncul dari
Tindakan tersebut. Dengan tidak meghindari atau membedakan pasien HIV/AIDS maka
Tindakan yang dilakukan adalah Tindakan yang etis karena tujuannya untuk
menyetarakan semua karyawan tanpa membeda-bedakanya.
➔ Menurut Teori Hak Asasi manusia yang artinya apabila suatu tindakan merupakan hak
bagi seseorang, sebenarnya tindakan tersebut merupakan kewajiban bagi orang lain.
Pasien HIV/AIDS juga mempunyai hak untuk bekerja, maka kewajiban kita untuk tidak
membeda-bedakan mereka.

➔ Teori Keutamaan, menekankan pada sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh
seseorang agar dapat disebut sebagai manusia utama, serta sifat atau karakter yang
mencerminkan manusia hina. Dengan tidak membeda-bedakan mereka maka kita
menekankan pada sifat dan karakter yang baik.

➔ Menurut Teori Teonomi yang menyatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan
secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan atau perilaku
manusia. Tindakan yang dilakukan ini adalah Tindakan yang baik dan terpuji karena
dimata Tuhan semua manusia adalah sama.

REFLEKSI 6.3
Ada kalanya karyawan hanya menuntut kenaikan gaji tanpa diikuti dengan peningkatan
kontribusinya. Menurut saudara apa yang harus dilakukan oleh perusahaan pada saat kinerja
perusahaan menurun, tetapi karyawan bersangkutan menuntut kenaikan gaji?

 Menurut kelompok kami kenaikan gaji perusahaan memang penting untuk


meningkatkan kinerja karyawan atau meningkatkan effort yg diberikan karyawan.
Tetapi, tidak boleh melebihi apa yang diberikan karyawan tersebut, jika karyawan
memang stay on track dalam pekerjaannya, atau melebihi apa yang diminta, maka
kenaikan gaji memang perlu dilakukan perusahaan. Dan jangan lupa harus
diimbangkan juga dengan pendapatan perusahaan, jika menaikkan gaji karyawan saat
perusahaan mengalami penurunan performa, ini akan berakibat fatal seperti bangkrut
perusahaannya.

Bila ditinjau dengan teori etika:

➔ Menurut Teori Teleologi dengan pendekatan Egoisme etis yang artinya tindakan
dari setiap orang pada dasarnya bertujuan mengejar kepentingan pribadi dan memajukan
diri sendiri. Dalam kasus ini maka tindakan yang dilakukan karyawan terhadapat
atasannya dnegan meminta kenaikan gaji adalah Tindakan yang cocok dengan
pendekatan ini, karena karyawan hanya mementingkan kepentingan sendiri.
semakin merugi berarti hasil baik yang diterima tidak akan pernah menjadi alasan

➔ Menurut Teori Hak Asasi manusia yang artinya apabila suatu tindakan merupakan
hak bagi seseorang, sebenarnya Tindakan tersebut merupakan kewajiban bagi orang lain.
Maka tindakan yang dilakukan maka sama saja merugikan perusahaan karena kontribusi
kerja yang menurun menyebabkan perusahaan memiliki masalah.

➔ Teori Keutamaan, menekankan pada sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh
seseorang agar dapat disebut sebagai manusia utama, serta sifat atau karakter yang
mencerminkan manusia hina. Dengan perilaku yang meminta kenaikan gaji namun tidak
didasarkan oleh pekerjaan yang baik sama saja karyawan tersebut tidak memiliki
karakter atau sifat yang baik.

➔ Menurut Teori Teonomi yang menyatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan
secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan atau perilaku
manusia. Tindakan yang dilakukan ini adalah Tindakan yang tidak baik karena hanya
mementingkan dirinya sendiri tanpa melihat kondisi orang lain dan tidak sesuai dengan
ajaran yang ada di dalam kitab suci.

Anda mungkin juga menyukai