Anda di halaman 1dari 5

NAMA KELOMPOK:

1. Syafhira oktariyanti (PO.71.20.4.17.033)


2. Thalia nadira nordi (PO.71.20.4.17.034)
3. Tira caritas (PO.71.20.4.17.035)
4. Tri utari (PO.71.20.4.17.036)

KASUS
Tn. MB adalah seorang penderita Asma berusia 29 tahun yang terlambat masuk UGD. Pasien
mengalami sianosis dengan suara nafas yang berkurang secara jelas. Dia terdenganr jelas
mendesah dan inhalernya tidak bekerja dengan baik. Setelah pemberian O2 dan ditaruh di atas
tempat tidur dengan posisi Fowler tinggi, AGD dilakukan. AGD mengindikasikan hal –hal
berikut : pH = 7.29, pCo2 =50 mmHg, pO2 = 50 mmHg; HCO3 = 24. Serum elektrolit
menunjukkan nilai beikut Na+ = 145 K = 4,0 Cl 110 dan hCo3 = 24. (Terry & Weaver,
2013 Hlm. 44- 45)

SOAL1:Gangguan asam basa apa yang ditunjukkan oelh analisa gas darah ini ?
Dalam kasus tersebut menunjukkan gangguan asam basa asidosis respiratorik analisa
gas darah menunjukkan hasil Penurunan PH dan penigkatan PCo2

PH= 7,29 yaitu PH=< 7,35


PaCO2= 50 mmHg >45 mmHg

Tanda dan gejala didapatkan:


 Pasien mengalami sianosi
 Suara nafas yang berkurang jelas
SOAL 2: Apakah pasien ini memiliki gap anion normal ?

Dik:
Kadar Na+= 145 mEg/L
Kadar Cl-= 110 mEg/L
Kadar HCO 3-=24 mEg/L
AG = 145-(110+24)
=145-134
= 11
NILAI normal gap anoin jika tidak ada k+ = 8-16
mEg/L, jadi dapat simpulkan bahwa pasien memiliki nilai gap yang normal.

RUMUS KE 2:
AG= Na+K-(Cl+HCo 3)
Dik:
Kadar Na+= 145 mEg/L
Kadar K= 4,0 mEg/L
Kadar Cl-= 110 mEg/L
Kadar HCO 3-=24 mEg/L
Karena pada kasus juga diketahui nilai K maka bias juga menggunakan rumus ke 2
AG= Na+K-(Cl+HCo 3)
AG=145+O,4-(110+24)
AG=149-134
AG=15 mEg/L
NILAI normal gap anoin jika ada k+ = 12-16 mEg/L, jadi dapat simpulkan bahwa pasien
memiliki nilai gap yang normal.

SOAL 3: Apakah Tindakan Keperawatan?


Manajemen asam-basa asidosis respiratorik: mengidentifikasi dan mengelola kondisi darah asam
akibat tingginya tekanan parsial karbondioksida
Intervensi:
1. Observasi
a. Identifikasi penyebab asidosis respiratorik (asma,PPOK)
b. Monitor adanya hipoventilasi
c. Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
d. Monitor penggunaan otot bantu nafas
e. Monitor CRT (capillary refill time)
f. Monitor adanya indikasi asidosis respiratorik kronis
g. Monitor dampak susunan saraf pusat (mis: penurunan kesadaran ,konfusi)
h. Monitor hasil analisa gas darah
i. Monitor adanya komplikasi

2. Teraupetik
a. Pertahankan kepatenan dan kebersihan jalan nafas
b. Berikan oksigenasi aliran rendah pada kondisi hiperkapnia kronik (PPOK)
c. Pertahankan akses intra vena
d. Berikan oksigen, sesuai indikasi
e. Hindari koreksi hiperkapnia dalam waktu terlalu cepat karena dapat menyebabkan
alkalosis metabolic
3. Edukasi
a. Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis respiratorik
b. Anjurkan pasien berhenti merokok, jika perokok
c. Anjurkan menurunkan berat badan, jika obesitas
d. Ajarkan latihan pernafasan
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik,jika perlu
b. Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
c. Kolaborasi pemberian antidotum opiate(naloxone),jika perlu
SUMBER:
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawataan,Edisi 1.Jakarta :DPP PPNI.
DOKUMENTASI HASIL DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai