Anda di halaman 1dari 152

NARKOBA

(Narkotika, Psikotropika & Bahan Adiktif Lainnya)


PENGHANCUR GENERASI

(Buku Terbit Dalam 3 Serial Edisi, Oleh Mulawarman Media Tahun 2011)
--- DAFTAR ISI ---
Halaman
BAGIAN I: Sejarah dan Perkembangan NARKOBA --------------------------------------------- 03
A. Asal Muasal Candu --------------------------------------------------------------------------------- 03
B. Perang Candu --------------------------------------------------------------------------------------- 05
C. Perjalanan Opium ----------------------------------------------------------------------------------- 07
D. Sejarah Heroin dan Awal Lahirnya Pecandu di Amerika --------------------------------- 23
E. Afghanistan Penghasil Hasish Tertinggi ------------------------------------------------------ 25
F. Perkembangan Umum NARKOBA di Indonesia -------------------------------------------- 27
G. Jalur Lalu Lintas Peredaran NARKOBA ------------------------------------------------------ 34
BAGIAN II: Berbagai Macam Jenis NARKOBA ---------------------------------------------------- 40
A. Narkotika ---------------------------------------------------------------------------------------------- 40
1. Opioid (Opiad) ----------------------------------------------------------------------------------- 40
2. Turunan Opioid (Opiad) yang Sering Disalahgunakan ------------------------------- 42
3. Kokain --------------------------------------------------------------------------------------------- 43
B. Psikotropika ------------------------------------------------------------------------------------------ 45
1. Ecstasy -------------------------------------------------------------------------------------------- 45
2. Shabu-Shabu ------------------------------------------------------------------------------------ 46
C. Jenis-Jenis Bahan Adiktif Berbahaya Lainnya ---------------------------------------------- 48
1. Minuman Keras --------------------------------------------------------------------------------- 48
2. Nikotin --------------------------------------------------------------------------------------------- 49
a. Bahaya Anak SD Mulai Merokok ------------------------------------------------------ 50
b. Sebatang Rokok Bagi Pemula, Efektif Picu Ketergantungan ------------------ 51
c. 12 Tips Berhenti Merokok --------------------------------------------------------------- 52
3. Volatile Solvent atau Inhalensia ------------------------------------------------------------ 56
4. Zat Desainer ------------------------------------------------------------------------------------- 57
5. Mefedron; Obat Legal Yang Berpotensi Tinggi Sangat Mematikan --------------- 57
D. Tanda Ketagihan dan Akibat Penyalahgunaan NARKOBA ------------------------------ 58
1. Shabu-Shabu ------------------------------------------------------------------------------------ 58
2. Ganja ---------------------------------------------------------------------------------------------- 59
3. Heroin --------------------------------------------------------------------------------------------- 60
4. Ectasy --------------------------------------------------------------------------------------------- 61
5. Inhalen -------------------------------------------------------------------------------------------- 62
6. Amphetamin (Amphet) ------------------------------------------------------------------------ 62
7. Alkohol -------------------------------------------------------------------------------------------- 63
8. Bahan atau Zat Adiktif yang Mudah menguap ------------------------------------------ 64
9. Bahan atau Zat Adiktif yang Menimbulkan Halusinasi ------------------------------- 64
10. NARKOBA Hancurkan Kerja Otak --------------------------------------------------------- 64
11. Ancaman Medis Akibat Penyalahgunaan NARKOBA -------------------------------- 66
12. Efek Bahaya Narkotika Saat Hamil -------------------------------------------------------- 68
13. Alkohol dan Bayi Sumbing ------------------------------------------------------------------- 69
14. Strategi untuk Menyiasati Penggunaan Antibiotik ------------------------------------- 70
BAGIAN III: Gejala, Dampak dan Pemicu Penyalahgunaan NARKOBA ------------------- 71
A. Gejala Dini Penyalahgunaan NARKOBA ----------------------------------------------------- 71
B. Petunjuk Bagi Orang Tua Mengenali Zat ----------------------------------------------------- 71
C. Penyebab Remaja Mudah Terpengaruh Penyalahgunaan NARKOBA --------------- 74
D. Sebab-Sebab Kecanduan ------------------------------------------------------------------------ 74
E. Persepsi yang Salah Tentang NARKOBA ---------------------------------------------------- 75
F. Pemicu Terjadinya Penyalahgunaan NARKOBA ------------------------------------------- 77
E. Profil NARKOBA Mania --------------------------------------------------------------------------- 80
1
BAGIAN IV: Pencegahan Penyalahgunaan NARKOBA ----------------------------------------- 82
A. Upaya Pencegahan -------------------------------------------------------------------------------- 82
B. Agar Tidak Terjerumus ---------------------------------------------------------------------------- 82
C. Katakan TIDAK Pada NARKOBA --------------------------------------------------------------- 84
D. Sepuluh Hal yang Perlu Diketahui Remaja Tentang Ganja ------------------------------ 85
E. Mengenal Bahaya Penggunaan Ganja -------------------------------------------------------- 86
F. Menjadikan Pribadi Bebas dari NARKOBA -------------------------------------------------- 89
G. Tiga Langkah Membangun Remaja Bebas NARKOBA ----------------------------------- 92
H. Antisipasi Penyalahgunaan NARKOBA Pahami Perkembangan Anak --------------- 94
I. Kiat Menyampaikan Bahaya NARKOBA Kepada Anak Sesuai Tahapan Usia ------ 96
J. Peran Remaja dan Pemuda Mencegah Penyalahgunaan NARKOBA --------------- 97
H. Peranan Guru Mencegah Penyalahgunaan NARKOBA ---------------------------------- 97
BAGIAN V: Penanganan Penyalahgunaan NARKOBA ----------------------------------------- 99
A. Penyalahguna NARKOBA ------------------------------------------------------------------------ 99
B. Tingkat dan Jenis Penyalahgunaan NARKOBA menurut laporan INCB 2009 ------ 100
C. Proses dan Tahapan Ketergantungan -------------------------------------------------------- 101
D. Tips Orang Tua Jika Mengetahui Anak Menyalahgunakan NARKOBA -------------- 102
E. Yang Sebaiknya Dilakukan Jika Anak Menyalahgunakan NARKOBA ---------------- 105
F. Apa Saja Yang Perlu Orang Tua Ketahui Mengenai Adiksi ----------------------------- 106
G. Persepsi Adiksi Sebagai Gangguan Otak ---------------------------------------------------- 108
H. Tips Menjalin Komunikasi Yang Baik Antara Orang Tua Dan Anak ------------------- 108
I. Tindakan Pertolongan Pertama Pada Penderita Over Dosis (OD) -------------------- 109
J. Yang Harus Dilakukan Terhadap Teman Yang Kecanduan NARKOBA ------------- 110
K. Tahapan Penyembuhan Bagi Pecandu NARKOBA --------------------------------------- 110
L. Proses Pemulihan ---------------------------------------------------------------------------------- 111
M. Konseling ---------------------------------------------------------------------------------------------- 112
N. Berbagai Macam Program Terapi dan Rehabilitasi ---------------------------------------- 113
O. Dukungan Keluarga Bantu Pulihkan Pecandu Narkotika --------------------------------- 114
P. Dasar Teori Cognitive Behavioral Therapy --------------------------------------------------- 117
Q. Implementasi Keterampilan Psikososial ------------------------------------------------------ 117
R. Pendekatan Biopsikososial ----------------------------------------------------------------------- 118
S. Terapi 12 Langkah ---------------------------------------------------------------------------------- 119
T. Metode Terapi dan Rehabilitasi Criminon ---------------------------------------------------- 122
U. Program Aftercare ---------------------------------------------------------------------------------- 123
V. Resiko Pemulihan Penyalahgunaan NARKOBA ------------------------------------------- 124
W. Pencegahan Kekambuhan (Relapse Prevention) ------------------------------------------ 124
X. Terapi Korban NARKOBA dengan Shalat ---------------------------------------------------- 126
Y. Ringkasan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan NARKOBA 128
BAGIAN VI: Suplemen Pelengkap -------------------------------------------------------------------- 131
A. NARKOBA; Antara Mitos dan Fakta ----------------------------------------------------------- 131
B. Beberapa Istilah Dalam Kamus Bahasa NARKOBA Mania ----------------------------- 133
C. Beberapa Istilah Ilmiah Dalam Penanganan Penyalahgunaan NARKOBA --------- 139
D. Dilematika Susahnya Memberantas NARKOBA -------------------------------------------- 143
E. Islâm Memandang dan Memberantas Penyalahgunaan NARKOBA ------------------ 144
F. Salinan Fatwa Majelis ‘Ulamâ Indonesia Tentang NARKOBA -------------------------- 147

2
BAGIAN I

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN NARKOBA

A. Asal Muasal Candu


Dalam catatan sejarah pada ± 2000 SM. Candu pertama dikenal oleh bangsa
Sumeria, mereka menyebutnya “Hul Gill” yang artinya 'tumbuhan yang
menggembirakan' karena efek yang diberikan tumbuhan tersebut bisa melegakan
rasa sakit dan memudahkan penggunanya cepat terlelap. “Hul Gill” tersebut
(Papavor Somniferitum atau Sari Bunga Opium) tumbuh subuh di daerah dataran
pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.
Namun filsuf dan ahli medis Hippocrates, Plinius, Theophratus dan
Dioscorides menggunakan candu sebagai bagian dari pengobatan, terutama
pembedahan. Saat itu Hippocrates belum menemukan bahan aktif candu namun ia
tahu kegunaan candu yang sifatnya analgesik (pereda rasa sakit) dan narkotik.

Dulu candu masih dikonsumsi mentah, baru pada tahun 1805 M. morphine
mulai dikenal untuk pertama kalinya menggantikan candu mentah (opium).
Penggunaan candu yang berlebihan akan menyebabkan ketagihan dan sesak.
Hampir selama 100 tahun 'kelebihan' candu ini tak diboyong
ke Eropa karena dulu Bangsa Eropa menganggap apapun
yang dibawa dari Timur adalah barang setan. Candu mentah
hanya digunakan untuk pengobatan sampai akhirnya Ratu
Elizabeth I menyadari kelebihan opium dan membawanya ke
Inggris.

3
Candu mulai dikenalkan di India dan Persia oleh Alexander the Great pada
330 sebelum masehi. Pada zaman itu orang India dan Persia menggunakan candu
dalam acara jamuan makan dengan tujuan rileksasi.
Pada tahun 1680 M. seorang ahli farmasi Thomas
Sydenham mengenalkan Sydenham's Laudanum yaitu
campuran herba dan anggur. Belanda mulai mempopulerkan
penggunaan pipa tembakau untuk mengisap candu di tahun
yang sama. Penggunaan jarum suntik baru dikenalkan oleh Dr.
Alexander Wood dari Edinburgh, semakin memudahkan para pemadat
menggunakan candu, bahkan tiga kali lebih cepat dari cara biasa.
Baru pada akhir abad Ke–19 ahli kimia mulai mengubah struktur molekul
morphine dan mengubahnya menjadi obat yang kurang menyebabkan ketagihan.
Tepatnya tahun 1874 M. peneliti C.R. Wright menemukan sintesis heroin (putaw)
dengan memanaskan morphine.
Peredaran opium selama abad Ke–19 ini makin berkembang pesat di
Amerika, selain penggunaan opium yang terkesan serampangan di bidang medis,
opium mudah sekali dijumpai di Amerika dalam bentuk tonikum, obat-obatan paten
bahkan menyudut opium di sarang-sarang pencandu tak dapat lagi dihindari.
Sebuah gejala epidemic di akhir tahun 1800-an. Ironisnya para pencandu morphine
ini banyak dijumpai di kalangan serdadu yang terluka saat Perang Dunia.
Karena daya 'nagih' candu, akhirnya pada tahun 1878 M. Kerajaan Inggris
mengeluarkan Undang-undang untuk mengerem
penggunaan dan impor opium secara bebas terutama dari
China. Hal senada juga diberlakukan di Amerika dengan
mengeluarkan Undang-undang Makanan dan Obat (Pure
Food and Drug Act) pada tahun 1906 M. yang meminta pihak
farmasi memberi label yang jelas untuk setiap kandungan
opium dalam obat yang mereka produksi.
Namun peraturan tersebut tak banyak membantu bahkan peredaran opium
makin tak terkontrol dan dijual secara bebas. Hal ini semakin memicu jumlah
pencandu, terutama di kalangan tentara dan wanita bersalin. Melihat hal tersebut St.
James Society menawarkan sample cuma-cuma untuk para pencandu dengan
tujuan menghilangkan ketagihan serta mengurangi peningkatan penagih heroin
yang tak terbendung.

4
Apa yang dilakukan St. James Society tak banyak membantu sampai
akhirnya pada tanggal 17 Desember 1914 M. Harrison Narcotics Act menetapkan
peraturan bagi siapapun pengguna dan penjual wajib membayar pajak, mengatur
regulasi penjualan narkotik, melarang memberi narkotik pada pencandu yang tak
memiliki keinginan untuk sembuh, menahan paramedis dan menutup panti
rehabilitasi.
Pada tahun 1923 M., Badan Obat Amerika (FDA) melarang penjualan semua
bahan narkotik terutama heroin, namun para pencandu bisa membelinya di pasar
gelap. Pasar gelap pertama dibuka di Chinatown, New York.
Tahun 1970 M. Presiden Amerika Richard Nixon melancarkan perang
terhadap Heroin. Salah satu langkah Nixon adalah berjanji membantu kesejahteraan
Turki yang selama ini menjadi pemasok utama heroin ke Amerika mulai tahun 1950-
1970 dengan memberi menyediakan tentara bantuan dan meningkatkan
perekonomian.
Rakyat Turki juga menerima bantuan senilai 35 juta dollar per tahun sebagai
imbalan memusnahkan ladang opium dan menggantinya dengan tanaman lain
terutamanya di wilayah Anatolia, karena Anatolia merupakan produsen utama opium
di Turki. Turki membutuhkan waktu setahun untuk memusnahkan ladang opium dan
membakarnya dengan herbisida yang dikirim Amerika.

B. Perang Candu
Awal abad Ke–19 opium dibawa ke daratan China (Tiongkok) oleh para
pedagang Inggris sebagai pengimbang ekspor teh ke Inggris. Opium di Tiongkok
digunakan sebagai obat selain diperdagangkan. Pada masa Emperor Yung Cheng
candu dihisap menggunakan pipa khas yang terbuat dari tanah liat dan diminum
bersama arak. Asap candu ini diyakini bisa memberikan mimpi sewaktu tidur.
Saat pemerintahan Kekaisaran Ming dan Ching, China menutup jalan
perniagaan dengan dunia Barat karena mereka mengganggap mereka mampu
memenuhi keperluan rakyat dan tidak mau bergantung pada Barat. Hal ini sangat
menyulitkan Inggris, karena barang-barang Tiongkok seperti sutera, tembikar,
rempah dan teh yang dimonopoli oleh Inggris memiliki pasaran luas di Eropa.
Melalui perundingan perdagangan akhirnya kekaisaran China mengijinkan
Inggris berdagang di China tepatnya di Guangzhou (Canton). Namun Inggris
menyalahgunakan kesepakatan ini dengan memasukkan opium ke Guangzhou
setelah mereka mengetahui penggunaan candu cukup meluas di kalangan

5
penduduk. Mereka ingin menjalankan perdagangan baru yaitu menjual opium atau
candu.
Langkah Inggris memasukkan opium ini direspon kalangan pencandu
Guangzhou, apalagi Inggris memiliki akses mudah mendapatkan opium dari India,
yang secara geografis dekat dengan daratan China, sangat memudahkan peredaran
opium di masyarakat Guangzhou.
Mengetahui semakin banyaknya pencandu Guangzhou, pada masa
pemerintahan Kaisar Tao Kwang pada 1839, satu langkah tegas diambil Kwang
untuk mengatasi masaah kecanduan di masyarakat. Kwang memerintahkan
Komisaris Lin Tse-Hsu untuk memusnahkan dan membakar candu ilegal di
Guangzhou. Pembakaran ini membuat berang Inggris dan menjadi awal dimulainya
Perang Candu I. Perang yang berlangsung selama tiga tahun (1839-1842 M.) ini
menyisakan kekalahan besar-besaran bagi bangsa China, sebanyak 30 ribu rakyat
China menjadi korban perang yang memaksa China untuk menandatangani Treaty
of Nanjing (1842 M.) dan The British Supplementary Treaty of the Bogue (1843 M.).
Dalam perjanjian tersebut China wajib
membayar upeti 21 juta ke Inggris sebagai
ganti rugi. China juga harus membuka kembali
pintu perniagaan ke dunia barat, dengan
membuka pelabuhan di Guangzhou, Jinmen,
Fuzhou, Ningbo, dan Shanghai. Inggris juga
meminta wilayah Hong Kong menjadi tanah jajahan mereka. Perjanjian Nanjing
menjadi pintu pembuka peredaran candu dan pembuka pintu dagang Barat ke
Timur.
Perang Candu II terjadi antara Inggris, Prancis, dan China pada tahun 1856
M. yang dipicu pencarian kapal milik Inggris The Arrow oleh bangsa China secara
ilegal di Guangzhou. Hal tersebut membuat marah Inggris yang kembali
mengobarkan perang dan kembali memenangkan peperangan. Guangzhou diduduki
pasukan Inggris-Prancis sampai tahun 1861 M.
China kembali mengalami kekalahan dan dipaksa menandatangai Treaty of
Nanjing (1858 M.) di mana Perancis, Rusia dan
Amerika iku ambil bagian. Dalam perjanjian ini China
bersedia membuka sebelas pelabuhan, dibukanya
kedutaan asing, memberi sanksi pada aktivis
missionaris Kristen serta melegalkan impor candu.

6
Perang kembali pecah tahun 1859 M. saat China menghalangi masuknya
diplomat asing ke Beijing dan keinginan Inggris untuk memaksakan beberapa pasal
baru dalam perjanjian Nanjing. Kali ini Inggris dan Perancis menguasai Beijing dan
membakar Istana Musim panas Kaisar (Yuan Ming Yuan).
Konvensi Beijing tahun 1860 M. memutuskan China dipaksa untuk mematuhi
kembali syarat-syarat yang tertera di Perjanjian Nanjing dengan menyertakan
beberapa konsensi tambahan dan mengakhiri perang (opiumwar).

C. Perjalanan Opium
48000 SM. ; Ephedra ditemukan di kawasan pemakaman Irak.
10000 SM. ; Pertanian yang paling awal, termasuk tembakau, kopi dan ganja.
7000 SM. ; Biji pinang ditemukan di kawasan Asia.
6000 SM. ; Tembakau dibudidayakan oleh penduduk asli Amerika latin.
4200 SM. ; Biji opium ditemukan di kawasan pemakaman Spanyol.
4000 SM. ; Pembuatan anggur atau bir di Mesir, Sumeria.
3400 SM. ; Pada awalnya bunga opium
(candu) dikembangkan di Mesopotamia.
Bangsa Sumeria menyebutnya Hul Gil
(tanaman kegembiraan) yang kemudian
menularkan pengaruh dan efek tanaman
tersebut pada bangsa Assyrians. Seni
mengumpulkan dan meramu opium ini berlanjut dan menyebar dari Assyrians ke
Babylonia sampai ke tangan bangsa Mesir.
3000 SM. ; Budidaya tanaman ganja di Cina, Asia serta kegiatan menghisap ganja
di Eropa Timur.
2737 SM. ; Di China ganja sudah mulai digunakan untuk mengobati lepra dan rasa
cemas.
2000 SM. ; Residu coca ditemukan pada mumi Andean.
1500 SM. ; Para penulis Yunani mulai menggunakan jamur ajaib pada pesta
tahunan mereka.
1300 SM. ; Bangsa Mesir kuno, tepatnya penduduk ibu kota Thebes mulai
menanam bunga opium di ladang mereka, ihwal perjalanan candu mulai
menyebar. Perdagangan bunga opium dimulai pada masa pemerintahan
Thutmose IV, Akhenaton dan Raja Tutankhamen.

7
Rute perdagangan meliputi Phoenicians (negara maritim di barat daya Asia
dan sepanjang laut Mediterania; saat ini Siria dan Lebanon) dan Minoans
(wilayah Pulau Kreta; Yunani). Mereka membawa candu dalam rute
perdagangan menyeberangi Laut Mediterania menuju Yunani, Carthage (kota
kuno di Afrika Utara, di Teluk Tunisia), dan Eropa.
1100 SM. ; Sebelum jatuhnya Troy, bangsa Cyprus yang dikenal dengan ‘Peoples of
the Sea’ mulai menanam dan memanen opium sendiri. Meskipun di masa ini
opium cenderung lebih digunakan sebagai rokok, mereka juga membuatnya
sebagai komoditi dagang.
460 SM. ; Pada masa ini opium mulai dikenal sebagai bagian dari pengobatan.
Hippocrates, 'bapak pengobatan' membuang efek negatif candu dan
mengakuinya sebagai bagian dari pengobatan penghilang rasa nyeri untuk
menahan pendarahan untuk pengobatan penyakit dalam, penyakit pada wanita
serta wabah.
330 M. ; Alexander the Great mulai mengenalkan candu pada bangsa Persia dan
India.
400 M. ; Candu thebaicum dari lahan Thebes, Mesir dibawa ke China oleh saudagar
Arab.
1020 M. ; Filsuf dan ahli medis Avicenna (Ibnu Sina) dari Persia mengatakan opium
sebagai candu adalah senyawa pembuat 'mabuk' yang paling hebat.
1200 M. ; Risalah kedokteran India kuno The Shodal Gadanigrah dan Sharangdhar
Samahita menulis penggunaan candu sebagai obat untuk menyembuhkan diare
dan disfungsi seksual. Kitab Dhanvantri Nighantu mengatakan bahwa candu
adalah senyawa yang termasuk dalam golongan medis.
1300 M. ; Keberadaan candu hilang selama rentang waktu dua ratus tahun dalam
sejarah Eropa. Candu menjad subjek yang tabu untuk dibahas di masa Holy
Inquisition (masa di mana Gereja Katolik Roma melakukan penekanan dan
pemeriksaan pada hal-hal berbau klenik/mistik). Dalam masa Inquisition ini,
orang Eropa memiliki keyakinan bahwa apapun yang dibawa dari Timur memiliki
hubungan dengan setan.
1500 M. ; Orang Portugis mengenal candu saat berlayar di Laut China Timur,
mereka menganggap efek spontan pada candu adalah sebuah praktik barbarian
dan pemberontakan bangsa China.
1527 M. ; Selama periode Reformasi, candu dikenalkan kembali dalam literatur
medis Eropa oleh Paracelsus sebagai laudanum (candu larut, biasanya

8
digunakan dalam pengobatan). Candu disulap menjadi pil hitam atau lebih
dikenal dengan sebutan Stones of Immortality (Batu Keabadian) yang terbuat
dari campuran Opium Thebaicum, air jeruk, dan saripati emas sebagai penawar
rasa sakit.
1600 M. ; Orang Persia dan India mulai mengenal dan mengkonsumsi campuran
candu. Pedagang Portugis mengusung candu dari India melalui Makao ke China
dalam rute perdagangan.
1606 M. ; Ratu Elizabeth I memerintahkan menyewa kapal untuk membeli opium
India terbaik dan membawanya ke Inggris.
1620–1670 M. ; Tentara Rajput berperang melawan bangsa Mongol untuk
mengenalkan tradisi 'nyandu' ke kerajaan Assam, sebuah kerajaan di Timur Laut
India. Pada masa ini tentara Rajput mengkonsumsi candu setiap hari. Mulai 1637
candu menjadi komoditi utama perdagangan Inggris ke China.
1680 M. ; Ahli obat Thomas Sydenham mengenalkan Laudanum, sebuah pil yang
diramu dari olahan campuran candu, anggur sherry dan tumbuh-tumbuhan.
Laudanum sangat populer sebagai penyembuhan
berbagai penyakit.
1700 M. ; Belanda mengekspor opium India ke China
dan kepulauan di Asia Tenggara; orang Belanda
mulai mengenalkan nyandu dengan menggunakan
pipa ke masyarakat China.
1729 M. ; Emperor China Yung Cheng mengeluarkan
surat perintrah larangan merokok candu dan peredaran perdagangan domestik
yang berhubungan dengan candu, kecuali sebagai obat.
1750 M. ; India Timur di bawah pemerintahan Inggris mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan candu secara langsung di India. Inggris mendominasi
perdagangan candu mulai wilayah Calcutta sampai China.
1753 M. ; Linnaeus, bapak ilmu tanaman, pertama kali mengklasifikasikan opium,
Papaver somniferum –semacam obat penidur – dalam bukunya Genera
Plantarum.
1767 M. ; Perusahaan Inggris di India Timur mengimpor opium ke daratan China
tidak kurang dari 2,000 paket opium tiap tahunnya.
1773 M. ; Perusahaan India Timur mengajukan kebijakan monopoli terhadap semua
opium yang diproduksi di Bengal, Bihar, dan Orissa. Warren Hastings mulai

9
memperkenalkan sistem kontrak dalam jual-beli opium, yaitu diperdagangkan
melalui jalur pelelangan.
1793 M. ; Perusahaan Inggris di India Timur mulai menjalankan kebijakan monopoli
perdagangan opium. Semua petani opium di India tidak diperbolehkan menjual
produksi opiumnya pada perusahaan dagang kompetitor.
1796 M. ; Impor opium ke China dilakukan melalui jalur perdagangan gelap. Perak
diselundupkan ke luar negeri untuk ditukar dengan candu (opium).
1797 M. ; Perusahaan India Timur mulai memperkenalkan Regulasi Bengal IV untuk
mengesahkan penunjukkan agen opium sebagai perantara pembelian opium dari
para penanam opium, serta memprosesnya pada pabrik-pabriknya sendiri di
daerah Patna dan Ghazipur.
1799 M. ; Kaisar China, Raja Kia, melarang opium secara keseluruhan, serta
membuat kebijakan bahwa perdagangan dan penanaman opium adalah tindakan
melanggar hukum.
1800 M. ; Perusahaan perdagangan Inggris membeli hampir separuh jumlah opium
yang diekspor dari Smyrna, Turki, khusus untuk kepentingan impor Negara
Eropa dan Amerika Serikat.
1803 M. ; Friedrich Sertürner ilmuwan dari Paderborn, Jerman, menemukan bahan-
bahan aktif dalam opium dengan cara melarutkannya dalam zat asam, kemudian
menetralisirnya dengan amonia, dan menghasilkan alkaloids–Principium
somniferum, atau disebut juga dengan morphine. (diambil dari nama Dewi Mimpi
Yunani yang bernama Morphius). Pada tahun 1806 M. Seorang dokter dari
Westphalia bernama Friedrich Wilhelim juga menemukan modifikasi serupa hasil
campuran candu dengan amoniak.
Para ahli kesehatan mempercayai bahwa opium sudah disempurnakan dan
dijinakkan. Morphine disebut-sebut sebagai 'Obat Milik Tuhan' karena
keandalannya, efek jangka panjangnya, serta keamanan pemakaiannya.
1805 M. ; Penyelundup dari Boston, Massachusetts, bernama Charles Cabot
mencoba untuk membeli opium dari perusahaan Inggris, kemudian
menyelundupkannya ke China dengan didukung sepenuhnya oleh kalangan
penyelundup Inggris.
1812 M. ; Warga Negara Amerika bernama John Cushing, yang bekerja di
perusahaan pamannya, James & Thomas H. Perkins di Boston, memperoleh
kekayaan yang sangat banyak dari hasil menyelundupkan opium dari Turki ke
Kanton, China.

10
1816 M. ; John Jacob Astor, penduduk kota New York, bekerja di perusahaan
penyelundupan opium. Perusahaan dagangnya di Amerika membeli 10 ton
opium Turki, kemudian kapalnya membawa barang gelap itu ke Kanton melalui
Macedonia. Astor kemudian menghentikan perdagangan opium ke China, dan
menjualnya hanya untuk Inggris.
1819 M. ; Penulis John Keats bersama para sastrawan Inggris lainnya
menganjurkan agar opium hanya digunakan untuk konsumsi kesenangan pribadi
kalangan menengah ke atas, dan tidak digunakan secara terus-menerus sebagai
candu.
1821 M. ; Thomas De Quincey menerbitkan pengalaman autobiografinya berkaitan
dengan masalah kecanduan opium, berjudul Confessions of an English Opium-
eater.
1827 M. ; E. Merck Co, perusahaan di Darmstadt, Jerman, mulai melakukan
produksi morphine untuk kepentingan komersial.
1830 M. ; Ketergantungan Inggris terhadap opium untuk kepentingan pengobatan
dan bersenang-senang mencapai jumlah tertinggi untuk pertama kalinya dalam
sejarah. Tercatat tidak kurang dari 22.000 pon opium yang diimpor Inggris dari
Turki dan India.
Jardine-Matheson Co, dari London mewarisi produksi dan perdagangan
opium India dari Perusahaan Inggris di India Timur, ketika mandat untuk
memerintah dan mengatur kebijakan perdagangan Inggris di India tidak
diberlakukan lagi.
1837 M. ; Elizabeth Barrett Browning menjadi seorang
pecandu morphine. Namun, hal ini tidak mempengaruhi
kemampuannya untuk menuliskan puisi-puisinya.
18 Maret 1839 M. ; Lin Tse-Hsu, penegak hukum
kekaisaran China yang bertanggung-jawab
menghentikan perdagangan opium di China,
memerintahkan semua pedagang asing untuk
menyerahkan opium mereka. Inggris menanggapi
kebijakan China tersebut dengan mengirimkan kapal-kapal perang ekspedisinya
ke daerah pesisir pantai China, dan memulai Perang Candu yang pertama.
1840 M. ; Para pendatang baru asal Inggris membawa 24.000 pon opium ke
Amerika Serikat. Hal ini menarik perhatian pihak bea cukai Amerika Serikat,
karena pajak yang diperoleh dari impor opium sangat besar.

11
1841 M. ; China berhasil dikalahkan oleh Inggris pada Perang Opium yang pertama.
Selain diharuskan membayar ganti rugi yang besar, China juga harus merelakan
wilayah Hong Kong untuk diserahkan pada Inggris.
1842 M. : Disepakatinya Perjanjian Nanking antara Ratu Inggris dan Kaisar China.
1843 M. ; Dr. Alexander Wood dari Edinburgh menemukan
cara baru untuk mengkonsumsi morphine, yaitu melalui
injeksi dengan menggunakan jarum suntik. Dia
menemukan efek morphine pada pasiennya bereaksi
lebih cepat dan tiga kali lebih ampuh dibandingkan
dengan cara konvensional.
1852 M. ; Inggris tiba di Burma, mengimpor opium dalam jumlah besar dari India
dan menjualnya dengan menggunakan kebijakan monopoli yang dikontrol oleh
pemerintahan setempat.
1856 M. ; Inggris bersama-sama dengan Perancis kembali menantang China dalam
Perang Opium yang kedua. Setelah kalah dalam perang, China dipaksa lagi
untuk membayar ganti rugi. Impor opium kemudian disahkan secara hukum.
Sejak saat itu produksi opium semakin meningkat di daerah-daerah dataran
tinggi kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun yang sama sewaktu pecah perang saudara di Amerika Serikat,
morphine sudah biasa digunakan untuk penghilang rasa sakit akibat luka-luka
perang.
1874 M. ; Peneliti asal London–Inggris, C.R. Alder Wright, berhasil mensintesiskan
diacetylmorphine atau dikenal sebagai heroin untuk yang pertama kalinya. Dia
mendapatkannya dengan cara merebus atau memanaskan di atas kompor
cairan morphine dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis
jamur). Campuran ini ketika diujikan pada Anjing menghasilkan efek reaksi yang
membuat Anjing tersebut bertiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah.
Di San Fransisco, merokok candu di daerah perkotaan dibatasi hanya pada
tempat-tempat tertentu agar pengaruhnya tidak menyebar ke daerah Pecinan.
1878 M. ; Inggris mengesahkan Undang-undang Candu dengan harapan bisa
mengurangi jumlah konsumsi opium. Di bawah aturan hukum yang baru,
penjualan opium tidak diperbolehkan lagi bagi kalangan pengguna opium asal
China dan India, sementara itu warga Birma dilarang keras merokok opium.
1886 M. ; Inggris menguasai kawasan Timur Laut Birma, negeri Shan. Produksi dan
penyelundupan candu di sepanjang daerah dataran rendah Birma berkembang

12
pesat, meskipun Inggris berusaha keras untuk melakukan monopoli terhadap
perdagangan candu.
1890 M. ; Kongres Amerika Serikat, memulai upaya penegakan hukum atas
Undang-undang Anti Narkotiknya dengan cara memaksakan pajak yang tinggi
atas pemakaian opium dan morphine.
Tabloid milik William Randolph Hearst menerbitkan berbagai cerita tentang
wanita kulit putih yang dirayu oleh pria China dan candu mereka untuk
membangkitkan ketakutan terhadap 'Risiko Kuning' yang merupakan kampanye
anti NARKOBA yang dilakukan secara halus pada publik.
1895 M. ; Heinrich Dreser, karyawan Perusahaan Bayer di Elberfeld, Jerman,
menemukan bahwa mengurangi takaran morphine dengan menggunakan asetil
dapat menghasilkan obat yang tidak mengandung efek samping morphine. Bayer
memulai produksi diacetylmorphine dengan nama 'heroin' sebagai obat resmi
penghilang rasa sakit. Namun 3 tahun kemudian, heroin tidak lagi diproduksi
untuk kepentingan komersial.
Awal Tahun 1900 M. ; Perkumpulan amal Saint James di Amerika Serikat
melakukan kampanye anti-NARKOBA dengan cara mengirimkan sampel heroin
secara gratis melalui pos, yang ditujukan pada para pecandu yang mencoba
berhenti dari kebiasaan candu mereka. Sementara itu, upaya Inggris dan
Perancis untuk mengawasi produksi opium di kawasan Asia Tenggara
memperoleh keberhasilan gemilang. Namun pada akhirnya, kawasan Asia
Tenggara ini menjadi 'segitiga emas' yang justru memiliki peran sangat besar
dalam perdagangan opium di era tahun 1940-an.
1902 M. ; Dalam berbagai jurnal kesehatan, para pakar kesehatan mulai
membicarakan efek samping dari penggunaan heroin sebagai cara
menanggulangi kecanduan morphine. Beberapa ahli kesehatan berpendapat
bahwa pasien mereka malah menderita ketika berhenti diberi heroin, karena
efeknya ternyata sama saja dengan kecanduan morphine.
1903 M. ; Ketergantungan pada heroin meningkat sampai pada tingkat yang
mengkhawatirkan.
1905 M. ; Kongres Amerika Serikat melarang semua bentuk penggunaan opium.
1906 M. ; China dan Inggris akhirnya menyetujui kesepakatan untuk melarang
perdagangan opium Sino-India. Beberapa pakar kesehatan melakukan
eksperimen dengan melakukan terapi penyembuhan untuk pecandu heroin. Dr.
Alexander Lambert dan Charles B. Towns menjelaskan dan mengklaim bahwa

13
teknik penyembuhan mereka adalah yang tercanggih, terefektif, dan termaju di
antara teknik penyembuhan ketergantungan heroin lainnya. Teknik
penyembuhan mereka terdiri dari 7 hari terapi, termasuk 5 hari yang digunakan
untuk menetralkan heroin dari sistem organ tubuh pasien dengan menggunakan
beberapa dosis dari belladonna delirium.
Kongres Amerika Serikat mengesahkan Undang-undang NARKOBA dan
Makanan Sehat, dengan memerintahkan pelabelan semua obat-obatan yang
dipatenkan oleh perusahaan-perusahaan farmasi. Hasilnya, angka penggunaan
opium bisa ditekan secara signifikan.
1909 M. ; Larangan obat federal pertama diberikan di Amerika Serikat yang
melarang pengimporan candu. Undang-undang itu disahkan sebagai persiapan
untuk konferensi di Shanghai, di mana Amerika Serikat memaksakan agar paket
Perundang-undangan itu bisa menekan jumlah penjualan opium ke China.
1 Februari 1909 M. ; Komisi Opium Internasional menggelar konferensinya di
Inggris. Delegasi Amerika Serikat dipimpin oleh Dr. Hamilton Wright dan Uskup
Henry Brent. Keduanya berupaya untuk meyakinkan delegasi dunia yang hadir di
sana akan ancaman moral dan efek mematikan dari penggunaan opium.
1910 M. ; Setelah selama 150 tahun gagal membebaskan negaranya dari
ketergantungan opium, China akhirnya berhasil memaksa pihak Inggris untuk
menghentikan perdagangan opium antara China dan India.
17 Desember 1914 M. ; Akta Narkotika Harrison mulai diberlakukan untuk
menghentikan adiksi dan penyalahgunaan NARKOBA (terutama jenis kokain dan
heroin). Akta tersebut mengharuskan setiap penggunaan narkotika harus terlebih
dahulu melalui persetujuan dokter, ahli farmasi, dan pihak lain. Selain itu produk
narkotika juga dikenakan pajak yang
tinggi.
1923 M. ; Bendahara Badan Narkotika
Amerika Serikat (lembaga
pemerintahan pertama yang khusus
menangani masalah NARKOBA)
melarang semua penjualan narkotika, meskipun secara legal. Karena dengan
pemberlakuan ijin pembelian heroin secara legal, para pecandu malah berpaling
ke penjual NARKOBA di jalanan.

14
1925 M. ; Di saat Amerika mulai memberlakukan larangan perdagangan opium,
sebuah pasar gelap NARKOBA baru juga beroperasi di daerah Pecinan, New
York.
1930–an M. ; Sebagian besar heroin ilegal yang diselundupkan ke Amerika Serikat
berasal dari China yang dikemas di Shanghai dan Tietsin.
Awal 1940–an M. ; Di saat pecah Perang Dunia II, rute perdagangan opium
dihalangi serta jalur pendistribusian opium dari India dan Persia terputus. Karena
khawatir akan kehilangan kekuatan monopoli mereka atas opium, Perancis
mendorong para petani untuk meningkatkan produksi opium mereka.
1945–1947 M. ; Burma memperoleh kemerdekaannya dari Inggris pada akhir
Perang Dunia II. Penanaman serta perdagangan opium mulai merebak di
kawasan Shan.
1948–1972 M. ; Kawanan Gangster Korsika mendominasi pasar heroin di Amerika
Serikat, dengan memanfaatkan hubungan mereka dengan Mafia penyalur
NARKOBA. Setelah mengemas opium mentah dari Turki di laboratorium
Marseilles, heroin menjadi semakin mudah diperjual-belikan oleh para junkies di
jalanan kota New York.
1950 M. ; Amerika Serikat berupaya untuk mencegah penyebaran Komunisme di
Asia dengan meminta dukungan dari suku-suku dan para ksatria untuk
mengamankan daerah 'Segitiga Emas' (termasuk Laos, Thailand, dan Birma),
serta menjamin aksesibilitas dan perlindungan hingga melingkupi wilayah
perbatasan Tenggara China. Dalam rangka mempertahankan hubungan baiknya
dengan para ksatria itu, selain memberikan sejumlah besar dana untuk
memerangi komunisme, Amerika juga mempersenjatai para ksatria dan semua
tentara mereka dengan amunisi, senjata, dan transportasi udara untuk
kelancaran produksi dan penjualan opium. Akibatnya terjadilah penyelundupan
heroin secara besar-besaran ke Amerika, yang jatuh ke tangan para penjual
serta pecandu NARKOBA.
1962 M. ; Birma mencabut aturan hukumnya atas masalah opium.
1965 M. ; Cho En Lai menyatakan bahwa ia tidak suka Amerika menarik
pasukannya dari Vietnam karena sebagian besar pasukan Amerikasudah
terjaring ketagihan minum candu. Ia juga berharap semoga semakin banyak
pasukan Amerika yang datang ke Vietnam agar mereka berkesempatan merusak
moral rakyat Amerika lewat pasukannya.

15
1965–1970 M. ; Amerika dipersalahkan atas ketelibatannya dalam perang Vietnam,
karena mendorong terjadinya penyelundupan heroin ke negara adidaya itu, di
mana pada tahun 1968 korban candu di Amerika telah meningkat hingga 40%.
Untuk membantu sekutu Amerika Serikat, Badan Intel Amerika (Central
Intelligence Agency, CIA) menyewa sebuah maskapai penerbangan, Air
America, untuk membawa opium mentah dari Birma dan Laos. Selain itu
sejumlah besar opium juga dibawa ke Marseilles oleh para Gangster Korsika
untuk dikemas menjadi heroin dan dikapalkan menuju AS dengan bantuan Mafia
Perancis. Jumlah kasus kecanduan heroin di Amerika Serikat meningkat drastis
hingga 750.000.
Oktober 1970 M. ; Penyanyi legendaris, Janis Joplin, ditemukan dalam keadaan tak
bernyawa di sebuah hotel di kawasan monumen Hollywood. Diduga kuat dia
menjadi korban overdosis akibat pemakaian heroin.
1972 M. ; Ekspor Heroin dari kawasan 'Segitiga Emas' di kawasan Asia Tenggara
dikendalikan oleh ksatria asal negeri Shan, bernama Khun Sa. Daerah tersebut
menjadi kawasan penghasil opium terbesar di tengah perdagangan NARKOBA
yang sangat menguntungkan.
Solomon Snyder dan Candace Pert menemukan adanya reseptor opiat di
otak manusia, yang bisa dengan mudah dimanipulasi oleh setiap orang.
1 Juli 1973 M. ; Presiden Nixon mendirikan Badan Penanggulangan NARKOBA
(Drug Enforcement Administration, DEA) di bawah kendali Departemen
Kehakiman untuk menyatukan semua kekuatan yang dimiliki pemerintah untuk
menanggulangi permasalahan NARKOBA di bawah satu komando.
Pertengahan 1970an M. ; Saigon jatuh ke tangan Amerika Serikat. Pencarian
sumber opium mentah mulai dilakukan di kawasan Sierra Madre, Mexico. Opium
mentah yang mereka sebut 'Lumpur Meksiko' untuk sementara waktu
menggantikan konsumsi heroin 'Putih' dari China hingga tahun 1978.
1975 M. ; Hans Kosterlitz dan beberapa koleganya memulai eksperimen isolasi dan
pemurnian opioid endogen yang terdapat dalam otak, bernama enkefalin.
1978 M. ; Pemerintahan Amerika Serikat dan Meksiko menemukan sebuah cara
untuk memusnahkan sumber opium mentah, dengan cara menyemprotkan Agent
Orange di ladang-ladang candu. Rencana pemberantasan ini berhasil menekan
jumlah 'Lumpur Meksiko' hingga berkurang secara signifikan di pasar NARKOBA
Amerika Serikat. Sementara itu sebuah daerah penghasil heroin baru ditemukan
di wilayah 'Bulan Sabit' yang melingkupi Iran, Afghanistan, dan Pakistan. Dari

16
sana diproduksi secara besar-besaran dan diselundupkan banyak kemasan
heroin ilegal.
1982 M. ; Bintang komedi Animal House Fame, John Belushi, tewas akibat
overdosis dalam penggunaan heroin dan kokain. Belushi meregang nyawa
sesaat setelah menghisap campuran heroin-kokain (speedball).
13 September 1984 M. ; Pejabat pemerintahan Amerika Serikat mengakiri program
pemberantasan NARKOBAnya di belahan dunia ketiga, setelah selama lebih dari
satu dekade tidak berhasil menjalankan program pengalihan penanaman opium
ke penanaman bibit tanaman bahan pangan. Produksi mariyuana maupun
tanaman candu tidak bisa diberantas tanpa adanya upaya pemusnahan tanaman
tersebut, disertai dengan jalan penegakan hukum. Laporan tentang rendahnya
keberhasilan program pemberantasan itu tersebar secara merata di Birma,
Pakistan, Meksiko, dan Peru.
1988 M. ; Produksi opium di Birma meningkat pada saat kepemimpinan rezim junta
mulai dibentuk semacam konsul penegak hukum, yang disebut State Law and
Order Restoration Council (SLORC).
Upaya penggagalan distribusi heroin terbesar terjadi di Bangkok, pihak
pemerintah Amerika menduga sebanyak 2.400 pon heroin yang akan diekspor
tersebut akan didistribusikan di kota New York. Semua produk ilegal itu berasal
dari kawasan 'Segitiga Emas' yang dikendalikan oleh penguasa candu setempat,
Khun Sa.
1990 M. ; Pengadilan Amerika Serikat menjatuhkan hukuman pada Khun Sa,
pimpinan Tentara Kesatuan Shan dan bandar besar NARKOBA, atas kegiatan
pendistribusian heroin yang dilakukannya. Jaksa Pengadilan Tinggi AS menuntut
Khun Sa karena telah mengimpor sebanyak 3.500 pon heroin ke kota New York
dengan ancaman hukuman penjara selama 18 bulan. Penahanannya itu
membuatnya tidak memiliki kekuasaan lagi untuk menjalankan bisnis heroinnya
di Bangkok.
Pada tahun 1990 ini juga, Drug Enforcement Administration, DEA USA (Dinas
Pencegahan Obat Bius AS) memperkirakan bahwa produksi kokain yang
diekspor Kolombia selaku negara penghasil 80% kokain dunia, ke AS yang biasa
dilakukan melalui Meksiko dan Kiribia, telah menyentuh angka sebesar 500–800
ton.
1992 M. ; Bandar candu terbesar di Kolombia mulai mempromosikan sebuah
kemasan heroin dengan dosis yang sangat tinggi ke Amerika Serikat.

17
1993 M. ; Tentara Thailand dibantu Badan Penanggulangan NARKOBA Amerika
(Drug Enforcement Agency, DEA) melakukan serangkaian operasi untuk
memusnahkan ribuan hektar tanaman opium dari ladang-ladang yang terdapat di
sepanjang kawasan 'Segitiga Emas'.
2 Desember 1993 M. ; Gembong Buronan obat bius legendaris, Pablo Emilio
Escobar Gaviria selaku Bos Kartel Medellin Kolombia yang menguasai mayoritas
lalu lintas perdagangan obat bius internasional, menemui ajal sehari setelah
perayaan ulang tahunnya yang ke-44, saat bersama komplotannya terlibat baku
tembak dengan Columbian National Police (CNP) di dekat kediaman pribadinya
di pusat kota Medellin. Penembakan Eskobar adalah hasil akhir dari kerjasama
pemerintah AS (DEA) dan pemerintah Kolombia (CNP) yang telah memburunya
selama 17 bulan dan menghabiskan dana lebih dari 8,7 juta dollar AS. Tidak
lama kemudian kerajaan bisnis Kartel Medellin pun runtuh, namun kartel bisnis
obat bius lainnya masih terus tumbuh dan berkembang biak dengan pesat.
Januari 1994 M. ; Upaya Amerika Serikat untuk membasmi opium dari sumbernya
mengalami kegagalan. Pemerintahan Clinton merubah kebijakan kampanye anti-
NARKOBA yang diwariskan oleh pemerintahan terdahulu. Kali ini fokusnya
adalah pada upaya 'pembangunan institusi' dengan harapan bisa memperkuat
tatanan pemerintahan ‘demokratisi-kapitalis’ ke seluruh dunia. Hal itu diharapkan
dapat mencegah perilaku melanggar hukum sekaligus mempromosikan
kesempatan melakukan aktivitas ekonomi liberalis.
1995 M. ; Kawasan 'Segitiga Emas' di Asia Tenggara menjadi produsen opium
terbesar, yang bisa menghasilkan sekitar 2.500 ton setiap tahunnya. Menurut
pendapat seorang pengamat permasalahan NARKOBA di AS, terdapat sebuah
rute penyebaran NARKOBA yang baru dari Birma melalui Laos kemudian
menuju China Selatan, Kamboja, dan Vietnam.
Januari 1996 M. ; Khun Sa, salah seorang bandar NARKOBA terkuat di kawasan
Shan, 'menyerah' kepada SLORC. Pemerintah Amerika Serikat curiga dan
mengkhawatirkan kesepakatan antara rezim junta dengan Khun Sa ini akan
memberikan kekuasaan pada 'raja opium' itu untuk mengendalikan perdagangan
opiumnya, sebagai ganti atas penghentiannya dalam melakukan perang revolusi
menentang pemerintahan yang ada saat itu.
November 1996 M. ; Organisasi Penyebaran NARKOBA Internasional termasuk
China, Kolombia, dan Meksiko bertekad untuk melakukan pemasaran heroin
secara agresif di kawasan Amerika Serikat dan Eropa.

18
1997 M. ; United Nations Office Drug and Crime Prevention memperkirakan nilai
penjualan industri NARKOBA dunia pada tahun 1997 mencapai 400 miliar dollar
AS (setara dengan 4.000 triliun rupiah dengan kurs 10.000,-). Omset sebesar ini
telah melampaui nilai penjualan industri minyak dunia.
1997 M. ; Direktur Alcohol and Drug Service pada St. Vincent’s Hospital Sydney
Australia, Dr. Alex Wodak mengatakan pada acara ‘Sevent Annual Symposium
on Hepatitis B and C’ bahwa IDU (Injecting drug User) dengan Hepatitis C
merupakan masalah yang lebih besar daripada HIV untuk Australia, dengan
memakan anggaran kesehatan lebih dari 150 juta dollar Australia. Ia
mengatakan dari 11.000 orang yang terinfeksi Hepatitis C pada tahun 1997 di
Australia, 91%-nya adalah penyuntik Narkotik.
1999 M. ; Ditemukan sebanyak 4.600 ton bibit tanaman candu di Afghanistan.
Badan pengawasan NARKOBA PBB memperkirakan bahwa sekitar 75% dari
produksi heroin dunia terdapat di kawasan Afghanistan.
1999 M. ; Di Kanada hampir 8% orang dewasa dengan AIDS mengaku
menggunakan Narkotik suntik sebagai kemungkinan faktor resiko mereka,
hampir dua kali lipat dibanding tahun 1987. Di Montreal sendiri, para ahli
memperkirakan terdapat lima infeksi baru per 100 pengguna / tahun, hal ini
merupakan salah satu angka tertinggi di Amerika Utara (Buletin BeritaNaza 19
April 1999).
2000 M. ; Pimpinan Taliban, Mullah Omar membantah adanya penanaman opium di
Afghanistan. Badan pengawasan NARKOBA PBB melaporkan bahwa produksi
opium sudah tidak ada lagi.
Juli 2001 M. ; Portugal melegalkan semua penggunaan narkotika untuk konsumsi
pribadi.
Musim Semi 2001 M. ; Perang terjadi di Afghanistan, heroin mulai membanjiri pasar
Pakistan. Rezim Taliban berhasil digulingkan dari kursi kekuasaan.
2001 M. ; Jumlah sales (penjualan) NARKOBA Dunia pada tahun 2001 telah
meningkat mencapai angka 600 miliar dollar AS dari 521 miliar dollar AS di tahun
1996 (Executive Intellegence Review, 14 Desember 2001).
3 September 2002 M. ; Buronan Pengadilan Federal Florida AS, penyeludup obat
bius 33 ton kokain dari Kolumbia ke AS bernama Pedro Navarrete asal Cili, atas
kerjasama sejumlah agen DEA dan kepolisisn setempat, Navarrete berhasil
ditangkap di Medelin ketika sedang melakukan pertemuan dengan para
pedagang obat bius lainnya.

19
Oktober 2002 M. ; Badan PBB untuk Pengendalian dan Pencegahan Kejahatan
NARKOBA, mengatakan bahwa Afghanistan kembali menduduki posisinya
sebagai produsen opium terbesar di dunia.
Desember 2002 M. ; Dalam rancangan program kesehatannya, Pemerintah Inggris
memperkenankan penggunaan narkotika secara gratis untuk keperluan
perawatan klinis. Para konsumen memandang skeptis rencana pemerintah
tersebut.
April 2003 M. ; Negara Korea mendukung dilakukannya ekspor NARKOBA secara
besar-besaran untuk bisa memasuki dan menguasai pangsa pasar heroin di
Australia.
Oktober 2003 M. ; Badan POM Amerika Serikat (Food and Drug Administration,
FDA), serta Badan Penanggulangan NARKOBA Amerika Serikat (Drug
Enforcement Administration, DEA) melakukan upaya hukum khusus untuk
menghentikan penjualan narkotika secara on-line di internet oleh situs
perusahaan farmasi.
Januari 2004 M. ; Perkumpulan konsumen se-Amerika mengajukan gugatan hukum
pada pembuat Oxycontin, Purdue Pharma. Perusahaan tersebut diduga telah
menggunakan paten palsu dan melakukan praktek perdagangan kotor dengan
memblokir resep obat generik yang murah untuk kepentingan pasien yang
sedang sakit.
September 2004 M. ; Singapura mengumumkan rencananya untuk menghukum
Chew Seow Leng, yang menggunakan heroin untuk mengobati dirinya sendiri. Di
bawah hukum Singapura, pemakai heroin yang kronis dianggap sama saja
dengan 'pengedar'. Siapa saja yang tertangkap tangan menggunakan lebih dari
15 gram (0,5 ons) heroin selama sehari, bisa diancam dengan hukuman mati.
September 2004 M. ; Sebuah perusahaan di Tasmania mempublikasikan secara
detail tentang produk opiumnya yang dikembangkan secara genetis. Obat hasil
mutasi itu dinamakan 'Top-1' (thebaine oripavine poppy 1), yang tidak
mengandung morphine atau kodein. Tasmania adalah tempat yang memiliki 40%
opiat legal dari seluruh dunia. Tanaman opium alaminya sudah dinetralkan
dengan teknik mutasi. Beberapa ahli bahkan berharap perkembangan tanaman
dan mikroorganisme opium generasi baru ini dapat diproduksi secara massal
dan dipasarkan pada akhir abad ke-21 nanti.
September 2004 M. ; FDA memberikan ijin produksi untuk obat penghilang rasa
sakit, Palladone yang dikemas dalam bentuk kapsul yang mengandung

20
hidromorphine dengan dosis tinggi. Palladone didesain untuk menghilangkan
rasa sakit dalam jangka panjang yang biasa digunakan dalam terapi
penyembuhan ketergantungan opium.
Oktober 2004 M. ; Panduan terapi baru untuk penderita kecanduan dirilis oleh DEA.
Panduan tersebut memberikan legalitas bahwa para dokter tidak ditahan, apabila
mereka melakukan perawatan yang layak bagi pasiennya. Kepala divisi
NARKOBA DEA, Patricia Good, mengatakan bahwa aturan baru itu sengaja
dibuat agar para dokter berhenti memberikan pengobatan pada pasiennya
secara agresif.
Desember 2004 M. ; Seorang spesialis terapi perawatan ketergantungan
NARKOBA dari McLean, Dr William E. Hurwitz, dipenjara dengan tuduhan
memberikan resep obat penghilang rasa sakit di atas dosis normal kepada
seorang pasiennya yang mantan pecandu kronis. Dalam kesaksiannya di
pengadilan, Dr Hurwitz menjelaskan bahwa penghentian pemberian pengobatan
pada pasiennya secara tiba-tiba sama saja dengan melakukan 'penyiksaan'.
Mei 2005 M. ; Para peneliti di klinik Ernest Gallo dan Pusat Penelitian di Emeryville,
California, menemukan gen AGS3 yang diambil dari inti nukleus, yang bisa
menghalangi keinginan orang untuk mengkonsumsi heroin, khsusunya bagi
pecandu. Namun, pengaktifan gen tersebut malah menimbulkan efek kecanduan
yang baru. Penyebab efek berlebihan dari gen AGS3 tidak diteliti lebih lanjut.
2008 M. ; Hampir 200 ton kokain diselundupkan melalui Amerika Tengah ke
Amerika Utara setiap tahunnya, tahun 2008 nilainya mencapai US$38 miliar di
tempat tujuan. Negara-negara Amerika Tengah sendiri semakin terancam oleh
dominasi kekuasaan kelompok penjahat terorganisir yang memiliki sumber dana
yang cukup untuk mengontrol seluruh wilayah dan tentunya membahayakan
institusi nasional. Respon untuk mengisolasi kawasan tidaklah cukup untuk
menghadapi kelompok yang kuat beroperasi di sepanjang perbatasan.
Menurut studi NARKOBA nasional terakhir yang dirilis pada tahun 2008 oleh
Kementerian Perlindungan Sosial Kolombia, Direktorat Narkotika Nasional dan
UNODC mengestimasi terdapat kurang lebih 540.000 orang dengan rentang usia
12-65 tahun pernah menggunakan jenis obat-obatan terlarang di tahun
sebelumnya. Pemerintah Kolombia bekerjasama dengan UNODC bertekad
membuat Kolombia menjadi ‘wilayah bebas NARKOBA’. Baru-baru ini,
pemerintah meresmikan kampanye tersebut di ibukota, Bogota, yang
bertemakan “Kolombia, wilayah bebas NARKOBA”.

21
“Sampai beberapa tahun yang lalu, beberapa wilayah dari Kolombia dikenal
sebagai produsen dan pintu keluar sejumlah besar obat-obatan yang dipasok
untuk pasar internasional. Sekarang, berkat upaya tersebut penegakan diawasi
oleh militer dan polisi, jalan pengeksporan ditutup sebagian dan sejumlah obat-
obatan yang sebelumnya tersedia untuk konsumsi eksternal sekarang memasok
pasar lokal dan memenuhi konsumsi nasional, sehingga mudah didapatkan bagi
kaum remaja", ujar Maria Mercedes Dueas, Manajer dari kampanye.

Oktober 2009 M. ; George F. Will [seorang kolumnis konservatif] berujar, “Marijuana


legal mungkin sedang dalam proses (di AS)”. Pemerintahan Barack Obama saat
ini belum memutuskan untuk menghukum pengedar dan pengguna Marijuana.
Hal ini memicu polemik di kalangan masyarakat AS. Will telah membuat
perbandingan dampak dari marijuana dengan alkohol, judi, dan bahkan
pelacuran. “Kami telah melegalkan judi di negeri ini selama lebih dari dua
generasi. Itu selalu dianggap dosa dan kejahatan. Tanpa debat nasional, dan
tanpa ada keputusan sekarang ini, kami sudah melakukannya . Kami juga
melegalkan prostitusi. Dan sekarang, kita juga mungkin sedang memproses
legalisasi marijuana”. Memang saat ini, marijuana dijual bebas dengan alasan
untuk menyembuhkan insomnia dan rasa khawatir dalam banyak masyarakat
AS. Namun, penyimpangannya, tentu saja, juga sangat dan lebih banyak. Saat
ini, ada 14 negara bagian di AS yang melegalkan marijuana, yaitu: Alaska,
California, Colorado, Hawaii, Maine, Maryland, Michigan, Montana, Nevada, New
Mexico, Oregon, Rhode Island, Vermont dan Washington.
Juli 2010 M. ; Lebih dari 3 ton NARKOBA gelap sitaan dari kantor penegak hukum
Laos dimusnahkan di dekat Majelis Nasional Laos dalam rangka memperingati
Hari Anti Narkotika Internasional ke 23 tahun 2010. Hampir 9 kg heroin, 985.000
pil methampetamine (yabaa), 2.8 ton ganja dan 176 kg opium dimusnahkan pada
upacara pembakaran tersebut. Sementara Republik LAOS mencapai sukses
yang belum pernah tercapai sebelumnya dalam penurunan produksi opium dan
tingkat ketergantungan ke tingkat yang signifikan selama kurang dari 10 tahun
(1998-2007), tingkat budidaya dan tingkat kecanduan menurun masing-masing
sebanyak 94.5 persen dan 81 persen, terjadi ledakan ATS yang melanda Asia
Tenggara pada pertengahan tahun 1990an menjadi ancaman serius bagi negara
tersebut.

22
Perubahan dari negara tertutup menjadi “negara penghubung” karena adanya
perkembangan pesat dalam transportasi. Laos telah menjadi jalur transit sindikat
kriminal antar negara yang mendapat keuntungan dari lokasi negara tersebut
untuk memindahkan obat-obatan ke pangsa pasar yang lebih luas. Efek samping
dari obat-obatan sintetik yang transit melalui negeri ini telah menciptakan
masalah penyalahgunaan obat-obatan pada remaja di daerah urban dan
sepanjang jalur perdagangan. Laos terletak di pusat Sub Kawasan Greater
Mekong, berbatasan dengan lima Negara lainnya. Kawasan di mana terdapat
produsen obat-obatan dan pasar yang menguntungkan.

D. Sejarah Heroin dan Awal Lahirnya Pecandu di Amerika


Heroin merupakan salah satu jenis obat terlarang
yang paling populer dalam tradisi drug di Amerika, walaupun
sebenarnya heroin bukanlah barang baru di akhir tahun
1960-an M. Efek negatif yang terkandung di dalamnya juga
sudah sudah bukan hal yang asing lagi saat ini. Heroin adalah bagian dari
opium/candu, dan seperti halnya candu, ada beberapa ketergantungan yang timbul
secara fisik dan mental saat dikonsumsi.
Pada pertengahan tahun 1800 M., candu menjadi primadona, saat itu rumah
candu banyak bertebaran di pelosok Amerika yang lebih tenar dengan sebutan 'Wild
West. Pada masa imigran China datang ke Amerika sebagai pekerja pembangunan
rel kereta api, keberadaan candu mulai membooming.
Dalam sejarah Amerika tertulis bahwa tokoh mereka Wild Bill Hickock dan Kit
Carson lebih sering mengunjungi rumah madat dari pada bar. Selama ini para
cowboy lebih banyak menghabiskan waktu di bar setelah melakukan
perjalanan panjang selalu menjadi stereotip yang kita miliki tentang
Amerika di masa lalu. Padahal dalam kenyataannya para cowboy
jarang menghabiskan waktu di bar namun mereka lebih memilih duduk
dengan posisi kepala tertelungkup ke depan menghirup candu ditemani pelacur
oriental dalam sebuah ruangan temaram. Pada masa itu para cowboy
menghabiskan hari dan malam-malam mereka di rumah madat dalam keadaan fly
berat, yang membuat mereka ketagihan dan menjadi pecandu.
Namun masalah ketergantungan alkohol tetap menjadi momok utama pada
masa itu, karena alkohol merupakan sumber utama penyebab kekerasan dan
kematian di kalangan cowboy. Keberadaan candu sendiri lebih dikenal sebagai alat

23
penyembuh ketergantungan alkohol di akhir tahun 1800-an, bukan menjadi madat
murni.
Candu yang dikenal dengan ibu-nya morphine mulai dikembangkan sebagai
obat penghilang rasa sakit sekitar tahun 1810 M. Pada masa itu morphine
dikategorikan sebagai obat ajaib karena kemampuannya mengurangi rasa sakit
pasca operasi atau hanya sebagi penyembuh luka.
Saat dikonsumsi obat yang mengandung morphine ini menyebabkan
penggunanya berada dalam kondisi mati rasa, diliputi perasaan senang seperti
tengah berada di alam mimpi. Karena efek yang ditimbulkan akhirnya pada tahun
1811 M., Dr. F.W.A. Serturner, seorang ahli obat dari Jerman, menyebut obat ini
dengan nama Morpheus, yang berasal dari dewa mimpi Yunani.
Pertengahan tahun 1850 M., morphine beredar luas di seluruh Amerika
Serikat dan makin populer digunakan di dunia kedokteran. Dalam pengobatan
medis, morphine dimanfaatkan sebagai obat penghilang rasa sakit oleh para dokter-
dokter pada masa itu, sayang penggunaan dosis dan terlalu seringnya
menyembuhkan rasa sakit dengan morphine, justru semakin memicu
ketergantungan terhadap obat tersebut, dan membuat ketergantungan tak terdeteksi
sampai masa Perang Saudara berakhir.
Puncak kecanduan makin meningkat selama perang saudara, jumlah pasien
(terutama prajurit korban perang) dirawat dengan menggunakan morphine, sekitar
sepuluh ribu tentara Amerika Utara dan Konfederasi berubah menjadi pecandu
morphine.
Morphine menjadi wabah epidemik di Amerika, 10 tahun sejak pertama kali
masuk Amerika, meskipun tak ada catatan statistik pasti tentang angka
ketergantungan, masalah ini telah berkembang dan memerlukan perhatian serius
dari dunia kedokteran.
Pada tahun 1874 M., orang mengira telah menemukan jawaban mengatasi
masalah ini lewat obat baru yang ditemukan di Jerman, yang disebut Heroin. Tak
butuh waktu lama, heroin pun diimpor masuk ke Amerika Serikat.
Titik penjualan tertinggi tercapai dari pasar yang terdiri dari para dokter dan
pasien yang sebelumnya merupakan pecandu morphine kemudian beralih menjadi
pecandu heroin karena mereka merasa heroin lebih aman dan tak menyebabkan
kecanduan. Dari sinilah awal lahirnya pecandu heroin Amerika sampai saat ini.
Mulai akhir tahun 1800-an sampai awal 1900-an M., pabrik obat terkemuka
mulai memproduksi perangkat untuk menggunakan heroin yang mudah dijumpai

24
ditemui di toko-toko obat yang terdiri dari jarum suntik hipodermik dari kaca lengkap
dengan sebuah botol kecil berisi opiat (morphine atau heroin) dan /atau kokain yang
dikemas rapi dalam sebuah kotak timah berukir indah.
Laudanum (opium atau candu berbahan dasar alkohol) merupakan nama
obat yang sangat populer karena khasiatnya dalam mengobati berbagai jenis
penyakit. Laudanum mudah sekali diperoleh baik oleh anak-anak maupun orang
dewasa.
Pabrik-pabrik obat berusaha memasarkan produk obat mereka melalui
kampanye iklan yang sangat memuji narkotik sebagai obat mujarab, penyembuh
berbagai jenis gangguan fisik dan mental mulai dari ketergantungan alkohol sampai
penyembuhan kanker, depresi, kelambanan, batuk, pilek, tuberkulosis dan penyakit
karena usia senja.
Kebanyakan obat mujarab tersebut dipromosikan para penjual obat licik
(snake oil salesmen) yang kerap memasukkan unsur narkotika dalam kandungan
obatnya.
Heroin, morphine, dan jenis turunan opiat lainnya dijual bebas dan legal
sampai tahun 1920 M., tepatnya ketika Kongres menemukan bahaya dari obat-
obatan ini dan menetapkan Undang-undang Obat Terlarang (Dangerous Drug Act).
Hukum baru ini membuat penjualan obat berbahaya tak lagi diijinkan dijual di
toko-toko obat seperti sebelumnya selain melarang penyebaran obat-obatan jenis
tersebut oleh pihak federal. Sayang upaya hukum larangan sudah terlambat, pasar
heroin di Amerika Serikat telah tercipta, terlihat dari tahun 1925 M. yang
diperkirakan terdapat sekitar 200 ribu pecandu di Amerika yang terus bertahan
sampai hari ini (stopaddiction).

E. Afghanistan Penghasil Hasish Tertinggi


Afghanistan adalah negara terbesar penghasil opium di dunia yang juga
menghasilkan ganja terbesar. Ini merupakan hasil temuan laporan survei ganja
pertama kali yang dilakukan UNODC. Survei mengestimasi antara 10.000 sampai
20.000 hektar tanaman ganja tumbuh di Afghanistan tiap tahunnya.
“Sementara negara lain memiliki ladang ganja yang lebih besar namun
jumlah hasil panen dari ladang ganja di Afghanistan jauh lebih besar lagi (145
kg/hektar berupa hasish–resin yang dihasilkan dari ganja, dibandingkan dengan
Maroko yang berjumlah 40 kg/hektar), hal tersebut memposisikan Afghanistan

25
sebagai produsen hasish terbesar di dunia, diperkirakan antara 1.500 sampai 3.500
ton per tahunnya”, ujar Direktur Eksekutif UNODC Antonio Maria Costa.
Survei ini didasarkan pada data dari 1.634 desa di 20 provinsi. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat budidaya tanaman ganja skala besar di setengah
bagian dari propinsi Afghanistan (17 dari 34 propinsi). Pendapatan kotor yang
diperoleh per hektarnya dari tanaman ganja (US $3,900) lebih tinggi dari bunga
opium (US$ 3,600). Ganja juga murah untuk dibudidayakan dan diproses: Di
Afghanistan sendiri tiga kali lebih murah untuk membudidayakan satu hektar
tanaman ganja dibandingkan satu hektar bunga opium. Sebagai hasilnya,
pendapatan bersih dari satu hektar tanaman ganja adalah US$ 3.341 sedangkan
bunga opium sendiri menghasilkan US$ 2.005 per hektar.
Tetapi, Hasil survei menunjukkan bahwa di kalangan petani Afghanistan,
bunga opium masih tetap disukai dibandingkan tanaman ganja: tidak seperti bunga
opium, tanaman ganja berumur pendek dan hanya tumbuh di musim panas, ketika
air kurang tersedia untuk irigasi. Secara keseluruhan, harga resin ganja di
Afghanistan diperkirakan antara US$ 39 juta sampai US$ 94 juta atau sekitar 10-20
persennya dari harga opium (US$ 438 juta pada tahun 2009).
Pada konferensi pers di Kabul, Perwakilan UNODC di Afghanistan, Jean-Luc
Lemahieu mengatakan bahwa "Alternatif sangatlah penting. Petani sebelumnya
mendapatkan pemasukan dari hasil budidaya gelap. Besok kita harus menggiring
mereka ke mata pencaharian legal. Hari ini adalah tantangan. Pembangunan tidak
akan datang hanya dalam satu hari karena tidak semuanya didapatkan secara
instan”.
"Dalam lima tahun terakhir, budidaya ganja telah bergeser jauh dari wilayah
utara menuju ke selatan Afghanistan. Seperti opium, budidaya ganja saat ini
terkonsentrasi di daerah yang tidak stabil, sebut saja bagian selatan negara”, ujar
Costa. Penjelasan dari tren ini tercermin pada peningkatan tajam harga ganja di
provinsi Balkh -–yang dikenal sebagai penghasil ganja Mazari (Balki)–- disebabkan
upaya pemberantasan lahan yang dilakukan pemerintah semenjak tahun 2007.
Staffan de Mistura, Wakil Khusus Sekretaris Jenderal di Afghanistan, pada
konferensi pers di Kabul menegaskan: "Ketika saya bertemu dengan penduduk
lokal, mereka selalu mengemukakan dua masalah yang menjadi perhatian mereka:
Salah satunya adalah keamanan dan yang lainnya adalah korupsi. Tentunya PBB
berada di Afganistan untuk membantu pemerintah agar korupsi ditangani dengan
metode yang tepat. Hal ini dilakukan demi kepentingan masyarakat internasional

26
terutama Afghanistan. Jika korupsi tidak ditangani, insentif tidak mampu
meningkatkan sumber daya yang dibutuhkan bagi pembangunan".
Keuntungan berasal dari perdagangan NARKOBA dan korupsi bahan bakar.
Tidak mengherankan bahwa gerakan anti korupsi sejalan dengan kampanye
membasmi NARKOBA. Kepemimpinan Politik diperlukan untuk menangani masalah
produksi NARKOBA di Afghanistan. "Masalah NARKOBA Afghanistan jauh lebih
kompleks dari sekadar perdagangan opium", ujar Costa. "Tetapi pemecahannya
tetap sama. Dengan memperbaiki tata pemerintahan dan pembangunan daerah
penghasil NARKOBA di Afghanistan, kita bisa melumpuhkan pasokan hash maupun
heroin terbesar dunia”, ujar Costa. (Sumber: http://www.unodc.org)

F. Perkembangan Umum NARKOBA di Indonesia


 NARKOBA pertama kali muncul pada tahun 1969, yang pada saat itu baru
didominasi oleh pemakaian morphine dan ganja;
 Karena penanganan yang belum efektif dan optimal, ditambah dengan adanya
dampak negatif globalisasi serta kemajuan teknologi, kemudian permasalahan
menjadi semakin kompleks dan menghawatirkan, di mana pemakaian ekstasi,
putaw dan shabu-shabu menjadi tren baru yang
didominasi para remaja usia 15–20 tahun dengan
prosentase sebesar 89%, dan di antaranya terdiri dari
pelajar sekitar 46%;
 Hingga tahun 1998 sebagaimana dikemukakan Letkol (Pol) Dra. Sri K. Marhaeni
(Guru Madya Pusdiklat Bimas Polri) sebagaimana tabloid-citra. Com dan Studia
Nopember 2002. Para pengguna NARKOBA terutama heroin dengan omzet
penjualan berkisar 260–780 miliar rupiah, mencapai jumlah sebesar 1–2%
populasi penduduk, untuk daerah jakarta saja mencapai angka 1,3 juta lebih
(sebagian besarnya terdiri dari remaja berusia antara 15–25 tahun), sedangkan
menurut data dari Panti-Panti Rehabilitasi yang dibina ex. Departemen Sosial
hingga pada tahun 2002, kelompok umur terbanyak dalam penyalahgunaan
NARKOBA berada pada rentang usia 14–24 tahun (± 55%), 21–24 tahun (±
29%), dan yang menyedihkan adanya kelompok usia 14–16 tahun sebanyak ±
12%, bahkan menurut data kasus dan pengaduan saat itu menyebutkan banyak
angka remaja yang telah memulai perkenalannya dangan NARKOBA pada usia
yang semakin muda hingga bahkan kurang dari usia 10 tahun;

27
 Contoh kasus terlihat pada perkembangan angka pasien penderita korban
NARKOBA di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cilandak Jakarta
Selatan yang pada tahun 1997 berjumlah 3.652 orang meningkat di tahun 1998
menjadi 5.008 dan hingga Mei 1999 telah menjadi 4.432 orang, demikian juga
pada RSKO & RS POLRI yang pada tahun 1997 berjumlah 3.500 orang berubah
menjadi 3.800 orang pada tahun 1998 dan hingga Nopember 1999 telah
melonjak menjadi 8.170 orang;
 Penelitian Yayasan Pelita Ilmu yang diketuai Dr. Zubairi Djoerban, terhadap ABG
di daerah Blok M Jakarta, memperlihatkan 7,5% di antara mereka adalah
pecandu NARKOBA dan 12,3% lainnya terlibat seks bebas (Media Indonesia, 30
Nopember 1999);
 Kapolri (saat itu) Jenderal Roesmanhadi menyatakan bahwa berbagai jenis
kokain dan heroin yang masuk ke Indonesia via udara, laut dan darat melibatkan
sindikat internasional. Heroin umumnya berasal dari The Golden Triangle dan
kokain berasal dari Kolombia, Peru dan Brazilia. Termasuk juga para penyeludup
dari Gungzhou China yang membawa Shabu-shabu atau Methamphetamine.
Bubuk-bubuk setan tersebut ada yang datang bersama penumpang (body
wrapping/swallowed) dan yang lainnya disembunyikan dalam barang bawaan
serta paket kiriman (Tabloid AKSI Vol. 4 No. 200, 30 Nopember – 2 Desember
1999);
 Menjelang tahun 2000, didapat kesimpulan bahwa setiap tahun terjadi
peningkatan rata-rata sekitar 130.000 orang pecandu, seiring dengan itu korban
tewas akibat over dosis meningkat 2–3 kali lipat, atau rata-rata 2 orang per hari.
Selain itu Indonesia sudah terkategori tidak hanya menjadi daerah pemasaran
NARKOBA tetapi juga sebagai daerah produsen NARKOBA. Sebagai daerah
pemasaran sebagaimana dikemukakan Menkes RI (09 Maret 2000) peredaran
NARKOBA telah merambah di berbagai kota besar, kota kecil atau pinggiran dan
juga pedesaan yang tidak hanya meliputi kalangan mampu tetapi juga lapisan
masyarakat miskin. Sebagai daerah produsen di antaranya terbukti dengan
pengungkapan Polri. atas pabrik ecstasy di Tangerang yang menurut laporan
Kompas (09 Maret 2002) pabrik tersebut memproduksi 150 ribu butir ecstasy per
hari yang jika dikalkulasi dengan harga minim per butir sebesar 50 ribu rupiah,
maka omzetnya tidak kurang dari 7,5 miliar rupiah per hari;
 Jumlah siswa SMU yang terlibat tindak penyalahgunaan NARKOBA selama
tahun 1999–2000 mencapai angka 1.015 dari 166 SMU di Jakarta, bahkan 315

28
siswa di antaranya harus dikeluarkan dari sekolah karena terbukti sebagai
pengedar (Dikemukakan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
Nasional Jakarta bahwa pada tahun 2000, KCM 04 Agustus 2000);
 Jumlah kasus penyalahgunaan NARKOBA yang dilaporkan, terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1999 berjumlah 1.883 kasus, pada
tahun 2000 menjadi 3.478 kasus, sedangkan pada tahun 2001 mengalami
peningkatan kembali menjadi 3.617 kasus;
 Menurut perkiraan Prof. Dadang Hawari, angka pengguna NARKOBA di tanah
air telah mencapai jumlah 3 juta orang yang setiap pecandu diperhitungkan
mengeluarkan biaya konsumsi sebesar 100–300 ribu rupiah per hari yang berarti
total omzet mencapai 300–900 milyar rupiah per hari (Tempo 27 Mei 2001),
angka ini akan lebih besar lagi jika menggunakan data dari Departemen
Pendidikan Nasional yang menyebutkan angka pengguna sekitar 4 juta orang
sehingga omzet penjualannya mencapai 0,4–1,2 triliun rupiah (Majalah Interview
20 Januari 2001). Bahkan majalah Tempo edisi Oktober 2001 menulis di sampul
depan, ada senilai 380 triliun rupiah jumlah uang yang disedot NARKOBA. Bila
uang dari jumlah penjualan itu diperoleh keuntungan 20% saja, maka para
penjahat yang terlibat penjualan akan mengantongi 76 triliun rupiah per tahun,
dan jika pun keuntungan tersebut harus dibagi dua dengan mitra tran-
nasionalnya di luar negeri, maka penjahat NARKOBA lokal di Indonesia masih
mengantongi keuntungan bersih senilai 38 triliun rupiah per tahun. Sinyalemen
bahwa Indonesia telah menjadi target potensial pemasaran NARKOBA juga
kembali dipertegas oleh keterangan Direktorat NARKOBA Mabes Polri 2001, di
mana Kolombia selaku penghasil 80% kokain dunia, telah mengekspor barang
haram tersebut ke kantong-kantong potensial di Amerika, Eropa, Afrika hingga
menjamah Asia termasuk Indonesia;
 Tanggal 23 Desember 2001, Polda NTB telah memusnahkan 298 Kg. hasis
seharga 59,6 miliar rupiah milik seorang buron NARKOBA bernama Niel
Christian Rambek alias Nicolas Paul Rabbut yang memiliki hubungan dengan
dua penyalur asing bernama Bruce Craig dan Michael David Bechler. Para
juragan bisnis obat bius umumnya menggunakan jaringan terputus (sell and cut)
sehingga di antara mereka tidak mengenal satu sama lainnya, khusus untuk
trafficker narkotika biasanya berasal dari kalangan pemuda warga negara Afrika
yang sering menfaatkan wanita Indonesia. Untuk sindikat psikotropika masih
didominasi oleh kelompok China-Hongkong dan China-Indonesia, peredaran di

29
Indonesia banyak menggunakan infra struktur bisnis hiburan seperti diskotik,
cafe, karaoke dan salon kecantikan. Operasional kerja mereka juga didukung
oleh jaringan pembuat passport palsu sehingga dapat bergonta-ganti passport
dan juga menggunakan komunikasi seluler pra-bayar (pre-paid) yang
menyulitkan penyelidikan dan penyidikan aparat. Sindikat yang saling terkait
berasal dari Chine, Nigeria dan Australia;
 66,67% atau 140 dari 210 orang pemakai NARKOBA di Jawa Tengah berumur
21–30 tahun. Data hingga Agustus 2002 menyebutkan pemakai NARKOBA dari
tingkat rendah (amphetamin) sampai tingkat tinggi (heroin) tersebut berstatus
mahasiswa, dan sebagian lainnya buruh atau pegawai swasta (Kompas, 27
Agustus 2002);
 Menurut LSM Tim Warta AIDS, sebagian besar pengguna NARKOBA di
Indonesia menggunakan jarum suntik. Hingga Agustus 2002 diperkirakan
terdapat 3,1 juta orang pemakai NARKOBA dan 80% di antaranya (2,48 juta
orang) adalah pengguna NARKOBA dengan jarum suntik;
 Sejumlah diskotik di Bandung Jawa Barat sebagaimana diakui Kombes (AKBP)
Drs. Charles Manurung (Direktur Direktorat NARKOBA Polda Jabar), disinyalir
telah menjadi tempat berbagai transaksi NARKOBA dengan nilai ratusan juta
rupiah per malam, terutama pada diskotik yang buka di atas pukul 2 dini hari, di
Bandung sendiri terdapat 25 diskotik yang buka hingga pukul 4 dini hari
(Nusantara, 01 April 2003);
 Kalimantan Timur sendiri berada pada peringkat Keenam terparah dalam
peredaran NARKOBA di Indonesia, salah satu indikatornya adalah sebagaimana
dikemukakan oleh Kepala Biro Sosial dan Pemberdayaan Perempuan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yaitu 400 dari 600 (2/3) penghuni
Lembaga Pemasyarakatan di Samarinda adalah tahanan NARKOBA. Anggota
Komisi I DPRD Kaltim, Fuad Arieph kepada media massa menyatakan
kecurigaannya akan telah adanya pabrik NARKOBA di Kalimantan Timur
sehingga selalu terdapat pasokan yang cukup bagi para penggunanya.
Penelitian YABIMIT di Balikpapan menyimpulkan bahwa mayoritas pengguna
NARKOBA berasal dari anak keluarga sejahtera (Kaltim Post Online, 21 Maret
2006);
 Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan jumlah pengguna NARKOBA di
lingkungan pelajar SD, SMP, dan SMA pada tahun 2006 mencapai 15.662 anak.
Rinciannya, untuk tingkat SD sebanyak 1.793 anak, SMP sebanyak 3.543 anak,

30
dan SMA sebanyak 10.326 anak. Dari data tersebut, yang paling
mencengangkan adalah peningkatan jumlah pelajar SD pengguna NARKOBA.
Pada tahun 2003, jumlahnya baru mencapai 949 anak, namun tiga tahun
kemudian atau tahun 2006, jumlah itu meningkat tajam menjadi 1.793 anak
(www.pikiran-rakyat.com)
 Sekitar 1,5 persen populasi atau 3,2 juta penduduk Indonesia adalah pengguna
NARKOBA. Dari 3,2 juta pecandu NARKOBA tersebut, sekitar 56% atau 572 ribu
orang merupakan pecandu berat yang menggunakan jarum suntik. Pecandu
heroin dan morphine yang menggunakan jarum suntik itu berpotensi besar
terkena penyakit hepatitis B dan hepatitis C bahkan tertular virus HIV–AIDS
(Pontianak Post, 1/6/2007);
 Dewasa ini NARKOBA semakin akrab dengan kehidupan kita. Jaringan
peredaran barang harâm ini telah merambah ke segala lini kehidupan
masyarakat dengan jumlah kerugian bahkan kerusakan yang tidak sedikit.
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), pengguna NARKOBA di Jakarta 1,5
juta orang dengan nilai transaksi perhari Rp 7 miliar. Di Indonesia, transaksi
NARKOBA perhari mencapai Rp 19 miliar (Liputan6 SCTV, 5/6/2007);
 Paling mengejutkan, pembuatan dan peredaran NARKOBA bahkan bisa
berlangsung aman di tempat khusus milik negara yang terisolisasi dari dunia
luar, yang sejatinya pengawasan terhadap semua orang di sana berlaku sangat
ketat, yaitu di rumah tahanan. Dari laporan banyak media terungkap, petugas
rutan Madaeng Surabaya bekerjasama dengan Polwiltabes Surabaya
menemukan ‘pabrik’ NARKOBA di rutan tersebut. Dalam sebuah operasi
gabungan, mereka mendapati 6,9 kilogram ganja, 168 butir ekstasi dan 1,4
kilogram sabu-sabu senilai hampir Rp. 1 miliar. Di rutan itu polisi juga menyita
satu kantong serbuk bahan baku ekstasi efedrin, dua alat isap, satu kertas
aluminium dan botol-botol bahan kimia (Tempo, 10/6/2007);
 Bukan hanya itu, saat ini NARKOBA telah merambah ke seluruh lapisan
masyarakat; baik anak kecil hingga dewasa; dari yang pengangguran hingga
kantoran; bahkan dari rakyat biasa hingga pejabat negara. Menurut Kepala
Pelaksana Harian (Kalakhar) BNN Komjen Pol I Made Mangku Pastika,
peredaran gelap NARKOBA di Indonesia semakin meningkat sejak 2003. Dia
mengungkapkan, berdasarkan data Mabes Polri, tindak pidana NARKOBA
hingga November 2007 tercatat 77.200 kasus. Jumlah ini meningkat

31
dibandingkan dengan tahun 2005, yakni 16.250 kasus, dan pada 2006, yakni
17.365 kasus;
 Dari data tersebut, tersangka tindak pidana NARKOBA yang berlatar belakang
pendidikan SD berjumlah 3.863 kasus, SLTP ada 6.863, SLTA 22.225, dan
perguruan tinggi 746 kasus. Berdasarkan usia, di bawah 16 tahun ada 104 ribu,
usia 16–19 ada 203 ribu, umur 20–24 ada 30.046 kasus, dan usia 25–29 ada
30.243 kasus. Adapun usia di atas 29 tahun ada 48.649 kasus;
 Pastika menyebutkan, penyalahgunaan NARKOBA di kalangan mahasiswa dan
pelajar adalah 30 persen dari total penyalahgunaan NARKOBA di seluruh
Indonesia yang berjumlah 3,2 juta, yakni 1.736.042 orang. Mengerikan sekaligus
memprihatinkan (National News, 12/3/2008);
 Kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari komsumsi NARKOBA di Indonesia
sepanjang 2008 mencapai Rp15,37 triliun, kata Koordinator Satgas I Badan
Narkotika Nasional (BNN) KBP H. Thamrin Dahlan. “Berdasarkan data BBN itu,
dari total kerugian ekonomi akibat penyalahgunaan NARKOBA, jenis shabu yang
paling tinggi komsumsinya dengan kerugian Rp. 5,52 triliun”, Dijelaskan pula,
bahwa selain jenis NARKOBA shabu yang paling banyak menimbulkan kerugian
ekonomi dari 33 provinsi di Indonesia, jenis ganja tercatat menimbulkan kerugian
ekonomi terbesar kedua yakni Rp. 2,37 triliun, menyusul putau bubuk Rp. 2,31
triliun dan ekstasi Rp. 1,98 triliun dari 14 jenis NARKOBA yang terdata pada
BNN. Sementara daerah yang tertinggi kerugian ekonominya akibat konsumsi
NARKOBA adalah Jawa Timur dengan jumlah kerugian sebanyak Rp. 3,85
triliun, kemudian Jawa Tengah Rp. 1,25 triliun dan DKI Jakarta Rp. 1,15 triliun.
“Kerugian ekonomi yang ditimbukan dari komsumsi NARKOBA itu cenderung
meningkat setiap tahun, sementara pendanaan pemerintah untuk uapaya
peventif dan rehabilitasi yang tersedia sangat terbatas”, kata Thamrin. Terkait
dengan hal itu, ia mengharapkan peran aktif masyarakat untuk membantu upaya
tersebut, baik melalui lembaga formal maupun non formal.Adapun proyeksi
kerugian ekonomi akibat penyalahgunaan NARKOBA berdasarkan data BNN
adalah 2009 akan mencapai Rp. 37 triliun, 2010 Rp. 41,24 triliun, 2011 Rp. 46
triliun, 2012 Rp. 51,29 triliun dan 2013 Rp. 57 triliun (Republika online,
08/05/2009);
 Dari penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan
Universitas Indonesia tahun 2008 menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah
pengguna NARKOBA sebesar 22,7%. Dari sejumlah 1,1 juta di tahun 2006

32
menjadi 1,35 juta di tahun 2008. Peningkatan ini dikemukakan oleh Sapari
(Kepala Sub Bidang Penyuluhan dan Penerangan BNN) saat jumpa pers
Peringatan Hari Anti NARKOBA Internasional di Jakarta, Jumat 26/06/209);
 Data BNN 2008 menyebutkan bahwa ada 3,6 juta penyalahguna NARKOBA di
Indonesia. Di mana 41% di antara mereka pertama kali mencoba NARKOBA di
usia 16–18 tahun. Sebagian besar penyalahgunaan NARKOBA ini dimulai sejak
usia remaja menurut Sekretaris Jenderal Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB),
Iskandar Hukom, karena remaja paling mudah dipengaruhi oleh teman
sebayanya termasuk dalam penggunaan NARKOBA, ditambah lagi oleh
pengaruh lingkungan;
 Meskipun paling banyak pengguna NARKOBA mulai mencoba sejak remaja tak
dipungkiri penggunaan di kalangan orang dewasa juga meningkat. Dari tahun
2006 yang berjumlah 2,1 juta menjadi 2,25 juta di tahun 2008, bahkan sudah
menjangkau seluruh lapisan masyarakat, ”Termasuk di dalamnya aparat hukum
yang seharusnya mencegah penggunaan ikut terjeremus sebagai pengguna,”
demikian penegasan Sapari (Republika online, 26/06/2009);
 Hingga menjelang akhir tahun 2009, diperkirakan total korban NARKOBA di
Indonesia telah menembus angka 35 juta orang, di mana setiap hari memakan
korban jiwa melayang rata-rata sebanyak 41 orang (Redaksi TV 7, 8–9
Nopember 2009);
 Di tengah angka kemiskinan yang berjumlah 9,5%. Walau sedikit mengalami
penurunan, Kalimantan Timur masih berada pada peringkat Kedelapan terparah
dalam peredaran NARKOBA di Indonesia, di mana narapidana NARKOBA
bertahan mendominasi hunian Lembaga Pemasyarakatan yang ada.
Diperkirakan jumlah korban NARKOBA di Kaltim menjelang tahun 2013 telah
akan menembus angka 53.000 orang (Ketua BNP Kaltim; Drs. H. Farid Wadjdy,
M.Pd. pada pembukaan Orientasi Pendidikan Kader Ulama MUI Kaltim, 29
Nopember 2009).
 Pada tahun 2010 Kalimantan Timur masih berada pada peringkat Kesembilan
terparah dalam peredaran NARKOBA di Indonesia. Di antara 14 Kabupaten dan
Kota yang ada, ranking peringkat kasus terbanyak terjadi di Kota Samarinda.
(Ipda. Lampilimudi; Kepala Unit Pembinaan dan Penyuluhan Poltabes.
Samarinda: Tribun Kaltim, Selasa 13/04/2010)

33
G. Jalur Lalu Lintas Peredaran NARKOBA

34
35
Jalur Peredaran dan Penyelendupan Ganja :

Aceh – Medan – Bandar Lampung – Jakarta;


Aceh – Medan – Surabaya;
Aceh – Medan – Bali;
Aceh – Jakarta – bandung;
Aceh – Jakarta – Batam.

36
Jalur Peredaran dan Penyelendupan Heroin di Indonesia :

Bangkok – Hat Jai – Penang – Medan;


Bangkok – Medan / Denpasar – Perth (Australia);
Bangkok – Singapura – Denpasar – Perth (Australia);
Bangkok – Samarinda – Korea – Jepang;
Bangkok – Solo – Jakarta – Denpasar – Perth (Australia);
Bangkok – Solo – Surabaya – Kun Ming.

Golden Crescent (Bulan Sabit Emas) : Afghanistan, Iran, Pakistan :


a. Karachi – New delhi – Medan/Batam/Surabaya – Jakarta;
b. Karachi – Dubai – Medan/Surabaya – Jakarta; &
c. Karachi – Katmandhu - Singapura – Medan/Batam/Surabaya – Jakarta.

37
Jalur Peredaran dan Penyelendupan Kokain di Indonesia :

Curacao, Netherland Antilles (USA) – Amsterdam – Kuala Lumpur – Penang –


Medan – Jakarta;
Lima / Santiago – Frankfurt – Jakarta;
Brazilia – Hongkong – Denpasar – Australia;
Colombia – Jakarta – Eropa – USA;
Bolivia – Denpasar;
Peru – Denpasar;
Mexico – Denpasar; &
Australia – Denpasar.

38
Jalur Peredaran dan Penyelendupan Ekstasi dan Shabu di Indonesia :

Jakarta – Denpasar;
Batam – Medan;
Jakarta – Surabaya;
Jakarta – Bandung; &
Batam – Jakarta.

Jalur Peredaran dan Penyelendupan Prekursor di Indonesia :

USA – Singapura – Jakarta;


Taiwan – Singapura – Jakarta;
India – Singapura – Jakarta;
Hongkong – Jakarta; &
Hongkong – Batam.

39
BAGIAN II

BERBAGAI MACAM JENIS NARKOBA

A. Narkotika
Narkotika berasal dari kata ‘Narcissus’, sejenis tumbuh-tumbuhan berbunga
yang dapat membuat seseorang tidak sadarkan diri.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan kepercayaan diri, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, lemah, bloon, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
terlampir dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika atau yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Ketergantungan adalah gejala dorongan untuk menggunakan NARKOBA
secara terus menerus, tubuh kemudian mentoleransi, lalu dapat terjadi gejala putus
obat apabila penggunaan dihentikan.

1. Opioid (Opiad)
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga
opium, Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20
alkaloid opium, termasuk morphine. Nama Opioid juga
digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari
opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi
tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau opiat yang
disintesis dari opiat alami adalah heroin (diacethylmorphine),
kodein (3-methoxymorphine), dan hydro-morphone (Dilaudid).

Efek Samping Yang Ditimbulkan :


Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan
penglihatan pada malam hari, mengalami kerusakan pada liver dan ginjal,
peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya
melalui jarum suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan
dalam identitas seksual, kematian karena overdosis.

40
Gejala Intoksitasi (Keracunan) Opioid :
Konstraksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat) dan
satu (atau lebih) tanda berikut, yang berkembang selama, atau segera setelah
pemakaian opioid, yaitu mengantuk atau koma bicara cadel, gangguan atensi
atau daya ingat.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis
misalnya: euforia awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi
psikomotor, gangguan pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau
pekerjaan yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid.

Gejala Putus Obat :


Gejala putus obat dimulai dalam enam sampai delapan jam setelah dosis
terakhir. Biasanya setelah suatu periode satu sampai dua minggu pemakaian
kontinyu atau pemberian antagonis narkotik.
Sindroma putus obat mencapai puncak intensitasnya selama hari kedua atau
ketiga dan menghilang selama 7 sampai 10 hari setelahnya. Tetapi beberapa
gejala mungkin menetap selama enam bulan atau lebih lama.

Gejala Putus Obat Dari Ketergantungan Opioid Adalah :


Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea
lakrimasipiloereksi, menguap, demam, dilatasi pupil, hipertensi takikardia
disregulasi temperatur, termasuk pipotermia dan hipertermia.
Seseorang dengan ketergantungan opioid jarang meninggal akibat putus opioid,
kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit
jantung.
Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi temperatur, dan
kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap
waktu selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morphine atau heroin
menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus opioid adalah kegelisahan,
iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, smual, dan muntah.

41
2. Turunan Opioid (Opiad) yang Sering Disalahgunakan adalah :
a. Candu
Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap atau
menggores buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih
dan dinamai ‘Lates’.
Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah
sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah
diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai
aspal lunak.
Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu
kasar mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering
disalahgu-nakan. Candu masak warnanya coklat tua atau coklat
kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak kaleng dengan
berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak, burung elang,
bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara
dihisap.
b. Morphine
Morphine adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morphine
merupaakan alkaloida utama dari opium (C17H19NO3).
Morphine rasanya pahit, berbentuk tepung halus
berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna.
Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.
c. Heroin (Putaw)
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morphine dan
merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia
pada akhir-akhir ini.
Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan
morphine menyebabkan orang menjadi mengantuk dan
perubahan mood yang tidak menentu. Walau pun
pembuatan, penjualan dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan
heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena
efek analgesik dan euforik-nya yang baik.
Heroin memiliki daya ketagihan yang tinggi (adiksi), sehingga si pengguna
harus menambah dosis agar mereka memperoleh euphoria yang di
harapkan. Heroin atau putaw juga bisa mengantarkan penggunanya ke liang
42
lahat. Hal ini dikarenakan zat ini dapat menekan pusat pernapasan yang
terletak di batang otak (depresi pusat pernapasan), pembengkakan (edema)
paru-paru secara akut atau karena terjadi reaksi yang fatal (syok anafilaktik).
d. Codein
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu.
Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan
potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan
rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan
jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan disuntikkan.
e. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina.
Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan suntikan.
Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak
berwarna.
f. Methadon
Saat ini Methadone banyak digunakan orang dalam
pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid
telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan
ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik
(opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone (Dolphine),
pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Kelas obat tersebut
adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane, dan
apomorphine. Sejumlah senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan
antagonis telah disintesis, senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol
(Stadol), dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah
menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif
untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw, etep, PT,
putih.

3. Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan
dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, di

43
mana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk
setempat untuk mendapatkan efek stimulan.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya
juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan
morphine dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
Nama lain untuk Kokain : Snow, coke, girl, lady dan crack (kokain dalam
bentuk yang paling murni dan bebas biasa untuk mendapatkan efek yang lebih
kuat).

Efek Samping Yang Ditimbulkan :


Kokain digunakan karena secara karakteristik menyebabkan elasi, euforia,
peningkatan harga diri dan perasan perbaikan pada tugas mental dan fisik.
Kokain dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan kinerja pada
beberapa tugas kognitif.

Gejala Intoksitasi Kokain :


Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi dapat terjadi, seperti
agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang impulsif
dan kemungkinan berbahaya agresi peningkatan aktivitas psikomotor Takikardia
Hipertensi Midriasis.

Gejala Putus Zat:


Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi
depresi pascaintoksikasi (crash) yang ditandai dengan disforia, anhedonia,
kecemasan, iritabilitas, kelelahan, hipersomnolensi, kadang-kadang agitasi.
Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain menghilang
dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung
sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari.
Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh
diri. Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri
gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti
diazepam (Valium).

44
B. Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan
narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan has pada aktivitas mental dan
perilaku.
Zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan
dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakainya.
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan
pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak
saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam
penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan
menimbulkan kematian.
Psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
1) Psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi
ketergantungan yang sangat kuat, contoh: LSD, MDMA dan mascalin.
2) Psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan
seperti amfetamin.
3) Psikotropika dari kelompok hipnotik sedatif, seperti barbiturat. Efek
ketergantungannya sedang.
4) Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan, seperti diazepam, nitrazepam.
Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan
adalah psikotropika Gol I, di antaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik
Gol II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.

1. Ecstasy
Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-
Amphetamine (MDMA).
Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung
akhir abad lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri
militer Amerika Serikat mengalami kegagalan di dalam percobaan penggunaan
MDMA sebagai serum kebenaran.

45
Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa. XTC mulai
bereaksi setelah 20 sampai 60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum
1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan
rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan
jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga
pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara
segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama.
Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam
segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong,
rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman
mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia.
Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai
6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
Pengguna ekstasy dan kokain akan mengalami perubahan tingkah laku yang
menjurus ke arah paranoid dan antisosial sebagai akibat
rusaknya sel-sel syaraf otak, sehingga mereka dapat
dengan mudah melakukan tindak kriminal.
Selain memberikan good tripping (rasa
menyenangkan), ekstasy juga memberikan bad tripping. Seorang pengguna
yang sedang tripping bisa mengalami halusinasi untuk membunuh orang atau
bunuh diri seperti meloncat dari gedung tingkat tinggi karena terhalusinasi ada
kolam renang di bawahnya.
Ekstasy dapat meningkatkan tensi darah, bagi mereka yang tensinya tinggi
akan dengan mudah terserang stroke karena pecahnya pembuluh darah di otak,
yang lagi-lagi dapat mengantarkan kepada kematian.
Ekstasy juga dapat menyempitkan pembuluh darah perifiler (vasocinsyrici
perifer), membuat pengguna merasa kedinginan, kesemutan; untuk itu ia harus
menggoyangkan tubuhnya (tripping), juga karena vasoconstricsi tersebut si
pengguna tidak mungkin bisa ereksi.

2. Shabu-Shabu
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih,
dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas
aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah
ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya

46
dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang di dalamnya berisi air). Air Bong
tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air
tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa
kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil
yang terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang
berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka
yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai
mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak
mempunyai persoalan / masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini
tidak dikonsumsi. Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut: Masalah +
Sabu = Sangat Berbahaya.
Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk
memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar
berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga
merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek
yang diinginkan tidak lagi bertambah (The Law of Diminishing
Return). Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu
makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika
sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang mengatakan berat
badannya berkurang drastis selama memakai Sabu.
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat
manusia, Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :
a. Depresant
yaitu yang bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas
susunan saraf pusat (Psikotropika Gol 4), contohnya antara
lain : Sedatin atau Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium,
Mandrak (MX).
b. Stimulant
yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan saraf pusat, contohnya
amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini terdapat dalam
kandungan Ecstasi.
c. Hallusinogen
yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan halusinasi atau khayalan
contohnya licercik acid dhietilamide (LSD), psylocibine, micraline, demikian

47
juga dengan jamur kotoran kerbau, sapi dan kedubung. Di samping itu
Psikotropika digunakan karena sulitnya mencari Narkotika dan mahal
harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur dengan alkohol atau
minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek yang sama
dengan Narkotika.

C. Jenis-Jenis Bahan Adiktif Berbahaya Lainnya


Adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif dan iritasi.
Bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang bukan Narkotika dan
Psikotropika atau Zat-zat baru hasil olahan manusia yang menyebabkan kecanduan
atau ketergantungan.

1. Minuman Keras
Adalah semua minuman yang mengandung Alkohol tetapi bukan obat.
Minuman keras terbagi dalan 3 golongan yaitu:
 Gol. A berkadar Alkohol 01%–05%
 Gol. B berkadar Alkohol 05%–20%
 Gol. C berkadar Alkohol 20%–50%
Beberapa jenis minuman beralkohol dan
kadar yang terkandung di dalamnya :
 Bir, Green Sand 1%–5%.
 Martini, Wine (Anggur) 5%–20%
 Whisky, Brandy 20%–55%.
Reaksi fisik yang ditimbulkan seperti; mulut rasanya kering. Pupil mata
membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa
mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan
sedikit udara segar).
Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul
perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan
malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan ‘asyik’.
Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman
bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu

48
akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita
akan merasa sangat lelah dan tertekan.

Efek Samping Yang Ditimbulkan :


Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera
dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari
jumlah atau kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol
menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah
mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut : merasa
lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi
lebih emosional (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke
fungsi fisik motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan,
inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. Kemampuan mental
mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya
ingat terganggu.
Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol
tingkah lakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri
seperti yang mereka sangka mereka bisa, oleh sebab itu banyak ditemukan
kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan
mabuk.
Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah
kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak.
Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya
lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek keracunan dari
penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over
dosis akan lebih besar.

2. Nikotin
Adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain
dan Heroin. Bentuk nikotin yang paling umum adalah
tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan
pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau
sedotan dan dikunyah (tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye tentang
bahaya merokok sudah menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi

49
kesehatan, tetapi kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang terus
merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin adalah sangat kuat.

Efek Samping Yang Ditimbulkan :


Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan
perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk
memecahkan maslah. Menghisap rokok meningkatkan mood,
menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan depresif.
Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran
darah serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebtral.
Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan penurunan aliran darah
serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak
sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah
nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang
dewasa dapat mematikan, karena paralisis (kegagalan) pernafasan.

a. Bahaya Anak SD Mulai Merokok


Candu rokok mulai merajalela dikalangan pelajar, bahkan pada anak
Sekolah Dasar (SD). Ironis jika candu rokok sudah meracuni kalangan murid
SD. Kasusnya justru ditemukan di daerah-daerah miskin. Psikiater Prof
Dadang Hawari mengemukakan, penerimaan kas negara dan ketersediaan
lapangan kerja menjadi dalih terhadap keberadaan industri rokok di tanah air
selama ini.
Alhasil, konsumsi rokok terus merajalela. Bahkan, khusus di kalangan
pelajar, konsumsi rokok sudah merambah di tingkat SD. “Kampanye anti
rokok tidak efektif jika hanya bersandar pada slogan formalitas. Kampanye
harus dibarengi kesadaran kolektif semua pihak untuk mengurangi konsumsi
rokok. Bila perlu cukai dan harga jual rokok yang berlaku saat ini dinaikkan
lagi berlipat ganda”, ujarnya.
Dia menambahkan, pengeluaran uang untuk rokok itu lebih banyak dari
biaya beli buku. Ironisnya, Orang Tua murid kesulitan membeli bahan pokok.
Candu rokok ikut menambah rumit lingkaran kemiskinan di negeri ini. Dadang
mengatakan, satu dari tiga remaja di Indonesia saat ini sudah pernah
mengisap rokok. Apalagi candu rokok adalah gerbang menuju penggunaan
zat-zat adiktif berbahaya, seperti minuman keras, narkotika, dan psikotropika.

50
“Mulanya coba-coba, lalu akhirnya kecanduan. Masalahnya, kalangan
remaja dipastikan tidak selamanya punya uang berlebih untuk memenuhi zat-
zat adiktif. Ketika naluri candu sudah menagih, pikiran sangat potensial
mengarah pada tindak kriminal, semisal mencuri dan menodong”. ujarnya.
Untuk mengefektifkan kampanye anti rokok, ia mengingatkan perlunya
kesadaran kolektif seluruh lapisan masyarakat tentang bahaya rokok. “Harus
ada citra bahwa remaja yang cerdas, gagah, dan sehat adalah remaja yang
tidak merokok”, katanya. (Rakyat Merdeka, 07 April 2008)

b. Sebatang Rokok Bagi Pemula, Efektif Picu Ketergantungan


Cukup hanya mencoba menghisap satu batang rokok saja, terbukti hal itu
menjadi sesuatu yang berbahaya bagi mereka yang bukan perokok, jauh
berbeda dengan apa yang selama ini orang sangka. Para ilmuwan telah
menemukan bahwa satu batang rokok pertama yang dihisap oleh seseorang
memberikan ‘efek pencetus ketergantungan’ dan menambah kerentanan
seseorang selama kurun waktu tiga tahun atau lebih untuk menjadi seorang
perokok.
“Selama ini kita mengetahui bahwa perkembangan proses dari
pengalaman menghisap satu batang rokok pertama, hingga menjadi seorang
perokok dapat melalui waktu selama beberapa tahun”, kata Jennifer Fidler
dari University College London.
"Namun untuk pertama kalinya, kami menemukan bukti bahwa ada
periode di mana terjadi ‘efek pencetus ketergantungan’ atau "kerentanan
terhadap ketergantungan nikotin," yang dapat memakan waktu beberapa
tahun lamanya terhitung sejak seseorang menghisap rokok pertamanya,
hingga pada akhirnya menjadikan dirinya sebagai perokok berat”, ujarnya.
Fidler dan rekan-rekan penelitinya, menganalisa dampak dari menghisap
rokok pertama terhadap lebih dari dua ribu anak dalam kisaran umur 11
hingga 16 tahun selama lima tahun berturut-turut. Dari 260 anak yag memiliki
pengalaman menghisap rokok pertama mereka pada usia 11 tahun, 18% di
antaranya telah menjadi perokok berat pada saat mereka mencapai usia 14
tahun. Tetapi hanya 7% dari anak usia kelompok 11 tahun yang tidak pernah
mempunyai pengalaman merokok sama sekali, yang menjadi perokok berat
selang tiga tahun kemudian.

51
“Hasil penelitian menunjukan bahwa pengalaman pertama menjadi faktor
penentu utama, bahwa seseorang akan menjadi seorang perokok berat di
kemudian hari”, kata Fidler yang melaporkan penemuannya dalam jurnal
Tobacco Control yang telah diterbitkan.
Para ilmuwan masih belum mendapatkan kepastian atas pertanyaan
mengapa satu batang rokok pertama memiliki dampak sedemikian rupa,
namun mereka mengatakan unsur nikotin dapat mengubah situasi tatanan
dalam otak, yang dapat membuat anak-anak lebih rentan terhadap kondisi
stres atau depresi. Dan juga dapat membuat mereka memiliki kecenderungan
lebih besar untuk mengulangi pengalaman merokok.
Rokok pertama juga menghilangkan rasa takut atau cemas tertangkap
basah, atau ketahuan melakukan merokok oleh Orang Tua atau guru mereka,
yang sesungguhnya dapat mencegah mereka untuk memiliki kebiasaan
buruk itu di kemudian hari.
Jean King dari lembaga peneliti kanker di Inggris mengatakan penemuan
Fidler dan kawan-kawannya memiliki implikasi yang amat penting, dan
tentunya amat berguna dalam upaya ‘kampanya anti rokok’
“Setiap penelitian yang membantu mengungkapkan proses yang terjadi di
kalangan remaja, yang kemudian menjadi kelompok perokok, adalah kunci
utama untuk mengembangkan dan membuat target efektif dalam upaya
mencegah para remaja untuk mempunyai keinginan mulai mencoba-coba
merokok untuk pertama kalinya”.

c. 12 Tips Berhenti Merokok


Berhenti merokok memang tidak mudah, tapi bukan hal yang mustahil
untuk dilakukan. Banyak perokok yang telah berhasil berhenti merokok
melalui sebagai cara. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda
melalui lembar baru tanpa asap rokok :
1. Pahami alasan Anda untuk berhenti.
Keputusan Anda untuk berhenti merokok memang sangat baik, tapi
apakah Anda tahu mengapa Anda melakukannya?. Alasan umum seperti
“merokok buruk bagi kesehatan” saja terkadang tidak cukup. Untuk
menciptakan tekad dan motivasi diri yang kokoh, Anda butuh suatu alasan
yang kuat dan bersifat pribadi. Misalnya, mungkin Anda ingin melindungi
keluarga Anda dari bahaya racun yang disebabkan asap rokok? Mungkin

52
juga Anda takut terkena kanker paru-paru, atau Anda ingin terlihat lebih
muda dan merasa lebih sehat? Pilihlah suatu alasan yang cukup kuat bagi
Anda untuk menjadi pegangan di kala Anda menghadapi kesulitan
nantinya saat berhenti merokok.
2. Pilih terapi yang sesuai dengan kondisi Anda
Anda pernah mendengar istilah “cold turkey”? istilah tersebut digunakan
bagi perokok yang berhenti merokok secara total dan langsung (tidak
berharap). Mungkin cara ini terdengar menarik, Anda tinggal membuang
seluruh rokok Anda dan mendeklarasikan bahwa Anda sudah berhenti
merokok. Mudah bukan? Jangan salah, teknik “cold turkey” belum tentu
berhasil untuk semua orang, karena hal tersebut tidaklah mudah untuk
dilakukan. Di antara mereka yang berusaha berhenti merokok tanpa
bantuan terapi atau pengobatan, sebanyak 95% akhirnya kambuh lagi
untuk merokok. Ingat. Merokok adalah suatu adiksi (kecanduan). Otak
seorang perokok membutuhkan nikotin lebih dan lebih lagi agar
berkonsentrasi dengan baik. Ketika tidak ada asupan nikotin dari rokok
(karena perokok berhenti mendadak), gejala putus nikotin bisa terjadi, dan
dibutuhkan kesebaran dan motivasi yang sangat kuat untuk melawannya.
3. Berkonsultasilah dengan dokter Anda mengenai terapi berhenti merokok.
Di pasaran memang terdapat beberapa produk untuk membantu mereka
yang ingin berhenti. Namun, produk-produk seperti permen karet atau
nicotine patch ini tidak selamanya efekif membantu Anda berhenti
merokok, karena produk ini pada esesinya hanya menjadi sumber nikotin
lain untuk Anda (tidak mengurangi atau menghentikan nikotin). Saat ini
telah tersedia obat yang terbukti efektif untuk membantu berhenti
merokok. Cara kerjanya adalah denga menduduki reseptor nikotin di otak,
sehingga ketika Anda merokok. Nikotin yang masuk tidak lagi memberikan
rasa nikmat, dan pada akhirnya mengurangi minat Anda untuk merokok.
Selain itu obat ini juga membantu mengurangi gejala putus nikotin, seperti
depresi dan sulit berkonsentrasi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang
terapi berhenti merokok termasuk penggunaan obat, berkonsultasilah
dengan dokter Anda. Ingat, obat ini termasuk obat keras, jadi jangan
gunakan obat ini tanpa pengawasan dokter.

53
4. Jangan melakukan perjuangan ini sendirian.
Perokok yang memiliki semangat pun merasakan susahnya berhenti
merokok tanpa dukungan dari sekitarnya. Untuk berhenti merokok
memang bukan suatu hal yang mudah, dan dukungan dari keluarga,
teman, rekan kerja, dan lingkungan pergaulan lainya menjadi faktor yang
turut berperan penting dalam mensukseskan usaha ini. Beritahukanlah
kepada teman, keluarga, dan rekan kerja Anda tentang niat Anda untuk
berhenti. Dukungan mereka akan sangat membantu Anda meraih
kesuksesan dalam perjuangan Anda berhenti merokok.
Anda juga bisa ikut bergabung dalam supoort group atau berkonsultasi
dengan konselor. Terapi perilaku adalah jenis konseling yang membantu
Anda mengidentifikasi dan melaksanakan stratergi yang bisa Anda
terapkan untuk berhenti merokok. Gabungkan terapi prilaku ini dengan
terapi pengobatan lainnya untuk meningkatkan kemungkinan Anda untuk
sukses.
5. Hadapi stress dengan bijak.
Salah satu alasan orang merokok adalah karena nikotin membuat mereka
merasa nyaman dan rileks. Ketika Anda berhenti merokok, Anda
membutuhkan cara lain untuk mengatasi stress tidak ada salahnya Anda
mencoba ke spa untuk mnedapatkan pijit terapi / relaksasi, mendengarkan
lagu yang memenangkan, atau mempelajari yoga. Sebisa mungkin,
hindari situasi yang membuat Anda stress selama minggu-minggu
pertama Anda behenti merokok.
6. Hindari kebiasaan yang mendorong Anda untuk merokok.
Beberapa aktivitas tertentu dapat memicu keinginan Anda untuk merokok.
Misalnya, kebiasaan minum kopi di pagi hari sambil merokok. Jika Anda
terbiasa melakukannya, mengganti kopi dengan teh selama beberapa
minggu. Jika Anda terbiasa merokok setelah makan, cobalah mencari
kegiatan lain untuk dilakukan setelah makan, misalnya menyikat gigi atau
mengunyah permen karet bebas gula.
7. Bersihkan rumah Anda.
Buanglah semua atribut rokok seperti bungkus rokok, asbak, dan korek
api Anda. Cuci semua baju, pakaian yang berbau rokok, dan bersihkan
karpet, gorden, dan perabotan lain yang terbuat dari kain yang dapat

54
menyerap bau rokok di ruangan Anda, sebab bau rokok akan merangsang
Anda untuk kembali merokok.
8. Coba dan coba lagi.
Berhenti merokok memang bukan perjuangan yang mudah. Tidak jarang
akhirnya perokok yang berusaha berhenti merokok akan kambuh lagi.
Beberapa perokok juga harus mencoba berhenti beberapa kali sebelum
akhirnya bisa lepas total dari rokok. Cobalah untuk menganalisa situasi
dan suasana hati yang dapat memicu Anda untuk kembali merokok.
Pakailah kondisi tersebut sebagai suatu kesempatan untuk menguatkan
kembali komitmen Anda untuk berhenti. Begitu Anda memutuskan untuk
mencoba lagi, tetapkan tanggal berhenti Anda dalam 1 bulan ke depan.
9. Ayo berolahraga.
Aktivitas fisik dapat mengurangi ketagihan terhadap rokok dan membantu
Anda mengatasi gejala putus nikotin. Ketika Anda merasa ingin merokok,
segera alihkan energi Anda untuk berlari, berjalan cepat, bersepeda, atau
bersepatu roda. Tidak perlu olahraga yang berat, cukup yang
intensitasnya sedang saja, misalnya mengajak hewan peliharaan Anda
berkeliling lingkungan atau mencabut rumput liar di halaman rumah Anda.
Kalori ekstra yang Anda bakar juga akan membantu mencegah terjadinya
kenaikan berat badan yang mungkin terjadi saat Anda berhenti merokok.
10. Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
Jangan mencoba untuk berdiet ketika Anda berhenti merokok, terlalu
banyak larangan atau batasan bisa berbalik merugikan rencanan awal
Anda. Sebaliknya, perbanyaklah konsumsi buah, sayur dan produk susu
rendah lemak. Sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh Duke Univercity
mengimplikasikan bahwa makanan-makanan ini membuat rasa rokok
tidak enak. Hal ini akan membantu Anda melawan ketagihan sekaligus
memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk melawan penyakit.
11. Pilih hadiah Anda.
Selain memberikan manfaat kesehatan yang besar, salah satu
keuntungan dari berhenti merokok adalah Anda bisa menabung uang
yang biasanya digunakan untuk membeli rokok. Hadiahi diri Anda dengan
membeli sesuatu yang Anda sukai dari sebagian uang yang Anda tabung
tersebut.

55
12. Lakukan ini demi kesehatan Anda.
Dalam waktu singkat saja, berhenti merokok langsung memberikan
manfaat kesehatan bagi Anda. Tekanan darah dan denyut jantung Anda
akan turun dalam waktu 20 menit setelah Anda berhenti merokok. Dalam
waktu 1 hari, kadar oksigen dan karbon monoksida dalam darah Anda
akan kembali normal, dan resiko penyakit jantung berkurang.

3. Volatile Solvent atau Inhalensia


a. Volatile Solvent
Adalah zat adiktif dalam bentuk cair. Zat ini mudah
menguap. Penyalahgunaannya adalah dengan cara
dihirup melalui hidung. Cara penggunaan seperti ini
disebut inhalasi. Zat adiktif ini antara lain :
 Lem UHU
 Cairan Pencampur Tip Ex (Thinner)
 Aceton untuk pembersih warna kuku, Cat tembok
 Aica Aibon, Castol
 Bensin, Premix, dan Spirtus
b. Inhalansia
Zat inhalan tersedia secara legal, tidak mahal dan mudah didapatkan. Oleh
sebab itu banyak ditemukan digunakan oleh kalangan sosial ekonomi rendah.
Contoh spesifik dari inhalan adalah bensin, vernis, cairan pemantik api, lem,
semen karet, cairan pembersih, cat semprot, semir sepatu, cairan koreksi
mesin tik (tip-Ex), perekat kayu, bahan pembakarm aerosol, pengencer cat.
Inhalan biasanya dilepaskan ke dalam paru-paru dengan menggunakan
suatu tabung.

Gambaran Klinis :
Dalam dosis awal yang kecil inhalan dapat menginhibisi dan menyebabkan
perasaan euforia, kegembiraan, dan sensasi mengambang yang
menyenangkan. Gejala psikologis lain pada dosis tinggi dapat merupa rasa
ketakutan, ilusi sensorik, halusinasi auditoris dan visual, dan distorsi ukuran
tubuh. Gejala neurologis dapat termasuk bicara yang tidak jelas (menggumam,
penurunan kecepatan bicara, dan ataksia).

56
Penggunaan dalam waktu lama dapat menyebabkan iritabilitas, labilitas
emosi dan gangguan ingatan. Sindroma putus inhalan tidak sering terjadi,
Kalaupun ada muncul dalam bentuk susah tidur, iritabilitas, kegugupan,
berkeringat, mual, muntah, takikardia, dan kadang-kadang disertai waham dan
halusinasi.

Efek Yang Merugikan :


Efek merugikan yang paling serius adalah kematian yang disebabkan karena
depresi pernafasan, aritmia jantung, asfiksiasi, aspirasi muntah atau kecelakaan
atau cedera. Penggunaan inhalan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal yang ireversibel dan kerusakan otot yang permanen.

4. Zat Desainer
Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat
jalanan. Mereka membuat obat-obat itu secara rahasia
karena dilarang oleh pemerintah. Obat-obat itu dibuat
tanpa memperhatikan kesehatan. Mereka hanya
memikirkan uang dan secara sengaja membiarkan para pembelinya kecanduan
dan menderita. Zat-zat ini banyak yang sudah beredar dengan nama speed ball,
Peace pills, crystal, angel dust rocket fuel dan lain-lain.

5. Mefedron; Obat Legal Yang Berpotensi Tinggi Sangat Mematikan


Penggunaan mefedron, obat sintetik yang merupakan obat alternatif legal
untuk kecanduan amphetamine atau kokain, telah menyebar luas. Hal ini
berdasarkan laporan bahwa terjadi kenaikan jumlah penggunaannya di wilayah
Eropa, Amerika Utara dan Australia. Mefedron yang dikenal juga sebagai
“drone”, “miaow miaow” atau “M-Cat”, tidak diawasi oleh badan pengawasan
obat internasional, sehingga tingkat pola penggunaannya tidak jelas sejauh
mana dan masih dianggap remeh.
“Sejauh ini, hanya sedikit yang mengetahui jenis obat ini karena
kemunculannya termasuk baru di pasar gelap”, seperti yang dikatakan Beate
Hammond, Manajer Program Obat-obatan sintetik UNODC. “Walaupun mungkin
penggunaannya dalam jumlah kecil tetapi obat tersebut dapat menyebabkan
resiko berbahaya bagi kesehatan. Karena telah ditemukan laporan yang
menghubungkan mefedron dengan kematian”.

57
Biasa dijual dalam bentuk bubuk berwarna putih dan pucat, efek dari
mefedron dilaporkan menyebabkan peningkatan euforia, kewaspadaan dan
gelisah. Mefedron seringkali dijual via internet sebagai pupuk selain untuk
kepentingan konsumsi manusia. Mefedron dan bahan sintetik lainnya, seperti
naphiron, dilaporkan akan menjadikan eropa sebagai target pasarnya, diproduksi
untuk menghasilkan efek yang mirip dengan zat yang diawasi seperti kokain.
Bagaimana pun juga, karena komposisi kedua zat kimia tersebut berbeda maka
belum ditemukan adanya larangan resmi untuk memproduksi dan
mendistibusikannya.
Sejalan dengan ditemukannya Mefedron yang merupakan temuan baru di
pasar NARKOBA, hanya terdapat sedikit riset mengenai efeknya, baik
farmakologi maupun toksikasi. Di wilayah Eropa, zat tersebut sedang dalam
proses investigasi oleh European Monitoring Centre for Drugs and Drug
Addiction and the European Police Office (Europol), yang diharapkan dapat
menghasilkan laporan mengenai isu obat tersebut di bulan Juli.
Untuk meneliti lebih lanjut tentang permasalahan. obat sintetik, UNODC
mengoperasikan Monitoring Synthetics Monitoring: Analysis, Reporting and
Trends (SMART) program. Tim SMART bekerja sama dengan Pemerintah untuk
mengembangkan, menilai dan melaporkan data dan informasi tentang obat
sintetik sedangkan negara-negara anggota membantu dalam perencanaan
pencegahan dan penegakan hukum di negara masing-masing.

D. Tanda Ketagihan dan Akibat Penyalahgunaan NARKOBA


1. Shabu-Shabu
 Nama populer untuk Methamphetamine
 Bentuknya seperti serbuk kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan,
tidak berbau dan tidak berwarna, namun ada juga
yang berbentuk tablet
 Jenisnya antara lain gold river, coconut dan kristal
 Mengakibatkan efek yang kuat pada sistem syaraf
 Pemakai akan bergantung secara fisik dan mental
 Pengunaan terus menerus dapat merusak otot jantung, gangguan fungsi
otak, bahkan kegilaan hingga kematian
 Zat ini mendorong tubuh melampaui ambang batas kekuatan fisik

58
 Pemakai merasa fly dengan perasaan enak sementara yang berangsur-
angsur membangkitkan kegelisahan yang luar biasa
 Efek langsung penggunaannya menjurus pada perilaku kekerasan
 Dapat menyebabkan impoten
 Over dosis mengakibatkan kerusakan lever dan paru-paru bahkan kematian

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Shabu-shabu:


 Euforia atau rasa senang dan semangat yang berlebihan,
 Gampang gelisah dan tidak bisa diam (Hiper aktif),
 Percaya diri yang tinggi dan serba salah melakukan apa saja,
 Cepat marah dan lelah,
 Depresi dan imsomnia (susah tidur),
 Jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan.
Karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal
 Badan berkeringat meski berada di dalam ruangan ber-AC,
 Suka marah dan sensitive, Halusinasi, Paranoid,
 Gampang terangsang, Setelah tidak bersemangat inginnya tidur terus,
 Berat badan menyusut, Kejang-kejang,
 Kerusakan ginjal, Kerusakan dan serangan jantung, Impoten, dan Kematian.

2. Ganja (Cannabis, Marihuana, Mariyuana, Cimeng, Hashish, Rumput / Grass)


o Dikenal pula dengan nama Gelek, Budha Stick, Marijane
o Dapat membuat ketagihan secara mental
o Pikiran menjadi lamban berkonsentrasi, pelupa, dan akan nampak bodoh
(gangguan memori otak)
o Kemampuan belajar menjadi menurun karena sulit berpikir dan konsentrasi
o Seringkali pengguna mencari obat-obatan lebih keras dan lebih mematikan
o Mengandung bahan kimia delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) yang dapat
mempengaruhi pemakai
dalam cara melihat dan
mendengar hal-hal di
sekitarnya, hingga
membuat hilang
kesadaran atau fly / teller

59
o Survei membuktikan bahwa pemakai ganja dalam waktu panjang dapat
menyebabkan schizophrenia atau kegilaan

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Ganja :


o Cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengattup terus, Halusinasi
penglihatan dan pendengaran,
o Suka bengong, Paranoid atau merasa takut dan panik / gelisah akan sesuatu
secara tidak beralasan,
o Defresi, Kebingungan, Halusinasi, Persepsi tentang ruang & ruang berubah,
o Bawaan perasaan gembira atau tertawa terus untuk hal yang tidak lucu,
o Badan terasa lemas dan selalu ingin tidur terus,
o Merasa kelaparan setiap waktu (nafsu makan besar),
o Nyali jadi besar dan gampang terpancing emosi,
o Mikir jadi lambat, Meningkatnya denyut nadi, Keseimbangan dan koordinasi
tubuh yang buruk.

3. Heroin (Putaw, Putih, Bedak, PT, Etep)


 Penghilang rasa nyeri yang sangat kuat
 Jenis yang populer di
Indonesia adalah Putaw
yaitu ampas heroin atau
heroin kadar rendah (kelas
lima atau kelas enam)
 Zat ini berasal dari sari bunga poppy
 Dibuat dalam bentuk larutan, serbuk, dan seperti bedak yang dijual dalam
bentuk paket gram atau gauw
 Bagi pencoba akan sangat cepat mengikat diri secara fisik dan mental
 Membuat bodoh, lamban dan merusak konsentrasi
 Pemakaian lewat suntikan sering menimbulkan resiko Hepatitis C dan tertular
HIV–AIDS
 Paling sering menimbulkan kematian akibat overdosis

Tanda-tanda ketagihan & akibat menggunakan Heroin :


 Mata berair dan menjadi sayu, Cadel atau berbicara tidak jelas,

60
 Kehilangan nafsu makan, Tulang terasa ngilu, Keram perut-menggelepar dan
diare, Hidung berlendir atau berair,
 Kesakitan dan kejang-kejang, Gemetar dan muntah-muntah,
 Euforia atau rasa senang yang berlebihan,
 Mikir jadi lambat dan susah konsentrasi, Mood gampang berubah,
 Gampang terpancing emosi, Selalu apatis terhadap lawan jenis,
 Kekurangan cairan tubuh, Rasa gatal di bawah kulit seluruh badan,
 Badan terasa lemas dan selalu mengantuk atau ingin tidur terus, badan kurus
layu, Kalo lagi ngak makai badan seperti terkena flu atau meriang dan malas
mandi karena kondisi badan selalu kedinginan,
 Sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik.

4. Ectasy (Inex, XTC, I, Kancing, Huge Drug, Yupie Drug, Essence, Butterfly, Black
Heart)
 Tergolong zat psikotropika yang jenisnya antara lain ; apel, alladin, electric,
gober, butterfly dll.
 Dibuat dalam bentuk tablet dan kapsul
 Diproduksi secara ilegal di laboratorium
 Dapat mendorong tubuh melakukan aktifitas yang melampaui batas
maksimum. Aktifitas yang berlebihan menyebabkan tubuh kekurangan cairan,
maka pemakai dapat meninggal karena terlalu banyak minum air akibat rasa
hausnya
 Zat kimia berbahaya sering dicampur sehingga berakibat buruk bagi tubuh
seperti campuran insektisida, pil KB, bahkan zat-zat kimia yang tidak
diketahui
 Menyebabkan denyut nadi cepat,
serta menimbulkan paranoid dan
halusinasi

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Ectasy :


 Gangguan syaraf otak dan lever, Sakit kepala dan pusing-pusing, Mood
berubah,
 Euforia atau rasa senang yang berlebihan, Gelisah dan tidak bisa diam Hiper
aktif,

61
 Halusinasi penglihatan dan pendengaran, Paranoid atau merasa takut akan
sesuatu secara tidak beralasan, Depresi, Dehidrasi dan imsomnia (susah
tidur),
 Wajah terlihat pucat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka
keringatan, sering minder setelah pengaruh inex hilang.
 Kehilangan selera makan, Rasa haus yang amat sangat, Diare, Tulang dan
gigi keropos, Gemetar tak terkontrol,
 Denyut nadi dan detak jantung yang terpacu sangat cepat, Tekanan darah
meningkat, Mual dan muntah,
 Suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik house.

5. Inhalen
 Zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)
 Penggunaannnya dengan cara dihirup, dapat mengakibatkan kematian
mendadak seperti tercekik (sudden Sniffing Dealth Syndrome)
 Dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf
dan organ tubuh lain
 Menghirup sambil menggunakan obat anti depresi, seperti
obat penenang, obat tidur, alkohol, akan meningkatkan resiko overdosis dan
dapat mematikan
 Penguna jika melakukan aktifitas normal, seperti berlari atau berteriak dapat
mengakibatkan kematian karena gagal jantung

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Inhalen :


 Kehilangan ingatan, Tidak dapat berpikir, Merusak sistem
syaraf utama,
 Batuk-batuk, Sakit maag, Sakit pada waktu buang air kecil,
 Mudah berdarah dan memar, Kejang-kejang otot, Kerusakan hati dan ginjal.

6. Amphetamin (Amphet)
 Biasanya berbentuk pil, kapsul dan serbuk
 Memberikan rangsangan bagi perasaan manusia
 Salah satu jenisnya yaitu methaphetamine memiliki efek rangsangan kuat
terhadap sistem syaraf (eks. Ice, shabu dll.)
 Pemakai akan terikat secara fisik dan mental

62
 Merangsang tubuh melampaui batas maksimum dari kekuatan fisik
 Tetap merasa aktif di saat tubuh sudah sangat lelah
 Jika tubuh tidak lagi dapat menanggung beban, dapat pingsan atau bahkan
kematian
BLISS, Zoom, Jump, ESP, Inex Herbal, Legal XTC, Party Pill atau A2
merupakan sebagian nama untuk berbagai sediaan yang dikemas sebagai
suplemen makanan ternyata mengandung bahan aktif Benzyl Piperazine. Bahan
aktif yang sering disingkat BZP merupakan senyawa turunan piperazine yang
memiliki efek mirip amphetmine (amphetamine like effect), namun tidak termasuk
golongan narkotika sesuai versi Tunggal Narkotika tahun 1961 (Single
Convention on Narcotics Drugs, 1961) maupun psikotropika sesuai Konvensi
Bahan-bahan Psikotropika tahun 1971 (Convention on Psychotropic Substance,
1971).

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Amphetamine :


 Penurunan berat badan, Kelihatan seperti kurang tidur, Pingsan karena
sangat kelelahan,
 Denyut nadi tidak beraturan, Tekanan darah tinggi, Paranoid yang parah.

7. Alkohol
 Jenis yang termasuk alkohol adalah bir, whiski, gin, vodka, martini, brem,
arak, tuak, ciu, saguar, jhony walker dll
 Digunakan dengan cara diminum langsung

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Alkohol :


 Males luar biasa, Halusinasi penglihatan dan pendengaran,
 Memperlambat kerja sistem syaraf pusat dan refleks motorik, mengganggu
penalaran,
 Susah konsentrasi, Tidak bisa mengendalikan diri, Gampang terpancing
emosi,
 Menekan pernapasan, denyut jantung,
 Pada saat ngepake mendapat rasa percaya diri yang tinggi dan setelah ngak
ngepake terjadi hal sebaliknya,
 Gejala putus zat adalah hilangnya nafsu makan, sensitif, susah tidur, kejang
otot, kematian.

63
8. Bahan atau Zat Adiktif yang Mudah menguap
 Seperti lem aica aibon, thinner, bensin, spiritus dsb.
 Biasa digunakan dengan cara dihirup

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Zat yang Mudah Menguap :


 Memperlambat kerja dan merusak otak serta sistem syaraf pusat,
 Perubahan pada proses berfikir, hilang kontrol dan konsentrasi,
 Menimbulkan perasaan senang berlebihan, hilang orientasi dan depresi,
 Puyeng, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan pelo,
 Merusak lever, ginjal dan paru-paru,
 Kematian timbul akibat berhentinya pernapasan dan gangguan pada jantung.

9. Bahan atau Zat Adiktif yang Menimbulkan Halusinasi


 Seperti jamur kotoran kerbau, sapi, kecubung dsb.
 Cara pengunaannya ada yang dihirup dan ada yang dimakan

Tanda-tanda ketagihan & Akibat menggunakan Zat Adiktif Halusinasi :


 Bekerja pada sistem syaraf pusat untuk mengacaukan kesadaran dan emosi,
 Menimbulkan perasaan senang berlebihan, hilangnya kontrol, orientasi dan
depresi,
 Karena Halusinasi bisa menimbulkan kecelakaan dan kematian.

10. NARKOBA Hancurkan Kerja Otak


Bagi para pengguna narkotika, mungkin tidak menyadari kalau akibat
memakai NARKOBA akan menghancurkan kerja otaknya. Pemakaian
NARKOBA sangat mempengaruhi kerja otak yang berfungsi sebagai pusat
kendali tubuh dan mempengaruhi seluruh fungsi tubuh. Karena bekerja pada
otak, NARKOBA mengubah suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan
perilaku pemakainya. Itulah sebabnya NARKOBA disebut zat psikoaktif.
Ada beberapa macam pengaruh NARKOBA pada kerja otak. Ada yang
menghambat kerja otak, disebut depresansia, sehingga kesadaran menurun dan
timbul kantuk. Contoh golongan ini adalah opioida yang di masyarakat awam
dikenal dengan candu, morfin, heroin dan petidin. Kemudian obat penenang atau

64
obat tidur (sedativa dan hipnotika) seperti pil BK, Lexo, Rohyp, MG dan
sebagainya, serta alkohol.
Namun ada pula NARKOBA yang memacu kerja otak, disebut stimulansia,
sehingga timbul rasa segar dan semangat, percaya diri meningkat, hubungan
dengan orang lain menjadi akrab. Akan tetapi menyebabkan tidak bisa tidur,
gelisah, jantung berdebar lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Contohnya
adalah amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam
tembakau. Ada pula NARKOBA yang menyebabkan khayal, disebut
halusinogenika. Contoh LSD. Ganja menimbulkan berbagai pengaruh, seperti
berubahnya persepsi waktu dan ruang, serta meningkatnya daya khayal,
sehingga ganja dapat digolongkan sebagai halusinogenika.
Dalam sel otak terdapat bermacam-macam zat kimia yang disebut
neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf yang satu
dengan sel saraf lainnya (sinaps). Beberapa di antara neurotransmitter itu mirip
dengan beberapa jenis NARKOBA. Semua zat psikoaktif (narkotika, psikotropika
dan bahan adiktif lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan pikiran
seseorang melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa
neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam terjadinya
ketergantungan adalah dopamin.
Bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan adalah sistem
limbus. Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbus, sebagai pusat
kenikmatan. Jika NARKOBA masuk ke dalam tubuh, dengan cara ditelan,
dihirup, atau disuntikkan, maka NARKOBA mengubah susunan biokimiawi
neurotransmitter pada sistem limbus. Karena ada asupan NARKOBA dari luar,
produksi dalam tubuh terhenti atau terganggu, sehingga ia akan selalu
membutuhkan NARKOBA dari luar.
Yang terjadi pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel
otak pada pusat kenikmatan. Jika mengonsumsi NARKOBA, otak membaca
tanggapan orang itu. Jika merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter
dopamin dan akan memberikan kesan menyenangkan. Jika memakai NARKOBA
lagi, orang kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan batinnya terpuaskan.
Otak akan merekamnya sebagai sesuatu yang harus dicari sebagai prioritas
sebab menyenangkan. Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah
orang itu memerlukannya sebagai kebutuhan pokok. Terjadi kecanduan atau
ketergantungan.

65
Pada ketergantungan, orang harus senantiasa memakai NARKOBA, jika
tidak, timbul gejala putus zat, jika pemakaiannya dihentikan atau jumlahnya
dikurangi. Gejalanya bergantung jenis NARKOBA yang digunakan. Gejala putus
opioida (heroin) mirip orang sakit flu berat, yaitu hidung berair, keluar air mata,
bulu badan berdiri, nyeri otot, mual, muntah, diare, dan sulit tidur.
NARKOBA juga mengganggu fungsi organ-organ tubuh lain, seperti jantung,
paru-paru, hati dan sistem reproduksi, sehingga dapat timbul berbagai penyakit.
Contoh: opioida menyebabkan sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi.
Jika memakai jarum suntik bergantian berisiko tertular virus hepatitis B/C
(penyakit radang hati). Juga berisiko tertular HIV/AIDS yang menurunkan
kekebalan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi, dan dapat menyebabkan
kematian. Ganja menyebabkan hilangnya minat, daya ingat terganggu,
gangguan jiwa, bingung, depresi, serta menurunnya kesuburan. Sedangkan
kokain dapat menyebabkan tulang sekat hidung menipis atau berlubang,
hilangnya memori, gangguan jiwa, kerja jantung meningkat, dan serangan
jantung.
Jadi, perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari
mula-mula oleh pemakai NARKOBA, harus dibayar sangat mahal oleh dampak
buruknya. Seperti ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai
macam penyakit, rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman-teman,
rongrongan bahkan kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral, putus
sekolah, pengangguran, serta hancurnya masa depan dirinya.

11. Ancaman Medis Akibat Penyalahgunaan NARKOBA


Penyalahgunaan NARKOBA tidak hanya melemahkan sistem kekebalan
tubuh seseorang, tetapi juga berkaitan dengan berbagai perilaku berbahaya
seperti pemakaian jarum suntik secara bergantian, dan perilaku seks bebas.
Kombinasi dari keduanya akan sangat berpotensi meningkatkan resiko tertular
penyakit HIV/AIDS, hepatitis, dan beragam penyakit infeksi lainnya. Demikian
dikatakan Dr. Diah Setia Utami, SpKJ, dari Badan Narkotika Nasional.
Menurut Diah, penyuntikan zat-zat psikotropika juga dapat menyebabkan
kolapsnya saluran vena, serta resiko masuknya bakteri lewat pembuluh darah
dan klep jantung. Beberapa jenis NARKOBA yang dapat merusak kinerja sistem
jantung antara lain kokain, heroin, inhalan, ketamin, LSD, mariyuana, MDMA,
methamphetamin, nikotin, PCP, dan steroid.

66
“Penyalahgunaan NARKOBA juga dapat menyebabkan beragam
permasalahan sistem pernapasan. Merokok, misalnya, sudah terbukti
merupakan penyebab penyakit bronkhitis, emphysema, dan kanker paru-paru.
Begitu pula dengan menghisap mariyuana yang bisa membawa dampak lebih
parah lagi. Penggunaan sejumlah zat psikotropika juga dapat mengakibatkan
lambatnya pernapasan, menghalangi udara segar memasuki paru-paru yang
lebih buruk dari gejala asma”, jelas Diah.
Semua perilaku penyalahgunaan NARKOBA, kata Diah, mendorong otak
untuk memproduksi efek euforis. Bagaimanapun, beberapa jenis psikotropika
juga memberikan dampak yang sangat negatif pada otak seperti stroke, dan
kerusakan otak secara meluas yang dapat melumpuhkan segala aspek
kehidupan pecandunya. Penggunaan NARKOBA juga dapat mengakibatkan
perubahan fungsi otak, sehingga menimbulkan permasalahan ingatan,
permasalahan konsentrasi, serta ketidakmampuan dalam pengambilan
keputusan
“Penyalahgunaan NARKOBA yang sudah sampai pada level kronis dapat
mengakibatkan perubahan jangka panjang dalam sel-sel otak, yang mendorong
terjadinya paranoia, depresi, agresi, dan halusinasi”, tandas Diah.
Bukan hanya itu, penyalahgunaan NARKOBA juga dapat mengganggu
produksi hormon di dalam tubuh secara normal, yang mengakibatkan kerusakan
yang tidak dapat dipulihkan kembali. Semua perusakan ini meliputi kemandulan
dan penyusutan testikel pada pria, sebagaimana juga efek maskulinisasi yang
terjadi pada wanita.
Menurut Dr. Diah, aktifitas merokok nikotin juga dapat penyebabkan penyakit
kanker mulut, leher, lambung, dan paru-paru. Merokok mariyuana bisa
mengakibatkan masuknya bakteri karsinogen ke dalam paru-paru, hingga
merubah fungsi paru-paru di tahap pra-kanker.
Berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan NARKOBA
memiliki potensi merubah fungsi tubuh secara keseluruhan. Termasuk
perubahan selera makan dan peningkatan suhu tubuh secara dramatis yang bisa
melumpuhkan kesehatan dalam waktu singkat. Tidak cukup sampai disitu, zat
psikotropika berpotensi menimbulkan kelelahan yang berkepanjangan,
mengombang-ambingkan perasaan, kepenatan mendalam, perubahan selera
makan, nyeri pada otot dan tulang, hilang ingatan, diare, keringat dingin, dan
muntah-muntah.

67
Paparan yang diikuti sekitar 300 Praja itu, mendapat perhatian serius,
utamanya menyangkut materi penyalahgunaan NARKOBA dan obat-obat
terlarang yakni, mantan penyalahguna NARKOBA tidak bisa sembuh 100
persen. Timbulnya penyakit ikutan seperti HIV, AIDS, Hepatitis B dan C.
Rusaknya organ tubuh seperti otak, jantung, urat syaraf, ginjal dan hati.
Mengakibatkan kematian karena serangan jantung dan pecahnya pembuluh
darah, menderita gangguan jiwa, munculnya aksi kriminalitas, prostitusi dan lain-
lain.

12. Efek Bahaya Narkotika Saat Hamil


Seperti telah disebutkan sebelumnya, NARKOBA dapat berbahaya pada saat
kehamilan, baik pada tahap tertentu kehamilan ataupun pada setiap tahap
kehamilan. Berikut adalah contoh efek berbahaya dari beberapa jenis narkotika
apabila digunakan oleh wanita hamil.
13. Kokain dan Methamphetamine
Kokain dan Methamphetamine merupakan stimulant yang kuat terhadap
sistem syaraf pusat. Kedua jenis zat tersebut dapat menekan nafsu makan,
mempersempit pembuluh darah sehingga jantung berdetak lebih kencang
dan tekanan darah menjadi lebih tinggi. Akibatnya pertumbuhan janin menjadi
terganggu dan meningkatnya resiko untuk terjadi keguguran, kelahiran
premature dan abruptio placentae (terlepasnya sebagian plasenta dari
dinding rahim, yang dapat menyebabkan terjadinya pendarahan). Apabila
kedua jenis zat berbahaya tersebut dikonsumsi pada akhir kehamilan, maka
dapat menyebabkan bayi yang terlahir mengalami ketergantungan zat
berbahaya juga dan menderita gejala putus obat (sakaw) seperti kejang, tidak
bisa tidur dan kram otot. Para ahli juga percaya bahwa di kemudian hari,
mereka juga akan mengalami kesulitan belajar.
14. Heroin dan Narkotika lain
Penggunaan narkotika dalam jumlah yang besar meningkatkan resiko
kelahiran bayi secara premature yang juga disertai dengan masalah
kesehatan lainnya seperti lahir dengan berat badan rendah, mengalami
kesulitan bernafas, kadar gula darah yang rendah dan perdarahan di kepala
(intracranial hemorrhage). Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami
ketergantungan narkotika, sering juga dilahirkan dalam kondisi
ketergantungan juga dan menderita gejala putus obat seperti muntah, diare

68
dan kaku pada persendian. Wanita yang menggunakan narkotika dengan
cara disuntik, juga beresiko besar untuk tertular penyakit menular seperti HIV
yang dapat berkembang menjadi AIDS. Wanita hamil yang mengidap virus
HIV beresiko besar untuk menularkan infeksi tersebut kepada bayi yang
dikandungnya.
15. Kokain
Penggunaan kokain selama kehamilan dapat mempengaruhi wanita hamil
dan janin yang dikandungnya dalam berbagai cara. Pada masa awal
kehamilan, kokain dapat meningkatkan resiko terjadinya keguguran.
Kemudian pada tahap berikutnya, dapat memicu terjadinya kelahiran
premature, lahir dengan berat badan rendah atau terganggunya pertumbuhan
janin. Bayi yang lahir secara prematur dengan berat badan lahir rendah akan
meningkatkan resiko untuk mengalami gangguan mental, cerebral palsy
bahkan kematian. Bayi yang terkena pengaruh dari kokain juga cenderung
memiliki ukuran kepala yang kecil, yang secara umum menunjukkan ukuran
otak yang lebih kecil juga & meningkatkan resiko untuk mengalami kesulitan
belajar.
16. Ganja
Penelitian mengenai efek penggunaan ganja oleh wanita hamil sebenarnya
tidak terlalu spesifik. Hal ini karena biasanya ganja digunakan berbarengan
dengan obat lain, rokok dan alkohol. Seperti bahan berbahaya lainnya, maka
penggunaan ganja saat kehamilan beresiko menyebabkan kelahiran bayi
premature dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

13. Alkohol dan Bayi Sumbing


Ibu yang tengah hamil hendaknya tidak menenggak minuman beralkohol,
terutama saat kehamilan memasuki usia lima hingga sembilan minggu. Karena,
konsentrasi alkohol tinggi pada darah bisa meningkatkan risiko melahirkan bayi
sumbing. Demikian kesimpulan penelitian Dr. Lisa A DeRoo dari Institut Nasional
Ilmu Kesehatan Lingkungan (NIEHS), Carolina Utara, AS.
Berdasarkan penelitian terhadap 1.336 perempuan Norwegia pada 1996
hingga 2002, terungkap bahwa perempuan hamil yang meminum minuman keras
pada tiga bulan pertama usia kehamilan memiliki risiko dua kali lebih besar
melahirkan bayi sumbing. Risiko itu bisa meningkat tiga kali lipat jika perempuan

69
yang mengandung meminum minuman beralkohol tiga kali atau lebih pada usia
kehamilan tiga bulan pertama.
DeRoo menjelaskan konsentrasi alkohol tinggi pada saat usia kehamilan
muda itu akan memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bibir atau pun
langit-langit pada embrio janin sehingga bayi terlahir dalam kondisi bibir
sumbing. (Media Indonesia, 14 Agustus 2008)

14. Strategi Untuk Menyiasati Penggunaan Antibiotik


Penggunaan antibiotik sudah saatnya dikurangi. Mengingat jika
penempatannya tidak pas, akan menyebabkan bakteri bermutasi. Ini akan
berbahaya bagi kesehatan dimasa depan. Untuk mengatasinya, anda harus
mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :
a. Jika menggunakan antibiotik, sebaiknya mengikuti resep dokter.
b. Antibiotik digunakan apabila anda benar-benar menderita penyakit pada saat
itu.
c. Menggunakan antibiotik harus sesuai dosis yang dianjurkan, artinya tidak
boleh lebih atau kurang.
d. Untuk antibiotik yang dimakan dalam perut kosong, usahakan konsumsinya
harus diutamakan setengah jam sebelum makan atau satu jam sesudah
makan.
e. Usahakan kalau bisa hindari konsumsi antibiotik, terutama anak-anak.
Solusi lain untuk mencegah penggunaan antibiotik, adalah dengan
menggunakan prebiotik. Selain lebih sehat, juga dapat menekan biaya obat yang
mahal serta berkonsultasi dengan dokter.

70
BAGIAN III

GEJALA, DAMPAK DAN PEMICU PENYALAHGUNAAN NARKOBA

A. Gejala Dini Penyalahgunaan NARKOBA antara lain:


1. Susah diajak bicara dan mulai sulit untuk diajak terlibat dalam kegiatan keluarga
2. Sering keluar rumah dan pulang terlambat serta berani bolos dengan alasan
yang tidak jelas
3. Mata dan hidung berair, wajah pucat dan kuyu, napas tersengal-sengal, tangan
gemetar dan badan lesu
4. Gelisah, sensitif, mudah tersinggung, marah tidak menentu dan hilang sopan-
santun
5. Hilang kontrol dan susah konsentrasi, nilai raport secara drastis
6. Suka menyendiri (mengurung diri) di kamar yang selalu tertutup atau tempat
tersembunyi lainnya
7. Cara berpakaian yang tidak rapi, kondisi kamar yang berantakan dan bau aneh
menyengat yang tidak biasa
8. Suka mengenakan baju berlengan panjang dan kacamata berwarna hijau atau
gelap
9. Boros, barang harta benda pribadi dan keluarga sering raib tiba-tiba

B. Petunjuk Bagi Orang Tua Mengenali Zat

Terdapat banyak tanda-tanda dan simtom yang menyokong penggunaan dan


penyalahgunaan zat. Daftar berikut menggambarkan beberapa perubahan yang
anda mungkin lihat terjadi. Pada diri mereka sendiri sebuah simtom mungkin tidak
berarti suatu apapun. Namun, jika anda melihat beberapa dari simtom itu,
pertimbangkan ini sebagai sebuah bendera tanda bahaya dan carilah pertolongan
lebih lanjut.
1. Simtom Fisik :
a. Perbuatan terintoksikasi.
b. Mata merah karena sakit atau lelah, kelopak mata terasa berat dan tampak
terkantuk-kantuk.
c. Pergerakan mata tidak tepat dan mengenakan kacamata pada waktu yang
tidak tepat pula.
d. Corak kulit menjadi pucat secara tidak normal.
71
e. Perubahan dalam pola-pola bicara dan pola-pola perbendaharaan kata,
bicara pelo.
f. Jalan sempoyongan dan perkembangan fisik tertekan.
g. Napsu makan, selera atau keinginan besar untuk makan, khususnya untuk
makanan manis atau gula-gula.
h. Kehilangan berat badan atau kehilangan selera yang tidak dapat dijelaskan.
i. Mengabaikan kebersihan dan penampilan diri pribadi.
j. Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan di bagian tubuh.
2. Perubahan Fisik :
a. Bau ganja (seperti tali terbakar) di ruangan atau di pakaian.
b. Kemenyan, dupa atau penghilang bau ruangan.
c. Test mata, pencuci mulut.
d. Rokok ganja (tergulung dan pelintir atau gulungan).
e. Bedak, biji atau benih, daun, tanam-tanaman atau tumbuh-tumbuhan, jamur.
f. Kapsul atau tablet.
g. Kertas penggulung rokok.
h. Pipa, filter pipa, kasa, saringan.
i. Jepitan besi untuk memegang ujung dari ikatan ganja.
j. Pipa air ‘bongs’ (biasanya gelas atau plastik.
k. Sendok kecil, sedotan, silet, cermin (untuk digunakan dengan heroin atau
kokain).
l. Botol, kotak, kaleng yang tidak biasanya atau tak lazim atau kotak terkunci.
m. Tas plastik atau botol kaca kecil.
n. Buku-buku yang berhubungan dengan zat psikoaktif, majalah, pamflet atau
brosur.
3. Perubahan-perubahan Perilaku :
a. Menghindari kontak mata langsung.
b. Berbohong atau manipulasi keadaan.
c. Periode kemurungan, bengong, linglung, depresi dan ansietas atau sifat lekas
marah yang tidak dapat dijelaskan.
d. Reaksi berlebihan dan sangat tidak cocok pada kritikan ringan atau
permintaan sederhana.
e. Interaksi dan komunikasi dengan orang lain berkurang.
f. Preokupasi dengan diri sendiri, kurang perhatian untuk perasaan orang lain.

72
g. Kehilangan minat dalam hal-hal yang sebelumnya penting seperti hobi dan
olahraga.
h. Kehilangan motivasi dan antusiasme atau kegembiraan yang besar.
i. Kelesuan, kekurangan tenaga dan vitalitas.
j. Kehilangan kemampuan untuk memikul tanggungjawab.
k. Kebutuhan untuk kegembiraan atau kepuasan seketika.
l. Perubahan dalam nilai-nilai, ide-ide, dan keyakinan.
m. Mengabaikan kegiatan ibadah.
n. Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga.
o. Perubahan teman, ketidak-inginan untuk memperkenalkan teman-teman
kepada keluarga.
p. Sering kehilangan uang atau barang di rumah.
q. Jumlah uang yang besar.
r. Kamar tidak mau diperiksa atau selalu terkunci.
s. Sering menerima telpon atau tamu yang tidak dikenal.
t. Keluar rumah setelah setuju waktu untuk pulang.
u. Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, gudang atau tempat
tertutup lainnya.
v. Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik dan korek api baik di
kamar atau di dalam tas.
4. Perubahan-perubahan Sekolah :
a. Malas belajar, sulit konsentrasi dan mudah tersinggung.
b. Penurunan performan akademis, turun angka atau nilai.
c. Penurunan memori jangka pendek, konsentrasi dan rentang perhatian.
d. Kehilangan motivasi, minat, tenaga, partisipasi dalam aktivitas sekolah.
e. Kurang disiplin, seringkali terlambat dan tidak hadir (suka membolos).
f. Kurang berminat berpartisipasi di dalam kelas dan pertemuan-pertemuan.
g. Penampilan tidak rapi, pakaian, kesehatan pribadi.
h. Lambat dalam memberi tanggapan, pelupa, apatis atau tidak menghiraukan.
i. Masalah perilaku meningkat.
j. Perubahan dalam kelompok teman sebaya.
k. Kehilangan uang atau pokok dari nilai-nilai.
5. Dampak Psikologis dan Sosial Lain Secara Umum :
a. Semangat belajar atau bekerja menurun drastis, pemalas berat dan santai.

73
b. Menjadi pemurung, bersikap masa bodoh sekalipun terhadap diri sendiri,
bahkan bisa bersikap seperti orang gila,
c. Sensitif, emosional tak terkendali, tiada sopan-santun dan berani melawan
siapa saja,
d. Cenderung menghindari kontak komunikasi dengan orang lain,
e. Suka berbohong dan tidak memiliki tanggung jawab,
f. Hubungan dengan keluarga, guru dan teman serta lingkungannya terganggu,
g. Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan,
h. Tidak segan menyiksa diri untuk menghilangkan rasa nyeri dan
ketergantungan,
i. Tidak peduli dengan nilai atau norma yang ada dan mudah melakukan tindak
pidana kekerasan, mencuri dan seks bebas,
j. Dampak serius over dosis tak tertolong berakhir dengan kematian.
Catatan :
Penting untuk menekankan bahwa hal ini mungkin tapi tidak menentukan tanda-
tanda dari pengguna zat psikoaktif.

C. Penyebab Remaja Mudah Terpengaruh Penyalahgunaan NARKOBA


1. Mudah dipengaruhi kawan; Remaja masih memiliki jiwa yang labil dan masih
mencari-cari jati diri sehingga mudah dipengaruhi dan ikut-ikutan teman.
2. Rasa ingin tahu yang tinggi; Remaja suka mencoba hal-hal baru termasuk yang
dapat membahayakan dirinya.
3. Solidaritas kelompok; Kuatnya rasa solidaritas remaja menyebabkan ia sulit
menolak ajakan apalagi tekanan teman sekelompoknya.
4. Menghilangkan rasa bosan dan stress; Remaja kadang menganggap NARKOBA
dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.
5. Keinginan memberontak; Sebagian remaja menggunakan NARKOBA sebagai
reaksi pemberontakan terhadap kekuasaan Orang Tua.

D. Sebab-Sebab Kecanduan
Hasil risel membuktikan bahwa hampir 70% pecandu mulai memakai
NARKOBA karena coba-coba (survey dari 418 pecandu di 13 panti rehab di
Jabotabek). Koq berani coba-coba ?, sebenarnya apa sih yang membuat mereka
tertarik ?

74
Remaja itu berada dalam tahap pencarian identitas, jadi rasa ingin tahu yang
ada dalam diri para remaja atau ABG sangatlah tinggi. Ketidaktahuan akan bahaya
NARKOBA dan kurangnya pendidikan pencegahan bisa menyebabkan mereka
tergoda untuk mencobanya, apalagi dengan iming-iming teman, kalau NARKOBA itu
nikmat dan juga dianggap sebagai lambangnya anak gaul. Wah, gawat kan, kalau
mereka nggak ngerti betapa bahayanya NARKOBA. Karena itu penyediaan
informasi mengenai bahaya NARKOBA adalah sangat penting, terutama melalui
pihak sekolah.
Kurangnya perhatian juga dapat menyebabkan seseorang kecanduan NPZA,
kurangnya perhatian tidak hanya dalam lingkungan keluarga, tetapi juga dalam
pergaulan dengan teman-teman. Karena itu, kebersamaan komunikasi dan rasa
saling peduli adalah faktor yang sangat penting yang dapat mencegah seseorang
terjerumus dalam NARKOBA.
Sedikit rasa peduli pada lingkungan dan orang-orang yang dekat dengan kita,
merupakan langkah awal untuk mencegah bertambahnya korban NARKOBA.

E. Persepsi yang Salah Tentang NARKOBA


Meskipun bisnis NARKOBA terus diberantas dan pabrik NARKOBA terbesar,
baik di Tangerang, Batu Malang, dan Batam dibongkar, tapi hal itu tidak
menyurutkan para pengedar dan pengguna NARKOBA untuk terus mengkonsumsi.
Bahkan penyalahgunaan NARKOBA akhir-akhir ini menunjukkan angka peningkatan
dari tahun ke tahun. Penggunanya pun juga semakin meluas, bukan hanya orang
dewasa saja, tapi remaja dan anak-anak juga telah menggunakan NARKOBA.
Penelitinan yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia menemukan bahwa satu dari lima anak yang mencoba NARKOBA akan
menjadi pecandu. Walaupun tidak semua anak yang mencoba akan menjadi
pecandu, sesungguhnya, ketika meraka beberapa kali menggunakan NARKOBA,
toleransi mereka terhadap NARKOBA tersebut akan semakin meningkat. Dengan
begitu, mereka akan semakin sering mengonsumsi kerena tidak lagi sanggup
bertahan tanpa memasukkan NARKOBA itu kedalam tubuhnya. Demikian besarnya
presentase bahwa seseorang akan segera menjadi pecandu setelah satu kali saja
mencoba mengonsumsi NARKOBA, yaitu sampai sekitar 20 persen, maka menjadi
semakin kecil pula kemungkinan bahwa ia akan selamat dari jeratan NARKOBA
walaupun hanya satu kali mencoba.

75
Banyak alasan mengapa sebagian orang menggunakan bahan terlarang dan
mematikan ini, salah satunya sebagai gaya hidup yang modern. Bisa juga karena
pengaruh teman, sebagai pelarian dari suatu masalah. Yang lebih ironis lagi, banyak
orang yang beranggapan, mengkonsumsi NARKOBA sebelum melakukan
hubungan seksual bisa menambah kemampuan dan kekuatan. Sehingga sering kita
dengar adanya pesta NARKOBA yang kemudian dilanjutkan dengan pesta seks.
Atau ada suatu anggapan yang mengatakan komplek pelacuran identik dengan
NARKOBA.
Sebenarnya merupakan suatu tipu daya jika ada orang yang mengatakan
bahwa NARKOBA dapat meningkatkan kemampuan dan kenikmatan seks. Bisa
juga pandangan ini adalah cara yang dipakai oleh para pengedar NARKOBA untuk
merayu pembeli, karena sekali orang merasakan NARKOBA, mereka akan
ketagihan dan terus ketagihan.
Mengkonsumsi NARKOBA bukannya akan menambah kekuatan, namun
sebaliknya justru akan menimbulkan masalah dan berakibat buruk terhadap fungsi
seksual. Gangguan fungsi seksual karena menggunakan barang haram ini,
tergantung dari jenis NARKOBA yang digunakan. NARKOBA yang terdiri dari
beragam jenis ini memiliki pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa pemakainya,
diantaranya:
1. Heroin
Pada pria akan terjadi adalah penurunan kadar hormon testosteron,
menurunnya gairah seksual, disfungsi ereksi dan hambatan ejakulasi.
Sedangkan pada wanita, menurunnya dorongan seksual, kegagalan orgasme,
terhambatnya menstruasi, gangguan kesuburan dan mengecilnya payudara.
Masalah seksual tersebut muncul karena pengaruh heroin yang menghambat
fungsi hormon seks.
2. Marijuana
Bahan yang diisap seperti rokok ini memiliki kandungan tar yang jauh lebih
tinggi daripada rokok. Sehingga bagi pria akan berakibat mengecilnya ukuran
testis dan menurunnya kadar hormon testosteron. Juga akan berakibat
pembesaran payudara, dorongan seksual menurun, disfungsi ereksi dan
gangguan sperma. Sementara bagi wanita akan berpengaruh terjadinya
gangguan sel telur, hambatan untuk hamil dan terhambatnya proses kelahiran
disamping dorongan seksual yang menurun.

76
3. Ecstasy
Ecstasy dapat meningkatkan pelepasan Neurotransmitter Dopamine di dalam
otak. Dopamine merupakan Neurotransmitter yang bersifat merangsang,
termasuk perilaku seksual. Maka peningkatan Dopamine sebagai akibat
pengaruh ecstasy dapat menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mengontrol
perilaku seksual, yaitu melakukan aktivitas seksual yang tidak mungkin dilakukan
dalam keadaan normal.
4. Depresan
Depresan atau lebih dikenal sebagai obat penenang akan mengganggu
metabolisme hormon testosteron jika digunakan secara berlebihan, yang
mengakibatkan penurunan dorongan seksual dan disfungsi ereksi pada pria.
Sedangkan pada wanita akan mengganggu menstruasi dan juga menurunnya
dorongan seksual.
Jika ada orang yang mengaku fungsi seksualnya menjadi lebih baik setelah
mengkonsumsi NARKOBA, itu hanya disebabkan pengaruh negatif NARKOBA.
Karena setelah mengkonsumsi NARKOBA, ecstasy misalnya, akan merasa lebih
segar dan merasa fungsi seksualnya menjadi lebih baik. Sehingga tak takut
melakukan hubungan seksual yang beresiko tinggi. Padahal yang terjadi
sebenarnya adalah proses gangguan fungsi seksual dan reproduksi.
Anggapan NARKOBA dapat meningkatkan fungsi seksual harus diluruskan,
bukan kekuatan, justru kekecewaan yang didapat. Tetapi apapun alasannya,
jauhi barang haram tersebut jika tak ingin menyesal di kemudian hari.

F. Pemicu Terjadinya Penyalahgunaan NARKOBA


Penyalahgunaan dalam penggunaan NARKOBA adalah pemakain obat-
obatan atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan
penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam
kondisi yang cukup wajar/sesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran
saja maka penggunaan NARKOBA secara terus-menerus akan mengakibatkan
ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan.
Penyalahgunaan NARKOBA juga berpengaruh pada tubuh dan mental-
emosional para pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam
jumlah berlebih maka akan merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di
dalam masyarakat. Pengaruh NARKOBA pada remaja bahkan dapat berakibat lebih
fatal, karena menghambat perkembangan kepribadianya. NARKOBA dapat merusak

77
potensi diri, sebab dianggap sebagai cara yang ‘wajar’ bagi seseorang dalam
menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari.
Penyalahgunaan NARKOBA merupakan suatu pola penggunaan yang
bersifat patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah
terdapat banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
penyalahgunaan dalam mengkonsumsi NARKOBA, tapi hal ini belum memberi
angka yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan NARKOBA.
Terdapat 3 faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai ‘pemicu’ seseorang
dalam penyalahgunakan NARKOBA. Ketiga faktor tersebut adalah faktor diri, faktor
lingkungan, dan faktor kesediaan NARKOBA itu sendiri.
1. Faktor Diri
a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berfikir panjang
tentang akibatnya di kemudian hari.
b. Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran.
c. Keinginan untuk bersenang-senang.
d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau
lingkungan tertentu.
e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant
(perangsang).
f. Lari dari masalah, kebosanan, atau kegetiran hidup.
g. Mengalami kelelahan dan menurunya semangat belajar.
h. Menderita kecemasan dan kegetiran.
i. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang ke
arah penyalahgunaan NARKOBA.
j. Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya.
k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan
menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan.
l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam
lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan.
m. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
n. Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan NARKOBA.
o. Pengertian yang salah bahwa mencoba NARKOBA sekali-kali tidak akan
menimbulkan masalah.
p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau
kelompok pergaulan untuk menggunakan NARKOBA.

78
q. Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada NARKOBA.
2. Faktor Lingkungan
a. Keluarga bermasalah atau broken home.
b. Ayah, Ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna
atau bahkan pengedar gelap NARKOBA.
c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau
bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap
NARKOBA.
d. Sering berkunjung ke tempat hiburan (café, diskotik, karaoke, dll.).
e. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.
f. Lingkungan keluarga yang kurang atau tidak harmonis.
g. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi,
keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.
h. Orang Tua yang Otoriter.
i. Orang Tua atau keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang atau
tanpa pengawasan.
j. Orang Tua atau keluarga yang super sibuk mencari uang atau di luar rumah.
k. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.
l. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi,
tidak ada hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan sosial dari
masyarakat, kemacetan lalu lintas, kekumuhan, pelayanan publik yang buruk,
dan tingginya tingkat kriminalitas.
m. Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan keterlantaran.
3. Faktor Ketersediaan NARKOBA. NARKOBA itu sendiri menjadi faktor
pendorong bagi seseorang untuk memakai NARKOBA karena :
a. NARKOBA semakin mudah didapat dan dibeli.
b. Harga NARKOBA semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.
c. NARKOBA semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk
kemasan.
d. Modus Operandi Tindak pidana NARKOBA makin sulit diungkap aparat
hukum.
e. Masih banyak laboratorium gelap NARKOBA yang belum terungkap.
f. Sulit terungkapnya kejahatan komputer dan pencucian uang yang bisa
membantu bisnis perdagangan gelap NARKOBA.

79
g. Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan
NARKOBA.
h. Bisnis NARKOBA menjanjikan keuntungan yang besar.
i. Perdagangan NARKOBA dikendalikan oleh sindikat yang kuat dan
professional. Bahan dasar NARKOBA (prekursor) beredar bebas di
masyarakat.

G. Profil NARKOBA Mania


1. Hidupnya tertutup, penuh rahasia dan cenderung suka menyendiri;
2. Sering curiga dengan semua orang (paranoid) dan sering mengarang cerita atau
melamun karena halusinasi;
3. Bicaranya nggak nyambung, tertawa dan menangis tanpa alasan;
4. Kadang-kadang hiperaktif, bicaranya ngaco, overacting dan gemetaran;
5. Sering bohong;
6. Menjadi kasar dan tidak sopan;
7. Sensitif, pemarah dan cepat bosan;
8. Boros, suka mencuri atau menjual barang-barang di rumah untuk membiayai
kecanduannya;
9. Menjadi pemalas dan prestasi belajar atau kerja anjlok;
10. Berpakaian sembarangan dan suka memakai baju lengan panjang untuk
menutupi bekas suntikan atau sayatan;
11. Tidak memperhatikan kebersihan badan dan penampilan, seperti malas mandi;
12. Matanya tampak merah, cekung dan terkesan mengantuk;
13. Badan kurus karena makan tidak teratur;
14. Di sekitarnya sering ditemukan barang-barang aneh seperti korek api, jepitan,
plester dan kertas;
15. Sakit batuk dan pileknya susah sembuh akibat timah, sendok kecil, kartu telepon
bekas dll;
16. Sakaw atau putus obat.

Apakah Kamu Pikir Kehidupan Seperti Ini Yang Menyenangkan ???


1. Seorang Pecandu NARKOBA tidak dapat berfungsi sosial secara normal dalam
hidupnya
2. NARKOBA mengacaukan perasaan, bahkan dapat merusak hubunganmu
dengan Orang Tua, Keluarga dan orang-orang yang kamu sayangi

80
3. Seseorang pecandu akan terus menerus memerlukan NARKOBA untuk
menghindari rasa sakit dan menderita pada saat ketagihan
4. Tidak mampu bergaul secara normal dengan Keluarga, Teman dan Masyarakat

81
BAGIAN IV

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

A. Upaya Pencegahan
Moto bahwa "Pencegahan lebih baik dari mengobati", akan benar-benar
terbukti dalam kasus pemakaian NARKOBA. Mereka yang sudah terjerumus sampai
menimbulkan ketergantungan akan lebih sulit ditangani dan sukar diberikan
pengarahan.
Umumnya sukar untuk menghentikan pemakaian obat. Jalan satu-satunya
adalah perawatan di RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat) dengan
diusahakan pengurangan dosis sedikit demi sedikit sampai akhirnya pemakaiannya
berhenti sama sekali.
Tentunya biaya perawatan ini sangat mahal sekali. Dalam hal ini maka usaha
pencegahan menjadi sangat penting sekali. Usaha pencegahan yang dikenal
dengan ‘prevensi primer’, yaitu pencegahan yang dilakukan pada saat
penyalahgunaan belum terjadi, usaha ini antara lain:
1. Pembinaan kehidupan beragama, baik di sekolah, keluarga dan lingkungan.
2. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dengan Orang Tua dan guru
serta lingkungannya.
3. Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran
energi remaja yang tinggi seperti berolahraga.
4. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program atau hobi baik di sekolah
maupun di rumah dan lingkungan sekitar.
5. Mengetahui secara pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal
pengaruh atau bujukan memakai obat terlarang.
6. Saling menghargai sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.
7. Penyelesaian berbagai masalah di kalangan remaja atau pelajar secara positif
dan konstruktif.

B. Agar Tidak Terjerumus


Sekarang ini peredaran NARKOBA ibarat jamur di musim hujan yang sudah
menyebar ke mana-mana, tidak hanya di tempat-tempat hiburan, tetapi sudah
memasuki lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana
cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu.

82
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar kamu dapat terhindar dari
godaan NARKOBA :
1. Dapatkan fakta informasi tentang pengaruh bahaya NARKOBA melalui buku,
koran, tabloid, majalah, seminar, penyuluhan dll. Lalu sebarluaskan informasi
tersebut kepada orang-orang lain;
2. Kenali situasi penawaran NARKOBA. Persiapkan dan latihlah diri atau mental
untuk siap menolak secara tegas kalau ditawarin. Kuatkanlah tekadmu untuk
menolaknya, pokoknya kamu mesti bertekad untuk menolak dulu;
Semua orang yakin dirinya tidak akan pernah menyalahgunakan NARKOBA.
Namun kenyataannya, hampir semua orang pernah menerima tawaran salah
satu jenis NARKOBA. Penawaran terjadi dalam kehidupan sehari-hari, pada
setiap waktu dan di setiap tempat. Awalnya menolak, karena bujukan, ingin tahu,
ingin mencoba, apalagi gratisan, akhirnya mau menerima, dan pemakaiannya
berlanjut.
Itu sebabnya orang tidak siap, ketika menghadapi situasi penawaran
NARKOBA. Orang harus terampil berkata ‘TIDAK’. Jika tidak, meskipun tahu
bahaya NARKOBA, belum tentu mampu menolaknya. Perlu sikap percaya diri,
agar mampu menolak tekanan kelompok sebaya.
3. Belajar berkata “TIDAK” kalau mendapat tawaran NARKOBA;
 Berkata ‘tidak’ dan ucapkan terima kasih.
 Berkata ‘tidak’ dan beri alasan yang jelas dan bisa dipakai, dari yang lucu
sampai yang seram,
 Tetap berkata ‘tidak’, walaupun dibujuk berkali-kali.
 Alihkan topik pembicaraan, kalau kamu mulai disudutkan dengan tawaran,
 kalau teman kamu terus memaksa juga, segera tinggalkan tempat itu.
4. Hindari tempat rawan pemakaian atau peredaran NARKOBA.
5. Kalau perlu cari teman baru yang kamu tahu bersih (teman yang baik, pasti tidak
akan memaksa kamu memakai NARKOBA).
6. Dorong teman-teman untuk juga menolaknya. Perkuat kelompok anti-NARKOBA.
Hormati dan taati mereka yang memiliki otoritas atas Anda (Orang Tua, Guru,
pemimpin, peraturan atau Undang-undang).
7. Miliki cita-cita dalam hidup ini, sehingga hidupmu jadi terarah.
8. Lakukan kegiatan positif yang dapat menolong kamu untuk lebih mandiri,
percaya diri dan tersalurnya hobby meraih prestasi.

83
9. Bangun kehidupan berdisiplin. Tekuni apa yang anda kerjakan. Jadilah teladan
dalam berdisiplin, tidak menggunakan NARKOBA, dan tidak merokok.
Selain itu, agar tidak terjerumus NARKOBA, diperlukan pendekatan kognitif
dari Orang Tua, sekolah, dan Guru. Pendekatan kognitif merupakan pendekatan
yang mencoba mengurangi persepsi negatif tentang diri sendiri dengan cara
mengubah kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru.
Selanjutnya, mengajarkan cara pengendalian tingkah laku yang tidak
dikehendaki. Dengan memberikan tindakan preventif, anak dapat dibimbing berpikir
positif. Namun, jika anak sudah terlanjur terlibat NARKOBA, maka sebaiknya Orang
Tua tidak ‘meninggalkan’ mereka dalam upaya penyembuhan sendiri, tetapi harus
terlibat sepenuhnya agar pecandu mendapat dukungan moril.
Pecandu yang telah keluar dari rehabilitasi sangat dianjurkan untuk mengikuti
program lanjutan agar dampak ingatan dari NARKOBA tidak menimbulkan masalah
lanjutan.

C. Katakan TIDAK Pada NARKOBA


1. Jangan Takut Katakan “Tidak” Pada NARKOBA
a. Sekali Kamu mencoba, akan ketagihan seumur hidup
b. Sebaiknya kamu tidak mencoba sama sekali
c. Sekali ketagihan tidak akan hilang seumur hidup
d. Sekali mencoba tidak ada pilihan lain kecuali penjara, sakit dan mati
2. Empat Langkah Untuk Mengatakan ‘Tidak’ Untuk Menolak NARKOBA
a. Langkah Pertama : Bertanya
 Jika ada yang menawarkan sesuatu yang tak dikenal, tanyalah “apa itu?”
dan “dari mana mendapatkannya?”
 Jika temanmu menawarkan ‘kumpul bersama’, pelajarilah apakah rencana
temanmu tersebut itu baik, melalui pertanyaan “siapa saja yang akan
hadir?”, “di mana akan di adakan?”, “apakah ada Orang Tua yang hadir?”,
“apakah aman?”, “apakah kita bisa terlibat dalam permasalahan?”.
b. Langkah Kedua : Apabila Tidak Benar, Cepat Katakan “Tidak”
Apabila Anda mengetahui bahwa penawaran teman tidak baik, berhentilah
bertanya. Langsung saja katakan, “Tidak, terima kasih.”
c. Langkah Ketiga : Mengusulkan Kegiatan Lain Yang Bisa Dilakukan
Sesudah mengatakan “Tidak”, segera memberi usul atau ide kepada
mereka untuk melakukan aktivitas lain yang menyenangkan, aman dan sehat.

84
Tunjukan pada teman atau sahabat bahwa NARKOBA yang tidak diterima,
bukan orangnya.
d. Langkah Keempat : Pergi
Apabila temanmu berkali-kali mencoba menawarkan sesuatu yang Anda
tahu tidak baik, segera tinggalkan tempat itu. Ingat bahwa teman sejati
menghormati keputusan temannya. Memang menjawab “Tidak” adalah
sesuatu yang berat, tetapi Anda akan merasa puas dengan diri sendiri
setelah mengetahui bahwa Anda telah membuat keputusan yang tepat.

D. Sepuluh Hal Yang Perlu Diketahui Remaja Tentang Ganja


1. Memakai ganja adalah perbuatan melanggar hukum. Kamu akan sulit
mendapatkan pekerjaan jika pernah dihukum.
2. Ganja bebahaya. Menghisap ganja meningkatkan resiko kanker dan kerusakan
paru-paru. Juga menyebabkan panik, cemas, dan ‘parno’ (perasaan yang seperti
dikejar orang).
3. Ganja mengurangi kemampuan melakukan aktivitas yang membutuhkan
koordinasi dan konsentrasi, seperti belajar dan olah raga.
4. Memakai ganja mengurangi penilaian orang lain terhadap dirimu. Coba pikir jika
kamu berpakaian rapi lalu ada ganja di tanganmu, apa yang kamu lakukan?
5. Ganja membatasi dirimu. Ganja mengganggu sekolahmu, hubunganmu dengan
keluarga dan kehidupan sosial.
6. Ganja mengganggu cara berfikir dan menilai sesuatu. Hal ini sangat
mengundang resiko, seperti kecelakaan dan kekerasan.
7. Menghisap ganja tidak menjadikanmu keren (cool). Justru sebaliknya,
penampilanmu lusuh.
8. Ganja menyebabkan ketergantungan. Kamu merasa selalu membutuhkan ganja,
dan sulit melepaskan diri darinya.
9. Menghisap ganja bukan menyelesaikan masalah. Ganja tidak akan
menyelesaikan masalah, bahkan masalah akan lebih berat, karena kamu tidak
berusaha mencari penyelesaiannya. Bicarakan masalahmu dengan orang lain
yang kamu percayai. Jangan percaya kepada orang yang berkata, bahwa ganja
tidak berbahaya atau akan menjadikan hidupmu lebih baik.
10. Tidak semua orang memakai ganja dan kamu tidak membutuhkannya. Jika kamu
pikir, semua orang memakai ganja, kamu keliru. Ganja tidak menjadikanmu
bahagia, popular atau dewasa.

85
E. Mengenal Bahaya Penggunaan Ganja
Selama lebih dari 3000 tahun, banyak orang di Afrika dan Asia yang
menggunakan ganja dalam berbagai bentuk sediaan, ada yang dikonsumsi dalam
bentuk rokok, terkadang dicampur dengan tembakau, ada pula yang dicampur
dengan daging dendeng atau dioplos dalam minuman.
Ganja memiliki banyak istilah di kalangan para pemakai atau junkies seperti
cimeng, rasta, ulah, gelek, budha stik, pepen, hawai, marijuana, dope, weed, hemp,
hash (hasish), pot, joint, sinsemilla, grass, dan ratusan nama jalanan lain yang
tersebar di seluruh dunia untuk penamaan ganja. Sama seperti istilahnya, ganja
juga banyak tersebar di berbagai belahan negara lain, utamanya di negara-negara
yang beriklim tropis dan sub tropis seperti misalnya di Indonesia, India, Nepal,
Thailand, Laos, Kamboja, Kolombia, Jamaika, Rusia bagian Selatan, Korea, dan
Amerika Serikat (Iowa). Ganja yang dalam bahasa Latin dinamakan cannabis,
mempunyai beberapa bentuk daun seperti tembakau yang berwarna hijau, ada yang
berjari lima, tujuh, atau sembilan buah daun dalam setiap batang daunnya. Pada
penelitian terakhir tentang ganja, ditemukan ada 3 jenis tanaman ganja yaitu:
Cannabis Sativa, Cannabis Indica, dan Cannabis Ruderalis.
Ketiga jenis tanaman ganja itu semuanya memiliki kandungan THC (Tetra
Hydro Cannabinol) yang berbeda-beda tingkat kadarnya untuk setiap jenisnya. Jenis
Cannabis Indica mengandung THC paling banyak, disusul jenis Cannabis Sativa,
dan jenis Cannabis Ruderalis mengandung THC paling sedikit. THC sendiri adalah
zat psikoaktif yang berefek halusinasi dan ini terdapat dalam keseluruhan pada
bagian tanaman ganja, baik daunnya, rantingnya, ataupun bijinya. Karena
kandungan THC inilah, maka setiap orang yang menyalahgunakan ganja akan
terkena efek psikoaktif yang sangat membahayakan.
Sedemikian berbahayanya unsur THC dalam ganja itu, sehingga untuk orang
yang baru pertama kali menyalahgunakan ganja saja, akan segera mengalami
intoksikasi (keracunan) ganja yang secara fisik yaitu : jantung berdebar (denyut
jantung menjadi bertambah cepat 50% dari sebelumnya), bola mata memerah
(disebabkan pelebaran pembuluh darah kapiler pada bola mata), mulut kering
(karena kandungan THC mengganggu sistem syaraf otonom yang mengendalikan
kelenjar air liur), nafsu makan bertambah (karena kandungan THC merangsang
pusat nafsu makan di otak), dan tertidur (setelah bangun dari tidur, dampak fisik
akan hilang).

86
Secara psikis, penyalahgunaan ganja juga menyebabkan dampak yang
cukup berbahaya seperti timbulnya rasa kuatir (ansienitas) selama 10 - 30 menit,
timbulnya perasaan tertekan dan takut mati, gelisah, bersikap hiperaktif (aktifitas
motorik mengalami peningkatan secara berlebihan), mengalami halusinasi
penglihatan (dalam bentuk kilatan sinar, warna-warni cemerlang, amorfiaq, bentuk-
bentuk geometris, dan wajah-wajah para tokoh. Juga bisa dalam bentuk tanggapan
pancaindera visual dan pendengaran tanpa adanya rangsangan, seperti melihat
orang lewat padahal tidak ada orang lewat, mendengar suara padahal tidak ada
suara), mengalami perubahan persepsi tentang waktu dan ruang (misalnya, satu
meter dipersepsi sepuluh meter, sepuluh menit dipersepsi satu jam), mengalami
euphoric (rasa gembira berlebihan), tertawa terbahak-bahak tanpa sebab (tanpa
rangsangan yang patut membuat orang tertawa), banyak bicara (merasa
pembicaraannya hebat), merasa ringan pada seluruh tungkai badan, mudah
terpengaruh, merasa curiga (tapi tidak menimbulkan rasa takut, bahkan cenderung
menyepelekan dan menertawakannya), merasa lebih menikmati musik, mengalami
percaya diri berlebihan (merasa penampilan dirinya paling hebat walau
kenyataannya sebaliknya), mengalami sinestesia (misalnya, melihat warna kuning
setiap kali mendengar nada tertentu), dan mengantuk lalu tertidur nyenyak tanpa
mimpi setelah mengalami halusinasi penglihatan selama sekitar 2 (dua) jam.
Bagaimana dengan penyalahgunaan ganja dalam dosis rendah dan sedang?
Dampaknya juga sama berbahayanya, seperti mengalami hilaritas (berbuat gaduh),
mengalami oquacous euphoria (euphoria terbahak-bahak tanpa henti), mengalami
perubahan persepsi ruang dan waktu, berkurangnya kemampuan koordinasi,
pertimbangan dan daya ingat, mengalami peningkatan kepekaan visual dan
pendengaran (tapi lebih ke arah halusinasi), mengalami conjunctivitis (radang pada
saluran pernafasan), dan mengalami bronchitis (radang pada paru-paru).
Pada penyalahgunaan ganja dengan dosis tinggi, dampak yang diakibatkan
adalah seorang penyalahguna ganja akan mengalami ilusi (khayalan), mengalami
delusi (terlalu menekankan pada keyakinan yang tidak nyata), mengalami depresi
(mental mengalami tekanan), kebingungan, mengalami alienasi (keterasingan), dan
halusinasi (terkadang, juga disertai gejala psikotik seperti rasa ketakutan dan
agresifitas).
Bahaya penyalahgunaan ganja secara teratur dan berkepanjangan juga
berakibat fatal berupa gangguan fisik dan gangguan psikis. Gangguan fisiknya
antara lain : mengalami radang paru-paru, mengalami iritasi dan pembengkakan

87
saluran nafas, mengalami kerusakan pada aliran darah koroner dan beresiko
menimbulkan serangan nyeri dada, beresiko terkena kanker lebih tinggi (karena
daya karsinogenik yang terdapat pada ganja jauh lebih tinggi dari pada tembakau),
menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit (karena
penyalahgunaan ganja menekan produksi leukosit), serta menurunnya kadar
hormon pertumbuhan baik hormon tiroksin (hormon kelenjar gondok) dan maupun
hormon kelamin pada laki-laki dan perempuan. Selain itu, gangguan fisik yang
ditimbulkan juga menyebabkan pengurangan produksi sperma pada laki-laki dan
gangguan menstruasi dan aborsi pada perempuan.
Sedangkan, gangguan psikis akibat penyalahgunaan ganja secara teratur
dan berkepanjangan menyebabkan : menurunnya kemampuan berpikir, membaca,
berbicara, berhitung, dan bergaul, terganggunya fungsi psikomotor (gerakan tubuh
menjadi lamban), kecenderungan menghindari kesulitan dan menganggap ringan
masalah, tidak memikirkan masa depan, dan terjadinya syndrom amotivasional
(tidak memiliki semangat juang)
Bisa kita bayangkan, betapa mengerikannya bahaya yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan ganja, bahkan untuk menghentikan seseorang yang sudah terbiasa
penghentian penyalahgunaan ganja juga tidak kalah berbahayanya, yaitu
munculnya gejala putus zat (”withdrawal syndrome”) seperti insomnia (kesulitan
tidur), mual, mialgia, cemas, gelisah, mudah tersinggung, demam, berkeringat,
nafsu makan menurun, fotofobia (takut akan cahaya), depresi (bisa berakibat si
korban nekad melakukan aksi bunuh diri), bingung, menguap, diare, kehilangan
berat badan (sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan), dan tremor (badan
selalu gemetar). Untuk merawat dan memulihkan korban penyalahguna ganja,
dibutuhkan perawatan terapi dan rehabilitasi secara terpadu yang sekarang banyak
diselenggarakan oleh berbagai LSM dan Instansi Pemerintah yang “concern”
terhadap permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap NARKOBA.
Kini, kita sudah melihat semua tentang bahaya dan dampak dari
penyalahgunaan ganja sebagaimana terurai di atas. Tugas kita semua selanjutnya
adalah mencegah jangan sampai ada anggota keluarga, teman, sahabat, handai
taulan, atau orang-orang di sekeliling kita yang terkena jerat penyalahgunaan dan
peredaran gelap NARKOBA, khususnya ganja.

88
F. Menjadikan Pribadi Bebas dari NARKOBA
Untuk menjadi pribadi yang bebas dari penyalahgunaan NARKOBA,
seseorang yang mulai menginjak remaja, memang memerlukan perjuangan yang
keras dan sungguh-sungguh. Sebuah penelitian menemukan lebih dari 70 persen
remaja di Jakarta pernah ditawari NARKOBA. Bagaimana kita sebagai orangtua
dapat mengenali remaja kita? Remaja seperti apa sebenarnya yang tahan terhadap
godaan dan ajakan untuk menyalahgunakan NARKOBA?
Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan Yayasan Cinta Anak Bangsa
(YCAB), diketahui bahwa remaja yang tahan godaan adalah remaja yang memiliki
kepatuhan hukum, patuh pada orangtua, membiasakan diri hidup bersih dan sehat,
serta memiliki kematangan emosional dan spiritualnya.
Kelima hal itu ditemukan melalui sebuah studi faktor protektif yang melibatkan
lebih dari sebelas ribu remaja SMP dan SMA di Jakarta. Dengan asumsi bahwa ada
sekitar 8–12 persen remaja di Jakarta yang pernah menggunakan NARKOBA, studi
ini mempunyai misi yang lain. Misinya adalah menanyakan kepada remaja yang
belum pernah menggunakan NARKOBA mengapa mereka tidak tertarik untuk
mencoba-coba NARKOBA seperti sebagian temannya yang lain.
Empat jawaban tertinggi pada pertanyaan, mengapa kamu tidak tergoda
NARKOBA? adalah faktor spiritual, kesadaran kesehatan, pengaruh orang tua, dan
hukum.
1. Kesadaran hukum
Adanya hukum serta penegakannya yang jelas dapat menimbulkan deretan
efek pada masyarakat. Hal ini diakui beberapa responden remaja pada penelitian
di atas.
Salah satu hal yang menyebabkan remaja tidak berani bermain dengan
NARKOBA adalah takut ditangkap polisi dan dihukum jika tertangkap tangan.
Walau seakan-akan di sisi lain ada remaja yang mengambil risiko untuk
menggunakan NARKOBA dan yakin tidak akan tertangkap, ternyata kejelasan
hukum dan penegakannya jelas telah memberi efek takut pada remaja kita.
Bahkan, lebih jauh, berdasarkan sebuah deklarasi yang dicanangkan
beberapa waktu lalu oleh remaja se-Asia Pasifik di Bali, remaja setuju dengan
sebuah kebijakan pemerintah yang memihak pada mayoritas. Kebijakan yang
menolak segala penyalahgunaan NARKOBA dan semua terapi penyembuhan
yang menggunakan cara-cara pengurangan dampak buruk seperti terapi

89
substitusi metadon dan pembagian jarum suntik. Menurut mereka, rehabilitasi
perlu diusahakan ke arah abstinensi dan bukan sekadar mengurangi dosis.
2. Patuh Pada Orangtua
Responden mengakui bahwa peran nasihat dan batasan yang pernah
mereka dapatkan dari orang tua mereka sangat bermanfaat ketika berhadapan
dengan situasi yang mengharuskan mereka memilih.
Seorang ahli ilmu keluarga dari Universitas Minnesota, Dr. Allen di tahun
2002 menyatakan, bahwa membuat batasan dalam hidup anak itu sama seperti
membangun pagar di sepanjang jembatan. Pagar ini adalah pagar kasih yang
melindungi anak dari bahaya fisik dan psikologis di kehidupan sehari-hari. Ellen
Galinsky dari Ohio State University menambahkan bahwa ‘pagar’ ini justru
membuat anak merasa lebih aman dan dicintai.
Berbagai penelitian mengonfirmasi bahwa keterlibatan aktif orang tua dalam
hidup anak dapat mengurangi risiko anak terkena NARKOBA. Penelitian yang
dilakukan oleh NIDA (National Institute of Drug Abuse, Amerika) di tahun 2002
menemukan bahwa orang tua yang berkomitmen untuk makan bersama anak
setidaknya 4-5 kali seminggu akan menurunkan risiko anak terkena NARKOBA
hingga 50 persen.
3. Kesadaran Hidup Bersih dan Sehat
Kesadaran di sini bicara tentang dua hal. Pertama, kesadaran remaja
terhadap pengaruh NARKOBA pada kesehatan mereka. Kedua, kesadaran
remaja tentang pentingnya mengadopsi gaya hidup bersih dan positif.
Peran kedua kesadaran terhadap pilihan-pilihan yang diambil remaja dalam
hidupnya sangat besar. Kesadaran yang melandasi munculnya niat atau motif
untuk turut atau tidaknya ke dalam perilaku berisiko seperti penyalahgunaan
NARKOBA dan seks bebas, misalnya. Eksposure yang memadai atas hal ini
akan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan gaya hidup
bersih dan sehat.
Ada pertanyaan sederhana yang dapat kita tanyakan kepada remaja kita
untuk mengecek kesadaran mereka tentang NARKOBA. Tanyakan kepada
mereka mana yang benar, NARKOBA berbahaya karena ilegal atau NARKOBA
ilegal karena berbahaya?
4. Kematangan emosi
Remaja dianggap sebagai masa topan-badai sehubungan banyaknya
perubahan yang terjadi pada dirinya (fisik dan emosional). Hasil penelitian

90
menunjukkan bahwa remaja yang mampu mengendalikan dirinya (tidak
mengikuti dorongan yang meletup-letup) ternyata lebih bisa terhindar dari
masalah NARKOBA.
Kematangan emosi juga terkait dengan bagaimana mereka mengatasi
persoalan yang muncul. Mereka yang mampu menyelesaikan persoalan dengan
kepala dingin ternyata lebih terhindar dari bahaya NARKOBA.
Membiasakan remaja untuk mampu mengambil keputusan secara rasional
dan mandiri merupakan salah satu cara yang sangat disarankan untuk para
orang tua.
5. Spiritual
Hal yang paling menarik yang ditemukan pada penelitian ini adalah jawaban
responden terhadap apa yang membuat mereka tidak mau bereksperimen
dengan NARKOBA. Mulai dari ‘takut masuk neraka’ atau ‘takut Tuhan marah’
sampai ke keyakinan remaja bahwa ‘NARKOBA itu kan dosa’.
Dasar iman pada diri remaja adalah salah satu faktor protektif terandal. Iman
diyakini remaja dapat membawa mereka kepada keluhuran budi dan moralitas.
Remaja mengakui kesetiaan mereka terhadap iman yang mereka pilih membawa
sejahtera dan damai di hati. Ini adalah hal pribadi yang tidak dapat dipungkiri.
Memang, kebenaran yang didasari iman itu akan tertanam dalam hati kita dan
kelak menjadi lentera yang menerangi jalan ketika kita menghadapi tantangan
dan pilihan dalam hidup.
Tingkat spiritual ini tentunya menjadi kompas bagi remaja untuk membuat
pilihan-pilihan bijaksana mulai dari dunia online sampai kepada pilihan mengenai
NARKOBA.
Saya rasa kita memiliki harapan luar biasa ketika kita memberikan
kepercayaan kepada remaja. Kepercayaan yang berlandaskan kasih dan
pengetahuan yang benar yang membekali mereka di saat-saat sulit.
Sebagian besar remaja tahu membedakan yang baik dan buruk karena
mereka memiliki faktor protektif alami dalam diri mereka. Selama mereka tidak
mengeraskan hati dan memungkiri kebenaran yang tertulis di hati mereka,
harapan untuk Indonesia bebas NARKOBA masih ada.
Oleh karena itu, Pusat Pencegahan Badan Narkotika Nasional,
mengembangkan metode pencegahan yang diimplementasikan dengan kegiatan
alternatif dalam bentuk olahraga atau berkesenian seperti teater, musik dan tari
untuk mengasah kepekaan jiwa, rasa dan naluri. Dengan olah raga tentunya bisa

91
mendorong mereka bergaya hidup sehat. Semua itu merupakan kegiatan
alternatif yang bisa menjadi sarana bagi para remaja untuk tidak terjerat pada
NARKOBA.
Kegiatan alternatif sangat penting bagi anak-anak pelajar ataupun
mahasiswa. Karena ini nantinya akan berkaitan dengan metode komunikasi dan
informasi yang efektif tentang anti penyalahgunaan NARKOBA.

G. Tiga Langkah Membangun Remaja Bebas NARKOBA


Peristiwa makin banyaknya penyalahgunaan NARKOBA di kalangan renaja
saat ini benar-benar telah menggelisahkan masyarakat dan keluarga-keluarga di
Indonesia. Membangun remaja yang bebas dari penyalahgunaan NARKOBA harus
didasarkan pada pencermatan terhadap karakteristik pengguna NARKOBA
sekaligus tindakan yang melatarbelakanginya. Menurut analisis Dr. Graham Blaine
(Ppsikiater), penyebab seseorang mengkonsumsi NARKOBA tidak hanya berasal
dari keinginan individu itu sendiri akan tetapi juga berasal dari lingkungan
sekitarnya.
Semuanya itu jelas akan memburamkan masa depan keluarga, masyarakat
dan negeri termasuk masa depan remaja itu sendiri. Logika yang dapat ditarik
sangat sederhana. Remaja yang menyalahgunakan NARKOBA sudah menjadi
generasi yang rusak dan sulit dibenahi. Tubuhnya tidak lagi fit dan fresh untuk
belajar dan bekerja membantu Orang Tua, sementara mentalnya telah dikotori oleh
niat buruk untuk mencari cara mendapatkan barang yang sudah membuatnya
kecanduan. Bila sudah demikian, apa yang dapat diharapkan dari mereka?
Selanjutnya dan beberapa studi yang pernah dilakukan, karakteristik
pengguna NARKOBA biasanya adalah remaja-remaja kita yang ‘bermasalah’.
Bermasalah di sini artinya memiliki beban mental atau kejiwaan yang menurut
mereka sangat berat dan sulit untuk ditanggung. Misalnya terlalu sering dimarahi
Orang Tua, tidak disukai lingkungan, merasa bersalah karena Orang Tuanya
bercerai, tidak mendapat kasih sayang, prestasi belajar jelek, merasa diremehkan
teman yang membuat sakit hati, merasa kurang percaya diri dan sebagainya.
Keinginan yang besar ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sedikitnya
pengetahuan mereka tentang NARKOBA, membuat mereka rapuh dan terjebak
dalam lingkaran yang menghancurkan. Bagaimana menangkalnya? Ada tiga
langkah penting yang perlu dicoba untuk membangun remaja masa depan yang
bebas NARKOBA.

92
Pertama, dalam lingkungan keluarga, Orang Tua berkewajiban memberikan
kasih sayang yang cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat
marah dan main pukul tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur
kata, sikap, maupun perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri.
sebaliknya, Orang Tua harus bersikap penuh kasih sayang terhadap anaknya. Anak
harus diposisikan sebagai insan yang juga membutuhkan penghargaan dan
perhatian. Tidak cukup hanya diperhatikan kebutuhan fisiknya, tetapi juga
kebutuhan psikisnya. Sehingga komunikasi yang hangat antara Orang Tua dan
anak-anaknya menjadi langkah utama yang jitu untuk menjalin hubungan yang
harmonis agar sang remaja menjadi tenteram dan nyaman tinggal di rumah. Jadi
mereka tidak membutuhkan pelampiasan atau pelarian di luar rumah tatkala
menghadapi persoalan yang rumit.
Kedua, dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban memberikan
informasi yang benar dan lengkap tentang NARKOBA sebagai bentuk antisipasi
terhadap informasi serba sedikit namun salah tentang NARKOBA yang selama ini
diterima dari pihak lain. Pihak sekolah juga perlu mengembangkan kegiatan yang
berhubungan dengan penanggulangan NARKOBA dalam rangka mencegah dan
mengatasi meluasnya penyalahgunaan NARKOBA di kalangan pelajar, seperti
melakukan pembinaan dan pengawasan secara rutin terhadap siswa baik dengan
melibatkan pihak lain (kepolisian, komite sekolah, Orang Tua), menggiatkan
kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, serta mengembangkan suasana yang
nyaman dan aman bagi remaja untuk belajar.
Di samping itu pihak sekolah perlu berupaya keras ‘mensterilkan’ lingkungan
sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan NARKOBA, dengan tidak
membolehkan sembarang orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan
yang jelas dan mencurigakan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan
NARKOBA, dengan tidak memperbolehkan sembarangan orang memasuki
lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan.
Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, perangkat
pemerintahan di semua tingkatan hingga RT dan RW perlu bersikap tegas dan
konsisten terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan NARKOBA di
lingkungannya masing-masing yang didukung penuh oleh phak keamanan dan
kepolisian. Mereka perlu terus menerus memberi penyadaran pada seluruh warga
masyarakat akan bahaya mengkonsumsi NARKOBA tanpa indikasi medik dan
pengawasan ketat dari dokter dalam rangka penyembuhan. Khusus para tokoh

93
masyarakat dan tokoh agama tidak boleh mengenal lelah dan bosan menanamkan
norma-norma dan kebiasaan yang baik sebagai warga masyarakat, baik dalam
hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhannya.
Ketiga langkah di atas adalah sebuah langkah formal dan normatif. Namun
layak untuk diimplementasikan. Karena tiga lingkungan tersebut yang menjadi
wilayah sehari-hari remaja ketika mencari jati dirinya.
Remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa
depan keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai generasi penerus, remaja harus
memiliki motivasi kuat untuk belajar dan terus belajar agar kelak akan mampu
menjadi generasi yang tidak saja sehat, cerdas dan terampil, tetapi juga bertaqwa.
Kita harus mengambil langkah, agar keterbelakangan dan keterpurukan bangsa ini
tidak semakin dalam ke depannya karena remaja yang nantinya menjadi pilar tak
lagi punya harapan.

H. Antisipasi Penyalahgunaan NARKOBA Pahami Perkembangan Anak


Masa perkembangan dari masa anak menuju ke dewasa, merupakan masa
yang penuh gejolak dan kesulitan, baik bagi si remaja maupun orangtuanya.
Seringkali karena ketidaktahuan orangtua mengenai perkembangan anaknya,
sehingga timbul bentrokan dan kesalahpahaman di antara mereka dan
lingkungannya.
Keadaan seperti itu akan mengganggu perkembangan remaja secara wajar,
yang bisa berakibat terjadinya berbagai macam gangguan tingkah laku seperti
penyalahgunaan NARKOBA, atau kenakalan remaja serta gangguan mental lainnya.
Orangtua seringkali dibuat bingung atau tidak berdaya dalam menghadapi
perkembangan anak remajanya, dan ini akan menambah parah gangguan yang
diderita para remaja.
Untuk menghindari hal tersebut, Dr. Murcuanto Diwanto, salah seorang
psikiater, menjelaskan, kita harus memahami perkembangan anak remaja beserta
ciri-ciri khasnya. Dengan begitu kita bisa memahami perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri anak saat mamasuki masa remaja.
Selain itu, dengan memahami dan membina remaja agar menjadi individu
yang sehat dalam segi kejiwaan dapat mencegah kenakalan remaja dan terhindar
dari tindakan penyalahgunaan NARKOBA.
Perubahan anak ke masa remaja membawa perubahan pada diri seorang.
Kalau pada masa anak ia berperanan sebagai seorang individu yang selalu

94
bergantung dan dilingungi, maka pada masa remaja ia diharapkan mampu berdiri
sendiri dan berkeinginan mandiri.
Namun sebenarnya ia masih membutuhkan perlindungan dan tempat
bergantung dari orangtua. Pertentangan antara keinginan untuk bersikap sebagai
individu yang mampu berdiri sendiri dengan keinginan tetap bergantung dan
dilindungi, akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Akibatnya, timbul
kegelisahan dan kecemasan yang akan mewarnai sikap dan tingkah lakunya. Ia
menjadi mudah tersinggung, marah, kecewa dan putus asa.
Keterbatasan kemampuan pada diri remaja, menyebabkan ia tidak selalu
mampu untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya.
Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginannya, menyebabkan
timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala
kekuatannya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi suatu kekuatan yang besar.
Remaja akan merasa lebih aman dan terlindungi apabila berada di tengah-tengah
kelompoknya. Oleh karena itu ia berusaha keras untuk dapat diakui oleh
kelompoknya dengan cara menyamakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada
dalam kelompoknya. Rasa setia kawan terjalin dengan erat dan kadang-kadang
menjurus ke arah tindak yang membabi buta.
Tujuan akhir dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas
diri. Dengan terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat memberi
jawaban terhadap pertanyaan: siapakah, apakah saya mampu dan di manakah
tempat saya berperan.
Ia telah dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelemahannya
serta peranannya dalam lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada
umumnya akan terjadi suatu krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati
krisisnya dan menemukan jatidirinya.
Motivasi dalam penyalahgunaan NARKOBA ternyata menyangkut motivasi
yang berhubungan dengan keadaan individu yaitu aspek fisik, emosional, mental-
intelektual dan interpersonal.
Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan
penyalahgunaan NARKOBA, masih ada faktor lain, yaitu faktor sosiokultural seperti
tekanan perasaan yang mendalam, akibat perpecahan dalam keluarga misalnya
perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di
rumah dan sebagainya. Pengaruh media massa, perubahan teknologi yang cepat,

95
lunturnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral. Terlalu
banyak nganggur, dan ketidakseimbangan keadaan ekonomi.
Dengan adanya faktor-faktor sosial kultural tersebut, akan mempengaruhi
kehidupan remaja untuk mamakai NARKOBA. Karena remaja merupakan individu
yang sangat peka terhadap berbagai pengaruh, baik dari dalam diri, keluarga dan
lingkungannya.
Karakteristik psikologis pada remaja merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya tindakan penyalahgunaan NARKOBA. Ditambah dengan faktor
lingkungan. Faktor lingkungan mempengaruhi dan memotivasi remaja untuk
menyalahgunakan NARKOBA.

I. Kiat Menyampaikan Bahaya NARKOBA Kepada Anak Sesuai Tahapan Usia


1. Peran Orang Tua Sebagai Model
Orang Tua merupakan panutan dalam kehidupan anak. Segala hal yang
dikatakan dan dilakukan Orang Tua sehubungan dengan NARKOBA akan
mempengaruhi sikap dan keputusan yang akan mereka ambil mengenai
NARKOBA.
Sebagai panutan atau model bagi anak, sebaiknya Orang Tua :
a. Memberikan contoh perilaku dan sikap yang positif.
b. Melibatkan diri dalam kehidupan sosial anak-anak.
c. Menjelaskan kepada anak mengenai harapan-harapan Orang Tua dan
memberi dukungan untuk mencapainya.
d. Mendiskusikan masalah NARKOBA sejak usia dini dengan cara-cara yang
sesuai dengan tahapan usianya.
e. Mendiskusikan konsekuensi negatif dari penyalahgunaan NARKOBA.
f. Memberikan perhatian yang besar terhadap siap dan keputusan yang diambil
anak mengenai penyalahgunaan NARKOBA.
2. Menetapkan Pendirian Terhadap Penyalahgunaan NARKOBA
a. Anak-anak menginginkan Orang Tua untuk berbicara kepada mereka
mengenai NARKOBA. Kalau Orang Tua terlihar ragu-ragu atau tidak yakin
akan pendiriannya sendiri, maka anak justru akan tergoda untuk
mencobanya. Orang Tua perlu memperkaya diri dengan pengetahuan
mengenai NARKOBA dan sampaikan pengetahuan tersebut kepada anak
dengan sikap yakin dan percaya diri.

96
b. Konsekuensi jika anak mencoba menggunakan NARKOBA juga perlu
didiskusikan. Jelaskan hukuman apa yang akan diterima dan bagaimana
pelaksanaannya. Konsekuensi yang dipilih sebaiknya beralasan dan
berkaitan dengan kesalahan yang dibuat.
c. Berlawanan dengan yang selama ini dikhawatirkan Orang Tua, peraturan
yang ketat di rumah ternyata tidak akan membuat anak merasa terasing. Bila
peraturan yang ketat disertai dengan penjelasan bahwa tujuannya adalah
untuk melindungi anak dari bahaya, mereka justru merasa bahwa Orang Tua
memberikan cukup perhatian dan kasih sayang.
3. Kiat Mengajarkan Anak Mengenai Bahaya NARKOBA. Tingkat pemahaman
berbeda, maka strategi penyampaian perlu disesuaikan dengan usia atau
tahapan perkembangan anak.

J. Peran Remaja dan Pemuda Mencegah Penyalahgunaan NARKOBA


1. Wujudkan cita-cita dengan meningkatkan prestasi dan kembangkan bakat demi
masa depan.
2. Perdalam Iman dan Ketaqwaan guna ketahanan diri dalam menghadapi dan
memecahkan masalah hidup.
3. Laksanakan tugas dan tanggung jawab terhadap diri, manfaatkan waktu luang
dengan kegiatan positif.
4. Berusaha untuk menjadi anggota keluarga yang baik.
5. Hati-hati dalam memilih teman bergaul, ikuti kegiatan organisasi sosial da’wah
keagamaan.
6. Tingkatkan kepedulian sosial terhadap lingkungan.
7. Jauhi dan hindari berbagai kegiatan yang mengarah pada perbuatan
penyalahgunaan NARKOBA.

K. Peranan Guru Mencegah Penyalahgunaan NARKOBA


1. Perhatikan tingkah laku murid yang menyimpang.
2. Sesekali dapat diadakan razia dadakan di kelas yang dicurigai terdapat pelaku
penyalahgunaan NARKOBA.
3. Awasi mantan murid yang telah berhenti, diberhentikan atau pun lulus, tetapi
masih sering datang ke lingkungan sekolah tanpa tujuan yang jelas.
4. Segera melapor ke pihak terkait apabila mengetahui adanya penyalahgunaan
NARKOBA di sekolah.

97
5. Bila memungkinkan tangkap dan amankan lebih dahulu, pengedar yang
tertangkap tangan melakukan kejahatan.
6. Ajarkan anak didik nilai-nilai dan keterampilan hidup. Cinta dan mendukung
anak-anak agar mereka berkembang menjadi orang dewasa yang sehat.
7. Bangunlah kepercayaan dan harga diri murid. Mendidik murid tentang
NARKOBA dan membimbing mereka untuk membuat pilihan yang sehat.

98
BAGIAN V

PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

A. Penyalahguna NARKOBA
Penyalahgunaan NARKOBA akan berimplikasi langsung terhadap sistem
kerja otak sang penyalahguna. Gangguan dalam otak akibat penyalahgunaan
NARKOBA akan menyebabkan pengulangan perilaku yang sulit untuk berhenti
dalam menyalahgunakan NARKOBA meskipun hal tersebut berbahaya bagi
tubuhnya. Jika mereka berhenti mengkonsumsi NARKOBA, tubuh sang korban akan
menderita secara fisik dan mau tidak mau mereka harus memenuhi rasa ketagihan
tersebut.
Berikut gejala kecanduan NARKOBA pada korban penyalahguna :
1. Gelisah dan sulit untuk tidur.
2. Keringat berlebih
3. Bulu kuduk berdiri (seperti melihat hantu)
4. Pilek
5. Keram perut atau Diare
6. Pupil mata membesar
7. Mual dan ingin muntah
8. Peningkatan tekanan darah, nadi dan suhu tubuh.
Penyalahgunaan bahan kimia NARKOBA dalam jangka waktu yang panjang
akan mengganggu sistem kerja syaraf di otak, contohnya Glutamate yang
merupakan neurotransmitter atau syarat yang berfungsi untuk menangkap
pembelajaran, memahami, memori dan prilaku seseorang. Pada perkembangannya,
peredaran gelap NARKOBA tidak hanya menyentuh lingkungan remaja, namun juga
lingkungan anak-anak. Oleh karena itu, pengawasan dari orang tua terhadap anak
menjadi salah satu cara dalam membentengi mereka agar tidak terlibat dalam
penyalahgunaan NARKOBA.
Berikut adalah gejala dan perubahan sikap yang mesti diwaspadai pada anak-anak,
terhadap penggunaan obat terlarang :
1. Perubahan sikap anak di antara sesama temannya
2. Pendiam
3. Jauh dari rumah, atau bebasnya bergaul
4. Suka berbohong

99
5. Suka mencoba untuk mencuri
6. Keterlibatan dengan hukum
7. Bermasalah di dalam lingkungan keluarga
8. Nilai, kinerja di sekolah turun atau jelek.
Penting bagi masyarakat yang memiliki kerabat, atau teman seorang
pecandu yang membutuhkan terapi dan rehabilitasi agar segera menghubungi pusat
rehabilitasi NARKOBA. Dengan adanya penyedia layanan ini akan banyak
membantu, baik dari segi perawatan dan fasilitas yang memadai. Diharapkan pula
para pecandu akan merasa diterima dalam upayanya sembuh dari ketergantungan
apabila berada dalam komunitas yang serupa.

B. Tingkat dan Jenis Penyalahgunaan NARKOBA menurut laporan INCB 2009


Usaha masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan NARKOBA perlu
merujuk pada data terkini yang tersedia. Merupakan suatu tantangan untuk
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya mengenai sifat dan tingkat situasi
penggunaan NARKOBA; tanpa memahami situasi dengan baik, tidak mungkin kita
dapat membuat perencanaan dengan tepat atau mengetahui strategi bagaimana
yang menghasilkan efek positif. Survei rumah tangga dan sekolah mengenai
prevalensi penyalahgunaan NARKOBA menghasilkan pandangan yang luas
mengenai situasi yang berkaitan dengan usia dan perbedaan gender. Sumber data
lainnya yang digunakan untuk menghitung penggunaan NARKOBA yang bervariasi
dari wilayah ke wilayah adalah unit gawat darurat rumah sakit, pusat perawatan
kecanduan obat, jaringan kesehatan, kepolisian, Departemen Kesehatan, pekerja
layanan masyarakat dan lembaga penelitian universitas.
Dalam beberapa yurisdiksi, perwakilan jaringan dari tiap kelompok ini diminta
untuk memantau tren penyalahgunaan NARKOBA baik di kota, kabupaten atau
tingkat nasional. Informasi relevan mengenai pencegahan primer bertujuan untuk
mencegah atau menunda melonjaknya penyalahgunaan NARKOBA, diantaranya
berupa informasi mengenai prevalensi penggunaan NARKOBA, usia awal
menggunakan NARKOBA, perbedaan gender penyalahgunaan NARKOBA, faktor-
faktor yang berhubungan dengan konsumsi dan non konsumsi NARKOBA dan
konteks sosial-budaya penyalahgunaan NARKOBA. Strategi pencegahan primer
bertujuan untuk mencegah pergeseran populasi yang awalnya pengguna tak berkala
menjadi pengguna rutin yang seharusnya masuk dalam informasi kategori frekuensi

100
penggunaan NARKOBA, jumlah NARKOBA yang digunakan serta faktor-faktor yang
berhubungan dalam proses transisi pecandu NARKOBA berat.
Telah diestimasi sebesar 172 juta dan 250 juta orang di dunia menggunakan
NARKOBA setahun belakangan ini. Jenis NARKOBA yang umum digunakan oleh
pengguna usia 15-64 tahun adalah amphetamine tipe stimulant (termasuk
methampethamine 0. 4 – 1. 2 persen dan methylenedioxymethamphetamine (MDMA
yang sering dikenal dengan nama “ekstasi”) 0.3-0.5 persen selanjutnya kokain 0.4 –
0.5 persen dan opiate 0.3-0.5 persen.
Tingkat dan pola penggunaan NARKOBA pada wilayah yang berbeda terlihat
konstan. Dipengaruhi oleh kekuatan sosial ekonomi dan ketersediaan berbagai
NARKOBA. Pada umumnya, tingkat tertinggi penggunaan obat-obatan ditemukan di
Amerika Utara, Oseania dan Eropa Barat, walaupun konsumsi NARKOBA di
negara-negara pada wilayah dan sub wilayah tersebut dilaporkan stabil atau
mengalami penurunan belakangan ini. Ganja umum digunakan di sebagian banyak
wilayah sedangkan amphetamine tipe stimulant umum digunakan di wilayah Asia
Timur dan Asia Tenggara. peringkat tertinggi penyalahgunaan opiat dunia
dilaporkan terdapat pada rute sekitar pusat perdagangan yang berasal dari
Afganistan. Kenaikan tingkat penggunaan NARKOBA jarum suntik dan infeksi HIV di
negara Asia Tengah (Negara-negara yang angka konsumsi paling tajam di dunia)
sebagian besar dikarenakan negara-negara tersebut digunakan sebagai daerah
transit peredaran heroin yang diproduksi di Afghanistan yang berdekatan dengan
federasi Rusia dan negara-negara lain di Eropa.
Di saat tingkat konsumsi NARKOBA stabil atau menurun di wilayah dan sub
wilayah yang angka konsumsinya tinggi, negara-negara yang mengalami transisi
ekonomi (seperti negara di Eropa Timur dan Amerika Selatan) dan negara yang
digunakan sebagai tempat produksi NARKOBA atau tempat transit (seperti negara-
negara yang berada di Asia Selatan) sangat beresiko, dan dalam beberapa kasus
menunjukan peningkatan penyalahgunaan. Kondisi ini mungkin menggambarkan
fenomena besar akibat “pemindahan resiko” yang menghasilkan perubahan pola
kehidupan di banyak bagian dunia.

C. Proses dan Tahapan Ketergantungan


Gejala dini penyalahgunaan NARKOBA bukanlah hal yang mudah, tapi
sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut. Bila sudah
dalam keadaan ketergantungan, maka gejala lebih mudah terlihat, tergantung dari

101
jenis zat yang dipakai, jumlah atau frekuensi pemakaian, cara dan lamanya
pemakaian.
Gejala penyalahgunaan NARKOBA sangat tergantung dari tahapan
pemakaiannya dan untuk sampai pada kondisi ketergantungan seseorang akan
mengalami beberapa tahap :
1. Experimental Use (Occasional User) adalah periode di mana seseorang mulai
mencoba-coba menggunakan NARKOBA dan zat adiktif untuk tujuan memenuhi
rasa ingin tahu.
2. Social Use adalah periode dimana individu mulai mencoba menggunakan
NARKOBA untuk tujuan rekreasional, namun sama sekali tidak mengalami
problem yang berkait dengan aspek sosial, finansial, medis dan sebagainya.
Umumnya individu masih dapat mengontrol penggunaannya.
Pelaku tahapan ini juga disebut sebagai Social atau Recreational User;
Menggunakan NARKOBA hanya pada saat tertentu, seperti mengkonsumsi
ekstasi saat jojing di diskotik.
3. Early Problem Use adalah periode dimana individu sudah menyalahgunakan
NARKOBA dan perilaku penyalahgunaan ini mulai berpengaruh pada kehidupan
sosial individu tersebut, seperti timbulnya malas bersekolah, keinginan bergaul
hanya dengan orang-orang tertentu, dan lain-lain.
4. Early Addiction (Psycological Dependence) adalah periode di mana individu
sampai pada perilaku ketergantungan baik fisik, maupun psikis (psikologis), dan
perilaku ketergantungan ini sangat mengganggu kehidupan individu tersebut.
Yang bersangkutan nyaris sulit mengikuti pola hidup orang normal sebagaimana
mestinya dan mulai terlibat pada perbuatan yang melanggar pada norma dan
nilai yang berlaku.
5. Severe Addiction (Compulsive User) adalah periode di mana individu hanya
hidup dan berlaku untuk mempertahankan ketergantungannya, sama sekali tidak
memperhatikan lingkungan sosial dan diri sendiri. Pada tahap ini, individu
biasanya sudah terlibat pada tindakan kriminal yang dilakukan demi memperoleh
NARKOBA yang diinginkan (Pecandu berat, pokoknya hidup untuk make).

D. Tips Orang Tua Jika Mengetahui Anak Menyalahgunakan NARKOBA


Fenomena penyalahgunaan NARKOBA menjadi pembicaraan semua pihak,
khususnya Orang Tua. Perang terhadap NARKOBA telah dikumandangkan. Orang
Tua menjadi sangat khawatir dengan pergaulan anak-anaknya. Kekhawatiran ini

102
membuat para Orang Tua atau pihak yang merasa bertanggung jawab terhadap
masa depan remaja dan pemuda mulai mendirikan LSM anti NARKOBA dan panti
rehabilitasi untuk ketergantungan NARKOBA. Seminar, sarasehan, kelompok studi
tentang NARKOBA dan penanggulangannya sudah sangat banyak dilakukan,
termasuk melatih dan merekrut sejumlah orang untuk menjadi tenaga penyuluhan
untuk memerangi NARKOBA. Di pihak lain, pengedar tampaknya semakin menjadi-
jadi, bahkan mengedarkan NARKOBA sampai kepada pelajar SD.
Fenomena penyalahgunaan NARKOBA menjadi pembicaraan semua pihak,
khususnya Orang Tua. Perang terhadap NARKOBA telah dikumandangkan. Orang
Tua menjadi sangat khawatir dengan pergaulan anak-anaknya. Kekhawatiran ini
membuat para Orang Tua atau pihak yang merasa bertanggung jawab terhadap
masa depan remaja dan pemuda mulai mendirikan LSM anti NARKOBA dan panti
rehabilitasi untuk ketergantungan NARKOBA. Seminar, sarasehan, kelompok studi
tentang NARKOBA dan penanggulangannya sudah sangat banyak dilakukan,
termasuk melatih dan merekrut sejumlah orang untuk menjadi tenaga penyuluhan
untuk memerangi NARKOBA. Di pihak lain, pengedar tampaknya semakin menjadi-
jadi, bahkan mengedarkan NARKOBA sampai kepada pelajar SD.
Anak kita terperangkap penyalahgunaan NARKOBA tentu saja tidak terlepas
dari masalah yang mendorongnya, seperti terpengaruh teman sebaya atau
lingkungan di mana dia bergaul atau karena tidak harmonisnya hubungan antara
anak dan Orang Tua sehingga si anak melakukan pelarian dengan mengkonsumsi
NARKOBA.
Bagi remaja, hubungan teman sebaya meluas dan menduduki peran utama
pada kehidupan mereka. Teman sebaya secara tipikal menggantikan peran
keluarga sebagai hal utama untuk sosialisasi dan aktivitas waktu luang. Remaja
memiliki hubungan teman sebaya yang bervariasi dan membuat norma dan system
nilai yang berbeda.
Faktor resiko teman sebaya dapat digambarkan yaitu bahwa berhubungan
dengan teman sebaya yang menggunakan obat-obatan memiliki kecenderungan
yang besar juga menggunakan obat-obatan. Tekanan negatif dari teman sebaya
dapat menjadi resiko tersendiri. Contoh anak yang sebenarnya berasal dari keluarga
baik-baik, mendapat nilai baik di sekolah dan tinggal di lingkungan yang baik pula,
namun akhirnya terperangkap mengkonsumsi NARKOBA karena pengaruh
temannya.

103
Berikut tips yang barangkali berguna bagi Orang Tua yang disarikan dari buku
Penanggulangan Terpadu Penyalahgunaan NARKOBA Berbasis Masyarakat di DKI
Jakarta :
1. Berusahalah tenang. Kendalikan emosi, marah, tersinggung atau rasa bersalah
tidak ada gunanya.
2. Jangan tunda masalah. Hadapilah kenyataan itu. Adakan dialog terbuka dengan
anak dengan sikap tenang. Kemukakan apa yang Anda ketahui, tidak dengan
cara menuduh. Jangan pada saat ia masih berada dalam pengaruh NARKOBA.
3. Dengarkan anak dan beri dorongan nonverbal kepadanya. Dialog dengan anak
merupakan kunci pemecahan masalah. Jangan rendahkan harga dirinya.
Buatlah agar ia merasa aman dan nyaman berbicara dengan Anda.
4. Jika ia mau mengakui hal itu, hargailah kejujurannya. Anda pun perlu bersyukur
karena dapat menciptakan keterbukaan itu.
5. Jujur terhadap diri sendiri. Beri contoh sikap jujur dan terbuka. Mau mengakui
kelemahan dan kesalahan sendiri. Jangan membela diri atau merasa diri benar.
Saling memaafkan untuk kesalahan sikap, kata-kata atau perbuatan di masa lalu
yang menyakitkan orang lain. Jika perlu minta bantuan pihak ketiga, jika sulit
mengendalikan emosi, minta bantuan pihak ketiga yang dapat melakukan
pendekatan yang lebih baik.
6. Tingkatkan hubungan dalam keluarga teliti hubungan dengan anak atau anggota
keluarga lain. Selesaikan konflik pribadi yang ada. Rencanakan rekreasi dengan
anak atau anggota kelurga lain.
7. Bangun kehidupan berdisiplin, untuk menjauhkan anak dari lingkungan di mana
NARKOBA digunakan.
8. Cari Pertolongan tenaga profesi, pusat pengobatan atau rehabilitasi. Dengan
atau tanpa seizin anak, berkonsultasilah kepada tenaga ahli.
9. Pendekatan kepada Orang Tua teman anak pemakai NARKOBA, kunjungi
Orang Tua teman anak Anda yang menggunakan NARKOBA pada waktu yang
tepat. Ungkapkan apa yang Anda ketahui dengan hati-hati dan bijaksana.
Ajaklah bekerjasama menghadapi masalah itu.
Lalu bagaimana caranya agar Orang Tua dapat mencegah penyalahgunaan
NARKOBA di rumah? Berikut Tipsnya:
1. Menjadi teladan atau role model dalam budaya anti-NARKOBA, anti kekerasan
dan disiplin diri:

104
Orang Tua yang juga menyalahgunakan NARKOBA tidak memiliki wibawa
terhadap anaknya untuk juga tidak menggunakannya. Perlihatkan kemampuan
Orang Tua untuk berkata tidak dan untuk meminta tolong jika perlu Tidak
menggunakan cara kekerasan (tindakan dan kata-kata) terhadap anak dan orang
lain. Hormati hak-hak asasi anak dan orang lain. Perlakukan anak atau orang
lain dengan adil dan bijaksana. Hidup secara tertib dan teratur.
2. Membantu anak mengembangkan kemampuan menolak tekanan kelompok
sebaya untuk menggunakan NARKOBA atau terlibat dalam kekerasan:
Beritahu anak mengenai haknya melakukan hak yang cocok bagi dirinya
didasari rasa tanggung jawab, sehingga jika ada teman yang memaksa atau
membujuk, ia berhak untuk menolaknya. Bimbing anak mencari kawan sejati,
yang tidak menjerumuskan dirinyaa dalam hal yang merugikan atau merusak.
Ajarkan anak menolak tawaran penyalahgunaan NARKOBA. Mengetahui jadwal
kegiatan anak dan siapa kawan-kawannya.
3. Mendukung kegiatan anak yang sehat dan kreatif:
Mendukung kegiatan anak di sekolah, berolahraga, memiliki hobi, bermain
musik, dan lain-lain tanpa menuntut anak agar berprestasi atau menang. Orang
Tua melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan anak. Anak sangat menghargai
saat-saat Orang Tua melibatkan diri dalam kegiatan mereka.
4. Membuat kesepakatan bersama tentang norma dan peraturan :
Anak ajar hidup yang teratur. Dorong anak belajar bertanggung jawab
dengan menetapkan aturan bagi perilaku atau kegiatannya sehari-hari.
Termasuk tidak menyalahgunakan NARKOBA. Tetapkan hal itu secara adil dan
tuliskan peraturan-peraturan itu.

E. Yang Sebaiknya Dilakukan Jika Anak Menyalahgunakan NARKOBA


1. Jangan berpura-pura tidak ada masalah, jangan panik dan tetaplah tenang.
Amarah dan sikap emosional tidak akan menolong, melainkan justru akan
mengganggu dialog yang pada saat itu sangat penting.
2. Hindari menimpahkan seluruh kesalahan pada anak atau menimpahkan
kesalahan pada istri atau suami. Ini hanya akan memperburuk suasana di dalam
keluarga dan tidak menolong mengatasi masalah.
3. Bila anda tidak mampu mengendalikan diri, pertimbangkan untuk mencari pihak
ketiga untuk memperoleh nasehat atau penyuluhan yang dapat diterima oleh dua
pihak.

105
4. Bicaralah dengan mereka secara terbuka, dengarkanlah apa yang mereka
utarakan, hormatilah pendapat mereka. Pada waktu anda bertukar pikiran
tentang NARKOBA dengan anak Anda, cobalah mengetahui apa sebabnya ia
memakai NARKOBA dan seberapa sering ia memakai.
5. Tingkatkan komunikasi keluarga secara terbuka (timbal balik). Hindari pemberian
nasehat dengan cara berkhotbah.
6. Ketahuilah apa yang diperbuat anak Anda; siapa saja temannya, ke mana saja ia
pergi, dan apa saja yang ia lakukan untuk mengisi waktu luangnya.
7. Bersikaplah tegas menjalankan disiplin keluarga yang disepakati bersama.
8. Bimbinglah anak Anda untuk memperoleh pemantapan nilai-nilai moral, agama,
dan kerohanian lainnya.
9. Sediakanlah waktu agar dapat bersama dengan mereka walaupun Anda sendiri
sedang sibuk. Bantulah anak Anda menemukan kemungkinan lain untuk mencari
kegembiraan fisik, rekreasi, emosi dan spiritual.
10. Janganlah merasa bersalah ataupun malu, bila anak Anda memakai NARKOBA.
Walaupun kasih sayang Orang Tua terhadap anak cukup serta Orang Tua telah
memberi teladan yang baik, tetapi masih ada kemungkinan seseorang anak akan
menyalahgunakan NARKOBA. Tekanan kelompok sebaya sering cukup kuat
untuk mengalahkan pengaruh-pengaruh yang baik bagi Orang Tua.
11. Apabila anak Anda sudah ketergantungan NARKOBA, Anda perlu rujuk ke
tempat pengobatan dan rehabilitasi.
12. Bila Anda tahu bahwa teman anak Anda memakai NARKOBA dan Anda
bermaksud menolongnya, mulailah dengan mengunjungi Orang Tua anak
tersebut pada waktu yang tepat. Pada waktu pertemuan dengan Orang Tua,
hindarkanlah sikap menuduh, mengolok-olok atau menyalahkan. Ingat bahwa
pertemuan dengan Orang Tua mempunyai maksud untuk bekerja sama dan
saling bertukar pikiran dan pengalaman.

F. Apa Saja Yang Perlu Orang Tua Ketahui Mengenai Adiksi


Bagi Orang Tua yang mendapatkan kenyataan bahwa anaknya sudah terlibat
dalam penyalahgunaan NARKOBA dan perlu untuk dirawat karena kecanduan atau
ketergantungan NARKOBA, maka ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para
Orang Tua, yaitu :
1. Adiksi adalah suatu penyakit bio-psiko-sosial, artinya melibatkan faktor biologis,
faktor psikologis dan sosial, sebagai penyakit, gejala-gejalanya khas serta

106
bersifat kronis (lama) dan progresif (makin memburuk jika tidak segera dilakukan
tindakan pertolongan).
2. Gejala utamanya adalah:
a. rasa rindu dan keinginan kuat untuk memakai, bersifat kompulsif terhadap
NARKOBA;
b. hilangnya kendali diri terhadap pemakaiannya;
c. tetap memakai walaupun mengetahui akibat buruknya; dan
d. menyangkal adanya masalah.
3. Adiksi bukan terjadi akibat kelemahan moral, walaupun ada hubungannya
dengan masalah moral atau kurangnya kemauan walaupun pecandu harus
memutuskan untuk berhenti memakai agar pulih. Kemauan saja tidak cukup
untuk memulihkannya.
4. Karena adiksi adalah penyakit, tidak perlu membujuk pecandu agar berhenti
memakai, walaupun kita jelaskan bahayanya. Pecandu tidak dapat
mengendalikan penyakitnya.
5. Adiksi mempenagruhi keadaan jasmani, perilaku dan kehidupan sosialnya.
Pengaruh itu harus dilihat sebagai bagiand ari penyakit.
6. Pecandu tidak bertanggungjawab atas penyakit kecanduannya, tetapi ia
bertanggung jawab atas perilakunya dan upaya pemulihannya.
7. Penyakit adiksi seperti penyakit alergi yang tidak diobati. Penyakit ini akan tetap
ada. Jika dihadapkan pada sesuatu yang menyebabkannya alergi.
8. Penyakit adiksi berlangsung kronis. Namun, penyakit ini dapat dihentikan
asalkan pecandu mau berhenti memakai NARKOBA. Karena pemulihan adalah
proses jangka lama.
9. Karena adiksi adalah suatu penyakit, maka sekali ia menjadi kecanduan
terhadap NARKOBA, ia tidak akan pernah dapat kembali tanpa risiko menjadi
ketergantungan, dan ia harus benar-benar menghentikan pemakaian sama
sekali (abstinensia total).
10. Berhenti memakai adalah awal pemulihan, bukan tujuan pemulihan. Berhenti
memakai lebih mudah, yang sulit adalah mempertahankan keadaan tidak
memakai. Oleh karena itu, untuk pulih, pecandu harus mengubah sikap, gaya
hidup dan perilakunya agar tidak mudah kambuh.

107
G. Persepsi Adiksi Sebagai Gangguan Otak
Selama lebih dari 50 tahun terakhir, para ahli adiksi NARKOBA telah
membuktikan bahwa adiksi NARKOBA adalah gangguan pada otak. Gangguan
berbagai fungsi otak tersebut meliputi banyak fungsi tingkah laku seperti memori,
judgement, emosi, fungsi fikir, interaksi dengan orang lain, dan gerakan motorik.
Penyimpangan perilaku adiksi NARKOBA sangat bervariasi dan kompleks.
Karena itu terapi dan upaya penyembuhan adiksi NARKOBA harus disepadankan
dengan kebutuhan pasien. Cara ini yang dikenal dengan nama “matching system”
antara ‘services avaliability’ dan ‘patient needs’.
Terapi untuk adiksi NARKOBA merupakan kombinasi antara terapi biologi
atau terapi terhadap otaknya plus terapi perilaku. Tergolong dalam terapi biologik
(atau otaknya) adalah terapi withdrawal, terapi simptomatik, terapi subtitusi. Dan
tergolong dalam terapi perilaku, adalah terapi psikososial dan kelompok mandiri.

H. Tips Menjalin Komunikasi yang Baik antara Orang Tua dan Anak
1. Mendengarkan Secara Aktif; Anak merasa penting, dihormati dan dihargai
apabila Orang Tua benar-benar mendengarkan mereka.
2. Menghargai Perasaan Anak-Anak Anda; Bila kita penuh pengertian dan peka
terhadap apa yang dirasakan anak-anak, mereka akan menghadiahi kita dengan
kepercayaan. Jangan mengkritik anak Anda dan jangan mencemooh. Kedua
cara tersebut sangat merusak pembicaraan saat itu, bahkan dapat merusak
hubungan yang Anda jalani selama ini.
3. Hormati Hak Pribadi Anak-Anak Anda; Jangan memaksa anak Anda untuk
menyatakan perasaannya. Cara yang terbaik adalah mendengarkan apapun
yang mereka sampaikan dan secara perlahan-lahan memberi mereka
keberanian untuk menceritakan permasalahannya. Ingatkan anak Anda bahwa
Anda siap setiap saat jika dia ingin berbicara.
4. Menggunakan Kata ‘Saya’ Lebih Baik Daripada Kata ‘Aku’; Demi menjaga emosi
anak Anda dan juga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
berkomunikasi, penting sekali untuk mengajarkan mereka agar terbiasa
manggunakan kata ‘saya’ sebagai pengganti ‘aku’. Mendorong anak Anda untuk
menggunakan kata ‘saya’ dapat mengajarkan mereka untuk bertanggungjawab
atas apa yang mereka rasakan dalam situasi yang berbeda.
5. Tetaplah Pada Subjek Pembicaraan; Jangan menyeret masalah atau kepedihan
masa lalu di dalam pembicaraan saat ini. Selesaikan konflik satu demi satu.

108
Berkomunikasi dengan anak-anak apakah itu dalam bentuk bercerita,
berbicara, mengajar, menasehati, dan lain-lainnya memerlukan beberapa hal yang
perlu diperhatikan Orang Tua.
1. Siapkan diri lahir dan batin.
Siapkan lahir maksudnya adalah ketika kita berkomunikasi dengan anak
alangkah lebih baiknya badan kita dalam keadaan sehat. Pastikan kita tidak
dalam keadaan sakit yang tidak memungkinkan kita optimal dalam menceritakan
sesuatu misalnya. Senyum yang miring sedikit saja amatlah mudah dibaca oleh
anak-anak. Mereka mempunyai kepekaan yang amat luar biasa ketika
berkomunikasi dengan orang dewasa. Salah dalam memulai akan berakibat
panjang bagi anak-anak.
2. Ciptakan suasana aman dan nyaman.
Suasana aman adalah anak-anak merasa tenang secara fisik dalam
berkomunikasi dengan orang dewasa. Artinya, orang dewasa atau Orang Tua
tidak menggunakan atau memakai bahan-bahan atau peralatan yang membuat
anak merasa terancam. Suasana nyaman adalah dimana anak-anak tenang
secara psikologis. Maksudnya, mereka mendapatkan perasaan yang nyaman
karena orang dewasa yang berkomunikasi dengan mereka hadir dengan penuh
perhatian, tidak memberikan penilaian atau melabel, tidak menekan.
3. Pakailah bahasa yang sesuai pemahaman anak.
Bahasa yang sulit akan menimbulkan masalah yang cukup besar dalam
pemahaman anak-anak. Penguasaan kosa kata anak amatlah jauh berbeda
dengan orang dewasa. Rekaman pengalaman hidup apalagi. Jadi amatlah susah
bagi mereka memahami perkataan orang dewasa yang terlalu tinggi dan jauh
dari realitas mereka.

I. Tindakan Pertolongan Pertama Pada Penderita Over Dosis (OD)


1. Jangan Panik.
2. Kife Saving
a. Air Way (tidurkan tanpa bantal)
b. Breathing (pernapasan buatan)
c. Circulating (pompa jantung)
3. Tenangkan penderita
4. Rujuk ke Rumah Sakit atau Dokter terdekat

109
J. Yang Harus Dilakukan Terhadap Teman Yang Kecanduan NARKOBA
1. Cari tahu apakah dia mau sembuh atau tidak, kadang-kadang ada pecandu yang
masih ingin terus menikmati kecanduannya. Kalau yang begini, jauhi dia untuk
sementara, tetapi tetap buka pintu untuk dia kalau nanti dia punya tekad untuk
sembuh;
2. Setelah itu, ajak dia untuk konsultasi dengan dokter, pembimbing agama atau
psikiater, selain Orang Tua tentunya. Mungkin di awal Orang Tuanya belum bisa
terima, tetapi ini reaksi yang normal. Yakinkan Orang Tuanya akan tetap
terbukanya peluang kesembuhan;
3. Bawa dia menjauh dari teman-teman pemakainya. (Angka Relaps atau kambuh
sangat tinggi di Indonesia, sehingga seorang pecandu perlu lingkungan yang
baru dan bersih);
4. Bila tingkat kecanduan sudah sangat parah, ajaklah dia mengikuti program
detoksifikasi di rumah sakit atau di panti rehab yang ada.

K. Tahapan Penyembuhan Bagi Pecandu NARKOBA


Memotivasi individu yang mengalami ketergantungan pada NARKOBA untuk
mau menghentikan pola penggunaan zatnya bukanlah hal yang mudah. Prochaska
& DiClemente (dalam Bennet. 1998) mengatakan bahwa ada beberapa tahapan
perubahan yang dialami oleh seseorang pecandu NARKOBA yang mempengaruhi
proses pemulihannya, yaitu hidup bebas tanpa NARKOBA. Tahap-tahapannya
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Prakontemplasi (Precontemplation); adalah tahap di mana seorang
pecandu umumnya belum mau mengakui bahwa perilaku penggunaan
NARKOBA merugikan diri sendiri, keluarga dan lingkungannya (Pecandu
bersikap tidak peduli terhadap keadaannya yang ketergantungan). Pada tahap
ini seorang pecandu akan menampilkan mekanisme pertahanan diri agar mereka
dapat mempertahankan pola ketergantungannya. Jenis mekanisme pertahanan
diri paling sering muncul adalah penyangkalan (denial) di mana pecandu selalu
‘mengelak’ atas kenyataan-kenyataan negatif yang ditimbulkan akibat
penggunaan NARKOBA. Jenins mekanisme pertahanan diri lain adalah mencari
pembenaran (rasionalisme), di mana pecandu akan selalu berdalih untuk
melindungi perilaku ketergantungannya.
2. Tahap Kontemplasi (Contemplation) adalah tahap di mana seorang pecandu
mulai mau memikirkan dan menyadari masalah kecanduannya bahwa perilaku

110
penggunaan NARKOBA berdampak buruk merugikan diri sendiri, keluarga dan
lingkungannya, tetapi sering merasa ragu-ragu (ambivalen) untuk menjalani
proses pemulihan. Proses wawancara motivasional sangat menentukan apakah
pecandu kembali pada tahap precontemplation di atas atau justru semakin
termotivasi untuk pulih.
3. Tahap Persiapan (Preparation); adalah tahap di mana seorang pecandu mulai
merencanakan dan mempersiapkan diri untuk berhenti dari pola penggunaan
zatnya. Umumnya yang bersangkutan mulai mengubah pola pikirnya yang
dianggap dapat membantu usahanya untuk bebas dari NARKOBA, namun ia
masih bimbang antara mau berhenti atau masih ingin terus memakai, sebab ia
akan merasa kehilangan jika tidak memakai NARKOBA lagi.
4. Tahap Bertindak (Action); adalah tahap di mana seorang pecandu dengan
kesadaran sendiri telah mengambil keputusan untuk berhenti memakai, ia
memperlihatkan tingkah laku mengurangi ataupun menghentikan pemakaian
NARKOBA sama sekali. Tahap ini sangat kritis dan pecandu sangat
membutuhkan pertolongan untuk membantu pemulihannya.
5. Tahap Memelihara (Maintenance); adalah tahap di mana seorang pecandu
berusaha untuk melanjutkan proses yang telah dimulai pada tahap sebelumnya.
tetap memerlukan pendamping agar ia dapat mempertahankan keadaan bebas
NARKOBA (abstinensia) dan tidak kambuh kembali pada pola perilaku
penggunaan NARKOBA yang lama sesudah ia mengalami keadaan bebas
NARKOBA (Relapse).

L. Proses Pemulihan
Proses pemulihan merupakan proses yang harus dijalani seumur hidup
seorang pecandu (Long Life Process). Salah satu proses tersebut adalah rehabilitasi
sosial, yaitu upaya pembinaan bagi pecandu NARKOBA untuk mengembalikan
fungsi sosialnya sesuai dengan norma-norma kehidupan masyarakat pada
umumnya, antara lain: hubungan sosial, spiritual, perilaku, emosi, pola pikir,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan hukum. Adapun proses pemulihan itu sendiri
melewati 6 periode :
1. Periode Pra-Perawatan (Pre-Treatment) :
Pecandu akan mencoba dengan berbagai cara untuk mengatasi proses
ketergantungan fisik dan belajar untuk mengakui bahwa dia tidak bisa
mengontrol perilaku penggunaan NARKOBA.

111
2. Periode Stabilisasi (Stabilitation) :
Pecandu akan belajar untuk tidak menggunakan NARKOBA, membuat
kondisi fisik lebih stabil dari gejala putus zat, belajar untuk mengatasi tekanan
sosial dan masalah.
3. Periode Pemulihan Awal (Early Recovery) :
Pecandu pada tahap ini membangun pola pikir mengapa ia tidak dapat lagi
menggunakan zat adiktif dan mulai untuk membangun sistem nilai personal.
4. Periode Pemulihan Tengah (Middle Recovery) :
Pecandu memasuki masa transisi dimana ia mengalami hambatan dalam
keterampilan bersosialisasi, namun ia sampai pada periode konsolidasi diri.
5. Periode Pemulihan Lanjut (Late Recovery) :
Pada saat ini diharapkan pecandu sudah memiliki kesadaran spiritual,
memiliki prinsip hidup yang pasti dan menemukan keinginan serta semangat
hidup.
6. Periode Pemeliharaan (Maintenance) :
Pecandu diharapkan mempertahankan kondisi bebas NARKOBA dan
mencoba hidup kembali sebagaimana masyarakat pada umumnya dengan
sistem nilai hidup mereka yang baru.

M. Konseling
Konseling adalah bagian yang integral dalam program pemulihan bagi klien
ketergantungan NARKOBA. Konseling di rehabilitasi mempunyai tujuan membantu
klien untuk belajar hidup tanpa drugs. Dalam proses rehabilitasi kebanyakan klien
pecandu tidak bisa diharapkan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan
mereka tidak mengetahui kelemahan dan kekuatan / kelebihan mereka sendiri.
Sehingga diperlukanlah suatu bantuan guna membantu klien dalam proses
pemulihannya, yaitu salah satunya dengan konseling.
Secara umum konseling adalah suatu proses menolong atau membantu klien
secara interaktif dan dinamis yang bertujuan mendorong klien untuk memahami diri
dan lingkungannya, membimbing klien menentukan tujuan, membuat keputusan
yang terbaik, memotivasi klien untuk dapat beradaptasi, merubah sikap dan perilaku
sehingga masalah atau krisisnya bisa terselesaikan.
Interaksi di dalam konseling yang terjadi antara dua orang, yang disebut
konselor, yang lain adalah klien yang berlangsung dalam kerangka “profesional” dan
diarahkan agar memungkinkan terjadinya perubahan “perilaku” pada klien.

112
Konseling memberikan alternatif-alternatif membantu klien dalam melepaskan dan
merombak pola lama, memungkinkan proses pengambilan keputusan dan
menemukan pemecahan-pemecahan yang tepat terhadap masalah.
Konseling merupakan suatu usaha untuk mendorong perubahan. Seseorang
datang kepada konselor, sebab ia tidak dapat menemukan pemecahan masalahnya,
bahkan kadang-kadang ia tidak mampu secara pasti menjelaskan apa yang tidak
beres pada dirinya.

N. Berbagai Macam Program Terapi dan Rehabilitasi


Terapi dan rehabilitasi adalah sarana, program pelayanan serta rangkaian
proses yang diberikan kepada pecandu agar terlepas dari ketergantungan akan
NARKOBA sampai mereka dapat hidup bebas tanpa NARKOBA. Terdapat banyak
fasilitas terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan NARKOBA di sekitar kita. Akan
tetapi, tidak ada satu program pun yang cocok untuk semua jenis pecandu, sebab
proses penyembuhan sangat bersifat individual. Berbagai macam program terapi
dan rehabilitasi yang tersedia adalah sebagai berikut:
1. Rawat Inap;
a. Rawat inap adalah perawatan inap di rumah sakit khusus (Rumah Sakit
Ketergantungan Obat), rumah Sakit Jiwa, atau di Rumah Sakit Umum. Terapi
ini sering disebut terapi primer (primary treatment).
b. Lama terapi bervariasi, dapat berlangsung hingga 4-6 minggu atau mungkin
lebih tergantung metode terapi yang digunakan, bahkan mungkin program
rehabilitasinya hingga mencapai 2 tahun.
c. Pelayanan dilakukan oleh tim profesional multidisplin, terdiri atas: psikiater,
dokter umum, psikolog, pekerja sosial, perawat juga peer counselor (konselor
sebaya).
2. Rawat jalan;
a. Di rumah sakit (khusus dan umum) bagian rawat jalan, klinik maupun
puskesmas. Biasanya berlangsung 2-3 jam selama 10 minggu dengan
frekuensi 3-4 kali seminggu.
b. Program rawat jalan memiliki lebih sedikit komponen program dibandingkan
rawat inap.
c. Day program atau program terapi siang hari, klien tetap tinggal di rumahnya
dan terapi dilakukan pada siang hari sehingga tidak mengganggu aktivitas
sekolah, perkuliahan maupun bekerja.

113
3. Panti Rehabilitasi;
Ada beberapa jenis sarana rehabilitasi, yaitu: rehabilitasi sosial, rehabilitasi
spiritual dan rehabilitasi psikososial. Ada yang dikelola oleh pemerintah maupun
swasta. Beberapa di antaranya menerapkan konsep theraupetic community (TC)
adalah kumpulan komunitas mantan pecandu di mana mereka satu sama lain
saling membantu untuk pulih dan tetap berhenti dari obat-obatan. Yang antara
lain sebagai berikut:
a. Menggunakan tenaga peer counselor (mantan pemakai yang pulih, terpilih
dan terlatih) dengan 1-2 orang konselor professional.
b. Program dapat bersifat primer atau sekunder, program berlangsung 3 bulan
hingga 2 tahun dengan penekanan pada proses sosialisasi.
c. Beberapa TC mensyaratkan pecandu terpisah sama sekali dari dunia
sekitarnya. Tetapi ad juga yang tidak, terapi yang biasanya dilakukan bersifat
konfrontatif.
d. TC hampir mirip seperti asrama, di mana terdapat jadwal harian tetap dan
anggotanya memelihara dan mengelola fasilitas tersebut.
4. Half way house (rumah pendampingan)
a. Sebagai sarana transisi dari proses terapi dan rehabilitasi ke lingkungan
sosial, di mana mantan pecandu tinggal bersama dibantu oleh pengawas
yang berasal dari tenaga profesional, biasanya terdiri dari 20 orang pecandu
dan mereka bertanggung jawab memelihara tempat tinggal seperti belanja,
memasak, membersihkan rumah, dan lain-lain. Tujuannya agar timbul rasa
tanggung jawab pada mantan pecandu, disiplin dan mampu bersosialisasi
dengan dunia luar. Program ini belum banyak diterapkan di Indonesia.
b. Jenis perawatan ini cocok bagi pecandu yang tidak memperoleh banyak
kemajuan selama terapi primer, bagi mereka yang tidak mendapatkan akses
ke rumah sakit atau pusat rehabilitasi dan bagi mereka yang belum dapat
dipulangkan ke lingkungan tempat tinggalnya.

O. Peran Deluarga Dalam Proses Pemulihan Ketergantungan NARKOBA


1. Dukungan Keluarga Bantu Pulihkan Pecandu NARKOBA
Para korban penyalahguna narkotika merupakan pihak yang sangat
membutuhkan pertolongan, tidak hanya pertolongan dari bidang medis,
melainkan juga dukungan moral dari semua pihak, baik dari keluarga, teman,
maupun lingkungan tempat tinggal mereka.

114
Para pecandu yang merupakan korban penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika terlanjur mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, terlebih lagi
apabila pecandu tersebut didapati menderita penyakit bawaan seperti HIV
maupun Hepatitis akibat penyalahgunaan narkotika.
Rehabilitasi memang dianggap efektif sebagai salah satu cara untuk
mengobati para pecandu narkotika agar lepas dari ketergantungannya, namun
bukan berarti keluarga maupun teman-teman dekat korban melepaskannya
begitu saja ke tempat terapi dan rehabilitasi. Mereka tetap harus terus
mengamati perkembangannya serta memberikan dukungan kepada si korban.
Demikian pula halnya ketika pecandu sudah melalui tehap rehabilitasi. Pada
tahap pasca rehabilitasi, dukungan keluarga dan teman-temannya sangat
penting sekali agar korban merasa diterima dan tidak tergoda untuk
menyalahgunakan narkotika kembali (relaps).
2. Family Therapy (Terapi Keluarga)
Terapi keluarga sudah mempunyai sejarah yang panjang dan efektif dalam
bidang kesehatan jiwa. Di bidang terapi dan rehabilitasi ketergantungan
NARKOBA, penerapan terapi keluarga berangkat dari suatu paradigma bahwa
semua masalah yang terjadi di dalam keluarga merupakan hasil interaksi sosial
dalam suatu sistem.
Artinya, bila seorang anak menjadi pecandu, maka kondisi ini merupakan
reaksi terhadap perilaku anggota keluarga lain, atau sebaliknya, perilaku
pecandu akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Dengan demikian, bila
di dalam suatu keluarga ada anggota keluarga yang menjadi pecandu, maka
seluruh keluarga juga perlu ditangani.
Keterlibatan keluarga dalam treatment dan rehabilitasi ketergantungan
NARKOBA merupakan suatu keharusan. Perbedaan pendekatan terapi keluarga
dengan terapi yang konvensional adalah pada fokus terapi. Pada praktek terapi
keluarga yang konvensional fokus terapinya adalah pada unit keluarga,
sedangkan pada terapi dan rehabilitasi ketergantungan NARKOBA fokus
terapinya adalah pecandu. Keterlibatan keluarga diperuntukkan untuk
menunjang keberhasilan terapi.
a. Tujuan Family Therapy
1) Menyediakan informasi tentang adiksi dan dampak terhadap sistem
keluarga.

115
2) Menciptakan lingkungan yang aman dan dapat diterima oleh keluarga
untuk membahas masalah yang dihadapi.
3) Membantu klien dan keluarganya agar dapat lebih terbuka dalam ekspresi
bermacam perasaan seperti malu, takut, sedih.
4) Membimbing klien dan keluarganya untuk keluar dari perilaku
disfungsional.
5) Memfasilitasi keluarga untuk menyelesaikan masalah dan memiliki tujuan
yang realistis.
6) Membantu klien dan keluarga dalam komunikasi sehingga mereka dapat
berinteraksi dengan cara yang lebih konstruktif dan saling membantu.
b. Sasaran Family Therapy
1) Menggunakan kekuatan keluarga dan seluruh sumber daya untuk
membantu atau mengembangkan berbagai cara agar dapat hidup bebas
dari penyalahgunaan NARKOBA.
2) Memperbaiki dampak ketergantungan NARKOBA pada klien dan
keluarga. Dalam terapi keluarga, fokus terapi adalah keluarga dan para
individu di antara ruang lingkup sistem tersebut.
3. Efektifitas Terapi Keluarga dan Hambatan dalam Implementasinya
Walau efektifitas dari terapi keluarga merupakan komponen penting dalam
proses pemulihan klien, integrasi terapi keluarga memiliki tantangan sebagai
berikut :
Pertama, terapi keluarga lebih kompleks daripada pendekatan non-keluarga
karena lebih banyak orang yang terlibat. Kedua, perlu keterampilan dan
pelatihan khusus untuk terapi keluarga yang berbeda dari terapi penyalahgunaan
NARKOBA lainnya. Ketiga, terapi keluarga selama ini sudah terbukti
keberhasilannya, namun demikian untuk diintegrasikan di dalam terapi
penyalahgunaan NARKOBA masih ada beberapa tantangan yang perlu
dipertimbangkan, antara lain :
a. Terapi keluarga lebih kompleks dari pendekatan individual karena lebih
banyak individu yang terlibat
b. Terapi keluarga membutuhkan pelatihan dan keterampilan khusus selain
keterampilan yang disyaratkan di dalam program terapi penyalahgunaan
NARKOBA.

116
c. Informasi mengenai efektifitas terapi pada kelompok minoritas (kelompok
wanita, kelompok klien yang mengalami gangguan psikiatri yang serius)
sangat terbatas (Farrell dan FDals-Stewart 1999)
Berdasarkan pengalaman para ahli yang sudah menerapkan terapi keluarga,
pendekatan keluarga dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam program
treatment penyalahgunaan NARKOBA. Termasuk juga memberikan pendidikan
mengenai adiksi yang disesuaikan dengan tahapan usia bagi anggota keluarga
klien.

P. Dasar Teori Cognitive Behavioral Therapy


Setiap model dan metoda intervensi, apapun pendekatannya, memerlukan
dasar teori yang sudah terbukti (evidance based) dan teruji secara klinis. CBT
menggunakan dua teori, yaitu teori terapi kognitif dan teori terapi perilaku yang telah
ada dalam dunia terapi selama ini. Namun dalam praktiknya, CBT menggunakan
sekitar 80% terapi kognitif, khususnya bagi pasien remaja dan dewasa untuk
menghemat waktu dan mengejar efektifitas terapi.
Terapi Kognitif, bertujuan untuk membangun pikiran dan tindakan yang lebih
rasional, dengan mengidentifikasi keyakinan-keyakinan inti dan asumsi-asumsi yang
tidak rasional yang menjadi kebiasaan dan kemudian bekerja ke arah
mengkoreksinya. Sedangkan muatan terapi perilaku, lebih menekankan teori
pembelajaran sosial berupa modeling dan conditioning sebagaimana pasien belajar
menggunakan NARKOBA.
Didasari atas kedua terapi di atas, CBT dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan latar belakang pasien, lingkungan hidupnya, dan budaya lingkungannya.
Semakin luas pengetahuan terapis, maka akan sangat efektif bagi terapis dalam
mengaplikasikan CBT terhadap pasien. Jadi CBT didasari atas meta-analisa, maka
dari itu efektifitasnya sangat tinggi yang akibatnya memiliki efisiensi atau waktu
perawatan yang relatif singkat dibanding dengan cara pendekatan tradisional.

Q. Implementasi Keterampilan Psikososial


Sebagian besar SDM yang bekerja dalam sentra-sentra pemulihan adiksi
NARKOBA sama sekali tidak memiliki keterampilan profesional dalam bidang
kesehatan mental dan bidang ilmu yang berkait dengan psiko-sosial. Banyak
mereka hanya mengandalkan kepada ‘pengalaman pribadi’ yang tentunya tidak
sama untuk semua orang.

117
Sebagian lagi melaksanakan pekerjaannya melalui ‘trial and error’ yang
memberi citra kurang baik untuk masa depan sentra pemulihan adiksi NARKOBA
tersebut. Implementasi keilmuan perlu dilakukan terhadap sistim atau mekanisme
apapun yang dilakukan terhadap pasien-pasien atau klien-klien yang membutuhkan
pelayanan dari sentra-sentra pemulihan. Sistim yang tepat harus didukung oleh
bukti-bukti ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan serta dilakukan sesuai
dengan kode etik profesionalisme.
Untuk mengembangkan suatu strateji implementasi yang efektif, penting
untuk memahami kompleksitas dari setiap intervensi kasus yang dihadapi. Tidak
semua kasus dapat dihadapi dengan cara yang sama. Mereka yang bekerja dalam
bidang adiksi NARKOBA akan mendapatkan hambatan dalam menterjemahkan
implementasi intervensi psikososial tersebut ke perawatan atau bimbingan rutin.
Jelasnya, kendala yang dihadapi untuk pekerjaan di lapangan secara rutin
lebih berat dihadapi intervensi psikososial bila bila dibandingkan dengan intervensi
biologi. Beberapa isu yang perlu digunakan untuk menjadi bahan pertimbangan
adalah : kualitas staf, keterampilan, sikap dan pengalamannya. Beberapa studi
menunjukkan bahwa pelatihan-pelatihan terhadap sejumlah kecil staf dalam sentra-
sentra pemulihan adiksi yang dikerjakan secara periodik dengan nuansa profesional
akan sangat membantu keberhasilan pemulihan adiksi NARKOBA.

R. Pendekatan Biopsikososial
Menanggulangi dan menatalaksana masalah ketergantungan NARKOBA
harus dengan pendekatan terhadap sebuah penyakit yang berdampak biologis,
psikologis dan sosial, atau disebut dengan pendekatan biopsikososial.
Pendekatan ini memerlukan dukungan disiplin yang sangat luas (eclectic) dari
segi medis, psikologis dan sosial dengan keterampilan dan kemampuan intervensi
yang khusus, karena penyakit ini memang khusus; yaitu keterampilan khusus
penyakit otak yang meliputi sistim-sistim neuronal, endokrin dan imune tubuh yang
mempengaruhi sistim mental pasien yaitu kognisi, afeksi dan perilaku.
Selain keterampilan dalam intervensi, pendekatan biopsikososial memerlukan
alat-alat ukur dan instrumen yang akurat baik secara medis maupun psikologis.
Instrumen dan tools tersebut seperti DSM IV, mengukur depresi dan anxiety,
motivasi, brain mapping, fMRI, brain scan, dan alat test untuk HIV, hepatitis,
NARKOBA dalam berbagai jenis.

118
Namun pada pelaksanaannya, kebanyakan terapis meupakan alat-alat ukur
(tools) dan instrumen yang kemudian secara gampang mengambil kesimpulan
berdasarkan apa yang dilihat dari artikulasi dan perilaku pasien.

S. Terapi 12 Langkah
1. Metode Terapi 12 Langkah
Metode terapi 12 langkah adalah “metode” atau teknik yang terdiri dari
langkah-langkah tertentu yang apabila diselami dan diterapkan dalam kehidupan
nyata akan dapat membantu seorang pecandu untuk bertahan bersih dari
perilaku kecanduannya.
Dua belas langkah bukanlah sebuah metodologi atau teknologi rehabilitasi
NARKOBA seperti Therapeutic Community atau Hospital-based program, tetapi
panduan cara hidup yang diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari untuk
mencapai perubahan perilaku dan perbaikan kondisi spiritual seorang pecandu,
agar tidak kembali ke perilaku kecanduan.
Dua belas langkah telah mendapatkan berbagai nama atau label dalam
usaha merumuskannya, mulai dari “falsafah pemulihan”, “konsep pemulihan”,
“cara hidup untuk bersih dari NARKOBA”, atau “metodologi pemulihan”. Dan
karena bentuk aplikasinya yang cukup unik yaitu berbentuk komunitas bantu-diri
(self-help) yang terdiri seluruhnya dari mereka yang memiliki masalah dengan
perilaku kecanduan, dimana komunitas ini bergerak dalam tubuh masyarakat
dan tidak berafiliasi dengan organisasi lain ataupun pemerintah, lumrah jika
pandangan umum sering keliru dalam mendifinisikan 12 langkah.
Program 12 langkah adalah program untuk digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, sepanjang hidup si pecandu, bukan program di dalam pusat
rehabilitasi atau institusi lain.

2. Sejarah Program 12 Langkah


Sejarah proses perkembangan konsep 12 langkah menjadi sebuah metode
pemulihan yang diterapkan di seluruh dunia pada hari ini dapat ditelusuri kepada
satu orang sebagai titik awal dimana semuanya bermula.
Orang ini adalah Bill Wilson, atau lebih dikenal sebagai Bill W., sesuai
dengan kebiasaan di Alcoholics Anonymous (AA) yang merupakan komunitas 12
langkah pertama yang menyingkat nama keluarga sebagai simbol dari
anonimitas. Bill sendiri adalah seorang alkoholik yang berasal dari Amerika

119
Serikat, dan ialah penulis utama dari buku Alcoholics Anonymous, di mana 12
langkah dan penjelasannya tertulis.
Salah satu kekuatan dari program 12 langkah adalah kenyataan bahwa
program ini ditulis oleh seseorang yang juga mempunyai masalah dengan
perilaku kecanduan dan telah mengalami berbagai konsekuensinya, sehingga
memungkinkan adanya proses identifikasi pada pembacanya dan membuatnya
lebih terbuka terhadap apa yang diusulkan di dalamnya.
Seperti juga banyak pecandu lainnya, Bill pun telah merasakan jatuh
bangunnya kehidupan karena alkoholismenya. Kehilangan pekerjaan, bangkrut,
dan kehilangan kepercayaan keluarga semua telah dialaminya, seperti yang
diceritakan dalam buku Alcoholics Anonymous. Setelah melakukan berbagai
upaya untuk menyembuhkan dirinya seperti rumah sakit, pendeta, pembinaan
fisik dan banyak yang lainnya, ia sampai pada satu titik keputus-asaan yang
ternyata kemudian malah menjadi permulaan dari pemulihannya, dan terciptanya
konsep 12 langkah.

3. Program 12 Langkah Dalam Aplikasinya


Fokus dari Program 12 Langkah adalah penerapan langkah-langkah itu
dalam kehidupan sehari-hari. Di sinilah penggunaan istilah Falsafah menjadi
lebih relevan, karena langkah-langkah ini menjadi panduan untuk menjalani
kehidupan sebagai seorang pecandu yang ingin mempertahankan
kebersihannya dan membina perjalanan spiritualnya. Jadi, lebih dari sekedar
peraturan, 12 langkah menjadi “Falsafah Hidup” seorang pecandu, untuk
diamalkan ketika menjalani kehidupan kesehariannya.
Berikut ini adalah contoh 12 Langkah seperti yang tertera dalam program
Narkotik Anonimus :
1) Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita, sehingga hidup
kita menjadi tidak terkendali.
2) Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kita sendiri
yang dapat mengembalikan kita kepada kewarasan.
3) Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan dan arah kehidupan
kita kepada kasih Tuhan sebagaimana kita memahami-NYA.
4) Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh seluruh dan
tanpa rasa gentar.

120
5) Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri dan kepada seorang
manusia lainnya, setepat mungkin sifat dari kesalahan-kesalahan kita.
6) Kita siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter
kita.
7) Kita dengan rendah hati meminta-NYA untuk menyingkirkan semua
kekurangan-kekurangan kita.
8) Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti dan menyiapkan diri
untuk menebusnya kepada mereka semua.
9) Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang tersebut
bilamana memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan justru melukai
mereka atau orang lain.
10) Kita secara terus menerus melakukan inventaris pribadi kita dan bilamana
kita bersalah, segera mengakui kesalahan kita.
11) Kita melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki
kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahami-NYA, berdoa
hanya untuk mengetahui niatan-NYA atas diri kita dan kekuatan untuk
melaksanakannya.
12) Setelah mengalami pencerahan spiritual sebagai hasil dari langkah-langkah
ini, kita mencoba menyampaikan pesan ini kepada para pecandu dan untuk
menerapkan prinsip-prinsip ini dalam segala hal yang kita lakukan.

4. Beberapa Komponen Penting Dalam Aplikasi 12 Langkah


a. 12 Tradisi
Ketika Alcoholics Anonymous (AA) sebagai perkumpulan tumbuh menjadi
semakin besar, berbagai masalah muncul, terutama yang berhubungan
dengan management group-group itu sendiri. Untuk itulah kemudian 12
tradisi disusun di tahun 1946, sebagai panduan dalam mengusahakan agar
keutuhan dan fungsi group-group AA yang ada tetap berjalan baik.
b. Meeting (Pertemuan)
Pertemuan adalah menu utama dalam program 12 langkah, dan
menghadirinya dan berpartisipasi di dalamnya akan memberikan kekuatan
dan menjamin terpeliharanya kondisi spiritual yang baik. Pertemuan biasanya
berlangsung satu atau dua jam, di mana para anggota yang berkumpul
bergantian cerita.

121
c. Sponsorship
Sponsor ini tidak lain adalah anggota lain yang sudah lebih lama menerapkan
12 langkah dan lebih matang dalam pemulihannya, dan bisa dipercaya untuk
menjadi ‘pembimbing’. Sponsor juga bisa menjadi tempat untuk mendapatkan
dukungan dalam masa-masa sulit dalam pemulihan.
d. Stepwork (Pengerjaan Langkah)
Setiap langkah perlu untuk dipelajari, diselami, dan kemudian diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengerjaan Langkah idealnya dikerjakan
bersama seorang sponsor.
e. Spirituality (Pertumbuhan Rohani)
Pemulihan, dalam konsep 12 langkah, adalah sebuah perjalanan spiritual,
dan lebih dari sekedar berhenti dari perilaku kecanduan. Namun perlu
digarisbawahi, 12 langkah bukanlah program keagamaan.
f. Sebagai Solusi atas Semua Perilaku Adiktif/Kecanduan
Mulai pada tahun 1940an, AA mulai didatangi oleh mereka yang bukan saja
alkoholik, tetapi juga kecanduan dengan NARKOBA. Setelah itu, mulai
terbukti bahwa penerapan metode 12 langkah juga efektif untuk menolong
mereka yang merupakan pecandu NARKOBA. Segmen ini menjadi semakin
besar sehingga akhirnya mereka membentuk perkumpulan sendiri dengan
menamakan diri Narcotics Anonymous (NA) pada tahun 1953, yang
menggunakan 12 langkah yang sama.

T. Metode Terapi dan Rehabilitasi Criminon


Criminon diartikan sebagai no crime, artinya terapi ini bertujuan untuk
membentuk seseorang narapidana atau tahanan untuk tidak melakukan kembali
kejahatan. Criminon adalah pengembangan dari narconon yang artinya no narcotics.
Filosofi dasar dari criminon menyatakan, bahwa pada dasarnya seseorang
melakukan kejahatan adalah karena kurangnya rasa percaya diri. Ketiadaan rasa
percaya diri ini mengakibatkan seseorang tidak mampu untuk menghadapi
tantangan kehidupan serta tidak mampu menyesuaikan diri dengan sistem nilai yang
berlaku di masyarakat sehingga yang bersangkutan melakukan pelanggaran hukum.
Dalam criminon dikenal adanya 10 (sepuluh) tahap atau langkah dalam
pelaksanaan terapi dan rehabilitasi. Namun dalam penerapan terapi dan rehabilitasi
di Lapas, baru dilaksanakan 4 tahap (4 steps criminon programme). Pelatihan
criminon merupakan usaha rehabilitasi penyalahguna NARKOBA untuk lepas dari

122
pengaruh ketergantungan NARKOBA. Pelatihan tenaga instruktur/supervisor melalui
komunikasi, informasi dan edukasi.
Tujuan Pelatihan Criminon :
1. Membantu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan seseorang dalam
menghadapi rasa bersalah, rendah diri, takut, emosi, dan mampu mengendalikan
diri.
2. Membantu narapidana dalam menghadapi hambatan belajar.
3. Memberikan pengetahuan untuk mencapai kebahagiaan lebih baik bagi diri
sendiri maupun orang lain.
4. Memberikan dasar-dasar pengetahuan untuk mencapai kestabilan dan
kebahagiaan dalam hidup.

U. Program Aftercare
Perawatan lanjutan dalam rehabilitasi ketergantungan NARKOBA (aftercare)
adalah treatment lanjutan yang diberikan kepada pecandu setelah menyelesaikan
rehabilitasi primer atau perawatan jangka panjang.
Program dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk, tergantung pada
kebutuhan masing-masing klien. Tetapi yang penting adalah keikutsertaan pada
salah satu program merupakan prioritas utama.
Program aftercare merupakan bagian yang integral dalam rangkaian
perawatan ketergantungan NARKOBA dan tidak dapat dianggap sebagai modalitas
treatment yang berdiri sendiri.
Hal ini berkaitan dengan pemahaman umum bahwa setelah pecandu
menjalani program rehabilitasi primer di panti rehabilitasi, mereka masih
memerlukan perawatan atau bimbingan lanjutan agar proses reintegrasi ke
masyarakat dapat berlangsung lancar.
Pada kenyataannya treatment ketergantungan NARKOBA tidak berhenti di
dalam panti rehabilitasi melainkan terus berlanjut sampai klien kembali ke
masyarakat, mampu mengembangkan gaya hidup yang sehat dan menjadi manusia
yang produktif.

123
V. Resiko Pemulihan Penyalahgunaan NARKOBA
1. Umumnya seorang pengguna NARKOBA membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk pemulihan kondisi fisik, psikis dan sosial. Dalam tahap pemulihan untuk
kembali pada kondisi yang wajar, korban harus menjalani program rehabilitasi.
2. Dibutuhkan biaya yang besar, waktu, upaya, kerja keras, disiplin, niat yang kuat
dan kerjasama antara keluarga dan lembaga atau pusat rehabilitasi untuk
pemulihan.
3. Tidak ada jaminan sama sekali bahwa ia tidak dapat kambuh atau menggunakan
lagi, sekalipun seorang pecandu sudah pulih beberapa tahun. Pemulihan adalah
perjuangan seumur hidup.
4. Susahnya ketergantungan untuk disembuhkan karena NARKOBA menyentuh
pusat kenikmatan dengan akibat ‘kelaparan’ akan zat tersebut secara terus
menerus. Ketika seseorang sudah jadi pecandu, maka ia sudah sampai pada
tingkatan paling berbahaya sebagai Penyalahguna NARKOBA sehingga sangat
sulit untuk berhenti. Jika pun suatu saat berhasil berhenti, maka tidak menutup
kemungkinan untuk kembali menggunakan NARKOBA (relapse).

W. Pencegahan Kekambuhan (Relapse Prevention)


1. Pengertian Relapse
Penggunaan kembali NARKOBA yang tidak terkontrol setelah masa
treatment. Kebanyakan pecandu relapse setelah 1 tahun masa treatment.
Definisi relapse (Kamus BNN) adalah mantan pengguna NARKOBA yang sudah
sempat ‘bersih’ namun kembali mengkonsumsi NARKOBA.
2. Tanda-Tanda Relapse
Relapse dapat diidentifikasikan dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
a. Perasaan
Merasa bersalah, ketakutan, penolakan, kebingungan, marah, tidak nyaman
(uncomfortable), kesepian, kebosanan, perasaan tidak aman, merasa tidak
dipercaya, merasa sakit hati, merasa tidak mampu.
b. Pikiran
Rasionalisasi, keyakinan yang salah tentang ‘use/relapse’, menggunakan
hanya sekali-kali, sikap menjauhi recovery, mengubah suasana hati atau
mood dengan menggunakan alkohol atau obat-obatan, perasaan rendah diri
(inferiority complex), alasan menggunakan untuk menutupi perasaan tidak
nyaman (discomfort).

124
c. Perilaku
Isolasi, tingkah laku menarik diri, berkhayal untuk menghindari diri sendiri
kenyataan yang tidak menyenangkan (escapism), mengasihani diri sendiri
(self pity), berbohong, penolakan (denial), malas, defensive, sombong atau
congkak, tingkah laku menghindar (avoidance), sering mengeluh,
complacent.
3. Bagaimana Proses Relapse Dimulai
a. Perubahan Situasi
Menghindari orang lain, menghindari pembicaraan tentang NARKOBA,
menunjukkan sikap lekas marah (irritability), kebiasaan makan dan tidur yang
tidak teratur, tingkah laku yang tidak konsisten, menempatkan diri pada
situasi dimana obat digunakan, membicarakan pengalaman yang
menyenangkan saat menggunakan NARKOBA, membuat konflik dengan
keluarga juga teman dan pekerjaan, membesar-besarkan masalah, berhenti
mengikuti self help group dan menolak pertolongan.
b. Distorsi Emosi
Menipu diri sendiri, suasana hati yang berubah-ubah, tidak jujur dengan diri
sendiri dan orang lain, mudah marah, kebencian, sering mengeluh, rasa
menyesal, mengasihani diri sendiri dan perasaan bersalah, hilangnya
kepercayaan diri, perasaan tidak berdaya dan kesepian.
4. Elemen yang Memperkuat Kemungkinan Relapse
a. Kepribadian penyalahguna
b. Keliru mengidentifikasikan diri – “aku pecundang” looser”)
c. Manipulatif / berbohong / malas
d. Defensive / penolakan / kompulsif
e. Ketidakmampuan menunda kepuasan
f. Mencari tantangan
g. Kenangan lama
h. Orang, Tempat, Benda, Lingkungan Teman, Aktifitas, Mengikuti kebiasaan
kelompok pergaulan.
i. Sistem kepercayaan
j. Kepercayaan yang salah tentang memakai/kambuh
k. Menukar dengan obat lain yang mempengaruhi perasaan
l. Membenarkan sesuatu yang salah
m. Berkhayal yang nyaman / enak

125
n. Ketidakmampuan untuk Bertahan
o. Cara lama untuk mengatasi perkelahian, menarik diri
p. Kurang perhatian
q. Menggunakan zat untuk mengatasi permasalahan
r. Kebutuhan Emosi dan Spiritual yang tidak terpenuhi
s. Tidak bisa mentolerir perasaan sakit hati, ketidaknyamanan
t. Perasaan salah yang berlebihan/Tidak memiliki tujuan hidup yang bermakna
u. Kurang memiliki kesadaran Spiritual atau Jauh dari prinsip agama

X. Terapi Korban NARKOBA dengan Shalat


Agama lahir membawa seperangkat peraturan yang mengatur kehidupan
umat manusia. Peraturan-peraturan yang bersumber dari kitab suci Al-Quran,
sebagai pedoman manusia untuk meraih kemaslahatan hidup dan kebahagiaan lahir
batin di dunia dan akhirat. Hukum-hukum yang termuat dalam peraturan tersebut
pada hakekatnya memiliki lima tujuan, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa,
menjaga akal, menjaga harta dan menjaga keturunan.
Pelanggaran terhadap peraturan-peraturan yang ada dalam agama dapat
merusak jiwa, akal, harta dan keturunan. Dari sekian banyak pelanggaran yang
dilakukan manusia, salah satunya adalah penyalahgunaan NARKOBA.
penyalahgunaan NARKOBA tidak hanya menjadi masalah lokal maupun nasional,
tetapi sekarang sudah menjadi masalah global (dunia). karena itu tanggung jawab
penanggulangannya harus menjadi tanggung jawab internasional.
Indonesia adalah Negara Muslim terbesar di dunia. Kita harus memiliki
modalitas terapi berbasis Islam yang akan kita perkenalkan ke seluruh Negara
terutama negara-negara Islam karena masalah penyalahgunaan NARKOBA, adalah
bencana global.
Jika ditimpa ketakutan, Rasulullah segera melakukan shalat. Pernah dia
berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, tentramkan hati kita dengan shalat!” Pada kali
lain beliau bersabda, “Ketenanganku ada pada shalat”. Jika hati terasa menyesak,
masalah yang dihadapi terasa sangat rumit, dan tipu muslihat sangat banyak, maka
bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah. Jika hari-hari menjadi gelap
gulita, malam-malam mencekam, dan kawan-kawan berpaling, maka lakukanlah
shalat.
Dr. Alexis Carel, seorang Pemenang hadiah nobel dalam bidang kedokteran,
dan Direktur riset Rockfeller Foundation Amerika, memberikan pernyataan sebagai

126
berikut: “Sholat memunculkan Aktifitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh.
Bahkan sebagai sumber aktifitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Sebagai
seorang dokter, saya melihat banyak pecandu NARKOBA yang gagal dalam
pengobatan. Ketika pecandu NARKOBA itu dibiasakan mengerjakan sholat, justru
ketergantungan mereka pada NARKOBA jadi hilang. Sesungguhnya Sholat
bagaikan tambang Radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri.
Sholat menciptakan fenomena yang mencengangkan, mendatangkan Mukjizat”.
Semua gerakan, sikap dan prilaku dalam Sholat dapat melemaskan otot yang kaku,
mengendorkan tegangan system syaraf, menata dan mengkonstruksi persendian
tubuh, sehingga mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan stress.
Dengan sholat lima waktu dapat melatih disiplin mental yang jujur. Dengan
menjalankan sholat yang baik, kita akan selalu bicara benar, sesuai dengan kata
hati, kenyataan dan perbuatannya. Juga bicara yang mempunyai nilai sopan, bagus,
dan bermanfaat. Sebab lisan kita sudah dibiasakan mengucap kalimat-kalimat suci
dalam menjalankan sholat. Dalam sholat, disiplin berpikir akan menentukan arti
sholat. Disiplin berpikir disebut khusyuk, ialah penyerahan dan pembulatan kekuatan
jiwa dan akal budi pada Allâh. Membiasakan khusyuk akan mudah disiplin berpikir
yang lain. Khusyuk sangat menentukan produktivitas pahala secara langsung, dan
mudah menciptakan konsentrasi jiwa waktu belajar, tenang, tertib, dan pemusatan
pikiran serta perhatian, mutlak diperlukan bagi ahli ilmu dan pelajar serta
mahasiswa, sehingga terhindar dari pikiran-pikiran negatif melakukan
penyalahgunaan NARKOBA.
Menurut hasil penelitian Alvan Goldstein, ditemukan adanya zat endorphin
dalam otak manusia, yaitu suatu zat yang memberikan efek menenangkan yang
disebut endogegonius morphin. Drs Subandi menjelaskan, bahwa kelenjar endorfina
dan enkefalina yang dihasilkan oleh kelenjar pituitrin di otak ternyata mempunyai
efek mirip dengan opiat (candu) yang memiliki fungsi menimbulkan kenikmatan
(Pleasure principle), sehingga disebut opiate endogen. Apabila seseorang dengan
sengaja memasukkan zat morphin ke dalam tubuhnya, maka akan terjadi
penghentian produksi endorphin. Pada pengguna NARKOBA, apabila dilakukan
penghentian morphin dari luar secara tiba-tiba, orang akan mengalami Sakaw
(ketagihan yang menyiksa dan gelisah) karena otak tidak lagi memproduksi zat
tersebut. Untuk mengembalikan produksi endorphin di dalam otak bisa dilakukan
dengan Meditasi, sholat yang benar atau melakukan dzikir-dzikir yang memang
banyak memberikan ketenangan.

127
Dr. Handrawan Nadesul, dalam salah satu artikel yang ada di buku berjudul
‘Memahami Otak’ (diterbitkan oleh Penerbit Kompas), menulis : Hidup kita sudah
begini susah, maka jangan lagi ditambah susah. Pilihan untuk lebih banyak
melakukan perenungan sungguh bijaksana. Kini agaknya kita perlu lebih banyak
melakukan kegiatan spiritualitas. Kita perlu meningkatkan intelegensia spiritualitas
(Spiritual Quotient, SQ, Danah Zohar & Ian Marshal), antara lain lewat pencarian ke
dalam diri dengan perjuangan ke luar.
Orang-orang yang banyak melakukan do’a, meditasi, bersembahyang,
berzikir, tahajud, akan mampu menjinakkan sistem saraf otonom tubuhnya. Tabiat
saraf otonom kita, lantaran kehidupan serba modern sekarang ini, rata-rata kian liar
dan binal. Secara sadar kita sendiri tak mampu mengendalikannya. Aktivitas saraf
otonom, yang bikin kita garang dan pemberang selama ini, ada di luar pengaruh
alam sadar kemauan kita. Satu cara menjinakkannya, katanya, dengan lebih banyak
melakukan kegiatan spiritual.
Orang yang tinggi spiritualitasnya tinggi pula gelombang alfa di otaknya. Ini
yang membuat hidup menjadi lebih tenang, sekali pun badai kecemasan, ketakutan,
dan kepanikan terus menerjang tanpa perlu minum obat atau minta bantuan dukun.
Dengan demikian risiko kena stroke, jantung koroner, sakit jiwa, dan kanker menjadi
lebih kecil.
Kebanyakan stres dan berperasaan negatif yang mengguyur orang modern
sekarang ini mencetuskan banyak sekali penyakit. Gerak spiritualitas akan bisa
meredamnya.

Y. Ringkasan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan


NARKOBA
Metode pencegahan dan pemberantasan NARKOBA yang paling mendasar
dan efektif adalah promotif dam preventif. Upaya yang paling praktis dan nyata
adalah represif. Upaya manusiawi adalah kuratif dan rehabilitatif.
1. Promotif
Disebut juga program preemtif atau program pembinaan. Program ini
ditujukan kepada masyarakat yang belum memakai NARKOBA, atau bahkan
belum mengenal NARKOBA. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan
atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak
pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semua dengan memakai
NARKOBA.

128
2. Preventif
Disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan kepada masyarakat
sehat yang belum mengenal NARKOBA agar mengetahui seluk beluk NARKOBA
sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Selain dilakukan oleh
pemerintah (instansi terkait), program ini juga sangat efektif jika dibantu oleh
instansi dan institusi lain, termasuk lembaga profesional terkait, lembaga
swadaya masyarakat, perkumpulan, ormas dan lain-lain.
3. Kuratif
Disebut juga program pengobatan. Program kuratif ditujukan kepada pemakai
NARKOBA. Tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan menyembuhkan
penyakit sebagai akibat dari pemakaian NARKOBA, sekaligus menghentikan
pemakaian NARKOBA. Tidak sembarang orang boleh mengobati pemakai
NARKOBA. Pemakaian NARKOBA sering diikuti oleh masuknya penyakit-
penyakit berbahaya serta gangguan mental dan moral. Pengobatannya harus
dilakukan oleh dokter yang mempelajari NARKOBA secara khusus. Pengobatan
terhadap pemakai NARKOBA sangat rumit dan membutuhkan kesabaran luar
biasa dari dokter, keluarga, dan penderita. Inilah sebabnya mengapa
pengobatan pemakai NARKOBA memerlukan biaya besar tetapi hasilnya banyak
yang gagal. Kunci sukses pengobatan adalah kerjasama yang baik antara
dokter, keluarga dan penderita.
4. Rehabilitatif
Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan
kepada pemakai NARKOBA yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya
agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh
bekas pemakaian NARKOBA. Seperti kerusakan fisik (syaraf, otak, darah,
jantung, paru-paru, ginjal, dati dan lain-lain), kerusakan mental, perubahan
karakter ke arah negatif, asosial. Dan penyakit-penyakit ikutan (HIV/AIDS,
hepatitis, sifilis dan lain-lain). Itulah sebabnya mengapa pengobatan NARKOBA
tanpa upaya pemulihan (rehabilitasi) tidak bermanfaat. Setelah sembuh, masih
banyak masalah lain yang akan timbul. Semua dampak negatif tersebut sangat
sulit diatasi. Karenanya, banyak pemakai NARKOBA yang ketika ”sudah sadar”
malah mengalami putus asa, kemudian bunuh diri.
5. Represif
c. Program represif adalah program penindakan terhadap produsen, bandar,
pengedar dan pemakai berdasar hukum. Program ini merupakan instansi

129
pemerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi
maupun distribusi semua zat yang tergolong NARKOBA. Selain
mengendalikan produksi dan distribusi, program represif berupa penindakan
juga dilakukan terhadap pemakai sebagai pelanggar Undang-undang tentang
NARKOBA.
d. Karakteristik Perbedaan Tindak Pidana NARKOBA dan Tindak Pidana Lain
1) Diprioritaskan pemeriksaan perkaranya di pengadilan, daripada berkas
perkara pidana yang lain, (walaupun berkas perkara pidana yang lain
tersebut lebih dahulu masuk);
2) Ketentuan sanksi yang ditentukan oleh Undang-undang menganut batas
minimum, sehingga jika memang terbukti bersalah, pasti mendapatkan
sanksi yang cenderung berat, (karena pilihan hukumannya bersifat
kumulatif, antara kurungan / penjara / mati dan denda).

130
BAGIAN VI

SUPLEMEN PELENGKAP

A. NARKOBA; Antara Mitos dan Fakta

Di tengah-tengah para Junkies (Para Pecandu) banyak beredar mitos yang


menguatkan keinginan mereka untuk nggak berhenti dari kebiasaan nyandu, mitos-
mitos ini juga sering menjadi pemikat para calon korbannya untuk menjadi hamba
NARKOBA, antara lain :
Mitos : Ketagihan atau ketergantungan drugs cuma terjadi pada usia tertentu.
Fakta : Ketagihan bisa terjadi pada usia berapa saja, nggak tergantung tingkatan
umur. Bahkan bayi sekali pun dapat ketagihan, terutama bayi dari ibu yang
suka ngedrugs.
Mitos : Efek menyakitkan drugs baru ketahuan dalam waktu lama.
Fakta : Drugs menyebabkan otak mengirim sinyal yang salah ke seluruh tubuh. Ini
bisa menyebabkan pemakainya berhenti bernafas, kena serangan jantung,
atau mendadak koma meskipun baru pada pemakaian pertama (first time
user).
Mitos : Efek ngisap ganja bakal lenyap dalam satu atau dua hari.
Fakta : Efek ngisap ganja dapat bertahan selama tiga hari, seperti menurunnya
daya ingat, refleks tubuh lemah dan otak dengan tindakan nggak
nyambung.
Mitos : Minum alkohol bisa ngebantu proses bersosialisasi (pertemanan).
Fakta : Minum alkohol tidak ada hubungannya dengan sosialisasi, walaupun
kadang bisa melepaskan beberapa tekanan seperti dari pemalu mendadak
menjadi berani tanpa dia sadari, tapi bukan diri yang sesungguhnya.
Mitos : Remaja yang nenggak alkohol dan pakai drugs selalu remaja nakal.
Fakta : Kebanyakan remaja (anak muda) yang nenggak alkohol dan pakai drugs
adalah remaja biasa (nggak tergolong nakal atau badung). Masa remaja
emang masa pencarian jati diri. Sementara NARKOBA sering ditawarkan
sebagai cara instan untuk nemuin apa yang kita cari. Drugs sering dianggap
sebagai pembuka jalan dalam mengekspresikan diri, tentu anggapan ini
salah besar.
Mitos : Minum alkohol dan ngedrugs hanya mempengaruhi si pemakai, dan nggak
ada hubungan atau pengaruhnya dengan orang lain.

131
Fakta : Tingkah laku orang yang mabuk alkohol atau fly karena drugs sangat
mempengaruhi dan mengganggu orang lain terutama anggota keluarga
terdekat, namanya juga orang yang bertingkah di bawah sadar karena
syaraf otak dan tubuh berada di bawah kendali pengaruh alkohol atawa
drugs tadi, macam-macam deh tingkah nyelenehnya. Selain itu, kebiasaan
mabuk dan giting turut mempengaruhi hubungan sosial lainnya, termasuk
dengan tetangga. Masyarakat pun bisa kena efek, semisal tabrakan karena
nyetir kendaraan sambil mabuk atau giting.
Mitos : Pemakai drugs bisa berhenti kapan pun dia pengen.
Fakta : Berhenti ngedrugs nggak gampang dan sesederhana yang dikira, pasalnya
drugs mempengaruhi kerja otak hingga pemakainya selalu punya keinginan
kuat ngepake lagi, ini yang disebut kecanduan. Kalaupun yang
bersangkutan niat berhenti, faktor lingkungan dan teman sering jadi pemicu
seseorang balik ngepake drugs lagi.
Mitos : Ngedrugs bikin kemampuan seks seseorang jadi makin hebat.
Fakta : Salah gede tuh, drugs kadang emang nimbulin efek euphoria (gembira yang
berlebihan), efek ini yang sering menjadi sugesti kalo pelakunya jadi lebih
kuat dan ‘nikmat’ saat berhubungan. Efek demikian sebenarnya tipuan
drugs atas tubuh atau badan kita, yang namanya tipuan tentu akhirnya
nggak enak. Begitu juga drugs, sebab kerjanya langsung mempengaruhi
syaraf manusia, setelah sering pake maka kemampuannya pun akan jauh
menurun, lalu otomatis kemampuan seks pun menjadi drop dan sangat
tidak mengenakkan.
Mitos : Sekali ketagihan, bakal selamanya ketagihan.
Fakta : Walau pun, sangat berat and super susah, asal nggak membiarkan diri
untuk larut dan hanyut lebih lama lagi, mereka masih mungkin sembuh total
qo, bahkan bisa beramal sholeh menjadi pelajaran dan peringatan bagi
yang lain, so tobat ya sobat, kita jamin itu lebih baik bagi ente dan masa
depan lho juga.
Mitos : Adiksi adalah kebiasaan buruk yang disebabkan kelemahan moral dan sifat
memanjakan diri sendiri.
Fakta : Adiksi adalah kondisi kronis dan mengancam nyawa seperti penyakit
hipertensi, diabetes atau yang lainnya.
Mitos : Adiksi berakar dari kerentanan genetik (keturunan) dan lingkungan prilaku
pribadi.

132
Fakta : Beberapa zat sifatnya sangat adiktif dan dengan cepat menimbulkan
perubahan strutur otak.
Mitos : Orang yang jahat, bodoh dan gila adalah orang yang paling rentan menjadi
tergantung pada NARKOBA.
Fakta : Adiksi tidak pandang bulu, adiksi dapat menyerang individu dari semua
kelompok, etnis dan berbagai status sosial.

B. Beberapa Istilah Dalam Kamus Bahasa NARKOBA Mania

A
Abes : Salah tusuk urat / bengkak
Abses : Benjolan karena heroin yang disuntik tidak masuk ke
dalam urat
Acapulco Gold : Jenis Marijuana yang berasal dari Mexico
Acid : LSD, salah satu zat halusinogenika, bila dikonsumsi akan
timbul halusinasi
Afo : Allumunium Foil (Kertas Timah) tempat untuk memakai /
bakar shabu
Amp/Amplop : Kemasan untuk membungkus Ganja
Amphet : Amphetamin
Analgesic : Substansi untuk meredakan rasa sakit berhubungan
Antibiotik : Sejenis zat antimikroba yang berasal dari
pengembangbiakkan mikroorganisme dan dibentuk
secara semi-sintetis. Zat ini bekerja untuk mematikan
atau menghambat perkembangan bakteri dan digunakan
untuk mengatasi infeksi.

B
Badai : Pedaw; high (tinggi), teller atau mabuk
Bahlul : Mabuk
Bajing : Bunga ganja
Bakaydu : Bakar ganja; dibakar dulu
Barcon : Tester : barang contoh (gratis)
Basi-an : Setengah sadar saat reaksi drug menurun
Basu : Metamfetamin
Baubong : Alat Penghisap Shabu
BB : Barang Bukti
BD, Bandar : Sebutan untuk Bandar / Pengedar NARKOBA
Bedak, etep putih : Sebutan lain putauw atau heroin
Betrik : Dicolong / Nyolong
Bhironk : Orang Nigeria / Pesuruh
Boat / Boti : Obat
Bokauw : Bau
Bokul : Beli Barang
Beler : Mabuk
Berhitung : Urunan / patungan untuk beli ganja
Betrik : Dicolong / nyolong
Bhang : Ganja

133
Bhironk : Orang Nigeria atau pesuruh
BK (Bung Karno) : Pil koplo paling murah
BK : Sedatin, nama obat tidur, isinya Nitrazepam 5 mgr
Black Heart : Merk ectasy
Blue ice (BI) : Salah satu jenis shabu yang paling bagus (no.1)
Boat, Boti : Obat
Bokauw : Bau
Bokul (bok's) : Beli barang
Bong : Sejenis pipa yang di dalamnya berisi air untuk
menghisap shabu
Bopeng / Bogep : Minuman alkohol buatan lokal yang dikemas dalam
bentuk botol pipih (botol gepeng) misalnya jenis vodka
atau wiski
BT / Snuk : Bad trip (halusinasi yang serem / tripping yang tidak
enak), rasa kesal karena terganggu pada saat fly /
mabuk, Pusing / Buntu
Buprenorphine : Suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan
opioid
Buddha stick : Ganja
Butterfly : Merk ectasy

C
Camp's : Campuran (tembakau) untuk ganja pada saat melinting
Cannabis : Ganja, daun ganja; kependekan dari Canabis Sativa
Chasing the dragon : Pencandu heroin
Chasra, Cimeng(nk) : Ganja
Chimenk : Ganja Budha Stick / Hawa / kanabis
CMD : Cuaca mendukung (untuk ngeganja)
Coke : Kokain
CS : (Sobat) istilah sesama pemakai
Cucaw, Nyipet : Memasukkan Obat ke Tubuh / Nyuntik Ngecam, Kipe

D
Dagga : Ganja
Dinsemilla : Ganja
Dosis : Takaran / ukuran pemakaian obat
Dum-dum titik : Dumolid

E
Edeb : Sebutan untuk Bandar NARKOBA

F
Fly : Stone, Euforia, Telar / Mabuk

G
Gantung : Setengah Mabuk
Gauw / Gaw : Gram, Satuan berat Heroin
Gele : Ganja / Kanabis
Gepang : Punya Putaw / Heroin
Giber, Ginting, Gonjes : Mabuk / Teler
Giberway : Giting berat way / Mabuk ganja
134
Gitber : Giting Berat / Mabuk Berat
Girl : Kokain
Glass : Shabu-shabu
Gocapan : Gocip; paketan 50 ribu/0.1 gram.
Grass : Daun ganja

H
Haluasi (halusinasi) : Khayalan / Bayangan, imajinasi yang berlebihan / suatu
kondisi penglihatan yang tidak nyata
Halusinogen : Obat yang dapat mengubah perasaan dan pikiran, sering
kali dengan menciptakan daya pandang yang berbeda,
meskipun seluruh perasaan dapat terganggu.
Harm reduction : Suatu upaya untuk mengurangi beban dan penderitaan
penyalagunaan zat, seperti memberikan jarum suntik
baru agar mereka bisa terhindar dari penyebaran virus
yang ditularkan melalui darah.
Hashish : Daun ganja (biasanya juga disebut hash)
Hawai, Rasta, Ulah : Cimeng / Ganja
Hawi, Hemp : Ganja
Hirropon : Shabu-shabu

I
I (Inex) : Ekstasi / Ecstasy
Ice Cream : Shabu-shabu
Insul / Spidol / Kipean : Alat Suntik / Jarum / tabung / kitnusan
Iv (ngive) : Intravena, memasukan obat ke urat darah (vena)

J
Jackpot : Tumbang/muntah
Jayus : Ganja
Jenkies / Junkies : Sebutan untuk Pecandu
Joints : Daun ganja yang dipotong, dikeringkan, dirajang halus
dan digulung menjadi rokok
Jokul : Jual Barang

K
Kamput : Kambing putih, gambar pada label salah satu minuman
beralkohol
Kancing : Ekstasi
Kar : Alat untuk menggerus Putaw
KD (kode) : Kodein
Kentang : Kena tanggung/gantung /kurang mabuk
Kentang kurus : Kena tanggung kurang terus
Kertim / Kartim : Kertas Timah
Kipe / cucauw / nyipet : Ngecam / Nyuntik Obat ke Tubuh
Kipean : Insulin, suntikan, alat suntik / jarum
Kompor : Untuk bakar shabu di alumunium foil
Koncian : Simpanan Barang
Kotak kaset/CD : Digunakan sebagai alat pengerus putaw
Kurus : Kurang Terus
KW : Kualitas

135
L
Lady dan crack : Kokain dalam bentuk yang paling murni dan bebas basa
untuk mendapatkan efek yang lebih kuat
Lates : Getah tanaman candu (papaver somniferum) yang
didapat dengan menyadap (menggores) buah yang mulai
masak.
Lego : Aktifitas menjual barang untuk mendapatkan uang hanya
agar bisa membeli NARKOBA
Lexo : Lexotan (obat penenang yang isinya bromazepam 12
mgr)
LL (double L) : Artan

M
Marijuana, Mary Jane : Daun ganja
Metadon : Obat narkotik yang dipakai sebagai
pengganti heroin dalam pengobatan
pecandunya. Dengan memakai
metadon, pecandu dapat
menghentikan penggunaan heroin
tanpa ada efek samping yang parah.
MG : Megadon
Mgecam : Nyuntik Obat ke Tubuh
Mixing drugs : Mencampur jenis drug yang berlawanan jenis untuk
mendapatkan efek yang berbeda
Mupeng : Muka pengen

N
NARKOBA : awalnya akronim dari Narkotik dan bahan berbahaya,
tapi saat ini menjadi Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya menggantikan akronim NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) yang saat ini kurang
populer digunakan
Ngebaks (ngegele) : Ngebakar ganja
Ngeblenk : Kelebihan takaran pemakaian putaw
Ngecak : Memisahkan barang
Ngecam : Nyuntik atau memasukan obat ketubuh
Ngedarag : Bakar putauw di atas timah
Ngedreg : Cheasing the dragon, menggunakan heroin dengan cara
dibakar dan asapnya dihirup melalui hidung
Ngedrop (low bed) : Gejala berakhirnya rasa nikmatnya mabuk
Ngejel : Mampet / beku pada saat ngepam / mompa
Ngepam (pamping) : Memompa insulin secara berkali-kali
Ngubas, ngupas : Memakai shabu-shabu
NP (nipam) : Nitrazepam / obat tidur
Nugi (numpang giting) : Mabuk tanpa duit
Nutup : Sekedar menghilangkan sakaw/nagih
Nyabu : Memakai shabu-shabu
Nyipet : Nyuntik atau memasukan obat ketubuh

O
136
OD, O-de : Over Dosis (kelebihan takaran pemakaian putaw)
OD : Ogah ngedrop perasaan/kemauan untuk tetap mabuk
On (naik) : Proses pada saat fly/mabuk untuk pemakai
shabu/ecstacy

P
Pakauw : Pakai Putaw
PA-HE : Paket hemat (paket 20 ribu/10 ribu)
Paket, Pahe : Pembelian Heroin / Putaw dalam jumlah terkecil
Papir, Pap’s : Kertas untuk melinting Ganja
Parno : Paranoid karena ngedrugs
Pasien (PS) : Pembeli NARKOBA
Pedaw : Teler / Mabuk / fly
Pakauw / badai : Pakai putauw, Teler / Mabuk
Paket : Pembelian heroin atau putauw dalam jumlah terkecil
Paketan (tekapan) : Paket / bungkusan untuk putaw
Palipu : Paket Lima Puluh Ribu
Papir : (pap's;paspor;tissue) Kertas untuk melinting ganja
Parno : Paranoid/rasa takut berlebihan karena ngedrungs /
pemakaian shabu yang sangat banyak
Pasang badan : Menahan sakaw tanpa obat / pengobatan dokter
Pasien : Pembeli
Patipu : Paket tiga puluh ribu
Pedauw : Teler atau mabok
Per 1/per 2, ost : 1 atau 2, ost gram
Pil Koplo, Pil Anjing : Sedatin, Obat tidur daftar 'G' (bo'at/boti/dados)
Pil Gedek : Ecstacy
Polydrug use : Menambah dosis dan menggunakan jenis NARKOBA
yang berbeda
Pot : Daun ganja
Psikedelik : Berhubungan dengan/berciri halusinasi visual persepsi
meningkat.
P.T-P.T : Patungan untuk membeli Putaw / Drug
PT, Pe-te, PTW : Putauw (heroin)
Pyur : Murni

Q
Quartz : Shabu-shabu

R
R (rohyp) : Rohypnol, Obat tidur
Rasta : Ganja
Rivot / Rhivotril : Klonazepam, Obat anti kejang
Relaps : Kembali ngedrugs karena rindu / kangen
Ripap, Passport : Kertas untuk melinting ganja

S
Sakaw, 1 Strip : Sakit karena ketagihan atau gejala putus obat
Scale (Sekil) : Timbangan untuk menimbang putaw, shabu, cocain
(biasanya digunakan timbangan emas yang berbentuk
timbangan digital)

137
Se'empel (seamplop) : Satu amplop untuk ganja
Segaw : 1 gram
Se-lap : Dua kali bolak-balik / 2 kali hisap
Selinting : 1 batang rokok atau ganja
Semata : Setetes air yang sudah dicampur heroin
Semprit : dari kata syringe; sejenis alat suntik yang terdiri dari
tabung dilengkapi penghisap, naf jarum dan jarum
Sendok : Tempat mencampur / melarutkan / meracik putaw
dengan air yang dimasukan ke dalam insulin
Sepapan (setrip) : Satu baris di dalam jajaran obat
Separdu : Sepaket berdua
Seperempi : ¼ gram
Spirdu : Sepaket berdua
Sepotek : Satu butir obat dibagi 2
Setangsi / Setengki : ½ Gram
Set-du (seting dua) : Dibagi untuk 2 orang
Seting (ngeset) : Proses mencampurkan Heroin dengan air
Se-track : Sekali hisap / sekali bakar
Shabu (Ubas / Basu) : Metamfetamin, turunan Amfetamin
Snip : Pakai putauw lewat hidung (dihisap)
Snow : Kokain
Snuk : Pusing / buntu
Speedball : Campuran heroin-kokain
Spidol : Alat Suntik / Jarum
Spirdu : Sepaket berdua
Stag : Shabu yang sedang dibakar di alumunium foil berhenti /
mampet
Stock (Stock Badai) : Sisa heroin yang disimpan untuk dipakai pada saat nagih
Stone / Stokun : Mabuk
Stengky : Setengah gram
Sugest /sugesti : Kemauan atau keinginan untuk memakai NARKOBA

T
Tea : Daun ganja
Teken : Minum obat / pil / kapsul
Teler : Intoksikasi
TKW : Merek minuman beralkohol
Tokipan : Minuman
Trigger : Sugesti / ingin
TU : Ngutang

U
Ubas, Shabu, SS : Sebutan lain Shabu-shabu
Ulah : Ganja / kanabis

V
Val : Valium (cair & tablet)

W
Wakap : Pakai
Wakas : Ketagihan, gejala puius Putauw

138
Wangi : Menunjukkan kualitas putaw yang baik yang terasa
beraroma bila didragon / disuntikkan
Weed : Daun ganja

C. Beberapa Istilah Ilmiah Dalam Penanganan Penyalahgunaan NARKOBA

After Care : Pelayanan pasca rehabilitasi


Asertif : Perilaku yang tidak menyakiti orang lain dan diri
sendiri
Assessment : Suatu tahap dalam pra terapi bagi calon
pasien/klien untuk menilai tingkat keparahan dan
atau menentukan menentukan kebutuhan
penyembuhan
Back up : Seseorang yang mendukung proses
penyembuhan
BKA : Bimbingan Konseling Agama
Circumstansial situasional : Penyalahgunaan NARKOBA hanya dilakukan
ketika remaja sedang menghadapi masalah
pribadi
Community Based : Kegiatan/aktivitas/program yang
dilakukan/bertumpu oleh/dalam masyarakat itu
sendiri
Compaigning Strategy : Mengenalkan bahaya penyalahgunaan NARKOBA
Compulsifed : Remaja penyalahguna NARKOBA mengkonsumsi
NARKOBA dengan pola kecanduan
Demand Reduction : Pengurangan Permintaan. Pencegahan
penggunaan NARKOBA ilegal. Beberapa
pendekatan pencegahan termasuk; 1) memberi
pendidikan dan informasi yang mendidik pada
masyarakat umum, kaum muda (program dalam
sekolah) dan pengguna NARKOBA, agar orang
dapat mengambil keputusan berdasarkan
informasi mengenai cara hidup yang sehat; 2)
terapi ketergantungan untuk pengguna NARKOBA
termasuk detoksifikasi (jika pantas berada
dibawah pengawasan medis), terapi pemeliharaan
metadon dan rehabilitasi secara sosial dengan
mendorong kemungkinan kerja dan
memadukannya kembali pada masyarakat; 3)
pengembangan komunitas yang menghadapi
masalah kemiskinan, kesempatan ekonomis dan
memadukan orang dalam bentuk sosial yang
berarti.
Detoksifikasi : Program yang diawasi media untuk pengguna
NARKOBA waktu mereka disapih dari
ketergantungan NARKOBA-nya. Dapat

139
dilaksanakan dalam lembaga, sebagai pasien
rawat inap, dalam komunitas atau di rumah
DOCA : Detoksifikassi cepat Opioid dengan Anestesi
Drug Addiction : Kondisi dimana seseorang merasa tergantung
pada obat tertentu, melebihi dosis yang ditentukan
Drug Demand Reduction : Pencegahan penggunaan narkba ilegal
Experimental Stage : Tahapan pemula/coba-coba bagi penyalahguna
Family Supporting Group : Kelompok keluarga yang saling membantu dalam
memberi dukungan untuk mengatasi masalah
NARKOBA
Half Way House : Metode penyembuhan bagi peyalahguna tanpa
harus menjadi pasien rawat inap
Harm Reduction : Pengurangan Dampak Buruk. Definisi yang
diterima secara umum belum muncul, namun
unsur pokok yang umum adalah mengurangi
dampak penggunaan NARKOBA yang bahaya
atau merugikan tanpa harus mengurangi
penggunaan NARKOBA
IDUs : Injected Drug Users Penyalahguna yang
menggunakan jarum suntik
In-patient : Metode penyembuhan bagi peyalahguna/pasien
yang mengharuskan pasien menjalani rawat inap
In-take step : Suatu tahap penerimaan awal penyalahguna
dalam lembaga rehabilitasi
Intensifed : Remaja penyalahguna NARKOBA mengetahui
bahaya NARKOBA, tapi tidak ingin menghentikan
penyalahgunaan NARKOBA
Intravena (Intravenous, IV) : Penyuntikan atau infus langsung ke aliran darah
melalui pembuluh darah agar obat cepat
memberikan reaksi
Jarum Suntik (Needle) : Alat yang bentuknya seperti jarum, berlubang di
dalamnya untuk memasukkan cairan obat
kedalam tubuh
Junkie Helping Junkie : Salah satu metode untuk membantu Mantan
Junkie agar tidak kembali menjadi penyalahguna,
yang dilakukan oleh sesama mantan junkie
KIE : (Media) Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Konseling : Metode untuk memecahkan masalah dengan cara
mengkonsultasikan dengan orang yang pakar
dengan masalah tersebut
LSD : Lysergyc Acid Diethylamide; Halusinogen yang
paling terkenal, merupakan Narkotika sintetis yang
disarikan dari jamur kering (ergot) yang tumbuh
pada rumput gandum, Definisi : Narkotika sintetis

140
yang disarikan dari jamur kering (ergot) yang
tumbuh pada rumput gandum
Metode Pemakaian NARKOBA : Bentuk-bentuk yang umum adalah dengan cara
menghisap (inhalation), merokok dan melalui
injeksi atau suntikan di bawah kulit, di dalam otot
(intramuselar) atau dalam pembuluh darah
(Intravensus). Cara pemakaian dapat ditentukan
oleh jenis NARKOBA pilihan dari si pemakai atau
pengaruh tradisi
NSEP : Needle and Syringe Exchange Program; Program
Pertukaran jarum Suntik atau Perjasun. Program
yang membolehkan pengguna NARKOBA
suntikan untuk memperoleh alat suntik yang suci
hama, pembuangan jarum suntik bekas dan
pemberian nasihat dan informasi. Program
tersebut dapat di tempat tetap atau memakai
layanan penjangkauan
One Stop Centre : Salah satu bentuk pelayanan yang memadukan
pelayanan terapi medis dan rehabiltasi sosial
dalam satu pelayanan institusional
Organized Crime : Kejahatan terorganisasi
Outreach : Metode penjangkauan bagi kelompok marginal
atau eksklusif, seperti anak jalanan, penyalahguna
NARKOBA, Pekerja Seks Komersil, dll.
Peer Group : Adalah kelompok sepermainan remaja yang
umumnya sebaya
Pendidikan Sebaya : Strategi pendidikan yang diciptakan dan
dilaksanakan oleh anggota kelompok tertentu
untuk sesamanya, misalnya pengguna
NARKOBA. Hasil yang diharapkan adalah untuk
membuat dan menahan perubahan pada perilaku
dengan pemberian informasi terkait dari sumber
yang dapat diterima
Penyalahgunaan Multiple Drug : Pemakaian secara sekaligus atau berturut-turut dari
beberapa jenis zat
Penyalahgunaan NARKOBA : Menurut acuan dari konvensi-konvensi PBB
penyalahgunaan berarti memakai NARKOBA
tanpa dasar atau pembenaran medis
Peralatan Suntik : Meliputi jarum suntik, semprit, saringan, air, gelas,
sedok, turniket dan permukaan
Pesantren Virtual : Suatu konsep pesantren yang bersifat terbuka
atau santrinya tidak tinggal menetap dilingkungan
pesantren
Positive Peer : Kelompok sebaya yang memberi pengaruh baik
bagi anggotanya
Prekursor : Istilah ini mengenai sekelompok zat yang bukan
merupakan NARKOBA namun digunakan dengan
141
berbagai cara dalam memproses atau membuat
NARKOBA. Tergantung pada sifat-sifat kimiawi
utamanya precursor dapat digabungkan dengan
zat-zat lain untuk membuat suatu zat NARKOBA
(atau dalam bentuk perantara) atau dapat bersifat
sebagai pelarut (umpamanya dalam memproses
NARKOBA) atau asam (dalam pembentukan
garam NARKOBA) Konvensi PBB tahun 1988
yang memasukkan 22 jenis prekursor di bawah
pengawasan atau pengendalian tidak
menggunakan istilah ‘Precursor’, tetapi
menyebutnya "Zat-zat yang seringkali digunakan
dalam pembuatan gelap NARKOBA" Walaupun
secara teknis tidak tepat, pada umumnya semua
zat demikian disebut prekursor
Premary Prevention : Pencegahan dini bagi seseorang yang dilakukan
oleh lingkungan keluarga
Prevalensi (prevalence) : Jumlah orang yang mengalami penyakit tertentu
Preventif : Pencegahan. Kegiatan penyuluhan dan bimbingan
untuk memberikan penerangan dan pengetahuan
kepada kelompok tertentu atau masyarakat
tentang masalah atau bahaya penyalahgunaan
NARKOBA agar tidak menjadi penyalahguna
Recall : Kemampuan untuk memanggil ingatan atau
memori yang tersimpan
School Based : Kegiatan/aktivitas/program yang
dilakukan/bertumpu oleh atau dalam sekolah itu
sendiri
Sharing : Kegiatan berbagi hal atau masalah untuk
menemukan pemecahan masalah dan
mengurangi beban
Social Recreation : Remaja menggunakan NARKOBA hanya ketika
berkumpul dengan teman-temannya untuk
sekedar bersenang-senang saja
Solvent : Sejenis zat adiktif yang mempunyai efek
merugikan pada pernafasan (menjadi sulit
bernafas dan dapat menyebabkan infeksi dalam
tenggorokan), pada otak (menyebabkan gangguan
serius pada otak), pada hati serta pada ginjal.
Termasuk di dalamnya adalah lem Aica Aibon,
Thinner, Bensin, dan Spiritus
Supply Reduction : Pengurangan Pemasokan. Beberapa tindakan
yang dilaksanakan untuk mecegah NARKOBA
ilegal menjangkau konsumen. Tindakan ini
termasuk : 1) memberantas panen NARKOBA
ilegal; 2) pengalihan panen untuk mengurangi
tanaman panen ilegal; 3) merintangi pemasokan
bahan baku yang dipakai untuk mengelola

142
NARKOBA ilegal; 4) menggangu berbagai sarana
yang dipakai untuk mengangkut NARKOBA; 5)
membatasi pengedaran dalam rantai
perdagangan; 6) pengawasan dan/atau
perundang-undangan mengenai pencucian uang;
dan 7) perang terhadap NARKOBA
Therapeutic Cummunity : Bentuk perawatan yang menyatu secara
keseluruhan bagi tiap korban penyalahgunaan
NARKOBA, dengan menggunakan standar
perawatan yang baik
Therapeutic Peer Group : Bentuk perawatan bagi penyalahguna NARKOBA
yang melibatkan kelompok sebaya sebagai
kelompok pendukung
Toxicology Forensik : Bagian dari Lab. Forensik yang bertugas
menyelidiki bahan-bahan kimia berbahaya
Volunteer : Seseorang yang bekerja tanpa mendapat
penghasilan yang tetap, bahkan mungkin tanpa
bayaran
Zat Narkotika : Pada saat ini terdapat 116 zat NARKOBA yang
berada di bawah Konvensi th 1961. Dalam daftar
tersebut termasuk opium dan derivatifnya (morfin,
codein, dan heroin) dan narkotika sintetis seperti
methadone dan pethidine, begitu pula cannabis
dan cocaine
Zat Psikotropika : Zat-zat yang memiliki pengaruh mengubah
keadaan jiwa dan perilaku seseorang, apakah zat
tersebut berada dalam pengawasan konvensi atau
tidak. Konvensi tidak membedakan antara
NARKOBA jenis keras atau biasa, dan tidak
menggunakan istilah tersebut. NARKOBA dan zat
lain apakah secara penuh atau sebagian berada di
luar pengawasan internasional juga dapat
disalahgunakan

D. Dilematika Susahnya Memberantas NARKOBA


Pemberantasan NARKOBA di Indonesia, saat ini seperti menegakkan
‘benang basah’, alias sulit sekali. Sebab, tatkala ditemukan kasus kakap peredaran
dan jaringan NARKOBA, tidak lama berselang ditemukan lagi peredaran dan
jaringan NARKOBA yang lebih besar lagi. Anehnya, itu bukan oleh orang yang
sama; seolah-olah aparat penegak hukum berkejar-kejaran dengan jaringan
NARKOBA yang berbentuk ‘sel-sel’ yang senantiasa tumbuh kembali dan cepat
berkembang. Tidak ada matinya.
Namun, di lain pihak, hingga saat ini, sanksi yang diberikan kepada pengedar
dan pemakai NARKOBA masih terbilang ringan; belum sampai memberikan

143
hukuman yang menimbulkan efek jera. Menurut Kepala Kesatuan Psikotropika,
Direktorat NARKOBA, Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Hendra Joni, hampir
sebagian besar nama yang pernah dipenjara secara berulang keluar masuk penjara
dengan kasus serupa, yakni perdagangan NARKOBA. (Kompas, 2/3/2008).
Kalaupun dihukum dan dimasukkan ke dalam penjara, selepas dari penjara
bukannya insyaf, tetapi justru ‘naik statusnya’. Yang dulunya pengguna menjadi
pengedar kelas teri. Yang dulunya pengedar kelas teri menjadi pengedar kelas
kakap. Demikian seterusnya. Kita bisa melihat fenomena Roy Marten dan
sebagainya.
Yang lebih mengerikan lagi, peredaran NARKOBA justru dengan leluasa
dikendalikan dari Lembaga Pemasyarakatan. Direktur IV Tindak Pidana NARKOBA,
Badan Narkotika Nasional, Brigadir Jendral (Pol) Indradi Thanos, mensinyalir lebih
dari 75% peredaran NARKOBA di Jakarta dan sekitarnya masih dikendalikan para
narapidana penghuni tiga penjara, yaitu Lembaga Pemasyarakatan Cipinang,
Tangerang, serta Rumah Tahanan Salemba. (Kompas, 2/3/2008).
Belum lagi, daftar hitam aparat penegakkan hukum yang seharusnya
memberantas NARKOBA justru terlibat aktif sebagai pengguna NARKOBA. Sebut
saja Brigpol Imran, anggota Polda Sulawesi Selatan yang ditangkap membawa 500
butir pil ekstasi. Perwira Polisi tersebut ditahan bersama dua rekannya. (Koran
Fajar, 16/2/2008). Selain itu, di Buol Sulawesi Tengah, lima oknum polisi berpangkat
perwira tertangkap ikut dalam pesta shabu-shabu. (BeritaPalu.com, 1/12/2007).
Bukan itu saja, anggota dewan ada yang terjerembab ke dalam barang harâm ini.
Sebagai contoh, anggota DPRD Ogan Ilir (OI), Pakim Khotib dan dua rekannya,
Teguh serta Lison. Mereka tertangkap tangan saat Polda Sumsel menggeledah
mereka dan ditemukan NARKOBA jenis sabu-sabu. (National News, 10/3/2008).
Menilik paparan di atas, jelas terlihat bahwa permasalahan NARKOBA adalah
problem sistemik.

E. Islâm Memandang dan Memberantas Penyalahgunaan NARKOBA


Islâm Memandang NARKOBA

NARKOBA adalah zat yang memabukkan dengan beragam jenis seperti heroin
atau putaw, ganja atau marijuana, kokain dan jenis psikotropika; ekstasi,
methamphetamine/sabu-sabu dan obat-obat penenang; pil koplo, BK, nipam dsb.
Zat yang memabukkan dalam al-Qur’ân disebut khamr, artinya sesuatu yang dapat
menutup akal.

144
Abdullah bin Umar ra. menuturkan bahwa Rasûlullâh saw. pernah bersabda:
“Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr adalah harâm.” (HR.
Ahmad dan Abû Dâwûd).
Dalam riwayat lain, Rasûlullâh saw. juga pernah bersabda: “Rasûlullâh saw.
mengutuk sepuluh orang yang karena khamr: pembuatnya, pengedarnya,
peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya, penjualnya, pemakan hasil
penjualannya, pembelinya dan pemesannya.” (HR. Ibnu Mâjah dan Tirmîdzî).

Memberantas NARKOBA Secara Tuntas

Pertama: meningkatkan ketaqwâan setiap individu masyarakat kepada Allâh.


Masyarakat juga harus dipahamkan bahwa mengonsumsi, mengedarkan bahkan
memproduksi NARKOBA adalah perbuatan harâm yang akan mendatangkan murka
Allâh, yang di akhirat nanti pelakunya akan dimasukkan ke dalam neraka.
Ketaqwâan setiap individu masyarakat akan menjadi kontrol bagi masing-masing
sehingga mereka akan tercegah untuk mengkonsumsi, mengedarkan apalagi
membuat NARKOBA.
Kedua: menegakkan sistem hukum pidana Islâm. Sistem pidana Islâm, selain
bernuansa ruhiah karena bersumber dari Allâh SWT, juga mengandung hukuman
yang berat. Pengguna NARKOBA dapat dipenjara sampai 15 tahun atau dikenakan
denda yang besarnya diserahkan kepada qâdhi (hakim) (al-Maliki, Nizhâm al-
‘Uqûbât, hlm. 189). Jika pengguna saja dihukum berat, apalagi yang mengedarkan
atau bahkan memproduksinya; mereka bisa dijatuhi hukuman mati sesuai dengan
keputusan qâdhi (hakim) karena termasuk dalam bab ta’zîr.
Ketiga: Konsisten dalam penegakan hukum. Setiap orang yang menggunakan
NARKOBA harus dijatuhi hukuman tegas. Orang yang sudah kecanduan harus
dihukum berat. Demikian pula semua yang terlibat dalam pembuatan dan peredaran
NARKOBA, apalagi bagi para aparat yang menyeleweng.
Keempat: Merekrut aparat penegak hukum yang bertaqwâ. Dengan sistem
hukum pidana Islâm yang tegas, yang notabene bersumber dari Allâh SWT, serta
aparat penegak hukum yang bertaqwâ, hukum tidak akan dijual-belikan. Mafia
peradilan [sebagaimana marak terjadi dalam peradilan sekuler saat ini]
kemungkinan kecil terjadi dalam sistem pidana Islâm. Ini karena tatkala menjalankan
sistem pidana Islâm, aparat penegak hukum yang bertaqwâ sadar betul, bahwa
mereka sedang menegakkan hukum Allâh, yang akan mendatangkan pahala jika

145
mereka amanah dan akan mendatangkan dosa jika mereka menyimpang atau
berkhianat.
Selain itu, dalam sistem pidana Islâm, hakim yang curang dalam menjatuhkan
hukuman, atau menerima suap dalam mengadili, misalnya, diancam hukuman yang
berat. Dalam sebuah hadits dinyatakan: ”Seorang hakim, jika memakan hadiah
berarti dia telah memakan suht (harâm), dan jika menerima suap berarti dia telah
terjerumus dalam tindakan kufur.” (HR. Ahmad).
Akankah kita biarkan generasi kita dicengkeram NARKOBA? Lagipula
NARKOBA hanyalah salah satu masalah yang membelit bangsa ini selain carut-
marutnya masalah politik, hukum, ekonomi, pendidikan dll.
Upaya untuk memperbaiki kerusakan generasi akibat pengaruh NARKOBA ini
bukan sekedar problem hukum yang dapat tuntas hanya dengan pendekatan
hukum. Maka secara holistik-sinergis, mutlak juga diperlukan adanya perubahan
dan perbaikan secara serentak terhadap sistem tatanan politik yang pragmatis-
oportunistik, sistem tatanan ekonomi yang liberal-kapitalistik, sistem tatanan
pendidikan yang sekuler-materialistik, sistem tatanan sosial-budaya yang permisif,
hedonis, dan individualistik. Termasuk dalam hal ini penjagaan kemurnian aqidah
umat dari paham sinkretisme dan pluralisme, dengan tetap menghargai adanya
pluralitas kemajemukan masyarakat.
Karena itu, bukankah sudah tiba saatnya bagi kita untuk menerapkan sistem
ideologi Islâm secara komprehensif yang mengatur individu, masyarakat dan negara
dalam seluruh aspek kehidupan sosial-bermasyarakat? Bukankah hanya hukum
Allâh yang dapat menyelesaikan semua persoalan kehidupan manusia? Bukankah
pula menegakkan hukum Allâh adalah bukti ketaqwâan kita kepada-Nya yang pasti
mendatangkan keberkahan hidup?
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwâ, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami menyiksa mereka akibat perbuatan
mereka sendiri. (TQS. al-A‘râf [7]: 96).

146
F. Salinan Fatwa Majelis ‘Ulamâ Indonesia Tentang NARKOBA
1. Penyalahgunaan Narkotika

MEMUTUSKAN
Menyatakan harâm hukumnya penyalahgunaan narkotika dan
semacamnya, yang membawa kemudharatan yang mengakibatkan rusak mental
fisiknya seseorang, serta terancamnya keamanan masyarakat dan ketahanan
nasional. Mendukung sepenuhnya rekomendasi Majelis ‘ulamâ DKI Jakarta
tentang pemberantasan narkotika dan kenakalan remaja.
Menyambut baik dan menghargai segala usaha menanggulangi segala
akibat yang timbul dari bahaya penyalahgunaan narkotika dan semacamnya.
Menganjurkan kepada presiden RI agar berusaha segera mewujudkan Undang-
undang tentang penggunaan dan penyalahgunaan narkotika,termasuk obat bius
semacamnya, serta pemberatan hukuman terhadap pelanggarnya.
Menganjurkan kepada presiden RI membuat intruksi-intruksi yang lebih keras
dan intensif terhadap penanggulangan korban penyalahgunaan narkotika.
Menganjurkan kepada Alim ‘ulamâ, Guru-guru, Muballigh dan pendidik
untuk lebih giat memberikan pendidikan atau penerangan terhadap masyarakat
mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika.
Menganjurkan kepada organisasi-organisasi keagamaan, organisasi
pendidikan dan sosial serta masyarakat pada umumnya terutama pada Orang
Tua untuk bersama-sama berusaha menyatakan "Perang Melawan Narkotika".

Mengingat :

Dalil al-Qur’ân dan al-Hadîst sebagai berikut :


1. Firman Allâh Swt. : "Janganlah kamu jerumuskan dirimu kepada kecelakaan atau
kebinasaan (sebagai akibat tangan) tangan-tanganmu”. (TQS. al-Bâqarah {2}:
195)
2. Firman Allâh Swt. : "Dan janganlah kamu membunuh dirimu (dengan mencapai
sesuatu yang membahayakan mu). Karena sesungguhnya Allâh maha kasih
sayang kepadamu". (TQS. an-Nisâ {4}: 29)
3. Hadîst Ummu Salamah : "Melarang Rasûlullâh Saw. daripada tiap-tiap barang
yang memabukkan dan melemahkan akal dan badan”. (HR. Ahmad dalam
sunnahnya, dengan sanad yang shahîh)

147
4. "Tiap-tiap barang yang memabukan harâm hukumnya”. (HR. al-Bukhârî dan
Muslim)
5. Hadîst dari Jabîr ra. bahwa Rasûlullâh Saw. bersabda : "Setiap benda yang
memabukan banyaknya, maka sedikitnya harâm". (HR. Imâm Ahmad, Abu Dâûd,
Turmudzî, Nasai, Ibnu majah, dan Ibnu hibban yang mengsahihkannya, serta
Turmudzî yang menganggapnya Hasân, sedang rijalnya dipercaya)

Jakarta,10 Shafar 1396 H, 10 Februari 1976 M.


DEWAN PIMPINAN MAJELIS ‘ULAMÂ INDONESIA

2. Penyalahgunaan Ecstasy dan zat - zat sejenis lainnya

MEMUTUSKAN

1. Menfatwakan
1). Meyalahgunakan actasy dan zat-zat sejenis lainnya adalah harâm;
2). Yang dimaksud dengan menyalahgunakan adalah mengkonsumsi atau
menggunakan, mengedarkan atau memperdagangkan, memproduksi dan
membantu terjadinya penyalahgunaan untuk keperluan yang tidak
semestinya.
2. Merekomendasikan :
1). Menganjurkan kepada pemerintah agar berusaha segera mewujudkan
undang-undang tentang penggunaan dan penyalahgunaan ectasy dan
zat-zat sejenis lainnya, serta pemberatan hukum terhadap pelanggarnya;
2). Menganjurkan kepada pemerintah untuk membuat intruksi-intruksi yang
lebih keras dan intensif terhadap korban penyalahgunaan ectasy dan zat-
zat sejenis lainnya. Kepolisian dan petugas hukum lainnya agar berusaha
meningkatkan pengawasan terhadap peredar dan penyalahgunaan ectasy
dan zat-zat sejenis lainnya, serta mengambil tindakan tegas terhadap
para pelakunya Menganjurkan kepada alim ‘ulamâ, guru-guru, Mubaligh,
dan pendidik untuk lebih giat memberikan pendidikan atau penerangan
terhadap masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika;

148
3). Menganjurkan kepada organisasi-organisasi keagamaan, organisasi
pendidikan dan social, serta lembaga-lembaga terkait lainnya, dan
masyarakat pada umumnya, terutama para Orang Tua untuk bersama-
sama berusaha menyelamatkan generasi mendatang dari sikap dan
prilaku penyalahgunaan ectasy dan zat-zat sejenis lainnya.
Semoga Allâh Swt. senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus.

Jakarta, 18 Rabiul Tsani 1417 H. 02 September 1996 M.


KOMISI FATWA MAJELIS ‘ULAMÂ INDONESIA

149
Beberapa aktifitas dan kepedulian penulis berkenaan masalah NARKOBA
antara lain:

 Menjadi Peserta Lomba Pidato pada Festival Hijriyyah 1421 STIE-I Banjarmasin
dengan tema naskah “Mari Kita Berantas Penyalahgunaan NARKOBA Sebagai
Salah Satu Bentuk Kepedulian Akan Nasib Masa Depan Bangsa”, tahun 2000;
 Aktif melakukan penyulusan NARKOBA di berbagai Sekolah Menengah Umum dan
Madrasah Aliyah di Banjarmasin, sebagai salah satu program utama saat menjadi
Ketua Eksekutif Lembaga Pengkajian, Penalaran dan Diskusi Hukum (LP2DH) F.H.
Unlam, tahun 2000–2001;
 Menggagas dan mengkoordinir pelaksanaan Lomba Sadar Hukum Tingkat Pelajar
se-Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Martapura; saat menjadi Wakil Ketua Badan
Eksekutif Dewan Mahasiswa F.H. Unlam, tahun 2001;
 Penasehat UKM Gerakan Mahasiswa Anti NARKOBA Unlam, saat menjadi Ketua
Umum Badan Eksekutif Dewan Mahasiswa Unlam, tahun 2002–2003;
 Menjadi Pemateri tentang NARKOBA, pada Silaturrahmi Alumni Madrasah Aliyah
Model Samarinda, Oktober 2003;
 Menjadi Narasumber sekaligus Penyusun Panduan Materi pada Penyuluhan Hukum
tentang NARKOBA dalam rangka Tri Darma Perguruan Tinggi F.H. Unmul, di
Beberapa Sekolah Menengah Umum dan Madrasah Aliyah di Tenggarong, April
2006;
 Menjadi Pimpinan Redaksi Buletin Remaja ‘Sehati’ yang telah terbit lebih dari 100
edisi dengan ulasan berbagai macam problematika remaja termasuk masalah
NARKOBA, sejak tahun 2006–2009.
 Menjadi Ketua Tim Perumus pada Seminar Anti NARKOBA yang diadakan Badan
Narkotika Kota Samarinda di Grand Sawit Hotel tanggal 02 Desember 2010.

Reference & Thanks To :

 Fakultas Hukum Unmul, Samarinda;


 Badan Narkotika Nasional Jakarta, Provinsi Kalimantan Timur, dan Samarinda;
 Kompilasi data dari berbagai Situs Media Cetak dan Elektronik.

150
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”
(TQS. al-Baqarah [2]: 195).
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha
Penyayang kepadamu” (TQS. an-Nisa [4]: 29).

Alhamdulillâhi Rabbil ‘Âlamîn,


Wash-Shalâtu Was-Salâmu ‘alâ Rosûlillâh.
Risâlah Kecil ini dapat dirampungkan dengan baik
Semoga Membuka Wawasan & Semangat Da’wah
Sinergis Bersama Menyongsong
Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafûr
Bersama Tegakkan Syarî’at Islâm

© Hak cipta hanya milik ,


harap disebarluaskan sebagai amal jâriyah

Mr. HARIT (Hamdânî AbûRidhô IbnuThâhâ)

 : Yayasan Graha Khilafâh Jl. Teluk Merindu RT. 25, Kel. Rapak Dalam, Kec. Loa Janan Ilir,
Samarinda 75132. Kalimantan Timur.  0541-7275338 085250023344

151

Anda mungkin juga menyukai