tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
INDEKS PEMBANGUNAN
TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN KOMUNIKASI/
ICT DEVELOPMENT INDEX
2018
o.id
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
ISBN : 978-602-438-293-3
No. Publikasi/Publication Number: 06320.1904
Katalog/Catalog: 8305012
Naskah/Manuscript:
Subdirektorat Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi
.id
(ICT Statistics Subdirectorate)
o
Penyunting/Editor:
.g
ps
Subdirektorat Statistik Komunikasi dan Teknologi Informasi
(ICT Statistics Subdirectorate)
.b
w
Penerbit/Published by:
BPS RI/BPS-Statistics Indonesia
tp
ht
Pencetak/Printed by:
Badan Pusat Statistik
TIM PENYUSUN
.id
Tedjo Sujono, S.Si., M.M.
o
.g
Eka Sari, S.E.
ps
Penulis Naskah : Karmila Maharani, S.S.T.
.b
Khairul Amri
ht
.id
Publikasi ini memuat IP-TIK tingkat nasional maupun regional
o
(provinsi) yang mencerminkan pembangunan TIK di Indonesia serta di 34
.g
ps
provinsi di Indonesia selama tahun 2017-2018. Indeks Pembangunan TIK ini
.b
Union).
s:
tp
Yunita Rusanti
.id
Bab II Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK)/ICT Development Index ................................. 7
o
Bab III Potret Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi .............................. 19
.id
Tabel 10 Subindeks Penggunaan menurut Provinsi, 2017–2018 ............................ 77
o
Tabel 11 Subindeks Keahlian menurut Provinsi, 2017–2018 ................................... 78
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
.id
Gambar 10 Capaian 11 Indikator Penyusun Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK), 2017-2018 ....... 31
o
Gambar 11 Nilai IP-TIK Indonesia menurut Provinsi, 2017 ........................................................................ 33
Gambar 12 .g
Nilai IP-TIK Indonesia menurut Provinsi, 2018 ........................................................................ 34
ps
Gambar 13 Pergeseran Kategori IP-TIK ............................................................................................................. 35
.b
.id
dipublikasikan oleh ITU. Di dalam penghitungannya terdapat 11 indikator penyusun
o
.g
IP-TIK yang terbagi dalam 3 subindeks yaitu subindeks akses dan infrastruktur,
ps
subindeks penggunaan, dan subindeks keahlian.
.b
Data yang digunakan untuk penghitungan IP-TIK bersumber dari data BPS
w
dan data sekunder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Data BPS yang
w
Pada tahun 2019, BPS melakukan penghitungan IP-TIK 2018 dan melakukan
ht
penghitungan kembali untuk nilai IP-TIK 2017 baik tingkat nasional maupun
provinsi. Penghitungan didasarkan pada perbaikan ketersediaan data serta
perubahan pada cara penghitungan sebelumnya. Selain itu, perubahan juga terjadi
pada pengelompokkan IP-TIK provinsi, yang sebelumnya berdasarkan kuartil
menjadi berdasarkan suatu range nilai yang tetap.
Secara umum terjadi peningkatan nilai IP-TIK provinsi di Indonesia dari tahun
.id
2017 ke 2018. Provinsi dengan IP-TIK tertinggi adalah DKI Jakarta yaitu 7,14 di
o
tahun 2018. Nilai ini meningkat dari IP-TIK 2017 sebesar 6,95. Sedangkan
.g
provinsi dengan IP-TIK terendah adalah Papua, yaitu sebesar 3,30 di tahun 2018,
ps
menurun dari 3,50 di tahun 2017.
.b
w
Nilai IP-TIK dikategorikan menjadi tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
w
Pada tahun 2017 dan 2018, seluruh provinsi tersebar di dua kategori yaitu
//w
kategori sedang dan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada provinsi
s:
yang tertinggal pada kategori sangat rendah dan juga belum ada provinsi yang
tp
kategori dari rendah ke sedang, yaitu Jawa Tengah, Sumatera Barat, Papua Barat,
dan Kalimantan Selatan.
Bab I
Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Saat Ini
o .id
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Catatan:*Estimasi ITU
Sumber: Measuring Information Society 2018, ITU
.id
Dalam empat tahun terakhir, secara umum terlihat kecenderungan
o
positif dalam beberapa indikator teknologi, informasi, dan komunikasi di
.g
ps
Indonesia. Dari sisi komunikasi, pelanggan telepon seluler per 100 penduduk
.b
terus meningkat hingga tahun 2017, lalu menurun di tahun 2018 sebesar
w
satu kartu. Berbeda dengan fenomena dunia, pelanggan telepon tetap per 100
//w
penduduk cenderung meningkat sejak tahun 2015 hingga 2018 di mana pada
s:
tahun 2018 bernilai sebesar 4,23, yang artinya terdapat empat sampai lima
tp
4,50
160
Per 100 penduduk
4,00
140 3,50
120 3,00
100 2,50
80 2,00
60 1,50
40 1,00
20 0,50
0 0,00
2015 2016 2017 2018
Pelanggan Telepon Seluler 132,68 149,04 166,17 121,04
Individu yang Menggunakan
21,98 25,37 32,34 39,90
Internet
Pelanggan Mobile Broadband 42,09 67,26 96,79 88,12
Pelanggan Telepon Tetap 4,06 4,01 4,22 4,23
Pelanggan Fixed Broadband 1,42 1,89 2,37 3,31
.id
tablet. Kepemilikan komputer oleh rumah tangga di Indonesia mengalami
o
.g
peningkatan dari 18,71 persen di tahun 2015 menjadi 20,05 persen di tahun
ps
2018. Hal ini dapat diartikan bahwa pada tahun 2018 terdapat 20 rumah
.b
tangga dari 100 rumah tangga yang minimal memiliki satu komputer di dalam
w
rumah tangganya.
w
telah memiliki akses terhadap internet di tahun 2018. Nilai ini meningkat dari
s:
70
60 66,22
50 57,33
40 47,22
30 38,40
20
10 18,71 19,14 19,11 20,05
0
2015 2016 2017 2018
Sumber: BPS
Bab II
Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK)/
ICT Development Index
.id
upaya apa yang dilakukan negara-negara untuk menutup kesenjangan digital
tersebut.
o
.g
Pemantauan berkelanjutan terhadap fenomena perkembangan TIK
ps
sangat penting bagi para pengambil kebijakan. Mengingat dampak potensial
.b
berusaha agar TIK dapat tersedia bagi semua orang. Namun suatu kebijakan
w
//w
harus berdasarkan pada bukti dan fakta yang terukur serta indikator yang
dapat dibandingkan. Indikator ini digunakan untuk membandingkan
s:
pencapaian TIK masing-masing negara dan menjadi tolok ukur penting untuk
tp
.id
mendorong pertumbuhan pembangunan berdasarkan kemampuan dan
o
keahlian yang tersedia.
.g
ps
2.3 Kerangka Konsep
.b
Data statistik terkait TIK pertama kali digagas oleh Badan Internasional
w
mengembangkan Indikator Inti TIK (Core ICT Indicator) yang mencakup data-
data statistik mengenai akses dan penggunaan TIK oleh rumah tangga dan
s:
tp
.id
Gambar 4 Konsep Tiga Langkah Menuju Masyarakat Informasi
o
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
2.4 Metodologi
Metodologi penyusunan IP-TIK pada publikasi ini adalah berdasarkan
manual dari ITU, dengan judul Measuring The Information Society 2016.
Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, metode dari ITU akan terus
mengalami perbaikan dan penyempurnaan untuk dapat menggambarkan
pembangunan TIK di suatu wilayah yang lebih akurat.
.id
diperlukan dalam TIK (ICT Skill) dengan tiga indikator penyusun
o
subindeks.
.g
ps
Masing-masing indikator maupun subindeks memiliki
.b
Penimbang Penimbang
Komponen Indikator Subindeks
tp
ht
Penggunaan
Persentase individu yang menggunakan internet 0,33
Pelanggan fixed broadband internet per 100 penduduk 0,33 0,40
Pelanggan mobile broadband internet aktif per 100 penduduk 0,33
Keahlian
Rata-Rata Lama Sekolah 0,33
Angka partisipasi kasar sekunder 0,33 0,20
Angka partisipasi kasar tersier 0,33
Keterangan:
ACCESS : Subindeks Akses dan Infrastruktur
USE : Subindeks Penggunaan
SKILL : Subindeks Keahlian
.id
wilayah semakin pesat, sebaliknya semakin rendah nilai indeks menunjukkan
o
pembangunan TIK di suatu wilayah relatif masih lambat.
.g
ps
Konsep dan Definisi
.b
dengan saluran suara dan telepon umum. Ini mencakup semua akses melalui
infrastruktur tetap (fixed) yang mendukung telepon suara menggunakan kabel
ht
.id
(bit/s) per pengguna internet dihitung dengan membagi bandwidth internet
o
internasional dengan jumlah total pengguna Internet.
.g
ps
4. Persentase Rumah Tangga dengan Komputer (Percentage of Household
.b
with a Computer)
w
pintar, atau perangkat dengan fungsi utama telepon, seperti ponsel atau
tp
tersedia untuk digunakan oleh semua anggota rumah tangga kapan saja.
Komputer mungkin dimiliki atau mungkin tidak dimiliki oleh rumah tangga,
tetapi harus dianggap sebagai aset rumah tangga.
.id
fiber ke rumah/bangunan, langganan bandwidth (kabel) tetap lainnya,
o
broadband satelit dan broadband nirkabel tetap terestrial.
.g
ps
8. Pelanggan Mobile Broadband Internet Aktif per 100 penduduk (Active
.b
HSPA, CDMA2000 1x EV-DO, WiMAX IEEE 802.16e dan LTE), dan tidak
termasuk langganan yang hanya memiliki akses ke GPRS, EDGE dan CDMA
ht
1xRTT.
.id
pendidikan yang sama (19-23 tahun).
o
Tingkat pendidikan ini berdasarkan klasifikasi International Standard
.g
Classification of Education (ISCED) 2011 dimana pendidikan tersier termasuk
ps
pada ISCED 5 dan 6 yang di Indonesia setara dengan D1 hingga S1.
.b
w
w
a) Pemilihan Indikator
s:
tp
.id
Penggunaan
o
Persentase individu yang menggunakan internet SUSENAS, BPS
Pelanggan fixed broadband internet per 100 penduduk
.g Kemkominfo
ps
Pelanggan mobile broadband internet aktif per 100 penduduk Kemkominfo
.b
Keahlian
Subdit.Statistik Pendidikan, BPS
w
Sumber data utama IP-TIK berasal dari BPS dan Kementerian Komunikasi dan
s:
proyeksi penduduk dari Subdirektorat Statistik Demografi, BPS. Nilai IP-TIK yang
ht
dihitung BPS disajikan sampai ke tingkat provinsi. Data dari beberapa indikator
penyusun IP-TIK hanya tersedia untuk level nasional atau tidak tersedia sampai ke
tingkat provinsi. Untuk merinci nilai-nilai indikator sampai ke tingkat provinsi, maka
digunakan pendekatan dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) yang terkait dengan indikator tersebut.
.id
e) Pembobotan dan Agregasi
o
.g
Langkah pertama dari penghitungan nilai subindeks adalah dengan
ps
menghitung normalisasi indikator yang termasuk dalam setiap subindeks
.b
untuk mendapatkan unit pengukuran yang sama. Nilai subindeks ini kemudian
w
w
Bab III
Potret Pembangunan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi
.id
Indonesia berada di atas Kamboja, Timor Leste, dan Myanmar.
o
.g
Tabel 3 IP-TIK dan Peringkat IP-TIK beberapa Negara di Dunia
ps
2015 2016
.b
Negara
IP-TIK Peringkat IP-TIK Peringkat
w
.id
SUBINDEKS PENGGUNAAN (USE SUB-INDEX)
o
.g
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar
ps
keempat di dunia. Dalam hal tingkat penggunaan TIK, Indonesia menempati
.b
urutan ke-115 di tahun 2016, lebih tinggi dari India sebagai negara dengan
w
jumlah penduduk terbesar ketiga yang berada pada peringkat ke-144. Negara
w
dengan jumlah penduduk besar lainnya, seperti Cina berada peringkat ke-69
//w
.id
Keahlian 5,75 5,76 0,17
o
.g
IP-TIK 4,96 5,07 2,23
ps
Skala IP-TIK: 0-10
Sumber:
.b
Catatan:
w
- *) Angka Revisi
//w
- ITU belum merilis ICT Development Index atau IP-TIK 2017 dan IP-TIK 2018
s:
Pada tahun 2019, BPS melakukan penghitungan IP-TIK 2018 dan melakukan
tp
penghitungan kembali untuk nilai IP-TIK 2017 baik tingkat nasional maupun
ht
Pada kondisi terakhir yaitu tahun 2018, nilai subindeks tertinggi adalah
subindeks keahlian, sebesar 5,76, diikuti oleh subindeks akses dan infrastruktur
sebesar 5,34, dan subindeks penggunaan sebesar 4,45. Dari ketiga subindeks ini,
pertumbuhan paling pesat selama dua tahun terakhir terjadi pada subindeks akses
Ketiga subindeks IP-TIK memiliki pola yang sama pada tahun 2017 dan 2018
dengan nilai tertinggi adalah subindeks keahlian, diikuti subindeks akses dan
infrastruktur, dan terakhir subindeks penggunaan. Namun demikian, jika dilihat
berdasarkan kontribusi subindeks terhadap TIK, kontribusi terbesar kenaikan IP-TIK
.id
2018 Indonesia disumbang oleh subindeks akses dan infrastruktur yaitu sebesar
o
42,16 persen. Sementara kontribusi terkecil disumbang oleh subindeks keahlian
.g
sebesar 22,72 persen. Hal yang sama juga terjadi pada IPTIK 2017, bahwa akses dan
ps
infrastruktur memegang peranan penting pada pembangunan TIK di tahun 2017.
.b
w
Keahlian
Akses dan
23,19%
tp
Infrastruktur
41,03%
ht
Penggunaan
35,78%
Keahlian
22,72% Akses dan
Infrastruktur
42,16%
Penggunaan
35,12%
*)Angka Revisi
.id
kecil yang ditunjukkan dengan pelanggan telepon seluler per 100 penduduk yang
o
.g
kurang dari 5 persen selama empat tahun terakhir. Pada tahun 2018, terdapat sekitar
ps
4 pelanggan telepon tetap dari 100 penduduk Indonesia.
.b
mencapai nilai di atas 100, yang berarti satu penduduk berlangganan lebih dari satu
w
SIM card telepon seluler. Penurunan terjadi di tahun 2018 yang merupakan dampak
//w
dari kebijakan registrasi ulang kartu seluler. Dengan adanya kebijakan ini, kartu
s:
seluler yang tidak teregistrasi akan diblokir sehingga menurunkan nilai indikator.
tp
internasional semakin besar dari tahun ke tahun. Di tahun 2017, bandwidth internet
internasional sebesar 30.975 bit/s per pengguna menjadi 47.918 bit/s per pengguna
di tahun 2018.
Indikator berikutnya menggambarkan kemampuan rumah tangga dalam
mengakses informasi yang ditunjukkan dari kepemilikan komputer dan penetrasi
internet rumah tangga. Pada tahun 2018, sebesar 20,05 persen rumah tangga
Indonesia telah memiliki komputer dan 66,22 persen rumah tangga telah mengakses
internet.
4,23
166,17
121,04
4,22
.id
2017 2018 2017 2018
o
.g
ps
Bandwidth Internet Internasional
per Pengguna (bit/s)
.b
w
w
//w
47.917,82
s:
30.975,48
tp
ht
2017 2018
20,05 66,22
57,33
19,11
.id
mobile broadband, yaitu sekitar 88 pelanggan dari 100 penduduk. Sejalan dengan
o
.g
fenomena pada pelanggan mobile seluler, nilai indikator ini menurun di tahun 2018
ps
sebagai dampak dari kebijakan registrasi dari Kementerian Komunikasi dan
.b
Informatika.
w
tahun terakhir. Penyediaan internet yang lebih stabil, cepat, serta penawaran paket
//w
indikator ini. Di tahun 2018, nilai indikator ini sebesar 3,31 yaitu sekitar 3 atau 4
tp
3,31
.id
39,90
o
32,34 .g
ps
2017 2018
.b
w
w
//w
Pelanggan Mobile
Broadband Internet Aktif per
s:
100 penduduk
tp
2017 2018
ht
96,79
88,12
2017 2018
.id
mengalami peningkatan hingga tahun 2017, kemudian menurun di tahun 2018. APK
o
.g
sekunder tahun 2018 sebesar 86,11 yang artinya terdapat sekitar 86 penduduk yang
ps
bersekolah jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat (tanpa memandang umur) per
.b
86,59
.id
Rata-Rata Lama Sekolah
86,11
o
.g
ps
.b
2017 2018
w
8,58
w
//w
s:
tp
Tersier
2017 2018
29,29 29,52
2017 2018
o .id
.g
Gambar 10 Capaian 11 Indikator Penyusun Indeks Pembangunan TIK (IP-TIK),
ps
2017-2018
.b
w
100 penduduk
10
//w
6
tp
0
Persentase rumah tangga
Rata-rata Lama Sekolah
dengan komputer
.id
IP-TIK dikategorikan menjadi tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
o
.g
-
(1) (2)
Tinggi 7,26 – 10,00
w
//w
.id
Jawa Timur 5,14 Timur, Bali, Kepulauan Riau, Kalimantan
Riau 5,08 Utara, Banten, Jawa Barat, Sulawesi
o
.g
Sulawesi Selatan 5,02 Utara, Jawa Timur, Riau, Sulawesi
Selatan
ps
Sumatera Barat 5,00
Jawa Tengah 4,99
.b
0 5 10
.id
DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali,
Kalimantan Selatan 5,23
Kalimantan Timur, Kepulauan Riau,
o
Jawa Timur 5,20
.g
Banten, Kalimantan Utara, Jawa Barat,
Jawa Tengah 5,17 Sulawesi Utara, Riau, Kalimantan
ps
Sumatera Barat 5,12 Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah,
.b
0 5 10
2018
.id
Kategori IP-TIK Provinsi sangat
tinggi sedang rendah Total
rendah
o
tinggi 0 0
.g 0 0 0
ps
2017* sedang 0 12 0 0 12
.b
rendah 0 4 18 0 22
w
sangat rendah 0 0 0 0 0
w
Total 0 16 18 0 34
//w
s:
tp
Tinggi
Sedang
Kalimantan Selatan,
Sumatera Barat,
Rendah
Jawa Tengah, Papua
Barat
Sangat Rendah
.id
Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah 5,62
Kalimantan Utara, Jawa Timur, Jawa
o
Sulawesi Utara 5,54
Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Barat 5,52
.g
Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan
ps
Riau 5,50 Selatan, Sumatera Selatan, Kepulauan
.b
Jambi 5,21
tp
.id
Banten, Jawa Barat, Kalimantan Utara,
Kalimantan Selatan 5,82
Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa
o
Jawa Timur 5,80
Timur, Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi
Riau 5,76
.g Selatan, Sumatera Barat, Sumatera
ps
Sulawesi Utara 5,73 Selatan, Kepulauan Bangka Belitung,
.b
Bengkulu 5,50
Rendah (2,26 – 5,00)
tp
.id
kesimpulan antara lain:
o
DKI Jakarta adalah satu-satunya provinsi yang menduduki kelompok
.g
subindeks tinggi selama kurun waktu 2017-2018 yaitu dengan nilai
ps
subindeks akses dan infrastruktur berturut-turut sebesar 7,84 pada tahun
.b
.id
baik pada tahun 2017 maupun tahun 2018.
o
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
.id
4,44 Yogyakarta
Jawa Timur 4,34
o
Kalimantan Selatan 4,33
Jawa Tengah 4,19
.g
ps
Riau 4,16 Rendah (2,26 – 5,00)
.b
Lampung 2,95
Sulawesi Barat 2,59
Maluku Utara 2,45
Nusa Tenggara Timur 2,30
Papua 2,27
0 5 10
.id
Kalimantan Selatan 4,53 Indonesia
4,45
o
Jawa Timur 4,38
Riau 4,32
.g
ps
Jawa Tengah 4,26 Rendah (2,26 – 5,00)
Kep. Bangka Belitung 4,12
.b
.id
tahun berturut-turut.
o
Terdapat 24 provinsi yang menduduki kelompok subindeks penggunaan
.g
rendah selama kurun waktu 2017-2018 yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
ps
Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung,
.b
Bengkulu, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa
w
w
DI Yogyakarta 7,48
Maluku 6,80 Tinggi (7,26 – 10,00)
Aceh 6,69
DI Yogyakarta
Kalimantan Timur 6,49
DKI Jakarta 6,46
Maluku Utara 6,45 Sedang (5,01 – 7,25)
Sumatera Barat 6,38
Maluku, Aceh, Kalimantan Timur, DKI
Papua Barat 6,36
Jakarta, Maluku Utara, Sumatera Barat,
Sulawesi Tenggara 6,32
Papua Barat, Sulawesi Tenggara,
.id
Bengkulu 6,29 Bengkulu, Bali, Sumatera Utara,
o
Bali 6,26 Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,
Sumatera Utara 6,20
.g Kepulauan Riau, Riau, Sulawesi Selatan,
ps
Sulawesi Tengah 6,14 Kalimantan Utara, Jambi, Banten, Nusa
Tenggara Barat, Gorontalo, Jawa Timur,
.b
Jambi 5,80
tp
Banten 5,79
ht
DI Yogyakarta 7,44
Maluku 6,81 Tinggi (7,26 – 10,00)
Aceh 6,60
DI Yogyakarta
DKI Jakarta 6,47
Kalimantan Timur 6,45
Maluku Utara 6,41 Sedang (5,01 – 7,25)
Sumatera Barat 6,37
Maluku, Aceh, DKI Jakarta, Kalimantan
Papua Barat 6,35
Timur, Maluku Utara, Sumatera Barat,
Sulawesi Tenggara 6,35
Papua Barat, Sulawesi Tenggara, Bali,
.id
Bali 6,23 Sulawesi Tengah, Bengkulu, Sumatera
o
Sulawesi Tengah 6,22 Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara,
Bengkulu 6,20
.g
Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan
ps
Sumatera Utara 6,18 Utara, Jambi, Banten, Nusa Tenggara
Barat, Jawa Timur, Gorontalo,
.b
Jambi 5,82
tp
.id
Provinsi Papua juga merupakan satu-satunya provinsi yang menempati
o
kelompok subindeks rendah dalam kurun waktu 2017-2018 yaitu dengan
.g
nilai subindeks berturut-turut sebesar 4,65 dan 4,68.
ps
Selain kedua provinsi diatas, yakni sebanyak 32 provinsi masuk dalam
.b
Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
tp
Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
ht
ACEH 10
8 IP-TIK
6
4
4,49 4,66
2
0
2017 2018
.id
10
8 Subindeks IP-TIK
o
.g
6 Akses&Infrastruktur
6,69 6,60
ps
4 5,03 Penggunaan
4,86
.b
0
w
2017 2018
//w
s:
SUMATERA UTARA
10
tp
IP-TIK
ht
4 4,94
4,65
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,20 6,18
4 5,15 5,53 Penggunaan
2 3,38 3,72
Keahlian
0
2017 2018
10
8
IP-TIK
6
4 5,00 5,12
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
.id
8
o
6 Akses&Infrastruktur
.g
6,38 6,37
4 5,52 5,65 Penggunaan
ps
3,78 3,96
2 Keahlian
.b
0
w
2017 2018
w
//w
RIAU
s:
10
IP-TIK
tp
8
ht
4 5,08 5,25
0
2017 2018
10 Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,07 5,76 6,10
4 5,50 Penggunaan
4,16 4,32
2 Keahlian
0
2017 2018
8
IP-TIK
6
4 4,91
4,66
2
0
2017 2018
.id
10
Subindeks IP-TIK
8
o
.g
6 Akses&Infrastruktur
ps
4 5,80 5,44 5,82 Penggunaan
5,21
3,93
.b
2 3,53 Keahlian
w
0
w
2017 2018
//w
s:
SUMATERA SELATAN 10
IP-TIK
tp
8
ht
4 4,81
4,63
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
4 5,38 5,53 5,62 5,48 Penggunaan
2 3,43 3,65
Keahlian
0
2017 2018
8
IP-TIK
6
4 4,78 4,88
2
0
2017 2018
.id
10
Subindeks IP-TIK
8
o
.g
6 Akses&Infrastruktur
6,29 6,20
ps
4 5,26 5,50 Penggunaan
3,55 3,61
.b
2 Keahlian
w
0
w
2017 2018
//w
s:
LAMPUNG 10
IP-TIK
tp
8
ht
4
4,20 4,50
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
4 5,38 5,02 5,47 Penggunaan
4,86
2 2,95 3,50 Keahlian
0
2017 2018
8
IP-TIK
6
4 4,89
4,70
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
.id
8
Akses&Infrastruktur
o
6
4 5,27 5,08 5,57 5,07
.g Penggunaan
ps
3,94 4,12
2 Keahlian
.b
0
w
2017 2018
w
//w
KEPULAUAN RIAU 10
IP-TIK
s:
8
tp
6
ht
5,89 6,14
4
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,48 6,80
6,08 6,16
4 5,20 5,46 Penggunaan
2 Keahlian
0
2017 2018
8
IP-TIK
6 6,95 7,14
4
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
.id
8
7,84 7,90 Akses&Infrastruktur
o
6 6,73
6,31 6,46 6,47
4
.g Penggunaan
ps
2 Keahlian
.b
0
w
2017 2018
w
//w
JAWA BARAT
s:
10
tp
IP-TIK
ht
5,38 5,63
4
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,02 6,33
4 5,48 5,00 5,50 Penggunaan
4,68
2 Keahlian
0
2017 2018
4 4,99 5,17
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
.id
5,62 5,97
4 5,35 5,38 Penggunaan
4,26
o
4,19
2 Keahlian
0 .g
ps
2017 2018
.b
w
w
//w
DI YOGYAKARTA
s:
10
IP-TIK
tp
8
ht
6 6,66
6,27
4
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 7,48 7,48 7,44 Akses&Infrastruktur
6,93
4 5,01 5,44 Penggunaan
2 Keahlian
0
2017 2018
4 5,14 5,20
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
.id
8
o
6 Akses&Infrastruktur
4 5,70 5,63 5,80
.g 5,64 Penggunaan
ps
4,34 4,38
2 Keahlian
.b
0
w
2017 2018
w
//w
BANTEN
s:
tp
10
IP-TIK
ht
6
5,50 5,80
4
0
2017 2018
10
8
Subindeks IP-TIK
6 Akses&Infrastruktur
6,16 6,50
4 5,79 5,81 Penggunaan
4,71 5,11
2 Keahlian
0
2017 2018
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
.id
6,93 7,22
6,26 6,23
4 4,89 5,23 Penggunaan
o
.g
2 Keahlian
ps
0
2017 2018
.b
w
w
//w
8
ht
4
4,27 4,38
2
0
2017 2018
10
8 Subindeks IP-TIK
Akses&Infrastruktur
6
5,77 5,75 Penggunaan
4 4,78 5,00
Keahlian
2 3,01 3,09
0
2017 2018
4
3,87 3,77
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
.id
6 Akses&Infrastruktur
o
4 5,50 5,50 Penggunaan
.g
4,63 4,44
2 Keahlian
ps
2,30 2,24
0
.b
2017 2018
w
w
//w
KALIMANTAN BARAT
s:
10
IP-TIK
tp
8
ht
4
4,35 4,48
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
4 5,00 5,17 5,19 5,15 Penggunaan
2 3,29 3,44 Keahlian
0
2017 2018
4 4,81 4,92
2
0
2017 2018
.id
o
10
Subindeks IP-TIK
8
.g
ps
6 Akses&Infrastruktur
.b
2 Keahlian
w
0
//w
2017 2018
s:
10
tp
KALIMANTAN SELATAN
IP-TIK
ht
4 4,97 5,23
0
2017 2018
10
8
Subindeks IP-TIK
6 Akses&Infrastruktur
4 5,39 5,42 5,82 5,44 Penggunaan
4,33 4,53
2 Keahlian
0
2017 2018
10
IP-TIK
8
6
6,00 6,14
4
0
2017 2018
.id
10
Subindeks IP-TIK
8
o
.g
6 Akses&Infrastruktur
6,76 6,49 6,77 6,45
ps
4 4,98 5,37 Penggunaan
2
.b
Keahlian
w
0
w
2017 2018
//w
s:
KALIMANTAN UTARA
tp
10
IP-TIK
ht
6
5,58 5,76
4
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,02 6,02 6,03 5,96
4 4,91 5,40 Penggunaan
2 Keahlian
0
2017 2018
8
IP-TIK
6
4 5,29 5,33
0
2017 2018
.id
10
Subindeks IP-TIK
8
o
.g
6 Akses&Infrastruktur
6,13 6,10
ps
4 5,54 5,73 Penggunaan
4,62 4,55
.b
2 Keahlian
w
0
w
2017 2018
//w
s:
SULAWESI TENGAH
tp
10
IP-TIK
ht
4
4,58 4,51
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,14 6,22
4 5,02 4,97 Penggunaan
2 3,37 3,20 Keahlian
0
2017 2018
8
IP-TIK
6
4 5,02 5,10
2
0
2017 2018
.id
10
o
Subindeks IP-TIK
.g
8
ps
6 Akses&Infrastruktur
5,48 6,05 5,66 6,02
4 Penggunaan
.b
4,05 4,07
2
w
Keahlian
w
0
//w
2017 2018
s:
tp
SULAWESI TENGGARA
10
ht
8 IP-TIK
6
4 4,72 4,83
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,32 6,35
4 5,12 5,33 Penggunaan
2 3,52 3,58 Keahlian
0
2017 2018
Catatan: Tahun 2017 merupakan Angka Revisi
Indeks Pembangunan TIK 2018 | 59
GORONTALO
10
8
IP-TIK
6
4 4,75
4,63
2
0
2017 2018
.id
10
Subindeks IP-TIK
o
.g
8
Akses&Infrastruktur
ps
6
4 5,66 5,22 5,62 Penggunaan
.b
5,01
2 3,74 3,84
w
Keahlian
w
0
//w
2017 2018
s:
tp
SULAWESI BARAT
ht
10
8
IP-TIK
6
4
4,03 4,14
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
4 5,45 5,48 Penggunaan
4,75 4,87
2 2,74 Keahlian
2,59
0
2017 2018
8
IP-TIK
6
4 4,68 4,68
2
0
2017 2018
.id
10
Subindeks IP-TIK
o
.g
8
Akses&Infrastruktur
ps
6 6,80 6,81
4 5,13 Penggunaan
.b
5,07
2 3,24
w
3,16 Keahlian
w
0
//w
2017 2018
s:
MALUKU UTARA
tp
10
IP-TIK
ht
4
4,22 4,24
2
0
2017 2018
10
Subindeks IP-TIK
8
6 Akses&Infrastruktur
6,45 6,41
4 4,87 4,70
Penggunaan
2 2,71 Keahlian
2,45
0
2017 2018
8 IP-TIK
6
4 4,84 5,07
0
2017 2018
.id
10
8 Subindeks IP-TIK
o
.g
6 Akses&Infrastruktur
6,36 6,35
ps
4 5,21 5,46 Penggunaan
3,70 4,04
.b
2 Keahlian
w
0
w
2017 2018
//w
s:
PAPUA
tp
10
IP-TIK
ht
2 3,50 3,30
0
2017 2018
10
8 Subindeks IP-TIK
6 Akses&Infrastruktur
4 Penggunaan
4,17 4,65 4,68
3,76 Keahlian
2
2,27 2,15
0
2017 2018
Catatan: Tahun 2017 merupakan Angka Revisi
62 | Indeks Pembangunan TIK 2018
o .id
.g
ps
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
Bab III
Disparitas Pembangunan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi
.id
TIK antarprovinsi semakin meningkat yang ditunjukkan dari semakin lebarnya
o
jarak antara provinsi dengan IP-TIK tertinggi dan IP-TIK terendah, yaitu 3,45 di
tahun 2017 menjadi 3,85 di tahun 2018.
.g
ps
.b
Gambar 21. Selisih Nilai Tertinggi dan Terendah IP-TIK Provinsi, 2017-
2018
w
w
//w
3,90 3,85
s:
3,80
tp
3,70
ht
3,60
3,50 3,45
3,40
3,30
3,20
2017* 2018
Catatan: *) Angka Revisi
Gambar 22. Selisih Nilai Tertinggi dan Terendah Subindeks Penyusun IP-
TIK Provinsi, 2017-2018
.id
Infrastruktur
o
5,00 .g
ps
5,00
4,57
.b
4,50 4,50
4,15
w
4,04
w
4,00 4,00
3,67
//w
3,50 3,50
s:
tp
3,00 3,00
ht
2,50 2,50
2017 2018 2017 2018
5,00
4,50
4,00
3,50
2,50
2017 2018
.id
yang dilaksanakan setiap tahun.
o
Rumah Tangga dan Komputer
.g
ps
Komputer merupakan perangkat untuk membantu mempermudah pekerjaan
.b
manusia. Komputer tidak hanya berupa komputer desktop, tetapi juga termasuk
w
laptop dan tablet. Secara umum, pada tahun 2018 rumah tangga yang memiliki
w
komputer sebesar 20,05 persen dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Jika dilihat
//w
daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Hal ini ditunjukkan
tp
oleh persentase yang berada di atas 25 persen selama empat tahun terakhir di
ht
40
30
28,61 28,55 27,88 28,43 Perkotaan
20
20,05 Perdesaan
18,71 19,14 19,11
10 Perkotaan+Perdesaan
8,74 9,24 9,18 9,93
0
2015 2016 2017 2018
.id
Lebih lanjut lagi, secara individu penetrasi internet di Indonesia juga terus
o
mengalami peningkatan. Sama halnya dengan rumah tangga, terdapat kesenjangan
.g
penetrasi internet di daerah perkotaan dan perdesaan. Gambar 25 memperlihatkan
ps
bahwa persentase individu yang menggunakan internet di daerah perkotaan hampir
.b
masih terjadi. Di tahun 2018, terdapat empat provinsi dengan penetrasi internet
lebih dari 50 persen yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan
s:
tp
Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur,
dan Papua masih di bawah 30 persen.
90
80
70 78,08
70,89 66,22
60 57,33
61,88
50 57,03 Perkotaan
47,22 51,9
40 41,98 Perdesaan
41,99
30 Perkotaan+Perdesaan
31,79
20 26,84
.id
10
o
0
2015 2016 2017
.g
2018
ps
.b
w
w
60
tp
ht
50
50,92
40 43,36 39,9
10 14,23
11,7
0
2015 2016 2017 2018
.id
Sulawesi Utara 40,59
Riau 39,98
o
.g
JawaTimur 38,75
ps
Jawa Tengah 38,51
Kep. Bangka Belitung 37,33
.b
Gorontalo 34,62
tp
Pada bagian ini ditunjukkan hasil scatter plot antara gini ratio 2018
(September) dan IP-TIK 2018 pada 34 provinsi di Indonesia. Scatter plot ini untuk
menunjukkan kelompok-kelompok provinsi berdasarkan pembangunan TIK dan
.id
ketimpangan pendapatannya yang diukur melalui gini ratio.
o
.g
Kuadran I merupakan kelompok provinsi dengan pembangunan TIK yang relatif
ps
tinggi, namun ketimpangan pendapatannya juga relatif besar. Provinsi yang
.b
dan Bali.
w
//w
Sulawesi Selatan, Sulawesi barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Utara,
ht
II I
o .id
.g
ps
.b
w
w
III IV
//w
s:
tp
ht
Kumpulan Data
IP-TIK
Nilai IP-TIK
Provinsi
2017* 2018
(1) (2) (3)
11 Aceh 4,49 4,66
12 Sumatera Utara 4,65 4,94
13 Sumatera Barat 5,00 5,12
14 Riau 5,08 5,25
15 Jambi 4,66 4,91
16 Sumatera Selatan 4,63 4,81
17 Bengkulu 4,78 4,88
18 Lampung 4,20 4,50
.id
19 Kepulauan Bangka Belitung 4,70 4,89
21 Kepulauan Riau 5,89 6,14
o
.g
31 DKI Jakarta 6,95 7,14
ps
32 Jawa Barat 5,38 5,63
33 Jawa Tengah 4,99 5,17
.b
Sumber: BPS
Catatan: *) Angka Revisi
.id
19 Kepulauan Bangka Belitung 5,27 5,57
21 Kepulauan Riau 6,48 6,80
o
.g
31 DKI Jakarta 7,84 7,90
32 Jawa Barat 6,02 6,33
ps
33 Jawa Tengah 5,62 5,97
.b
.id
21 Kepulauan Riau 5,20 5,46
o
31 DKI Jakarta 6,31 6,73
32 Jawa Barat .g 4,68 5,00
ps
33 Jawa Tengah 4,19 4,26
.b
.id
21 Kepulauan Riau 6,08 6,16
o
31 DKI Jakarta 6,46 6,47
32 Jawa Barat .g
5,48 5,50
ps
33 Jawa Tengah 5,35 5,38
.b