Hingga saat ini banyak mitos tentang kewirausahaan. Salah satunya
merupakan akibat dari kurangnya penelitian terhadap kewirausahaan. Kebanyakan peneliti dilapangan mencatat, bahwa studi tentang kewirausahaan masih dalam tahap pertumbuhan bayi (infancy), sehingga mitos-mitos tersebut cenderung berlaku, tetapi pada akhirnya terbantahkan oleh temuan penelitian kontemporer. Beberapa mitos tersebut adalah :
Wirausahawan adalah pekerja, bukan pemikir
Karena wirausahawan cenderung bekerja untuk masa depan, maka mereka juga adalah pemikir. Tentu saja, mereka bersifat metodik, yang merencanakan langkahnya dengan sangat hati-hati.
Wirausahawan harus dilahirkan, bukan dibentuk
Gagasan yang menyatakan bahwa untuk menjadi wirausahawan tidak dapat dipelajari dan sifat wirausahawan yang merupakan bawaan lahir (innate) sudah lazim diterima sejak lama. Akan tetapi saat ini pengakuan terhadap kewirausahaan sebagai suatu disiplin telah mendobrak mitos tersebut. Seperti juga disiplin-disiplin lainnya, kewirausahaan memiliki suatu pola dan proses. Pandangan ini merupakan terjadi akibat adanya salah pengertian. Karena banyak inventor dan investor adalah juga wirausahawan. Misalnya, Ray Krol tidak menjalankan franchise fast food, tetapi ia memberi gagasan inovatif yang membuat McDonald’s menjadi perusahaan fast food terbesar.
Wirausahawan tidak dapat menyesuaikan diri
Anggapan bahwa wirausahawan tidak dapat menyesuaikan diri, khususnya dengan keadaan atau perkembangan akdemik dan sosial merupakan akibat dari kenyataaan adanya beberapa pemilik usaha yang sukses meskipun ia tidak berpendidikan tinggi, mereka dipandang sebagai pahlawan baik secara sosial ekonomi dan akdemik Menjadi wirausahawan yang dibutuhkan adalah uang Adalah benar bahwa suatu usaha membutuhkan modal, juga benar bahwa banyak perusahaan yang gulung tikar karena tidak didukung oleh modal. Tetapi, tanpa ketrampilan dibidang keuangan, perusahaan juga akan rubuh meskipun modalnya besar. Berarti diperlukan ketrampilan manajerial, kemampuan merencanakan dan lain-lain
Menjadi wirausahawan, yang perlu adalah keberuntungan.
Berada pada suatu “tempat pada waktu yang tepat” selalu memberi kebaikan. Tetapi keberuntungan akan diperoleh bila persiapan yang dilakukan sesuai dengan kesempatan yang tersedia. hal tersebut merupakan suatu adagio yang sama dengan adagio tersebut di atas.