Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Perusahaan

Toray memulai bisnis perdagangan tekstil dari serat sintetis di Indonesia pada
tahun 1948 dengan merk dagang Toray Tetrex. Ini merupakan awal dari
perkembangan bisnis Toray di Indonesia.
Di akhir era 60-an, pemerintah negara Republik Indonesia aktif mengundang para
investor luar negri, termasuk Jepang, untuk menanam investasi di Indonesia.
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Toray memutuskan untuk mendirikan basis
produksinya di Indonesia.
Sejak awal era 70-an, didirikanlah beberapa perusahaan joint venture di area
Tangerang, Purwakarta dan Ciracas.

Selain memulai produksi serat sintetis pertama di Indonesia, Toray juga


mengembangkan bisnis spinning, weaving dan dyeing. Di area Tangerang, Toray
mengembangkan lahan seluas 77 hektar yang sebelumnya merupakan area
persawahan dan rawa untuk mendirikan beberapa pabrik yang telah menyerap
banyak tenaga kerja dari seluruh Indonesia. Kerjasama yang baik dengan
pemerintah dan masyarakat, serta usaha keras dari para karyawan telah
membangun pondasi Toray Group di Indonesia di awal era 70-an.

Inovasi dan pengembangan bisnis


berkesinambungan
Sejak pertengahan era 70-an, Toray Group menanamkan investasi untuk
mengembangkan bisnisnya secara berkesinambungan dan untuk inovasi teknologi.
Pada era 80-an, kain dengan merk dagang Tetrex dapat diterima oleh pasar secara
luas, kemudian setelah mendengar rencana pemerintah Indonesia untuk
memajukan ekspor, Toray mengembangkan ekspornya. Para konsumen besar di
Eropa dan Amerika menilai kualitas produk Toray Group Indonesia lebih baik
dari produk Korea Selatan dan Taiwan.


Toray Milestone
Toray adalah perusahaan kimia terkemuka yang didirikan tahun 1926. Sepanjang
sejarahnya, Toray telah memfokuskan diri pada riset dan engembangan teknologi,
terusmenerus berkontribusi untuk masyarakat dengan memberikan nilai tambah
baru.

1970- Pendirian perusahaan ISTEM (1970), TEXFIBRE (1970), CENTEX


1975 (1970), ITS (1971), ACTEM (1973), EASTERNTEX (1973).
Setiap perusahaan tekstil Toray Group membangun sistem pabrik
1976-
continuous (spinning, weaving, dyeing), meningkatkan kapasitas produksi
1980
dan mengembangan penjualan yang terpusat pada pasar domestik.
Untuk memajukan ekspor negara Indonesia, setiap perusahaan tekstil Toray
1980- Group meningkatkan penjualan ke pasar Internasional (ekspor). Pada
1990 rentang waktu tersebut tercipta produk dan teknologi baru seperti merk
dagang TETREX dan VALENTINO (ISTEM), serta DOBBY (CTX).
1990- Arena persaingan berada pada pasar dunia, sehingga renewal fasilitas untuk
memperkuat dasar produksi dimulai dan produksi terus ditingkatkan
(penambahan mesin weaving berkecepatan tinggi dengan teknologi terbaru,
penambahan fasilitas besar polyester staple terbaru yang menghubungkan
langsung proses polymer dan spinning (1995) di ITS dan
2000
sebagainya.Pendirian perusahaan OST (1990) dan PNR
(1994)Pembangunan Padepokan Judo Indonesia di Ciloto, serta Toray Judo
Hall di kawasan Toray Group Tangerang (1992-1993) Pendirian Indonesia
Toray Science Foundation (1993)
Setiap perusahaan Toray Group membangun fasilitas pembangkit listrik
baru yang besar untuk mendukung kebijakan konversi bahan bakar fasilitas
pembangkit listrik dari minyak gas dan batubara sebagai penanganan
masalah energi.
Toray Group mulai menerapkan sistem manajemen berstandar ISO 9001
(Sistem Menejemen Mutu) maupun ISO 14001 (Sistem Manajemen
Lingkungan), serta mengikuti program PROPER yang dilaksanakan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup dan memperoleh peringkat BIRU.
2000-
CENTEX/EASTERNTEX menerima penghargaan nol kecelakaan &
2005
SMK3 dari wakil presiden Megawati Soekarnoputri dan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (2001). Meneruskan pelebaran dan percepatan
mesin weaving. Penambahan mesin spinning di EASTERNTEX (32,000
spindle pada tahun 2000). CENTEX menerima penghargaan dari KADIN
JKT sebagai perusahaan unggulan dalam kontrol pelestarian lingkungan.
Sekitar tahun 2000 ISTEM melakukan pengembangan produk baru yaitu
"Spun Polyester Fabric" dan pada tahun 2002 ACTEM melakukan
pengembangan produk "Acrylic Blended Yarn"
EASTERNTEX mendirikan pembangkit listrik dari batubara pada tahun
2006.
2006-
Penambahan mesin spinning di EASTERNTEX sebanyak 44,000 spindle
2010
pada tahun 2008. Selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, ISTEM
dan ACTEM melakukan perluasan area pabrik.
Selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, ACTEM melakukan
perluasan area pabrik.
EASTERNTEX meneruskan pelebaran dan percepatan mesin weaving
dengan penambahan mesin AJL pada tahun 2017.
Pada tahun 2012 Toray International Indonesia (TIIN) bekerjasama dengan
PT Winner dan Matsuoka Jepang, membangun perusahaan garment di
Semarang.
Resin Compound dibangun pada Januari 2013, produksi pertama kali
2011-
dimulai pada bulan November 2013.
2017
Tahun 2017 ISTEM dan ACTEM melakukan Upgrade Sertifikasi ISO
9001:2015 & ISO 14001:2015, serta mendapatkan sertifikasi OHSAS
18001:2007, dan SMK3 Gold.
Ekspansi Bisnis ITS
Pada tanggal 6 Juli 2017, ITS menyelenggarakan upacara dimulainya
produksi produk baru ITS yaitu PET/PE Conjugate Fiber. PET/PE
Conjugate Fiber merupakan bahan untuk membuat produk sanitari seperti
popok dan pembalut.

Anda mungkin juga menyukai