Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL


BIOSURFAKTAN DARI LUMPUR KOLAM ANAEROB IPAL
INDUSTRI MINYAK SAWIT

OLEH :
LOVI YONA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1

Isolation and Identification of Biosurfactant Producing Bacteria from


Anaerobic Pond Mud WWTP Palm Oil Industry

By

Lovi Yona1), M. Hasbi2), Eko Purwanto2)


Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau
loviyona123@gmail.com

Abstract

This study aims to isolate and identify the types of biosurfactant producing
bacteria in anaerobic ponds WWTP palm oil industry PT. Sawit Asahan Indah.
This research was conducted from April to May 2019. Bacteria were isolated and
identified biochemically and 16S R DNA method. The number of bacteria
obtained is 8,3 x 106 CFU / ml. The results of the study identified three types of
bacteria, namely Proteus vulgaris, Proteus mirabilis and Enterobacter aerogenes.
The Proteus vulgaris emulsification index is 25%, the Proteus mirabilis
emulsification index is 43.3% and the emulsification index Enterobacter
aerogenes is 41.6%. This shows that all three bacteria have the potential to
produce biosurfactants.

Keywords : Biosurfactant, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, Enterobacter


aerogenes, Emulsification Index
1)
Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, University Riau
2)
Lecturers of the Fisheries and Marine Science Faculty, University Riau
2

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Lumpur Kolam


Anaerob IPAL Industri Minyak Sawit

Oleh

Lovi Yona1), M. Hasbi2), Eko Purwanto2)


Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
loviyona123@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk isolasi dan identifikasi jenis bakteri penghasil
biosurfaktan pada kolam anaerob IPAL industri minyak sawit PT. Sawit Asahan
Indah. Penelitian ini dilaksanakan pada April sampai Mei 2019. Bakteri diisolasi
dan diidentifikasi secara biokimia dan metode 16S R DNA. Jumlah bakteri yang
didapat sebanyak 8,3 x 106 cfu/ml. Dari hasil penelitian teridentifikasi 3 jenis
bakteri yaitu Proteus vulgaris, Proteus mirabilis dan Enterobacter aerogenes.
Indeks emulsifikasi Proteus vulgaris yaitu 25%, Indeks emulsifikasi Proteus
mirabilis yaitu 43,3% dan Indeks emulsifikasi Enterobacter aerogenes yaitu
41,6%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga bakteri berpotensi untuk menghasilkan
biosurfaktan.

Kata Kunci : Biosurfaktan, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, Enterobacter


aerogenes, Indeks Emulsifikasi
1)
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

.
3

PENDAHULUAN

Sungai merupakan habitat bagi dalam perairan akan berkurang. Hal


organisme akuatik yang ini sangat membahayakan bagi biota
keberadaannya pada saat ini sudah biota yang ada diperairan, sehingga
banyak yang tercemar. Pencemaran diperlukan suatu upaya untuk
yang terjadi salah satunya diakibatkan menanggulangi hal tersebut.
dari adanya buangan limbah cair Pada saat ini industri minyak
industri. Salah satu industri pada saat sawit telah mengupayakan
ini yang berkembang pesat yaitu pengolahan limbah cair yang
industri pengolahan minyak sawit. dihasilkan dengan menerapkan
Indonesia memproduksi minyak sistem IPAL (Instalasi Pengolahan
kelapa sawit terbesar di dunia (hampir Air Limbah). Limbah cair dari proses
50%) yaitu sebesar 16 juta ton CPO IPAL nantinya akan dimanfaatkan
per tahun, sehingga dapat untuk Land Application. Akan tetapi
menghasilkan limbah cair sebanyak belum semua pabrik kelapa sawit
48 juta ton tiap tahunnya (Hadiyanto, memiliki Land Application sehingga
2011). Riau merupakan salah satu limbah dibuang ke perairan. Pada
propinsi yang memiliki perkebunan kolam IPAL minyak kelapa sawit
kelapa sawit yang sangat luas di mengandung lumpur yang
Indonesia. Luas perkebunan kelapa didalamnya terdapat mikroorganisme
sawit di Riau pada tahun 2015 yaitu terutama bakteri. Menurut Bisset et
2.424.545 Ha dengan total produksi al., (2007) sedimen mengandung
7.841.947 ton/tahun (Badan Pusat populasi mikroorganisme yang
Statistik Riau, 2015). Setiap ton melimpah dengan keanekaragaman
minyak sawit yang dihasilkan akan yang tinggi. Bakteri dapat dijadikan
mengeluarkan limbah cair sebanyak sebagai metode alternatif dan ramah
2,5 m3 (Ahmad, 2000). lingkungan untuk menanggulangi
Pencemaran lingkungan yang pencemaran yang dikenal dengan
diakibatkan limbah cair pabrik bioremediasi. Bakteri yang mampu
kelapa sawit dikategorikan sebagai menanggulangi pencemaran minyak
pencemaran lingkungan yang serius, disebut dengan bakteri penghasil
karena karakteristik limbah cair biosurfaktan.
tersebut mengandung minyak dan Biosurfaktan merupakan
lemak yang cukup tinggi berkisar senyawa yang dihasilkan oleh
190-14.720 mg/L (Ditjen PPHP, mikroorganisme yang berfungsi
2006), sementara itu baku mutu untuk menurunkan tegangan
minyak dan lemak yang ditetapkan permukaan agar proses bioremediasi
oleh pemerintah RI melalui dapat berlangsung dengan baik.
Keputusan Menteri Lingkungan penelitian mengenai isolasi dan
Hidup No. 5 tahun 2014 yaitu identifikasi bakteri penghasil
sebesar 25 mg/L. Dengan adanya biosurfaktan pada limbah industri
minyak diperairan, maka akan minyak sawit masih minim
membentuk suatu lapisan yang dilakukan. Oleh karena itu penulis
menyebabkan intensitas cahaya yang tertarik melakukan penelitian dalam
masuk ke perairan terhambat, mengisolasi dan identifikasi bakteri
sehingga akan menyebabkan dari lumpur kolam anaerob IPAL
terganggunya proses fotosintesis dan industri minyak sawit.
mengakibatkan oksigen terlarut di
4

Penelitian ini bertujuan untuk 1 x 24 jam di dalam inkubator shaker


mengetahui jenis bakteri penghasil sampai bakteri tumbuh. Setelah itu
biosurfaktan pada kolam anaerob sampel di encerkan sampai
IPAL industri minyak sawit. pengenceran 10-6 dengan cara
memasukkan 1 ml air sampel
METODE PENELITIAN kedalam tabung reaksi yang berisi 9
Penelitian ini dilaksanakan pada ml NaCL, maka didapatkan
pengenceran 10-1. Begitu seterusnya
bulan April - Mei 2019. Pengambilan
sampai pengenceran 10-6. Sampel
sampel dilakukan pada lumpur kolam pada pengenceran 10-4, 10-5, 10-6
anaerob IPAL industri minyak sawit kemudian diambil dan dicoretkan
yang berlokasi di PT. Sawit Asahan secara zig zag dengan menggunakan
Indah, Ujung Batu, Rokan Hulu, jarum ose masing masing
Provinsi Riau. Isolasi dan Identifikasi pengenceran pada media uji berupa 1
Blood Agar dan 1 Mac Conkey Agar.
bakteri di lakukan di Laboratorium
Kemudian sampel yang telah
Bakteriologi UPT Kesehatan dicoretkan diinkubasi selama 24 jam
Lingkungan Provinsi Riau. hingga bakteri tumbuh. Setelah
tumbuh amati jenis koloni bakteri
Prosedur Penelitian berdasarkan warna yang dihasilkan
 Pengambilan Sampel pada media. Diduga bakteri yang
Pengambilan sampel dilakukan memiliki warna berbeda adalah
secara acak yaitu dengan bakteri dengan jenis berbeda.
pengambilan satu titik pada setiap
kolam (anaerob 1, 2, 3 dan 4)  Uji Emulsifikasi
kemudian dikompositkan. Isolat bakteri sebanyak 1 ose
Pengambilan sampel hanya dimasukkan kedalam 4 ml NaCL dan
dilakukan sekali. Sampel diambil 4 ml minyak sawit. divorteks selama
menggunakan gayung pada 2 menit. Setelah itu didiamkan
permukaan kolam dan dimasukkan selama 1 x 24 jam agar busa yang
kedalam wadah botol kaca dengan dihasilkan stabil. Setelah stabil di
volume 150 mL, kemudian botol ukur tinggi dari busa yang terdapat
sampel tersebut dimasukan kedalam pada tabung reaksi. Apabila isolat
coolbox yang telah diisi es batu agar bakteri menghasilkan busa, maka
suhu pada coolbox tersebut bakteri tersebut adalah bakteri
mendekati suhu 4 oC dimana guna biosurfaktan
untuk mengawetkan sampel sebelum
dilakukan isolasi dan identifikasi.  Perhitungan Jumlah Bakteri
Bakteri yang telah diencerkan
 Isolasi Bakteri pada pengenceran 10-5 kemudian
Sampel yang didapat dari kolam diteteskan sebanyak 1 ml ke kertas
anaerob IPAL industri minyak sawit petri film. Setelah itu kertas tersebut
ditimbang sebanyak 5 mg, kemudian ditekan dengan menggunakan
ditambahkan 45 ml larutan BPS. Aplication petrifilm¸ agar cairan pada
Setelah itu sampel yang telah kertas menyebar dan merata.
dikayakan diambil 1 ml untuk Kemudian kertas dimasukkan
ditumbuhkan pada media BHI, kedalam incubator dan dan
setelah itu sampel di inkubasi selama diinkubasi selama 24 jam sampai
5

bakteri tumbuh. Setelah tumbuh diteteskan biomerieux maka isolat


dihitung bakteri secara manual tersebut mengandung enzim katalase
dengan menggunakan rumus pada dan sebaliknya.
buku Atlas Bewarna Mikrobiologi  Uji Gula
Kedokteran (Hart and Shears, 1997). Setelah bakteri tumbuh, bakteri
diambil menggunakan jarum ose
 Identifikasi Bakteri kemudian ditanamkan ke TSIA,
Identifikasi bakteri secara SIM, urea, citrat, glukosa, laktosa,
biokimia yang dilakukan dalam sukrosa, simmon citrate dan indol.
penelitian yaitu uji pewarnaan gram, Setelah itu, gula-gula tadi kemudian
uji katalase, uji oksidase, uji TSIA, diingkubasi selama 24 jam.
uji sulfida, uji indol uji motilitas, uji
simmon citrate, uji urease, uji Analisis Data
glukosa, uji laktosa, uji maltosa dan Analisis data dilakukan secara
uji sukrosa. deskriptif. Bakteri diidentifikasi
 Uji Pewarnaan Gram dengan menggunakan buku “Atlas
Isolat diteteskan sebanyak 2-3 Bewarna Mikrobiologi Kedokteran”
tetes pada kaca mikroskop, kemudian (Hart and Shears, 1997) dan metode
sampel diteteskan biomerieux dan 18s rRNA. Hasil isolasi dan
didiamkan sampai kering, setelah identifikasi ditabulasikan ke dalam
kering cairan pada kaca mikroskop bentuk tabel dan gambar.
dicuci kemudian dikeringkan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah kering diwarnai dengan gram
crystal violet. Kemudian dicuci
PT. Sawit Asahan Indah
hingga warna pada kaca tersebut
merupakan perusahaan swasta yang
hilang. Setelah itu kaca tersebut
dikelola dengan hak guna usaha yang
diwarnai dengan lugol lalu dicuci.
bergerak dibidang perkebunan
Setelah itu kaca tersebut diwarnai
khususnya kelapa sawit. PT. Sawit
dengan gram decolorizer lalu dicuci.
Asahan Indah merupakan salah satu
Setelah itu kaca tersebut diwarnai
anak perusahaan perkebunan dari
dengan gram safranin lalu dicuci.
grup PT. Astra Agro Lestari Tbk
 Uji Oksidase
yang bertempat di Kecamatan Ujung
Satu tetes isolat diusapkan pada
Batu Kabupaten Rokan Hulu Riau.
kertas oksidase. Apabila kertas
tersebut bewarna biru, maka bakteri Isolasi Bakteri
itu adalah gram negatif. Apabila Berdasarkan analisis bakteri
kertas bewarna merah setelah diusap pada 3 media Blood Agar dan 3
maka bakteri tersebut adalah gram media Mac Conkey serta hasil
positif. identifikasi secara morfologi dan
 Uji Katalase biokimia merujuk pada buku Atlas
Isolat murni diambil 1 ml Bewarna Mikrobiologi Kedokteran
dengan jarum suntik lalu diteteskan Karya Tony Hart dan Paul Shears
keatas kertas remel katalase. Cairan (1997) ditemukan 3 jenis bakteri
pada kertas tersebut kemudian yang berbeda. Ketiga isolat terdiri
diteteskan 1 tetes biomerieux untuk dari isolat A1, isolat A2 dan A3.
melihat adanya enzim katalase pada
sampel. Apabila cairan pada isolat
tiba-tiba keruh/berbuih saat
6

TSIA, uji sulfida, uji indol, uji


motilitas, uji simmon citrate, uji
urease, uji glukosa, uji laktosa dan
uji sukrosa. Hasil uji biokimia
menunjukkan karakteristik yang
berbeda diantara ke tiga isolat
bakteri.
Tabel 2. Identifikasi Secara
Gambar 1. Hasil Subkultur Isolat Biokimia
Bakteri Uji Biokimia Kode Sampel
A1 A2 A3
Identifikasi Bakteri Gram - - -
Pengamatan morfologi yang Katalase + + +
dilakukan meliputi bentuk koloni, Oksidase - - -
tepian koloni, warna koloni dan TSIA K/K M/M M/K
sudut elevasi. Sulfida + + -
Tabel 1. Identifikasi secara Indol + - -
Morfologi Motilitas + + +
Isolat Bentuk Warna Tepian Simmon + + +
Bulat Kuning Rata Citrate
A1 Urease + - -
Putih Glukosa + + +
A2 kekuning Rata Laktosa + - +
Bulat
an Maltosa + + +
Putih Sukrosa + - +
bergelo
A3 Irreguler Kekunin
mbang
gan a. Uji Pewarnaan Gram
Berdasarkan uji pewarnaan gram
Berdasarkan penelitian yang yang telah dilakukan menunjukkan
telah dilakukan oleh Adha (2018) bahwa isolat A1, isolat A2 dan isolat
dari perairan Desa Mengkapan A3 bersifat negatif. Hal ini
Kecamatan Sungai Apit Siak ditunjukkan dengan isolat satu, isolat
menemukan 2 isolat bakteri dua dan isolat tiga berbentuk batang
penghasil biosurfaktan dan dan bewarna merah. Bakteri gram
diantaranya memiliki ciri morfologi negatif memiliki lapisan peptidoglin
yang sama dengan isolat yang yang tipis dan lapisan lipid yang
ditemukan di kolam anaerob IPAL tebal yang larut ketika dibilas dengan
industri sawit PT Sawit Asahan larutan pemucat, sehingga bakteri ini
Indah. Isolat A1 yang didapat dari akan bewarna merah jika diwarnai
media Blood Agar pada pengenceran dengan pewarnaan gram (Lestari dan
10-4 memiliki kesamaan morfologi Hartati, 2017).
dengan isolat IA2 memiliki bentuk b. Uji Oksidase
bulat bewarna kuning dengan tepian Uji oksidase digunakan untuk
rata. mengetahui apakah bakteri memiliki
Identifikasi bakteri secara enzim oksidae atau tidak.
biokimia yang dilakukan dalam Berdasarkan uji oksidase yang telah
penelitian ini yaitu uji pewarnaan dilakukan didapatkan hasil bahwa
gram, uji katalase, uji oksidase, uji isolat A1, isolat A2 dan isolat A3
7

bernilai negatif. Uji positif ditandai menunjukkan terbentuknya cincin


dengan perubahan warna pada kertas merah pada serta isolat A2 dan A3
oksidase menjadi biru violet dan uji bernilai negatif yang menunjukkan
negatif ditandai dengan tidak adanya tidak adanya cincin merah.
perubahan warna atau berubah g. Uji Motilitas
menjadi merah muda pada kertas Berdasarkan uji motilitas yang
oksidase. telah dilakukan didapatkan hasil
c. Uji Katalase bahwa isolat A1, isolat A2 dan isolat
Uji katalase digunakan untuk A3 menunjukkan nilai positif
mengetahui adanya enzim katalase. ditandai dengan pertumbuhan bakteri
Berdasarkan uji katalase yang telah yang menyebar.
dilakukan didapatkan hasil bahwa h. Uji Simmon Citrate
isolat dengan kode A1, isolat A2 dan Uji sitrat bertujuan untuk
isolat A3 bernilai positif. mendeteksi kemampuan suatu
d. Uji TSIA organisme untuk memanfaatkan
Media TSIA merupakan media sebagai sumber karbon dan energi.
yang mengandung tiga macam gula Berdasarkan uji Simmon Citrate
yaitu laktosa, sukrosa dan glukosa yang telah dilakukan didapatkan
(Sudarsono, 2008). Berdasarkan uji hasil bahwa isolat A1, isolat A2 dan
TSIA yang telah dilakukan isolat A3 bersifat positif ditandai
didapatkan hasil bahwa isolat A1 dan dengan perubahan warna media dari
A2 menunjukkan tidak terjadi hijau menjadi biru.
perubahan warna pada media agar
miring dan agar tegak yang Uji Emulsifikasi
menandakan bahwa hanya glukosa
yang berfementasi. Sedangkan isolat
A3 terjadi perubahan pada media
agar tegak dan miring dari merah ke
kuning yang menandakan dapat
memfermentasi laktosa dan sukrosa.
e. Uji Sulfida
Uji sulfida bertujuan untuk
mengetahui kemampuan bakteri
dalam mereduksi asam asam amino
yang mengandung sulfur.
Berdasarkan uji sulfida yang telah Gambar 2. Grafik Emulsifikasi
dilakukan didapatkan hasil bahwa Berdasarkan hasil uji emulsifikasi,
isolat A1 dan isolat A2 bersifat menunjukkan bahwa indeks
positif ditandai dengan terjadinya emulsifikasi Proteus vulgaris yaitu
perubahan warna media dari kuning 25%, Proteus mirabilis yaitu 43.3%
menjadi kehitaman dan isolat A3 dan Enterobacter aerogenes yaitu
bersifat negatif menunjukkan bahwa 41,6%. Hasil indeks emulsifikasi
tidak terjadi perubahan warna media ketiga bakteri yang didapat mampu
dari kuning menjadi kehitaman. menghasilkan biosurfaktan. Hasil
f. Uji Indol indeks emulsifikasi Proteus mirabilis
Berdasarkan uji indol yang dan Enterobacter aerogenes lebih
telah dilakukan didapatkan hasil tinggi dibandingkan Proteus
bahwa isolat A1 bernilai positif yang vulgaris.
8

Berdasarkan Penelitian yang bakteri mesofilik. Hasil pengukuran


dilakukan oleh Novia (2018) dari pH yang dilakukan pada kolam
perairan Desa Mengkapan anaerob IPAL PT. Sawit Asahan
Kecamatan Sungai Apit Siak Indah yaitu 6-7. pH optimum untuk
menemukan 3 isolat bakteri pertumbuhan bakteri adalah 4-9
penghasil biosurfaktan dan (Yelti, 2014). Hasil pengukuran
diantaranya yaitu genus Proteus sp minyak dan lemak yang dilakukan
yang memiliki indeks emulsifikasi pada kolam anaerob IPAL PT. Sawit
sebesar 25%. Penelitian lainnya Asahan Indah yaitu 2.773 mg/L.
dilakukan oleh Linda (2018) yang Menurut Wenti (2015) pada
menemukan 2 isolat bakteri lingkungan yang telah tercemar
penghasil biosurfaktan dari lumpur minyak banyak ditemukan jenis
Sungai Siak dan salah satunya bakteri yang mampu mengurai
merupakan isolat bakteri minyak dibandingkan dengan
Enterobacter yang memiliki indeks lingkungan yang tidak tercemar
emulsifikasi sebesar 50%. minyak. Pada lingkungan tidak
tercemar minyak keberadaan
Perhitungan Jumlah Bakteri mikroorganisme penghasil
Berdasarkan penelitian yang biosurfaktan kurang dari 0,1%
dilakukan perhitungan jumlah bakteri (Wenti, 2015).
hanya pada pengenceran 10-5 dengan
jumlah bakteri sebanyak 8,3 x 106 KESIMPULAN DAN SARAN
CFU/ml. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
Jenis Bakteri dilakukan pada lumpur kolam
Berdasarkan hasil identifikasi anaerob IPAL industri minyak sawit
secara morfologi, biokimia dan Uji didapatkan 3 jenis bakteri penghasil
PCR pada Isolat A2 menunjukkan biosurfaktan yaitu Proteus mirabilis,
bahwa isolat A1 mendekati spesies Proteus vulgaris dan Enterobacter
Proteus vulgaris, isolat kedua A2 aerogenes, dengan jumlah bakteri
mendekati spesies Proteus mirabilis yaitu 8,3 x 106 CFU/mL. Sedangkan
dan isolat ketiga A3 mendekati hasil emulsifikasi dari Proteus
spesies Enterobancter aerogenes. vulgaris yaitu 25%, Proteus
mirabilis yaitu 43,3% dan
Parameter Lingkungan Enterobacter aerogenes 41,6% yang
Hasil pengukuran suhu yang menunjukkan bahwa ketiga bakteri
dilakukan pada kolam anaerob IPAL menghasilkan biosurfaktan.
PT. Sawit Asahan Indah berkisar
antara 350C-360C. Manos dalam Eka Saran
(2014) menyatakan bahwa Proteus Perlu dilakukan penelitian
mirabilis tumbuh optimum pada lanjutan yang dilakukan pada bulan
suhu 35-370C sedangkan bakteri yang berbeda di kolam anaerob IPAL
Enterobacter aerogenes tumbuh pada industri minyak sawit untuk
suhu 30-370C Hal ini menunjukkan mengetahui apakah bakteri yang
bahwa bakteri kolam anaerob PT dihasilkan tetap sama atau berbeda.
Sawit Asahan Indah tergolong jenis
9

DAFTAR PUSTAKA Sayuti, L., S. Wulandari dan Suratni.


Das, K dan A.K, Mukherjee. 2006. 2015. Identifikasi Bakteri dari
Crude petroleum-oil Limbah Cair Minyak Bumi
biodegradation efficiency of pada Sektor GS Chevron
Bacillus subtilis and Kecamatan Rimba Melintang
Pseudomonas aeruginosa Rokan Hilir. Jurnal
strains isolated from a Biogenesis. 12(1) : 39-46.
petroleum-oil contaminated
soil from North-East India. Linda, V.R. 2018. Isolasi dan seleksi
Biores Technol. 98: 1339- Bakteri Pengahasil
1345. Biosurfaktan dari Lumpur
Sungai Siak, Disekitar
DITJEN PPHP. 2006. Pedoman Pelabuhan Sungai Duku,
Pengolahan Limbah Industri Pekanbaru. Skripsi. Jurusan
Kelapa Sawit . Departemen Manajemen Sumberdaya
Pertanian. Jakarta. Perairan. Universitas Riau.
Pekanbaru.
Eka, M.P.L. 2014. Identifikasi
Proteus mirabilis dan
Resistensinya Terhadap
Antibiotik Imipenenm,
Klorampenikol, Sefotaksim
dan Siprofaksasin pada
Daging Ayam di Kota
Makassar. Skripsi. Program
Stusi Kedokteran Hewan.
Universitas Hasanuddin.

Gudiña E.J., V, Rocha., J.A, Teixeira


and Rodrigues L.R. 2010.
Antimicrobial and
antiadhesive properties of a
biosurfactant isolated from
Lactobacillus paracasei ssp.
paracasei A20. Lett Appl
Microbiol. 50(4):41-424.
Hart, T and P, Shears. 1997. Color
Atlas of Medical
Microbiology. Hipokrates.
Jakarta.

Hadiyanto. 2011. Potensi Limbah


Cair Kelapa Sawit (POME)
untuk Peyediaan Bioenergi
dan Feed Suplemen. Jurusan
Teknik Kimia. Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai