Anda di halaman 1dari 5

5 Masalah CCTV yang paling sering terjadi :

1. Gambar Silau (Whiting out)


Hasil CCTV silau umumnya terjadi saat kamera CCTV melihat benda yang memantulkan cahaya. Contoh sederhana dalam
masalah ini adalah sinar matahari atau lampu yang jatuh di atas lantai maupun dinding berwarna putih. Demikian juga di
paving block di halaman, atap mobil box dan ruangan  dengan lampu TL yang menyebar rata semisal factory outlet, studio
foto, ruang QC di pabrik dan lainnya. Pada kondisi seperti ini, camera dengan F Stop rendah cenderung "gagal" dalam
menangkal cahaya kuat. Adakalanya saat camera ditundukkan ke bawah, gambar menjadi normal, tetapi sayang objek yang
ditangkap tidak sesuai dengan keinginan client. 

2. Gambar Pudar (Faint)


Hasil CCTV pudar ditandai dengan melemahnya warna di semua tepi dari objek yang ditangkap. Penyebab utama biasanya
dari kabel yang panjang atau kualitas kabel yang jelek serta power supply yang lemah (drop). Bisa juga dari
sambungan connector yang kurang baik (sekalipun hal ini jarang dituding sebagai penyebab utama).

3. Gambar Bergelombang (Waving)


Hasil CCTV goyang umumnya disebabkan oleh interferensi dari frekuensi rendah, misalnya frekuensi listrik 220V/50Hz dari
PLN atau genset.  Bisa juga disebabkan oleh faktor Ground Loop yang kerap terjadi pada instalasi kabel coaxial yang
panjang.
4. Gambar Bergaris
Hasil CCTV bergaris disebabkan oleh gangguan frekuensi tinggi seperti lokasi yang berdekatan dengan pemancar radio
siaran, radio amatir dan CB (citizen band). Masing-masing gangguan memiliki ciri khas. Jika gangguannya terus menerus,
maka dipastikan dari pemancar radio siaran, sedangkan apabila sesekali namun sering, maka gangguan tersebut berasal
dari komunikasi radio amatir atau CB.
5. Gambar Meteorit
Istilah meteorit adalah istilah teknis CCTV. Gejalanya mirip seperti meteor atau komet yang "menghiasi" layar monitor.
Penyebabnya adalah induksi dari motor-motor listrik seperti bor, generator, dinamo mesin dan semisalnya.
Setelah jenis gangguan cctv dikenali dengan cermat, maka kita dapat memulai troubleshooting kecil-kecilan. Seperti
halnya pasukan yang akan terjun ke medan perang, ada baiknya jika kita menyiapkan seperangkat "senjata lengkap"
berupa peralatan penunjang. Berikut ini adalah list peralatan penunjang yang sangat membantu
dalam troubleshooting CCTV di lapangan.
1. Camera CCTV Standar atau Dome yang cukup baik sebagai referensi. Usahakan camera cadangan ini memiliki salah
satu feature berikut: TDN (True Day&Night), DNF (Day&Night Function) atau SDNR (Super Dynamic Noise Reduction).
2. Fixed lens dengan F Stop 1.6 atau 2.0 (milimeter bebas).
3. Power supply 2A (Switching).
4. Battery 12V/4AH (lengkap dengan clip dan jack DC).
5. ST-BT01Q atau sejenisnya.
6. Multimeter Digital.
7. Ground Loop Isolator GL001 (sebaiknya 2 buah).
Daftar di atas telah mencukupi untuk satu kali troubleshooting. Sedangkan jika ingin lebih serius lagi, maka kita harus
siapkan pula filter-filter tambahan seperti : Video Transformer Filter, High Frequency Blocker dan EMI Filter. Oleh karena
kita belum mengetahui seberapa besar kekuatan musuh, maka makin lengkap peralatan penunjang, tentunya lebih baik.
Baiklah kita mulai dengan 2 contoh kasus yang sering ditemui saat ini, yaitu gambar bergaris (kasus elevator camera) dan
redup-terang.
1. Elevator Camera Problem
Gejala (symptom): Saat lift diam gambar bagus, tetapi saat lift bergerak gambar bergaris-garis.

Kemungkinan Penyebab: 
1. Induksi listrik pada kabel coaxial yang berdekatan dengan kabel power lift.
2. Koneksi kabel coaxial kurang baik.
3. Power supply lemah.

Alternatif Penanganan
1. Hubungkan output camera (ujung kabel coaxial di ruang mesin lift) langsung ke monitor. Lihat hasilnya. Jika bagus, maka
masalahnya ada pada kabel ke monitor di control room.
2. Supply dulu camera dengan battery 12V/4AH, lalu amati gejalanya. Jika masalah hilang, maka dipastikan sumber
gangguannya adalah dari power adaptor (karena saat memakai baterai, gambar bagus, bukan?). 
3. Selanjutnya: pisahkan sumber listrik untuk adaptor camera dengan power untuk lift. Kalau perlu, gantilah adaptor camera
dengan yang lebih baik (jenis switching) atau pasanglah EMI filter pada jalur 220V yang diperuntukkan bagi adaptor camera.
4. Jika point 2 di atas masih bermasalah (gangguan belum hilang), cobalah tambahkan GL001 pada output camera, lalu
amati gejalanya. Boleh juga dicoba dengan memasang GL001 di kedua ujung kabel : satu di output camera dan satu lagi di
input monitor.
5. Bila perlu, untuk sementara ganti camera dengan camera cadangan, lalu amati hasilnya. Jika gangguan hilang, maka
sumber masalah ada pada camera.
6. Selesaikan dulu masalah di titik ini (di ruang mesin lift) sebelum mengatasi masalah di Control Room (DVR).
7. Jika di ruang mesin lift tidak ada gangguan, namun saat tiba di control room gangguan kembali muncul, cobalah untuk
tetap menggunakan dua buah GL001 yaitu: satu di output camera dan satu lagi di input DVR (yang ada di control room).
8. Jika masalah tak kunjung hilang juga, pertimbangkanlah untuk menggunakan teknik video balun.
2. Lighting Problem
Gejala (Symptom): saat lampu TL dinyalakan, gambar redup-terang berulang kali (gambar berdenyut).
Kemungkinan Penyebab: cahaya lampu berada pada titik ambang (threshold) electronic shutter lensa.
Alternatif Penanganan:
1. Pastikan power supply bekerja baik (gunakan ST-BT01Q).
2. Jika ada, tempatkan DIP switch FL (Flickerless) pada posisi ON pada standard / box camera .
3. Pilihlah lensa dengan F Stop besar (misalnya 2.0).
4. Jika masih mungkin, mainkan arah camera sampai gangguan hilang atau berkurang.
5. Ganti camera dengan camera cadangan, amati hasilnya.

Kasus-kasus seperti ini lebih banyak memerlukan trial and error yang cermat dan ketenangan dalam analisa, sebab antara
satu kasus dengan lainnya berbeda. Dalam menangani kasus seperti ini, terkadang lebih diperlukan seni ketimbang sains.
Maka, kami mengatakan bahwa mengatasi masalah pada camera it's more art than science.
 Masalah yang sering muncul dalam pemasangan CCTV Pabrik.
Pada instalasi camera cctv di pabrik dan plant, 2 (dua) masalah serius yang sering dialami dalam pemasangan cctv:
1. Interferensi Kamera
2. Hasil Gambar kamera gelap di malam hari.

Mengatasi interferensi telah berlalu pembahasannya yang pada intinya lebih memerlukan seni ketimbang sains. Point
penting dalam hal ini adalah mengenali penyebabnya dan melakukan "trial and error" berdasarkan basic knowledge yang
"mumpuni". Inilah yang kami maksud dengan ungkapan more art than science, artinya kita tidak perlu analisa dengan teori
yang rumit-rumit, sehingga menyebabkan over analisa (walau kadangkala kamipun melakukannya tanpa sadar!). Untuk
interferensi kami cukupkan sementara sampai di sini.
Sekarang, bagaimana mengatasi gambar gelap di malam hari? Wow, ini malah lebih artistik lagi! Beberapa parameter yang
tertera dalam spesifikasi camera ternyata bisa "berjatuhan" di lapangan. Hal ini disebabkan survey lokasi kebanyakan
dilakukan pada siang hari, sehingga kita tidak mengetahui persis bagaimana kondisi medan di malam hari. Pada beberapa
tempat, perbedaan kondisi ini cukup membuat heran para pemula. Rekaman DVR memperlihatkan adanya perbedaan yang
kontras antara hasil gambar di siang hari dan malam hari. Inilah yang menjadi topik bahasan kami kali ini.
Sebelum menganalisa lebih jauh, marilah kita uraikan kembali masalah ini. Intinya, untuk aplikasi outdoorsemua camera
CCTV tetap memerlukan cahaya yang memadai pada malam hari, tak terkecuali infra red camera (IR Cam). Mengapa
demikian? Infra red camera tetap memiliki daya jangkau yang terbatas. Silakan buktikan sendiri, kalau mau. Jadi, untuk
lokasi outdoor yang gelap total, maka jarak pandang IR camerapun terbatas pula. Hal ini disebabkan infra red yang terserap
oleh objek di sekitarnya (terutama pepohonan, rumput dan tanah). Dari sinilah faktor desain kembali memegang peranan
(penting). Sampai seberapa perlukah kita memakai infra red camera? Ataukah lampu di lokasi yang ditambah? Dua
pertanyaan ini harus dimunculkan, agar antisipasinya bisa dilakukan di awal penawaran, bukan setelah camera terpasang

Kembali pada persoalan camera gelap di malam hari. Camera dengan feature Day&Night bisa mengatasi hal ini ketimbang
camera tanpa DNF (Day&Night Function), sekalipun ia memiliki parameter lux yang rendah. Beberapa vendor sering
mengunggulkan parameter lux yang rendah ini, padahal parameter ini "ibarat buah simalakama". Lux rendah memang
diperlukan pada malam hari, namun pada siang hari camera akan silau. Untuk itulah parameter D&N kita libatkan, sebab
camera jenis ini memiliki rentang pengaturan cahaya yang sangat baik.
Setelah mendapatkan camera D&N, maka selanjutnya kita lihat kembali parameter lain yang terlibat. Ada lagi yang disebut
TDN (True Day Night). Sekalipun tidak pernah diuraikan secara rinci oleh pabrik, tampaknya untuk malam hari camera ini
lebih baik ketimbang hanya D&N saja. Parameter lainnya, yaitu ICR dan DSS. ICR (IR Cut-off Removable) dipilih apabila
kita menghendaki penambahan lampu Infra Red yang terpisah untuk membantu penglihatan di malam hari. DSS tidak bisa
melakukan itu, karena ia tidak merespon cahaya lampu infra red yang diarahkan ke dalam gelap.
Selanjutnya parameter SDNR (Super Dynamic Noise Reduction). Parameter inipun turut andil dalam memberikan citra di
malam hari dalam hal kehalusan detail. Dengan parameter ini, gambar akan terlihat halus, tidak kasar sebagaimana dialami
oleh camera yang "menderita" di malam hari.
Jadi kesimpulan kami, untuk menangani camera gelap di malam hari setidaknya kita perlu mempertimbangkan salah satu
paramater berikut: D&N Function (DNF), True Day Night (TDN) dan SDNR. Ilustrasi di bawah ini memperlihatkan, kendati
cahaya malam hari relatif kecil, namun camera tanpa IR pun bisa bekerja sempurna (at least in our humble opinion!).
What's New on CCD TV Lines?
Secara sederhana parameter TV lines (TVL) dalam CCTV menyatakan jumlah garis telusur (scanning) yang dihasilkan oleh
camera untuk membangun satu image utuh pada monitor. Sekilas maknanya hampir mirip dengan pixel (singkatan
dari picture element). Kendati dasar teorinya berbeda, tetapi baik istilah TV lines ataupun pixel sama-sama menyatakan
seberapa halus suatu gambar bisa terbentuk. Umumnya dikatakan, makin besar parameter ini, maka hasil gambarnya akan
semakin halus. TV lines pada camera standard saat ini umumnya 380TVL. Setelah itu naik ke 480TVL, kemudian 530TVL
dan 550TVL untuk kategori camera yang high resolution. Camera standard 380TVL pada umumnya sudah bagus, malah
sering didapati warnanya lebih tajam ketimbang camera yang high resolution. Dari beberapa percobaan random, mayoritas
staf teknik kami (tidak semua) lebih memilih warna nge-jreng yang dihasilkan oleh camera standard 380TVL daripada warna
yang natural dari camera High Resolution. Hal ini mungkin disebabkan mata kita sudah biasa "tertipu" oleh penguatan
warna.

Dalam banyak hal camera High Resolution walau bagaimanapun memberikan citra warna lebih natural, misalnya warna kulit
manusia, daun dan pepohonan akan tampak lebih alami. Camera jenis ini bisa pula digunakan untuk mengamati corak kain,
warna-warni kain, warna karpet dan untuk percobaan di Lab (misalnya untuk mengamati perubahan kalor). Dari percobaan
kami, camera high resolution masih dapat memberikan gambar yang "terlihat" pada kondisi cahaya kecil dibandingkan
dengan camera standard 380TVL. Inilah salah satu kelebihannya.
Temuan fenomenal saat ini -pada saat artikel ini dibuat- khususnya yang berkaitan dengan parameter TV lines adalah
camera dengan resolusi 600TVL. Dikombinasikan dengan beberapa parameter lain seperti SBLC (Super Back Light
Compensation), TDN (True Day&Night), DNR (Dynamic Noise Reduction), maka bisa dikatakan camera 600TVL ini unggul
pada level cahaya rendah (low light) dan tentu saja dalam hal kehalusan detail di siang hari.
Rule of Thumb
Sebagai penutup, berikut CCTV GARUDA -CCTV SEMARANG MURAH sampaikan sekali lagi beberapa hal pokok yang
berkaitan dengan penanganan gangguan camera. Semoga uraian ini bisa membuka wawasan kita.
1. Sumber Tegangan Camera CCTV (Adaptor / Power Supply)
 Periksalah tegangan camera terhadap kemungkinan drop akibat panjangnya kabel power.
 Periksalah drop tegangan dengan tester ST-BT01Q. 
 Coba beri dulu power camera dalam jarak dekat, lalu amati hasilnya.
 Test dengan battery 12VDC guna memastikan gangguan tersebut bukan berasal dari adaptor.
 Untuk camera DC, pastikan adaptor memiliki tegangan minimal 12VDC / 1A.
 Upayakan sumber tegangan untuk adaptor camera tidak satu group dengan beban-beban induktif lain, seperti:
lift/elevator, mesin produksi, pompa air, motor listrik, lampu TL, dispenser dan semisalnya.
 Jika perlu, gunakanlah EMI Filter pada listrik 220V.

2. Instalasi Kabel CCTV


 Coba ganti dulu camera bermasalah dengan camera baru (camera cadangan), amati hasilnya. Jika gangguan
masih ada, maka kemungkinannya adalah dari panjang kabel atau drop power supply, bukan dari cameranya.
 Coba terapkan teknik Ground Loop Isolator (GL001).
 Untuk kasus interferensi hindarilah dulu penggunaan Video Amplifier sampai ditemukan akar masalahnya.

3. Faktor Luar
Kenali juga faktor luar yang turut andil dalam menciptakan gangguan, misalnya:
 Posisi camera yang berdekatan dengan sumber interferensi. Coba jauhkan dulu posisi camera bermasalah
dengan cara memasang camera cadangan di lokasi lain, namun tetap memakai kabel coaxial itu. Amati hasilnya.
 Adanya kabel coaxial (RG59 / RG 6 ) yang sejajar/paralel dengan lintasan kabel tegangan tinggi. Adapun jika
kabel coaxial saling berpotongan dengan kabel listrik, maka kecil kemungkinannya untuk terjadi interferensi .
 Adanya refleksi dari objek silau atau licin seperti lantai, ventilasi udara (lubang angin), atap mobil box, lampu infra
red yang bersilangan antar camera satu dengan yang lain dan semisalnya.
 Adanya cahaya kuat yang langsung menerpa camera (pelajari kembali soal F Stop).
 Kondisi cahaya yang lemah di malam hari (coba ganti dulu dengan Day&Night camera atau pasang penerangan
tambahan, sebelum memutuskan menggantikannya dengan IR Camera).

Kamera CCTV Berembun?


Peristiwa embun sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan keseharian kita. Contohnya: ketika mengendarai mobil saat
hujan dengan penumpang penuh dan ac mobil ngadat, maka tak ayal embun akan menyelimuti seluruh kaca mobil.
Demikian pula dengan air es yang dituangkan dalam gelas, maka setelah beberapa lama bagian luar gelas akan basah,
bukan? Inilah yang dinamakan peristiwa pengembunan atau kondensasi. Menurut definisinya, embun adalah peristiwa
perubahan wujud uap menjadi cair akibat adanya selisih suhu. Pada kasus mobil di atas, suhu di dalam mobil lebih hangat
ketimbang di luar, sehingga terjadilah embun di bagian yang hangat, yaitu di dalam mobil. Sebaliknya, pada kasus air es di
dalam gelas, embun terjadi di luar gelas, karena di luar gelas suhunya lebih hangat. Jadi, kesimpulannya embun terjadi
pada bagian yang lebih hangat. Semakin besar perbedaan suhunya, maka terjadilah tetesan-tetesan air.

Kembali pada kasus camera, saat terjadi hujan, maka suhu di luar akan menjadi dingin, sementara suhu di dalam camera
lebih hangat akibat dari kerja rangkaian elektronik. Oleh sebab itulah terjadi pengembunan (persis seperti pada kasus mobil
di atas). Sebenarnya ini peristiwa lumrah, namun cukup mengganggu. Setiap factory memiliki cara masing-masing untuk
mengantisipasi hal ini, misalnya dengan memasang pipa kapiler, memperbaiki material, mengurangi disipasi daya agar
rangkaian tidak panas serta upaya lainnya. Akan tetapi adakalanya masalah ini masih menggelayuti sebagian produk
walaupun skalanya tidak besar. Nah, jika mengalami masalah ini, cobalah untuk memasang silika gel di dalam camera.
Silika gel seperti ini banyak ditemui pada kemasan kapsul obat, dus sepatu ataupun produk elektronik, dengan ciri khasnya
yang berupa peringatan "Do not eat". Jika bisa membeli, belilah silika gel yang baru, lalu pasanglah di dalam camera
dengan bantuan double tape. Silika gel tidak boleh lama-lama terekspos ke udara bebas, karena kemampuannya menyerap
uap air akan berkurang. Ilustrasi pemasangannya bisa seperti gambar di bawah ini atau disesuaikan dengan bentuk camera
lainnya.
Tapi perlu diingat, pada sebagian casing produk weatherproof camera di sana tertulis "Do not open". Untuk camera jenis ini
kita tidak disarankan untuk membukanya -karena bisa merusak garansi- kecuali jika camera tersebut memang sudah
mengalami pengembunan dan kita bermaksud memasukkan silika gel ke dalamnya.
MASALAH CAMERA CCTV INFRA-RED
PENYEBAB MASALAH CCTV
Tanpa melihat jenis cameranya -apakah jenis dome atau bullet secara umum penyebab gangguan pada camera infra-
red CCTV GARUDA SEMARANG akan membagi ke dalam dua faktor, yaitu: internal dan eksternal. Faktor internal adalah
gangguan yang berasal dari dalam cameranya sendiri, seperti:
1. Pantulan lampu / LED infra red (sering terjadi).
2. Lingkaran hitam di tengah-tengah (halo effect).
3. Pengembunan.
4. Lensa yang tidak fokus.
5. Kualitas material cover.
 Adapun faktor eksternal adalah gangguan yang berasal dari luar camera (tepatnya: di lokasi pemasangan). Beberapa
diantaranya adalah:
1. Adanya dua camera IR dalam satu ruangan yang dipasang berhadapan.
2. Reflective object (objek yang memantulkan cahaya).
3. Debu dan kotoran -misalnya sarang laba-laba- yang menempel pada cover.
4. Sidik jari pada cover.

Pantulan dari lampu infra red


Persoalan inilah yang boleh dikatakan paling sering terjadi. Penyebabnya bisa bermacam-macam, namun sebagai pedoman
(rule of thumb) dalam troubleshooting, bisa dirinci sebagai berikut:
1. Hindari refleksi dari dalam casing. Ketahuilah, bahwa semakin naik arah camera mendekati 90 derajat, resiko pemantulan
semakin tinggi, karena cover dome bagian dalam akan tampak dan memantulkan infra red. 
2. Hindari juga objek yang memantul, seperti: lantai, dinding, langit-langit dan permukaan lain yang berwarna putih. Selain
menimbulkan efek silau di siang hari, objek seperti inipun berpotensi memantulkan infra red di malam hari.
3. Jangan memasang casing tambahan atau memasang camera di balik kaca.
4. Perbaiki posisi semua karet penutup, baik di sekitar lampu led, maupun di sekeliling camera, jangan sampai miring atau
dudukannya tidak pas.
5. Kencangkan semua sekrup cover camera (jika ada) jangan ada yang longgar.

Lingkaran di tengah-tengah (halo effect)


Pernahkah anda melihat hasil gambar camera infra red pada kondisi gelap seperti ini? Masalah ini bisa saja terjadi, bahkan
pada merk yang termasuk bagus sekalipun.
Gejala ini sering disebut sebagai halo effect dan ini sangat lumrah terjadi di beberapa tipe camera infra red. Penyebabnya
adalah lampu / LED infra red yang terlalu menyebar dan memantul melalui cover dalam intensitas kecil. Walaupun kecil,
tetapi dampaknya sangat menganggu. Sekali lagi, masalah ini bisa diatasi dengan menerapkan salah satu dari rule of
thumb di atas. 

Pengembunan
Masalah ini kerap terjadi, khususnya pada camera tipe outdoor, walau tidak menutup kemungkinan terjadi pula
pada tipe indoor yang dipasang di outdoor.

Lensa yang tidak fokus


Ada seorang client mengganti lensa camera infra red standar pabrik (6mm) dengan lensa 3.6mm dengan harapan bisa
memperoleh pandangan yang lebih lebar. Namun, apa yang terjadi? hasilnya malah terlihat buram dan tidak fokus. 

Kualitas material cover (Housing Camera CCTV)


"Ada harga ada barang", demikianlah pameo yang selama ini sulit dipatahkan. Kualitas cover / housing cctv memang ikut
andil dalam menciptakan pantulan. Cover yang mudah buram dan tergores, boleh jadi merupakan biang keladi dari semua
itu. Berbeda dengan cover yang bening, kokoh dan halus, maka permasalahan ini bisa diminimalisir. Oleh sebab itu
beberapa pabrikan ada yang menyediakan cover pengganti seandainya cover aslinya tergores atau materialnya kurang
bagus. Namun -sekali lagi- sebelum mem-vonis produk, cobalah tangani dulu dengan rule of thumb di atas.
 Adanya dua camera IR indoor yang dipasang berhadapan
Jika dalam satu ruangan terpasang dua camera IR, maka kebanyakan problem yang terjadi adalah sinar infra red saling
menggganggu satu sama lain. Ini ditandai dengan adanya bayangan putih, sehingga gambar tampak buram.
Penanganannya tetap mengacu pada rule of thumb mengubah arah salah satu camera. Jika ini tidak memungkinkan, bisa
ditempuh dengan cara mematikan infra red di salah satu camera, bahkan di kedua-duanya. Sebagai pengganti cahaya, kita
bisa menambahkan lampu downlight (bila mungkin) atau infra red illuminator pada posisi yang tepat. Selama
memungkinkan, bisa juga dipertimbangkan dengan mengganti camera dengan tipe Day&Night (tanpa IR).
Pengaruh debu, sarang laba-laba, goresan dan sidik jari pada cover
Debu, kotoran atau sarang laba-laba yang menempel pada cover oleh infra red akan diterjemahkan sebagai objek yang
memantul, sehingga mengganggu kualitas gambar.
Satu hal lain yang sering luput adalah sidik jari. Saat menutup camera -khususnya yang berjenis dome- adakalanya sidik jari
kita menempel pada cover tepat di depan lensa. Hal ini menyebabkan camera menjadi buram dan memantulkan infra red.
Cover transparan pada camera dome senantiasa dilindungi oleh lembaran plastik dan baru dilepas saat cover sudah
terpasang. Namun, saat membuka cover kita jarang memperhatikan hal kecil ini. Akibatnya, cover dome penuh dengan
bekas sidik jari. Tidak heran jika ada pabrik yang melengkapi produknya dengan sarung tangan putih berbahan halus. Jika
ada, pakailah sarung tangan ini saat menutup atau membuka cover, lalu bersihkanlah bekas-bekas sidik jari dengannya.

Anda mungkin juga menyukai