Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.

2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-219

Ekstraksi Minyak Atsiri dari Akar Wangi


Menggunakan Metode Steam - Hydro
distillation dan Hydro distilation dengan
Pemanas Microwave
Maulana M Al Hanief, Halim Al Mushawwir W, dan Mahfud
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: mahfud@chem-eng.its.ac.id

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh minyak terpenoid. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan
atsiri dari akar wangi dengan modifikasi metode steam-hydro menjadi komoditas ekspor Indonesia yang meliputi minyak
distillation dan hydro distillation yaitu menggunakan pemanasan atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi,
microwave kemudian membandingkan hasilnya dengan
kenanga, kayu putih, cendana, lada, dan kayu manis. Minyak
penelitian sebelumnya. Modifikasi ini diharapkan lebih efisien
dalam masalah lama penyulingan dan kualitas serta kuantitas atsiri bisa didapatkan dari bahan-bahan diatas yang meliputi
rendemen minyak yang lebih baik dan banyak. Penelitian ini pada bagian daun, bunga, batang dan akar. (Guenther, 1987).
menggunakan dua metode yaitu steam-hydro distillation dan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak
hydro distillation dengan pemanfaatan gelombang mikro. Bahan akar wangi terbesar di dunia setelah Haiti dan Bourbon.
baku yang digunakan dalam penelitian adalah akar wangi jenis Sekitar 90% produksi minyak akar wangi Indonesia diekspor,
pulus wangi yang tumbuh di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
dengan rata-rata volume ekspor sebanyak 80 ton atau
Variabel yang digunakan adalah bahan baku yang dicacah dan
bahan baku utuh dengan variasi massa bahan 50 gr, 60, gr, 70 gr, seperempat dari total produksi dunia yang diperkirakan
80 gr, dan 90 gr dengan pelarut air sebanyak 450 ml dalam labau mencapai 300 ton setiap tahunnya. Pasar luar negeri tujuan
distiller berukuran 1000 ml. Lama penyulingan adalah lima jam ekspor Indonesia antara lain Jepang, Cina, Singapura, India,
dengan pengamatan tiap 30 menit serta daya yang digunakan Hongkong, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Perancis,
adalah 400 Watt. Analisa terhadap hasil minyak atsiri yang Jerman, Belgia, Swiss dan Italia. Minyak akar wangi banyak
diperoleh antara lain analisa GC-MS, spesific gravity, indeks
digunakan dalam industri parfum sebagai fiksatif, sebagai
bias, dan bilangan asam. Hasil dari penelitian ini dibandingkan
dengan hasil penelitian terdahulu yang tidak memanfaatkan komponen campuran dalam industri sabun dan kosmetik, dan
gelombang mikro. Dari hasil penelitian diperoleh % rendemen untuk aromaterapi. Vetiverol merupakan komponen utama
kumulatif, sifat fisik, sifat kimia, dan kandungan komponen minyak akar wangi yang menjadi penentu dari kualitas
minyak dari metode steam-hydro distillation lebih baik minyak. Minyak akar wangi diperoleh dengan cara distilasi
dibandingkan metode hydro distillation ditandai dengan akar tanaman akar wangi. Harga minyak ini relatif lebih tinggi
kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan SNI. Sementara itu
ibandingkan dengan harga minyak atsiri lainnya. Semakin
jika dibandingkan dengan metode terdahulu dapat disimpulkan
bahwa penggunaan gelombang mikro lebih efisien dalam waktu tinggi kadar vetiverol dalam minyak akar wangi, maka
dan kuantitas serta kualitas minyak yang lebih baik harganya semakin mahal (Guenther,1987;1990).
dibandingkan tanpa penggunaan gelombang mikro. Minyak akar wangi bagi Indonesia merupakan salah satu
komoditas yang memberikan peranan penting untuk
Kata Kunci—Minyak atsiri, Minyak Akar Wangi, Distilasi, pendapatan devisa negara dari hasil ekspor minyak atsiri
Ekstraksi, Microwave. secara keseluruhan. Pada perdagangan internasional, Indonesia
merupakan penghasil utama minyak akar wangi terbesar
I. PENDAHULUAN ketiga setelah Haiti dan Bourbon. Dalam kurun waktu

K EBUTUHAN minyak atsiri dunia semakin tahun semakin tersebut teknologi yang digunakan telah berkembang dari
meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan semula penyulingan dilakukan dengan alat yang sederhana
industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan, dari drum biasa sekarang ini sudah ada yang menggunakan
aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri atau dikenal juga ketel yang terbuat dari stainless steel. Volume ekspor minyak
sebagai minyak eteris (aetheric oil) dan minyak essential akar wangi Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun.
adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan Fluktuasi volume ekspor ini terutama disebabkan oleh mutu
kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga minyak akar wangi yang tidak sesuai dengan permintaan pasar
memberikan aroma yang khas. Sebagian komponen minyak (tidak seragam dan mutu rendah) (Heyne K, 1987). Pasar luar
atsiri adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen, negeri yang menyerap produk minyak akar wangi antara lain
atau karbon, hidrogen, dan oksigen yang tidak bersifat negara Jepang, China, Singapura, India, Hongkong, Amerika
aromatik. Senyawa-senyawa ini secara umum disebut Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, Swiss, dan Italia.
JU
URNAL TEKNIK POMITS Vol.
V 2, No. 2, (2
2013) ISSN: 23
337-3539 (23001-9271 Print) F-220

bermutuu dan tingkaat rendemen yang tinggi maka pada


penelitiian ini akan ddilakukan modiifikasi proses penyulingan
steam-hhydro distillatioon dan hydro ddistillation denngan bantuan
microwwave. Pendekattan ini diharaapkan dapat m meningkatkan
mutu daan perolehan m minyak akar waangi.

II. U
URAIAN PEN
NELITIAN
Metoode yang diggunakan adalaah hydro disttillation dan
steam-hhydro distillaation dengan pemanasan microwave.
Kondisii operasi unttuk kedua meetode ini adaalah tekanan
Gaambar 1. Skema alat
a Steam-Hydrro Distion
atmosfeerik (1 atm) deengan daya operasi microwaave 400 Watt
Keterangan alat: dengan suhu ±108oC.
1) Labu leher tig
ga Schot Duran ukuran 1000 mLL 2) Pengatur Daya
A. Bahhan yang digunnakan
Microwave 3) Pen ngatur Waktu Microwave 4) Ko ondensor 5) Coroong
Pemmisah 6) Erlem meyer 7) Therm mocouple 8) Heating
H Mantle 9) 1) Akaar Tanaman Akkar Wangi
Penngatur Suhu Heeateng Mantle 10)1 Thermometeer 11) Labu Leeher Bahaan baku yang digunakan adaalah akar wanggi perlakuan
satuu Shot Duran ukkuran 1000 mL bahan ((utuh ± 5 cm dan dicacah ± 2 cm) dan diiperoleh dari
Kabupaaten Garut Jawa Barat.
Sentra budidayya tanaman daan produksi miinyak akar wan ngi
B. Desskripsi Peralata
tan
di Indonesia beraada di Kabupatten Garut, Jawa Barat. Produ uksi
miinyak akar waangi sebagian besar dilakuk kan oleh industri Skemma Alat Metoode Steam-Hyddro Distillatioon dan pada
keccil dengann menggu unakan tek
knologi yaang metode Hydro Distilllation alat nom mor 7,8,9,10 ddan 11 tidak
sedderhana/konven nsional, sehinngga seringkaali minyak yaang digunakkan. Deskripsi peralatanan uttama :
dihhasilkan tidak memenuhi perrsyaratan yang g telah ditetapkkan 1. Microowave yang diigunakan adalaah sebuah micrrowave yang
ekssportir maupu un konsumen. Mutu miny yak akar wan ngi memilliki dimensi paanjang 50 cm, lebar 40 cm, ddan tinggi 40
Inddonesia meroso ot tajam sejak akhir tahun 90 0an sebagai akiibat cm. DDaya yang ada microwave beerkisar pada 0 watt sampai
800 wwatt, dan padaa penilitian ini digunakan daaya 400 watt
terj
rjadinya burn ning pada proses pen nyulingan yaang
untukk pemanasan.
meenyebabkan adanya
a arom
ma gosong, sehingga dallam
2. Heatiing Mantle yyang digunakkan memiliki daya input
perrdagangannya mendapatkan harga yang rendah r . Meto ode sebesaar 300 Watt rrentang frekkuuensi antara 550 – 60 Hz,
pennyulingan yan ng digunakan produsen min nyak akar wan ngi teganggan 230 v dan menggunakan arus sebesar 22.5 A
Gaarut adalah pen nyulingan uap (steam) dengaan tekanan tinggi
berrkisar 4–5 baar. Penyulingan ini mengh hasilkan miny yak C. Proosedur
denngan mutu yan ng kurang baik k, seperti bau gosong
g dan warna 1) Proosedur Penelitiaan Hydro Distillation
gellap. Pada tekannan uap 4 bar suhu
s mencapai 150oC, sehing gga Penellitian ini dimuulai dengan meenimbang akarr wangi utuh
terrbentuk uap kering (supeerheated steam m) yang daapat maupunn yang telah ddicacah sebanyyak 50, 60, 70, 80, dan 90
meenghanguskan bahan-bahan organik yang rentan terhad dap gram. A Akar wangi keemudian dimassukkan pada laabu destilasi.
pannas. Metode dan kondisi operasi proses penyuling gan Air padda labu destilassi berfungsi sebbagai solvent sebanyak 450
meerupakan tahap pan penting unttuk menghasilk kan minyak atsiri ml . Daaya pada microowave sebagai pemanas adalaah 400 Watt.
denngan jumlah dand mutu yang tinggi. Jumllah minyak yaang Distillassi dilakukan ddari mulai tetees pertama desstilat selama
meenguap ditenttukan oleh tekanant uap, berat molekul 300 meenit operasi, deestilat lalu dipiisahkan antara minyak dan
kom mponen-komp ponen dalam minyak,
m dan laju penyuling gan air untuuk selanjutnya ddianalisa.
2) Proosedur Penelitiaan Steam-Hydrro Distillation dengan
(K
Ketaren, 1985)
Microw wave
A
Agar diperolleh minyak yang bermuttu tinggi maaka
Penellitian ini dimuulai dengan meenimbang akarr wangi utuh
pennyulingan hen ndaknya berlaangsung pada tekanan rend dah.
maupunn yang telah ddicacah sebanyyak 50, 60, 70, 80, dan 90
Pennyulingan den ngan menggunakan tekanan dan suhu rend dah
gram. A Akar wangi keemudian dimassukkan pada laabu destilasi.
meempunyai keun ntungan yaitu minyak yang dihasilkan tid dak
Air padda labu destilassi berfungsi sebbagai solvent sebanyak 450
meengalami kerusakan akibat panasp (Guenth her, 1990). Haasil
ml . H Heating mantlee dinyalakan sebagai steam m generator.
kajjian Suryatmi (2006) memp perlihatkan bah hwa penyuling gan
Daya ppada microwavve sebagai peemanas adalahh 400 Watt.
miinyak akar waangi menggun nakan variasi tekanan konsstan
Distillassi dilakukan ddari mulai tetees pertama desstilat selama
hinngga 3 bar mennghasilkan min nyak akar wang gi yang lebih baik
b
300 meenit operasi, deestilat lalu dipiisahkan antara minyak dan
dibbanding hasil minyak akar wangi pada umumnya u kareena
air untuuk selanjutnya ddianalisa.
tiddak berbau gosong.
g Selain
n tekanan, laju penyuling gan
berrperan pentingg dalam mengh hasilkan minyak k yang baik. Laju
L
yanng tidak sesuai mengakibattkan proses penyulingan tid dak
berrlangsung semp purna.
Sebbagai upaya untuk mengh hasilkan miny yak akar wan ngi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-221

1.7 Tabel 1.
Spesific gravity minyak akar wangi terhadap massa pada berbagai ukuran
1.6
bahan dan metode distilasi
Persen Rendemen (%)

1.5
No Metode Spesific Grafity
1.4
1
1.3 Steam - Hydro Distillation 1.0380
2
1.2 1.0249
Hydro Distillation 3
1.1 1.0406
Hydro Distillation
4
1 0.9484
Steam-Hydro Distillation
0.9
0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 bisa langsung diserap oleh bahan dan pelarut yang bersifat
Rasio Massa dan Volume Destiller (gr/ml) menyerap gelombang mikro, dan radiasinya bisa langsung
menembus alat (reactor) yang bersifat transparan (tidak
Gambar 2. Hubungan rasio massa dan volume distiller terhadap %
rendemen menyerap gelombang mikro). Volumetrik maksudnya terjadi
pemanasan langsung pada keseluruhan volume bahan
D. Variabel Penelitian sehingga pemanasannya bisa seragam (merata) dan
1. Variabel percobaan yang digunakan dalam penelitian ini berlangsung lebih cepat. Jadi volume minyak yang
adalah sebagai berikut : dihasilkannya juga semakin banyak.
2. Bahan baku yaitu tanaman akar wangi bagian akar dicacah Faktor rasio antara massa bahan dan volume distiller yang
dan utuh (±5 cm). digunakan juga mempengaruhi rendemen yang dihasilkan.
3. Massa daun cengkeh 50, 60, 70, 80, dan 90 gram. Faktor rasio ini terkait dengan seberapa banyak bahan baku
4. Metode hydro distillation dan steam-hydro distillation yang dapat digunakan pada alat destilasi (distiller) dengan
dengan pemanasan microwave. ukuran tertentu, agar bisa mendapatkan rendemen yang
5. Waktu Pengamatan maksimum. Rasio ini didapatkan dari hasil perbandingan
- Metode hydro distillation (1, 2, 3, 4,dan 5 jam). antara massa bahan baku beserta pelarut dengan volume
- Metode steam-hydro distillation dengan microwave (1, 2, distiller yang digunakan (gram/ml). Penentuan rasio ini sangat
3, 4, dan 5 jam). bermanfaat nantinya untuk proses scale up alat. Secara garis
E. Analisa Gas Chroaamatography - Mass Spectrometry (GC besar IV.3 menunjukkan bahwa rasio 0,07 memberikan hasil
– MS) rendemen terbesar. Aplikasi dari titik optimum ini digunakan
Analisa yang dilakukan untuk mengetahui komponen untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dapat digunakan.
minyak dalam penelitian ini adalah analisa GC - MS (Gas Sebagai contoh apabila volume distiller yang digunakan
Chromatography - Mass Spectrometry). Kolom yang diperbesar sampai 100 liter maka bisa diperkirakan bahan
digunakan adalah HP-5MS (Crosslinked 5% Phenyl- yang dimasukkan berkisar 7 kg dengan pelarut air 31 liter.
methylsilicone), dengan panjang kolom 30 m, diameter 0,25 B. Pengaruh Metode Distilasi terhadap Kualitas Minyak
mm dan ketebalan 0,25 µm. Suhu pada injektor adalah 290oC, Akar Wangi
suhu MS adalah 250oC, dan lama operasi selama 20 menit.
Berikut adalah grafik spesific grafity terhadap 4 sampel dari
berbagai metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari Tabel 1 didapat bahwa nilai spesific gravity dari sampel
dengan metode steam-hydro sebesar 1,038 dan dari metode
A. Pengaruh Metode Distilasi terhadap % Rendemen Minyak
hydro distillation sebesar 1,041. Spesific gravity minyak
Akar Wangi
berbanding lurus dengan titik didih komponen yang terdapat
Berikut ini adalah grafik hubungan antara rasio massa dan dalam minyak tersebut. Pada suhu rendah minyak yang
volume distiller terhadap rendemen minyak akar wangi dapat tersuling umumnya monoterpen dan monoterpen-O yang
dilihat pada Gambar 2. mempunyai spesific gravity rendah. Pada suhu tinggi
Dari Gambar 2 terlihat bahwa metode steam-hydro komponen minyak seperti sesquiterpen dan sesquiterpen-O
distillation dengan perlakuan bahan dicacah menghasilkan % tersuling dan akan meningkatkan spesific gravity minyak.Nilai
rendemen tertinggi yaitu pada rasio massa bahan dan volume spesific gravity yang melampaui batasan SNI
distiller 0,07 gr/ml. Pada metode steam-hydro distillation mengindikasikan adanya zat pengotor maupun kerusakan pada
penambahan uap mengakibatkan proses hidrolisa yang komponen-komponen minyak. Berikut adalah grafik indeks
berkurang dibanding proses hydro distillation sehingga bias terhadap massa bahan pada berbagai metode yang
rendemen diperoleh lebih besar (Guenther, 2006). Selain itu digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.
kontak air dengan bahan lebih terkontrol sehingga proses Dari gambar 3 terlihat bahwa nilai indeks minyak akar
penguapan minyak bisa maksimal. wangi yang diperoleh sudah sesuai dengan yang ditetapkan
Terjadi peningkatan volume pada metode microwave, SNI. Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan
karena pemanasan dengan menggunakan microwave bersifat cahaya di dalam udara dengan kecepatan cahaya di dalam zat
selektif dan volumetric. Selektif maksudnya gelombang mikro tersebut pada suhu tertentu. Nilai indeks juga dipengaruhi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-222

1.535
Tabel 2.
Hydro Cacah Komponen yang Terdapat dalam Minyak Akar Wangi Berdasarkan Hasil
1.53 Analisa GC-MS
Hydro Utuh
Komposisi (% Area)
Indeks Bias

Steam-Hydro No Komponen Steam-hydro


1.525 Cacah distillation
Hydro distillation
Steam-Hydro
Utuh 1 α amorphene 1 1,16
1.52 SNI Max 2 α-vetivone 7,06 6,37
3 cadinene 1,27 1,17
SNI Min
4 β-vetivone 5,31 1,98
1.515 5 α-gurjunene 1,17 1,36
45 55 65 75 85 95 6 Acetic acid 2,32 0,75
7 β-vatirenene 0,52 7,96
Massa Bahan (Gr)
  8 Khusimone - 1,43
Gambar 3. Indeks bias minyak akar wangi terhadap massa pada 9 trisiklovetiverol 18,61 9,24
berbagai ukuran bahan dan metode distilasi
Tabel 3.
salah satunya dengan adanya air dalam kandungan minyak Komponen Utama dalam Minyak Akar Wangi Hasil Analisa GC-MS
Komposisi (% Area)
tersebut. Semakin banyak kandungan airnya, maka semakin No Komponen Steam-hydro
kecil nilai indek biasnya. Ini karena sifat dari air yang mudah distillation
Hydro distillation
untuk membiaskan cahaya yang datang. Nilai indeks bias 1 Khusimone - 1,43
minyak berbanding lurus dengan titik didih komponen yang 2 α-vetivone 7,06 6,37
terdapat dalam minyak tersebut. Nilai indeks bias yang tinggi 3 β-vetivone 5,31 1,98
4 trisiklovetiverol 18,61 9,24
dapat disebabkan karena komponen-komponen terpen
teroksigenasinya mengandung molekul berantai panjang
dengan ikatan tak jenuh atau mengandung banyak gugu Dari tabel 3 dibawah perbandingan mutu minyak akar
oksigen. Jadi minyak atsiri dengan nilai indeks bias yang besar wangi hasil penyulingan menggunakan microwave dengan
lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri dengan nilai penyulingan tanpa microwave cukup berbeda jauh. Dari empat
indeks bias yang kecil (Guenther, 1987). parameter mutu minyak akar wangi diatas terlihat bahwa
minyak dengan penggunaan microwave sebagai pemanas
C. Kandungan Minyak Akar Wangi
memiliki kualitas lebih tinggi dimana hasil analisa-analisa
Minyak akar wangi merupakan salah satu minyak atsiri yang yang didapatkan sesuai dengan SNI.
mengandung campuran sesquiterpen alkohol dan hodrokarbon Tinggi rendahnya mutu minyak akar wangi ditentukan oleh
yang sangat kompleks (Akhila & Rani 2002), dan jenis sifat fisio-kimianya. Hasil observasi yang dilakukan Mulyono
minyak atsiri yang sangat kental dengan laju volatilitas yang et al di sentra produksi minyak akar wangi di Kabupaten
rendah (Akhila & Rani 2002). Komponen utama penyusun Garut menemukan bahwa akar wangi kadang dipanen ketika
minyak akar wangi terdiri dari sesquiterpen hidrokarbon (γ- sudah berumur tua (diatas 12 bulan) atau kadang-kadang
cadinene, clovene, α-amorphene, aroma dendrene, junipene,
dipanen pada umur muda (10 bulan) yang kandungan
dan turunan alkoholnya), vetiverol (khusimol, epiglobulol,
minyaknya relatif rendah, serta adanya minyak yang disuling
spathulenol, khusinol, serta turunan karbonilnya), dan
dengan kondisi mengandung tanah dan bonggol yang tidak
vetivone ( α-vetivone, β-vetivone, khusimone, dan turunan
esternya). mengandung minyak. Selain itu penanganan pascapanen akar
Diantara komponen-komponen tersebut α-vetivone, β- wangi di tingkat petani pada umumnya dilakukan dengan
vetivone, dan khusimone merupakan komponen utama sebagai sangat sederhana sehingga bahan baku yang akan disuling
penentu minyak akar wangi. Ketiga komponen ini disebut menghasilkan mutu minyak akar wangi yang rendah pula.
sebagai sidik jari (finger print) minyak akar (Luu, 2007; Kondisi-kondisi yang kurang terkontrol ini cukup
Demole et al, 1995). mempengaruhi hasil yang didapatkan oleh penyusun.
Dari tabel ditas terlihat bahwa kandungan komponen utama
dari minyak akar wangi dengan metode steam-hydro
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
distillation lebih banyak. Namun pada metode steam-hydro
tidak ditemukan kandungan khusimone, ini bisa disebabkan Dari hasil penelitian dan analisa, dapat diambil kesimpulan:
komponen ini sangat mudah menguap sementara pada proses 1. Akar wangi yang dicacah menghasilkan % rendemen
penghilangan kandungan air dari minyak dilakukan dengan minyak lebih besar.
pemanasan di dalam oven selama dua jam. 2. Metode microwave steam-hydro distillation menghasilkan
Dalam proses penyulingan, senyawa vetiverol dan vetivon minyak yang lebih sesuai dengan properti fisik dan kimi
akan tersuling pada akhir proses penyulingan karena kedua standar SNI daripada metode hydro distillation.
senyawa tersebut memiliki spesific gravity dan titik didih yang 3. Minyak akar wangi hasil ekstraksi dengan pemanfaatan
tinggi sehingga bila waktu penyulingan yang dibutuhkan tidak microwave lebih baik secara kualitas dan kuantitas
terpenuhi maka senyawa tersebut tidak dapat tersuling secara dibandingkan ekstraksi tanpa microwave.
maksimal.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-223

DAFTAR PUSTAKA
[1] Akhila A, Mumkum R. 2002. Chemical Constituents and Essential Oil
Biogenesis in Vetiveria Zizanoides. Didalam Massimo Maffei.
Vetiveria: The Genus Vetiveria. New York.: Taylor and Francs Ind.
[2] Guenther. 1990. Minyak Atsiri Jilid I dan IVA. Semanga Ketaren,
penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: The
Essential Oils.
[3] Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid 1. Balitbang
Kehutanan, Jakarta.
[4] Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka,
Jakarta.
[5] Luu TD. 2007. Development of Process for Purification of α and β
vetivone from Vetiver Essential Oil & Investigation of Effect of Heavy
Metals on Quality and Quantity of Extracted Vetiver Oil. Thesis.
University of New South Wales. Sydney.

Anda mungkin juga menyukai