Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU 2

TEKNOLOGI PELAYANAN KEBIANAN

Monitoring Obstetry Mobile (MOM)

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Teknologi Pelayanan
Kebidanan

Disusun untuk memenuhi tugas individu 2

Dosen Pengampu : Sri Dinengsih,.SSiT.,M.Kes

Disusun Oleh:

1. Putri Yasinta Rizkiyana 205401446005

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NASIONAL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “MOM” dengan baik.
Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan
partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibu Sri Dinengsih,.SSiT.,M.Kes dan Team, selaku pengampu mata


kuliah Teknologi Pelayanan Kebidanan.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia
ini, begitupun makalah yang telah kami buat, baik dalam hal isi
maupun penulisannya. Penyusun menyadari bahwamakalah ini
belumlah sempurna. Oleh karenaitu, saran dan kritik yang membangun
dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
baik di Universitas Nasional maupun lingkungan masyarakat.

Jakarta, Juli 2021

Putri Yasinta Rizkiyana


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kualitas pelayanan saat ini telah diakui sebagai masalah yang
diabaikan dalam agenda kesehatan internasional, khususnya yang berkaitan
dengan kepedulian terhadap asuhan ibu hamil, ibu bersalin dan perawatan
bayi. Menurut Tamburlini, Siupsinskas, Bacci (2011), berdasarkan
kesepakatan pada konfrensi tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
pada tahun 2000 ditetapkan 8 tujuan pembangunan Millenium pada tahun
2015 ( Millenium Development Goals/ MDGs), dan diantara 8 tujuan tersebut
yaitu mengurangi angka kematian bayi (AKB) dan AKI yang terdapat pada
MDGs 4 dan 5. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong
tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN.
Berdasarkan data Human Development Report 2010, AKB di Indonesia
mencapai 31 per 1.000 kelahiran.
Tingginya angka kematian bayi menunjukkan masih rendahnya status
kesehatan,rendahnya akses pelayanan kesehatan serta kurang adanya
kesadaran masyarakat yang tinggi dalam menjaga kesehatan pada saat hamil,
melahirkan, nifas dan perawatan bayi (Whitaker, et, al, 2012). Kesadaran
masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan baik pada ibu hamil
maupun janinnya, karena masyarakat khususnya ibu hamil akan terus mencari
tahu tentang hal-hal yang berkaitan tentang kesehatan selama kehamilannya.
Kehamilan merupakan suatu hal yang menantang terutama bagi para
ibu yang hamil pertama kalinya, sering kita ketahui dalam masyarakat banyak
ibu hamil mengandalkan informasiyang turun temurun dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, informasi tersebut mungkin tidak akurat karena
pengalaman setiap kehamilan berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh
budaya yang tabu (Maniam, Ken, Chenapiah, 2013).
Kesadaran akan pentingnya kesehatan pada masa kehamilan di
Indonesia saat ini masih belum optimal karena kurangnya penyuluhan,
fasilitas kesehatan, tenaga medis serta infrastruktur yang kurang memadai dari
pemerintah daerah ataupun pusat. Keadaan seperti ini sangat tidak kita
harapkan karena masyarakat kita membutuhkan pelayanan dan edukasi
kesehatan yang akhirnya menjadikan sebuah gaya hidup sehat dan dapat
didukung dengan adanya perkembangan teknologi informasi yang
berkembang saat ini..
Pendekatan dan sentuhan teknologi informasi menjadikan salah satu
solusi alternatif yang dilakukan untuk mengeliminir kesenjangan tersebut
diatas, tanpa mengganggu pola dan gaya hidup dari masyarakat tersebut
(Cormick, et, al, 2012). Era globalisasi dan informasi yang akhir-akhir ini
mulai masuk ke Indonesia telah membuat tuntutan baru di segala sektor dalam
negara kita. Tidak terkecuali dalam sektor pelayanan kesehatan. Era
globalisasi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus
dipenuhi oleh seluruh pemain di sektor ini. Hal tersebut telah membuat dunia
kesehatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan kesehatan yang berbasis teknologi informasi.
Berdasarkan pola dan gaya hidup masyarakat inilah maka teknologi
informasi yang paling sesuai pada saat ini ada beberapa solusi alternative yang
dapat diterapkan dalam teknologi informasi dibidang kesehatan yaitu dengan
cara penggunaan alat bantu atau aplikasi maupun metode konseling
edukasi.Informasi dan edukasi kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil
tanpa dibatasi ruang dan waktu dan tanpa harus bertatap muka langsung
dengan tenaga kesehatan.
Beberapa solusi alternative yang dapat diterapkan untuk menigkatkan
kualitas pelayanan antenatal atau pelayanan pada masa kehamilan adalah
dengan Sistem Mobile Obstetri Monitoring (MOM).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka
perumusan masalah pada makalah ini adalah “bagaimana sistem penunjang
dalam kehamilan yang meliputi Mobile Obstetri Monitoring (MOM)?”

1.3 TUJUAN
Mengetahui gambaran Mobile Obstetri Monitoring (MOM)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. MOBILE OBSTETRICAL MONITORING


2.1.1 Definisi

Sampai saat ini, tidak ada definisi standar yang telah


ditetapkan.Untuk keperluan survei, Observatorium Global untuk
eHealth (GOE) didefinisikan sebagai praktek kesehatan medis dan
masyarakat yang didukung oleh perangkat mobile, seperti ponsel, pasien
perangkat monitoring, personal digital assistant (PDA), dan perangkat
nirkabel lainnya. MOM melibatkan penggunaan dan kapitalisasi pada
utilitas inti ponsel untuk suara dan pesan singkat layanan (SMS) serta
lebih fungsi kompleks dan aplikasi termasuk general packet radio
layanan (GPRS), ketiga dan generasi keempat telekomunikasi selular
(sistem 3G dan 4G), global yangpositioning system (GPS), dan
teknologi Bluetooth (WHO, 2011).
Definisi lain MOM adalah sebuah platform prototupe telehealth
yang bisa diadaptasi sesuai dengan kebutuhan spesifik daerah pedesaan
maupun perkotaan dengan mamanfaatkan aplikasi ponsel. MOM bisa
memantau wanita hamil dengan jarak jauh, untuk mengidentifikasikan
bila ditemukan kehamilan berisiko tinggi.

2.1.2 Tujuan
Tujuan proyek MOM adalah untuk pengumpulan dan pemantauan
data kebidanan secara menyeluruh guna mengidentifikasi sejak dini
kehamilan beresiko tinggi. Sebagai solusi Mobile Obstetrical
Monitoring (MOM) untuk wilayah terpencil , proyek ini menghadirkan
layanan kesehatan yang lebih baik bagi ibu dengan kehamilan resiko
tinggi di daerah pedesaan yang tidak memiliki akses ke dokter ahli
kebidanan.
Solusi Mobile Obstetrical Monitoring (MoM) untuk wilayah
terpencil ini memungkinkan para tenaga kesehatan untuk memasukkan
data klinis dan rekam medis pasien. MOM juga memungkinkan
penyedia layanan kesehatan untuk memasukkan data dari hasil diagnosa
kebidanan dan alat pemantau lainnya seperti ultrasound, Doppler, dan
fetal monitor.
Di area pedesaan,dengan solusi Mobile Obstetrical Monitoring
(MOM) untuk wilayah terpencil ini para bidan dapat memasukkan data
melalui SMS kepada dokter spesialis yang bisa memberikan saran medis
kapan pun dan dari mana pun juga. Sistem ini akan membantu tenaga
kesehatan seperti bidan untuk membuat keputusan yang tepat dengan
stratifikasi resiko berdasarkan panduan standar klinis yang berlaku.
Solusi Mobile Obstetrical Monitoring (MOM) untuk wilayah terpencil
ini diharapkan dapat mengidentifikasi kehamilan beresiko tinggi
sejakdini.

2.1.3 Peserta/ Pengguna


Berbagai inovasi lain telah dilakukan, termasuk pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan bahkan teknologi
mobile. Teknologi SMS telah digunakan untuk kegiatan promosi
kesehatan ibu dan surveilans ibu dengan resiko tinggi kehamilan dan
persalinan, penghitungan fetal growth secara online banyak tersedia dan
bahkan menyediakan fungsi kalender online untuk penjadwalan ANC
bagi ibu hamil. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi saat ini sangat mendukung untuk
dimanfaatkan pada pelayanan kesehatan. Terlebih lagi, penetrasi internet
dan teknologi mobile semakin meningkat. Di Indonesia, pengguna
internet mencapai lebih dari 71 juta penduduk dengan pengguna
facebook lebih dari 51 juta orang (2014). Pemasangan boradband (fiber
optik) yang mencakup seluruh wilayah Indonesia ditargetkan selesai
pada tahun 2016, akan lebih meningkatkan pengguna Internet dimasa
yang akan datang. Selain itu, lebih dari 80% penduduk Indonesia
merupakan pengguna telepon seluler, dimana penggunaan paket data
(mobile internet) telah mencapai lebih dari 70%-nya. Artinya TIK
semakin lama semakin murah dan terjangkau untuk seluruh masyarakat
di Indonesia.
Wanita usia produktif, ibu hamil dan bersalin termasuk diantara
pengguna internet dan mobile phone yang cukup aktif. Dengan melihat
peluang tersebut, inovasi monitoring kesehatan ibu menggunakan
pendekatan teknologi informasi dan komunikasi dapat mendukung
pelayanan kesehatan ibu, yang sekaligus meningkatkan pemberdayaan
ibu dalam pemantauan kesehatan kehamilan dan janinnya secara
mandiri. Berbeda dengan pencatatan kesehatan secaran konvensional
(berbasis kertas/buku KIA), TIK dapat sekaligus memfasilitasi
komunikasi dan monitoring faktor resiko secara real time dengan
menghubungkan komunikasi antara pasien dan penyedia pelayanan
kesehatan secara langsung. Sebuah aplikasi berbasis mobile, dapat
didesain untuk melengkapi fungsi buku pedoman KIA yang telah
digunakan dalam pencatatan perkembangan ibu hamil. Melalui app ini,
ibu dapat memasukkan data kehamilannya secara mandiri, membuat
jurnal tentang kehamilannya, melihat grafik pertumbuhan janin, dan
tentunya berinteraksi dengan ibu hamil yang lain dan berkomunikasi
dengan dokter dan petugas kesehatan secara real time. Fungsi reminder
kunjungan ulang ANC dan imunisasi serta alert terhadap tanda bahaya
obstetri (tekanan darah tinggi, pertumbuhan janin lebih atau kurang dari
normal) merupakan upaya untuk mengurangi angka kematian ibu.
Termasuk didalamnya fungsi pemetaan fasilitas pelayanan kesehatan ibu
yang tersedia di dekatnya. Jika dilihat dari komunitasnya, aplikasi ini
digunakan utamanya adalah ibu hamil yang angkanya mencapai 80%
pengguna teknologi mobile dari 5 juta ibu hamil per tahun di seluruh
Indonesia. Dengan menggunakan app ini, akan lebih meningkatkan
akses terhadap penyedia layanan kesehatan yang ada tanpa dibatasi
waktu maupun kondisi geografis.

2.1.4 Prosedur Penggunaan MOM


Melalui MOM, data kehamilan bisa diunggah secara online atau
melalui SMS, yang kemudian dihubungkan ke pusat data utama.
Selanjutnya ahli kandungan memonitor laporan-laporan tersebut.
Laporan yang masuk lantas diidentifikasi untuk diketahui mana yang
termasuk kehamilan berisiko tinggi. Penanganan lanjutan akan diberikan
sesuai kebutuhan.
Skema

Sistem Alur Pelayanan MOM

Contoh Tampilan Aplikasi MOM

2.1.4 Petugas Pelayanan MOM

Petugas pelayanan terdiri dari team kolaborasi tenaga


kesehatan seperti bidan, dokter keluarga dan dokter obstetri dan
ginekologi sebagai pemberi layanan kesehatan.

Dengan menggunakan aplikasi ponsel (mobile phone), bidan dapat


dengan mudah mengumpulkan data dari pemeriksaan fisik dan tes di
klinik lokal atau bahkan di rumah ibu hamil tersebut. Dokter kandungan
di lokasi berbeda kemudian bisa menentukan apakah kehamilan bisa
berisiko tinggi, kapan pun di mana pun. Dengan demikian, ibu dengan
kehamilan berisiko bisa segera mendapatkan pertolongan. Bagi
kebanyakan ibu hamil yang tinggal di daerah terpencil, pemeriksaan
kandungan umumnya hanya dilakukan oleh bidan. Masalahnya, bidan
tak bisa menolong ibu dengan kehamilan berisiko, sehingga dibutuhkan
bantuan dokter kandungan. Dengan adanya teknologi, pemeriksaan ke
dokter kandungan pun bisa dilakukan hanya dengan menggunakan
ponsel.
Program ini menerapkan sebuah solusi telehealth baru untuk
memantau kondisi ibu hamil dari jarak jauh, sehingga dapat mendeteksi
dini kehamilan berisiko tinggi.  "Dengan aplikasi ini, seorang bidan bisa
membuat profil kesehatan ibu hamil yang relevan melalui pengumpulan
data yang didapat dari pemeriksaan fisik, serta tes yang dilakukan di
Puskesmas setempat atau di rumah ibu hamil tersebut.
Dengan memadukan panduan lokal angka risiko dalam solusi ini,
spesialis kebidanan atau dokter kandungan bisa menentukan apakah
sebuah kehamilan berisiko tinggi, sehingga bisa segera memberikan
pertolongan memadai. Dengan MOM maka para dokter dan bidan dapat
mengidentifikasi kehamilan berisiko jauh lebih cepat, sehingga dapat
memberikan saran terhadap penanganan yang tepat dan pada waktunya.
"Solusi MOM dapat mengatasi keterbatasan sumber daya manusia
dengan memanfaatkan teknologi layanan kesehatan jarak jauh."
Seorang bidan yang berpartisipasi dalam MOM, kini bisa
berinteraksi dengan lebih banyak pasien. Dia pun mendapatkan
supervisi dari ahli kandungan untuk mengidentifikasi kehamilan
berisiko secara cepat, sehingga dapat membantu para ibu mencapai
kehamilan sempurna dan melahirkan secara normal.
2.1.5 Kelebihan dan Kelemahan
 Kelebihan:
Meningkatkan deteksi dini kehamilan berisiko tinggi sebesar
tiga kali lipat, membantu ibu hamil mendapatkan pengawasan
medis dan perawatan yang dibutuhkan agar dapat melahirkan
dengan aman. 
 Kekurangan:
Klien repot karena harus mendaftarkan diri atau registrasi pada
satu situs untuk memperoleh layanan kesehatan. untuk mengakses
program ini harus adanya jaringan General Packet Radio
Service (GPRS), dan aplikasi mobile content pada telepon selular,
hal ini akan sulit dilaksanakan pada derah terpencil yang belum
masuk jaringan seluler. Sulit mendapatkan sinyal atau jaringan,
sehingga tidak dapat mengakses informasi melalui web. Oleh
karena itu untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan program ini
maka mobile phone atau telepon yang sudah dimiliki hampir semua
lapisan masyarakat sudah dilengkapi dengan perangkat mobile
content, sehingga dimanapun dan kapanpun ibu hamil berada dan
membutuhkan informasi kesehatan dapat langsung mengakses
melalui jaringan internet dari mobile health.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini, maka kelompok dapat mengambil
kesimpulan bahwa perkembangan tekhnologi dalam sistem penunjang
pelayanan antenatal saat ini sangat berguna untuk menurunkan AKI dan AKB,
mempermudah pengguna layanan (pasien) dan pemberi pelayanan (Bidan dan
Dokter), jangkauan pelayanan informasi menyeluruh bahkan hingga ke daerah
terpencil.

3.2 Saran
Penerapan tekhnologi dalam pelayanan masih harus tetap
dikembangkan lagi guna untuk membenahi pelayanan maupun fasilitas yang
sudah ada saat ini karena hingga tahun 2015 target MDG’S untuk indonesia
masih belum tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Medtech. Kurangi Kematian Ibu dan Bayi dengan Mobile Obstetric Monitoring
(MOM) Philips[internet], 5 Desember 2016, [dikutip 7 januari 2018]. Tersedia dari:
https://medtech.id/kurangi-kematian-ibu-dan-bayi-dengan-mobile-obstetric-
monitoring-mom-philips/.

Anda mungkin juga menyukai