Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Disusun Oleh :
Kelompok 4/C

Alifira Adhany Yustian NIM. 11194761910453


Ario Yudo Hariyanto NIM. 11194761910455
Delva Warti Karlina NIM. 11194761910459
Devi Norlita NIM. 11194761910460
Fuzah NIM. 11194761910467
Indah Nor Erpiana NIM. 11194761910472

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
A. Deskripsi Tema Praktikum............................................................................3
B. Kompetensi Praktikum...................................................................................8
BAB III METODE PRAKTIKUM................................................................................9
A. Alat dan Bahan...............................................................................................9
B. Bahan.............................................................................................................9
C. Prosedur Kerja...............................................................................................9
BAB IV HASIL..........................................................................................................11
1. Uji Molisch..................................................................................................11
2. Uji Iodin.......................................................................................................13
3. Uji Benedict.................................................................................................14
4. Uji Barfoed...................................................................................................17
5. Uji Seliwanoff..............................................................................................19
BAB V PEMBAHASAN.............................................................................................21
BAB VI KESIMPULAN.............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25
JAWABAN PERTANYAAN......................................................................................26

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi sangat diperlukan pada setiap langkah mahluk hidup, tanpa
adanya energi berarti tidak ada kehidupan. Sebagian besar porsi dari
makanan/pakan yang dikonsumsi oleh ternak ataupun manusia digunakan
untuk memenuhi kebutuhan energy, karena reaksi anabolik dan
katabolik dalam tubuh memerlukan energi. Salah satu dari berbagai macam
sumber energi adalah karbohidrat.
Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa
hidroksi aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama
dalam jaringan tanaman. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat
adalah pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain
sebagainya. 
Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber
karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga digunakan sebagai
pakan ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan jagung di Indonesia untuk
konsumsi meningkat 5,16% per tahun, sedangkan untuk kebutuhan pakan
ternak dan industri naik 10,87% per tahun.
Karbohidrat diklasifikasikan dalam 5 jenis yaitu : monosakarida,
disakarida, trisakarida, polisakarida dan mixed polisakarida tetapi
berdasarkan jumlah monomer penyusunnya dibagi menjadi 3 (tiga) jenis
karbohidrat yaitu : monosakarida, oligosakarida, polisakarida. Satu gram
karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 (empat) kkal.
Walaupun karbohidrat tidak dianggap esensial seperti asam amino dan
asam lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari harus mengandung sejumlah
karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan
manusia.
Karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan
fotosintetik dari karbon anorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat
bertindak sebagai sumber karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai

1
bentuk cadangan polimerik dari energi. Karbohidrat juga dapat didefinisan
sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya.
Suatu karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen
karbonil berkaitan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton
(=C=O) jika oksigen karbonil berikatan sengan suatu karbon terminal.
Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam monosakarida, oligosakarida
dan polisakarida.  Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan misalnya: rasa, warna, tekstur, dan
lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan
mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Tema Praktikum
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O.
Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan
mereka (Poedjiadi, 2006).
Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa
dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukkan bahwa
senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” ddan memiliki nisbah 1:2:1 untuk C,
H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2:1 seperti pada
molekul air (McGilvery, 1996).
Pada senyawa yang termasuk karbohidat terdapat gugus fungsi yaitu
gugus –OH, gugus aldehid, atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain
mempunyai hubungan daerah sifat kimia yang ditentukan dengan sifat fisika,
dalam hal ini juga aktivitas optic. Sir Walter Norman Haworth (1883-1950)
seorang ahlii kimia berpendapat bahwa pada molekul glukosa, kelima atom
karbon yang pertama dengan atom oksigen, dapat membentuk cincin segi
enam 9 Gambar 1). Oleh karena itu, diusulkanlah penulisan rumus struktur
karbohidrat sebagai bentuk cincin furan atau piran.

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia,


yang menyediakan 4 kalori (kiojoule) energy pangan per gram. Karbohidrat
juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam

3
tubuh, karohidrat berguna untuk mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan
tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolism lemak dan protein (Fessenden, 1990).
Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi adalah tepung atau amilum
atau pati yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan padi-padian
lainnya. Kerbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk
hidup dalam bentuk serat (fiber),seperti seluloasa, pectin, serta lignin
(Edahwati, 2010).
Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida
(Fessenden, 1982). Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam
arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa ato karbon saja dan tidak dapat
diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbo lain
(McGilvery, 1996). Monosakarida tidak berwarna, bentuk kristalnya larut
dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Monosakrida
digolongkan menurut jumlah karbon yang ada dan gugus fungsi karbonilnya
yaitu aldehid (aldosa) dan keton (ketosa). Glukosa, galaktosa, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa adalah
ketosa (Fessenden, 1982), seperti tersaji pada Gambar 2.

Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan

4
Monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari
karbon 1 dari satu satuan ke suatu OH satuan lain. Suatu cara ikatan yang
lazim ialah suatu hubungan glikosida α atau β dari satuan pertama ke gugus
4-hidroksil dari satuan kedua. Hubungan ini disebut suatu ikatan 1,4’-α atau
1,4’-β, tergantung pada stereokimia pada karbon glikosida. Seperti halnya
monosakarida, senyawa ni larut dalam air, sedikit larut dalam alcohol, dan
praktis tidak larut dalam eter dan pelarut oerganik non-olar. Contoh dari
disakarida adalah maltose, sukrosa, dan laktosa (Sastroamidjojo & Hardjono,
2005).
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks dari pada mono dan oligosakarida. Molekul monosakrida terdiri
atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri dari satu macam
monoksakarida disebut homoolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida (Fessenden, 1982).
Polisakarida tersusun dari banyak unit monosakarida yang saling
berhubungan melalui ikatan glikosida. Unit gula dapat saling berhubungan
membentuk polisakarida lurus, bercabang, atau melingkar. Ikatan 1→4 dan
1→6 adalah yang paling banyak ditemui pada polisakarida alam yang terdiri
dari heksosa (Antony, 1984).
Umumnya, polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk Kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat
mereduksi. Berat molekul polisakarida yang larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa (McGilvery, 1996).

1. Uji Molisch
Uji Molisch ini adalah tes kimia sensitif untuk kehadiran karbohidrat,
berdasarkan dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat atau asam klorida untuk
menghasilkan aldehida, yang mengembun dengan dua molekul fenol
(biasanya α - naftol, meskipun fenol lainnya (misalnya resorsinol, timol) juga
memberikan produk berwarna), menghasilkan senyawa merah- atau ungu
berwarna. Gula reduksi dioksidasi oleh ion tembaga dalam larutan untuk

5
membentuk asam karboksilat dan endapan kemerahan tembaga (I) oksida
dalam waktu tiga menit. Mengurangi disakarida menjalani reaksi yang sama,
tetapi melakukannya pada tingkat lebih lambat. (Anonymmous, 2014)

2. Uji Iodin
Sebanyak 1 mL larutan sampel (1% amilum) diambil dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang telah diletakkan di rak tabung reaksi. Larutan
iod sebanyak 2 tetes ditambahkan kedalam sampel. Perubahan warna yang
terjadi pada larutan diamati. Reaksi positif pada uji iodin adalah warna biru.
Karbohidrat dengan golongan polisakarida akan memberikan reaksi
dengan larutan Iodium dan memberikan warna biru kehitaman yang
menunjukkan adanya amilum (pati) pada sampel. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
Hasil percobaan menunjukkan hanya amilum yang menunjukkan
reaksi positif karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap
unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan amilum menyebabkan warna
biru kehitaman.
Percobaan tersebut sesuai dengan pendapat Fessenden (1986) yang
menyatakan bentuk rantai heliks ini menyebabkan pati dapat membentuk
kompleks dengan molekul iodin yang dapat masuk ke dalam spiralnya
sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut.
Uji pati-iodium berdasarkan pada penambahan iodium pada suatu
polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna
spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstran
menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang
terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat
(Sumardjo, 2009).

Amilum 1% Sampel warna berubah warna menjadi

6
hitam dan berlapis

3. Uji Benedict
Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi
dalam larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton
bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+
dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap
menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang
terdapat pada reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata
yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada
konsentrasi gula reduksinya. semakin berwarna merah bata maka gula
reduksinya semakin banyak (Kusbandari, 2015).

4. Uji Barfoed
Pada uji Barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong
monosakarida. Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya
monosakarida dalam sampel. Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada
disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal
inilah yang mendasari uji Barfoed. Pada uji Barfoed, yang terdeteksi
monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O
(Kusbandari, 2015).

5. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff bertujuan untuk membedakan gula aldosa dari gula
ketosa. Prinsip uji Selliwanoff adalah pembentukan 4-hidroksi-metil-hari
furfural reaksi dengan resorsinol (1,3-hidroksi benzena) untuk membentuk
kompleks berwarna merah. Uji ini bersifat spesifik khusus untuk gula yang
memiliki gugus ketosa. Warna merah menunjukkan hasil tes Seliwanoff
positif.
Warna merah adalah hasil kondensasi resorsinol yang mendahuluinya
dengan pembentukan furfural hidroksimetil berasal dari konversi fruktosa

7
oleh HCl dipanaskan, kemudian menghasilkan asam levulinat dan metil
hidroksi furfural. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan,
ketosa terhidrasi lebih cepat dari pada aldosa(Tanjung dan Kusnadi 2015).

B. Kompetensi Praktikum

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat


melakukan uji keberadaan karbohidrat secara kualitatif dan mengetahui jenis
karbohidrat yang terdapat dalam beberapa bahan yang digunakan

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum adalah :
1. Tabung Reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Lampu spiritus
4. Pipet tetes
5. Penjepit tabung reaksi
B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum adalah :


1. Larutan uji karbohidrat
2. Reagen Molisch
3. Reagen Benedict
4. Reagen Berfoed
5. Reagen Seliwanoff
6. H2SO4 Pekat
7. Iodin
8. Aquadest
C. Prosedur Kerja

1. Uji Molisch
1) Masukan 2 ml larutan yang akan diujikan ke dalam tabung reaksi
2) Tambahkan 2 tetes reagen molisch, homogenkan
3) Miringkan tabung reaksi dan tambahkan H2SO4 pekat dengan hati-hati
melalui dinding tabung reaksi sampai terbentuk dua lapisan larutan
4) Amati perubahan warna yang terjadi
2. Uji Iodin
1) Masukan 1 ml larutan uji kedalam tabung reaksi
2) Tambahkan 2 tetes larutan iodin
3) Panaskan larutan dengan api langsung, kemudian dinginkan
4) Amati perubahan warna yang terjadi .
3. Uji Benedict

9
1) Masukan 5 ml reagen benedict kedalam tabung reaksi
2) Tambahkan 8 tetes larutan yang akan diuji
3) Panaskan dengan api langsung atau dalam air mendidih selama 2 menit
4) Kemudian dinginkan larutan tersebut
5) Amati perubahan warna yang terjadi
4. Uji Barfoed
1) Siapkan 2 ml larutan yang akan diuji kedalam tabung reaksi
2) Tambahkan 2 ml reagen barfoed ke dalam larutan yang akan diuji
3) Panaskan larutan tersebut di dalam air mendidih hingga 3 menit
4) Kemudian dinginkan di bawah air yang mengalir
5) Amati perubahan warna yang terjadi
5. Uji Seliwanoff
1) Masukan 3 ml reagen seliwanoff ke dalam tabung reaksi
2) Tambahkan 1 ml larutan yang akan di uji
3) Panaskan dengan api spiritus selama 30 detik
4) Kemudian dinginkan
5) Amati perubahan warna yang terjadi

10
BAB IV
HASIL
1. Uji Molisch

No Percobaan Hasil Pengamatan


1. Uji Molisch dengan
penambahan Glukosa :
Disediakan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan glukosa 0,1
M tambahkan 2 tetes reagen
molisch,homogenkan .Miringkan
tabung reaksi dan tambahkan
H2SO4 pekat dengan hati-hati
melalui dinding tabung reaksi
sampai terbentuk dua lapisan
larutan.

Terdapat cincin berwarna ungu yang tidak


terlalu tampak

2. Uji Molisch dengan


penambahan Sukrosa :
Disediakan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan Sukrosa 0,1
M tambahkan 2 tetes reagen
molisch,homogenkan .Miringkan
tabung reaksi dan tambahkan
H2SO4 pekat dengan hati-hati
melalui dinding tabung reaksi
sampai terbentuk dua lapisan
larutan. Perubahan warna yang terjadi cinci
berwarna ungu

11
3. Uji Molisch dengan
penambahan Maltosa :
Disediakan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan Maltosa 0,1
M tambahkan 2 tetes reagen
molisch,homogenkan .Miringkan
tabung reaksi dan tambahkan
H2SO4 pekat dengan hati-hati
melalui dinding tabung reaksi
sampai terbentuk dua lapisan
larutan.
Terdapat warna cincin ungu

4. Uji Molisch dengan


penambahan Arabinosa :
Disediakan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan Arabinosa
0,1 M tambahkan 2 tetes reagen
molisch,homogenkan .Miringkan
tabung reaksi dan tambahkan
H2SO4 pekat dengan hati-hati
melalui dinding tabung reaksi
sampai terbentuk dua lapisan
larutan.
Terdapat warna cincin berwarna ungu

12
5. Uji Molisch dengan
penambahan 1% Amilum
&selulosa :
Disediakan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan 1% Amilum
dan Selulosa tambahkan 2 tetes
reagen molisch,homogenkan
.Miringkan tabung reaksi dan
tambahkan H2SO4 pekat dengan
hati-hati melalui dinding tabung
reaksi sampai terbentuk dua
lapisan larutan.

Terdapat warna cincin berwarna ungu

2. Uji Iodin

No Percobaan Hasil Pengamatan


1. Disediakan tabung reaksi
ditambahkan 1 ml larutan 1%
Larutan Pati kedalam tabung
reaksi tambahkan 2 tetes larutan
iodin, Panaskan larutan dengan
api langsung , kemudian
dinginkan . Amati perubahan
warna yang terjadi.

Perubahan warna biru malam

3. Uji Benedict

13
No Percobaan Pengamatan

1. Uji Benedict dengan


penambahan glukosa :
Disiapkan tabung reaksi yang
akan digunakan , masukan 5 ml
reagen benedict ke dalam tabung
reaksi . Tambahkan 8 tetes
larutan glukosa 0,1 M , panaskan
tabung reaksi yang sudah
ditambahkan kedua larutan
tersebut dengan api langsung atau
dalam air mendidih selama 2
Endapan Merah bata
menit , kemudian dinginkan.
2. Uji Benedict dengan
penambahan Sukrosa :
Disiapkan tabung reaksi yang
akan digunakan , masukan 5 ml
reagen benedict ke dalam tabung
reaksi . Tambahkan 8 tetes
larutan Sukrosa 0,1 M , panaskan
tabung reaksi yang sudah
ditambahkan kedua larutan
tersebut dengan api langsung atau
dalam air mendidih selama 2
menit , kemudian dinginkan.
Endapan berwarna merah bata

14
3. Uji Benedict dengan
penambahan Maltosa :
Disiapkan tabung reaksi yang
akan digunakan , masukan 5 ml
reagen benedict ke dalam tabung
reaksi . Tambahkan 8 tetes
larutan Maltosa 0,1 M , panaskan
tabung reaksi yang sudah
ditambahkan kedua larutan
tersebut dengan api langsung atau
dalam air mendidih selama 2
Endapan berwarna merah bata
menit , kemudian dinginkan.
4. Uji Benedict dengan
penambahan Galaktosa :
Disiapkan tabung reaksi yang
akan digunakan , masukan 5 ml
reagen benedict ke dalam tabung
reaksi . Tambahkan 8 tetes
larutan Galaktosa 0,1 M ,
panaskan tabung reaksi yang
sudah ditambahkan kedua larutan
tersebut dengan api langsung atau
dalam air mendidih selama 2 Endapan merah bata
menit , kemudian dinginkan.

15
5. Uji Benedict dengan
penambahan Fruktosa :
Disiapkan tabung reaksi yang
akan digunakan , masukan 5 ml
reagen benedict ke dalam tabung
reaksi . Tambahkan 8 tetes
larutan Fruktosa 0,1 M , panaskan
tabung reaksi yang sudah
ditambahkan kedua larutan
tersebut dengan api langsung atau
Berwarna merah bata
dalam air mendidih selama 2
menit , kemudian dinginkan.
6. Uji Benedict dengan
penambahan 1% Larutan pati :
Disiapkan tabung reaksi yang
akan digunakan , masukan 5 ml
reagen benedict ke dalam tabung
reaksi . Tambahkan 8 tetes
larutan 1% Larutan pati ,
panaskan tabung reaksi yang
sudah ditambahkan kedua larutan
tersebut dengan api langsung atau
dalam air mendidih selama 2
menit , kemudian dinginkan. Larutan berwarna biru

16
4. Uji Barfoed

No Percobaan Pengamatan
1. Uji Barfoed dengan
penambahan Glukosa 0,1 M :
Disiapkan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan glukosa
0,1 M ke dalam tabung reaksi
tambahkan 2 ml reagen
barfoed .Panaskan larutan
tersebut kedalam air mendidih
hingga 3 menit kemudian
dinginkan dibawah air mengalir .

Larutan berwarna biru endapan merah


2. Uji Barfoed dengan
penambahan Sukrosa 0,1 M :
Disiapkan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan Sukrosa
0,1 M ke dalam tabung reaksi
tambahkan 2 ml reagen
barfoed .Panaskan larutan
tersebut kedalam air mendidih
hingga 3 menit kemudian
dinginkan dibawah air mengalir .
larutan berwarna biru dan endapan
warna merah

17
3. Uji Barfoed dengan
penambahan Maltosa 0,1 M :
Disiapkan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan maltosa
0,1 M ke dalam tabung reaksi
tambahkan 2 ml reagen
barfoed .Panaskan larutan
tersebut kedalam air mendidih
hingga 3 menit kemudian
dinginkan dibawah air mengalir . Larutan berwarna biru dan endapan
merah
4. Uji Barfoed dengan
penambahan Fruktosa 0,1 M :
Disiapkan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan Fruktosa
0,1 M ke dalam tabung reaksi
tambahkan 2 ml reagen
barfoed .Panaskan larutan
tersebut kedalam air mendidih
hingga 3 menit kemudian
dinginkan dibawah air mengalir .
Larutan berwarna biru dan endapan
berwarna merah

18
5. Uji Barfoed dengan
penambahan Laktosa 0,1 M :
Disiapkan tabung reaksi
masukan 2 ml larutan laktosa 0,1
M ke dalam tabung reaksi
tambahkan 2 ml reagen
barfoed .Panaskan larutan
tersebut kedalam air mendidih
hingga 3 menit kemudian
dinginkan dibawah air mengalir .

Larutan berwarna biru dan endapan


berwarna merah

5. Uji Seliwanoff

No Percobaan Hasil Pengamatan


1. Uji Seliwanoff dengan
penambahan Glukosa 0,1 M : Berwarna bening
Disiapkan tabung reaksi
masukkan 3 ml reagen seliwnoff
ke dalam tabung reaksi
tambahkan 1 ml larutan glukosa ,
panaskan dengan api spiritus
selama 30 detik kemudian
dinginkan.

19
2. Uji Seliwanoff dengan
penambahan Sukrosa 0,1 M :
Disiapkan tabung reaksi
masukkan 3 ml reagen seliwnoff
ke dalam tabung reaksi
tambahkan 1 ml larutan Sukrosa ,
panaskan dengan api spiritus
selama 30 detik kemudian
dinginkan.

Berwarna bening
3. Uji Seliwanoff dengan
penambahan Fruktosa 0,1 M :
Disiapkan tabung reaksi
masukkan 3 ml reagen seliwnoff
ke dalam tabung reaksi
tambahkan 1 ml larutan
Fruktosa , panaskan dengan api
spiritus selama 30 detik
kemudian dinginkan.

Berwarna Bening

20
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum yang berjudul Identikasi Karbohidrat dengan tujuan agar


praktikan dapat mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan, mampu
membedakan antara monosakarida dan disakarida, mampu membuktikan adanya
polisakarida dan mampu membuktikan adanya gula pereduksi. Secara biokimia,
karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton atau senyawa
yang menghasilkan senyawa-senyawa bila dihidrolisis.
Pada percobaan ini praktikan menggunakan alat yaitu tabung reaksi,
penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, sikat tabung reaksi dan
pengatur sedangkan bahan yaitu pereaksi molisch, H2SO4 pekat, larutan iodium,
pereaksi benedict, pereaksi millon dan larutan uji (Amilum, Glukosa, Sukrosa,
Fruktosa, Maltosa, Arabinosa) masing-masing konsentrasi 1%.
Pada percobaan pertama yaitu uji Molisch dimana memasukkan larutan uji
Glukosaa 1%, Sukrosa 1%, Fruktosa 1%, Maltosa 1%, Arabinosa 1% ,Amilum &
Selulosa 1% sebanyak 2ml kedalam tabung pereaksi dan setelah itu ditambah 2
tetes pereaksi molisch pada masing-masing larutan uji yang kemudian diaduk
sampai homogen. Setelah terlihat homogen maka masing-masing larutan uji
dimiringkan dan dialirkan 1 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi agar
tidak bercampur.
Larutan uji Amilum 1% yang hanya terlihat cincin bewarna ungu dan
larutan uji lainnya hanya terdapat warna kuning. Pereaksi molisch bereaksi
dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan
oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat yang akan membentuk
cincin berwarna ungu pada larutan amilum.
Hal ini menunjukkan bahwa uji molisch sangat spesifik untuk
membuktikan adanya karbohidrat sehingga larutan Amilum 1% dapat disimpulkan
mengandung karbohidrat. Semua jenis karbohidrat akan berwarna merah apabila
larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan α-naftol (dalam
alcohol) dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga

21
tidak tercampur. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat
(uji Molisch) (Sudarmadji, 2003).
Uji iodin dilakukan dengan penambahan 2 tetes larutan iodin pada 1 ml
larutan uji, larutan uji yang digunakan yaitu larutan pati 1%. Lalu dipanaskan
dengan api langsung, didinginkan dan menghasilkan larutan berwarna biru. Pada
uji iodium hanya patilah yang menunjukan reaksi positif bila direaksikan dengan
iodium. Hal ini disebabkan dalam larutan pati terdapat unit unit glukosa yang
membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan
molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan
warna biru tua pada kompleks tersebut. Iodium yang dipakai disini berfungsi
sebagai indikator suatu senyawa polisakarida. Bila suatu senyawa/larutan
dipanaskan dan diberi iodium menjadi biru, maka senyawa itu adalah
polisakarida. Pembentukan senyawa kompleks pati iodium menjadi dasar dari
prinsip uji ini, seperti teori uyang disampaikan oleh (Sumardjo, 2006). Jadi
pecobaan yang kami lakukan dengan uji iodium ini menujukan hasil positif
karbohidrat.
Uji Benedict dilakukan dengan menambahkan 5 ml reagen benedict dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan dengan larutan uji dan dipanaskan dengan api
langsung, dinginkan dan lihat perubahan warna yang terjadi. Pada percobaan ini
larutan uji yang dipakai yaitu : Glukosa, Sukrosa, Maltosa, Galaktosa, Fruktosa
dan Larutan Pati 1 %. Warna yang dihasilkan pada percobaan ini yaitu endapan
berwarna merah kecuali pada larutan uji larutan pati 1 % warna yang dihasilkan
berupa larutan berwarna biru hal ini diakibatkan karena kemungkinan bahan
sudah terrkontaminasi ataupun kesalahan dalam pengerjaan saat praktikum,
sehingga yang terbentuk bukan warna merah bata melainkan warna biru. Prinsip
uji benedict ialah Ketika suatu senyawa uji memiliki gugus fungsi aldehida atau
gugus fungsi hemiasetal yang dapat membuka menjadi aldehida maka karbohidrat
tersebut merupakan gula pereduksi. Pada uji benedict, suatu gula reduksi dapat
dibuktikan dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Terbentuknya
endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu

22
gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang
berlangsung dalam suasana alkalis (basa).
Uji Barfoed dilakukan dengan menambahkan 2 ml reagen barfoed ke
dalam larutan yang di uji lalu dipanaskan dalam air mendidih hingga 3 menit
dinginkan lalu amati perubahan warna yang terjadi. Larutan uji yang digunakan
yaitu: Glukosa, Sukrosa, Maltosa, Fruktosa dan laktosa. Warna yang dihasilkan
yaitu larutan warna biru dengan endapan berwarna merah. Uji ini memiliki prinsip
yang sama seperti uji Benedict yaitu reduksi Cu 2+ menjadi ion Cu+ oleh
karbohidrat yang memiliki gugus aldehid dan keton bebas. Endapan berwarna
merah tersenut membuktikan bahwa adanya karbohidrat yang terkandung di
dalam larutan uji tersebut.
Gugus karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji seliwanoff
adalah Fruktosa karena diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan
warna larutan yang lebih spesifik yaitu warna jingga+++ yang mengidentifikasi
adanya kandungan katosa dalam karbohidrat jenis monosakarida .HCL yang
terkandung dalam pereaksi seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan
hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan
resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah bata .
Pada uji seliwanoff didapat kan hasil yang negatif karna tidak terdapatnya
katosa dalam glukosa sukrosa dan fruktosa . Akan tetapi sukrosa bila dipanaskan
terlalu lama dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi seliwanoff.
Hal ini terjadi karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa
terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa ini yang
nantinya akan bereaksi dengan pereaksi seliwanoff menghasilkan larutan
berwarna jingga.

23
BAB VI
KESIMPULAN
1. Pada Uji Molisch ,pada uji sukrosa ,maltosa,arabinasa,selulosa menunjukkan
hasil positif dengan menunjukkan warna ungu
2. Pada uji Iod, hanya amilum yang menunjukkan hasil positif termasuk
polisakarida dengan menunjukkan perubahan warna menjadi biru kehitaman.
3. Pada uji benedict,warna merah bata positip adanya gula pereduksi yang
terdapat pada galaktosa ,Maltosa.
4. Pada uji barfoed ,warna merah orange menunjukkan positip karbohidrat
golongan monosakarida yang terdapat pada
glukosa,sukrosa,maltosa,fruktosa,dan laktosa
5. Pada uji Seliwanoff ,warna merah positip untuk membedakan aldosa dari gula
kaltosa. Hasil kelompok kami dapatkan negatif dan tidak terbentuknya warna
merah.
6. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dapat dilihat dari 
terbentuknya warna ungu pada larutan uji molisch pada bahan Amilum
1% menunjukan bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat.
7.    Monosakarida ditandai  jika pada Monomer gula  bereaksi dengan
fosfomolibdat membentuk senyawa berwarna biru. Sedangkan untuk
membedakan larutan di sakarida di tandai dengan terbentuknya  larutan yang
berwarna  biru dan bagian bawah terdapat endapan kemerahan bila didihkan
cukup lama hingga terjadi hidrolisis.
8.   Untuk membuktikan adanya polisakarida di tandai dengan terbentuknya
warna biru tua pada bahan praktikum yang diamati.
9.   Untuk membuktikan adanya gula pereduksi dilakukan dengan pengujian uji
benedict yang di tandai dengan adanya endapan warna biru kehijauan, kuning
atau merah bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada seperti pada
bahan Fruktosa 1%.

24
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1986. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara : Jakarta.


Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Bayu Media Publishing : Jakarta.
Poedjiyadi, Anna. 2006. Dasar-DasarBiokimia. UI-Press : Jakarta. 
Etien Yazid,lisda nursanti,penuntun praktikum Biokimia,CV,Andi
Offset,Yogyakarta,2006
Sumardjo, D. (2009). Pengatur Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan
Program Strata 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sumardjo, D.D. 2006. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa
kedokteran. Jakarta : EGC
Fessenden, R. J. (1982). Kimia Organik (3rd ed.). Wardsworth.
Fessenden, R. J. (1990). Kima Organik. Erlangga.
McGilvery. (1996). Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional. Airlangga
University Press.
Sumardjo, D.D. 2006. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa
kedokteran. Jakarta : EGC

25
JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa karbohidrat dapat digunakan sebagai sumber energi dalam tubuh
kita?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi karbohidrat (selain yang terdapat di buku praktikum)!
3. Apakah uji Molisch merupakan uji yang sfesifik untuk karbohidrat? Jelaskan

Jawaban pertanyaaan :

1. Karena karbohidrat merupakan sumber energi utama karena mengandung


glukosa.lemak dan protein memerlukan proses pencernaan lebih rumit untuk
menjadi energi berbeda dengan karbohidrat yang energinya dapat dengan
mudah digunakan oleh tubuh.
2. Uji bial : untuk membuktikan adanya pentosa,dasar dari uji bial adalah
dehidrasi pentosa oleh HCL pekat menghasilkan furfural dan dengan
penambahan orsinol (3,5-dihidroksi toluena ) akan berkondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna biru
Uji osazon: untuk membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar
kristalnya,dasar dari uji ini adalah semua karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila
dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.osazon yang terjadi mempunyai
bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.osazon dari disakarida larut dalam
air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan.namun,sukrosa tidak
membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terkait pada
monomernya sudah tidak bebas,sebaliknya,osazon dari monosakarida tidak
larut dalam air mendidih.
Uji asam musat: untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa.dasar
teori uji ini adalah oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat
akan menghasilkan asam yang dapat larut,namun laktosa dan galaktosa
menghasilkan asam musat yang tidak dapat larut.

26
3. Uji molisch bukan uji yang spesifik untuk karbohidrat,karena warna ungu
kemerah-merahan menyatakan reaksi positif,sedangkan warna hijau adalah
negatif.

27

Anda mungkin juga menyukai