(PSI 118)
MODUL 01
PENGANTAR
DISUSUN OLEH
DRS. MULYO WIHARTO, MM, MHA
Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis
intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil
pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan
2. Topik Perkuliahan
Pembelajaran mata kuliah Filsafat Manusia menggunakan kuliah online sebanyak 14 sesi
(full online). Semua kegiatan kuliah online tercatat di web elearning
(http://elearning.esaunggul.ac.id) dan terintegrasi dengan web Siakad
(http://siakad.esaunggul.ac.id) berup a kegiatan-kegiatan secara berurutan sebagai berikut :
a. Mempelajari materi : Mahasiswa menyimak VIDEO pembelajaran, mempelajari
MODUL pembelajaran dan membaca MATERI PENGAYAAN berupa link e-
journal yang tersedia. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari ke 1 atau 2.
b. Melakukan diskusi : Mahasiswa berdiskusi langsung (synchronous) atau diskusi
sinkron dengan dosen dalam bentuk CHATTING atau menggunakan google meet
atau zoom meeting. Diskusi juga dilakukan secara tidak langsung (un-
synchronous) atau diskusi asinkron dalam FORUM yang tersedia di web
elearning. Kegiatan ini dilakukan pada hari ke 2 atau 3. Lihat tanggal dan jam
diskusi sinkron atau diskusi asinkron pada tiap-tiap sesi. Diskusi sisnkron
dilaksanakan pasda sesi 1, 7 dan 14, sedangkan diskusi asinkron pada sesi 2-6
dilanjutkan sesi 8-13.
c. Mengikuti evaluasi : Mahasiswa menjawab KUIS dan TUGAS ONLINE yang
diberikan pada hari ke 3 atau 4. Lihat tenggat waktu atau due-date masing-masing
kuis dan tugas online pada tiap-tiap sesi.
Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan biasdanya terdiri dari kehadiran,
UTS, UAS dan penugasan. Dalam kuliah online komponen penugasan ditambah dengan kuis,
sedangkan komponen kehadiran tidak diperhitungkan karena ditekankan pada aspek aktivitas
di website. Adapun proporsi penilaiannya sebagai berikut :
a. UTS = 30 %
b. UAS = 30 %
c. Kuis = 20 %
Sumber belajar yang dapat digunakan untuk mempelajari Filsafat manusia sangat
banyak, terutama dalam bentuk ebook. Adapun untuk buku referensi utama dapat dipilih,
antara lain :
a. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, (Bandung : PT. Remadja Rosdakarya, 2009)
b. Leahly, Louis, Siapakah Manusia? Sintesis Filosofis tentang Manusia, (Jogjakarta
: Penerbit Kanisius, 2001)
Disamping kedua buku utama tersebut,sumber pembelajatan juga dapat diperileh dari
open souurch open souurch yang bertebaran di website-website yang menyajikan hasil-hasil
penelitian, e-book, e-jouenal dan sebagainya. Dengan menggunakan mesin pencari
https://scholar.google.com maka dapat dipaparkan berbagai e-journal yang dapat dijadikan
sebagai materi pengayaan, antara lain :
1. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1602 :
2. http://jppik.id/index.php/jppik/article/view/19
3. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/7601
4. https://osf.io/preprints/inarxiv/aempy/
5. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/RausyanFikr/article/view/1800
6. http://103.36.68.33/index.php/ECF/article/viewFile/2889/2486
7. https://core.ac.uk/download/pdf/146820289.pdf#page=21
8. https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/481
9. https://core.ac.uk/download/pdf/287307564.pdf :
10. http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikelD50B9EEC2D300FCA2E2A1065A37AE6AE.
pdf :
11. https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/view/4885 :
12. http://repository.unair.ac.id/52079/
13. http://103.88.229.8/index.php/alAdyan/article/view/1417 :
14. http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/warda/article/view/361
Filsafat dapat diartikan sebagai cara berpikir, sebagai ilmu dan sebagai pandangan
hidup. Filsafat sebagai cara berpkir adalah kebenaran tentang segala hasil berpikir yang
dilakukan secara radikal (mendasar), spekulatif (sistematis) dan Universal (menyeluruh).
Filsafat sebagai pandangan hidup tercermin dalam sikap dan cara hidup yang dijadikan
sebagai dasar tindakan dan menyelesaian persoalan hidup. Filsafat bersumber pada kodrat
manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan.
Filsafat manusia membahas hakekat manusia mulai dari kelahiran hingga kematian,
tubuh dan jiwa, individualitas dan sosial serta historisitas dan religiusitas. Adapun objek
filsafat manusia terdiri dari
a. Objek material : Berupa gejala empiris dan bersifat positivistik. Melakukan
observasi dan eksperimental sehingga dapat diukur dan dimanipulasi.
b. Objek formal : Berupa gejala empiris dan gejala lainnya seperti : metafisis dan
spiritual. Lebih intensif (mendalam) dan ekstensif (menyeluruh) dibanding bidang
ilmu lain karena bersentuhan dengan pengalaman subjektif, spiritual, dan
eksistensial
Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan makhluk
hidup lainnya. Manusia juga mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan
Kodrat kejiwaan berkaitan dengan kedudukannya sebagai homo mensura atau makhluk
penilai membuat akalnya berkembang kapasitasnya, dan simbol-simbol yang diciptakan
semakin variatif dan sempurna. Kodrat Kemampuannya ini membuat daya pikirnya semakin
luas dan perasaannya semakin halus dan tajam serta membuat inovasi yang dilakukannya
semakin kreatif.
Manusia sebagai makhluk yang siap untuk dididik atau makhluk yang dapat dididik atau
homo educandum. Pendidikan yang dimaksud diberikan dengan sengaja agar tumbuh
jasmaninya mengingat kodrat jasmaniahnya sebagai homo faber (makhluk yang suka
menciptakan alat). Pendidikan juga diberikan denan sengaja untuk menumbuh kembangkan
rohaninya mengingat kodrat kejiwaannya sebagai homo mensura (makhluk yang suka
menilai).
Ajaran filsafat idealisme membahas kenyataan yang pada hakekatnya adalah sesuatu
yang bersifat spiritual sehingga aliran idealisme disebut juga aliran spiritualisme. Ajaran
idealisme menekankan bahwa pada setiap kejadian ada kekuatan atau kenyataan spriritual
yang melatarbelakanginya. Kenyataan tersebut disebut dengan berpikir (res cogitans) yang
diukur menggunakan metafor kesadaran manusia dan tidak dapat dijelaskan dengan
pengamatan empiris.
Seluruh realitas semesta yang universal merupakan perwujudan dari Roh Absolut yang
bebas, dan manusia sebagai salah satu manifestasi roh absolut bersifat deterministic. Hanya
Roh Absolut yang bersifat bebas sebebas-bebasnya dan kebebasan manusia dibatasi oleh
kebebasan mutlak Roh absolut tersebut. Setiap gerak atau peristiwa mempunyai tujuan, tidak
terjadi begitu saja sebagai suatu kebetulan tetapi sudah diatur dan direncanakan oleh kekuatan
spiritual.
Hal-hal yang bersifat ideal seperti nilai-nilai agama, norma, hukum dan sebagainya
menggerakkan perilaku manusia sekaligus menjadi panduan dan sasaran perilaku manusia
untuk mewujudkannya. Perilaku manusia memiliki maksud dan tujuan untuk menggapai dan
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dan bukan bergerak secara mekanis berdasarkan
stimulus eksternal. Perilaku manusia berasal dari kekuatan internal yaitu jiwa yang hendak
mewujudkan nilai-nilai yang diyakininya itu.
Ajaran filsafat dualisme membahas kenyataan yang terdiri dari dua substansi yang
berlainan dan bertolak belakang. Segala sesuatu berasal dari dua substansi dasar yang berdiri
Segala sesuatu yang bersifat fisik harus diragukan keberadaannya karena semua hanya
halusinasi, hanya ada dalam mimpi saja dan bukan kenyataan yang sebenarnya. Ada satu hal
yang tidak dapat diragukan keberadaannya meski berusaha keras untuk meragukannya yaitu
keberadaan “aku” yang sedang meragukan keberadaan segala sesuatu itu. “Aku” yang sedang
meragukan dipastikan bukan sesuatu yang bersifat fisik, tetapi substansi yang bersifat rohani.
“Aku” yang sedang meragukan itu tidak dapat diragukan keberadaannya karena bisa
mengamati, bisa meragukan dan bisa berpikir.
Ada tekanan eksternal pada indera yang disalurkan melalui syaraf ke arah otak sehingga
katup2 yang terpilih menjadi terbuka dan memicu tindakan tertentu. Seseorang adalah sesuatu
yang hakekatnya atau esensinya adalah berpikir (res cogitans) dan berpikir esensinya adalah
jiwa atau roh. Berbeda dengan tubuh yang bersifat material dan mempunyai keluasan (res
extenza), maka jiwa atau roh manusia tidak memerlukan ruang dan waktu karena
substansinya bersifat im-material atau bersifat non fisik.
4. Hakekat Manusia
Manusia secara bahasa disebut juga insan, sedangkan dalam bahasa Arab,
manusia disebut nasiya yang berarti lupa atau al-uns yang berarti jinak. Kata insan
dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya
manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.
Memahami manusia tidaklah mudah karena banyak pendapat ahli filsafat tentang
manusia. Ahli logika mengatakan bahwa manusia adalah “Hayawan Natiq” (manusia
adalah hewan berpikir), Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah “zoon political”
atau “political animal (manusia adalah hewan yang berpolitik) dan Ibnu Khaldun
ngatakan bahwa manusia itu madaniyyun bi al-thaba atau manusia adalah makhluk
yang bergantung kepada tabiatnya.
Ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rationale), dan ada
yang menilai bahwa manusia sebagai hewan yang menciptakan simbol (animal
symbolicum). Ada yang menilai manusia sebagai makhluk yang suka berpikir (homo
sapiens), suka berperasaan (homo recentis), suka bermain-main (homo ludens), suka
menciptakan alat (homo faber), suka menilai (homo mensura) atau suka berinovasi
(homo volens).
Manusia adalah makhluk yang mengbdi kepada Tuhasn (homo religius) sehingga
selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya. Ada yang berpandangan
monoteisme yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni
materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme.
Pandangan para filosof mengenai manusia juga sangat beragam, sebut saja
misalnya pendapat filosof-filosof tentang pribadi manusia di bawah ini :
a. Plato : Martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas pada mulainya jiwa
bersatu dengan raga, karena jiwa tidak berada lebih dulu sebelum manusia. Badan
oleh Plato yang disebut sebagai alat yang berguna sewaktu masih hidup di dunia
ini, tetapi badan itu disamping berguna sekaligus juga memberati usaha jiwa
untuk mencapai kesempurnaan, yaitu kembali kepada dunia “ide”. Persatuan jiwa
dengan badan merupakan hukuman, karena kegagalan jiwa untuk memusatkan
perhatianya kepada dunia “ide”, jadi manusia mempunyai Pra-eksistensi yaitu
sudah ada sebelum dipersatukan dengan badan dan jatuh kedunia ini.
b. Thomas Aquinas : Manusia sebagai pribadi adalah makhluk individual. Kalau
hidup, ialah makhluk yang merupakan kesatuan antara jiwa dan badan. Pribadi
adalah masing-masing manusia individual yakni manusia yang konkret dan yang
riil dan juga mempunyai kodrat yang rasional. Manusia adalah suatu substansi
yang komplit terdiri dari badan (material) dan jiwa (forma).
c. David Hume : Pribadi adalah identitas diri yaitu kesamaan jati diri manusia dalam
kaitannya dengan waktu. Hume berpegang teguh pada pendapat bahwa
pengetahuan ilmiah hanya dapat dicapaidengan titik tolak pengalaman indrawi
yaitu penglihatan, penciuman, perabaan, pencicipan dan pendengaran.
d. Immanuel Kant : Memahami pribadi yaitu sesuatu yang sadar akan identitas
numeric mengenai dirinya sendiri pada waktu yang berbeda-beda beliau percaya
bahwa identitas diripun tidak dapat dipergunakan untuk menyanggah keyakinan
bahwa segala sesuatu didunia ini selalu mengalir berganti.
e. John Dewey : Pribadi berarti seseorang bertindak sebagai wakil dari suatu group
atau masyarakat. Seorang individu hanya bisa disebut pribadi kalau ia
mengemban dan menampilkan nilai-nilai social masyarakat tertentu.
Jiwa manusia sering dimengerti sebagai suatu benda halus atau suatu makhluk
halus yang merasuki, meresapi serta menggunakan badan untuk mewujudkan cita-cita
jiwa. Terkadang jiwa manusia digambarkan atau dibayangkan persis seperti tubuhnya
hanya saja tidak bisa diraba atau ditangkap sifat dari jiwa juga tergantung pada tarafnya..
Rasio atau akal budi tidak identik dengan jiwa, meskipun akal budi menduduki
posisi tertinggi dan memegang dominasi atas bagian-bagian lain. Akal budi hanyalah
bagian dari jiw karena jiwa manusia adalah keseluruhan kompleks kegiatan mental dari
taraf yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Emosi, kenikmatan, harapan,
ketakutan, penyesalan, penilaian dari macam-macam pengalaman mental merupakan
unsur-unsur pembentukan “jiwa manusia”, dan jiwa manusia itu ditandai dengan mental.
Badan juga berfungsi sebagai bidang ekspresi manusia. Jiwa manusia adalah
kesatuan kompleks dari kegiatan mental, dari yang paling rendah ke yang bersifat
intelektual. Kedudukan manusia dalam lingkungan perlu pula diselidiki karena
Bicara masalah hidup manusia itu memang unik, karena hidup adalah aktivitas,
dan segala aktivitas membawa besertanya masalah-masalh tertentu. Masalah-masalah
termaksud harus dipecahkan dengan berhasil untuk menjadikan manusia itu sesuatu
yang sukses. Masalah-masalah tesebut dibagi 2 kategori, yaitu masalah sehari-hari
(immediate problem) dan masalah asasi (utimmate problems)
C. Latihan
D. Kunci Jawaban
1. Filsafat manusia adalah bidang filsafat yang membahas hakekat manusia mulai dari
kelahiran hingga kematian, tubuh dan jiwa, individualitas dan sosial serta historisitas
dan religiusitas. Adapun objek filsafat manusia terdiri dari
2. Objek material filsafat manusia berupa gejala empiris dan bersifat positivistik.
Melakukan observasi dan eksperimental sehingga dapat diukur dan dimanipulasi. Objek
formal filsafat manusia berupa gejala empiris dan gejala lainnya seperti metafisis dan
spiritual. Lebih intensif (mendalam) dan ekstensif (menyeluruh) dibanding bidang ilmu
lain karena bersentuhan dengan pengalaman subjektif, spiritual, dan eksistensial
E. Daftar Pustaka