Anda di halaman 1dari 15

MODUL FILSAFAT MANUSIA

(PSI 118)

MODUL 01
PENGANTAR

DISUSUN OLEH
DRS. MULYO WIHARTO, MM, MHA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 15
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mengidentifikasi topik-topik perkuliahan filsafat manusia
2. Menjelaskan tentang hakekat filsafat manusia
3. Menerangkan tentang hakekat manusia

B. Uraian dan Contoh

1. Visi dan Misi

Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis
intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil
pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi
sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan

2. Topik Perkuliahan

Perkuliahan Filsafat Manusia diselenggarakan dalam perkuliahan sebanyak 14 (empat


belas) topik sebagai berikut :
a. Topik 01 - Pengantar
b. Topik 02 - Makhluk hidup
c. Topik 03 - Kodrat manusia
d. Topik 04 – Ajaran Materialisme
e. Topik 05 – Ajaran Idealisme
f. Topik 06 – Ajaran Dualisme
g. Topik 07 – Ajaran Vitalisme

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 15
h. Topik 08 – Ajaran Eksistensialisme
i. Topik 09 – Ajaran Positivisme
j. Topik 10 – Ajaran Strukturalisme
k. Topik 11 – Ajaran Humanisme
l. Topik 12 – Ajaran Postmodernisme
m. Topik 13 – Ajaran Fenomenalisme
n. Topik 14 – Bunga rampai filsafat manusia

Pembelajaran mata kuliah Filsafat Manusia menggunakan kuliah online sebanyak 14 sesi
(full online). Semua kegiatan kuliah online tercatat di web elearning
(http://elearning.esaunggul.ac.id) dan terintegrasi dengan web Siakad
(http://siakad.esaunggul.ac.id) berup a kegiatan-kegiatan secara berurutan sebagai berikut :
a. Mempelajari materi : Mahasiswa menyimak VIDEO pembelajaran, mempelajari
MODUL pembelajaran dan membaca MATERI PENGAYAAN berupa link e-
journal yang tersedia. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari ke 1 atau 2.
b. Melakukan diskusi : Mahasiswa berdiskusi langsung (synchronous) atau diskusi
sinkron dengan dosen dalam bentuk CHATTING atau menggunakan google meet
atau zoom meeting. Diskusi juga dilakukan secara tidak langsung (un-
synchronous) atau diskusi asinkron dalam FORUM yang tersedia di web
elearning. Kegiatan ini dilakukan pada hari ke 2 atau 3. Lihat tanggal dan jam
diskusi sinkron atau diskusi asinkron pada tiap-tiap sesi. Diskusi sisnkron
dilaksanakan pasda sesi 1, 7 dan 14, sedangkan diskusi asinkron pada sesi 2-6
dilanjutkan sesi 8-13.
c. Mengikuti evaluasi : Mahasiswa menjawab KUIS dan TUGAS ONLINE yang
diberikan pada hari ke 3 atau 4. Lihat tenggat waktu atau due-date masing-masing
kuis dan tugas online pada tiap-tiap sesi.

Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan biasdanya terdiri dari kehadiran,
UTS, UAS dan penugasan. Dalam kuliah online komponen penugasan ditambah dengan kuis,
sedangkan komponen kehadiran tidak diperhitungkan karena ditekankan pada aspek aktivitas
di website. Adapun proporsi penilaiannya sebagai berikut :
a. UTS = 30 %
b. UAS = 30 %
c. Kuis = 20 %

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 15
d. Tugas = 20 %

Sumber belajar yang dapat digunakan untuk mempelajari Filsafat manusia sangat
banyak, terutama dalam bentuk ebook. Adapun untuk buku referensi utama dapat dipilih,
antara lain :
a. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, (Bandung : PT. Remadja Rosdakarya, 2009)
b. Leahly, Louis, Siapakah Manusia? Sintesis Filosofis tentang Manusia, (Jogjakarta
: Penerbit Kanisius, 2001)

Disamping kedua buku utama tersebut,sumber pembelajatan juga dapat diperileh dari
open souurch open souurch yang bertebaran di website-website yang menyajikan hasil-hasil
penelitian, e-book, e-jouenal dan sebagainya. Dengan menggunakan mesin pencari
https://scholar.google.com maka dapat dipaparkan berbagai e-journal yang dapat dijadikan
sebagai materi pengayaan, antara lain :
1. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1602 :
2. http://jppik.id/index.php/jppik/article/view/19
3. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/7601
4. https://osf.io/preprints/inarxiv/aempy/
5. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/RausyanFikr/article/view/1800
6. http://103.36.68.33/index.php/ECF/article/viewFile/2889/2486
7. https://core.ac.uk/download/pdf/146820289.pdf#page=21
8. https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/481
9. https://core.ac.uk/download/pdf/287307564.pdf :
10. http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikelD50B9EEC2D300FCA2E2A1065A37AE6AE.
pdf :
11. https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/view/4885 :
12. http://repository.unair.ac.id/52079/
13. http://103.88.229.8/index.php/alAdyan/article/view/1417 :
14. http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/warda/article/view/361

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 15
3. Hakekat Filsafat Manusia

Filsafat dapat diartikan sebagai cara berpikir, sebagai ilmu dan sebagai pandangan
hidup. Filsafat sebagai cara berpkir adalah kebenaran tentang segala hasil berpikir yang
dilakukan secara radikal (mendasar), spekulatif (sistematis) dan Universal (menyeluruh).

Filsafat sebagai ilmu mengandung pertanyaan keilmuan seperti ontology yakni


pertanyaan “Apakah?”, epistemology yakni pertanyaan “Bagaimanakah?” dan axiology yakni
pertanyaan “Kemanakah?” pertanyaaan “Apakah?” menanyakan hakekat suatu secara
mendalam sehingga dari tidak tahu menjadi tahu. Pertanyaan “Bagaimanakah?” menanyakan
sifat-sifat yang dapat ditangkap indera dengan cara deskriptif. Pertanyaan “Kemanakah?”
menghasilkan pengetahuan normatif yang dapat dijadikan pedoman sehingga menjadi tradisi.

Filsafat sebagai pandangan hidup tercermin dalam sikap dan cara hidup yang dijadikan
sebagai dasar tindakan dan menyelesaian persoalan hidup. Filsafat bersumber pada kodrat
manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan makhluk Tuhan.

Filsafat manusia membahas hakekat manusia mulai dari kelahiran hingga kematian,
tubuh dan jiwa, individualitas dan sosial serta historisitas dan religiusitas. Adapun objek
filsafat manusia terdiri dari
a. Objek material : Berupa gejala empiris dan bersifat positivistik. Melakukan
observasi dan eksperimental sehingga dapat diukur dan dimanipulasi.
b. Objek formal : Berupa gejala empiris dan gejala lainnya seperti : metafisis dan
spiritual. Lebih intensif (mendalam) dan ekstensif (menyeluruh) dibanding bidang
ilmu lain karena bersentuhan dengan pengalaman subjektif, spiritual, dan
eksistensial

Mata kuliah Filsafat Manusia berusaha mengkaji hakekat manusia berdasarkan


pandangan para ahli filsafat dan berbagai ajaran filsafat manusia. Objek material :berupa
gejala empiris dan bersifat positivistik. Serta objek formal berupa gejala empiris dan gejala
lainnya seperti : metafisis dan spiritual.

Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan makhluk
hidup lainnya. Manusia juga mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 15
makhluk hidup dan benda-benda hidup. Ciri-ciri inilah yang aka dikaji dalam perkuliahan
filsafat manusia sehingga dapat memahami hakekat manusia yang memiliki persamaan dan
perbedaan dengan makhluk hudp dan benda hidup.

Manusia mempunyai kodrat jasmaniah dan kodrat kejiwaan. Kodrat jasmaniah


berkaitan dengan kedudukannya sebagai homo faber yang mampu menciptakan alat.
Kemampuannya ini dapat terjadi karena manusia mampu berdiri tegak sebagai homo erectus,
mampu bergerak teratur sebagai homo mechanicus dan mempunyai kegemaran bermain-main
sebagai homo ludens.

Kodrat kejiwaan berkaitan dengan kedudukannya sebagai homo mensura atau makhluk
penilai membuat akalnya berkembang kapasitasnya, dan simbol-simbol yang diciptakan
semakin variatif dan sempurna. Kodrat Kemampuannya ini membuat daya pikirnya semakin
luas dan perasaannya semakin halus dan tajam serta membuat inovasi yang dilakukannya
semakin kreatif.

Manusia sebagai makhluk yang siap untuk dididik atau makhluk yang dapat dididik atau
homo educandum. Pendidikan yang dimaksud diberikan dengan sengaja agar tumbuh
jasmaninya mengingat kodrat jasmaniahnya sebagai homo faber (makhluk yang suka
menciptakan alat). Pendidikan juga diberikan denan sengaja untuk menumbuh kembangkan
rohaninya mengingat kodrat kejiwaannya sebagai homo mensura (makhluk yang suka
menilai).

Ajaran filsafat materialisme membahas kenyataan yang hakekatnya bersifat material


atau fisik yang menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res extensa) dan bersifat
objektif sehingga bisa diukur, dihitung dan diobservasi. Materialisme menolak jiwa atau alam
spiritual karena tidak menempati ruang dan waktu sehingga tidak bisa disebut kenyataan.
Kalau ada peristiwa yang belum diketahui atau belum bisa dipecahkan manusia maka hal ini
karena penetahuan atau akal belum dapat memahaminya, bukan karena ada kekuatan spiritual.
Peristiwa yang belum diketahui dicari penjelasannya berdasarkan data yang bersifat inderawi
dan tidak dicari dalam dunia spiritual karena dunia spriritual itu tidak ada. Setiap gejala atau
gerak terjadi karena ada sebab eksternal yang menggerakannya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 15
Pergerakan manusia berlangsung menurut hukum kausalitas atau hukum stimulus-
respon. Perilaku manusia dapat disamakan dengan gejala alam sehingga perilaku tersebut bisa
dijelaskan dengan hukum kausalitas atau hukum stimulus respon. Perilaku manusia terjadi
karena ada kekuatan dari luar dirinya, tidak digerakkan oleh dirinya sendiri dan bukan
digerakkan oleh tujuan yang ditentukan oleh dirinya.Perilaku manusia tidak timbul oleh
dirinya sendiri sehingga manusia bersifat deterministic (tidak bebas). Manusia memiliki
ketergangungan terhadap stimulus eksternal dan melakukan gerakan sebagai responnya
berdasarkan stimulus tersebut. Gejala-gejala psikologis yang timbul pada manusia bukan
karena manusia memiliki jiwa, tetapi berasal dari peristiwa mekanis, elektris dan kimiawi
dalam tubuh terutama yang terjadi dalam otak dan sistem syaraf.

Ajaran filsafat idealisme membahas kenyataan yang pada hakekatnya adalah sesuatu
yang bersifat spiritual sehingga aliran idealisme disebut juga aliran spiritualisme. Ajaran
idealisme menekankan bahwa pada setiap kejadian ada kekuatan atau kenyataan spriritual
yang melatarbelakanginya. Kenyataan tersebut disebut dengan berpikir (res cogitans) yang
diukur menggunakan metafor kesadaran manusia dan tidak dapat dijelaskan dengan
pengamatan empiris.

Seluruh realitas semesta yang universal merupakan perwujudan dari Roh Absolut yang
bebas, dan manusia sebagai salah satu manifestasi roh absolut bersifat deterministic. Hanya
Roh Absolut yang bersifat bebas sebebas-bebasnya dan kebebasan manusia dibatasi oleh
kebebasan mutlak Roh absolut tersebut. Setiap gerak atau peristiwa mempunyai tujuan, tidak
terjadi begitu saja sebagai suatu kebetulan tetapi sudah diatur dan direncanakan oleh kekuatan
spiritual.

Hal-hal yang bersifat ideal seperti nilai-nilai agama, norma, hukum dan sebagainya
menggerakkan perilaku manusia sekaligus menjadi panduan dan sasaran perilaku manusia
untuk mewujudkannya. Perilaku manusia memiliki maksud dan tujuan untuk menggapai dan
mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dan bukan bergerak secara mekanis berdasarkan
stimulus eksternal. Perilaku manusia berasal dari kekuatan internal yaitu jiwa yang hendak
mewujudkan nilai-nilai yang diyakininya itu.

Ajaran filsafat dualisme membahas kenyataan yang terdiri dari dua substansi yang
berlainan dan bertolak belakang. Segala sesuatu berasal dari dua substansi dasar yang berdiri

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 15
sendiri dan tidak bisa melebur satu sama lain, tetapi membentuk kesatuan dalam perannya
masing masing. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua substansi yaitu materi dan roh
atau tubuh (res extensa) dan jiwa (res cogitans). Esensi kenyataan adalah fisik dan spiritual
karena kenyataan sejati merupakan perpaduan materi dan roh.

Segala sesuatu yang bersifat fisik harus diragukan keberadaannya karena semua hanya
halusinasi, hanya ada dalam mimpi saja dan bukan kenyataan yang sebenarnya. Ada satu hal
yang tidak dapat diragukan keberadaannya meski berusaha keras untuk meragukannya yaitu
keberadaan “aku” yang sedang meragukan keberadaan segala sesuatu itu. “Aku” yang sedang
meragukan dipastikan bukan sesuatu yang bersifat fisik, tetapi substansi yang bersifat rohani.
“Aku” yang sedang meragukan itu tidak dapat diragukan keberadaannya karena bisa
mengamati, bisa meragukan dan bisa berpikir.

Tubuh mempunyai kemampuan bergerak, yang berlangsung secara mekanis


Pergerakan-pergerakan yang terjadi dalam peristiwa tersebut disebabkan oleh adanya cairan
jernih berwarna kuning (cerebrospinal) atau roh hewani yang terdapat di dalam otak manusia
yang mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh-pembuluh halus yang menyebar di dalam
tubuh. Saat mengaliri jaringan syaraf tubuh akan mengaktifkan sekumpulan otot khusus yang
ada di dalam jaringan tersebut sehingga tubuh dapat bergerak.

Ada tekanan eksternal pada indera yang disalurkan melalui syaraf ke arah otak sehingga
katup2 yang terpilih menjadi terbuka dan memicu tindakan tertentu. Seseorang adalah sesuatu
yang hakekatnya atau esensinya adalah berpikir (res cogitans) dan berpikir esensinya adalah
jiwa atau roh. Berbeda dengan tubuh yang bersifat material dan mempunyai keluasan (res
extenza), maka jiwa atau roh manusia tidak memerlukan ruang dan waktu karena
substansinya bersifat im-material atau bersifat non fisik.

Ajaran-ajaran filsafat lainnya yang membahasa tentang hakekat manusia melengkapi


ajaraa-ajaran utama tersebut di atas. Ajaran-ajaran filsafat yang tidak lain merupakan variasi
dari ketiga ajaran tersebut melahirkan pemahaman yang lebih komperehensif tentang
manusia. Ajaran-ajaran filsafat yang dimaksud, antara lain adalah :

a. Ajaran filsafat Vitalisme : Ajaran filsafat manusia yang beranggapan bahwa


kenyataan sejati pada dasarnya adalah energi, daya, kekuatan, atau nafsu yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 15
bersifat irrasional atau tidak rasional. Vitalisme percaya bahwa kenyataan sejati
pada dasarnya adalah berupa adalah energi, daya, kekuatan, non fisik yang tidak
rasional dan instingtif (liar). Perilaku manusia didasari oleh energi, daya, kekuatan
non fisik, naluri atau nafsu yang tidak rasional (ir-rasional) dan bukan dilandasi
oleh keputusan yang rasional. Kehidupan bukan ditentukan oleh rasio tetapi
ditentukan oleh kekuatan untuk survive (bertahan hidup) tidak rasional dan liar.
Untuk bertahan hidup tidak ditentukan pertimbangan rasio tetapi ditentukan oleh
energy atau naluri untuk mempertahankan hidup.
b. Ajaran filsafat Eksistensialisme : Ajaran filsafat ini menyatakan bahwa
keberadaan segala sesuatu semata-mata ditentukan oleh pikiran. Seorang
eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masing-
masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar. Eksistensi
merupakan suatu aliran dalam ilmu filsafat yang menekankan pada manusia yang
bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara
mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Manusia lahir dan eksis
lalu menentukan dengan bebas esensi kita masing-masing. Eksistensi memandang
manusia sebagai proses menjadi sesuatu, dinamis dan bukan keberadaan saat ini
saja atau eksistensi mendahului esensi.
c. Ajaran filsafat Positivisme : Ajaran filsafat ini mengupas teori yang bertujuan
untuk menyusun fakta yang diamati, atau kenyataan-kenyataan faktual karena
pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang berdasarkan pada fakta atau
hal-hal yang bisa diamati atau diobservasi oleh indera. Kebenaran sebuah
pengetahuan tergantung pada obyeknya, artinya jika sesuatu dapat diamati, maka
sesuatu itu disebut pengetahuan. Kebenaran yang dapat diterima adalah kebenaran
logis, ada bukti empirisnya dan terukur dn hanya menerima pengetahuan yang
dapat diuji secara inderawi.
d. Ajaran filsafat Strukturalisme : Ajaran filsafat ini mempunyai pokok pikiran
bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai suatu struktur yang sama
dan tetap. Kedudukan manusia ada pada kedudukan dan fungsinya dalam sistem
dan bukan tergantung dirinya sendiri. Manusia tidak bebas dan perilakunya
terstruktur oleh sistem bahasa dan budayanya dan tidak ada perilaku yang bebas
dari sistem tersebut. Manusia terstruktur oleh sistem bahasa dan budaya dan tidak
bebas sehingga tidak ada perilaku, pola pikir dan kesadaran yang bersifat
individual. Manusia tidak lagi merupakan titik pusat yang otonom. Manusia bukan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 15
sebagai pusat realitas, pusat kenyataan, pusat pemikiran, tindakan dan sejarah.
Manusia bukan subjek yang berbicara, tetapi objek yang dibicarakan. Seluruh
organisasi manusia ditentukan secara luas oleh struktur sosial atau psikologi yang
mempunyai logika independen yang menarik, berkaitan dengan maksud,
keinginan, maupun tujuan manusia.
e. Ajaran filsafat Humanisme : Ajaran filsafat menganggap manusia adalah pusat
dari realitas sehingga segala sesuatu yang terdapat di dalam realitas harus
dikembalikan lagi pada manusia. Nilai dan martabat manusia dijunjug tinggi-
tinggi sehingga manusia menduduki posisi yang sangat sentral dan penting, baik
dalam perenungan teoritis-filsafati maupun dalam praktis hidup sehari-
hari.nHumanisme menjunjung tinggi nilai dan kedudukan manusia serta
menjadikannya sebagai kriteria segala sesuatu dan menjadikan tabiat manusia
beserta batas-batas dan kecenderungan alamiah manusia sebagai obyek. Ajaran ini
membela kebebasan manusia untuk merancang sendiri kehidupannya di dunia
dengan cara yang merdeka. Instruksi-instruksi tradisional para pemuka agama
bukan sebagai perintah yang akan membantu berbagai urusan melainkan sebagai
kendala dan rintangan bagi manusia.
f. Ajaran filsafat Postmodernisme : Ajaran filsafat ini merupakan kritik atas
masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji–janjinya dan mengkritik
segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas, yaitu pada akumulasi
pengalaman peradaban Barat seperti industrialisasi, urbanisasi, kemajuan
teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Apa yang dibanggakan
oleh pikiran modern dikutuk dan apa yang dulu dianggap rendah justru dihargai
serta menolak prioritas–prioritas modern seperti karier, jabatan, tanggung jawab
personal, birokrasi, demokrasi liberal, toleransi, humanisme, egalitarianisme,
penelitian objektif, kriteria evaluasi, prosedur netral, peraturan impersonal dan
rasionalitas. Universalisme yang ditawarkan oleh modernisme tidak mungkin bisa
tercapai, sebab dunia ini dipenuhi oleh perbedaan dan keaneka ragaman baik
dalam hal ekonomi, sosial, politik dan terlebih lagi budaya.Sebuah kemustahilan
jika ingin membuat semua Negara yang penuh dengan warna dan perbedaan
tersebut hidup dengan satu cara yang sama.
g. Ajaran filsafat Fenomenalisme : Ajaran filsafat ini menyatakan bahwa
pengetahuan manusia, didasarkan pada fenomena yang ia tangkap melalui
kemampuan inderawinya yang kemudian akan disusun secara sistematis oleh akal

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 15
dengan jalur penalaran yang selanjutnya akan menghasilkan sebuah pengetahuan.
Pengetahuan manusia berasal dari apa yang ia alami. Objek-objek yang ada di
hadapan kita akan ditangkap oleh sistem indrawi yang kemudian akan membentuk
sebuah memori dengan adanya imajinasi yang membuat akal dapat menyusun
fenomena-fenomena yang diperoleh dengan sistematis menjadi sebuah
pengetahuan. Apa yang ditangkap sistem inderawi juga dapat membentuk sebuah
konsep yang baru yang dapat dikembangkannya menjadi sebuah pemahaman dan
di terapkan dalam kehidupan.

4. Hakekat Manusia

Manusia secara bahasa disebut juga insan, sedangkan dalam bahasa Arab,
manusia disebut nasiya yang berarti lupa atau al-uns yang berarti jinak. Kata insan
dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya
manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.

Memahami manusia tidaklah mudah karena banyak pendapat ahli filsafat tentang
manusia. Ahli logika mengatakan bahwa manusia adalah “Hayawan Natiq” (manusia
adalah hewan berpikir), Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah “zoon political”
atau “political animal (manusia adalah hewan yang berpolitik) dan Ibnu Khaldun
ngatakan bahwa manusia itu madaniyyun bi al-thaba atau manusia adalah makhluk
yang bergantung kepada tabiatnya.

Ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rationale), dan ada
yang menilai bahwa manusia sebagai hewan yang menciptakan simbol (animal
symbolicum). Ada yang menilai manusia sebagai makhluk yang suka berpikir (homo
sapiens), suka berperasaan (homo recentis), suka bermain-main (homo ludens), suka
menciptakan alat (homo faber), suka menilai (homo mensura) atau suka berinovasi
(homo volens).

Manusia adalah makhluk yang mengbdi kepada Tuhasn (homo religius) sehingga
selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya. Ada yang berpandangan
monoteisme yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni
materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 15
Ada juga yang berpandangan dualisme yang menetapkan adanya dua unsur pokok
sekaligus.

Pandangan para filosof mengenai manusia juga sangat beragam, sebut saja
misalnya pendapat filosof-filosof tentang pribadi manusia di bawah ini :
a. Plato : Martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas pada mulainya jiwa
bersatu dengan raga, karena jiwa tidak berada lebih dulu sebelum manusia. Badan
oleh Plato yang disebut sebagai alat yang berguna sewaktu masih hidup di dunia
ini, tetapi badan itu disamping berguna sekaligus juga memberati usaha jiwa
untuk mencapai kesempurnaan, yaitu kembali kepada dunia “ide”. Persatuan jiwa
dengan badan merupakan hukuman, karena kegagalan jiwa untuk memusatkan
perhatianya kepada dunia “ide”, jadi manusia mempunyai Pra-eksistensi yaitu
sudah ada sebelum dipersatukan dengan badan dan jatuh kedunia ini.
b. Thomas Aquinas : Manusia sebagai pribadi adalah makhluk individual. Kalau
hidup, ialah makhluk yang merupakan kesatuan antara jiwa dan badan. Pribadi
adalah masing-masing manusia individual yakni manusia yang konkret dan yang
riil dan juga mempunyai kodrat yang rasional. Manusia adalah suatu substansi
yang komplit terdiri dari badan (material) dan jiwa (forma).
c. David Hume : Pribadi adalah identitas diri yaitu kesamaan jati diri manusia dalam
kaitannya dengan waktu. Hume berpegang teguh pada pendapat bahwa
pengetahuan ilmiah hanya dapat dicapaidengan titik tolak pengalaman indrawi
yaitu penglihatan, penciuman, perabaan, pencicipan dan pendengaran.
d. Immanuel Kant : Memahami pribadi yaitu sesuatu yang sadar akan identitas
numeric mengenai dirinya sendiri pada waktu yang berbeda-beda beliau percaya
bahwa identitas diripun tidak dapat dipergunakan untuk menyanggah keyakinan
bahwa segala sesuatu didunia ini selalu mengalir berganti.
e. John Dewey : Pribadi berarti seseorang bertindak sebagai wakil dari suatu group
atau masyarakat. Seorang individu hanya bisa disebut pribadi kalau ia
mengemban dan menampilkan nilai-nilai social masyarakat tertentu.

Jiwa manusia sering dimengerti sebagai suatu benda halus atau suatu makhluk
halus yang merasuki, meresapi serta menggunakan badan untuk mewujudkan cita-cita
jiwa. Terkadang jiwa manusia digambarkan atau dibayangkan persis seperti tubuhnya
hanya saja tidak bisa diraba atau ditangkap sifat dari jiwa juga tergantung pada tarafnya..

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 15
Taraf tertinggi manusia yaitu rasional, mengharapkan dukungan dari taraf-taraf
yang lebih rendah, yaitu taraf anorganik (benda mati), taraf vegetatif (tumbuhan) dan
taraf sensitive (binatang).

Dalam taraf rasional, pembaharuan merupakan peristiwa yang terus menerus


terjadi. Pembaharuan menjadi dalam sejarah kehidupan manusia, karena di dalam diri
manusia terdapat kesadaran intelektual yang mempunyai kemampuan sangat efektif
untuk menyederhanakan pengalaman dan memberi tekanan kepada segi yang dianggap
penting sambil menyingkirkan yang dianggap tidak relevan.

Kemampuan untuk menyederhanakan pengalaman dan memberi tekanan disebut


kemampuan abstraksi, yang memfungsikan rasio atau akal budi untuk menjalankan
perintah atas keseluruhan ataupun bagian-bagian di dalam manusia. Ada 2 sumber bagi
munculnya kebaruan. Sumber yang satu merupakan hasil koordinasi yang ketat dari
tubuh manusia dan sumber yang lain berasal dari fungsi intelektual.

Rasio atau akal budi tidak identik dengan jiwa, meskipun akal budi menduduki
posisi tertinggi dan memegang dominasi atas bagian-bagian lain. Akal budi hanyalah
bagian dari jiw karena jiwa manusia adalah keseluruhan kompleks kegiatan mental dari
taraf yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Emosi, kenikmatan, harapan,
ketakutan, penyesalan, penilaian dari macam-macam pengalaman mental merupakan
unsur-unsur pembentukan “jiwa manusia”, dan jiwa manusia itu ditandai dengan mental.

Taraf pengalaman mental manusia terdiri dari pengalaman-pengalamn mental


yang begitu kompleks, kegiatan mental yang kompleks ini merupakan kesatuan dari
emosi, rasa senang (enjoyment), harapan, kehawatiran dan ketakutan penyesalan
penilaian terhadap macam-macam alternatif serta macam-macam keputusan,
pengalaman mental mempunyai dasarnya di dalam pengalaman fisik.

Badan juga berfungsi sebagai bidang ekspresi manusia. Jiwa manusia adalah
kesatuan kompleks dari kegiatan mental, dari yang paling rendah ke yang bersifat
intelektual. Kedudukan manusia dalam lingkungan perlu pula diselidiki karena

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 15
penyelidikan mengenai lingkungan ini (dianggap) lebih memuaskan dari pada
penyelidikan tentang manusia itu sendiri.

Bicara masalah hidup manusia itu memang unik, karena hidup adalah aktivitas,
dan segala aktivitas membawa besertanya masalah-masalh tertentu. Masalah-masalah
termaksud harus dipecahkan dengan berhasil untuk menjadikan manusia itu sesuatu
yang sukses. Masalah-masalah tesebut dibagi 2 kategori, yaitu masalah sehari-hari
(immediate problem) dan masalah asasi (utimmate problems)

Immediate problems ialah masalah-maslah praktis sehari-hari , masalah yang


kemballi kepada keperluan-keperluan pribadi yang mendesak dan masalah
seperti :administrasi negara, produksi, konsumsi dan distribusi. Utimmate problems
membuat setiap manusia yang memperhatikan hidup dengan serius akan mendapatkan
dirinya berhadapan muka dengan masalah-masalah dan merasakan desakan beban dan
liku-liku hidup.

C. Latihan

1. Apakah yang dimaksud dengan filsafat manusia ?


2. Apakah objek formal dan material filsafat manusia ?
3. Mengapa manusia mempunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan makhluk
hidup lainnya?

D. Kunci Jawaban

1. Filsafat manusia adalah bidang filsafat yang membahas hakekat manusia mulai dari
kelahiran hingga kematian, tubuh dan jiwa, individualitas dan sosial serta historisitas
dan religiusitas. Adapun objek filsafat manusia terdiri dari
2. Objek material filsafat manusia berupa gejala empiris dan bersifat positivistik.
Melakukan observasi dan eksperimental sehingga dapat diukur dan dimanipulasi. Objek
formal filsafat manusia berupa gejala empiris dan gejala lainnya seperti metafisis dan
spiritual. Lebih intensif (mendalam) dan ekstensif (menyeluruh) dibanding bidang ilmu
lain karena bersentuhan dengan pengalaman subjektif, spiritual, dan eksistensial

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 15
3. Manusia memiliki taraf tertinggi karena memiliki rasio sehingga dapat dapat
berkembang karena sifatnya yang rasional, sedangkan makhluk hidup lainnya hanya
sebagai pendukung.

E. Daftar Pustaka

1. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, (Bandung : PT. Remadja Rosdakarya, 2019)


2. Leahly, Louis, Siapakah Manusia? Sintesis Filosofis tentang Manusia, (Jogjakarta :
Penerbit Kanisius, 2001)
3. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/elafkar/article/view/1602 diakses pada
tanggal 15 Agustus 2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 15

Anda mungkin juga menyukai