Anda di halaman 1dari 6

- Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan PT


Suparma Tbk dalam menyelesaikan liabilitas jangka pendeknya. Berikut penulis
lampirkan grafik 1 yang menunjukan rasio likuiditas yang diukur menggunakan
indikator current ratio dan quick ratio dengan lima tahun pengamatan yakni pada
periode 2015 – 2019.

Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi


kewajiban lancarnnya dengan aktiva lancar. Dari current ratio dapat diketahui bahwa
liabilitas lancar PT. Suparma Tbk dapat dipenuhi dengan aset lancar yang dimilikinya karena
nilai current ratio selama periode 2015 – 2019 memiliki nilai current ratio yang baik kecuali
ditahun 2015 current ratio PT Suparma Tbk digolongkan kepada nilai current ratio yang
kurang baik kerena memiliki nilai current ratio dibawah 1. Suatu currrnt ratio dikatakan baik
apabila nilai tsb diatas 1 yang bearti Rp. 1 liabilitas lancar dapat dipenuhi dengan lebih dari
Rp. 1 aset lancar, dengan kata lain aset lancar PT Suparma Tbk mampu memenuhi liabilitas
lancar selama lima tahun. Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa kecenderungan current
ratio PT Suparma cukup fluktuatif dimana nilai current ratio terbesar diperoleh tahun 2018
sebesar 3,761 dan untuk nilai current ratio terendah diperoleh tahun 2015 sebesar 0,931.

Quick ratio digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan jika
liabilitas lancarnya diminta untuk diselesaikan saat itu juga, sehingga pada rasio ini
mengeluarkan persediaan dari bagian aset lancar karena persediaan butuh waktu lebih untuk
mengubahnya menjadi kas.Pada grafik diatas terlihat bahwa quick ratio PT Suparma Tbk
selama 2015 – 2019 berfulkutuatif namun kecenderungan quick ratio nya tidak terlalu baik
karena selama periode 2015 – 2019 terdapat 3 tahun yang memiliki nilai quick ratio yang
kurang baik yakni pada tahun 2015, 2017 dan 2019 karena nilai quick ratio yang diperoleh
kurang dari 1. Suatu quick ratio dikatakan baik apabila memiliki nilai lebih dari 1 yang
berarti artinya Rp. 1 liabilitas lancar dapat dipenuhi dengan lebih dari Rp. 1 aset lancar yang
dimiliki selain persediaan atau dengan kata lain jika liabilitas lancar perusahaan ini diminta
untuk diselesaikan pada suatu saat maka perusahaan masih mampu karena cukup memiliki
aset lancar yang likuid. Nilai quick ratio tertinggi diperoleh pada tahun 2018 sebesar 1,747
dan untuk quick ratio terendah diperoleh pada tahun 2015 sebesar 0,331.

- Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari rata-rata umur
persediaan (number of days inventory), rata-rata umur piutang (number of days
receivables), rata-rata pembayaran utang (number of days of payables), siklus operasi
(operating cycle), siklus operasi bersih (net operating cycle), perputaran persediaan
(inventory turnover), perputaran piutang (accounts receivable turnover) dan perputaran
total aset (total asset turnover) untuk periode 2015 – 2019. Berikut ini penulis lampirkan
grafik 2 mengenai number of days inventory, number of days receivables, number of
days of payables,

Number of days inventory ingin menunjukkan berapa hari yang


digunakan dalam pemrosesan bahan baku menjadi persediaan barang jadi dari
PT Suparma atau dengan kata lain berapa lama persediaan berada di
perusahaan. Berdasarkan grafik 2, rasio number of days inventory perusahaan
ini untuk tahun dari 2015 sampai 2019 kecenderungan number of days
inventory nya menurun setiap tahunnya. Dengan nilai teringgi number of days
inventory dari PT Suparma adalah sebesar 122,36 pada tahun 2015 dan untuk
nilai terendah number of days inventory adalah sebesar 79,59 pada tahun 2019.
Dengan demikian PT Suparma berupaya untuk mempersingkat umur
persediannya.

Number of days receivables ingin menunjukkan berapa hari yang dibutuhkan


perusahaan dalam mengumpulkan kas atas barang jadi yang terjual secara kredit
(piutang usaha). Berdasarkan grafik 2, rasio number of days receivables
perusahaan ini untuk tahun 2015 – 2019. Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa
number of days receivables berfluktuatif dengan kecenderungan menurun
dimana dapat dilihat pada grafik diatas bahwa selama periode 2016 – 2018
memiliki kecenderungan penurunan number of days receivables. Dengan
demikian PT Suparma masih berusaha untuk mempersingkat umur piutangnya
untuk mencegah kemungkinan terjadinya piutang tak tertagih. Nilai number of
days receivables tertinggi diperoleh sebesar 34,60 pada tahun 2015 dan nilai
terendah diperoleh sebesar 19,46 pada tahun 2018.

Number of days of payables ingin menunjukkan berapa hari yang dibutuhkan


perusahaan dalam membayar utang usahanya. Pada grafik 2, rasio number of
days of payables perusahaan ini untuk tahun dari 2015 – 2019 berfluktuatif
namun cenderung meningkat yang berarti perusahaan ingin mengulur waktu
pembayaran utang usahanya (max jatuh tempo) dengan tujuan untuk menjaga
arus kas tetap ada untuk memenuhi kegiatan operasionalnya. Nilai number of
days payables tertinggi diperoleh sebesar 13,58 pada tahun 2018 dan nilai
terendah diperoleh sebesar 9,85 pada tahun 2015.
Berikut penulis lampirkan grafik 3 mengenai Operating Cycle dan Net
Operating Cycle.

Siklus operasi menunjukkan berapa hari yang digunakan perusahaan mulai


dari pembelian bahan baku, memprosesnya menjadi barang jadi, menjualnya
hingga mengumpulkan kas atas penjualan kredit dari barang jadi tersebut.
Sementara itu, siklus operasi bersih menunjukkan berapa hari yang digunakan
perusahaan mulai dari pembelian bahan baku hingga mengumpulkan kas atas
penjualan kredit barang jadi dikurangi berapa hari pembayaran utang usaha
perusahaan. Semakin singkat siklus operasi maupun siklus operasi bersih
perusahaan, maka semakin baik. Pada grafik 3 menunjukkan bahwa siklus
operasi dan siklus operasi bersih PT. Suparma Tbk berfluktuatif dimana
perusahaan masih berupaya untuk mempersingkat siklus operarinya namun
pengoptimalan tersebut belum berjalan sesuai karena masih ada peningkatan
siklus operari dan siklus operasi bersihnya.
Berikut penulis lampirkan grafik 4 mengenai Inventory, Account Receivable
and Asset Turnover.

Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan PT. Charoen


Pokphand Indonesia Tbk mulai dari diproduksi hingga terjual dalam setahun.
Semakin sering persediaan berputar, maka perusahaan lebih efisien dalam
mengelola persediaannya. Grafik 4 menunjukkan bahwa perputaran persediaan
PT. Suparma dari tahun 2015 hingga 2019 relatif meningkat, yang awalnya
persediaan hanya mampu berputar sebanyak 5,77 kali di tahun 2014 terus
bergerak naik hingga menjadi 4,59 kali pada tahun 2019. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. Suparma Tbk berupaya untuk mengefisiensikan pengelolaan
persediaan mereka atau berupaya untuk lebih rendah dalam berinvestasi
persediaan.

Perputaran piutang mau melihat kemampuan PT Suparma untuk memberikan


kredit kepada pelanggannya dan mengumpulkan kas dari pelanggan tersebut
tepat waktu. Perputaran piutang perusahaan ini dari tahun 2015 hingga 2019
mengalami kenaikan, yang awalnya piutang hanya berputar sebanyak 10,55 kali
per tahun di tahun 2015 menjadi 18,75 kali per tahun di tahun 2018. Hal ini
mengindikasikan bahwa PT. Suparma Tbk memberi perhatian kepada piutang
usaha mereka dengan cara melakukan kebijakan kredit yang ketat dan fungsi
penagihan yang memadai atas piutang mereka.
Perputaran total aset mengukur seberapa efektif kemampuan PT Suparma
Tbk dalam menghasilkan pendapatan menggunakan aset-aset yang dimilikinya.
Rasio perputaran total aset perusahaan ini dari tahun 2015 hingga 2019 relatif
menunjukkan peningkatan yang awalnya hanya 0,74 kali di 2015 menjadi 1,06
di tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai