385 742 1 SM
385 742 1 SM
id 908
Artikel Penelitian
Abstrak
Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan kelainan endokrin dan metabolik pada wanita usia
reproduksi. SOPK merupakan kumpulan gejala dari amenore, oligomenore, infertilitas, obesitas, hirsutisme,
acne, alopesia, dan akantosis nigrikan. Resistensi insulin diyakini sebagai salah satu penyebab tersering dari
SOPK melalui berbagai mekanisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan resistensi insulin
dengan gambaran klinis SOPK. Penelitian ini dilakukan pada pasien SOPK dengan menggunakan studi cross
sectional dengan pendekatan retrospektif, yaitu mengumpulkan kejadian masa lalu dari tahun 2009 - 2011,
jumlah sampel 105 orang. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan
33,3% penderita SOPK mengalami resistensi insulin. Berdasarkan gambaran klinis 35,23% amenore, 64,77%
oligomenore, 72,04% infertilitas, 50,5% obesitas, 0,95% hirsutisme, acne 20%, alopesia dan akantosis nigrikan
0%. Dari 33,3% SOPK dengan resistensi insulin 40% amenore, 60% oligomenore, 71,9% infertilitas, 77,14%
obesitas, dan 0% hirsutisme. Berdasarkan hasil uji statistik ditemukan hubungan bermakna antara resistensi
insulin dengan obesitas (p<0,05) dan tidak ditemukan hubungan bermakna antara resistensi insulin dengan
infertilitas, hirsutisme, dan acne (p>0,05).
Kata Kunci: SOPK, resistensi insulin, gambaran klinis
Abstract
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) is an endocrine and metabolic disorders that is common in
reproductive-aged women. PCOS is a group of symptoms, such as amenorrhea, oligomenorrhea, infertility,
obesity, hirsutism, acne, alopecia, and achanthosis nigricans. Insulin resistance is believed to be one of the most
common causes of PCOS through a various mechanisms. The objective of this study was to find out the
relationship between insulin resistance and clinical manifestation of PCOS. This research was done in patients
with PCOS using cross sectional study with retrospective approach. Data was collected from 2009-2011, with the
sample of 105 patients. This research used statistical analysis, that was chi square test. This research found that
33.3% patients of PCOS have insulin resistance. Based on clinical manifestation found that 35.23% amenorrhea,
64.77% oligomenorrhea, 72.04% infertility, 50.5% obesity, 0.95% hirsutism, 20% acne, 0% alopecia and
achanthosis nigricans. From 33.3% PCOS with insulin resistance, 40% amenorrhea, 60% oligomenorrhea, 71.9%
infertility, 77.14% obesity, and 0% hirsutism. The results showed that there is a significant relationship between
insulin resistance and obesity (p<0.05) and no significant reslationship between insulin resistance and infertility,
hirsutism, and acne (p>0.05).
Keyword: PCOS, insulin resistance, clinical manifestation
Affiliasi Penulis: 1. Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNAND/ RSUP DR. M. Djamil
Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Ilmu Padang.
Penyakit Dalam FK UNAND/ RSUP DR. M. Djamil Padang, 3. Korespondensi: Meliza Wahyuni, E-mail:
melizaelf91@gmail.com, Telp: 082284626414
(88,6%). IR
non-IR
Resistensi Insulin
Resistensi insulin didapat dari hasil Gambar 1. Gambaran resistensi insulin pada
perhitungan HOMA-IR, yaitu perkalian hasil gula SOPK
darah puasa dan insulin puasa dibagi dengan
22,5. Subjek penelitian dikatakan resistensi insulin Gambaran Klinis SOPK
jika nilainya > 2,5. Gambaran klinis SOPK terdiri dari
amenore/oligomenore, infertilitas, obesitas,
Tabel 2. Distribusi frekuensi pemeriksaan gula hirsustisme, acne, alopecia, dan akantosis
darah dan insulin subjek penelitian nigrikans.
Variabel f Mean SD Max Min
GDP 105 95,98 1,007 130 76 Tabel 3. Distribusi frekuensi gambaran klinis
GD2PP 104 128,20 3,34 245 58 SOPK
IP 105 14,66 2,89 271 2 Ya (+) Tidak (-)
Variabel
I2P 104 78,47 7,42 300 1,1 f % f %
HOMA-IR 105 3,65 7,99 76,28 0,4 Amenore/
100 100 0 0
Oligomenore
Infertilitas 67 72,04 26 27,96
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa
Obesitas 53 50,5 52 49,5
rata-rata gula darah puasa pada subjek penelitian
Hirsustisme 1 0,95 104 99,05
adalah 95,98 ± 1,007 mg/dl dan rata-rata gula
Acne 21 20 84 80
darah 2 jam post prandial adalah 128,20 ± 3,43 Alopecia 0 0 0 0
mg/dl. Pada pemeriksaan insulin puasa Akantosis Nigrikan 0 0 0 0
didapatkan rata-rata 14,66 ± 2,89 µU/ml dan rata-
rata insulin 2 jam post prandial adalah 78,47 ± Tabel 4. Distribusi frekuensi amenore/oligomenore
7,42 µU/ml. Sementara itu, dari hasil perhitungan subjek penelitian
HOMA-IR didapatkan rata-rata 3,65 ± 7,99. Resistensi Insulin
Total
Hasil perhitungan HOMA-IR, maka subjek Variabel Ya (+) Tidak (-)
penelitian dikelompokkan menjadi Resistensi F % F % F %
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Pada Tabel 3 juga dapat di-simpulkan
semua subjek penelitian mengalami amenore/ bahwa penderita SOPK yang mengalami obesitas
oligomenore, yaitu 105 orang (100%). Sementara sebanyak 53 orang (50,5%) dan sisanya 52 orang
itu, pada tabel 4 dapat dilihat bahwa pada subjek (49,5%) non-obese. Gambaran klinis hirsutisme
penelitian terdapat 37 orang (35,23%) kelompok jarang ditemukan. Pada subjek penelitian
amenore dan 68 orang (64,77%) kelompok ditemukan 1 orang (0,95%) dengan hirsutisme dan
oligomenore. Jika dikelompokkan berdasarkan sisanya 104 orang (99,05%) tidak mengalami
resistensi insulin, pada kelompok amenore 14 hirsutisme. Berdasarkan hasil penelitian
orang (40%) diantaranya mengalami resistensi didapatkan bahwa pada subjek penelitian yang
insulin dan 21 orang (60%) mengalami didiagnosa SOPK mengalami acne/ jerawat
oligomenore. sebanyak 21 orang (20%) dan sisanya 84 orang
Gambaran klinis infertilitas didapatkan dari (80%) tidak mengalami gejala klinis acne.
subjek penelitian yang sudah menikah/ kawin, Sementara itu, pada subjek penelitian tidak
yaitu sebanyak 93 orang. Dari hasil penelitian ditemukan gambaran klinis alopecia dan akantosis
tersebut didapatkan 67 orang (72,04%) datang nigrikan.
dengan infertilitas dan sisanya 26 orang (27,96%)
tidak mengalami infetilitas.
Infertilitas p Obesitas p
Total Total
IR Ya Tidak chi- ya tidak chi-
f % f % f % square F % f % f % square
35
Ya (+) 23 71,9 9 28,1 32 100 27 77,14 8 22,86 100
1,00 0,000
Tidak (-) 44 72,13 17 27,87 61 100 26 37,14 44 62,86 70 100
Total 67 25 93 53 70 105
Tabel 6.` Hubungan resistensi insulin dengan hirsustisme dan acne pada SOPK
Hirsustisme p Acne p
Total Total
IR Ya Tidak fisher ya tidak chi-
F % f % f % exact F % f % f % square
Ya (+) 0 0 35 100 35 100 7 20 28 80 35 100
0,667 1,00
Tidak (-) 1 1,42 69 98,58 104 100 14 20 56 80 70 100
Total 1 70 105 21 84 105
bahwa sebagian besar penderita SOPK mengalami Pada awalnya, gangguan ovulasi ini
masalah infertilitas, yaitu sebesar 72,04% (67 bermanifestasi klinis menjadi oligomenore dan
orang). Hal ini sejalan dengan penelitian yang amenore. Jika keadaan siklus anovulatorik ini
dilakukan oleh Wiweko dan Mulya yang me- berlanjut maka akan timbul infertilitas.12
nyimpulkan bahwa 61% responden SOPK Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
mengalami infertilitas.7 Penelitian Rusnasari juga hubungan resistensi insulin dengan infertilitas pada
memperkuat hasil penelitian dimana 100% wanita dengan sindrom ovarium polikistik. Hal ini
responden penelitian mengalami infertilitas yang berbeda dengan teori yang dikemukakan.
terdiri dari: 91,4% infertilitas primer dan 8,6% Perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena
infertilitas sekunder.8 infertilitas yang terjadi akibat gangguan siklus
Jika dilihat berdasarkan resistensi insulin, anovulatorik tidak hanya dipengaruhi oleh resistensi
sebagian besar subjek penelitian dengan IR (+) insulin.
memiliki angka kejadian infertilitas yang tinggi, yaitu
sebesar 71,9% (23 orang) dari 35 pasien SOPK. Hubungan Resistensi Insulin dengan Obesitas
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa dari
oleh Refaie, dkk yang mendapatkan bahwa dari 55 105 data SOPK yang diteliti 50,5% (53 orang). Hal
pasien SOPK dengan resistensi insulin yang diteliti ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
34 orang atau 62% diantaranya mengalami Wiweko dan Mulya pada tahun 2007 di RS. Dr.
masalah infertilitas.11 Cipto Mangunkusumo Jakarta yang menemukan
Hasil uji analisis dengan menggunakan uji 73% kasus obesitas pada penderita SOPK.7
chi-square didapatkan nilai p sebesar 1,00 (p > Pada SOPK dengan resistensi insulin
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ditemukan 77,14% (27 orang) dari 35 orang yang
hubungan yang bermakna antara resistensi insulin mengalami gejala klinis obesitas. Hal ini sejalan
dengan infertilitas pada pasien sindrom ovarium dengan penelitian Wiweko dan Mulya dengan hasil
polikistik. Penelitian ini juga sejalan dengan 84% pasien SOPK dengan resistensi insulin yang
penelitian yang dilakukan oleh Refaie et al, dimana mengalami obesitas.7
hasil penelitiannya menunjukkan tidak ada Hasil uji analisis chi-square diperoleh nilai
hubungan yang bermakna antara gravid dan paritas 0,000, artinya terdapat hubungan bermakna antara
dengan resistensi insulin pada wanita SOPK resistensi insulin dengan obesitas pada wanita
dengan infertilitas (p= 1,00 dan 0,42).11 dengan sindrom ovarium polikistik. Refaie dkk
Resistensi insulin mempengaruhi siklus dalam penelitiannya juga memperoleh hasil yang
ovulatorik wanita usia reproduksi. Resistensi insulin hampir sama, dimana pada penelitian tersebut
menyebabkan tingginya kadar insulin didalam darah didapatkan p=0,03%. Penelitian tersebut
(hiperinsulinemia). Makin tinggi kadar insulin menunjukkan bahwa ditemukan hubungan yang
seorang wanita, maka siklus menstruasi juga bermakna antara resistensi insulin dengan obesitas
semakin jarang. Hal ini terkait dengan tingginya pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik.13
kadar androgen akibat hiperinsulinemia. Tingginya Obesitas dapat memicu terjadinya sindrom
kadar androgen akan menghambat aromatisasi dan ovarium polikistik. Hal ini terjadi karena obesitas
kerja FSH yang berdampak pada ketidakmatangan dapat menimbulkan resistensi insulin melalui
folikel sehingga estrogen yang dihasilkan peningkatan produksi asam lemak bebas.
berkurang. Jika kadar estrogen berkurang maka Akibatnya terjadi penurunan sensitivitas insulin
tidak terjadi umpan balik positif pada LH yang sehingga terjadi hiperinsulinemia.5 Tingginya kadar
menyebabkan tidak terjadinya lonjakan LH dan insulin yang terkait dengan resistensi insulin dapat
ovulasipun tidak terjadi.4 menstimulasi ovarium untuk menghasilkan kadar
androgen yang berlebihan.13 Obesitas juga akan yang berada dalam area sensitif yang dapat diubah
meningkatkan kadar kolesterol dan menstimulasi menjadi rambut terminal, seperti bibir atas, dagu,
jalur steroid yang akan mengubah kolesterol jambang, dada, aksilla, dan linea alba di perut
menjadi androstenedion. Setelah itu, bagian bawah.12
androstenedion akan dikoversi menjadi estrogen. Berdasarkan kepustakaan dan penelitian
Tingginya kadar androgen dapat mengakibatkan sebelumnya ditemukan perbedaan hasil antara
terganggunya proses konversi androstenedion. hubungan resistensi insulin dan hirsutisme pada
Akibatnya kadar androgen menjadi semakin tinggi wanita dengan sindrom ovarium polikistik. Hal ini
dan menimbulkan sindrom ovarium polikistik.4,5 mungkin dipengaruhi oleh perbedaan genetik
terhadap jumlah reseptor androgen pada folikel
Hubungan Resistensi Insulin dengan Hirsutisme rambut dan senstivitas terhadap androgen. Selain
Hasil penelitian mengenai hirsutisme pada itu, faktor ras juga mempengaruhi munculnya gejala
wanita dengan SOPK didapatkan 1 orang (0,95%) hirsutisme tersebut.7,14,15 Sebagai contoh, gejala
dari 105 data subjek penelitian dengan SOPK. Hal hirsutisme lebih sering ditemukan pada bangsa
ini berbeda dengan penelitian Wiweko dan Mulya mediterania yang secara genetik memang memiliki
yang mendapatkan 18% kasus hirsutisme dengan pertumbuhan rambut di tubuh yang berlebihan
SOPK.7 Rusnasari dalam penelitiannya juga dibandingkan orang-orang Asia.14
mendapatkan 77,1% kejadian hirsutisme pada
SOPK.8 Hubungan Resistensi Insulin dengan Acne
Pada hasil penelitian SOPK dengan Pada Tabel 3 didapatkan hasil penelitian
resistensi insulin, tidak ditemukan kejadian 20% (21 orang) kejadian acne dari 105 data pada
hirsutisme. Hal ini berbeda dengan penelitian yang sindrom ovarium polikistik. Hal ini sejalan dengan
dilakukan oleh Refaie et al yang menemukan 67,6% studi yang dilakukan Franks yang melaporkan 27%
kasus hirsutisme pada wanita SOPK dengan kasus acne pada SOPK.4 Sementara itu, hasil
resistensi insulin.11 penelitian yang dilakukan oleh Rusnasari dri RSIA
Hasil uji analisis dengan menggunakan Anugerah Semarang ditemukan 26 orang (74,3%)
fisher probability exact test / uji exact fisher tidak dari 35 responden dengan acne pada wanita
ditemukan hubungan yang bermakna antara dengan SOPK.8
resistensi insulin dengan hirsusutime pada sindrom Pada kelompok SOPK dengan resistensi
ovarium polikistik dengan p= 0,667. Hal ini berbeda insulin, ditemukan 20% atau 7 orang dari 35 orang
dengan penelitian Refaie et al yang mendapatkan kasus acne. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
p=0,03%, yang artinya terdapat hubungan dilakukan oleh Mandrelle et al yang mendapatkan
bermakna antara resistensi insulin dengan 8,8% kasus acne pada wanita SOPK dengan
hirsutisme pada SOPK.11 gangguan sindrom metabolik.16
Pada SOPK, resistensi insulin juga Pada hasil uji analisis dengan menggunakan
berpengaruh terhadap timbulnya hirsutisme. Hal ini chi-square tidak ditemukan adanya hubungan yang
terkait dengan tingginya kadar androgen akibat bermakna antara resistensi insulin dengan acne
hiperinsulinemia pada wanita SOPK dengan pada sindrom ovarium polikistik dengan hasi p=
resistensi insulin seperti yang telah dijelaskan 1,00. Hasil uji tersebut sejalan dengan Mandrelle et
sebelumnya. Peningkatan androgen tersebut akan al yang juga melakukan uji chi-square pada wanita
berperan penting dalam menentukan jenis dan SOPK dengan atau tanpa gangguan sindrom
distribusi rambut. Androgen akan diubah menjadi metabolik. Pada penelitian tersebut didapatkan nilai
Dehydrotestosteon (DHT) yang akan mengkonversi p= 0,935, yang artinya tidak ditemukan hubungan
rambut vellus halus menjadi rambut terminal kasar. bermakna antara acne dengan atau tanpa
Konversi ini bersifat ireversibel dan hanya rambut gangguan sindrom metabolik pada wanita SOPK.16
syndrome with and without insulin resistance Kasper. Harrison prinsip - prinsip ilmu penyakit
and the role of insulin sensitizing drug dalam (Ahmad H. Asdie ed) Volume I. Jakarta:
(metformin) and in its management. Midle East EGC.1999;309-10.
Fertility Society Journal.2005;10(2):142-9. 16. Mandrelle, Kavita, Mohan S. Kamath, Dian J.
12. Schorge, Schaffer, Halvorson, Hoffman, Bondu, Achamma Chandi, Alleyamma TIK,
Bradshaw, Cunningham. Williams gynecology. Korulla George. Prevalence of metabolic
USA: The McGraw-Hills Companies Inc.2008; syndrome in women with polycystic ovary
383-99. syndrome attending an infertility clinic in tertiary
13. Pfeifer, Samantha M., Sari Kives. Polycystic care hospital in South India. Journal Human of
ovary syndrome in the adolescent. Obstet Reproductive Science.2012;5 (issue 1):26–31.
Gynecol Clin N Am 36. 2009;129 –52. 17. Pangastuti, Niken P, Kanadi Sumapradja. Profile
14. Eden, John. Polycystic ovary syndrome : a of polycystic ovary syndrome patients Dr. Cipto
woman’s guide to identifying and managing Mangunkusumo general hospital Jakarta March
PCOS. Australia: National Library of Australia; 2009 – April 2010. Indonesia J Obstet Gynecol.
2005. 2011;35(1): 8–13.
15. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci,