Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS SETIA BUDI No.

Formulir : FM/ PM-REK-006/11


Jl. Let.Jen Sutoyo, Mojosongo-Solo 57127, Telp. 0271-852518, Fax 0271-853275 Rev : 00
Homepage : www.setiabudi.ac.id, e-mail : usbsolo@yahoo.com
Tgl Terbit : 12 November 2009

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TA 2020/2021


PROGRAM STUDI S2 FARMASI
FAKULTAS FARMASI

NAMA MATA KULIAH / SKS : Farmakoekonomi dan Farmakoepidemiologi


SEMESTER : 1 (satu)
HARI / TANGGAL DIUJIKAN : Jumat, 05 Januari 2021
WAKTU : 100 menit
DOSEN PENGAMPU : Dr. Tri Wijayanti, S.Farm., MPH., Apt
SISTEM UJIAN : Terbuka

Petunjuk pengerjaan :
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar dan lengkap.
2. Jawab langsung dilembar soal.
3. Sebutkan sumber yang anda acu.
4. Jika ditemukan ada kesamaan identik terhadap pekerjaan mahasiswa lain, maka nilai akan
dibagi sejumlah mahasiswa yang perkerjaanya memiliki kesamaan identik.

SOAL
1. Jelaskan perkembangan penyakit covid19 dilihat dari perspektif epidemiologi
(perspektif akademik, perspektif praktis, perspektif administratif dan perspektif
industri).
2. Jelaskan perkembangan pengobatan covid 19 serta bagaimana prediksi penanganan
covid19.
3. Apa yang dimaksud dengan investigasi outbreak. Berikan contoh dan tahapannya.
4. Bagaimana cara penentuan terjadinya wabah dan prediksi wabah dapat diatasi.
Sebutkan apa saja yg dapat membuat kejadian wabah bisa cepat ditanggulangi.

JAWAB

Nama: Muhammad Arto Al Yaqut

NIM: 242010522U

1. Persepektif epidemiologi covid-19 dalam bidang akademik dan praktik mempunyai


peluang untuk memperbaiki sistem seperti penyelenggara jasa pendidikan menerapkan
sistem pembelajaran online untuk tetap melayani pengguna jasanya. Penyelenggara
jasa pendidikan tetap memiliki tanggungjawab yang besar kepada para peserta
didiknya agar memperoleh pendidikan meskipun dilakukan secara online. Salah satu

1
UNIVERSITAS SETIA BUDI No. Formulir : FM/ PM-REK-006/11
Jl. Let.Jen Sutoyo, Mojosongo-Solo 57127, Telp. 0271-852518, Fax 0271-853275 Rev : 00
Homepage : www.setiabudi.ac.id, e-mail : usbsolo@yahoo.com
Tgl Terbit : 12 November 2009

penyelenggara jasa pendidikan yakni perguruan tinggi secara responsif telah


mengadaptasi proses pembelajaran pada masa pandemic Covid-19 secara online
dengan menggunakan beragam metode yang dinilai berkesesuaian dengan kultur
akademik pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Kesemuanya diorientasikan untuk
memenuhi harapan peserta didik agar dapat memuaskan mahasiswa selaku pengguna
jasa (Santoso and Santosa, 2020).
Dalam bidang administratif, birokrasi dipermudah, birokrasi yang harus berubah, hal
yang diperlukan dalam mewujudkan agilitas birokrasi adalah fleksibilitas. Fleksibilitas
birokrasi membutuhkan adanya diskresi (keleluasaan). Hal ini dikarenakan pada masa
sekarang ini pemerintah berhadapan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian.
Diskresi menjadi opsi penting bagi birokrasi untuk menyelamatkan dan melindungi
masyarakat dengan berpegang bahwa ada urgensi dan kedaruratan di lapangan guna
mengantisipasi terjadinya kejadian-kejadian serta konsekuensi yang tidak diinginkan
(Amrynudin and Katharina, 2020). Sedangkan dalam persepektif industri, industry
dipercepat Dalam revolusi industri 4.0, persaingan di bidang organisasi dan industry
menjadi semakin kuat. Semua industri berlomba untuk meningkatkan kualitas jasa
yang mereka tawarkan sekaligus berupaya memberikan kemudahan terhadap akses
jasa yang ditawarkan kepada masyarakat, banyak usaha yang gulung tikar di masa
pandemi Covid-19. Yang tidak mau tergilas, harus memutar otak untuk mencari
strategi bertahan. Banyak diantaranya yang memberikan layanan 24 jam untuk
memberikan layanan terbaiknya kepada para customer. Salah satu yang menjadi garda
terdepan adalah pelayanan kesehatan. Rumah
Sakit sebagai salah satu instansi pelayanan kesehatan, memberikan layanan selama 24
jam setiap harinya yang terbagi dalam beberapa area layanan (Santoso and Santosa,
2020).
Sumber:

Amrynudin, A. D. K. and Katharina, R. (2020) ‘Birokrasi Dan Kebijakan Percepatan


Penanganan Covid-19’, Pusat Penelitian, XII(9), pp. 25–30. Available at:
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info Singkat-XII-9-I-P3DI-Mei-2020-
2014.pdf.

Santoso, D. H. and Santosa, A. (2020) Dalam Ragam Tinjauan.

2
UNIVERSITAS SETIA BUDI No. Formulir : FM/ PM-REK-006/11
Jl. Let.Jen Sutoyo, Mojosongo-Solo 57127, Telp. 0271-852518, Fax 0271-853275 Rev : 00
Homepage : www.setiabudi.ac.id, e-mail : usbsolo@yahoo.com
Tgl Terbit : 12 November 2009

Yuningsih, R. (2020) ‘Uji Klinik Coronavac dan Rencana Vaksinasi COVID-19 Massal Di
Indonesia’, Puslit BKD DPR RI, vol.XII(16), pp. 13–18.

2. Perkembangan pengobatan covid-19 sejauh ini sudah mengalami kemajuan karena


adanya vaksin, Vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang efektif dari penularan
penyakit dan menjadi kewajiban pemerintah menjamin ketersediaan vaksin.
Pemerintah memutuskan alih teknologi dan alih pengetahuan CoronaVac sekaligus
melakukan uji klinik fase III di Indonesia dengan berbagai pertimbangan mengingat
tidak banyak calon vaksin yang sedang uji klinik fase III. Di samping itu, pemerintah
tetap mengembangkan calon vaksin dalam negeri yang akan memasuki uji praklinik
pada hewan percobaan. Pengembangan calon vaksin Covid-19 baik dalam negeri
maupun luar negeri bertujuan melindungi kesehatan masyarakat dari Covid-19,
menurunkan angka morbiditas, angka mortalitas dan meningkatkan kesehatan
masyarakat. Dalam jangka panjang akan berdampak mengurangi dampak sosial dan
ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi Covid-19 (Yuningsih, 2020).

Sumber:XYuningsih, R. (2020) ‘Uji Klinik Coronavac dan Rencana Vaksinasi COVID-19


Massal Di Indonesia’, Puslit BKD DPR RI, vol.XII(16), pp. 13–18.

3. Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal secara
mendadak pada suatu komunitas, di suatu tempat terbatas, misalnya desa, kecamatan,
kota, atau institusi yang tertutup (misalnya sekolah, tempat kerja, atau pesantren) pada
suatu periode waktu tertentu. Hakikatnya outbreak sama dengan epidemi (wabah).
Hanya saja terma kata outbreak biasanya digunakan untuk suatu keadaan epidemik
yang terjadi pada populasi dan area geografis yang relatif terbatas. Area terbatas yang
merupakan tempat terjadinya outbreak disebut fokus epidemik. Jika terjadi outbreak
maka pihak berwewenang melakukan investigasi outbreak secara retrospektif dan/ atau
prospektif (apabila outbreak masih berlangsung) dengan alasan: (1) Mencegah
bertambahnya kasus dari outbreak sekarang; (2) Mencegah outbreak di masa
mendatang, dengan cara memperbaiki program kesehatan, sistem surveilans, dan
sistem kesehatan; (3) Menerapkan system surveilans (investigasi outbreak merupakan
bagian dari sistem surveilans); (4) Mempelajari penyakit baru; (5) Mempelajari aspek
baru dari penyakit lama; (6) Memberi keyakinan kepada publik bahwa telah diambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi outbreak, agar tidak terjadi situasi
panik; (7) Minimalisasi disrupsi ekonomi dan sosial akibat outbreak; (8) Mengajarkan
apa dan bagaimana epidemiologi (karena sesungguhnya investigasi outbreak
merupakan “prototipe” epidemiologi, mencakup epidemiologi deskriptif, epidemiologi
analitik, dan penerapan hasil studi untuk mengendalikan dan mencegah penyakit).

3
UNIVERSITAS SETIA BUDI No. Formulir : FM/ PM-REK-006/11
Jl. Let.Jen Sutoyo, Mojosongo-Solo 57127, Telp. 0271-852518, Fax 0271-853275 Rev : 00
Homepage : www.setiabudi.ac.id, e-mail : usbsolo@yahoo.com
Tgl Terbit : 12 November 2009

Tahapan Investigasi Outbreak:


1. Identifikasi outbreak
2. Investigasi kasus
3. Investigasi kausa
4. Langkah pencegahan dan pengendalian
5. Studi analitik (jika perlu)
6. Komunikasikan temuan
7. Evaluasi dan teruskan surveilans
Contohnya:
4.

Anda mungkin juga menyukai