Anda di halaman 1dari 10

Ceramah Maulid Nabi SAW 2010

di Masjid Istiqlal
Oleh Gene Netto

Jakarta,
26 Februari 2010 / 12 Rabiul Awal 1431 H     

MAULID UNTUK MENGINGAT NABI MUHAMMAD SAW

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Terima kasih atas kesempatan hadir di sini. Pertama saya ingin mohon maaf
sedalam-dalamnya, bila ada yang merasa tersinggung atas apa yang saya jelaskan
nanti di dalam ceramah ini. Tidak ada niat di dalam hati saya untuk menyinggung
perasaan saudara saya di dalam Islam. Tetapi saya ingin menyampaikan apa yang
saya rasakan dan saya alami sejak saya masuk Islam, dengan harapan bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua. Jadi, kalau ada kata dari saya yang terasa terlalu keras di
dalam hati, mohon dibuka pintu maaf seluas-luasnya, karena niat saya hanya untuk
bicara secara serius dan jujur tentang perbuatan kita sebagai suatu ummat.

Tujuan Maulid Apa?

Tujuan Maulid adalah untuk ingat bahwa kita harus mengikuti Nabi Muhammad
SAW. Apakah benar bahwa kita masih mengikuti Nabi SAW? Kalau masih mengikuti
Nabi Muhammad SAW, maka Maulid bagus. Tetapi kalau kita tidak mengikutinya, buat
apa kita rayakan Maulid setiap tahun? Kalau kita TIDAK mengikuti Nabi SAW dengan
baik, dan lebih suka mengikuti contohdan perbuatan buruk dari orang KAFIR atau
perbuatan SETAN, bagaimana? Apakah perlu kita bubarkan Maulid Nabi KALAU
ummat Muhammad SAW lebih peduli pada contoh dari orang kafir dan setan?
Harus kita kaji lebih dalam: Apakah BENAR kita masih mengikuti Nabi
Muhammad SAW atau tidak!
           Kalau kita mau bicara tentang anjuran dan kewajiban bagi ummat Islam untuk
mengikuti Nabi SAW, maka ada ayat-ayat penting yang perlu kita pahami.

158. Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan
kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk".
(QS. Al-Araaf 7:158)
31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. 
32. Katakanlah: "Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
(QS. Al-Imran 3:31-32)

            Selanjutnya, mari kita menganalisa perbuatan kita sehari-hari, sebagai suatu
ummat, yang mengaku sebagai pengikut dari Rasulullah SAW. Mari kita coba pahami
apakah kita benar-benar mengikuti dia atau tidak.

Shalat Kita?

Kalau secara teknis, insya Allah shalat kita masih 100% sama dengan Nabi
Muhammad SAW. Masih dalam Bahasa Arab, gerakannya sama, masih wajib lima
waktu, hitungan waktu shalat masih diambil dari posisi matahari, menghadap kiblat,
dsb. Tetapi mungkin kualitasnya shalat kita berbeda dengan Nabi:
o   Nabi Muhammad SAW shalat dengan baik, tenang, dan khusyu.
o   Sebagian dari ummatnya shalat dengan cara kurang sempurna, buru-buru, sambil
memikirkan segala sesuatu.
Dan sangat disayangkan bahwa banyak sekali “pengikut Muhammad
SAW” justru tidak melakukan shalat. Mungkin sebagian dari kita hanya hadiriShalat
Jumat saja. Mungkin hanya setahun dua kali: yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Kenapa
begitu banyak orang bisa tinggalkan shalat dengan sikap tenang, tetapi masih mau
dianggap sebagai “pengikut Muhammad SAW”? Dan mungkin sebagian dari mereka
yang tidak shalat malah mau datang ke masjid untuk Maulid Nabi, tanpa rasa
malu. Mungkin Nabi Muhammad SAW akanmenangis setiap hari kalau bisa
menyaksikan kita.
Dan bagaimana dengan Shalat Jumat ktia? Mungkin 50% dari jemaah di sini ikuti
Shalat Jumat dalam keadaan setengah sadar, atau tidur. Khatib seharusnya dipilih
karena bisa bicara dengan semangat. Tetapi banyak khatib belum belajar untuk “bicara
di depan umum”, jadi suaranya terlalu lembut, dan malah membuat jemaah tidur.
(Ilmunya tidak diragukan. Hanya cara menyampaikannya.) Jemaah “salah” karena
banyak yang abaikan ilmu yang mau diberikan oleh orang alim (mereka merasa enakan
tidur). Khatib “salah” karena tidak berusaha untuk belajar: “Bagaimana caranya
berceramah dengan suara yang baik dan semangat, biar jemaah merasa tertarik dan
tidak mau tidur?” Sayang kalau ummat Islam tidur terus, pada saat ada orang alim yang
mau berikan ilmu yang benar dan bermanfaat di dunia dan di akhirat. Mungkin Nabi
Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kitadan cara kita
melakukan shalat.

Puasa Kita?
Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW.
Mulai dari adzan Subuh, berakhir pada waktu Maghrib, dsb. Tetapi apakah berat
badannya Nabi Muhammad SAW malah NAIK pada saat puasa? Berapa banyak dari
ummat Islam yang berat badannya NAIK pada waktu bulan Ramadhan? (Dan saya
pernah alami juga. Dulu, saya makan lima kali setiap malam karena takut akan lapar
besok. Sekarang sudah tidak lagi begitu.)
Apakah Nabi Muhammad SAW rajin ke Tanah Abang atau ITC dan belanja
banyak di tengah bulan puasa? Dan pakaian yang dibeli itu BUKAN untuk anak yatim
dan fakir miskin, tetapi untuk dipakai saat pulang kampung? Apakah tujuan dari puasa
pulang kampung dengan baju baru? Pusat belanja baju bisa menjadi lebih ramai
daripada masjid.
Ada juga banyak yang mau melakukan umrah di saat puasa.Alhamdulillah dia
mau melakukan ibadah yang baik itu. Tetapi justru ada yang batalkan
puasanya, dengan alasan menjadi MUSAFIR!  Ada orang lain yang pulang
kampung, dan mereka juga batalkan puasa dengan alasan musafir!
Mana yang lebih utama di tengah bulan suci Ramadhan? Puasa, atau banyak
jalan-jalan? Dilakukan terus-terusan setiap tahun, dan untuk umrah, tentu saja ada
biaya yang cukup tinggi. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari
kalau bisa menyaksikan kita dan cara kita melakukan puasa di bulan Ramadhan.

Haji dan Umrah Kita?

Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW.


Tetapi apakah Nabi SAW naik haji setiap tahun? Dan umrah berkali-kali dalam satu
tahun? Ternyata, Nabi SAW hanya melakukan haji satu kali saja. Dan hanya melakukan
umrah sebagai idabah sunnah 3 kali saja (atau mungkin 4 kali).
Penjelasannya, Nabi Muhammad SAW hanya melakukan umrah 2 kali sebagai
ibadah sunnah, secara sengaja dan terpisah dari Haji. Satu kali lagi, dia lakukan umrah
pada saat sedang melakukan Haji, jadi tidak berangkat secara khusus dari Medina
untuk umrah saja. Dan satu kali lagi Nabi SAW tidak berhasil masuk Makkah, berarti
umrahnya tidak jadi. Artinya, Nabi hanya melakukan umrah 2 kali saja (secara sengaja
dan terpisah dari Haji), padahal ada ribuan kesempatan. Boleh dikatakan 3 kali, kalau
tambahkan umrah yang dilaksanakan saat Haji. Dan boleh dikatakan 4 kali, kalau
termasuk satu kali yang gagal di mana Nabi berniat melakukan umrah, tetapi tidak
berhasil masuk kota Makkah (dan itu usaha umrah yang pertama).
Jadi, boleh dikatakan Nabi SAW melakukan umrah minimum 2 kali (berangkat
secara sengaja dan terpisah dari Haji), maksimum 4 kali termasuk saat Haji dan satu
kali yang gagal). Padahal Nabi SAW bisa melakukan umrah ribuan kali, kalau dia mau.
Ternyata, hanya 2-4 kali saja.
Uang yang dihabiskan oleh kita berapa banyak untuk melakukan ibadah-ibadah
itu? Berapa puluh atau berapa ratus juta setiap tahun, untuk SETIAP ORANG yang
berangkat? Apakah tidak ada orang yang lebih membutuhkannya? Misalnya, anak
yatim, fakir miskin, orang yang punya hutang, orang yang perlu operasi, dsb. Apakah
mereka itu “SAUDARA KITA” atau tidak? Mungkin Nabi Muhammad SAW akan
menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita dan cara kita utamakan kenikmatan
ibadah sendiri dengan biaya yang tinggi, pada saat ada banyak saudara kita yang perlu
bantuan.

Masjid Kita?

Kalau secara teknis, insya Allah masih sama dengan Nabi Muhammad SAW.


Tempat bersih untuk shalat, ada tempat wudhu, menghadap kiblat, dsb. Tetapi kenapa
bisa begitu mewah, sehingga menghabiskan MILYARAN RUPIAH untuk renovasi
saja? Saya tidak bicarakan masjid yang sudah dibangun dari zaman dulu. Yang sudah
ada, biarkanlah. Yang saya maksudkan adalah yang dibangun dan direnovasi
sekarang.
Ada sebuah masjid yang cukup besar. Sedang direnovasi. Pengurus masjid
pasang marmer di lantai dan tembok. Memang sangat indah tetapi kenapa sebagian
dari marmernya harus diimpor dari Itali? Dan kenapa harus pakai marmer? Kenapa
tidak bisa pakai UBIN berkualitas saja? Sedangkan banyak hotel bintang 5 hanya pakai
ubin. Kalau hotel mewah bisa pakai ubin, kenapa masjid kita harus pakai marmer yang
diimpor dari luar negeri dengan biaya yang cukup besar?
Kenapa ada juga masjid yang harus pasang kubah emas dan menggunakan
barang-barang lain yang mewah di dalam masjid? Apakah Nabi Muhammad SAW akan
senang melihat masjid kita? Sedangkan banyak anak yatim yang miskin, tidak bisa
makan setiap hari, tidur dalam keadaan lapar,putus sekolah, menjadi pemulung, dsb.?
Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa
menyaksikan masjid kita.

SAYA MAU BERTANYA:


AKHLAK BAIK YANG DICONTOHKAN OLEH NABI MUHAMMAD SAW HILANG KE
MANA?

Korupsi Kita

Apakah Nabi SAW pernah melakukan korupsi? Kenapa itu yang menjadi umum
di sini? Ini contoh dari Nabi Muhammad SAW atau tidak? Kenapa Indonesia menjadi
terkenal karena korupsinya? Bukan karena akhlak baiknya? Apakah orang asing yang
kafir akan tertarik pada Islam, kalaumereka tahu tentang tingkat korupsi di sini?
Bagaimana kalau korupsi di sini nol persen? Bukannya orang barat yang
kafir akan tertarik untuk tahu kenapa? Dan kita bisa menjelaskan bahwakorupsi di
sini nol persen: “Karena kita Muslim! Kita mengikuti NABI MUHAMMAD SAW!”
Bukannya mereka akan tertarik pada Islam kalau korupsi di sini nol persen?
Dan kita tidak akan perlu berdakwah ke luar negeri. Mereka akan datang ke sini,
dan minta belajar dari kita karena sudah lihat contoh yang baik dari kita.  Mungkin Nabi
Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita dan cara
ummatnya melakukan korupsi setiap hari.

Ada Banyak Kemiskinan, Tetapi Banyak Pemimpin  Kita Kaya

Mayoritas dari penduduk Indonesia adalah Muslim. Mayoritas dari penduduk


yang Muslim itu juga MISKIN. Tetapi banyak sekali pemimpin agama, pemimpin
daerah, pemimpin organisasi, pemimpin partai politik dan pemimpin negara justru KAYA
sekali. Kenapa bisa begitu? Contoh dari Nabi SAW apa? Hidup dalam keadaan kaya
raya, dan utamakan kenikmatan hidup bagi diri sendiri? Atau manfaatkan uang dari
Allah untuk berjuang di jalan Allah?
Uang itu adalah titipan dari Allah, dan bukan milik kita. Tetapi kita merasa uang
itu didapatkan karena kehebatan kita sendiri, bukan karena Allah
memberikannya kepada kita. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap
hari kalau bisa menyaksikan kita.

Anak Yatim

Banyak dari ummat Islam yang kaya, tetapi mayoritas dari anak yatimadalah
orang miskin, dan masih banyak yang tidak diurus. Sepertinya banyak dari ummat
Islam hanya ingat pada anak yatim di bulan puasa saja. Apakah anak yatim hanya
makan dalam satu bulan setiap tahun? Bukannya mereka juga perlu makan setiap hari,
sepanjang tahun? Kenapa kita hanya mau ingat pada mereka pada satu bulan saja?
Alangkah baiknya bila para pemimpin kita bisa memberikan contoh yang jelas.
Bayangkan apa yang akan terjadi kalau Presiden kita mengadakan santunan anak
yatim setiap minggu di Istana Negara! Pasti akan luar biasa!Dan setiap Menteri, Sekjen,
Dirjen, Gubenur, Walikota, Bupati, Camat, dan lain-lain bisa diajak mengikuti contoh itu
juga.
Dan kalau ada yang merasa terlalu sibuk untuk membuat santunan rutin setiap
minggu, ada juga cara yang lain. Misalnya, setiap kali seorang pemimpin atau pejabat
negara diundang untuk acara makan malam (berarti ada katering, dan makanannya
pasti banyak sekali), bisa juga wajib undang anak yatim.Satu, dua, atau tiga anak saja
sudah cukup (biar mudah diatur, tetapi mengajaklebih juga boleh). Dan
mereka juga bisa foto bersama, dikasih makanan,dikasih santunan,
dan diberikan semangat dan motivasi untuk belajar dengan baik dan menjadi orang
sukses. Insya Allah seluruh negara akan terpancing untuk lebih peduli pada anak yatim
kalau semua pemimpin kita memberikan contoh tersebut.
Bayangkan kalau Presiden Obama datang ke sini, diajak makan, dan selalu ada
anak yatim di sebelahnya. Mungkin dia akan bingung dan akan bertanya kenapa selalu
ada anak kecil yang hadir dalam acara makan. Lalu bagaimana kalau kita jelaskan
alasannya, dan ternyata dia suka contoh ini. Kemudian dia kembali ke Amerika dan
melakukan hal yang sama di sana! Dan dia juga wajibkan hal yang sama untuk para
menteri di sana. Dan para pemimpin dunia melihat contoh itu dari Obama, dan mereka
juga melakukannya di negara mereka masing-masing. Seluruh dunia mulai mengajak
anak yatim makan bersama, karena dapat contoh dari para pemimpin di Indonesia.
Bisa bayangkan? Kira-kira bagaimana perasaan Allah terhadap kita semua bila
seluruh dunia berubah dan menjadi sayang terhadap anak yatim karena kita kasih
contoh tersebut? Seluruh dunia bisa berubah dalam sekejap, hanya karena ada contoh
kecil dari kita.
Sayangnya, banyak sekali dari pemimpin kita masih lebih peduli pada
deposito mereka daripada anak yatim, dan hanya ingat pada anak yatim sewaktu-waktu
saja (biasanya di bulan puasa). Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap
hari kalau bisa menyaksikan kita.

Ummat yang Merokok

Survei menyatakan bahwa 80-90 persen dari pria di Indonesia merokok, dan


tentu saja mayoritas dari mereka adalah Muslim. Apakah Nabi Muhammad SAW juga
merokok? Apakah ini Sunnah Nabi atau tidak? Ini sudah jelas MUBAZIR. Ini membuat
ummat Islam menjadi lemah dan tidak sehat. Banyak bapak wafat dengan cepat dari
berbagai macam penyakit dan kanker. Tidak ada yang dapat umur yang lebih panjang
karena merokok. Anak dan keluarga tidak diutamakan.
Kompas melaporkan bahwa rokok membakar 330 MILYAR Rupiah PER HARI di
Indonesia. Dan itu berarti 120 TRILLION Rupiah per TAHUN untuk
merokok!!! Ulama kita jarang membahas ini dalam ceramah, dan tidak pernah dalam
Khutbah Jumat (dari pengalaman saya). Malah banyak Ustadz dan Kyai yang
memberikan contoh yang buruk dengan merokok sendiri. 120 Trillion Rupiah dibakar
dengan sia-sia. SETIAP TAHUN. Dan anak yatim masihbanyak yang lapar! Mungkin
Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan kita.
Kalau ada teman atau saudara yang merokok, bicara dengan dia secara baik,
dan ajak dia berhenti. Mungkin salah satu caranya begini: berikan dia tasbih kecil.
Setiap kali dia mau merokok, suruh dia berdzikir kepada Allah, dan mensyukuri semua
nikmat yang Allah berikan. Baca “Alhamdulillah” terus. Dalam waktu 20 minit, kalau mau
merokok lagi, berdzikir lagi, dan sekaligus mohon bantuan kepada Allah untuk berhenti
merokok.
Pada saat yang sama, coba mengurangi frekuensi rokok secara bertahap.
Misalnya, sekarang 30 batang perhari. Mulai minggu depan, dikurangi menjadi hanya
20 batang per hari (dan juga harus berdoa dan mohon bantuan Allah). Minggu berikut,
15 batang per hari. Yang berikut, 10 batang perhari, dan seterusnya, hingga menjadi
hanya 1 batang per hari. Lalu satu batang per 2 hari. Satu batang per minggu, dan
sebagainya. Dan setiap kali ada keinginan untuk merokok, coba hilangkan niat itu
dengan berdzikir saja, dan baca Alhamdulillah, dan mohon  bantuan dari Allah untuk
berhenti merokok. Insya Allah bisa berhasil dengan cepat.

Muallaf Yang Tidak Diurus


Tidak ada sistem atau yayasan formal yang tangani muallaf se-Indonesia.
Padahal jumlah muallaf bertambah terus setiap hari. Dibutuhkan yayasan atau
organisasi yang bisa menyebarkan nama-nama Ustadz dan Kyai di setiap kecamatan,
di seluruh Indonesia yang bisa menerima dan membimbing muallaf dalam agama.
Muallaf itu sering bingung dan malu karena merasa “bodoh”. Mereka tidak bisa
datang ke masjid and ketok di pintu. Tetapi ulama tidak kompak dan serius untuk
tangani muallaf secara resmi, sehingga banyak dari mereka yang menjadi goyang.
Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa menyaksikan
kita dan cara kita tidak memperhatikan kebutuhan muallaf.

Anak Dipukul Karena Salah Baca Al Qur'an?

Di sebagian pesantren, anak yang salah baca ayat kena pukulan.Apakah supaya
dia belajar apa yang benar dan salah? Apakah Nabi SAW juga memukul sahabat pada
saat mereka belajar Al Qur'an? Apakah Nabi SAW termasuk orang yang suka memukul
muridnya?
Dijelaskan dalam sebuah hadiths, bahwa Allah memberikan dua pahalabuat
orang yang tidak lancar dalam membaca ayat Al Qur'an, (dan yang lancar dikumpulkan
bersama para malaikat). Allah memberikan dua pahala, sedangkan sebagian Ustadz di
Indonesia kasih pukulan. Apakah ini contoh dari Nabi SAW? Tidak. Karena Nabi SAW
tidak pernah memukul.

“Rasulullah SAW tidak pernah memukul dengan tangannya, baik terhadap isteri


maupun terhadap pelayannya, kecuali dia berjihad di jalan Allah.”
(Sahih Muslim, Nomor 4296)

Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa
menyaksikan kita.

Menjadi Negara Maju?

Orang barat yang kafir bisa menciptakan negara maju. Kenapa kita tidak bisa?
Kenapa menjadi negara berkembang terus? Bukannya Allah berada di sisi kita?
Bukannya doa kita yang paling cepat diterima dan dikabulkan oleh Allah? Kenapa
orang barat yang kafir bisa membuat negara maju yang bebas korupsi? Kenapa
orang barat yang kafir bisa membuat sistem pendidikan yang lebih baik? Kenapa
orang barat yang kafir bisa membuat sistem kesejahteraan yang menjadi suatu jaminan
sosial bagi rakyat? Kenapa kita selalu kalah kalau dibandingkan dengan orang barat
yang kafir dalam hampir semua bidang? Kesalahan kita di mana?
Mungkin karena terlalu banyak dari kita yang tidak peduli pada contoh mulia
yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan oleh karena itu kita masih belum bisa
menciptakan negara maju. Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari
kalau bisa menyaksikan kita.  
Sekarang Saatnya Untuk Utamakan Managemen Masjid

Masjid bisa berubah menjadi pusat masyarakat. Setiap masjid besar bisa


membuat perpustakaan, supaya anak Muslim bisa “IQRA” daripada nonton
sinetron. Setelah sekolah selesai, anak muda bisa datang ke masjid, pinjam buku, dan
duduk di situ untuk membaca dan belajar. Kedatangan ratusan anak muda setiap hari
akan membuat masjid ramai, dan akan mengikat hati mereka terhadap masjid juga,
insya Allah.
Masjid besar juga bisa membuat Dapur Umum dan kita bisa ajak orang kaya
untuk menyumbang uangnya supaya orang miskin bisa datang dan makan di situ setiap
hari. Contohnya, dimasak makanan untuk 200 orang saja, untuk makan siang saja.
Cukup nasi, telor, tempe. Dan orang miskin bisa datang dan antrian (karena hanya
boleh makan di situ). Setelah makanan sudah habis, yang lain akan ditolak, dan disuruh
kembali besok. Minimal ada 200 orang yang dapat makanan di situ, dan mereka akan
merasa bahwa pengurus masjid dan ummat Islam peduli pada orang miskin. (Kalau
sekarang, jumlah orang miskin yang berhasil dapat makanan di masjid setiap hari
berapa?)
 Masjid besar bisa membuat BMT, yaitu Baitul Maal wat Tamwil (Bank Syariah
Mikro Kredit) supaya orang miskin ada tempat untuk pinjam 500 ribu, atau 1 juta
saja. Bisa dibuat secara mudah dan sederhana, contoh sudah ada banyak, dan orang
dengan kemampuan untuk menjalankan sistem itu sudah banyak juga.
Kita perlu berfikir secara kreatif tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan
masjid-masjid kita supaya menjadi suatu pusat bagimasyarakat, dan tidak
hanya tempat untuk shalat dan pesta perkawinan saja, yang lebih sering kosong
daripada ramai.
Mungkin Nabi Muhammad SAW akan menangis setiap hari kalau bisa
menyaksikan kita karena kita belum mau menggunakan masjid kita untuk
mensejahterahkan ummat Islam.

Masih Ada  Harapan Untuk Masa Depan:

            Tetapi masih ada harapan bahwa keadaan ummat Islam bisa menjadi lebih baik.
Semuanya tergantung pada diri kita. Ayat di bawah ini sudah sering dibacakan di mana-
mana, tetapi kita tidak mewujudkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari:

11. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka


merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra’d 13:11)

Kita bisa mengubah bangsa ini. Dan kita harus mau melakukannya. Kita tidak
boleh diam saja terus dan berharap bangsa ini akan berubah. Kita harus ambil tindakan
yang nyata. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan adalah pendidikan.
Pendidikan untuk ummat Islam dan anak bangsa harus kreatif, maju dan
moderen. Bukan asal nurut dengan guru seperti di zaman dulu.
Nabi tidak berpesan agar ummatnya harus bodoh dan takut mengritik guru yang
salah. Nabi tidak berpesan agar ummatnya harus menjadi takut mengritik kebijakan
pemerintah yang tidak baik. Dan kalau kita yang dewasaselalu takut untuk terima
kritikan dari anak-anak kita, dan siswa kita di sekolah, dan para santri kita di pesantren,
maka bangsa ini tidak akan bisa maju. Itu disebabkan kita yang dewasa selalu mau
benar sendiri dan tidak mau terima masukan dari anak-anak muda, padahal mungkin
saja Allah berikan petunjuk kepada mereka, padahal belum dikasih kepada kita.
Saya sangat suka ayat di bawah ini, dan saya yakin bahwa ayat ini merupakan
jaminan dari Allah kepada kita semua:

96. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan


bertakwa,PASTILAH Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.
(QS. Al Araf 7.96)

Mari kita berfikir tentang berapa banyak dari kita yang tidak peduli pada contoh
mulia Nabi Muhammad SAW. Mari kita berfikir tentang bagaimana kita bisa menjadi
suatu ummat yang beriman dan bertakwa supaya rahmat Allah dilimpahkan di atas kita
semua. Mari kita bersatu dan saling membantu, untuk memajukan negara ini. Jangan
sampai kita mencapai Maulid Nabi tahun depan, dan semua yang kita bicarakan malam
ini belum berubah.
Saya yakin bahwa Indonesia bisa menjadi negara nomor satu di dunia. Dengan
ummat Islam yang menjadi contoh yang paling baik dan paling mulia bagi semua. Nanti,
insya Allah, orang Amerika akan datang kepada kita dan minta pinjam uang karena
uang kita paling banyak. Orang Jepang akan datang kepada kita dan minta teknologi
dari kita karena teknologi kita paling maju. Dan orang barat akan mau sekolahkan anak
mereka di sini, karena sistem pendidikan di sini adalah yang paling baik di dunia.
Semua itu bisa terwujud. Allah bisa turunkan milyaran malaikat untuk
mendoakan kita dan membantu kita, kalau Dia mau. Tetapi kita harus mau berubah.
Kita sudah dikasih contoh yang paling baik dan paling bagus dalam bentuk Nabi
Muhammad SAW dan Allah sudah perintahkan kita untuk:

“…berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya…dan ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk!!!"
(QS. Al-Araaf 7:158)

            Saya merasa yakin bahwa negara ini bisa berubah. Cukup kita kembali kepada
contoh Nabi SAW dengan sungguh-sungguh, dan mewujudkan akhlak mulianya di
dalam kehidupan kita setiap hari.
Semoga kita bisa berubah, dan kalau kita bisa, Nabi Muhammad SAW TIDAK
AKAN MENANGIS kalau bisa menyaksikan kita. Semoga Nabi SAW malah
akan menyaksikan kita dan akan MERASA BANGGA bahwa kita selalu mau berusaha
untuk memperbaiki diri dan selalu kembali kepada contohnya. Dan dia malah akan
bersyukur kepada Allah SWT bahwa ummatnya masih benar-benar MENGIKUTI DIA.

Allah berharap kita bisa berubah. Para malaikat berharap kita bisa berubah. Dan
Nabi Muhammad SAW berharap kita bisa berubah.  Jadi, mari kita mengubah diri kita
dan mengubah ummat Islam. Mulai dari sekarang.

Semoga bermanfaat.

Wa billahi taufiq wal hidayah,


wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Anda mungkin juga menyukai