1
Pendahuluan
Di era reformasi ini tekad pemerintah menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good
goverment) dan pemerintahan yang bersih (clean goverment) sering didengungkan, dan disambut
antusias oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, yang telah lama mendambakan kesejahteraan dan
keadilan sebagaimana amanat Pembukaan UndangUndang Dasar 1945. Untuk mewujudkan hal itu,
maka terlebih dahulu korupsi dalam segala bentuknya harus diberantas atau dengan kata lain
ditanggulangi, sehingga korupsi tidak merajalela. Pemerintahan yang bisa mengendalikan korupsi
adalah pemerintahan yang kuat, bersih, terbuka, pemimpin yang tidak otoriter, menegakkan supremasi
hukum, dan berorientasi kepada kesejahteraan rakyat (Erlangga Masidian, Kompas, 26 Agustus 1999).
Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sudah dilakukan melalui berbagai cara, namun
hingga saat ini masih saja terjadi korupsi dengan berbagai cara yang dilakukan oleh berbagai lembaga.
Terdapat beberapa bahaya sebagai akibat korupsi, yaitu bahaya terhadap: masyarakat dan individu,
generasi muda, politik, ekonomi bangsa dan birokrasi. Terdapat hambatan dalam melakukan
pemberantasan korupsi, antara lain berupa hambatan: struktural, kultural, instrumental, dan manajemen.
Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengatasinya, antara lain: mendesain dan
menata ulang pelayanan publik, memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi, meningkatkan
pemberdayaan perangkat pendukung dalam pencegahan korupsi.
Dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 korupsi diklasifikasikan ke dalam: merugikan
keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
dalam pengadaan, gratifikasi. Dalam rangka pemberantasan korupsi perlu dilakukan penegakan secara
integrasi, hal tersebut harus dimulai dari diri sendiri. Sebagai ASN tentunya kita berkewajiban untuk
menjunjung tinggi nilai-nilai dasar anti korupsi.
Identifikasi isu
Pada saat ini terdapat beberapa isu anti korupsi yaitu :
1. Penyelewengan dana bansos PKH warga
(https://www.youtube.com/watch?v=zDpS_6D2Dwo). Pelanggaran nilai dasar anti korupsi
yang terjadi yaitu nilai jujur
2. Pembagian dana bansos tidak adil (https://www.youtube.com/watch?v=PY9nDyQ4PQ8).
Pelanggaran nilai dasar anti korupsi yang terjadi yaitu nilai adil
3. Tak hadir rapat, pejabat daerah di anggap kurang peduli karhutla
(https://www.youtube.com/watch?v=jTKJG6Zg9t0). Pelanggaran nilai dasar anti korupsi
yang terjadi yaitu nilai peduli
2
Dampak yang terjadi akibat isu tersebut :
1. Pembagian dana bansos tidak dapat terlaksana dengan maksimal
2. Pembagian dana bansos tidak merata
3. Penanganan karhutla tidak dapat segera dilaksanakan
Kriteria Keterangan
No. Identifikasi Isu
A P K L
1 Penyelewengan dana bansos PKH
warga √ √ √ √ Memenuhi syarat
2 Pembagian dana bansos tidak adil
√ - √ √ Tidak memenuhi syarat
3 Tak hadir rapat, pejabat daerah di
anggap kurang peduli karhutla - √ √ √ Tidak memenuhi syarat
Dari hasil Identifikasi diperoleh isu prioritas adalah adanya penyelewengan dana bansos PKH warga
Rumusan Isu
Kurangnya kesadaran dari diri sendiri mengenai tanggung jawab atas amanah yang diberikan dan
kurangnya pengawasan dari pejabat yang terkait sehingga menyebabkan terjadinya penyelewengan
dana bansos PKH warga
Penyebab Isu
Untuk menentukan penyebab isu penulis menggunakan metode Fishbone yang merupakan suatu
pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan
penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Gaspers, V. 2002.)
3
Manusia Pejabat yang terkait
Dari diagram Fishbone menunjukkan bahwa sebab terjadinya penyelewengan dana bansos PKH warga
adalah kurangnya kesadaran diri dari manusia dan kurangnya pengawasan dari pejabat terkait
Untuk mengurangi dampak dari isu penyelewengan dana bansos PKH warga adalah dengan
meningkatkan kesadaran diri dan mengoptimalkan pengawasan oleh pejabat terkait.
Daftar Pustaka
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi, Komitmen Mutu. Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.