Anda di halaman 1dari 6

KERTAS KERJA DISKUSI KELOMPOK

Tempat/Latsar PPSDM Regional Yogyakarta


Angkatan/ Angkatan XXIX / Kelompok 2
Kelompok
Fasilitator Drs. Imam Puji Raharjo
Topik Diskusi Penyalahgunaan wewenang yang mendorong seorang aparatur
melakukan tindakan korupsi, seringkali diawali dengan praktik mark-
up anggaran. Dampaknya, pembuatan laporan keuangan
direkayasa, banyak kegiatan bodong yang dibuat seperti nyata
melalui bukti transaksi yang bodong pula. Hal ini menimbulkan
kerugian finansial yang sangat besar bagi Negara, dan sikap mental
bangsa yang semakin buruk.

No. Nama Peserta Pendapat yang disampaikan

1. Muhammad Nurwahid Analisa Topik Kasus Tersebut :


Mukhlisin, A.Md. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan dan
sarana khusus yang dimiliki penyelenggara
negara memiliki andil yang cukup besar dalam
melatarbelakangi terjadinya korupsi dan seringkali
diawali dengan praktik mark-up anggaran.
Padahal, mark-up anggaran jelas-jelas
merupakan modus laten korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang apabila praktik mark-up
anggaran dilanggengkan di suatu negeri maka
akan berdampak pada kerugian finansial yang
sangat besar bagi negara dan berakibat
memburuknya sikap mental bangsa dikarenakan
praktik tersebut sudah dianggap wajar.

Korupsi sepertinya tidak akan menjelma sebagai


sebuah industri di suatu negara dimana pengisi
jabatan-jabatan sentral dalam sistem
ketatanegaraan diisi oleh orang- orang yang
mempunyai kompetensi dasar dengan sumber
daya manusia yang baik dan mampu bertanggung
jawaban terhadap jabatannya, serta tidak
menyalahgunakan wewenangnya untuk
kepentingan dan maksud tertentu.

Contoh Kasus :
Detiknews - Modus 'memainkan' uang negara
dengan cara melakukan penggelembungan
(mark-up) anggaran ini dilakukan Kades Dompo,
Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, MN
(50). Dalam aksinya, MN mengajak serta
bendaharanya, MS (42). Kerugian negara akibat
mark-up anggaran yang diduga dilakukan kedua
tersangka mencapai Rp. 152.278.183.
Kedua tersangka dijerat pasal 2 atau Pasal 3 atau
Pasal 9 UU RI nomor 31/1999 sebagaimana
diubah dengan UU RI nomor 20/2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Ancaman
hukuman minimal 4 tahun, maksimalnya 20 tahun
pidana penjara.

Argumentasi :
Korupsi merupakan suatu tindakan yang harus
dihindari oleh semua orang apalagi kita sebagai
aparatur sipil negara. Sebagai aparatur sipil
negara kita harus menerapkan nilai-nilai dasar
menjadi seorang PNS diantaranya adalah sikap
anti korupsi. Nilai ini menjadi penting
diakarenakan posisi ASN yang sangat strategis
sebagai pemegang kekuasaan dan punya
wewenang mengatur keuangan negara. Maka
diharapkan sikap anti korupsi dimulai dari diri ASN
sendiri. Kemudian baru menularkannya pada
unsur lainnya.

2. Hadi Prayitno, A.Md. Analisis Topik Kasus Tersebut :


Konteks korupsi saat ini sudah menjadi hal yang
biasa, bahkan banyak pihak berpandangan
korupsi merupakan hal yang lumrah. Ia tetap
mendapat wibawa dari kekayaan yang koruptif.
Seolah-olah : Korupsi TIDAK seburuk yang
dipikirkan

Contoh Kasus :
Mantan Pejabat Pembuat Komitmen Kementerian
Sosial (PPK Kemensos) Matheus Joko Santoso
dituntut delapan tahun pidana penjara.Matheus
Joko juga dituntut membayar denda Rp400 juta
subsider enam bulan kurungan oleh Jaksa
Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi
(JPU KPK). Jaksa KPK Ikhsan Fernandi
mengatakan, mantan anak buah Menteri Sosial
(Mensos) Juliari Peter Batubara itu dinyatakan
terbukti bersalah menjadi perantara suap dan
mark-up anggaran dalam pengadaan paket
Bansos Covid 19.

Argumentasi :
Sistem integritas yang kuat sebagai pengendali
dan penyelaras akan berjalan secara efektif ketika
diikuti kesediaan seluruh elemen organisasi untuk
membuka mata lahir dan mata bathinnya, yang
didasari kejujuran serta penerimaan secara
sepenuhnya atau utuh.
3. Siti Pujiati, A.Md.Ak Analisa Topik Kasus Tersebut :

Praktik Mark UP Anggaran atau yang sering


disebut penggelembungan harga guna
memperoleh keuntungan baik secara pribadi atau
kelompok merupakan suatu tindak kejahatan yang
sangat merugikan. Mark UP adalah bagian dari
tindakan korupsi dan itu sangat merugikan.
Kerugian tersebut tidak hanya bersifat ekonomi
namun juga dapat memperlambat tercapainya
tujuan nasional yang lain seperti tata sosial
budaya, tata politik dan tata administrasi.

Contoh Kasus:
TEMPO.CO, Malang - Komisi Pemberantasan
Korupsi mengambil alih penanganan kasus
korupsi pengadaan tanah untuk Rumah Sakit
Umum Daerah Malang. Pemberitahuan secara
tertulis mengenai pengambilalihan kasus itu
diterima Malang Corruption Watch (MCW).

Surat KPK itu bertanggal 18 September 2014 dan


ditandatangani Pelaksana Tugas Deputi Bidang
Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat
KPK Anis Said Basamalah. MCW beberapa waktu
lalu melaporkan kasus penggelembungan
anggaran yang diduga merugikan keuangan
negara sebesar Rp 3 miliar.

MCW melaporkan kasus tersebut setelah


menemukan indikasi penggelembungan anggaran
pengadaan lahan seluas 4.300 meter persegi
sebesar Rp 7,3 miliar. Dalam transaksi, harga
tanah dicantumkan sebesar Rp 1,7 juta per meter
persegi. Sedangkan harga tanah sesuai NJOP
adalah Rp 1 juta per meter persegi. Adapun harga
pasaran adalah Rp 700 ribu per meter persegi,
sehingga diduga merugikan keuangan daerah
sebesar Rp 3 miliar.

Sedangkan KPK tengah menelusuri aktor yang


terlibat dalam pengadaan tanah tersebut,
termasuk pejabat. Ia mengaku sering
berkomunikasi dengan penyidik untuk menambah
barang bukti dan bukti pendukung

Argumentasi :
Korupsi dapat terjadi karena adanya niat dan
kesempatan. Oleh sebab itu tindakan preventif
sangat penting dilakukan. Jika Saya sebagai ASN
dan saya berada dalam peristiwa tersebut, hal
yang pertama saya lakukan adalah dengan
membentengi diri saya sendiri terlebih dahulu
dengan memperkuat nilai- nilai ANEKA dalam diri
saya. Selain membentengi diri saya juga akan
mempengaruhi orang lain, khususnya mitra kerja
saya untuk tetap berintegritas tinggi dan
menjunjung tinggi kejujuran serta sikap ANEKA.
Dan jika saya melihat praktik tindak korupsi saya
akan melaporkan kepada pihak yang berwajib
sebagai langkah membantu pemberantasan
korupsi dan sebagai wujud Cinta sata terhadap
tanah Air .

4 Shinta Puspita Rini,


A.Md.Kep Analisis Topik Kasus Tersebut :
Undang- Undang yang digunakan di Indonesia
sebenarnya sudah bagus dalam mengatur hukum
yang berlaku di Indonesia. Susunan yang
digunakan pun sudah sesuai dengan ideologi
negara yaitu Pancasila. Namun dalam praktiknya
kesadaran masyarakat khususnya pejabat yang
berwewenang mengenai korupsi masih sangatlah
kurang. Kenyataannya masih saja ada oknum
pejabatan yang menyalahgunakan kekuasaannya
dengan melakukan tindak pidana korupsi. Tidak
hanya di sektor pangan korupsi kini merambah ke
berbagai sektor lainnya. Seperti sektor kesehatan.
Mulai dari korupsi bansos covid 19, masker, alkes
alkes yang lain. Dan tentunya efeknya sangat
merugikan masyarakat dan negara.

Contoh Kasus :
KOMPAS.com- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
menemukan dugaan penyelewengan dana untuk
penanganan Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat
(Sumbar). Ada dua temuan penyelewengan, salah
satunya berkaitan dengan pengadaan hand sanitizer
senilai Rp 4,9 miliar. Temuan itu mencuat setelah
peristiwa pengusiran pejabat Pemprov Sumbar saat
rapat panitia khusus (pansus). Wakil Ketua Pansus
DPRD Sumbar, Nofrizon menyebut adanya
pembelian barang yang lebih mahal dari harga
semestinya. Hand sanitizer seharga Rp 9.000 dibeli
dengan harga Rp 35.000. "Harga sebenarnya Rp
9.000 per botol, namun dibeli Rp 35.000. Kemudian
perusahaan atau rekanannya tidak bergerak di
bidang pengadaan alat kesehatan," kata Nofrizon
yang dihubungi Kompas.com, Selasa (23/2/2021).
Nofrizon mengatakan rekanan penyedia hand
sanitizer itu justru bergerak di bidang batik tanah liat.

Argumentasi :
Sebagai seorang ASN kita perlu mengetahui tentang
pentingnya memiliki sifat antikorupsi. Karena
sebagai ASN kita sudah pasti menjadi roll model
contoh masyarakat dalam bersikap. Untuk
menanamkan sikap antikorupsi itu sendiri kita harus
menjadi pribadi yang memegang teguh ideologi kita
yaitu Pancasila terutama sila pertama Ketuhanan
Yang Maha Esa. Dengan kita berlandaskan ke
Ketuhanan kita akan bersikap bahwa yang kita
lakukan akan ada pertanggung jawabannya di
akhirat. Selain itu kita juga menjadi lebih hati – hati
dalam bekerja dan tetap memiliki rasa jujur dan
tanggung jawab meskipun dalam keadaan yang
tidak ada yang mengawasi kita. Ketika rasa jujur dan
berhati – hati dalam bersikap sudah tertanam di hati
nurani maka sifat ingin melakukan korupsi pasti tidak
akan terjadi.

5. Saifudin Adi Nugroho,


A.Md.Rad Analisis Topik Kasus Tersebut :
Praktik mark-up anggaran yang mulanya dianggap
hal yang lumrah dan sepele sehingga hal tersebut
terjadi bahkan di lingkup yang terkecil, bahkan
sudah dainggap menjadi hal yang wajar dilakukan
untuk penyesuaian penyerapan anggaran demi
mendapat keuntungan pribadi. Hal yang kecil bila
dilakukan secara berulang dan oleh banyak orang
maka akan menyebabkan kerugian yang besar
bagi Negara. Dianggap wajarnya hal tersebut
secara tidak langsung berdampak memburuknya
mental bangsa karena menganggap hal
keburukan sebagai suatu hal yang wajar.

Contoh Kasus :
Serang, CNN Indonesia -- Tiga orang ditetapkan
sebagai tersangka korupsi pengadaan
masker dengan modus penggelembungan harga
alias mark-up yang menyebabkan kerugian
negara mencapai Rp1,6 miliar. Ketiga tersangka
berinisial AS dan WF, dari PT RAM, dan LS yang
berstatus sebagai Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) pada Dinkes Banten.

Argumentasi :
Berdasarkan salah satu prinsip dari ANEKA yaitu
Anti Korupsi, sebagai PNS tindakan tersebut
harus dihindari dan tidak pernah dilakukan.
Sebagai PNS harus mempunyai sikap integritas,
mengerjakan sesuatu secara konsisten, jujur, dan
penuh komitmen berlandaskan pada pancasila
sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa
Tuhan mengetahui setiap tindakan yang
mahluknya lakukan, serta sebagai seorang yang
beragama sudah seharunya kita berfikir bahwa
apa yang kita kerjakan sekarang akan dikenai
pertanggungjawaban kelak di hari pembalasan,
hari dimana tidak ada pengadilan yang lebih adil
selain pengadilan Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Kesimpulan Hasil Diskusi

1. Tindak pidana korupsi saat ini telah menjadi penyakit kronis yang meruyak menjalan
ke seluruh tubuh pemerintahan. Praktek korupsi tidak hanya dilakukan oleh kalangan
pejabat tinggi, tetapi juga diperbuat oleh ASN pimpinan tingkat menengah dan bawah,
bahkan juga oleh staf.
2. Tindak pidana korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi telah merusak
mental bangsa yang turun temurun sehingga jadi sulit untuk diatasi.
3. Mata rantai tindak pidana korupsi telah harus diputus sesegera mungkin agar tidak
menjadi warisan bagi generasi selanjutnya yaitu dengan menerapkan nilai dasar
ANEKA.
4. Aparatur Sipil Negara adalah unsur utama dan terpenting dalam gerakan percepatan
anti korupsi, karena ASN lah yang memegang kekuasaan dan kewenangan atas
keuangan dan kekayaan negara.
5. Setiap ASN hendaknya telah menjadi tunas integritas dalam rangka pemberantasan
tindak pidana korupsi dan membangun sikap anti korupsi. Tunas integritas anti korupsi
bukan hanya untuk membentengi diri sendiri, tetapi juga mempengaruhi pihak lain agar
tidak melakukan tindak pidana korupsi. Artinya ASN lah yang menyebarkan bibit-bibit
positif anti korupsi di lingkungan kerjanya dan dalam kehidupan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai