Anda di halaman 1dari 15

Formulasi Tablet Amlodipin

Amlodipin 10 mg
Avicel 48.03 %
Starch 1500 48.00 %
Aerosil 0.25 %
Mg Stearat 0.25 %
1. Aerosil (Ph. Excipient)

1)      Sinonim          :            Colloidal Silicon Dioxide, Cabosil, colloidal silica, Cabosil M
5P

2)      Fungsi                         :           Glidant, tablet disintegrant

3)      Pemerian         :           Berbentuk silica submikroskopik dengan ukuran partikel ± 15


nm, berwarna mengkilat, berbentuk hablur, warna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk
amorf.

4)      Konsentrasi     :           Glidant  = 0,1 0,5%

a. Aerosil

Silisium dioksida terdispersi tinggi (aerosil) memiliki permukaan spesifik

dan terbukti sebagai bahan pengatur aliran yang menjadi keuntungan utamanya,

dapat mengurangi lengketnya partikel satu sama lain, dengan demikian gesekan

antar partikel sangat kurang. Aerosil mengikat lembab melalui gugus silanol

(dapat menarik air 40 % dari massanya) dan meskipun demikian sebagai serbuk

masih dapat mempertahankan daya alirnya (Voigt, 1984). Penggunaan sebagai

bahan pengering.

2. Avicel Sinonim : Avicel PH; Celex; jel selulosa; Celphere; Ceolus KG;
crystalline cellulose; E460; Emcocel; Ethispheres; Fibrocel; Pharmacel; Tabulose;
Vivapur.

Rumus empiris dan berat molekul

(C6H10O5)n  ≈ 36 000

Dimana  n ≈ 220

Fungsi
Adsorben, suspending agent, pengisi kapsul dan tablet, disntegran pada tablet

Aplikasi pada formulasi dan teknologi farmasetik

Microcrystalline cellulose secara luas digunakan sebagai pengisi pada tablet oral dan
kapsulbaik dengan granulasi basah ataupun komprsi langsung. Selain itu, microcriytalline
cellulose juga digunakan sebagai lubrikan dan disintegran yang sangat berguna saat
pembuatan tablet.

Microcrystalline cellulose juga digunakan pada kosmetik dan prduk makanan.

Deskripsi

Microcrystalline cellulose dimurnikan, depolimerasi selulosa sebagian dengan deskripsi;


putih, tak berbau, tak berasa, bubuk  kristal dengan partikel berpori. Secara komersial
tersedia dengan ukuran, tingkat kelembapan berbeda untuk aplikasi yang berbeda .

Aplikasi Konsentrasi (%)


Adsorben 20–90
Antiadherent 5–20
Pengisi atau pengikat kapsul 20–90
Disintegran tablet 5–15
Pengisi dan pengikat tablet 20–90

Stabilitas  dan kondisi penyimpanan

Microcrystalline cellulose tabil meskipun higrospik. Tempatkan ditempat yang tertutup


dengan baik, sejuk dan kering.

Inkompatibilitas

Microcrystalline cellulose inkompatibel dengan agen oksidasi kuat.

Metode produksi

Microcrystalline cellulose dibuat dengan hidrolisis terkontrol dengan larutan asam mineral
a-cellulose  terdilusi menghasilkan pulp dari material berserat. Diikuti hirolisis,
hidroselulosa dimurnikan dengan filtrsi dan cairan kental disemprot supaya kering, partikel
berpori denagn distribusi yang meluas.

Keamanan

Microcrystalline cellulose digunakan secara luas dalam farmasetik oral dan produk
makanan dan secara umum sebagai material non iritan dan nontoksik.

Microcrystalline cellulose tidak diabsorpsi secara sistemik bila diberikan secara oral
sehingga potensi toksisitasnya kecil. Bila dikonsumsi dalam jumlah besar dapat
mengakibatkan efek laksatif, tapi tidak bermasalah bila digunakan sebagai eksipien.
Beberapa tingkat microcrystalline cellulose secara komersial tersedia dalam cara
pembuatan, ukuran partikel, kelmbapan, laju alir dan persyaratan fisik lainnya.  Ukuran
partikel yang besar biasanya menghasilkan laju alir yang lebih baik. Kelembapan yang
rendah untuk material yang sensitive terhadap kelembapan. Tingkat densitas yang lebih
tinggi untuk meningkatkan laju alir. Campuran koproses microcrystalline cellulose seperti
karagenan dan  guar gum  secara komersial tersedia.

Microcrystalline cellulose tidak memiliki aksi lubrikan karena koefisien friksinya yang
rendah, tapi karena kemampuan nya dalam mengabsorbsi air (kelembapan) dapat bertindak
sebagai anti aderen.

Microcrystalline cellulose mungkin tidak digunakan sebagai desintegran yang baik


dibandingkan eksipien lain. Microcrystalline cellulose memiliki wicking action jika
dikombinasi dengan desintegran lain. Alasan Microcrystalline cellulose sebagai
desintegran yang cepat adalah mengganggu ikatan hidroksil dengan cepat ketika tablet
disintegrasi di air. Hal yang harus diperhatikan yakni aksi diintegran dari Microcrystalline
cellulose bergantung pada kompresi

Dapus

Raymond C Rowe, Paul J Sheskey, Siaˆn C Owen (ed.). 2006. Pharmaceutical Excipients

Edisi ke lima. USA: Pharmaceutical Press

James Swarbick, James C. Boylan.(ed.)1991. Encyclopedia of Pharmaceutical Tehnology


Volume 1. USA : Macell Dekker

Larry L. Ausburger, Stephen W. Hoag (ed.). 2008. Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet.
Edisi ke tiga. Volum 2: rational design and formulation. Informa healthcare: USA

Avicel (mikrokristalin selulosa)


-         Bentuk 103 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, 102 karena volume
spesifiknya kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
-         Insoluble, non-reaktif, aliran kurang baik, kapasitas pegang 50%.
-         Menghasilkan tablet yang keras dengan tekanan kecil (kompresibilitas baik) dan
friabilitas tablet rendah, waktu stabilitas panjang.
-         Menghasilkan pembasahan yang cepat dan rata sehingga mendistribusikan cairan
penggranul ke seluruh massa serbuk; menghasilkan distribusi warna dan obat yang
merata.
-         Bertindak sebagai pembantu mengikat, menghasilkan granul yang keras dengan
sedikit fines.
-         Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
-         Penggunaannya membutuhkan lubrikan; penggunaannya dapat dikombinasi
dengan laktosa, manitol, starch, kalsium sulfat.
-         Membantu mengatasi zat-zat yang jika overwetting (terlalu basah) menjadi
seperti “clay” yang sukar digranulasi dan ketika kering granulnya menjadi keras
dan resisten terhadap disintegrasi. Contoh: kaolin, kalsium karbonat.
-         Avicel dalam GB memperbaiki ikatan pada pengempaan, mengurangi capping
dan friabilitas tablet.
-         Avicel membantu obat larut dengan air agar homogen, mencegah migrasi
pewarna larut air dan membantu agar evaporasi cepat dan seragam.
-         Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat
tambahan.
-         60% avicel PH 101 dan 40% amilum sebagai pasta 10% membuat massa lembab
mudah digranulasi, membentuk granul yang kuat pada pengeringan dengan sedikit
fine daripada pasta yang hanya terbuat dari amilum.
-         Bentuk PH 101: serbuk, PH 102: granul, PH 103: serbuk
 
Sebagai disintegran :
-         Merupakan disintegran yang sangat baik terutama pada konsentrasi 10% atau lebih
tinggi.
-         Pada GB Avicel tidak bersifat disintegran.
-         Perhatian: pada konsentrasi tinggi, Avicel dapat menyebabkan tablet lengket
pada lidah saat akan digunakan.

b. Starch 1500

Gambar 2. Gambar Partikel Starch 1500 Dan Gambar Molekul Starch


1500 (Anonim, 2007)

Starch 1500 merupakan partially pregelatin starch (Kibbe,

2006). Pregelatin starch adalah amilum (Starch) yang telah diproses secara kimia

untuk memecah atau memutus sebagian atau seluruhnya dari dalam

granul yang mengandung air dan kemudian dikeringkan (Anonim,1995).

Starch 1500 berdasarkan atas proses perbuatannya, masih tetap membawa

sifat hancur dari amilum jagung. Sifat ini membuatnya dapat digunakan sebagai

bahan penghancur, baik penghancuran dalam atau penghancuran luar

dari formulasi tablet (Bandelin,1989). Sebagai bahan penghancur Starch 1500

biasa digunakan dalam konsentrasi 2%-10% (Anonim, 2007).


Mekanisme aksi starch 1500 sebagai bahan penghancur adalah

dengan cara pengembangan (swelling) ya itu apabila tablet terkena air maka

bahan penghancur akan mengembang akibatnya granul atau partikel

penusun tablet akan terdesak dan akhirnya hancur. Starch 1500 juga

merupakan superdisintegrant yang efektif dan relatif inert walaupun

kelembapannya tinggi (Anonim, 2007).

Magnesium stearat (Mg-stearat) adalah material (eksipien) pertama yang dipilih


untuk harmonisasi oleh Pharmacopeial Discussion Group

Mg stearat adalah lubrikan sangat efektif dan luas digunakan. Material aygn berasal
dari sumber hewani, merupakan campuran dari stearat dan palmilat, dan merupakan
lubrikan yang baik jika dimanufaktur secara proses pengendapan (presipitasi) material
berasal dari tanaman berbeda komposisinya.

Mg stearat bersifat hidrofobik dan dapat memperlambat disolusi API dari sediaan
padat, oleh sebab itu dalam formulasi diaplikasikan pada konsentrasi terendah.

Ada ermacam bentuk kristalin magnesium stearat, yaitu: anhidrat, dihidrat dan
trihidrat dan ada pula bentuk amorf. Bentuk hidrat stabil dengan keberadaan
kelembaban, bentuk anhidrat mengabsorbsi kelembaban pada RH sampai 50% dan
pada kelembaban tinggi akan embentuk trihidrat. Bentuk anhidrat dapat terbentuk
secara pengeringan dari bentuk hidrat pada 105 derajat C.

Sifat fisika dari Mg stearat dapat bervariasi antara bets dari manufakturer berbeda,
karena karakterisitik keadaan padat serbuk dipengaruhi oleh variabel manufacturing.
Bahkan variasi sifat fisikal ini juga dapat terjadi antara lots dari produsen yang sama.

Jadi bagian kontrol kualitas harus berhati hati dalam menganalisis dan meloloskan Mg
stearat; harus jelas spesifikasi mana yang digunakan (USP beda dari Farmakope lain)

1. Mg Staearat (FI III)

1)      Sinonim           :           Magnesii stearas

2)      Fungsi                         :           Lubricant (pelican)

3)      Pemerian         :           Serbuk putih, halus, licin, dan mudah melekat pada kulit,
bau khas lemah.

4)      Konsentrasi     :           0,5 2%


EKSIPIEN UNTUK SEDIAAN TABLET (lanjutan)
FILLERS/DILUENTS/BAHAN PENGISI

Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki
bobot yang sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan
aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat
dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori: material organik
(karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan
lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan
bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot
tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa
yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

Tabel I. Macam-macam bahan pengisi tablet

Tidak larut Larut


Kalsium sulfat Laktosa

Kalsium fosfat, dibasic dan tribasik Sukrosa

Kalsium karbonat Dektrosa

Amilum Mannitol

Modifikasi amilum Sorbitol

Mikrokritalin selulosa

Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-
binders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan
meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler binders digunakan
dalam kempa langsung. Persyaratan suatu material dapat berfungsi sebagai filler-
binders adalah mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas yang baik. Material yang
mempunyai sifat demikian biasanya mempunyai ukuran partikel yang relatif besar
(bukan fines) dengan bentuk yang sferis. Bahan pengisi yang dapat berfungsi sebagai
filler-binders biasanya hasil modifikasi, termasuk co-processed diluents. Co-
processed diluents merupakan material hasil modifikasi dan kombinasi 2 atau lebih
material dengan proses yang sesuai. Material co-processed diluents lebih baik untuk
kempa langsung dibandingkan hasil modifikasi 1 macam diluents saja.

Tabel II. Macam-macam filler- binder hasil modifikasi tunggal dan co-processed

Filler- binder Diskripsi


Modifikasi tunggal Modifikasi dari mikrokristalinselulosa/MCC
Avicel Hasil spray laktosa

Spray dried lactose Modifikasi dikalsium fosfat dihidrat

Ditab Hasil spray campuran α-lactose kristalin


monohidrat dan laktosa amorp.
Co-processed
75% laktosa dan 25% MCC (Microkristalin
Fast Flo lactose® selulosa).

Microcellac® 93% α-laktosa monohidra, 3,5% PVP dan


3,5% crospovidone.
Ludipress®
Sukrosa 95-97%, gula invert 3-4% dan
Nu-Tab® magnesium stearat 0,5%.

Di-Pac® Sukrosa 97% dan dextrin modifikasi 3%

Sugartab® Sukrosa 90-93% dan gula invert 7-10%.

Emdex® Dextrosa 93-99% dan maltosa 1-7%

Cal-Tab® Kalsium sulfat 93% da gom alam 7%

Cal-Carb® Kalsium karbonat 95% dan maltodektrin5%

Calcium 90® Kalsium karbonat (minimum) 90% da


Amilum, NF (maksimum) 9%
StarLac
Laktosa 80% dan Amilum Jagung 20%

BINDERS (PENGIKAT)

Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada
granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada
bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk
larutan (lebih efektif). Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi:
pengikat dari alam, polimer sintetik/semisintetik dan gula.

Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan
(dibuat solution, musilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam
bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan
pelarut.

Tabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah

Konsentrasi
Nama Pelarut
(%dari formula)
Selulosa mikrokristalin 10-50 Air

Polimer (turunan selulosa) 1-5 Air

CMC Na 2-7 Alcohol

HPC 2-5 Alkohol, air

HPMC 1-3 Air

MC 1-5 Air

HEC 2-5 Air (pasta)

EC 10-25 Air

PVP 2-20 Air

Gelatin 5-10 Air

Gom Alam 5-10

Akasia

Tragakan

Guar

Pektin

Amilum

Amilum pregelatin

Sukrosa

Lainnya

Sirup jagung

PEG

Na Alginat

Magnesium aluminum silikat


Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan
pengikat akan membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk jembatan cair
(liquid bridges) antar partikel. Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin
banyak sehingga terjadi pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses pengayakan
dilakukan proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya jembatan padat
antara partikel yang saling mengikat membentuk granul. Banyaknya larutan pengikat
yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan,
ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan
dalam larutan pengikat, dan cara/metode penggranulan. Pada tabel IV terlihat
perkiraan volume larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul berbagai bahan
pengisi.

Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g
pengisi

Larutan bahan pengikat


Pengisi

Sukrosa Lactosa Dektrosa Mannitol


Gelatin 10% 200 290 500 560

Glukosa 50% 300 325 500 585

Metilselulosa 2 % (400 cps) 290 400 835 570

Air 300 400 660 750

Akasia 10% 220 400 685 675

Musilagoamili 10% 285 460 660 810

Alkohol 50% 460 700 1000 1000

PVP dalam air 10% 260 340 470 525

PVP dalam alcohol 10% 780 650 825 900

Sorbitol dalam air 10% 280 440 750 655

Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan
pengikat ditambahkan dalam bentuk kering.

Tabel V. Jenis-jenis bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung

Bahan Pengikat Kelas


Avicel (PH 101) Mikrokristalinselulosa
SMCC (50) Silicified Mikrokristalinselulosa
UNI-PURE(DW) Amilum pregelatin partial
UNI-PURE (LD) Amilum densitas rendah
DC Lactose DC laktosa anhydrous
DI TAB DC-Calsium fosfat dihidrat dibasa

Tabel VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct


compression)

Sifat alir DI TAB > SMCC(50) > DC Lactose , UNI PURE(DW)


> Avicel (PH 101) > UNI PURE(LD)
Compresibilitas UNI PURE(LD) > SMCC(50) , Avicel (PH 101) > UNI
PURE(DW) , DC Lactose > DI TAB
Crushing Strength UNI PURE(LD) > SMCC(50) > UNI PURE(DW) >
Avicel

DISINTEGRANTS DAN SUPER DISINTEGRANTS

Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat


tergantung pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat
melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat
fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk
mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur.
Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya
menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi
tablet.

Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau dapat
ditambahkan secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada
granulasi. Aksi bahan penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa
mekanisme, yaitu: aksi kapiler, swelling/pengembangan, heat of wetting, particle
repulsive forces, deformation, release of gases, enzymatic action.

Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan

Disintegrant Konsentrasi (%)


Amilum 5-20

Amilum 1500 5-15

Avicel (mikrokristalin selulosa) 5-10

Solka floc 5-15

Asam alginat 5-10


Explotab (sodium starch glycolate) 2-8

Gom guar 2-8

Policlar AT (Crosslinked PVP) 0,5-5

Amberlite IPR 88 0,5-5

Metilselulosa, CMC, HPMC. 5-10

BAHAN PELICIN

Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi, yaitu:

1. Lubricants

Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan
dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan
ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan.
Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut dalam
air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara
pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang dinginkan, sifat fisika-
kimia serbuk/granul dan biaya.

Tabel VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet

Jenis Lubricants Konsentrasi(%)


Water insoluble lubricants
Stearates(Magnesium Stearate, Calcium Stearate,
Sodium stearate) 0,25-1
Talc
1-2
Sterotex
0,25-1
Waxes
1-5
Stearowet
1-5
Glyceryl behapate(Compritol®888)
1-5
Liquid paraffin
Sampai 5
Water soluble lubricants
Boric acid
1
Sodium benzoate, Sodium oleate, Sodium acetate
5
Sodium Lauryl sulfate (SLS)
1-5
Magnesium lauryl sulfate (MLS)
1-5

2. Glidants

Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas


massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah
yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat
berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%.
Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan
disintegrasi dan disolusi tablet. Pada tabel IX terlihat beberapa tipe glidan yang biasa
digunakan.

Tabel IX. Tipe dan jumlah lubrikan yang biasanya digunakan

Glidants Konsentrasi (%)


Logam stearat <1

Asam stearat 1-5

Talk 1-5

Amilum 1-10

Natrium benzoat 2-5

Natrium klorida 5-20

Natrium dan magnesium lauril sulfat 1-3

PEG 4000 dan 6000 2-5

3. Antiadherents

Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan


tablet pada punch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung
merupakan material yang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.

Tabel X. Daftar antiadherent yang biasa digunakan

Jenis antiadherents Konsentrasi (% b/b)


Talk
1-5
Magnesium stearat
<1
Amilum jagung
3-10
Colloidal silica
0,1-0,5
DL-Leucine
3-10
Natrium lauril sulfat
<1

COLORS DAN PIGMENTS

Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan
bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan
tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan
untuk membuat suatu produk lebih menarik (aesthetic appearance and brand image
in the market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah akan
mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang
diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan
obat.

Bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan
dalam bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah
pewarna tersebut larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat
terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak
meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak larut dapat mengurangi resiko
interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan yang lain.
Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan
pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh
cahaya pada permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance
Spectrophotometry, Tristimulus Colourimetric Measurements dan Microreflectance
Photometer

Tabel XI: Jenis pewarna (sintetik) yang biasa digunakan

Pewarna Nama umum


Red 3 Erythrosine
Red 40 Allura red AC
Yellow 5 Tartrazine
Yellow 6 Sunset Yellow
Blue 1 Brilliant Blue
Blue 2 Indigotine
Green 3 Fast Green

SWEETENERS, FLAVORS

Penambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah,
hisab, buccal, sublingual, effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur
atau larut dimulut.

Tabel XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet

Pemanis alami Pemanis sintesis/buatan


Mannitol Sakarin
Lactosa Siklamat
Sukrosa Aspartame
Dektrosa

Sakarin 500 kali lebih manis dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada
akhir dan bersifat karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik.
Aspartame 180 kali lebih manis dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada kondisi
lembab sehingga tidak dapat digunakan dengan komponen yang higroskopis.

Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet-tablet
yang dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh
konsumen. Flavors dapat ditambahkan dalam bentuk padat (spray dried flavors) atau
dalam bentuk minyak atau larutan (water soluble) flavors. Dalam bentuk padat lebih
mudah penanganannya dan secara umum lebih stabil dari pad bentuk minyak. Minyak
biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif terhadap moisture
dan bertendensi menguap ketika dipanaskan pada pengeringan. Jadi yang paling
mungkin adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan ditambahkan pada proses
lubrikasi. Maksimum penambahan minyak yang ditambahkan pada granul tanpa
mempengaruhi karakter tablet atau proses penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous
flavors tidak banyak digunakan sebab tidak stabil because pada penyimpanan.

PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN EKSIPIEN UNTUK TABLET

Eksipien yang dibutuhkan dalam formulasi sediaan padat begitu banyak (jenis dan
fungsinya), dengan pilihan yang beragam pula. Dalam beberapa decade terakhir,
produsen terus mengembangkan dan meriset berbagai eksipien generasi baru dengan
berbagai sifat kimia-fisika dan keunggulannya. Dalam memilih eksipien, dituntut
kejelian dan kecerdasan dari formulator sehingga dapat dihasilkan suatu tablet yang
bermutu (aman, manjur, acceptable dan stabil). Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih eksipien seperti: sifat fisika kimia zat aktif dan
eksipien, proses/metode pembuatan, cara/rute pemakaian, dosis dan profil pelepasan
yang dinginkan, dan lain sebagainya. Semua pertimbangan tersebut harus dikaji
secara komprehensif, sehingga akan dapat dihasilkan suatu formula yang baik. Prinsip
dasar yang dapat menjadi landasan adalah penggunaan eksipien sebaiknya dalam
jumlah (jenis dan kuantitas) yang sesedikit mungkin untuk menghindari interaksi yang
lebih besar yang mungkin terjadi antar komponen yang ada. Sebaliknya suatu ketika
mungkin akan dibutuhkan jumlah (jenis dan kuantitas) yang besar untuk mencapai
tujuan tertentu.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan eksipien

KESIMPULAN

Dalam formulasi sediaan tablet, selain bahan aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan
tambahan, karena zat aktif tidak memiliki semua sifat yang baik untuk langsung
dibuat tablet. Bahan tambahan bukan merupakan bahan aktif, namun secara langsung
atau tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang dihasilkan.
Pemilihan bahan tambahan harus disesuaikan dengan sifat kimia-fisika dari bahan
obat, serta dengan tujuan yg ingin dicapai

Anda mungkin juga menyukai