1
6.4 Monografi
6.4.1 Zat Aktif Metamizole
2
Carboxy Metyl Cellulosium Natrium (CMC-Na)
3
Pemerian : Serbuk atau partikel kristalin; putih
sampai agak putih; tidak berbau; rasa
manis
Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b)
(Handbook Of Pharmaceutical Exipent hal. 252-261)
Amilum kering
4
6.4.3 Glidan dan Lubrikan
Asam stearat
Talk
5
Pemerian : Bentuk serbuk
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam/basa.
Stabilitas : Stabil dan dapat disterilkan pada suhu
160°C
Inkompatabilitas : Ammonium kwartener
Kegunaan : Pelincir
( Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi VI. 2009. Hal : 641)
6.5 Perhitungan
6
Untuk 300 tablet:
Metamizole : 500 mg x 300 = 150.000 mg = 150 gram
Amprotab : 73 mg x 300 = 21900 mg = 17.5 gram
Laktosa : 98.6 mg x 300 = 29580 mg = 29.58 gram
Na CMC : 1% x b/b = 1 gram dalam 100 gram air
As stearat : 1.75 gram
Talk : 3.49 gram
Amilum kering : 8.74 gram
6.6 Penimbangan
7
(Asam Stearat, Talk, dan Amilum Kering) ditimbang dan dicampurkan dengan
granul tersebut sampai homogen. Campuran tersebut dievaluasi kembali dan
dilakukan pencetakan menjadi tablet. Tablet yang terbentuk kemudian dievaluasi
yang meliputi pengujian keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,
friabilitas, friksibilitas, dan waktu hancur.
8
sampai tablet pecah. Skala yang dicapai pada tablet saat tepat hancur dibaca dan
dicatat.
D. Friabilitas
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih dahulu. Tablet
dimasukan ke alat Friabilator, waktu diatur selama 4 menit pada kecepatan 25
rpm. Tablet-tablet ditimbang kembali.
E. Friksibilitas
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih dahulu. Tablet
dimasukan ke alat Friksibility tester, waktu diatur selama 4 menit pada
kecepatan 25 rpm. Tablet-tablet ditimbang kembali.
F. Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet disiapkan dan dimasukkan ke setiap tube, lalu ditutup
dengan penutup. Keranjang dinaik turunkan dengan suhu 37oC, kemudian tablet
yang terakhir hancur diamati.
b. Sudut Istirahat
Diameter :
1. D1: 7.7
2. D2: 7.5
3. D3: 7.6
4. D rata-rata: 7.6
5. Tinggi: 1,3
6. Tan: 0,34
7. Sudut istirahat: 18,78 (sangat baik)
9
c. Kompresibilitas
1. Massa serbuk/granul = 28.16 g
2. Volume curah = 53
3. Volume mampat = 52.5
53 − 52,5
% Kompresibilitas = x 100% = 4.72 %
53
4. ρ curah = 0.54
5. ρ mampat = 0.53
0.53
Rasio Hausner = = 0.98
0.54
a. Laju alir
1. Massa serbuk/granul = 20 g
2. Waktu alir = 1.8 detik
3. Laju alir = 11.11 g/s (baik)
d. Sudut Istirahat
Diameter :
1. D1: 9.6
2. D2: 10.4
3. D3: 9.1
4. D rata-rata: 9.7
5. Tinggi: 1.4
6. Tan: 0.29
7. Sudut istirahat: 16.17 (sangat baik)
e. Kompresibilitas
6. Massa serbuk/granul = 38.82 g
7. Volume curah = 58.5
8. Volume mampat = 52
10
58.5 − 52
% Kompresibilitas = x 100% = 11.11 %
58.5
9. ρ curah = 0.75
10. ρ mampat = 0.66
0.66
Rasio Hausner = = 0.88
0,75
Tabel 6.1 Kesimpulan Evaluasi Massa Cetak
No Evaluasi Evaluasi 1 Evaluasi 2 Kesimpulan
1. Laju alir 9.3 11.11 Membaik
(baik) (sangat baik)
2. Sudut istirahat 18.78 16.17 Sangat baik
(sangat baik) (sangat baik)
3. Kompresibilitas 4.72 % 11.11 % Bagus sekali
(bagus sekali) (bagus sekali)
11
6.8.3 Evaluasi Tablet
a. Keseragaman Bobot
̅) 𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 5956,55
SD = √ = √ = √313,5 = 17,705
n−1 19
̅
X ± SD = 738,85 ± 17,705
12
Tabel 6.3 Persyaratan Bobot
Bobot Rata-Rata Bobot Penyimpangan Rata-Rata
Tablet A B
< 25 mg 15 % 30 %
26 – 150 mg 10 % 20 %
151 – 300 mg 7,5 % 15 %
> 300 mg 5% 10 %
13
Tabel Hasil 6.4 Pengamatan keseragaman bobot
Syarat
No. Bobot A B
701,91 – 775,77 66,97 – 812,72
mg mg
1. 763 √ √
2. 725 √ √
3. 742 √ √
4. 769 √ √
5. 715 √ √
6. 756 √ √
7. 717 √ √
8. 729 √ √
9. 735 √ √
10. 750 √ √
11. 736 √ √
12. 753 √ √
13. 718 √ √
14. 740 √ √
15. 748 √ √
16. 742 √ √
17. 750 √ √
18. 721 √ √
19. 707 √ √
20. 761 √ √
14
b. Keseragaman Ukuran
SD 0 0,2379
̅)𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 0
Diameter = √ = √ = 0 mm
n−1 19
̅
X ± SD = 8 ± 0
̅)𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 1,0756
Tebal = √ = √ = 0,2379 mm
n−1 19
̅
X ± SD = 6,245 ± 0,2379
15
c. Kekerasan
Tabel 6.6 Kekerasan Tablet
Kekerasan
No. ̅
𝐗 ̅)𝟐
(𝐗 𝐢 − 𝐗 n -1
3
(Kg/Cm )
1. 11 10,5 0,25 3
2. 10 10,5 0,25 3
3. 9 10,5 2,25 3
4. 12 10,5 2,25 3
∑ 42 5
̅) 𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 5
SD = √ = √ = √1.666 = 1,29
n−1 3
̅ ± SD = 10,5 ± 1,29
X
Persyaratan
Kekerasan (Bobot 700 mg, Kekerasan 5-12
No.
(Kg/Cm3) Kg/Cm3)
1. 11 √
2. 10 √
3. 9 √
5. 12 √
Friabilitas
1. Bobot awal (W1) = 6,4 g
2. Bobot akhir (W2) = 6,39 g
W1 − W2
% Friabilitas = X 100%
W1
6,4 − 6,39
= X 100% = 0,16 %
6,4
16
Friksibilitas
1. Bobot awal (W1) = 5,85 g
2. Bobot akhir (W2) = 5,83 g
W1 − W2
% Friabilitas = X 100%
W1
5,85 − 5,83
= X 100% = 0,34 %
5,85
e. Waktu Hancur
1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
6 -
17
Tabel 6.8 Kesimpulan Evaluasi Massa Cetak
6.10 Pembahasan
Pada praktukum Teknologi Formulasi Sediaan Solid kali ini, dibuat tablet
730 mg dengan zat aktif Metamizole menggunakan metode granulasi basah. Dalam
proses pembuatan tablet perlu diperhatikan baik zat aktif maupun zat tambahan
yang akan digunakan karena akan mempengaruhi hasil tablet yang akan dibuat.
Oleh sebab itu tablet yang sudah dibuat harus melalui beberapa pengujian untuk
menjamin bahwa tablet yang akan dibuat memenuhi standar yang telah ditetapkan
diantaranya pengujian kompresibilitas, laju alir dan sudut istirshat.
Untuk pengujian kompresibilitas dilakukan pada massa granul siap cetak
yang belum ditambahkan fase luar. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampatan campuran serbuk dan untuk mengetahui kemampuan zat untuk saling
melekat. Dari pengujian ini didapatkan hasil kompresibilitas yang baik sekali untuk
massa granul siap cetak yang belum ditambahkan fase luar. Hal ini dikarenakan
ukuran partikel-partikelnya besar dan seragam yang disebabkan karena adanya
proses granulasi. Sedangkan massa granul siap cetak setelah ditambahkan fase luar
menunjukan kompresibilitas yang baik. Hal ini disebabkan karena pada sisa fase
luar yang ditambahkan terdapat pengikat, sehingga kemampatan dan kemampuan
18
zat untuk saling melekatpun menjadi meningkat. Selain menghitung persen
kompresibilitas, dilakukan juga perhitungan rasio hausner yang bertujuan untuk
membandingkan kerapatan curah dengan kerapatan mampat. Dari perhitungan rasio
hausner didapatkan hasil sebesar 0,98untuk massa granul siap cetak yang belum
ditambahkan fase luar, sedangkan massa granul siap cetak setelah ditambahkan fase
luar sebesar 0.88. Hal ini dapat dikatakan bahwa aliran serbuk tersebut baik karena
rasio hausnernya kurang dari 1,5.
19
(Nilai Skala Terkecil) yang kecil dibandingkan degan penggaris biasa sehingga
untuk keakuratan dalam pengukuran lebih akurat hasilnya dibandingkan
menggunakan penggaris biasa. Pengujian keseragaman ukuran bertujuan untuk
menguji hasil pencetakan tablet memiliki ukuran tablet yang sama atau tidak. Dari
data pengamatan didapatkan hasil bahwa rata-rata diameter tablet sebesar 12,2 mm
dengan standar deviasi 0 mm, sedangkan rata-rata tebal tablet sebesar 6,055 mm
dengan standar deviasi 0,2379 mm. Nilai ini dapat dikatakan memenuhi syarat
karena ukuran diameter tablet tidak melebihi 3x dari ukuran tebal tablet dan tidak
kurang dari 1 1/3 x tebal tablet. Hasil ini dapat dikatakan juga bahwa tablet memiliki
ukuran yang seragam dan hal ini terjadi karena cetakan pada mesin tablet memiliki
ukuran lubang yang sama.
Untuk pengujian keseragaman bobot tablet yang diambil 20 butir tablet
secara acak. Kemudian di timbang satu – satu untuk mengetahui masing – masing
bobot tablet. Untuk bobot setiap tablet beratnya 730 mg, bobot tablet yang didapat
memenuhi syarat. Dan untuk hasil dari 20 butir bobot tablet ini seragam, karena
tidak ada yang meyimpangan dari kolom A yang dimana persyaratan jika lebih dari
2 tablet yang menyimpang maka bobot tablet tidak seragam. untuk kolom B tidak
ada yang menyimpang, dimana persyaratan untuk kolom B yaitu tidak boleh
satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari kolom B. Jadi, tablet yang dibuat
memenuhi syarat karena bobot tablet seragam.
Uji kekerasan tablet, uji ini menggunakan hardnest tester. Tablet harus
mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai
goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Prinsip
pengukurannya memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah.
Pada uji ini didapat hasil kekerasan tablet, dimana dari 4 sampel tablet yang di uji
memenuhi persyaratan. Hasil kekerasan tablet yang bervariasi bisa saja terjadi
karena tidak meratanya zat pengikat pada saat proses pencampuran bahan sehingga
menyebabkan ikatan antar partikelnya ada yang terikat secara kuat dan ada juga
yang terikat secara lemah, ikatatan yang lemah antar partikel bisa saja
menyebabkan tablet menjadi rapuh. Faktor lain yang mempengaruhi kekerasan
tablet diantaranya tekanan kompresi dan sifat fisiko kimia bahan, semakin besar
tekanan yang diberikan saat pentabletan akan meningkatkan kekerasan tablet.
20
Untuk uji friksibilitas dilakukan untuk menentukan atau mengukur kekuatan
fisik tablet terhadap tekanan mekanik atau gesekan antar tablet dimana parameter
yang diukur atau diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan antar tablet selama
proses pembuatan. Dari data pengamatan didapatkan hasil bahwa tablet memiliki
nilai friksibilitas 0,34%, ini dapat dikatakan memenuhi syarat karena menurut
literatur yang didapat nilai friksibilitas tidak lebih dari 0,8% bobot yang hilang. Hal
ini dikarena kan tidak lebih dan tidak kurangnya zat pengikat yang digunakan,
sehingga ikatan antar partikelnya kuat dan tidak rapuh. Karena tablet yang terlalu
rapuh akan mempengaruhi konsentrasi atau kadar zat aktif yang terdapat pada
tablet, maka dari itu harus ditambahkan zat pengikat bila terlalu rapuh. Namun,
penambahan zat pengikat juga tidak boleh berlebih karena akan membuat waktu
hancur tablet menjadi lambat. Sedangkan uji friasibilitas mendapatkan hasil 0,16 %
dimana uji friasibiliti memenuhi syarat karena ketentuan syarat untuk friasibiliti
ialah tidak lebih dari 1% bobot yang hilang. Kekuatan tablet terhadap goncangan
kuat sehingga tablet tidak mudah rapuh.
Waktu hancur tablet digunakan agar dapat diketahui bahwa tablet yang
dibuat dapat sampai pada tempat tujuan atau tidak. Waktu hancur merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel-partikel
penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkan
cepat lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan karena saat pengujian
digunakan suhu 37°, suhu tersebut sesuai dengan suhu dalam tubuh. Tablet biasanya
diformulasi dengan bahan pengembang atau bahan penghancur yang menyebabkan
tablet hancur di dalam air atau cairan lambung. Tablet harus hancur kurang dari 15
menit didalam tubuh. Menurut data pengamatan yang didapat tablet tidak
memenuhi syarat karena lebih dari 15 menit tablet tidak dapat hancur, menurut
literatur yang di dapat waktu hancur dapat dinyatakan baik apabila tablet hancur
dalam waktu kurang dari 15 menit, hal ini menunjukan bahwa tablet yang kami buat
memiliki waktu hancur yang buruk. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu hancur dari tablet adalah sifat kimia dan fisika dari granulat, kekerasan tablet
dan porositas. Tablet yang tidak hancur ini dapat disebabkan karena porositasnya
rendah, Porositas rendah dapat disebabkan karena terlalu banyaknya pengikat
(binder). Namun, penambahan pengikat (binder) juga tidak boleh terlalu sedikit
21
dikarenakan tablet akan menjadi cepat hancur dan membuat waktu hancurnya
menjadi sangat cepat.
B. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa tablet yang di buat tidak
memenuhi syarat dan termasuk ke dalam tablet yang memiliki kualitas buruk.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Lampiran
1. Brosur
24
2. Label
3. Kemasan Sekunder
25