Anda di halaman 1dari 25

MODUL VI

TABLET GRANULASI BASAH

Zat Aktif : Metamizole


Bentuk Sediaan : Tablet dengan metode Granulasi Basah
Jumlah Sediaan yang akan dibuat : 300 tablet
Dosis tiap tablet : 500 mg
6.1 Formula
R/ Metamizole : 500 mg
Amprotab : 10%
Na CMC : qs
Laktosa : qs
Asam Stearat : 1%
Talk : 2%
Amilum Kering : 5%

6.2 Metoda Pembuatan


Granulasi Basah

6.3 Alasan Pemilihan Formulasi dan Metode


Dipilih metode granulasi basah pada pembuatan tablet, karena zat aktifnya.
Metode ini juga digunakan karena ukuran partikel yang tidak homogen sehingga
dibutuhkan penggranulan agar semua partikel homogen yang nantinya akan
memperbaiki laju alir serbuk menjadi lebih baik. Selain itu, metode ini juga
digunakan karena zat aktif yang tahan panas dan obat yang tahan terhadap air
sehingga digunakan proses metode penggranulan cara basah.

1
6.4 Monografi
6.4.1 Zat Aktif Metamizole

Gambar 6.4.1 Struktur Mitamizole

Berat Molekul : 351.37


Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih/
kekuningan.
Susut pengeringan : Tidak lebih dari 5,5% pada suhu 105oC
hingga bobot tetap
Kelarutan : Larut dalam air, dan HCl 0,02 N
Wadah dan penyimpanan :dalam wadah tertutup rapat

6.4.2 Bahan Pengikat


Amprotab
(C6H10O5)n , dengan n = 300-1000
Pemerian : Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna
putih berupa granul-granul kecil berbentuk
sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk
yang berbeda untuk setiap varietas tanaman.
Kegunaan : Glidan, pengisi tablet dan kapsul,
penghancur tablet dan kapsul, pengikat
tablet.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin
(95%) dan air dingin. Amilum
mengmembang dalam air dengan
konsentrasi 5-10 % pada 37°C.
Ph : 5.5 – 6.5
Densitas : 1.478 g/ cm30
(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487)

2
Carboxy Metyl Cellulosium Natrium (CMC-Na)

Gambar 6.4.2 Struktur Carboxy Metyl Cellulosium Natrium (CMC-Na)

Warna : putih sampai krem


Rasa : hampir tidak berasa
Bau : hampir tidak berbau
Bentuk : serbuk atau granul
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk
larutan koloid, Tidak larut dalam etanol,
dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Titik leleh : 227-2520 C
pKa : 4,3
pH larutan : 2-10
Massa molekular : 90.000-200.000
bobot jenis : 0,52 gram/cm3
(Handbook Of Pharmaceutical Exipent hal.97 – 99)

6.4.3 Bahan Pengisi


Laktosa (Saccharum lactis)

Gambar 6.4.3 Struktur Laktosa

3
Pemerian : Serbuk atau partikel kristalin; putih
sampai agak putih; tidak berbau; rasa
manis
Fungsi : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b)
(Handbook Of Pharmaceutical Exipent hal. 252-261)

Amilum kering

HOPE, 2009 : 692

Gambar 6.4.4 Struktur Amilum kering

Pemerian : Serbuk sangat halus, putih


Kegunaan : Glidan, pengisi tablet dan kapsul,
penghancur tablet dan kapsul, pengikat
tablet.
Kelarutaan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin
(95%) dan air dingin. Amilum mengembang
dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada
37˚C.
pH : 4,0-8,0
Kelembaban : 11% untuk pati jagung.
Penyimpanan : Harus disimpan pada tempat sejuk dan
kering (15 – 25oC), dalam wadah kedap
udara.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal.685 dan FI IV
hal 107)

4
6.4.3 Glidan dan Lubrikan
Asam stearat

Gambar 6.4.5 Struktur Asam Stearat


Pemerian : Kristal Putih atau kuning berwarna,
kristalin padat, atau putih.
Kelarutan : mudah larut dalam benzene, karbon
tetraklorida, kloroform, dan eter, larut
dalam etanol, heksan, dan propilen glikol,
praktis tidak larut dalam air.
Konsentrasi : 1-20%
Kegunaan : emulsifying agent
OTT : Inkomapatibel dengan hamper semua
logam hidroksida dan zat pengoksidasi.
Stabilitas : Zat stabil, harus disimpan di tempat
tertutup.
(Excipient 6th edition hal. 494)

Talk

HOPE, 2009 : 728

Gambar 6.4.7 Partikel Talk


Warna : Putih
Rasa : Tidak berasa
Bau : Tidak berbau

5
Pemerian : Bentuk serbuk
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam/basa.
Stabilitas : Stabil dan dapat disterilkan pada suhu
160°C
Inkompatabilitas : Ammonium kwartener
Kegunaan : Pelincir
( Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi VI. 2009. Hal : 641)

6.5 Perhitungan

Tiap tablet Metamizole : 500 mg


Bobot tablet yang akan dibuat : 730 mg
Jumlah tablet yang akan dibuat : 300 tablet

Untuk tiap tablet:


Fasa dalam : 100% - 8% = 92%
0,92 x 730 mg = 671.6 mg
Metamizole : 500 mg
10
Amprotab : x 730 = 73 mg
100
Na CMC : (q.s) 1 – 6 % 1% x b/b =1 gram dalam 100 gram air
Berat beaker = 171.95 gram
Berat beaker + larutan CMC = 271.95 gram (awal)
Berat beaker = larutan CMC = 223.24 gran (akhir)
Larutan CMC yang terpakai = 48.71 gram
48.71
CMC = x 1 gram = 0.4871 gram
100
Laktosa : 671.6 – (500 x 73) = 98.6 mg
Fasa luar : 0.07 x 350 = 24,5 mg
1
As stearat : x 174.87 mg = 1.7487 g
100
2
Talk : x 174.87 mg = 3.4874 g
100
5
Amilum kering : x 174.87 mg = 8.7435 g
100

6
Untuk 300 tablet:
Metamizole : 500 mg x 300 = 150.000 mg = 150 gram
Amprotab : 73 mg x 300 = 21900 mg = 17.5 gram
Laktosa : 98.6 mg x 300 = 29580 mg = 29.58 gram
Na CMC : 1% x b/b = 1 gram dalam 100 gram air
As stearat : 1.75 gram
Talk : 3.49 gram
Amilum kering : 8.74 gram

6.6 Penimbangan

1. Metamizole : 150 gram


2. Amprotab : 21.9 gram
3. Na CMC : 0.4871 gram
4. Laktosa : 29.58 gram
5. As stearat : 1.75 gram
6. Talk : 3.49 gram
7. Amilum kering : 8.74 gram

6.7 Pembuatan Granul

Pertama dilakukan penimbahan zat aktif (Metamizole) dan fase dalam


(Amprotab, Na CMC, dan Laktosa). Selanjutnya Metamizole, Amptotab, dan
Laktosa dicampur sampai homogen, lalu Na CMC ditambahkan dengan air panas
sampai larut. Campuran zat aktif dan fase dalam ditambahkan larutan Na CMC
sedikit demi sedikit sampai dapat dikepal, kemudian campuran tersebut digranulasi
dengan cara diparutkan pada mesh dan diayak dengan mesh no. 16 yang
dibawahnya terdapat mesh dengan nomor yang lebih besar. Setelah dilakukan
proses granulasi, selanjutnya dilakukan pengujian kadar air granul. Jika kadar air
lebih dari 2% maka granul harus di oven. Setelah kadar air granul memenuhi syarat,
kemudian granul dilakukan evaluasi yang meliputi pengujian laju alir, sudut
istirahat, dan kompresibilitas. Setelah dilakukan evaluasi granul, lalu fase luar

7
(Asam Stearat, Talk, dan Amilum Kering) ditimbang dan dicampurkan dengan
granul tersebut sampai homogen. Campuran tersebut dievaluasi kembali dan
dilakukan pencetakan menjadi tablet. Tablet yang terbentuk kemudian dievaluasi
yang meliputi pengujian keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,
friabilitas, friksibilitas, dan waktu hancur.

6.8 Evaluasi Granul dan Massa Siap Cetak


A. Laju Alir dan Sudut Istirahat
Sampel serbuk ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam corong getar yang
dengan kondisi lubangnya tertutup. Setelah itu tutup corong dibuka, dihitung
waktu yang dibutuhkan oleh serbuk untuk keluar sepenuhnya dari corong getar,
kemudian serbuk ditimbang. Nilai kecepatan alir dihitung dari serbuk yang
keluar dari corong getar, tinggi timbunan serbuk diukur dan diameter dari 3
garis potong, lalu dihitung rata-rata diameter dalamnya. Sudut istirahat serbuk
dihitung.
B. Kompresibilitas
Sampel berupa massa serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian
diukur volumenya, dicatat sebagai volume curah. Gelas ukur diletakkan di atas
lap atau kain, kemudian dimampatkan dengan diketuk secara berulang hingga
volume konstan, dan dicatat sebagai voume mampat. Setelah itu
kompresibilitas dan Rasio Hausner dihitung.

6.9 Evaluasi Tablet


A. Keseragaman Bobot
Sebanyak 20 tablet disiapkan, kemudian bobot rata-rata tiap tablet dihitung.
Satu per satu tablet ditimbang. Hasil dicatat.
B. Keseragaman Ukuran
Sebanyak 20 tablet disiapkan, kemudian tebal dan diameter tablet diukur
satu persatu. Hasil dicatat.
C. Kekerasan Tablet
Sebanyak 5 tablet disiapkan. Tablet diletakkan pada ujung alat dengan
posisi vertikal, kemudian spiral pada bagian bawah skala diputar perlahan-lahan

8
sampai tablet pecah. Skala yang dicapai pada tablet saat tepat hancur dibaca dan
dicatat.
D. Friabilitas
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih dahulu. Tablet
dimasukan ke alat Friabilator, waktu diatur selama 4 menit pada kecepatan 25
rpm. Tablet-tablet ditimbang kembali.
E. Friksibilitas
Sebanyak 20 tablet disiapkan dan ditimbang terlebih dahulu. Tablet
dimasukan ke alat Friksibility tester, waktu diatur selama 4 menit pada
kecepatan 25 rpm. Tablet-tablet ditimbang kembali.
F. Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet disiapkan dan dimasukkan ke setiap tube, lalu ditutup
dengan penutup. Keranjang dinaik turunkan dengan suhu 37oC, kemudian tablet
yang terakhir hancur diamati.

6.8 Hasil dan Perhitungan Evaluasi


6.8.1 Evaluasi Massa Cetak Sebelum Ditambah Fase Luar
a. Laju alir
1. Massa serbuk/granul = 20 g
2. Waktu alir = 2.12 detik
3. Laju alir = 9.43 g/s (baik)

b. Sudut Istirahat
Diameter :
1. D1: 7.7
2. D2: 7.5
3. D3: 7.6
4. D rata-rata: 7.6
5. Tinggi: 1,3
6. Tan: 0,34
7. Sudut istirahat: 18,78 (sangat baik)

9
c. Kompresibilitas
1. Massa serbuk/granul = 28.16 g
2. Volume curah = 53
3. Volume mampat = 52.5

53 − 52,5
% Kompresibilitas = x 100% = 4.72 %
53
4. ρ curah = 0.54
5. ρ mampat = 0.53

0.53
Rasio Hausner = = 0.98
0.54

6.8.2 Evaluasi Massa Cetak Sesudah Ditambah Fase Luar

a. Laju alir
1. Massa serbuk/granul = 20 g
2. Waktu alir = 1.8 detik
3. Laju alir = 11.11 g/s (baik)

d. Sudut Istirahat
Diameter :
1. D1: 9.6
2. D2: 10.4
3. D3: 9.1
4. D rata-rata: 9.7
5. Tinggi: 1.4
6. Tan: 0.29
7. Sudut istirahat: 16.17 (sangat baik)

e. Kompresibilitas
6. Massa serbuk/granul = 38.82 g
7. Volume curah = 58.5
8. Volume mampat = 52

10
58.5 − 52
% Kompresibilitas = x 100% = 11.11 %
58.5
9. ρ curah = 0.75
10. ρ mampat = 0.66

0.66
Rasio Hausner = = 0.88
0,75
Tabel 6.1 Kesimpulan Evaluasi Massa Cetak
No Evaluasi Evaluasi 1 Evaluasi 2 Kesimpulan
1. Laju alir 9.3 11.11 Membaik
(baik) (sangat baik)
2. Sudut istirahat 18.78 16.17 Sangat baik
(sangat baik) (sangat baik)
3. Kompresibilitas 4.72 % 11.11 % Bagus sekali
(bagus sekali) (bagus sekali)

11
6.8.3 Evaluasi Tablet
a. Keseragaman Bobot

Tabel 6.2 Keseragaman Bobot

No. Bobot Rata-Rata Tablet ̅


𝐗 ̅) 𝟐
(𝐗 𝐢 − 𝐗 n-1
1. 763 738.85 583.22 19
2. 725 738.85 191.82 19
3. 742 738.85 9.92 19
4. 769 738.85 909.02 19
5. 715 738.85 568.82 19
6. 756 738.85 294.12 19
7. 717 738.85 477.42 19
8. 729 738.85 97.02 19
9. 735 738.85 14.82 19
10. 750 738.85 124.32 19
11. 736 738.85 8.12 19
12. 753 738.85 200.22 19
13. 718 738.85 434.72 19
14. 740 738.85 1.32 19
15. 748 738.85 83.72 19
16. 742 738.85 9.92 19
17. 750 738.85 124.32 19
18. 721 738.85 318.62 19
19. 707 738.85 1014.42 19
20. 761 738.85 490.62 19
∑ 144.777mg 5.956,55

̅) 𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 5956,55
SD = √ = √ = √313,5 = 17,705
n−1 19
̅
X ± SD = 738,85 ± 17,705

12
Tabel 6.3 Persyaratan Bobot
Bobot Rata-Rata Bobot Penyimpangan Rata-Rata
Tablet A B
< 25 mg 15 % 30 %
26 – 150 mg 10 % 20 %
151 – 300 mg 7,5 % 15 %
> 300 mg 5% 10 %

Kolom A = 5 % x 738,85 = 36,94


= 738,85 – 36,94 = 701,91
= 738,85 + 36,94 = 775,77
Jadi rentangnya, 701,91 – 775,77 mg
Kolom B = 10 % x 738,85 = 73,88
= 738,85 – 73,88 = 664,97
= 738,85 + 73,88 = 812,73
Jadi rentangnya, 664,97 – 812,73 mg

13
Tabel Hasil 6.4 Pengamatan keseragaman bobot

Syarat

No. Bobot A B
701,91 – 775,77 66,97 – 812,72
mg mg
1. 763 √ √
2. 725 √ √
3. 742 √ √
4. 769 √ √
5. 715 √ √
6. 756 √ √
7. 717 √ √
8. 729 √ √
9. 735 √ √
10. 750 √ √
11. 736 √ √
12. 753 √ √
13. 718 √ √
14. 740 √ √
15. 748 √ √
16. 742 √ √
17. 750 √ √
18. 721 √ √
19. 707 √ √
20. 761 √ √

14
b. Keseragaman Ukuran

Tabel 6.5 Keseragaman ukuran

No. D (mm) T (mm) No. D (mm) T (mm)

1. 12,2 6,05 11. 12,2 6,05

2. 12.2 6,1 12. 12,2 6,05

3. 12,2 5,75 13. 12,2 6,05

4. 12,2 5,9 14. 12,2 6,85

5. 12,2 6 15. 12,2 6,1

6. 12,2 6 16. 12,2 5,9

7. 12,2 6 17. 12,2 6,1

8. 12,2 6,35 18. 12,2 5,9

9. 12,2 6,1 19. 12,2 5,95

10. 12,2 5,9 20. 12,2 6

Rata-rata 12,2 6,055

SD 0 0,2379

̅)𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 0
Diameter = √ = √ = 0 mm
n−1 19

̅
X ± SD = 8 ± 0

̅)𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 1,0756
Tebal = √ = √ = 0,2379 mm
n−1 19

̅
X ± SD = 6,245 ± 0,2379

15
c. Kekerasan
Tabel 6.6 Kekerasan Tablet

Kekerasan
No. ̅
𝐗 ̅)𝟐
(𝐗 𝐢 − 𝐗 n -1
3
(Kg/Cm )
1. 11 10,5 0,25 3
2. 10 10,5 0,25 3
3. 9 10,5 2,25 3
4. 12 10,5 2,25 3
∑ 42 5

̅) 𝟐
∑(𝐗 𝐢 − 𝐗 5
SD = √ = √ = √1.666 = 1,29
n−1 3
̅ ± SD = 10,5 ± 1,29
X

Persyaratan
Kekerasan (Bobot 700 mg, Kekerasan 5-12
No.
(Kg/Cm3) Kg/Cm3)

1. 11 √

2. 10 √

3. 9 √

5. 12 √

d. Friabilitas dan Friksibilitas

Friabilitas
1. Bobot awal (W1) = 6,4 g
2. Bobot akhir (W2) = 6,39 g

W1 − W2
% Friabilitas = X 100%
W1
6,4 − 6,39
= X 100% = 0,16 %
6,4

16
Friksibilitas
1. Bobot awal (W1) = 5,85 g
2. Bobot akhir (W2) = 5,83 g

W1 − W2
% Friabilitas = X 100%
W1
5,85 − 5,83
= X 100% = 0,34 %
5,85
e. Waktu Hancur

Tabel 6.7 Hasil Waktu Hancur

Tablet Waktu Hancur (Menit)

1 -

2 -

3 -

4 -

5 -

6 -

17
Tabel 6.8 Kesimpulan Evaluasi Massa Cetak

No. Evaluasi Hasil Evaluasi Kesimpulan


1. Keseragaman Semua tablet Memenuhi
bobot tidak ada yang syarat
menyimpang
pada kolom A
dan kolom B
2. Keseragaman Tebal tidak lebih Memenuhi
ukuran dari 6,4829 dan syarat
tidak kurang
dari 6,0071
3. Kekerasan tablet Tablet masuk Memenuhi
dalam rentang 5- syarat
12 Kg/Cm2
4. Friabilitas 0,16 % Memenuhi
syarat
5. Friksibilitas 0,34 % Memenuhi
syarat
6. Waktu hancur Waktu hancur Tidak
lebih dari 15 memenuhi
menit syarat

6.10 Pembahasan
Pada praktukum Teknologi Formulasi Sediaan Solid kali ini, dibuat tablet
730 mg dengan zat aktif Metamizole menggunakan metode granulasi basah. Dalam
proses pembuatan tablet perlu diperhatikan baik zat aktif maupun zat tambahan
yang akan digunakan karena akan mempengaruhi hasil tablet yang akan dibuat.
Oleh sebab itu tablet yang sudah dibuat harus melalui beberapa pengujian untuk
menjamin bahwa tablet yang akan dibuat memenuhi standar yang telah ditetapkan
diantaranya pengujian kompresibilitas, laju alir dan sudut istirshat.
Untuk pengujian kompresibilitas dilakukan pada massa granul siap cetak
yang belum ditambahkan fase luar. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampatan campuran serbuk dan untuk mengetahui kemampuan zat untuk saling
melekat. Dari pengujian ini didapatkan hasil kompresibilitas yang baik sekali untuk
massa granul siap cetak yang belum ditambahkan fase luar. Hal ini dikarenakan
ukuran partikel-partikelnya besar dan seragam yang disebabkan karena adanya
proses granulasi. Sedangkan massa granul siap cetak setelah ditambahkan fase luar
menunjukan kompresibilitas yang baik. Hal ini disebabkan karena pada sisa fase
luar yang ditambahkan terdapat pengikat, sehingga kemampatan dan kemampuan

18
zat untuk saling melekatpun menjadi meningkat. Selain menghitung persen
kompresibilitas, dilakukan juga perhitungan rasio hausner yang bertujuan untuk
membandingkan kerapatan curah dengan kerapatan mampat. Dari perhitungan rasio
hausner didapatkan hasil sebesar 0,98untuk massa granul siap cetak yang belum
ditambahkan fase luar, sedangkan massa granul siap cetak setelah ditambahkan fase
luar sebesar 0.88. Hal ini dapat dikatakan bahwa aliran serbuk tersebut baik karena
rasio hausnernya kurang dari 1,5.

Sebelum dilakukan pencetakan tablet, massa siap cetak dilakukan pengujian


laju alir dan sudut istirahat. Pengujian laju alir bertujuan untuk mengetahui sifat alir
serbuk tersebut baik atau buruk. Dari data pengamatan didapatkan hasil bahwa laju
alir granul sebesar 9,43 yang dapat dikatakan baik dan setelah ditambahkan fase
luar laju alirnya sebesar 11,11 yang dapat dikatakan sangat baik. Laju alir yang baik
ini dapat dipengaruhi oleh bentuk partikel dan tekstur pada serbuk yang di uji,
semakin besar ukuran diameter maka sifat alir semakin baik, ukuran yang termasuk
baik sekitar 200-500 mikrometer, semakin kecil gaya gesek antar partikel maka
semakin mudah serbuk mengalir, dan sebaliknya semakin kasar permukaan partikel
maka semakin besar friksi antar partikel sehingga menyebabkan semakin sulit
mengalir.
Sedangkan pada pengujian sudut istirahat bertujuan untuk menentukan sifat
aliran serbuk termasuk baik atau tidak. Dari data pengamatan didapatkan hasil
bahwa sudut istirahat granul sebesar 18,78 dan setelah ditambahkan fase luar sudut
istirahatnya sebesar 16,17 dan kedua nilai ini dapat dikatakan sangat baik karena
kurang dari 25, hal ini dikarenakan ukuran partikel serbuk dan granul seragam
sehingga pada saat tutup corong dibuka semua partikel lolos sempurna dan tidak
mampat pada corong tersebut, sudut kemiringannya semakin kecil maka semakin
baik sifat aliran serbuk tersebut. Besar kecilnya sudut istirahat sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya gaya tarik dan gesekan antar partikel. Semakin datar kerucut
yang dihasilkan, artinya gaya tarik dan gaya geseknya kecil, maka granul akan lebih
cepat dan mudah mengalir.
Untuk pengujian setelah tablet jadi diantaranya pengujian keseragaman
ukuran tablet yang di ukur yaitu pengukuran tebal dan diameter tablet dengan
jangka sorong. Penggunaan jangka sorong karena jangka sorong memiliki NST

19
(Nilai Skala Terkecil) yang kecil dibandingkan degan penggaris biasa sehingga
untuk keakuratan dalam pengukuran lebih akurat hasilnya dibandingkan
menggunakan penggaris biasa. Pengujian keseragaman ukuran bertujuan untuk
menguji hasil pencetakan tablet memiliki ukuran tablet yang sama atau tidak. Dari
data pengamatan didapatkan hasil bahwa rata-rata diameter tablet sebesar 12,2 mm
dengan standar deviasi 0 mm, sedangkan rata-rata tebal tablet sebesar 6,055 mm
dengan standar deviasi 0,2379 mm. Nilai ini dapat dikatakan memenuhi syarat
karena ukuran diameter tablet tidak melebihi 3x dari ukuran tebal tablet dan tidak
kurang dari 1 1/3 x tebal tablet. Hasil ini dapat dikatakan juga bahwa tablet memiliki
ukuran yang seragam dan hal ini terjadi karena cetakan pada mesin tablet memiliki
ukuran lubang yang sama.
Untuk pengujian keseragaman bobot tablet yang diambil 20 butir tablet
secara acak. Kemudian di timbang satu – satu untuk mengetahui masing – masing
bobot tablet. Untuk bobot setiap tablet beratnya 730 mg, bobot tablet yang didapat
memenuhi syarat. Dan untuk hasil dari 20 butir bobot tablet ini seragam, karena
tidak ada yang meyimpangan dari kolom A yang dimana persyaratan jika lebih dari
2 tablet yang menyimpang maka bobot tablet tidak seragam. untuk kolom B tidak
ada yang menyimpang, dimana persyaratan untuk kolom B yaitu tidak boleh
satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari kolom B. Jadi, tablet yang dibuat
memenuhi syarat karena bobot tablet seragam.
Uji kekerasan tablet, uji ini menggunakan hardnest tester. Tablet harus
mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari berbagai
goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Prinsip
pengukurannya memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah.
Pada uji ini didapat hasil kekerasan tablet, dimana dari 4 sampel tablet yang di uji
memenuhi persyaratan. Hasil kekerasan tablet yang bervariasi bisa saja terjadi
karena tidak meratanya zat pengikat pada saat proses pencampuran bahan sehingga
menyebabkan ikatan antar partikelnya ada yang terikat secara kuat dan ada juga
yang terikat secara lemah, ikatatan yang lemah antar partikel bisa saja
menyebabkan tablet menjadi rapuh. Faktor lain yang mempengaruhi kekerasan
tablet diantaranya tekanan kompresi dan sifat fisiko kimia bahan, semakin besar
tekanan yang diberikan saat pentabletan akan meningkatkan kekerasan tablet.

20
Untuk uji friksibilitas dilakukan untuk menentukan atau mengukur kekuatan
fisik tablet terhadap tekanan mekanik atau gesekan antar tablet dimana parameter
yang diukur atau diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan antar tablet selama
proses pembuatan. Dari data pengamatan didapatkan hasil bahwa tablet memiliki
nilai friksibilitas 0,34%, ini dapat dikatakan memenuhi syarat karena menurut
literatur yang didapat nilai friksibilitas tidak lebih dari 0,8% bobot yang hilang. Hal
ini dikarena kan tidak lebih dan tidak kurangnya zat pengikat yang digunakan,
sehingga ikatan antar partikelnya kuat dan tidak rapuh. Karena tablet yang terlalu
rapuh akan mempengaruhi konsentrasi atau kadar zat aktif yang terdapat pada
tablet, maka dari itu harus ditambahkan zat pengikat bila terlalu rapuh. Namun,
penambahan zat pengikat juga tidak boleh berlebih karena akan membuat waktu
hancur tablet menjadi lambat. Sedangkan uji friasibilitas mendapatkan hasil 0,16 %
dimana uji friasibiliti memenuhi syarat karena ketentuan syarat untuk friasibiliti
ialah tidak lebih dari 1% bobot yang hilang. Kekuatan tablet terhadap goncangan
kuat sehingga tablet tidak mudah rapuh.
Waktu hancur tablet digunakan agar dapat diketahui bahwa tablet yang
dibuat dapat sampai pada tempat tujuan atau tidak. Waktu hancur merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet menjadi partikel-partikel
penyusunnya bila kontak dengan cairan. Waktu hancur tablet juga menggambarkan
cepat lambatnya tablet hancur dalam cairan pencernaan karena saat pengujian
digunakan suhu 37°, suhu tersebut sesuai dengan suhu dalam tubuh. Tablet biasanya
diformulasi dengan bahan pengembang atau bahan penghancur yang menyebabkan
tablet hancur di dalam air atau cairan lambung. Tablet harus hancur kurang dari 15
menit didalam tubuh. Menurut data pengamatan yang didapat tablet tidak
memenuhi syarat karena lebih dari 15 menit tablet tidak dapat hancur, menurut
literatur yang di dapat waktu hancur dapat dinyatakan baik apabila tablet hancur
dalam waktu kurang dari 15 menit, hal ini menunjukan bahwa tablet yang kami buat
memiliki waktu hancur yang buruk. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu hancur dari tablet adalah sifat kimia dan fisika dari granulat, kekerasan tablet
dan porositas. Tablet yang tidak hancur ini dapat disebabkan karena porositasnya
rendah, Porositas rendah dapat disebabkan karena terlalu banyaknya pengikat
(binder). Namun, penambahan pengikat (binder) juga tidak boleh terlalu sedikit

21
dikarenakan tablet akan menjadi cepat hancur dan membuat waktu hancurnya
menjadi sangat cepat.

6.11 Rendemen / Hasil Produksi / Kesimpulan


A. Rendemen dan Hasil Produksi
1. Massa siap cetak teoritis = 215,95 gram
2. Massa siap cetak nyata = 185,42 gram
3. Jumlah tablet teoritis = 300 tablet
4. Jumlah tablet nyata = 244 tablet
5. Jumlah tablet yang dikemas = 230 tablet
230
6. % Rendemen = 300 𝑋 100% = 76,67%

B. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa tablet yang di buat tidak
memenuhi syarat dan termasuk ke dalam tablet yang memiliki kualitas buruk.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Allen, L, et,al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition,


London : Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Assosiation.

Nunez, Alvarest & Medina, C.2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients.


Sixth Edition.London : Pharmaceutical Press dan American
Pharmacists Assosiation.

23
Lampiran
1. Brosur

24
2. Label

3. Kemasan Sekunder

25

Anda mungkin juga menyukai