Disusun oleh :
1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan umum
1.Menerapkan pembuatan tablet kunyah pada penyakit demam anak-anak.
2.Menjelaskan pengaruh sediaan tablet kunyah dalam tubuh anak-anak pada penyakit
demam.
1.1.2 Tujuan khusus
1.Merancang formulasi bentuk sediaan tablet kunyah untuk penyakit demam anak-
anak.
2.Mengaplikasikan sediaan formulasi tablet kunyah dengan zat aktif paracetamol
untuk penyakit demam anak-anak.
3.Mengevaluasi hasil akhir bentuk sediaan tablet kunyah.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi peneliti
1.Dapat mengetahui formulasi sediaan tablet kunyah untuk penyakit demam anak-
anak.
2.Dapat mengetahui jenis-jenis sediaan tablet.
3.Dapat mengetahui cara kerja tablet kunyah untuk penyakit demam anak-anak.
1.3.2 Bagi masyarakat
1.Menghasilkan inovasi baru sediaan tablet kunyah paracetamol bagi masyarakat.
2.Masyarakat dapat menerapkan sediaan tablet kunyah terhadap masing-masing
individu.
1.3.3 Bagi institusi
1.Memiliki sediaan tablet kunyah dengan kualitas yang baik.
2.Dapat memasarkan sediaan tablet kunyah secara luas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Bahan pengikat
Bahan pengikat digunakan dalam formula tablet dengan tujuan membentuk
ikatan antarpartikel supaya terbentuk tablet yang baik, yang memenuhi persyaratan bobot
tablet, kekerasa tablet, dan kerapuhan tablet. Terdapat empat mekanisme perlekatan
antarapartikel, yaitu :
1. Terbentuknya jembatan cair pada saat penambahan bahan pengikat dalam bentuk
musilago maupun larutan.
2. Terbentuknya jembatan padat, yang dapat terjadi pada saaat pengeringan granul
basah atau penambahan bahan tambahan yang mempunyai titik lebur rendah. Penambahan
larutan pengikat akan membentuk lapisan tipis film yang teradsorbsi pada permukaan
partikel. Pada proses pengeringan, akan terjadi kristalisasi bahan yang terlarut dalam
larutan pengikat, dan membentuk jembatan padat pada titik kontak sehingga menggurangi
jarak antar partikel dan meningkatkan daerah kontak partikel. Kekuatan jembatan kristal
ini bergantung pada kecepatan kristalisasi dan jumlah material yang terdeposit.
3. Pada saat terjadinya deformasi plastik, yang dapat menyebabkan terbentuknya
interlocking.
4. Adanya gaya elektrostatika antara partikel, yang terjadi pada kondisi kelembapan
yang rendah.
Bahan pengikat akan berperan sebagai perekat untuk mengikat serbuk-serbuk
komponen teblet menjadi granul, yang selanjutnya akan membantu mengikat granul-granul
menjadi tablet dalam proses pengempaan. Jumlah dari cairan pengikat yang digunakan
akan mempengaruhi kualitas granul yang akan dihasilkan.
Bila jumlah bahan pengikat yang digunakan terlalu sedikit, akan menghasilkan
granul yang rapuh, sedangkan jika terlalu banyak, akan menghasilkan granul yang akan
terlalu keras. Selain itu, bahan pengikat merupakan penentu terhadap keseragaman ukuran,
kekerasan, dan mudah tidaknya granul yang dihasilkan tersebut untuk dikempa menjadi
tablet.
Berdasarkan asalnya, bahan pengikat dapat dikasifikasikan menjadi :
1. Berasal dari alam, misalnya: akasia, tragakan, gelatin, amilum, gum guar, gum
xanthan, gum tara, dan pektin.
2. Pilimer sintetik / semisintetik, misalnya : HPMC, PVP, PEG, dan CMC Na.
3. Golongan gula, misalnya: sukrosa dan larutan glukos.
Sifat-sifat cairan pengikat yang dapat memberikan pengaruh pada saat granulasi
antara lain:
1. Viskositas: mempengaruhi interaksi antaragranul. Kekentalan cairan pengikat
akan dengan mudah divariasikan untuk mendapatkan sistem yang di inginkan.
2. Tegangan permukaan: mempengaruhi gaya kapilaritas
3. Sudut kontak : mempengruhi proses pembasahan. Sudut kontak tidak mudah
untuk diubah tanpa mengubah sifat-sifat yang lain dari cairan pengikat.
Beberapa contoh bahan pengikat dengan cara mencampurkan dalam suatu
formula tablet dapat dilihat pada tabel dibawa ini. Perkiraan jumlah larutan bahan pengikat
yang diperlukan untuk membuat massa granul dari berbagai bahan, dapat di lihat pada
tabel berikutnya.
Bahan pengikat yang umum digunakan dalam pembuatan tablet
Bahan Pengikat Metode penambahan Presentase dalam
bahan pengikat formulasi
Polimer Alam
Amilum Dicampur basah 25
Pregelatin amilum Dicampur basah 25
Pregelatin amilum Dicampur kering 5 10
Gelatin Dicampur basah 13
Asam alginat Dicampur kering 35
Natrium alginat Dicampur basah 13
Polimer sintetik dan semi sintetik
Polivinil pirolidon (PVP) Dicampur basah 0.5 5
Polivinil pirolidon (PVP) Dicampur kering 5 10
Metil selulosa Dicampur basah 15
Metil selulosa Dicampur kering 5 10
HPMC Dicampur basah 25
HPMC Dicampur kering 5 10
Polimetakrilat Dicampur basah 15 35 (sebagai larutan)
(4.5 10.5 b/b solid)
Polimetakrilat Dicampur kering 10 35
CMC Na Dicampur basah 15
CMC Na Dicampur kering 5 10
Golongan Gula
Glukosa Dicampur basah 2 25
Sukrosa Dicampur basah 2 25
Sorbitol Dicampur basah 2 10
Jumlah larutan pengikat yang diperlukan untuk membuat massa granul dari 3000
g bahan pengisi (Hadisoewignyo, dr.Lannie, dkk., 2012).
Larutan bahan pengikat (mL) Bahan Pengisi
Sukrosa Laktosa Dekstrosa Manitol
Gelatin 10% 200 290 500 560
Glukosa 50% 300 325 500 585
Metilselulosa 2% (400 cps) 290 400 835 570
Air 300 400 660 750
Akasia 10% 220 400 685 675
Musilago amilum 10% 285 460 660 810
Alkohol 50% 460 700 1000 1000
PVP dalam air 10% 260 340 470 525
PVP dalam alkohol 10% 780 650 825 900
Sorbitol dalam air 10% 280 440 750 655
c. Bahan Penghancur
Supaya dapat diabsorpsi di dalam tubuh, bahan aktif harus dapat larut.kecepatan
larut suatu obat bergantung pada sifat fisika-kimia bahan obat, kecepatan disintegrasi, dan
disolusi tablet. Bahan penghancur berfungsi menghancurkan tablet bila tablet kontak
dengan cairan.
Hancurnya tablet menjadi granul akan memperluas permukaan sehingga dapat
mempercepat lepasnya bahan aktif dari tablet. Selanjutnya bahan penghancur akan
menghancurkan granul menjadi partikel-partikel halus. Kecepatan pelepasan bahan aktif
dari partikel-partikel halus lebih besar dibandingkan dengan tablet utuh atau granul.
Disintegrasi adalah hilangnya kohesi suatu bentuk sediaan padat (tablet) karena
pengaruh medium menjadi granul atau partikel penyusun tablet. Sebaliknya degreasi
adalah hancurnya granul menjadi partikel-partikel halus. Contoh bahan penghancur :
Amilum (pati)
Amilum merupakan bahan penhgancur yang pertama kali digunakan. Mekanisme
aksi amilum sebagai bahan penghancur yaitu melalui masuknya air ke dalam tablet
dibandingkan dengan aksi pengembangannya karena amilum hanya sedikit mengembang
dalam air pada suhu tubuh.Hidrasi dari gugus hidroksil dapat menyebabkan partikel-
partikel terpisah dan kandungan lemak dalam amilum dapat mempengaruhi sifat amilum
sebagai bahan penghancur.
Jenis/varietas amilum yang mengandung butiran-butiran dalam ukuran besar
(amilum kentang) akan memiliki ukuran pori yang optmum dalam tablet dan akan
menyebabkan terjadinya aksi kapiler. Amilum sebagai bahan penghancur umumnya
digunakan pada konsentrasi lazim 5 10%.
Mikrokristalin Selulosa (MCC)
MCC menunjukan porositas yang tinggi, dengan kemampuan menarik air tinggi
pula, sehingga sesuai digunakan sebagai bahan penghancur. MCC juga dapat digunakan
sebagai pengikat yang sangat baik dan dapat meningkatkan kekuatan mekanik tablet secara
signifikan. Salah satu kelemahan dari MCC, yaitu pengaruh yang ditimbulkan pada
karakteristik disolusi yang dihasilkan, karena pengaruh tekanan kompresi yang tinggi.
Saat ini diperdagangan tersedia banyak bahan penghancur yang tergolong bahan
penghancur dengan kerja sangat cepat sehingga waktu hancur tablet akan menjadi sangat
singkat. Bahan penghancur seperti ini sering disebut dengan superdisintegran.Pada tabel
menjelaskan berbagai macam bahan superdisintegran dan mekanisme kerjanya.
Superdisintegran dan sifat-sifatnya :
Superdisintegran Nama dagang Mekanisme Sifat/karakteristik
Kelompok selulosa Crosscarmellose Mengembang Mengembang dalam
Ac-Di-Sol menjadi 4-8 kali dua dimensi sesuai
Nymce ZSX dalam waktu kurang untuk cetak langsung
Primellose dari 10 detik, atau granulasi, tanpa
Solutab mengembang dan menggunakan
Vivasol, L-HPC menarik air amilum
Kelompok PVP Crosspovidon M Hanya sedikit Tidak larut
terlarut silang Kollidon mengembang dan air,berpori sehingga
Polyplasdone kembali ke bentuk akan menghasilkan
semula setelah tablet yang porous
kompresi,
mekanisme kerja
dengan aksi kapiler
Amilum terlarut Explotab Mengembang <30 mengembang dengan
silang Primogel detik, menjadi 7 tiga dimensi, cocok
12 kali sebagai matriks lepas
lambat
Asam alginat terlarut Alagilic acid NF Mengembang Sesuai untuk
silang dengan cepat dalam granulasi kering dan
medium air atau granulasi basah
dengan aksi
menaruk air
Polisakarida kedelai Emcosoy Tidak mengandung
amilum atau gula,
umumnya digunakan
untuk produk nutrisi
Kalsium silikat Menarik air Porositas tinggi,
ringan
Penggunaan superdisintegran, meskipun dapat menyebabkan hancurnya tablet
dengan lebih cepat, tetapi perilaku hancurnya tablet berbeda antar superdisintegran dan
dipengaruhi pula pleh bahan pengisi yang digunakan. Sebagai contoh penggunaan
superdisintegrandengan pengaruh macam bahan pengisi, dapat dilihat pada tabel
Perbandingan waktu disintegrasi tablet (detik) cetak langsung yang mengandung
lima macam bahan penghancur dengan konsentrasi 5% (Hadisoewignyo, dr.Lannie, dkk.,
2012).
Pengisi CLC-C25 Explotab Ac-Di-Sol Avicel PH Avicel PH
101 102
Emcompressb 15 15 7,4 266 >1200
Laktosa 100-mesh 16,1 15,6 24,8 16 39,7
spray-dried
Laktosa 460 142 75 >1080 >1200
d. Bahan pewarna
Bahan pewarna tidak boleh memiliki aksi terapiutik, tidak memperbaiki
ketersediaan hayati dan stabilitas sediaan tablet.Fungsi bahan pewarna ialah memudahkan
identifikasi dan memperbaiki penampilan sediaan tablet. Pada penggunaanya bahan
pewarna dapat meningkatkan biaya produksi dan dapat menimbulkan masalah dalam
proses produksi tablet (Hadisoewignyo, dr.Lannie, dkk., 2012).
Bahan pewarna dapat diklasifikasikan menjadi bahan pewarna yang larut air
(dyes) dan dan memberikan larutan jernih; serta bahan pewarna yang tidak larut air
(pigmen/lake) dan pencampurannya dalam massa tablet dengan cara didispersikan
sehingga akan teradsorpsi pada bahan tambahan tablet lainnya, misalnya amilum. Ciri dyes
dan lakes dapat dilihatpada tabel.
Tabel Ciri bahan pewarna yang larut air (dyes) dan yang tidak larut air (lakes)
Karakteristik Lakes (Larut Air) Dyes (Tak Larut Air)
Kelarutan Tidak larut hampir di semua Larut dalam air, propilen
larut glikol, dan gliserin
Metode pewarnaan Dengan dispersi Dengan larutan
Kandungan zat warna murni 10-40 % 90-93 %
Rata-rata penggunaan 0-0,3 % 0,01-0,03 %
Ukuran partikel < 0,5 m 12-200 mesh
Stabilitas terhadap cahaya Sangat baik Baik
Stabilitas terhadap panas Sangat baik Baik
Kekuatan sebagai pewarna Tidak proporsional dengan proporsional dengan
kandungan zat warna kandungan zat murni
Bayangan Bervariasi tergantung Konstan
kandungan zat warna
Logam stearat Sifat lemak dan tersedia dalam ukuran Memperlambat disintegran
partikel kecil, logam stearat merupakan tablet dan disolusi zat aktif
lubrikan yang paling efisien dan lazim dari tablet karena sifat
digunakan yang hidrofobik.
Bersifat sedikit basa
Asam stearat - Kurang efisien digunakan
sebagai lubrikan, zat ini
tidak boleh digunakan
dengan garam senyawa
organik basa misalnya
natrium sakarin karena
cendrung membentuk
massa bergetah, lekat.
g. Bahan pelincir
Bahan pelincir berfungsi memperbaiki sifat alir serbuk atau granul yang akan
dikempa menjadi tablet sehingga diharapkan dapat memperbaiki keseragaman bobot tablet
yang dihasilkan. Gesekan antara partikel-partikel yang dikempa. Mekanisme kerja bahan
pelincir dalam memperbaiki sifat alir suatu sampel serbuk atau granul dapat berlangsung
dengan cara penutupan atau pengisian permukaan partikel yang kasar atau berlekuk-lekuk
dengan bahan pelincir sehinggan pemukaan partikel menjadi lebih licin dan partikel dapat
lebih mudah mengalir. Selain itu, pelincir dapat ter adsorpsi pada permukaan partikel dan
membentuk suatu lapisan tipis yang dapat mencegah timbulnya daya kohesi antar granul.
Bahan Kelebihan Kekurangan
Pati (amilum) Pilihan populer Jika digunakan secara
berlebihan sifat aliran akan
lebih buruk
Talk Lebih unggul daripada pati Tidak larut dan kemungkinan
dalam meminimalkan berpengaruh dalam
1setiap kecendrungan zat perlambatan laju disolusi.
yang melekat pada Konsentrasi harus dibatasi
permukaan pons secara ketat dan tidak
melewati 5%.
Bahan silikat Ukuran partikelnya kecil -
Magnesium oksidan Dia mengikat air dan Untuk dibuat granulasi
menjaga granulasi untuk cendrung higroskopis atau
tetap kering dan mengalir mengandung lembap yang
bebas agak tinggi
2.4 Paracetamol
C. Karakteristik Bahan
1. Paracetamol, Asetominofen ( FI III Hal 37)
Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H9NO2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian :Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan :Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95 %) P, dalam
13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat :Analgetikum, Antipiretikum.
Dosis :Anak-anak 4-6 kali sehari, 1-4 thn (120-180 mg), 4-6 thn (180 mg),
7-12 thn (240-360 mg) (OOP hal,318).
E. Ruang Lingkup
Dalam proses studi praformulasi untuk sediaan tablet mencangkup hal-hal berikut
yaitu:
1. Organoleptis
Sifat yang paling mudah diamati dari suatu obat atau zat adalah sifat organoleptis
yaitu warna, bau dan rasa. Kebanyakan farmasis (dan masyarakat awam tentunya) pasti
dibingungkan dengan suatu deskripsi yang mewakili tingkat kualitas sediaan seperti
tingkat kemanisan, kepahitan, dll. Terkadang warna dan bau dari beberapa sediaan pun
juga hampir sama sehingga cukup sulit untuk membedakannya.
Acuan yang digunakan untuk mendeskripsikan sifat organoleptis zat dalam farmasi
seperti yang tercantum dalam farmakope adalah :
Warna Bau Rasa
Putih Buram Pedas/Tajam Asam
Kream Kekuningan Sulforous Pahit
Coklat Aroma buah Lembut
Mengkilap Aromatik Tajam/Kuat
Tidak Berbau Manis
Tidak Berasa
Sifat Organoleptis dari suatu zat harus didokumentasikan secara jelas dan seksama
dan tercatat dengan baik, karena data tersebut sangat berguna sebagai identifikasi awal
mengenai suatu zat. Sifat organoleptis nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk
modifikasi sediaan seperti jika rasanya pahit maka formulator akan berusaha menutupi rasa
pahit itu, jika warnanya kurang menarik maka akan ditambahkan pewarna supaya
warnanya menarik (Moechtar, 1990).
2. Analisis Fisikokimia.
Analisa fisika dan kimia meliputi analisa kualitatif dan kuantitatif :
a) Data kualitatif dan data kuantitatif
Analisis ini merupakan bagian penting dalam studi praformulasi yaitu untuk
penetapan identitas dan kadar zat aktif. Untuk penetapan kualitatif biasanya digunakan
kromatografi lapis tipis (KLT). KLT ini digunakan untuk mengatahui berapa kadar yang
terdapat dalam bahan aktif tersebut, apakah sesuai dengan literature ataukah tidak.
b) Kemurnian
Kemurnian suatu bahan aktif sangatlah diperlukan, jika suatu bahan aktif tidak
murni maka akan mempengaruhi pada dosis yang akan dibuat dalam bentuk tablet
(Moechtar, 1990).
3. Sifat-sifat fisikomekanik atau karateristik fisik
Karakteristik dalam sediaan tablet meliputi ukuran partikel , luas permukaan,
pembasahan higroskopisitas, aliran serbuk, karakteristik pengempaan dan bobot jenis
sediaan tablet.
a) Ukuran Partikel
Ukuran partikel bahan obat mempunyai peranan dalam farmasi, sebabukuran
partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga
terhadap efek fisiologisnya. Ukuran partikel yang berarti juga luas permukaan spesifik
partikel, dapat dihubungkan dengan sifat-sifat fisika, kimia dan farmakologik suatu obat.
Dalam pembuatan tablet dan kapsul misalnya, pengontrolan ukuran partikel penting
dilakukan untuk mendapatkan sifat alir yang tepat dari granulat dan serbuk (Moechtar,
1990).
Selain itu, apabila perbedaan besar dalam ukuran terdapat diantara zat aktif dan
eksipien pengaruh saling berpisah dapat terjadi sehingga pencampuran secara seksama
sulit dilakukan atau jika tercapai, sulit dipertahankan selama tahap proses berturut-turut.
Jika bahan terlalu halus sifat yang tidak diinginkan seperti pengaruh elektrostatik dan sifat
permukaan lainnya mengakibatkan keadaan lengket dan menunjukkan waktu alir yang
kurang.
b) Luas Permukaan
Dapat dihitung dari pengetahuan distribusi ukuran yang diperoleh dengan
menggunakan salah satu metode.Dua metode telah tersedia yang memungkinkan
perhitungan langsung luas permukaan.Prinsip yang pertama adalah jumlah suatu gas atau
zat terlarut cair yang diadsorpsi pada sampel serbuk membentuk suatu monolapisan,
merupakan fungsi langsung luas permukaan sampel.Yang kedua adalah metode yang
tergantung pada fakta bahwa kecepatan gas atau cairan merembes suatu lapisan serbuk
yang bersangkutan dengan luas permukaan yang terpapar gas atau cairan yang merembes
(Moechtar, 1990).
Hubungan luas permukaan, ukuran partikel dengan disolusi obat:
Jadi, erat kaitannya ukuran partikel dengan luas permukaan. Semakin besar
luas permukaan maka semakin kecil ukuran partikel, begitu juga dengan peningkatan
kelarutannya sehingga laju disolusi akan semakin besar
c) Gaya Ikatan Diantara Molekul
Gaya gaya yang terjadi diantara molekul molekul (gaya-gaya ikatan
intermolekuler) mempunyai pengaruh yang besar pada keadaan fisik suatu zat (padat, cair,
gas) dibawah kondisi-kondisi temperaturtekanan dan konsentrasi tertentu (Moechtar,
1990).Gaya kohesi dan adhesi :
Bilamana molekul-molekul berinteraksi satu sama lain, maka baik gaya tolak
menolak maupun gaya tarik-menarik, akan beroprasi keduanya. Jika dua buah molekul
didekatkan, hingga muatan yang berlawanan didalam kedua molekul tsb lebih dekat
daripada muatannya yang sama, maka molekul tsb akan saling tarik-menarik (Moechtar,
1990)
Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi
dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat. Gaya kohesi mengakibatkan
dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat. Contoh peristiwa kohesi adalah :
Tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa
kapiler, dan air pada daun talas.
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya
adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan. Contohnya :
Bercampurnya air dengan teh/kopi, melekatnya air pada dinding pipa kapiler, melekatnya
tinta pada kertas, dll.
d) Pembasahan Higroskopitas
Banyak zat aktif menunjukkan kecenderungan mengadsorpsi lembab atau uap air
dari atmosfer.Jumlah lembab yang diadsorpsi oleh suatu bobot tetap sampel anhidrat
berada dalam keseimbangan dengan lembab dari udara pada suhu tertentu disebut
kandungan keseimbangan lembab. Kandungan keseimbangan lembab dapat memengaruhi
karakteristik aliran dan kempa serbuk dan kekerasan tablet dan granulasi akhir. Pada
umumnya zat higroskopis harus disimpan dalam suatu wadah tertutup rapat.Kandungan
lembab zat tambahan juga dapat memengaruhi sifat fisikokimia bentuk sediaan
solid(Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar, 2010).
e) Aliran serbuk
Untuk memastikan pencampuran yang efisien dan keragaman bobot yang dapat
diterima untuk tablet kempa. Jika suatu zat aktif mempunyai sifat aliran yang buruk dapat
diatasi dengan memilih zat aktif yang tepat. Untuk menyempurnakan sifat alirannya serbuk
zat aktif atau masa tablet perlu diprakempa atau granulasi(Prof.Dr. Chafrles J.PSiregar,
2010).
Sifat aliran serbuk yang baik merupakan hal penting untuk pengisian yang
seragam kedalam lubang cetak mesin tablet dan untuk memudahkan gerakan bahan
disekitar fasilitas produksi.
f) Karakteristik pengempaan
Kemampuan mengurangi volume dibawah tekanan.Beberapa petunjuk
karakteristik ketermampatan dan kompaktibilitas suatu zat aktif tunggal dan dalam
kombinasi dengan beberapa eksipien yang umum dapat diperoleh sebagai bagian dari
evaluasi praformulasi.
Kompatibilitas serbuk farmasetik dapat dikarakterisasi dengan meneliti gaya
renggang, kekerasan lekukan solid dan lain-lain yang dibuat dibawah berbagai tekanan.
Gaya renggang dan kekerasan lekukan digunakan untuk menetapkan tiga parameter yang
tidak berdimensi yaitu indeks tegangan, indeks ikatan dan indeks remuk rapuh untuk
mengarakterisasi daya guna pentabletan komponen tunggal dan campuran (Prof.Dr.
Chafrles J.PSiregar, 2010).
g) Bobot jenis
Sangat berguna dalam mengetahui ukuran bentuk sediaan akhir. Zat aktif potensi
rendah akan menghasilkan granulasi ruah yang dapat menyulitkan pengempaannya
menjadi tablet akhir. Bobot jenis solid juga memengaruhi sifat alirannya(Prof.Dr. Chafrles
J.PSiregar, 2010).
Apabila suatu solid tidak berpori-pori, bobot jenis nyata dan granul tersimpan
identik keduanya dapat diperoleh dengan pemindahan helium atau suau cairan seperti
raksa, benzene atau air.Jika bahan berpori-pori yang mempunyai permukaan internal bobot
jenis nyata paling baik diperkirakan dengan pemindahan helium yang berpenetrasi
kedalam pori-pori terkecil dan tidak diadsorpsi oleh bahan.
h) Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah kemampuan granul untuk tetap kompak dengan adanya
tekanan, Rasio Housner dapat dihubungkan dengan kerapatan, Rasio Housner adalah
kerapatan serbuk (porositas) dinyatakan dalam persen yaitu perbandingan antar volume
dengan volume total suatu serbuk. Untuk serbuk yang mempunyai partikel yang sama dan
berbentuk bulat, kerapatannya berkisar antara 37 40 , serbuk dengan berbentuk kubus
memiliki harga 46 %.
Cara memperbaiki kompresibilitas, dengan penambahan :
Pembasahan ( wetting )
Adanya pembasahan dapat meningkatkan kompresibilitas granul. Hal ini
dikarenakan oleh adanya ikatan antar partikel yang kuat dengan kelembaban yang sesuai.
Sehingga, granul-granul tersebut dapat dimampatkan dengan baik. Hal ini berpengaruh
terhadap tablet yang dihasilkan. Kompresibilitas yang baik akan menghasilkan tablet yang
baik serta kompak. Tablet yang dibuat dengan granulasi basah lebih baik dibandingkan
dengan tablet yang dibuat dengan metode granulasi kering. Hal ini disebabkan pada
granulasi kering tidak adanya proses pembasahan sehingga serbuk-serbuk yang akan
dicampurkan tidak dapat menyatu sempurna untuk menjadi granul yang baik.
Perubahan bentuk dan tekstur partikel
Bentuk dan tekstur partikel dapat mempengaruhi kompresibilitas, dengan adanya
variasi bentuk dan tekstur partikel akan menghasilkan kompresibilitas yang baik. Hal ini
mengurangi adanya fines pada proses pencetakan tablet. Bentuk dan ukuran partikel juga
mempengaruhi porositas (kerapatan patikel) yang akan berpengaruh pula pada
kompresibilitas. Apabila porositas baik maka akan menghasilkan kompresibilitas yang
baik dengan nilai rendah (< 20%). Hal ini karena porositas dapat mengurangi adanya
rongga pada saat pengempaan tablet.
Penambahan adhesif dan binder
Adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat. Penambahan zat adhesif dapat
meningkatkan kompresibilitas karena adanya peningkatan gaya tarik menarik antar
molekul yang berbeda jenis. Sehingga antara zat yang satu dengan zat yang lainnya dapat
saling mengikat.
Elektrostatika
Elektostatika merupakan muatan listrik antarara partikel. Dalam hal ini terdapat
perbedaan muatan listrik antara granul dengan mesin cetakan tablet dan muatan listrik
antara partikel tablet.
Adanya perbedaan elektrostatika yang semakin besar antara partikel tablet dengan
mesin cetakan, akan mengakibatkan gaya tarik menarik tablet dengan cetakan, sehingga
partikel tablet akan menempel pada cetakan. Akan tetapi jika perbedaan elektostatikanya
kecil atau perbedaan muatannya kecil maka antara partikel tablet dengan cetakan kecil
maka akan memungkinkan terjadinya gaya tolak menolak antara partikel tablet dengan
mesin cetakan, sehingga tablet tidak akan menempel pada cetakan.
Selain itu terdapat perbedaan elektrostatika antara partikel tablet juga dapat
berpengaruh pada homogenitas tablet. Jika terdapat perbedaan muatan yang besar antara
partikel bahan penyusun tablet, maka akan terjadi gaya tarik menarik antara partikel,
sehingga partikel dapat bersatu. Namun, jika perbedaan muatan antara partikel kecil, maka
akan terjadi gaya tolak menolak.
Jadi, agar partikel tablet dengan cetakan tidak terjadi perekatan, maka gaya
elektrostatikanya harus kecil, sedangkan utuk menyatukan antara partikel tablet, maka
gaya elektrostatikanya harus besar.
3.1 Formula
Paracetamol 180 mg
Gom Arab 2%
Magnesium Stearat 2%
Amylum Manihot 5%
Talk 2%
Essens 2%
Pewarna 2%
Lactosa ad 500 mg
Hasil
4. Uji kompresibilitas
1) Ditimbang 100 g granul, dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL dan dicatat
volumenya (V0)
2) Kemudian granul dimampatkan dengan cara diketukkan sebanyak 50 kali,
volume setelah dimampatkan (V).
Perhitungan:
100 %
Keterangan:
I = indeks kompresibilitas (%)
V0 = volume granul sebelum dimampatkan (mL)
V = volume granul setelah dimampatkan sebanyak 500 kali ketuk (mL)
Syarat: tidak lebih dari 20%
Tabel kompressibilitas dan daya alir (Lachman, 1989:400)
% kompressibilitas Daya alir
5 15 Baik sekali
12 16 Baik
18 21 Sedang dapat lewat
23 35 Buruk
33 38 Sangat buruk
> 40 Sangat buruk sekali
Hasil