Kripik Pisang Tanduk
Kripik Pisang Tanduk
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang merupakan tanaman buah tropis beriklim basah dengan curah hujan
yang merata sepanjang tahun. Tanaman ini cukup populer dikalangan masyarakat
kita dan hampir setiap orang memakannya.
Sampai pada saat ini sudah banyak dilakukan pengembangan produk pada
buah pisang, salah satu bentuk olahan buah pisang yang banyak digemari adalah
kripik pisang.
Kripik pisang adalah buah pisang yang diolah dengan cara diiris tipis –
tipis dan digoreng untuk mendapatkan rasa yang gurih dan renyah. Kripik pisang
banyak diolah dengan menambah rasa manis dan rasa asin serta diiris dengan cara
yang berbeda, hal ini untuk membedakan dan ciri khas kripik pisang tersebut.
Salah satu alternatif untuk mendapatkan kripik pisang yang baik maka
pisang yang digunakan adalah dari varietas pisang tanduk. Biasanya orang juga
mengenal pisang tanduk ini dengan nama pisang usuk.
Kripik pisang tanduk ini memiliki keunggulan dalam hal cita rasa yang
khas yaitu adanya rasa keju yang dihasilkan oleh pisang tanduk itu sendiri, juga
memiliki rasa yang lebih gurih bila dibandingkan dengan kripik pisang lainnya
sehingga cocok untuk dikonsumsi kapan dan dimana saja sebagai camilan atau
makanan ringan.
1.2 Motivasi Usaha
Pada masa ini produksi pengolahan pisang menjadi kripik pisang sangat
banyak dengan kualitas yang berbeda – beda. Akan tetapi dengan proses
pengolahan yang lebih baik dan kualitas produk yang baik, maka akan
memudahkan pemasaran. Selain itu juga produk ini sudah banyak dikenal oleh
masyarakat sehingga akan memudahkan pemasaran.
3.1.2 Pengupasan
Pengupasan buah pisang tanduk merupakan awal dari proses, dimana buah
pisang ini dikupas kulitnya sampai bersih. Selain itu juga dilakukan pembuangan
pada bagian – bagian yang tidak di inginkan. Setlah dilakukan pengupasan buah
pisang tersebut dicuci bersih dengan air.
3.1.3 Pencucian
Setlah buah pisang dilakukan pengupasan dan bagian – bagian yang tidak
diinginkan dibuang, langsung dicuci menggunakan air bersih.
3.1.4 Pengirisan
Pada pembuatan kripik pisang hal yang paling penting dalam penentuan
keberhasilan adalah proses penggorengan. Penggunaan suhu penggorengan yang
baik untuk menghasilkan produk yang baik adalah 163°C - 170°C, ± selama 15
menit. Jadi dalam proses produksi ini harus diperhatikan suhu dan waktu
penggorengannya. Kematangan produk ditandai dengan perubahan warna menjadi
kuning kecoklatan.
3.1.6 Penisiran
PROFIL INDUSTRI
Saat ini usaha agroindustri sudah mulai berkembang. Hal itu dapat terlihat dari
banyak perusahaan agroindustri yang berdiri, baik yang sifatnya industri rumah
tangga (home industry) atau bahkan yang sifatnya perusahaan pertanian. Dengan
adanya perusahaan agroindustri maka membuka kesempatan kerja yang begitu
besar bagi masyarakat. Tak hanya di kota besar saja, perusahaan agroindustri
sudah mulai berkembang di daerah Kabupaten yang salah satunya adalah industri
keripik pisang.
Sebelum mendirikan usaha dan belum menjadi industri, ada permohonan izin
usaha. Setelah izin didapatkan barulah melakukan kegiatan usaha. Untuk waktu
jangka panjang, agar hasil produksi lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas perlu
adanya permohonan izin kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Situbondo untuk memberi nama UD pada usaha yang akan dikembangkan.
4.2 Lokasi
Bahan baku dalam pembuatan “keripik pisang Tanduk” ini adalah pisang
Tanduk. Sehingga lebih baik jika lokasinya dekat dengan agen penjual
pisang agar ongkos angkut pembelian relatif murah.
2. Letak Pasar yang Dituju
Hal ini juga mempengaruhi letak lokasi suatu industri “keripik pisang
Tanduk”, karena pembuatan “keripik pisang Tanduk” ini tidak selalu
dipagi hari. Jadi, jika proses pembuatannya dimalam hari penerangan yang
ada harus cukup.
4. Fasilitas Transportasi.
4.3 Modal
Modal merupakan titik tolak bagi suatu usaha baik disektor industri besar,
industri menengah dan industri kecil. Besar kecilnya modal dipengaruhi oleh
skala usaha. Dimana makin besar skala usaha makin besar pula modal yang
diperlukan begitu juga sebaliknya bila skala usaha kecil maka makin kecil pula
modal yang diperlukan (Sokamtawi 1990).
Modal dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu modal berupa aktiva tetap
seperti peralatan yang digunakan dalam kegiatan usaha dan modal berupa aktiva
lancar misalnya modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha sehari-
hari. Kebanyakan modal industri kecil berasal dari pemilik usaha itu sendiri.
Analisa Ekonomi
Dimana:
1 Bulan = 25 hari kerja
1 hari = 8 jam kerja
Upah minimum regional (UMR) / bulan = Rp 500.000
Upah 1 hari kerja = UMR / 25 hari kerja
= Rp 500.000 / 25
= Rp 20.000
Upah / jam = Upah 1 hari kerja / 8 jam kerja
= Rp 20.000 / 8
= Rp2.500,00
Lama pembuatan produksi keripik pisang tanduk selama 3 jam / 1 kali produksi
Jadi upah / gaji karyawan dalam I kali proses produksi adalah :
= Rp 2.500,- x 3 jam
= Rp 7.500,-
Gaji / upah karyawan selama 15 kali proses produksi :
= Lama produksi /1 kali proses produksi x jumlah proses x upah / jam
= 3 jam x 15 x Rp 7.500,-
= Rp 112.500,-
= Rp 123.375
Rp 3000 – Rp 1811
= 113 (kemasan)
BEP (Rupiah) = Total Biaya Tetap