Anda di halaman 1dari 13

KEWIRAUSAHAAN

Usaha Produksi Kripik Pisang Tanduk

Disusun oleh :

Febrian Akbarito Bastian ( 050810391047 )

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pisang merupakan tanaman buah tropis beriklim basah dengan curah hujan
yang merata sepanjang tahun. Tanaman ini cukup populer dikalangan masyarakat
kita dan hampir setiap orang memakannya.

Buah pisang mempunyai kandungan vitamin A yang sangat tinggi sekitar


0,003 – 1,0 mg/100 gram. Pisang juga merupakan sumber vitamin C, kandungan
vitamin C pada pisang adalah sekitar 10 mg/100 gram, sedangkan pada pisang
olahan sekitar 20 – 25 mg/100 gram.

Sampai pada saat ini sudah banyak dilakukan pengembangan produk pada
buah pisang, salah satu bentuk olahan buah pisang yang banyak digemari adalah
kripik pisang.

Kripik pisang adalah buah pisang yang diolah dengan cara diiris tipis –
tipis dan digoreng untuk mendapatkan rasa yang gurih dan renyah. Kripik pisang
banyak diolah dengan menambah rasa manis dan rasa asin serta diiris dengan cara
yang berbeda, hal ini untuk membedakan dan ciri khas kripik pisang tersebut.

Salah satu alternatif untuk mendapatkan kripik pisang yang baik maka
pisang yang digunakan adalah dari varietas pisang tanduk. Biasanya orang juga
mengenal pisang tanduk ini dengan nama pisang usuk.

Kripik pisang tanduk ini memiliki keunggulan dalam hal cita rasa yang
khas yaitu adanya rasa keju yang dihasilkan oleh pisang tanduk itu sendiri, juga
memiliki rasa yang lebih gurih bila dibandingkan dengan kripik pisang lainnya
sehingga cocok untuk dikonsumsi kapan dan dimana saja sebagai camilan atau
makanan ringan.
1.2 Motivasi Usaha

 Menghasilkan produk kripik pisang dengan kualitas yang lebih baik.


 Mendapatkan kelayakan produksi sehingga didapat keuntungan.
 Meningkatkan nilai ekonomis produksi kripik pisang dengan proses yang
sederhana.
 Mengembangkan produk olahan dari buah pisang tanduk.
 Sebagai suatu usaha untuk melatih jiwa berwira usaha.
BAB II
POTENSI USAHA
2.1 Potensi Ekonomi Produk

2.1.1 Potensi Sumber Daya

Kabupaten Jember terletak diantara dua kabupaten, yaitu Lumajang dan


Banyuwangi yang merupakan sentra produksi tanaman pisang di propinsi Jawa
Timur. Oleh karena itu ketersediaan buah pisang tanduk/usuk sebagai bahan baku
pembuatan kripik pisang selama produksi berlangsung terjamin.

Buah pisang tanduk yang digunakan dalam pelaksanaanya selalu tersedia,


karena pohon pisang tidak mengenal musim panen dan dapat berbuah setiap saat.
Selain itu juga pohon pisang sangat mudah ditanam karena iklim tropis yang
sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan
pohon pisang tersebar luas di Indonesia.

Pembuatan kripik pisang tanduk dapat dilakukan secara manual dengan


peralatan yang sederhana dan proses pembuatannya cukup mudah dan dapat
diproduksi dalam skala industri rumah tangga maupun diproduksi dalam jumlah
besar.

2.1.2 Landasan Usaha

Landasan usaha perencanaan analisa pembuatan kripik pisang ini adalah:


a) Dilakukan sebanyak ±15 kali produksi dalam sebulan, membutuhkan buah
pisang tanduk sebanyak 7,5 kg. Untuk keseluruhan produksi
membutuhkan pisang tanduk ± 112,5 kg.
b) Bahan yang dibutuhkan dalam 1 kali produksi adalah:
 Pisang tanduk : 7,5 kg
 Garam : 1 bungkus
 Minyak goreng : 2 kg
2.2 Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial. Melalui proses itu, individu –
individu dan kelompok – kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan
yang mereka butuhkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk
serta nilai dengan individu dan kelompok.

Strategi pemasaran dilakukan dengan cara berusaha menembus pasar lokal


terutama daerah jember dan sekitarnya, meliputi toko – toko makanan, rumah
makan, koperasi dan lain – lain.

Pemasaran produk kripik pisang ini dilakukan dengan cara


mendistribusikan langsung (menitipkan pada toko – toko dan warung –warung).

2.3 Prospek Usaha

Pada masa ini produksi pengolahan pisang menjadi kripik pisang sangat
banyak dengan kualitas yang berbeda – beda. Akan tetapi dengan proses
pengolahan yang lebih baik dan kualitas produk yang baik, maka akan
memudahkan pemasaran. Selain itu juga produk ini sudah banyak dikenal oleh
masyarakat sehingga akan memudahkan pemasaran.

Untuk market share ke depan mungkin akan sangat baik, dengan


pengembangan inovasi variasi rasa yang ditambahkan untuk menyaingi produk
baru yang akan muncul.

Kemungkinan pengembangan produk yang dilakukan untuk menyaingi


produk baru yang akan muncul adalah penambahan cita rasa yang bervariasi,
misalkan menambahkan rasa strawbery, durian, coklat atau semacamnya dengan
tingkat gurih yang dihasilkan oleh pisang itu sendiri.
BAB III
REALISASI USAHA
3.1 Proses Produksi

Proses produksi merupakan tahapan yang sangat menentukan karena


berhubungan dengan mutu yang dihasilkan. Sutu proses produksi yang baik, akan
mengahasilkan mutu yang baik pula. Tahapan dalam produksi kripik pisang
tanduk meliputi persiapan bahan, pengupasan , pencucian, pengirisan,
penggorengan, penirisan, penimbangan dan pengemasan.

3.1.1 Persiapan Bahan

Persiapan bahan merupakan langkah pertama dalam melakukan proses


produksi yang utamanya untuk kelancaran proses. Dalam pembuatan kripik pisang
tanduk, sebelum dilakukan proses pengolahan perlu adanya pemilihan bahan
baku. Bahan baku yang dipilih sesuai dengan kriteria bahan baku yang memiliki
kualitas yang layak digunakan dan dalam keadaan aman dan bersih.

3.1.2 Pengupasan

Pengupasan buah pisang tanduk merupakan awal dari proses, dimana buah
pisang ini dikupas kulitnya sampai bersih. Selain itu juga dilakukan pembuangan
pada bagian – bagian yang tidak di inginkan. Setlah dilakukan pengupasan buah
pisang tersebut dicuci bersih dengan air.

3.1.3 Pencucian

Setlah buah pisang dilakukan pengupasan dan bagian – bagian yang tidak
diinginkan dibuang, langsung dicuci menggunakan air bersih.

3.1.4 Pengirisan

Setelah buah pisang yang dicuci bersih, langsung dilakukan pengirisan


bahan dengan menggunakan alat pasah yang terbuat dari steinless stell dan
dilakukan perkiraan ketebalan.
3.1.5 Penggorengan

Pada pembuatan kripik pisang hal yang paling penting dalam penentuan
keberhasilan adalah proses penggorengan. Penggunaan suhu penggorengan yang
baik untuk menghasilkan produk yang baik adalah 163°C - 170°C, ± selama 15
menit. Jadi dalam proses produksi ini harus diperhatikan suhu dan waktu
penggorengannya. Kematangan produk ditandai dengan perubahan warna menjadi
kuning kecoklatan.

3.1.6 Penisiran

Setelah dilakukan penggorengan maka produk tersebut segera dilakukan


penisiran agar minyak yang melekat pada produk berkurang, sehingga produk
tidak mudah tengik.

3.1.7 Penimbangan dan Pengemasan

Tahap akhir dalam proses pembuatan kripik pisang ini adalah


penimbangan dan pengemasan. Produk ditimbang dengan berat @ 100 gram,
kemudian dikemas dalam kemasan plastik dan disealer. Pengemasan dilakukan
setalah produk benar – benar dalam keadaan dingin, karena jika produk masih
dalam keadaan panas atau hangat akan menyebabkan produk menjadi tidak
renyah, tidak tahan lama, dan banyak minyak yang menempel pada kemasan
sehingga kenampakan kurang menarik.
BAB IV

PROFIL INDUSTRI

4.1 Rencana pendirian

Saat ini usaha agroindustri sudah mulai berkembang. Hal itu dapat terlihat dari
banyak perusahaan agroindustri yang berdiri, baik yang sifatnya industri rumah
tangga (home industry) atau bahkan yang sifatnya perusahaan pertanian. Dengan
adanya perusahaan agroindustri maka membuka kesempatan kerja yang begitu
besar bagi masyarakat. Tak hanya di kota besar saja, perusahaan agroindustri
sudah mulai berkembang di daerah Kabupaten yang salah satunya adalah industri
keripik pisang.

Pendirian didasarkan pada letaknya yang berdekatan dengan sumber bahan


baku dan pasar. Dengan bekal keterampilan yang diperoleh dari pengalaman
untuk membuka Industri keripik pisang sebagai industri rumah tangga di
lingkungan tersebut dirasa akan menguntungkan.

Sebelum mendirikan usaha dan belum menjadi industri, ada permohonan izin
usaha. Setelah izin didapatkan barulah melakukan kegiatan usaha. Untuk waktu
jangka panjang, agar hasil produksi lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas perlu
adanya permohonan izin kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Situbondo untuk memberi nama UD pada usaha yang akan dikembangkan.

4.2 Lokasi

Dalam pemilihan lokasi disini perlu dipertimbangkan beberapa variabel,


antara lain :

1. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku dalam pembuatan “keripik pisang Tanduk” ini adalah pisang
Tanduk. Sehingga lebih baik jika lokasinya dekat dengan agen penjual
pisang agar ongkos angkut pembelian relatif murah.
2. Letak Pasar yang Dituju

Konsumen untuk “keripik pisang Tanduk” sebagian besar adalah


masyarakat umum, tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, dsb. Maka lebih
baik jika lokasi industri “keripik pisang Tanduk” ini juga dekat dengan
pasar atau pusat keramaian seperti terminal. Dengan asumsi bahwa siapa
saja bisa dengan mudah membeli atau memperoleh “keripik pisang
Tanduk” ini.

3. Tenaga Listrik dan Air

Hal ini juga mempengaruhi letak lokasi suatu industri “keripik pisang
Tanduk”, karena pembuatan “keripik pisang Tanduk” ini tidak selalu
dipagi hari. Jadi, jika proses pembuatannya dimalam hari penerangan yang
ada harus cukup.

4. Fasilitas Transportasi.

Fasilitas transportasi ini berkaitan erat dengan pertimbangan “keripik


pisang Tanduk” dan pertimbangan pasar. Jika lokasi mendekati sumber
bahan baku, maka fasilitas transportasi terutama diperhitungkan dalam
kaitannya dengan ongkos transportasi menuju pasar, demikian juga
sebaliknya.

4.3 Modal

Modal merupakan titik tolak bagi suatu usaha baik disektor industri besar,
industri menengah dan industri kecil. Besar kecilnya modal dipengaruhi oleh
skala usaha. Dimana makin besar skala usaha makin besar pula modal yang
diperlukan begitu juga sebaliknya bila skala usaha kecil maka makin kecil pula
modal yang diperlukan (Sokamtawi 1990).

Modal dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu modal berupa aktiva tetap
seperti peralatan yang digunakan dalam kegiatan usaha dan modal berupa aktiva
lancar misalnya modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha sehari-
hari. Kebanyakan modal industri kecil berasal dari pemilik usaha itu sendiri.

4.4 Struktur Organisasi

Organisasi merupakan suatu pengaturan orang-orang secara sengaja untuk


mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan ini biasanya diungkapkan dalam rangka
sebuah sasaran atau serangkaian sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi
tersebut.

Begitupun dengan industri ”keripik pisang Tanduk” yang akan didirikan,


dengan struktur organisasi yang ada dalam perusahaan ini diharapkan dapat lebih
meningkatkan lagi kemajuan perusahaan untuk lebih dikenal oleh seluruh
masyarakat tidak hanya yang ada di wilayah Situbondo saja tetapi yang ada di luar
wilayah Situbondo.
BAB V

Analisa Ekonomi

5.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)

Nilai Alat Nilai


Umur
No Alat Jumlah Susut/Bulan
(Rp) Ekonomis
(Rp)
1 Kompor 1 60000 24 2500
2 Timbangan 1 45000 24 1875
3 Wajan 1 35000 24 1458,33
4 Baskom 2 15000 12 1250
5 Pisau 2 8000 24 333,33
6 Serok 1 5000 12 416,67
7 Tray 1 15000 24 625
8 Talenan 1 3500 12 291,67
9 Sendok 1 1000 24 41,67
10 Sealer 1 100000 48 2083,33
Jumlah 10875

Dimana:
1 Bulan = 25 hari kerja
1 hari = 8 jam kerja
Upah minimum regional (UMR) / bulan = Rp 500.000
Upah 1 hari kerja = UMR / 25 hari kerja
= Rp 500.000 / 25
= Rp 20.000
Upah / jam = Upah 1 hari kerja / 8 jam kerja
= Rp 20.000 / 8
= Rp2.500,00
Lama pembuatan produksi keripik pisang tanduk selama 3 jam / 1 kali produksi
Jadi upah / gaji karyawan dalam I kali proses produksi adalah :
= Rp 2.500,- x 3 jam
= Rp 7.500,-
Gaji / upah karyawan selama 15 kali proses produksi :
= Lama produksi /1 kali proses produksi x jumlah proses x upah / jam
= 3 jam x 15 x Rp 7.500,-
= Rp 112.500,-

Gaji karyawan = Rp 112.500,- / 15 kali produksi


Total Biaya Tetap = Biaya penyusutan + Gaji karyawan
= Rp 10875 + Rp 112.500,-
= Rp 123.375

5.2 Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)


No Bahan Jumlah Harga / satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 Pisang 112,5 kg 2500 / kg 281.250
2 Minyak goreng 30 kg 6000 / kg 180.000
3 Garam 15 bks 300 / bks 4.500
4 Minyak gas 30 ltr 4500 / liter 135.000
5 Pekerja 1 orang 7500 / orang 112.500
6 Kemasan 750 kms 100 / pls 75.000
7 Transportasi 15 hari 5000 / hari 75.000
8 Pemasaran 20 % dari pendapatan Rp 2.250.000 450.000
9 Lain-lain 2% dari pendapatan Rp 2.250.000 45.000
JUMLAH 1.358.250

 Total Biaya Produksi = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel


= Rp 123.375 + Rp 1.358.250
= Rp 1.481.625
 Total biaya Penjualan = Total Biaya Produksi / Kemasan
= Rp 1.481.625 / 750
= Rp 1975,5

 Total Pendapatan = Harga Jual x Jumlah Unit


= Rp 3000 x 750
= Rp 2.250.000
 Keuntungan = Hasil Penjualan – Total Biaya Produksi
= Rp 2.250.000 - Rp 1.481.625
= Rp 768.375

 Laju Keuntungan = (Keuntungan/Total Biaya Produksi) x 100%


= (Rp 768.375 / Rp 1.481.625) x 100%
= 51,86 %
 F . B / C Ratio = Total Pendapatan / Total biaya Produksi
= Rp 2.250.000 / Rp 1.481.625
= 1.52

5.3 Break Event Point Usaha


 Biaya Variabel / unit = Total Biaya Varibel / Jumlah Kemasan
= Rp 1.358.250 / 750
= Rp 1811
 BEP (Produksi) = Total Biaya Tetap

Harga Jual – Biaya Variabel / Unit

= Rp 123.375
Rp 3000 – Rp 1811
= 113 (kemasan)
 BEP (Rupiah) = Total Biaya Tetap

1 – Total Biaya Variabel / Hasil Penjualan


= Rp 123.375
1 - Rp 1.358.250 / Rp 2.250.000
= Rp 311.553

Anda mungkin juga menyukai