Tim Peneliti
Mu’man Nuryana, Nyi R Irmayani, Badrun Susantyo, B. Mujiyadi,
Suradi, Togiaratua Nainggolan, Sugiyanto, Habibullah
Konsultan
Bagus Aryo, MSW, Ph.D
Konsultan
Bagus Aryo, MSW, Ph.D
Penulis:
Mu’man Nuryana
Nyi R Irmayani
Badrun Susantyo
B. Mujiyadi,
Suradi
Togiaratua Nainggolan
Sugiyanto
Habibullah
Cetakan : 2019
ISBN : 978-602-53459-8-2
Diterbitkan oleh:
PUSLITBANGKESOS KEMENTERIAN SOSIAL RI.
Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang III Jakarta- Timur. Telp. (021) 8017126
E-mail: puslitbangkesos@kemsos.go.id; Website: puslit.kemsos.go.id
Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak buku sebagian atau selu-
ruhnya tanpa izin dari Puslitbangkesos, Kementerian Sosial RI.
KONTRIBUTOR
Akademisi
Muhammad Fedryasyah, Bagus Adityawan, Gandung Ismanto, Masykur,
Nur Hidayanti, Efri Novianto, Heru Suprapto, Mohamad Fadil, Rosdiana,
Asep Jahidin, MC. Candra Rusmala, Ida Bagus Wirawan, Rinikso Kartono,
Sugeng Pujileksono, Jarkawi, Muzdalifah, Nasrul Z, Sabirin, Sulaiman
Usman, Teuku Syarifuddin, Albiner Siagian, Fikarwin Zuska, Meutia Nauly,
Kornelis Balak, Marthina Tjoa, Aholiab Watloly, Agustinus Kastanya, David
Victor Mamengko, Mukti Jazir, Febriana FM Sorentou, Hasanudin Haruka,
Bogga Pasilong, Rusman, Salim HS, Abdul Wahid, Arsyad Abd Gani, Safrudin
ABD Rahman, Amrul Djana, Novaty Eny Dungga, Lomba Sultan, Jayadi Nas,
Lasarus Jehamat, Yohannes Jimmy Nami, Didimus Dedi Dhosa, Hendrik
Kubela, La Alimuddin, Sunarko
Praktisi
Andi Agustiana, Atik Nurhayati, Yuyun Bahtiar, Ahmad Yani, Dinar
Tricahyani, Ratu Ani Nur’aeni, A.S. Fitriannur Azim, Joni Saputra Dias,
Sunarko, CH. Tri Muryatun, Ratnaningtyas, Tyasning Handayani, Sumitro,
Ahmad Misbahul Munir, Ardi Anindita, Fahrurrazi, Muhammad Hilmi,
Nurhayani, Syamsudin , Hasanudin, Rusdi, Angelina BR Sembiring, Ridha
Valenta Yetta, Amrah Sakti, Aprizal, M. Arif Nur, Usman, Norman Sitindaon,
Maxmillian R. Hattu, Tajuddin, Philipus Pattikayhatu, Harjanto Ombesapu,
Muhamad Mansyur, Muhammad Hasrul, Septiyanti, Muh. Ali Rahman,
Khalid SKM, Khalik Saifullah, Muktasimbillah, Lilik Wasis Widiono, Asbullah
Iskandar Alam, Asep Heriawan, Abson Pippa, Azis Ajarat, Tamrin Bahara ,
Azhar Soleman, Heri Purnomo, Victor Frans Hattu, Ulfah, M. Iskandar Lewa,
Retnowati, Matheus B.L. Rdjah, Clementina RN Soengkono, Agustinus Hake,
Rudy Priyono, Purwanto, Jepry CH. Koloay, Khairul Lie, Frans Y.R. Pepuho,
Abdullah M Somara, Achmad Khusairi, Andi Sangkawana, Cepi Setiawan,
Diyah Anur Yani, Edi Syahputra Barus, Hoirun Nawalah, Ida Yulisnawati,
Josia Jonlie, Martalena, Miznan, Padli Saleh, Agung Priyono, Saifuddin,
Saprudin Saida Panda, Suheryanta, Mia Hermini, Abdullah M Somara, A.
Shernylia Maladevi, Naharuddin
CSO
Adam Pratama, Ali Nurjaman, Juanta, Lis Gistiani, Nandang Suherman,
Nurlaela, Achmad, Irfan Hadiyana, Bahrul Alam, Irfan, Jepri Ardian, Rauhah,
Kariyati, Muslim Gunawan, Nanang Prayitno, Indiah Wahyu Andari,
Haryanto, Sri Widodo, Suyanta, Achmad Nur Falakhudin, Dharmayanti,
Dulyakin, Dwi Antini Sunarsih, Sugiono, Sukardi, Badi’ah, Ilyan Noor,
Muhammad Aripin, Paizah, Rachmah Norlias, Ferry Hariawan, Khairat,
Muhammad Iswanto, Nuraida, Rinaldi Hasan, Ferry Wira Padang, Hotmauli
Simanullang, Musaddat Lubis, Rafdinal, Todo Agustinus Pasaribu, ABD
Rauf, Wilem Joseph, Franky Tutupary, Mustari A. Muhammad, Mulia Sahatta
Saragih, Ronny Tamaela, Nur Rahimi Hastuti, Thresje J. Gaspersz, Risdianto,
Mohammad Ugik Sanjaya, Darmawi Darman, Naharuddin, Firdaus, Ruslan,
Aminulah, Nurjanah, Joko Jumadi, Yudi Kusnagin, Apip Sutardi, Sadikin
Amir, Kinanti Estu Linadi, Arisyono, Edy JusparEdi, Edi Ariadi, A. Syamsari,
A. Shernylia Maladevi, Rudi Satria, Sudirman, Emy Rachmi Nurdin, Libby
Sinlaeloe, Daud Haga Kore, Yaksih Abelmisraim Nuban Timo, RD. Hadrianus
Lahus, Dodik Kurniawa, Roy Marthen Wadi, Raimond Rumere, Naftali
Okoseray, Mansur Alkafi
Asisten Peneliti/Notetaker
Atiek Difa Mufidah, Rati Afina, Tedy Setiadi, Hendi Irawan,
Fajrin Kurnia Putra, Lendi Andita
KATA PENGANTAR
Harry Z. Soeratin
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) adalah dokumen perencanaan untuk periode
5 (lima) tahun, dan merupakan bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional. Saat ini, kita
berada di penghujung periode RPJMN periode 2015-2019,
yang merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (UU No. 17
Tahun 2007).
RPJMN 2015-2019, disusun sebagai penjabaran dari Visi,
Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden terpilih (Joko
Widodo dan M. Jusuf Kalla), yang dikenal dengan Nawa Cita.
Untuk menjamin pencapaian visi dan misi serta konsistensi
arah pembangunan nasional, agenda pembangunan
nasional ini didistribusikan melalui Kabinet pemerintahan
yang telah disusun. Susunan Kabinet ini terjabarkan ke
dalam Kementerian maupun Lembaga. Kementerian Sosial
merupakan salah satu pilar pencapaian visi dan misi ini,
khususnya terkait Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial.
B. Urgensi Penelitian
Arah pembangunan nasional di Indonesia era reformasi ini
mengacu pada visi dan misi Presiden terpilih sebagaimana
disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM). Namun visi dan misi dimaksud sudah tidak bisa
C. Rumusan Masalah
Walau sudah ada rujukan seperti Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, namun kenyataaan
menunjukkan kesejahteraan sosial dimaknai berbeda-beda
oleh akademisi, praktisi, klien dan komunitas serta masyarakat
pada umumnya. Ini terjadi karena perbedaan latar belakang
pendidikan, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. Perbedaan
ini mempengaruhi implementasi hingga kinerja program
kesejahteraan sosial.
2 Midgley & Conley (2010). Social work and Social Development: Theories and
Skills for Developmental Social Work. New York. USA: Oxford University Press.
d. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan arah baru
pembangunan kesejahteraan sosial sebagai masukan bagi
penyusunan RPJM 2020-2024, yang akan memberikan arahan
e. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang
ilmu kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perumusan dan/atau
pengembangan kebijakan sosial yang inovatif yang mampu
mengantisipasi isu-isu sosial strategis ke depan dan
terutama untuk memberikan masukan bagi perumusan
RPJM 2020-2024.
f. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kombinasi
kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011) bahwa,
metode penelitian kombinasi adalah suatu metode
penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan
antara metode kuantitatif dan metode kualitatif
untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu
kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih
komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Berdasarkan
pendapat di atas bahwa, metode penelitian kombinasi
adalah metode penelitian yang menggunakan dua metode
yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk
digunakan dalam suatu kegiatan penelitian. Sehingga
diperoleh data yang lebih lengkap dan menyeluruh.
Pendekatan kualitatif dilakukan melalui lokakarya sebagai
metode penggerak utamanya. Melalui lokakarya ini
diharapkan akan mampu menggali isu-isu strategis dalam
G. Kerangka Konseptual
Penelitian tentang Arah Baru Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, berupaya mengungkapkan dan mendalami aspek-
aspek kunci yang merupakan aspek yang sangat menentukan
arah pembangunan kesejahteraan ke depan. Ada lima aspek
yang diungkap dan didalami dalam penelitian ini, yaitu (1)
pendekatan developmental, (2) investasi sosial oleh negara,
(3) partisipasi tiga sektor (pemerintah, dunia usaha dan CSO),
(4) peran Kementerian Sosial sebagai regulator atau operator,
dan (5) identifikasi permasalahan kesejahteraan sosial. Kelima
aspek tersebut sebagaimana diuraikan di bawah ini:
1. Developmental Approach (Pendekatan Perkembangan)
Pada pendekatan ini yang mengutamakan pentingnya
pemberdayaan, pencegahan dan investasi sosial (Midgley
& Conley, 2010):
a. Pemberdayaan, preventif dan sosial investment
(investasi sosial). Developmental Sosial Work: client
strengths, importance empowerment, provide tangible
sosial investments that enhance their capability and
facilitate their participation in community life and the
productive economy, artinya bahwa kekuatan klien,
pentingnya pemberdayaan, menyediakan investasi
sosial nyata yang meningkatkan kemampuan mereka
dan memfasilitasi partisipasi mereka dalam kehidupan
masyarakat dan ekonomi produktif
b. Developmentasl sosial work stresses the role of
community-based practice interventions, artinya
bahwa pengembangan pekerjaan sosial menekankan
peran intervensi praktik berbasis masyarakat
H. Organisasi Penelitian
Penelitian Arah Baru Pembangunan Kesejahteraan Sosial
dilaksanakan dengan susunan organisasi sebagai berikut:
Pengarah Kepala Badan Pendidikan, Penelitian dan
Penyuluhan Sosial
Penanggung Jawab Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Konsultan Bagus Aryo, Ph.D.
Ketua Tim Mu’man Nuryana, Ph.D
Sekretaris Nyi R. Irmayani, SH, M.Si
Anggota Drs. Suradi, M.Si
Drs. Benedictus Mujiyadi, MSW
Badrun Susantyo, Ph.D.
Drs. Togiaratua Nainggolan, M.Si
Sugiyanto, S.Pd, M.Si
Habibullah, S.Sos, M. Kesos
Asisten Peneliti/ Atiek Difa Mufidah S. Kesos., M. Kesos
Notetaker Rati Afina S.Kesos., M.Kesos
Tedy Setiadi S.Sos
Hendi Irawan, S.Pd., M.Kessos.
Fajrin Kurnia Putra, S.H., M.Kesos.
Lendi Andita S. Kesos
Sekretariat Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala Bidang Penelitian Perlindungan dan
Jaminan Sosial dan Penunjang
J. Sistematika Pelaporan
Bab I : Pendahuluan, mendeskripsikan tentang latar
belakang, rumsuan masalah, tujuan, metode,
kerangka konseptual, tahapan dan jawal, organisasi
penelitian dan sistematika laporan.
Bab II : Tinjauan Pustaka, menyajikan hasil-hasil
penelitian terdahulu terkiat dengan program yang
dilaksanakan oleh Kementerian Sosial.
Bab III : Temuan dan Pembahasan, mendeskripsikan data
dan informasi hasil FGD dan survey online tentang
Kondisi Saat Ini, Tantangan dan Prospek ke Depan
pembangunan kesejahteraan sosial.
Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, mendeskripsikan
kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi serta
implikasi kebijakan.
Lampiran
Laporan FGD wilayah Barat
Laporan FGD wilayah Timur
Laporan FGD Konvensi
Kontributor Penelitian (Akademisi, Praktisi dan CSO)
II TINJAUAN
PUSTAKA
III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
2. Gambaran Responden
Responden pada survey online adalah masyarakat umum.
Mereka mengisi formulir online survey (link survey monkey)
yang diadakan selama 1 bulan ( periode 7 Maret - 7 April
2019) di seluruh Indonesia. Respondennya, mencapai 4.754
responden (dengan 3.931 komplet respon), terdiri dari 58
persen laki-laki dan 42 persen perempuan, seperti terdapat
dalam diagram 3.2 tersebut di bawah ini.
Diagram 3.2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial masih
bersifat parsial, dan belum memiliki indikator outcome
dan dampak yang dapat diukur.
2. Pendekatan residual dalam pembangunan kesejahteraan
sosial tidak mampu mengantisipasi “risiko sosial baru”,
karena intervensinya bersifat reaktif dan tidak proaktif
3. Pemberdayaan masih dimaknai sebagai proyek,
bukan sebagai pemberdayaan yang sesungguhnya dan
menyebabkan ketergantungan masyarakat
4. Pembentukan KUBE pada kenyataannya melemahkan
modal sosial karena penunjukan didasarkan pada
kesamaan marga, kerabat, dan kedekatan wilayah.
5. Kementerian Sosial menjalankan peran sebagai regulator
sekaligus operator sehingga bebannya sangat berat.
6. Masih banyak badan usaha yang menjalankan CSR
berdasarkan visi dan misinya sendiri, lepas dari target /
tujuan yang ditetapkan Pemerintah.
B. Rekomendasi
Berdasarkaan kesimpulan penelitian ini maka
direkomendasikan sebagai berikut:
1. Pendekatan pemberdayaan sebaiknya menjadi pendekatan
utama dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial agar
penerima program lepas dari ketergantungan dan siap
hidup secara mandiri di masyarakat; tanpa mengabaikan
pendekatan residual kepada penerima manfaat yang
memang perlu layanan secara khusus.
Jayaputra, A., Muhtar, Syawie, M., Pudjianto, B., Amalia, A. D., &
Belanawane, M. (2017). Kepuasan Keluarga Penerima Man-
faat Bantuan Tunai dan Non Tunai: Kajian Tiga Kota. Ja-
karta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan
Sosial.
Midgley, J., & Conley, A. (Eds.). (2010). Sosial Work and Sosial De-
velopment: Theories and Skills for Developmental Sosial
Work. New York: Oxford University Press.
Rachman, B., Agustian, A., & Wahyudi. (2018). Efektivitas Dan Per-
spektif Pelaksanaan Program Beras Sejahtera (Rastra) Dan
Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Analisis Kebijakan
Pertanian, 16(1), 1-18.
Sari, A. F., Yanzi, H., & Nurmalisa, Y. (2017). Peran Orang Tua Me-
manfaatkan Dana Bantuan Program Asistensi Sosial Pe-
nyandang Disabilitas Berat. Jurnal Kultur Demokrasi, 5(4),
1-14.
Sari, W. Y., & Nurhamlin. (2018). Peran Panti Sosial Bina Remaja
(PSBR) Rumbai Dalam Pembinaan Remaja Putus Sekolah.
Jurnal Online Mahasiswa FISIP Universitas Riau, 5(1), 1-15.
Schubert, B., Rusyidi, B., Pratiwi, A. P., & Halim, M. A. (2015). Pe-
nilaian Cepat Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA).
Jakarta: Kementerian Sosial RI & UNICEF.
Siswoyo, M. E., & Hardi, J. (2016). Evaluasi Pasca Huni Pada Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Selatan. Jurnal
Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan, 5(3), 105-162.
Sitepu, A., Sumarno, S., Nainggolan, T., & Murni, R. (2014). Evaluasi
Implementasi Kebijakan Raskin 2014. Jakarta: Pusat Peneli-
tian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial.
Sugina, P. M. (2012). Implementasi Kebijakan Penanggulangan Ke-
miskinan Melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Kelom-
pok Usaha Bersama (KUBE) di Jakarta Selatan (Tesis mas-
ter tidak dipublikasikan). Universitas Indonesia, Depok,
Indonesia.
U.S. Army Heritage and Education Center. (2018, Juli 10). “Who first
originated the term VUCA (Volatility, Uncertainty, Com-
plexity and Ambiguity)?” USAHEC Ask Us a Question. Re-
trieved from libanswers: http://usawc.libanswers.com/
faq/84869
158
Individu
• Kapasitas individu: kemensos masih terbatas melakukan sistem pendataan
Kemampuan orang per orang • Informasi ttg program terpadu sampai ke tingkat
dalam mengurus dirinya. perlindungan sosial belum desa.
• Kapasitas individu kurang, maksimal • Pemerintah pusat sudah
misalkan: gap antara • Kualitas SDM di lembaga melakukan rekrutmen tenaga
kapasitas masyarakat desa pelayanan sosial masih pendamping untuk program-
dengan masyarakat kota terbatas mengakibatkan kurang program di masyarakat.
• Individu pada dasarnya maksimalnya pelayanan • Program-program
punya potensi sosial yang dirasakan oleh pemerintah masih banyak
• Kualitas SDM lemah di masyarakat(masih banyak yang yang menempatkan sasaran
159
• Kerjasama antara pemerintah dan • Investasi kemensos di
160
dunia usaha dalam menerapkan kelembagaan kesejahteraan
program pemberdayaan dibidang sosial dinilai sudah tepat
pendidikan dan kesehatan yang • PSM di lapangan hampir
dapat menunjang peningkatan mati suri, membutuhkan
ekonomi masyarakat regenerasi/perekrutan baru
• Karang taruna sebagai sarana
politik (makassar)
• Investasi sosial belum
terdokumentasi dengan baik
Praktisi
• Kordinasi antara dunia usaha, organisasi sosial dan
pemerintah belum optimal. Dinas sosial belum optimal
untuk mensinergikan kegiatan Kemensos, CSO, dan dunia
usaha
• Sudah ada kontribusi dunia usaha melalui CSR misalnya
bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan
pemberdayaan UKM namun masih ada pemanfaatan dana
CSR yang tidak sesuai peruntukannya
• CSO sudah diberikan peluang untuk terlibat dalam
pembangunan kesos. CSO juga telah memberikan dampak
A. ARAH LAMA
1. Penetapan sasaran pembangunan kesejahteraan sosial
di Indonesia saat ini, lebih didasarkan pada basis data
terpadu yang memuat data penduduk yang membutuhkan
pelayanan sosial terutama rehabilitasi sosial melalui
perawatan negara alternatif (panti sosial). Perawatan
negara alternatif (basis residensial) masih sangat
diperlukan, tetapi lebih sebagai ‘the last resort’ apabila
jalan lain (pelayanan perlindungan, pelayanan intervensi
dini, pelayanan pencegahan) yang dilakukan oleh keluarga,
komunitas dan masyarakat pada tingkat desa/ kelurahan,
kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi sudah tidak
mampu mengatasinya.
2. Data merupakan bahan dasar (row material) dalam proses
perencanaan dan evaluasi. Data yang tidak valid akan
menghasilkan dokumen perencanaan yang tidak optimal.
Evaluasi program akan sulit memperoleh data yang
obyektif. Aplikasi Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial
Next Generation (SIKS’NG) yang disediakan oleh Pusdatin
Kesos Kementerian Sosial masih belum bisa menjawab
perubahan data yang dinamis di daerah. Akibatnya sasaran
C. PRPSPEK KE DEPAN
1. Program pembangunan kesejahteraan sosial diutamakan
ke kegiatan preventif, promotif, dan developmental yang
4 Dari hasil survey online yang telah dilakukan kepada 4.302 responden,
sebanyak 58,81% menyatakan setuju dan 34,40% lainnya menyatakan sangat
setuju untuk menyatukan pembangunan ekonomi dan sosial yang diperlukan
suatu terobosan baru agar tidak membebani negara.
5 Dari hasil survey online yang telah dilakukan kepada 3.934 responden,
sebanyak 58,90% menyatakan setuju dan 37,11% lainnya menyatakan sangat
setuju dengan Peran Kementerian Sosial RI ke depan lebih berorientasi pada
penguatan masyarakat untuk menangani masalah sosial.