Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Google Classroom


2.1.1 Pengertian Google Classroom
Menurut Abdul Barir Hakim (Edo Arruji,2016: 2) Google Classroom
adalah layanan berbasis internet yang disediakan oleh Google sebagai sebuah
sistem sistem e-learning. Service didesain untuk membantu pengajar atau
pendidik membuat dan membagikan tugas kepada pelajar secara paperless.
Pengguna service ini harus mempunyai akun di Google. Selain itu Google
Classroom hanya bisa digunakan oleh sekolah yang mempunyai Google Apps for
Education. Google Classroom merupakan aplikasi yang sudah tidak asing lagi
didengar oleh siapapun. Google Classroom merupakan aplikasi berbasis internet
sehingga untuk masuk atau menggunakan Google Classroom harus mempunyai
akun Gmail dan juga jaringan internet serta kuota data agar aplikasi tersebut dapat
digunakan.
Menurut Corbyn dalam Habie (Innayatul,2020: 27) menyatakan bahwa
Google Classroom atau ruang kelas Google merupakan suatu sarana media
pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat memudahkan
pengajar dalam membuat, membagikan dan menggolongkan setiap penugasan
tanpa kertas (paperless). Sekarang merupakan era digital, sehingga semua akses
ataupun yang akan kita lakukan dapat mudah kita lakukan dengan menggunakan
media atau aplikasi yang telah ada pada zaman sekarang ini.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Google
Classroom merupakan suatu aplikasi yang disediakan oleh Google menggunakan
jaringan internet untuk belajar dan pembelajaran, yang didalamnya dapat
menciptakan ruang kelas seperti biasa tatap muka didalam dunia maya. Sehingga
aplikasi ini dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan
proses belajar yang lebih efektif.
2.1.2 Manfaat Penggunaan Google Classroom
Menurut Brock dalam Habie (Innayatul,2020: 28) mengemukakan
terdapat beberapa manfaat penggunaan Google Classroom seperti:
1. Kelas dapat disiapkan dengan mudah,pengajar dapat menyiapkan kelas
dan mengundang siswa serta asisten pengajar.
2. Menghemat waktu dan kertas,pengajar dapat membuat kelas, memberikan
tugas, berkomunikasi dan melakukan pengelolaan, semuanya di satu
tempat.
3. Pengelolaan yang lebih baik dalam hal ini siswa dapat melihat tugas di
halaman tugas, di aliran kelas maupun di kalender kelas. Semua materi
otomatis tersimpan di dalam folder Google Drive.
4. Penyempurnaan komunikasi dan masukkan, pengajar dapat membuat
tugas, mengirim pengumuman dan memulai diskripsi secara langsung.
5. Dapat digunakan dengan aplikasi yang anda gunakan, kelas berfungsi
dengan Google Document, Calender, Gmail, Drive dan formulir.
6. Aman dan terjangkau, kelas disediakan secara gratis tanpa iklan.

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom


Menurut janzen M dan Mary dalam Iftakhar oleh Lailatul Faizah (2020:
38) menyatakan bahwa kelebihan aplikasi Google Classroom adalah sebagai
berikut:
1. Mudah digunakan karena desainnya sengaja dibuat sederhana dan opsi
yang digunakan juga sangat sederhana bahkan kita dapat melihat dan
mengetahui pemberitahuan pengumuman melalui email maupun gmail.
2. Menghemat waktu
3. Berbasis cloud
4. Fleksibel
5. Gratis
6. Ramah seluler
Tidak semua aplikasi mempunyai kelebihan dibalik kelebihan pasti ada
kekurangan dan tidak dapat berjalan sesuai dengan keinginan, kebutuhan oleh
pengguna. Berikut beberapa kekurangan dari media aplikasi Google Classroom:
1. Google yang berbasis web menharuskan siswa dan guru utnuk terkoneksi
dengan jaringan internet.
2. Pembelajaran berupa perseorangan sehingga mengurangi minat dan
motivasi siswa untuk belajar.
3. Apabila siswa tidak berpikir kritis dan terjadi kesalahan materi maka akan
berdampak pada pengetahuan siswa tersebut.
4. Membutuhkan spesifikasi hardware, software dan jaringan internet yang
tinggi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Google Classroom
merupakan aplikasi yang sengaja dirancang untuk mempermudah interaksi antara
guru dan siswa dalam proses pembelajaran didalam dunia maya. Dan terdapat
syarat yang harus terpenuhi ketika menggunakan aplikasi berbasis internet seperti
Google Classroom bahwa siswa dan juga guru harus memiliki atau berada pada
akses internet yang tinggi agar pembelajaran tetap berjalan sesuai dengan target
yang ingin dicapai.

2.1.4 Langkah-langkah menggunakan Google Classroom


Fungsi Google Classroom sangat bermanfaat bagi siswa dan guru dalam
pembelajaran karena dinilai baik dan memudahkan siswa dan guru untuk
mengumpulkan tugas, dan berdiskusi tentang pelajaran. Hal itu membuat proses
pembelajaran lebih menarik dan efisien dalam pengelolaan waktu dan juga tidak
ada alasan bagi siswa untuk tidak dapat mengumpulkan tugas yang sudah
diberikan guru.
Tata cara menggunakan aplikasi Google Classroom, menggunakan
handphone android dan iOS yaitu sebagai berikut:
1. Buka playstore atau appstore
2. Ketikkan dikolom pencarian google classroom
3. Jika sudah dapat pilih instal
4. Jika sudah terinstal, klik open atau buka aplikasi
5. Pilih get started
6. Masukkan akun gmail yang ingin digunakan
7. Kemudian jika sudah masuk kedalam dashboard google classroom
8. Klik tanda tambah (+) disudut kanan atas untuk membuat kelas
atau join kelas.
9. Kemudian klik tanda garis tiga untuk melihat menu-menu yang ada
di aplikasi google classroom.
10. Klik atau pilih kelas untuk masuk kedalam kelas dan melihat tugas-
tugas dan materi yang diberikan oleh guru.

2.2 Hasil Belajar


2.2.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang akrab dengan semua lapisan masyarakat.
Sehingga ata belajar sudah tidak asing lagi untuk didengar. Setiap manusia sudsah
pasti merasakan dan mengalami proses belajar baik secara mandiri maupun
dibantu oleh guru. Dari proses belajar tersebut kita dapat mengetahui hasil dari
apa yang dipelajari apakah memiliki perkembangan atau tidak. Oleh sebab itu
manusia pada dasarnya didunia ini adalah memang untuk belajar, baik belajar di
sekolah maupun diluar sekolah.
Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono,2013: 10) berpendapat bahwa
belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas.
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan,
Hasil belajar merupakan hal yang kompleks yang akhirnya adalah suatu ukuran
dimana kita dapat mengukur hasil belajar melalui pengetahuan. dan proses
kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Selanjutnya, menurut Soejanto (Saefuddin
dan Ika,2015: 8) menyatakan bahwa belajar adalah segenap rangkaian aktivitas
yang dilakukan dengan penambahan pengetahuan secara sadar oleh seseorang dan
mengakibatkan perubahan dalam dirinya yang menyangkut banyak aspek, baik
karena kematangan maupun karena latihan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang dilakukan untuk menuju pada suatu perubahan secara positif
sehingga hasil dari belajar tersebut menghasilkan keterampilan, pengetahuan dan
sikap siswa. Dari belajar tersebut kita mengetahui sejauh mana perkembangan
pengetahuan, bakat dan minat kita, apakah berkembang atau tidak yang dilakukan
oleh seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar. Sehingga hasil belajar
merupakan suatu hal yang sangat berguna bagi siswa utnuk menuju kepada
pemikirannya yang luas dan berwawasan.

2.2.2 Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk melihat
apakah terdapat peningkatan atau perkembangan diri berupa perubahan
kemampuan atau tidak pada diri siswa tersebut dan mengetahui sejauh mana siswa
menguasai bahan yang telah diajarkan oleh guru pada saat proses pembelajaran.
Terdapat empat unsur utama yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran
yakni, tujuan, bahan metode dan media atau alat, serta penilaian. Sehingga dari
keempat unsur tersebut memiliki umpan balik yang efektif.
Menurut pendapat Ridwan Abdullah Sani (2019: 38) Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku atau kompetensi (sikap, pengetahuan,
keterampilan) yang diperoleh siswa setelah melalui aktivitas belajar. Ada dua
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yakni faktor internal dari dalam diri
siswa, dan faktor eksternal dari luar siswa. Pada umumnya, hasil belajar 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa (faktor internal) dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan (faktor eksternal).
Selanjutnya menurut Benjamin S.Bloom (Sani,2019: 38) hasil belajar
mencakup kemampuan afektif, kognitif,dan psikomotor. Masing-masing
kemampuan tersebut memiliki tingkatan, sehingga pengelompokkan tingkatan
kemampuan disebut taksonomi. Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani,
tassein yang berarti “untuk mengelompokkan”, dan nomos yang berarti “aturan”.
Sehingga taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal
berdasarkan tingkatan tertentu. Menurut saefuddin dan Ika (2015: 34)
pembelajaran efektif adalah apabila tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
berhasil guna diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran efektif dapat tercapai
jika mampu memberikan pengalaman baru, membentuk kompetensi siswa dan
menghantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal.
Tujuan pembelajaran di Indonesi dilandasi oleh taksonomi pendidikan Bloom.
Benyamin Bloom membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik. Berikut masing-masing dari pembagian ranah
tersebut:
1. Ranah kognitif yaitu ranah yang mencakup hasil belajar intelektual,
meliputi: (i) ingatan dan pengetahuan, (ii) pemahaman, (iii) penerapan,
(iv) analisis,(v)sintesis, (vi) menilai.
2. Ranah afektif yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai, meliputi: (i) sikap
menerima, (ii) memberikan respon, (iii) menentukan sikap, (iv) mengatur,
(v) pembentukan pola hidup.
3. Ranah psikomotorik yakni berkenaan dengan keterampilan (skill) meliputi:
(i) persepsi, (ii) kesiapan, (iii) gerakan terbimbing, (iv) gerakan terbiasa,
(v) gerakan kompleks, (vi) kreativitas.
Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu perubahan terhadap semua aspek dalam diri siswa baik
pengetahuan, keterampilan, sikap dan minatnya setelah melaksanakan proses
pembelajaran yang telah dipelajarinya. Suatu hasil belajar dikatakan efektif jika
kemampuan siswa sudah memenuhi syarat dari standar ukuran nilai yang telah
tercantum dalam ketetapan indikator keefektifan. Dari ketiga ranah diatas, ranah
yang paling berpengaruh dan dinilai oleh banyak guru adalah ranah kognitif
karena sangat berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran.
Dalam penelitian ini hasil belajar kognitif berupa nilai setelah selesai
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan Google Classroom.

2.2.3 Penilaian Hasil Belajar


Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang memiliki kedudukan
sangat berpengaruh dan penting yang dilakukan oleh guru. Melalui kegiatan
penilaian, secara otomatis guru akan mengetahui apakah pengajarah ataupun
pelatihan selama proses pembelajaran telah dikuasai siswa atau belum. Penilaian
dapat berupa angka yang dapat dihitung hasilnya. Menurut Ahmad Sofyan, Tonih
Feronika dan Burhanuddin Milama (Edo Arruji,2020: 23) mengemukakan bahwa
tujuan dilakukannya penilaian hasil adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa,
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dan untuk memperoleh masukan atau
umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar sangat
berperan dan tidak kalah pentingnya dengan penetapan tujuan dan proses
pembelajaran itu sendiri yang ingin dicapai nilai keefektifan indikator
pembelajaran. Dan salah satu tujuan penilaian hasil belajar yaitu untuk
mengetahui sejauh mana hasil dan kemajuan siswa tersebut setelah melakukan
pembelajaran. Penilaian hasil belajar juga dapat diartikan sebagai proses
pengumpulan data tentang pencapain siswa setelah pembelajaran selesai atau
setelah di adakannya ujian untuk mengetahui kempuan siswa tersebut.

2.3 Pengertian Matematika


Matematika adalah suatu bentuk aktivitas manusia “(mathematic as a
human activity)”. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang
dinilai sangat memegang peranan rasional, kritis, cermat, efektif, dan efesien.
Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh
siswa (Nadar,2016: 266). Matematika merupakan suatu pelajaran yang umum dan
selalu digunakan dimanapun dan kapankun sehingga matematika merupakan hal
yang tak asing lagi didengar.
Sedangkan menurut KTSP 2006, Matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat
di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori,
peluang, dan diskrit. Matematika itu merupakan sebuah penalaran pada cara
berfikir siswa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah kegiatan
belajar dan mengajar yang mempelajari ilmu matematika dengan tujuan
membangun pengetahuan matematika agar bermanfaat dan mampu
mempraktekkan hasil belajar matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari matematika selalu digunakan sehingga matematika juga
disebut ilmu berhitung yang melatih cara berpikir kita untuk kritis, cermat dan
benar.

2.4 Materi Persamaan Kuadrat


Jika diperhatikan cara mencari penyelesaian persamaan kuadrat dengan menggunakan
rumus, jenis akar- akar tersebut akan bergantung pada nilai b 2 – 4ac disebut

diskriminan, yaitu D = b 2−4 ac .


Beberapa jenis akar persamaan kuadarat berdasarkan nilai D :
a. Jika D ¿ 0 ,maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real yang berbeda.
b. Jika D = 0 , maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real yang sama atau
sering disebut mempunyai akar kembar (sama).
c. Jika D ¿ 0 , maka persamaan kuadarat mempunyai akar yang tidak real (imajiner).
Contoh:
Selidiki jenis akar- akar persamaan kuadrat berikut tanpa mencari akarnya terlebih
dahulu.
a. x 2+ 10 x +25=0
b. x 2+ x+3=0
c. x 2−2 x−35=0
Penyelesaian :
a . x 2+10 x +25=0; a = 1,b = 10 dan c = 25
D=b2−4 ac .
¿ 102−4 ( 1 ) ( 25 )
D=100−100=0
Jadi, persamaan kuadrat x 2+ 10 x +25=0 mempunyai dua akar sama atau kembar.
b. x 2+ x+3=0; a = 1, b = 1 dan c = 3

D=b2−4 ac .
¿ 12−4 ( 1 )( 3 )
¿ 1−12
D=−11<0
Jadi, persamaan kuadrat x 2+ x+3=0 mempunyai akar tidak real (akar imajiner).

c . x 2−2 x−35=0; a = 1, b = -2 dan c = -35


D=b2−4 ac .
¿ (−2)2−4 ( 1 )(−35 )
¿ 4 +140
D=144 >0

Jadi, persamaan kuadrat x 2−2 x−35=0 mempunyai dua akar real yang berbeda.

Akar- akar persamaan kuadarat ax 2 +bx +c=0 adalah sebagai berikut :

x x
1=¿
2
−b− √ b −4 ac
¿ atau 2=¿
2
−b + √ b −4 ac
¿
2a 2a

Jika kedua akar tersebut dijumlahkan, maka diperoleh rumus sebagai berikut.
x1 + x −b
2=
a

Jilka kedua akar tersebut dikalikan, maka diperoleh rumus berikut.


x1 x c
2=
a

Kedua rumus tersebut disebut rumus jumlah dan nhasil kali akar- Akar persamaan
kuadrat.
Contoh:
Jika x 1dan x 2adalah akar – akar dari persamaan kuadrat x 2+ 4 x−1=0 ,tentukan
nilai berikut.
a. x 1 + x 2
b. x 1 x 2
c. x 21 + x 22
Penyelesaian :
Dari persamaan kuadrat x 2+ 4 x−1=0, diperoleh a = 1, b = 4, dan c = -1

a. x 1 + x 2=−¿ 4 ¿ = -4
1

b. x 1 x 2= c =
−1
= -1
a 1
d. x 21 + x 22 =( x ¿ ¿ 1+ x 2 )2 ¿ - 2 x 1 x 2
= (−4)2 – 2(-1)
= 16 + 2
= 18
2.5 Kerangka Berfikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan Google


Classroom terhadap hasil belajar siswa. Google Classroom adalah aplikasi yang
disediakan oleh Google yang menciptakan ruang kelas dalam dunia maya. Proses
pembelajaran yang dilakukan diharapkan dapat membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif, sehingga penggunaan aplikasi Google Classroom
dapat membantu proses pembelajaran siswa selama pandemi covid-19. Dengan
menggunakan aplikasi Google Classroom diharapkan dapat memudahkan siswa
memperoleh informasi pembelajaran yang disampaikan guru. Selama
melaksanakan pembelajaran daring siswa diharapkan menggunakan Google
Classroom sebagai sumber untuk memperoleh informasi dan materi yang
diberikan oleh guru.

Penggunaan aplikasi Google Classroom akan sangat mudah dipahami jika


siswa mempunyai motivasi dan minat belajar yang tinggi selama pembelajaran
daring.pembelajaran daring menggunakan Google Classroom yang dilaksanakan
secara jarak jauh diharapkan dapat berjalan aktif dan mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah ditentukan oleh guru pada sebelumnya. Pembelajaran
daring menggunakan aplikasi Google Classroom diharapkan dapat berjalan aktif
dan menunjukkan hasil belajar yang efektif.

2.6 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sudah pernah dilakukan


seputar masalah yang diteliti. Penelitian yang relevan dalam penelitian juga
bermakna sebagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan bahas.
Penelitian yang relevan yang diambil oleh peneliti sebagai referensi adalah teori
penelitian dari:
1. Venny Herawati Simangunsong, Maria Isadora Simangunsong dan
Bunga Heri Parhusip. Efektivitas Pembelajaran Web Menggunakan
Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas X SMA,dengan hasil
penelitian bahwa pembelajaran berbasis web dengan menggunakan
Google Classroom efektif terhadap hasil belajar siswa kelas X.
2. Lailatul Faizah. Implementasi Aplikasi Google Classroom Dalam
Pembelajaran Daring Matematika Masa Pandemi Covid-19 (Studi
Analisa Kreativitas Mengajar Guru Matematika di SMP Negeri 4
Salatiga Tahun pelajran 2019/2020), dengan hasil penelitian bahwa:
(1) implementasi aplikasi google classroom dalam pembelajaran
daring matematika masa Pandemi Covid-19 menunjukkan tiga guru
matematika menggunakan aplikasi tersebut seusai kebijakan dari
kepala sekolah. (2) kreativitas mengajar guru matematika dalam
mengimplementasikan aplikasi google classroom pada pembelajaran
daring matematika masa Pandemi Covid-19 dari tiga guru berbeda-
beda dalam kreativitasnya (3) Kendala yang dialami guru matematika
dalam mengimplementasikan aplikasi google classroom pada
pembelajaran daring matematika masa Pandemi Covid-19 dipengaruhi
oleh kurangnya komunikasi terhadap siswa, sinyal, dan lain-lain. (4)
Upaya yang dilakukan guru matematika untuk mengatasi kendala
dalam mengimplementasikan aplikasi google classroom pada
pembelajaran daring matematika masa Pandemi Covid-19 dengan
komunikasi ke siswa, orang tua, wali kelas, dan lain-lain yang
berperan dalam proses pembelajaran daring.
3. Edo Arruji. Pengaruh Media Google Classroom Terhadap Hasil
Belajar Pada Konsep Sistem Gerak. Dari hasil penelitian Perolehan
nilai rata-rata postes kelas eksperimen sebesar 79,13 dan kelas kontrol
sebesar 73,21. Hasil hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf
signifikan 0,05 diperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,002, sehingga H0
ditolak dan H1 diterima karena 0,002<0,05, Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh media pembelajaran Google Classroom
terhadap hasil belajar biologi pada konsep sistem gerak.
4. Innyatul Fajriyani. Pengaruh Penggunaan Aplikasi Google Classroom
Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Ipa Saat Pandemi Covid-19
Di SMP Islam Az-Zamir Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021.
Hasil penelitian terdapat peningkatan prestasi belajar saat pandemi
Covid-19, dan terdapat pengaruh penggunaan aplikasi Google
Classroom terhadap motivasi belajar IPA saat pandemi Covid-19.

2.7 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir maka, hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
Hₒ : Tidak ada efektivitas penggunaan Google Classroom terhadap hasil
belajar matematika pada materi fungsi kuadrat siswa kelas XI SMK
Swasta Teladan Pematangsiantar.
Hɑ : Ada Efektivitas penggunaan Google Classroom terhadap hasil belajar
matematika pada materi fungsi kuadrat siswa kelas XI SMK Swasta
Teladan Pematangsiantar.

Anda mungkin juga menyukai