Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PENDAHULUAN

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah Perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan

lingkungan. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu meliputi (kognitif),

sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Belajar merupakan proses

pengolahan informasi, sedangkan informasi merupakan bahan mentah dari

pengetahuan yang harus diolah melalui proses pembelajaran.

Belajar merupakan proses seseorang untuk dapat mengetahui, memahami

dan dapat melakukan dari hal yang tadinya belum diketahui, dipahami dan

tidak dapat dilakukan. Proses belajar yang kurang maksimal dapat

menyebabkan hasil belajar yang kurang maksimal. Nana Sudjana dalam

(Widyaningrum and Murwanintyas, 2012) mengatakan hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar siswa diperoleh dari proses

belajar siswa, maka proses belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa.

Menurut Hamalik (2008; 27) “belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. Belajar adalah suatu

pembentukan, perubahan dan penambahan yang terjadi dalam diri seseorang


melalui pengalaman hidupnya.pembelajaran itu diartikan Sagala (2012; 61)

“sebagai setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang

mempelajari sesuatu kemampuan atau nilai”. Pembelajaran merupakan

kesatuan dua proses antara siswa yang belajar dan guru yang membelajarkan.

Belajar sebagai bagian dari proses pembelajaran seharusnya dapat dilakukan

dimana saja dan kapan saja. Perbedaan waktu dan letak geografis seharusnya

tidak menjadi batasan pembelajaran.

Menurut Warsita dalam Rusman (2013: 93) “Pembelajaran merupakan

suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk

membelajarkan peserta didik”. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan

upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Pembelajaran itu

menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat

perlakuan guru. Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi yang

kondusif agar terjadi proses komunikasi/interaksi antara siswa, guru dan

bhaan ajar. Komunikasi tersebut dapat terjadi secara langsung (tatap muka)

maupun tidak langsung dengan bantuan media pembelajaran. Proses tersebut

dirancang guna memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Menurut seorang ahli pendidikan, Dimyati Mahmud dalam Nini Subini

(2011: 12) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri

seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dalam hal ini juga ditekankan

pada pentingnya perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati secara

langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata


dalam Nini Subini (2011: 12) mengumukakan hal-hal pokok yang ditemui

dalam belajar, antra lain:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (behavior changes, aktif maupun

potensial).

b. Bahwa belajar berarti mendapatkan kecakapan baru.

c. Bahwa belajar terjadi karena usaha.

Mengingat tidak semua tingkah laku dapat dikategorikan sebagai

aktivitas belajar, menurut Sugihartono dkk dalam Nini Subini (2011: 13).

Ciri-ciri perilaku belajar adalah sebagai berikut:

a. Perubaham tingkah laku terjadi secara sadar

b. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional

c. Perubahan bersifat positif dan aktif

d. Perubahan bersifat permanen

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Dari pengertian diatas maka seseorang dikatakan telah belajar apabila

pada dirinya terjadi perubahan tertentu. Dengan kata lain, belajar merupakan

suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui suatu proses

tertentu. Namun demikian, tidak semua perubahan tingkah laku itu


disebabkan oleh hasil belajar, tetapi juga disebabkan oleh proses alamiah atau

keadaan sementara pada diri seseorang.

2. E-learning

Menurut Hakim (2006), e-learning merupakan pengajaran dan

pembelajaran didukung dan dikembangkan oleh media digital, dan juga

merupakan salah satu bentuk dari konsep belajar jarak jauh. E-learning

sangat membantu dalam aktivitas belajar dan mengajar di perguruan tinggi

karena mahasiswa sekarang yang merupakan generasi milenial sangat

menyukai sesuatu yang mudah didapat dan diakses dimana saja dan kapan

saja menggunakan gadget.

Selanjutnya menurut Yazdi (2012) mengemukakan bahwa e-learning

merupakan sebuah sistem pengajaran dan pembelajaran sebagai aplikasi

tekonologi informasi yang diterapkan di dunia pendidikan dalam bentuk

virtual learning. Hal ini membuat peserta didik tidak perlu bertatap muka

pendidik.

Menurut Siahaan dalam penelitian Hakim (2016) ada tiga fungsi e-

learning terhadap kegiatan pembelajaran secara konvensional yaitu:

a. Suplemen (tambahan) peserta didik memiliki kebebasan memilih untuk

mengakses materi perkuliahan. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik

yang memanfaatkan e-learning akan memiliki tambahan pengetahuan

atau wawasan.
b. Komplemen (pelengkap) Sebagai tambahan belajar peserta didik jika

materi yang disampaikan di kelas sulit untuk di pahami.

c. Subtitusi (pengganti) apabila e-learning dilakukan sebagai pengganti

model kegiatan belajar. Ada tiga model pembelajaran yang dapat dipilih,

yakni: Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), sebagian secara

tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau sepenuhnya melalui

internet.

3. Google Classroom

a. Pengertian google classroom

Google Classroom atau dalam bahasa Indonesia yaitu Ruang Kelas

adalah aplikasi untuk menemukan jalan keluar atas kesulitan dalam

membuat dan membagikan setiap penugasan tanpa kertas (Wikipedia).

Perangkat lunak ini telah diperkenalkan sebagai keistimewaan Google

Apps for Education. Aplikasi ini menyediakan ruang diskusi sesama

peserta didik dan ruang diskusi pribadi antar peserta didik dan guru.

Pemberian tugas tanpa kertas mempermudah guru dalam mengoreksi dan

tidak terlalu menghabiskan kertas yang akan digunkan untuk test atau

semacamnya.

Hakim (2016, hlm. 2) menyatakan bahwa “Google classroom adalah

layanan berbasis internet yang disediakan oleh google sebagai sebuah

sistem e-learning. Layanan ini didesain untuk membantu pengajar

membuat dan membagikan tugas kepada pelajar secara paperless”.


Pengguna layanan ini harus mempunyai akun di Google. Google

classroom sendiri bisa kita gunakan di komputer atau laptop dan bisa juga

digunakan di gawai, bagi pengguna komputer atau laptop google

classroom bisa mengunjunginya di website www.classroom.google.com

dan bagi pengguna gawai google classroom bisa di download di play

store serta app store.

Google Classroom adalah alat berbasis web gratis yang

dikembangkan oleh Google. Saat itu diperkenalkan pada 12 Agustus di

tahun 2014. Aplikasi ini digunakan oleh para guru dan siswa, untuk

berbagi file di antara mereka. Di Google Classroom, guru dapat membuat

tugas untuk siswa, dan juga dapat mengumpulkan tugas dari mereka. Baik

guru dan siswa dapat bekerja tanpa menggunakan kertas dalam aplikasi

ini. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan saat belajar secara

daring (online) dengan Google Classroom:

1) Berbagi materi pelajaran/silabus

2) Memberikan/mengirimkan tugas

3) Mengadakan ujian/kuis

4) Tanya jawab secara interaktif

5) Melihat tugas mendatang lewat Google Calendar

Selain berbagai manfaat di atas, Google Classroom cocok dijadikan

opsi untuk belajar online karena platform ini gratis, bisa dijangkau siapa

saja yang menggunakan smartphone, dan relatif aman


b. kelebihan google classroom

Menurut Janzen M dan Mary yang dikutip dalam Shampa Iftakhar

menyatakan kelebihan dari Google Classroom antara lain yaitu:

1) Mudah digunakan

Sangat mudah digunakan. Desain Google Kelas sengaja

menyederhanakan antarmuka instruksional dan opsi yang digunakan

untuk tugas pengiriman dan pelacakan; komunikasi dengan

keseluruhan kursus atau individu juga disederhanakan melalui

pemberitahuan pengumuman dan email.

2) Menghemat waktu

Ruang kelas Google dirancang untuk menghemat waktu. Ini

mengintegrasikan dan mengotomatisasi penggunaan aplikasi Google

lainnya, termasuk dokumen, slide, dan spreadsheet, proses pemberian

distribusi dokumen, penilaian, penilaian formatif, dan umpan balik

disederhanakan dan disederhanakan

3) Berbasis cloud

Google Classroom menghadirkan teknologi yang lebih

profesional dan otentik untuk digunakan dalam lingkungan belajar

karena aplikasi Google mewakili sebagian besar alat komunikasi

perusahaan berbasis claud yang digunakan di seluruh angkatan kerja

profesional.
4) Fleksibel

Aplikasi ini mudah diakses dan dapat digunakan oleh instruktur

dan peserta didik di lingkungan belajar tatap muka dan lingkungan

online sepenuhnya. Hal ini memungkinkan para pendidik untuk

mengeksplorasi dan memengaruhi metode pembelajaran yang dibalik

lebih mudah serta mengotomatisasi dan mengatur distribusi dan

pengumpulan tugas dan komunikasi dalam beberapa milieus

instruksional.

5) Gratis

Google Kelas sendiri sudah dapat digunakan oleh siapapun untuk

membuka kelas di Google kelas asalkan memiliki akun gmail dan

bersifat gratis. Selain itu dapat mengakses semua aplikasi lainnya,

seperti Drive, Documents, Spreadsheets, Slides, dll. Cukup dengan

mendaftar ke akun Google.

6) Ramah seluler

Google Classroom dirancang agar responsif. Mudah digunakan

pada perangkat mobile manapun. Akses mobile ke materi

pembelajaran yang menarik dan mudah untuk berinteraksi sangat

penting dalam lingkungan belajar terhubung web saat ini.

c. Kekurangan google classroom

Menurut Anonym (2014) kekurangan google classroom adalah

sebagai berikut:
1) Google Classroom/Kelas Maya yang berbasis web mengharuskan

siswa dan guru untuk terkoneksi dengan internet.

2) Pembelajatan berupa individual (sendiri), sehingga dapat mengurangi

pembelajaran Sosial Siswa.

3) Apabila siswa tidak kritis & terjadi kesalahan materi akan sangat

berdampak pada pengetahuannya.

4) Membutuhkan spesifikasi Hardware, Software & Jaringan Internet

yang tinggi

d. Fitur-fitur google classroom

Google Classroom mempunyai banyak kemudahan seperti Google

Drive, Google Docs, Sheets and Slides, dan Gmail yang akan membantu

lembaga pendidikan untuk lebih mudah dalam mengajar tanpa materi

fisik seperti kelas, papan tulis dan alat tulis. Berikut beberapa fitur- fitur

yang sangat menunjang pembelajaran online ini :

1) Tugas (Assignments)

Setiap tugas yang diunduh akan disimpan dan dinilai pada

rangkain aplikasi produktivitas Google yang telah memunkinkan

kolaborasi online ini. Daripada hanya berbagi dokumen yang berada

di Google Drive siswa dengan guru, file di-host di Drive siswa dan

kemudian dikirim untuk dinilai. Guru dapat memilih file sebagai

template sehingga setiap siswa dapat mengedit salinan mereka sendiri

dan kemudian kembali untuk mendapatkan nilai sehingga semua


siswa bisa melihat, menyalin, atau mengedit dokumen yang sama.

Siswa juga dapat memilih untuk melampirkan dokumen tambahan

dari Drive mereka ke tugas.

2) Penilaian (Grading)

Google Classroom mendukung banyak cara penilaian yang

berbeda. Guru memiliki opsi untuk memantau kemajuan setiap siswa

pada tugas di mana mereka dapat membuat komentar dan mengedit.

Tugas yang diubah dapat dinilai oleh guru dan dikembalikan dengan

komentar untuk memungkinkan siswa merevisi tugas dan

dikembalikan. Setelah dinilai, tugas hanya dapat diedit oleh guru

kecuali guru mengembalikan tugas.

3) Komunikasi yang lancar

Pengumuman dapat diposting oleh guru ke aliran kelas yang

dapat dikomentari oleh siswa yang memungkinkan komunikasi dua

arah antara guru dan siswa. Siswa juga dapat memposting ke kelas

tetapi tidak akan setinggi prioritas sebagai pengumuman oleh guru

dan dapat dimoderasi. Berbagai jenis media dari produk Google

seperti video YouTube dan file Google Drive dapat dilampirkan ke

pengumuman dan pos untuk berbagi konten. Gmail juga menyediakan

opsi email bagi guru untuk mengirim email ke satu atau lebih siswa di

antarmuka Google Classroom. Kelas dapat diakses di web atau

melalui aplikasi seluler Kelas Android dan iOS


4) Laporan Orisinalitas

Laporan orisinalitas diperkenalkan pada Januari 2020 yang

memungkinkan pendidik dan siswa untuk melihat bagian dan bagian

dari karya yang diajukan yang berisi kata-kata yang persis atau mirip

dengan yang dari sumber lain. Untuk siswa, ini menyoroti bahan

sumber dan tanda kutip yang hilang untuk membantu siswa dalam

meningkatkan tulisan mereka. Guru juga dapat melihat laporan

orisinalitas, memungkinkan mereka untuk memverifikasi integritas

akademik dari karya siswa yang disampaikan. Di Google Suite for

Education (gratis), guru dapat mengaktifkan laporan orisinalitas

untuk 3 tugas. Pembatasan ini dicabut pada Google Apps for

Education (berbayar).

5) Arsip pembelajaran

Ruang Kelas memungkinkan instruktur untuk mengarsipkan

kursus pada akhir semester atau tahun. Ketika sebuah kursus

diarsipkan, maka akan dihapus dari beranda dan ditempatkan di area

Kelas Arsip untuk membantu para guru mengatur kelas mereka saat

ini. Saat sebuah kursus diarsipkan, guru dan siswa dapat melihatnya,

tetapi tidak akan dapat mengubahnya hingga dipulihkan.

6) Aplikasi seluler

Aplikasi seluler Google Classroom, diperkenalkan pada Januari

2015, tersedia untuk perangkat iOS dan Android. Aplikasi


memungkinkan pengguna mengambil foto dan melampirkannya ke

tugas mereka, berbagi file dari aplikasi lain, dan mendukung akses

offline.

7) Keamanan Pribadi

Berbeda dengan layanan konsumen Google, Google Classroom,

sebagai bagian dari Google Suite for Education, tidak menampilkan

iklan apa pun dalam antarmuka untuk siswa, dosen, dan guru, dan

data pengguna tidak dipindai atau digunakan untuk tujuan periklanan.

4. Hasil Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar

perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar

merupakan proses kognitif untuk memperoleh pengetahuan atau informasi

yang disimpan dalam memori jangka panjang.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari

itu, yakni mengalami dan hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melalui pengubahan kelakuan hasil belajar dalam kelas harus dapat

dilaksanakan ke dalam situasi-situasi diluar sekolah. Dengan kata lain, murid

dapat mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang

sesungguhnya.
Menurut Ground (1970) dalam Khodijah (2014:189) hasil belajar adalah

suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam

rumusan perilaku tertentu. Hasil belajar sering digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh siswa memahami materi yang sudah diajarkan. Untuk

mengetahui hasil belajar perlu dilakukan pengukuran atau evaluasi yang

dilakukan secara berkala. Pelaksanaan evaluasi bertujuan untuk melihat hasil

belajar secara kuantitatif atau angka yang diperoleh siswa. Hasil belajar

peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku

dalam hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik yang didapat melalui pengajaran. Untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik, guru harus melakukan suatu tes hasil belajar untuk

mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam proses belajar

mengajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-

hasil pelajaran yang telah diberikan guru kepada peserta didiknya dalam

jangka waktu tertentu.

5. Pembelajaran Biologi

Biologi berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata “bios” yang berarti

kehidupan dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari perihal kehidupan serta pross kehidupan.


Biologi sebagai ilmu pengetahuan merupakan suatu disiplin tersendiri yang

pendekatannya menggunakan suatu metode, yaitu metode ilmiah. Untuk itu

pelaksanaan pembelajaran biologi siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan

eksperimen dan observasi. Biologi pada dasarnya memiliki karakteristik

keilmuan yang spesifik dan berbeda dengan lainnya sehingga dalam

mempelajari biologi tidakhanya mengajarkan materi atau hafalan biologi saja

kepada siswa, namun siswa harus diajak mempelajari biologi menuntut cara

berpikirnya.

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari objek dan persoalan gejala

alam. Semua benda dan kejadian alam merupakan sasaran yang dipelajari

dalam biologi. Proses belajar biologi menurut Djohar (1987:1) merupakan

perwujudan dari interaksi subjek (peserta didik) dengan objek yang terdiri

dari benda dan kejadian, proses dan produk. Pendidikan biologi harus

diletakkan sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan,

sehingga konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi pelajaran

kepada subyek belajar untuk melakukan interaksi dengan obyek belajar

secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep.

Konsep belajar mengajar biologi memiliki tiga persoalan utama, yaitu

hakekat mengajar, kedudukan materi meliputi arti dan peranannya serta

kedudukan siswa
B. Penelitian Relevan

Menurut penetilitian Edo Arruiji 2020 dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Media Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Konsep Sistem

Gerak” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa

yang diajarkan menggunakan media pembelajaran Google Classroom dengan

siswa yang diajarkan menggunakan media power point pada konsep gerak di

SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 22 pada taraf signifikasi 5

% diperoleh hasil 0,002 < 0,05.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Innayatul Fajriyani 2020 dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Aplikasi Google Classroom

Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar IPA Saat Pandemi Covid-19 Di SMP

Islam Az-Zamir Tangerang Tahun Pelajaran 2020/2021” menyimpulkan bahwa

terdapat peningkatan prestasi belajar saat pandemi Covid-19 terbukti dari hasil

rata-rata nilai raport kelas VIII dari 76,636 menjadi 84,136 dan pada kelas IX

dari 78,344 menjadi 81,938. Kemudian terdapat pengaruh penggunaan aplikasi

google classroom terhadap motivasi belajar IPA saat pandemi Covid-19. Serta

terdapat pengaruh penggunaan aplikasi google classroom terhadap prestasi

belajar IPA saat pandemi Covid-19. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penggunaan aplikasi google classroom terhadap motivasi dan prestasi

belajar IPA saat pandemi Covid-19 di SMP Islam Az-Zamir.


C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritik, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai

berikut ini:

Ho :Tidak ada peningkatan hasil belajar yang signifikan pada mata

pelajaran biologi kelas X di SMAN 2 Sungai Tarab setelah

menggunakan platform google classroom

Ha :Terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan pada mata

pelajaran biologi kelas X di SMAN 2 Sungai Tarab setelah

menggunakan platform google classroom.

D. Kerangka Konseptual Penelitian

Pembelajaran Biologi
Kelas X di SMAN 2
Sungai tarab

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Belajar Melalui Platform Belajar Tatap muka


Google Classroom biasa

Hasil Belajar Hasil Belajar

Uji-T

Anda mungkin juga menyukai