ID Weak and False Hadits in Learning Book of Quran and Hadits at Islamic Schools
ID Weak and False Hadits in Learning Book of Quran and Hadits at Islamic Schools
WAJIDI SAYADI
WAJIDI SAYADI
ABSTRAK
STAIN Pontianak
Jl. Letjen Soeprapto No. 19 Penelitian ini untuk menjawab bagaimana materi dan kualitas hadis-hadis yang
Pontianak diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Buku pelajaran Al-Qur’an
Telp./ Fax. 0561-734170 Hadis Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah didasarkan pada kurikulum tahun
e-mail: wajidi.zayadi@gmail.com 2008 sesuai Peraturan Menteri Agama RI No. 2 tahun 2008. Mata pelajaran Al-
Naskah diterima: 7 September 2012
Qur’an dan Hadis merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Naskah direvisi: 8-11 Oktober 2012
Naskah disetujui: 14 November 2012 pada Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah yang diberikan kepada peserta di-
dik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber ajaran Islam. Hadis
yang dimaksud adalah hadis yang benar-benar bersumber dari Rasulullah Saw.
dan periwayatannya sahih. Ada sembilan buku pelajaran Al-Qur’an Hadis yang
dipelajari sesuai dengan jumlah kelasnya. Hadis-hadis dalam buku pelajaran di
Madrasah ini ada 31 hadis sebagai pembahasan utama dan beberapa hadis lain-
nya sebagai penjelasan terhadap hadis utama. Inilah yang menjadi obyek peneli-
tian ini dengan menggunakan ilmu kritik hadis. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tidak semua hadis yang diajarkan di madrasah adalah sahih, tapi ada
yang sangat daif mendekati palsu, bahkan ada beberapa hadis palsu.
Kata kunci: Buku pelajaran, Al-Qur’an Hadis, hadis sahih, hadis daif, dan
hadis palsu.
ABSTRACT
The research goals are to answer some questions related to the materials and the
quality of hadits which are taught in Madrasah Ibtidaiyah (Islamic Elementary
School) and Madrasah Tsanawiyah (Islamic Junior high School). The text book of
Quran and Hadits both schools are based on the curriculum 1988, it refers to the
regulation of Ministry of Religious Affairs no 2/2008. The subject of Quran and
Hadits is part of the subject of Religious Education in Madrasah Ibtidaiyah and
Madrash Tsanawiyah, and the purpose is to enable students to understand Quran
and Hadist as the sources of Islamic teaching. The subject of hadits is the hadits
which really refer to Prophet Muhammad with the valid (shahih) chain of hadits
narators. There are nine textbooks of Quran and Hadits that are learned depending
on the numbers of class. There are 31 hadits as main materials to be discussed and
other hadits as supporting materials. The data (hadits) is analyzed using criticts of
KDGLWV 7KH ¿QGLQJ RI WKH UHVHDUFK UHYHDOV WKDW QRW DOO PDWHULDOV RI KDGLWV WDXJKW LQ
madrasah are valid (sahih), some hadits are very poor (weak), and its authenticity
is doubtful and even some hadits are false (not authentic).
Keywords: learning book, Qur’an and Hadits, weak hadits, valid hadits, false hadits.
pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Ibtidai- kriteria hadis sahih dan hadis hasan (Hasyim,
yah dan Tsanawiyah, apakah hadis tersebut sa- t.th.: 86).
hih, hasan, daif atau palsu. Selain itu, juga untuk
Ke-daif-an hadis disebabkan pada sanad dan
mengetahui tema atau materi hadis apa diajar-
matannya. Pada sanadnya disebabkan karena
kan. Apakah tema atau materinya tidak berulang-
terputus, kualitas moral (ke-’adil-an) periwayat-
ulang, sudah diajarkan pada kelas satu dan ternya-
nya cacat, dan kualitas intelektual (ke-2âbi -an)
ta diajarkan lagi pada kelas tiga dan kelas enam.
periwayatnya rusak (Hasyim, t.th.: 97, 112, dan
3HQHOLWLDQ DNDQ PHQJNODVL¿NDVLNDQ DQWDUD hadis
120). Sedangkan pada matannya, karena susunan
sahih, hadis daif, dan hadis palsu. Hasil ini sangat
redaksinya bermasalah, kandungan maknanya
berguna baik secara individual bagi siswa, guru,
rancu, bertentangan dengan Al-Qur’an, hadis sa-
maupun secara institusional bagi madrasah itu
hih, fakta sejarah, dan akal sehat (al-Adlabî, 1403
sendiri terutama dalam penyusunan kurikulum.
H/1983 M: 238). Hadis daif yang disebabkan
Siswa tidak lagi diajari dan disuguhi hadis-hadis
karena sanadnya terputus, seperti hadis mursal,
daif dan palsu. Demikian juga bagi guru dapat
mu’allaq, mu’²al, dan munqa i’ dinilai sebagai
mengajarkan kepada mereka hadis-hadis sahih
hadis daif yang “ringan” sehingga kualitasnya da-
sebagai landasan yang bisa dipertanggungjawab-
pat berubah menjadi hadis Êasan li gairihi, ka-
kan. Bagi keperluan lembaga dan penyusunan
lau ada hadis lainnya yang mendukung dan me-
kurikulum tidak lagi memuat dan mengajarkan
nguatkannya. Demikian pula hadis daif karena
hadis-hadis daif dan hadis-hadis palsu. Demikian
periwayatnya mubham (identitasnya samar-sa-
juga dengan penelitian ini diharapkan tema atau
mar) atau hapalannya kurang, maka hadis-hadis
materi hadis yang diajarkan tidak berulang-ulang
daif seperti ini juga dapat berubah kualitasnya
hingga lebih dari dua kali.
menjadi hadis Êasan li gairihi. Berbeda dengan
hadis daif karena kualitas moral periwayatnya
Kerangka Teori
cacat, seperti dusta, tertuduh dusta, atau telah
Sebagai kerangka teori akan dijelaskan ten-
berbuat fasik. Hadis-hadis daif seperti ini dinilai
tang hadis daif dan hadis palsu. Hadis Nabi
“berat” atau sangat daif bahkan mendekati level
Saw. dilihat dari segi kualitasnya terdiri atas tiga
maw²u’ sehingga tidak dapat berubah kuali-
macam; yaitu hadis sahih, hadis hasan, dan hadis
tasnya, tidak dapat dibantu dan didukung oleh
daif. Memahami terminologi hadis daif, terlebih
adanya hadis lain (Hasyim, t.th.: 90).
dahulu harus memahami terminologi hadis sa-
hih dan hadis hasan. Kalau sudah mengerti dan Hadis daif bermacam-macam dan derajatnya
memahami hadis sahih dan kriterianya, maka pun beragam. Dalam hal penggunaannya pun
pengertian hadis daif juga dipahami, sebab hadis juga berbeda-beda. Para ulama hadis membo-
daif adalah hadis yang tidak memenuhi kriteria lehkan periwayatan hadis-hadis daif yang tidak
hadis sahih dan hadis hasan. Hadis sahih adalah berkaitan masalah akidah dan hukum halal dan
hadis yang diriwayatkan oleh periwayat yang adil haram. Mereka membolehkan meriwayatkan
dan sempurna ke-2âbi -annya, sanadnya bersam- hadis-hadis daif tentang at-targib wa at-tarhib,
bung, tidak mengandung V\D* (rancu) dan ‘illat (yakni hadis-hadis yang memuat berita gembira
(cacat). Kalau periwayatnya 2âbi namun ke-2âbi - dan ancaman sebagai motivasi untuk selalu ber-
annya tidak sempurna, maka kualitas hadisnya buat kebaikan dan menjauhi larangan), hadis-
menjadi hasan, tetapi kalau bersifat ‘adil, 2âbi hadis tentang kisah dan nasehat-nasehat tanpa
dan sanadnya terputus serta terdapat cacat dan harus menjelaskan ke-daif-annya, selama bukan
kejanggalan di dalamnya, maka kualitasnya tidak hadis palsu atau yang menyerupainya (’Itr, 1401
lagi sahih, melainkan daif. Kesahihan suatu hadis H/1981 M: 296). Hadis-hadis yang menyerupai
ditentukan oleh kriteria tersebut. Dengan demi- hadis palsu adalah hadis yang sangat daif, seperti
kian, hadis daif ialah hadis yang tidak memenuhi hadis munkar, hadis matruk, dan semacamnya.
Hadis-hadis yang boleh diriwayatkan tanpa perlu mengesankan kepastian benar-benar datang dari
menjelaskan ke-daif-annya adalah hadis-hadis Rasulullah Saw. Oleh karena itu, kalau mengutip
daif yang “ringan”, seperti hadis daif karena sa- suatu riwayat yang tidak diketahui secara pasti
nadnya terputus, misalnya hadis mursal, hadis kualitasnya atau diragukan, maka secara etis se-
mu’allaq, hadis mu’²al, dan semacamnya. Ada- baiknya dikatakan: ”Diriwayatkan dari Rasulullah
pun hadis-hadis daif yang sangat “berat”, karena Saw…, diriwayatkan…, ada riwayat menjelaskan...,
periwayatnya cacat, misalnya pendusta, tertuduh diceritakan…, atau disampaikan kepada kita….
dusta, munkar al-Êadi , matruk al-Êadi . Hadis Dikatakan Rasulullah Saw. bersabda, melakukan,
mereka ini disebut hadis munkar dan hadis atau memerintahkan… kalau sudah yakin bahwa
matruk. Hadis seperti ini tidak boleh diriwayat- riwayat yang disampaikan itu adalah benar-benar
kan. Kalau diriwayatkan saja tidak boleh apalagi hadis Nabi Saw. dan jelas kualitasnya sahih atau
diamalkan. Ibn Hajar al-’Asqalâni (852 H/1449 hasan (’Itr, 1401 H/1981 M: 296-7).
M) menyebutkan bahwa hadis daif yang dapat di-
amalkan dalam fa²âil al-a’mal (keutamaan-keu- METODE PENELITIAN
tamaan amal) dengan ketentuan tiga syarat, yaitu: Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
1) Telah disepakati untuk diamalkan, yaitu hadis deskriptif-kualitatif. Maksudnya penelitian yang
daif yang tidak terlalu daif sehingga tidak bisa akan menggambarkan data dan fakta apa adanya
diamalkan hadis yang hanya diriwayatkan yang ditemukan. Lalu data tersebut dikumpul-
oleh seorang pendusta atau dituduh dusta atau kan, lalu dianalisis dalam rangka mengambil
orang yang banyak kesalahan. kesimpulan. Adapun sumber datanya adalah
buku pelajaran Al-Qur’an Hadis yang dipakai di
2) Hadis daif itu berada di bawah suatu dalil yang Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah yang di-
umum sehingga tidak dapat diamalkan hadis dasarkan pada Kurikulum 2008 sesuai Peratu-
daif yang sama sekali tidak memiliki dalil pokok. ran Menteri Agama RI No. 2 Tahun 2008 yang
3) Ketika hadis daif yang bersangkutan diamal- merupakan sumber data utama, yaitu:
kan tidak disertai keyakinan atas kepastian ke- 1. Al-Qur’an Hadis Kelas 1 Madrasah Ibtidai-
beradaannya untuk menghindari penyandaran yah karya Drs. Abd Wadud, MA., memuat
kepada Nabi Saw. sesuatu yang ia tidak sab- lima hadis.
dakan (al-Khathib, 1409 H/1989 M: 351).
2. Al-Qur’an Hadis Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah
Adapun hadis palsu atau hadis maw²u’ karya Drs. Rasi’in memuat satu hadis.
adalah suatu kedustaan yang dibuat-buat lalu di-
nisbahkan kepada Rasulullah Saw. (aì ëahhân, 3. Al-Qur’an Hadis Kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah
t.th.: 75). Hadis maw²u’ ini merupakan bagian karya Drs. H. Ahmad Syatibi, MA., memuat
dari hadis daif yang paling buruk, sebab hadis dua hadis.
maw²u’ ini merupakan suatu kedustaan atas 4. Al-Qur’an Hadis Kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah
nama Rasulullah Saw. karya Drs. Rasi’in memuat dua hadis.
Hal ini semua menunjukkan bahwa ulama 5. Al-Qur’an Hadis Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah
hadis sangat konsisten pada sikap kejelian dan ke- karya Drs. H. Ahmad Syatibi, MA., memuat
hati-hatian sehingga tidak memperbolehkan peri- tiga hadis.
wayatan hadis daif dengan menggunakan kata-kata
6. Al-Qur’an Hadis Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah
yang mengesankan kepastian dalam menyandar-
karya Drs. Rasi’in memuat tiga hadis.
kan hadis daif itu kepada Rasulullah SAW. Tidak
boleh mengatakan Rasulullah Saw. bersabda…, 7. Al-Qur’an Hadis Kelas 7 Madrasah Tsanawi-
Rasulullah Saw. melakukan…, Rasulullah Saw. yah karya Drs. Abd Wadud, MA., memuat
memerintahkan…, dan kata-kata lainnya yang enam hadis.
ö äô óùö •ø ®õ Äø ·
åŽ J ß•
ô -õ îø ìõ Ä J ß• “ö ôü¼
ø I˜ß• Žìô õàôöà¤ôø —íô ®õ ôö’Üø I˜ß• Žìô äõ ó®ö ¤ôø —íô -õ îìõ Ä
âõ ôöà´ õ ˜Ôø ãö
I ß• ¡Žô
Kebersihan separuh dari iman. (HR. Muslim bersum- Hadis ini diriwayatkan Abu Daud, Tirmidzi,
ber dari Abu Malik al-Asy’ari).
Ibnu Majah, Ahmad, Darimi, dan Hakim. Kata Tir-
ö äô óùø •ø ôæãö õ”ôÓŽôÈIèßô•
åŽ midzi hadis yang diriwayatkan melalui jalur Ali ibn
Abi Thalib ini sangat sahih dan inilah yang terbaik.
Kebersihan bagian dari iman. (Abd Wadud, 2011: 64).
Buku pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas 2 Mad-
Hadis ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab
rasah Ibtidaiyah memuat satu hadis, yaitu:
hadis, kecuali dalam Mu’jam al-Ausa karya ath-
Thabarani. Menurutnya hadis ini berasal dari Ibn õêèø Ëô õÌ I òô ¿ ö ŽÌô ßø • æö ‘ø í®ö äø Ëô æö ‘ø öÌ
ö -ô ¹ I ªö ’ø Ëô øæôË
Mas’ud dengan sanad yang sangat daif (al-’Iraqi, òöÓ öÌ I Ž¿ ô -ö Ýô Žô× âô Ià³
ô íô êö ôø ôàËô õÌ I ðIà» ô òK ö’Ièß• øæôË
t.th.: 278). As-Sidawi (2008: 62) mengutip dari ø ø
æö óø ªô öß•îô ß• Âö ¨³ õ òöÓ öÌ Â¨³ I õ ø õ íô æö óø ªô öß•îô ßø • Ž¿
ô -ö
úÿ
Fatawa al-Lajnah ad-Dâimah (IV/466) bahwa òØìô’ß• ꟮§•
riwayat tersebut tidak ada asalnya. Ucapan ini
Dari Abdillah bin Amr bin Ash Ra. Nabi Saw. ber-
bukanlah hadis Nabi Saw., ia hanyalah ucapan sabda: “Keridaan Allah itu didasarkan atas keridaan
yang beredar di lisan manusia lalu dianggap se- kedua orang tua, dan kemurkaan Allah itu didasar-
bagai hadis. kan atas kemurkaan kedua orang tua”. (HR. Baiha-
qi). (Rasi’in, 2010: 132-3).
úú
šóª¤ß• ”ö ôÓŽôÈIèß• ðôàËô õæøóªK ß• ðô öèõ‘ Hadis ini diriwayatkan Baihaqi (t.th.: 338)
dalam kitab Syu’ab al-Îmân. Hadis ini diriwayat-
Agama dibangun di atas kebersihan (al-Hadis). (Abd
Wadud, 2011: 65). kan juga oleh Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim.
Menurut Ibnu Hibban, hadis ini kualitasnya sahih.
Hadis ini tidak ditemukan dalam kitab-ki-
tab hadis. Hanya ditemukan dalam kitab IÊya’ Buku pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas 3 Mad-
‘Ulûm ad-Din karya imam al-Ghazali (505 H/1111 rasah Ibtidaiyah memuat dua hadis, yaitu:
M). Al-‘Iraqi (t.th.: 168) yang men-takhrij hadis- t
hadis yang terdapat dalam IÊya’ mengaku tidaktidak
ñ”Ÿô -ô ©ô ôæó®ö ¸ ô ö‘ ¬K ôÔßø • “ö ôü»
ø Ëö íô Êó ’ø ´ ô øæãö Þõ Àô Óø ôƒ ”ö Ëô Žäô ô ßø • õ“ôü»ô
ú
âà´ãí ñ-Ž¨’ß• é•í-
menemukan sanad dan asal usul hadis tersebut.
Hal ini dipertegas oleh as-Sakhawi (1429 H/2008 Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh de-
M.: 152) dalam kitabnya Al-Maqâ id al-Éasanah rajat dari salat sendiri. (Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim). (Syatibi, 2010: 62-63).
bahwa hadis ini tidak ditemukan sumbernya. ‘Itr,
(1401 H.: 312) menjelaskan bahwa salah satu ciri Hadis ini diriwayatkan Muslim bersumber
atau kaedah penetapan kepalsuan suatu hadis dari Ibnu Umar. Hadis ini kualitasnya sahih.
ialah apabila telah diadakan penelitian terhadap Hanya saja pengutipan hadis ini disebutkan se-
suatu hadis ternyata menurut ahli hadis tidak bagai riwayat Bukhari. Padahal Bukhari meri-
terdapat dalam hapalan para periwayat hadis dan wayatkan hadis tersebut denganunan susunan bahasa bahasa yang
tidak terdapat dalam kitab-kitab hadis setelah yang berbeda, yaitu menggunakan
menggunakan ¬Ôß• K ô
kan ¬Ôß• ô“ôü» “
ø ô Þõ À õ Ôø ô—
penelitian dan pembukuan hadis dilakukan de- bukan kalimat Ôø ãö «ö Ôô ßø • “ö ôü»ô øåöã õ Ý¿ ô
ô Óø ƒ .÷ ôRiwayat se-
ngan sempurna. Berdasar pada kaedah ini, maka perti ini tidak tepat disebut riwayat Bukhari dan
riwayat tersebut dinilai sebagai hadis palsu. Muslim. Cukup disebutkan riwayat Muslim.
Hadis ini disepakati Bukhari dan Muslim *kKLE (dibuang). Kata as-Sulaimani, Abu ‘Atikah
bersumber dari Ibnu Umar. Hadis ini sahih. dikenal pernah memalsukan hadis. Ahmad ibn
Hambal (243 H) tidak mengakui hadis tersebut.
öÌ I Ýô î³ õ -ô ÝŽ× ÝŽ× êèË Ì ò¿- ô“®ô óø ®ô ëõ ðö‘ôƒ øæôË Ibn Hibban (354 H/965 M) menilai hadis ini batil,
Êô ôÄôØçø • á©• æ‘• ô•Žãô •«ô ö‡ Ýô Žô× âà³í êôàË Ì ðà»
tidak ada dasar dan sumbernya (lâ a la lahû). Al-
êö ö‘ Êõ ôÔô˜èø õó âó àø Ëö íø ôƒ ”ó ôó-ö ŽŸô ”ó ôתô » ó ôüô› øæãö Iûö‡ õêõàäô Ëô
ô ™
Albani juga menilainya demikian (Yaqub, 2003:
âà´ã é•í- õêôß îõ˪ø ôó ¢ ô ªó ôßíô íø ôƒ
ó ö ߎ»
1-4; as-Sakhâwi, 1429 H/2008 M.: 73; al-’Ajlûnî,
Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata, “Rasulullah Saw. 1421 H/2000 M.: 154; Al-Albani, 1997: 450-1).
bersabda, ‘Apabila anak Adam (manusia) mening-
Bahkan Ibn al-Jauzi (1403 H/1983 M.: 215-216)
gal dunia, terputuslah amalnya, kecuali tiga (yaitu)
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan dalam bukunya Al-Maw²û’ât (koleksi hadis-
anak yang mendoakan kepadanya’ (HR. Muslim). hadis palsu) menilai bahwa hadis tersebut adalah
(Rasi’in, 2011: 62). palsu. Dengan demikian hadis tersebut kualitas-
Hadis ini diriwayatkan Muslim bersumber nya sangat daif, yaitu hadis munkar. Bahkan ada
dari Abu Hurairah, kualitasnya sahih. yang menilainya sebagai palsu. Anehnya, hadis
munkar ini, hadis yang mendekati derajat palsu,
öÌI Ýõ î³ õ -ô Ýô Žô× Ýô Žô× õêèø Ëô õÌ òô ¿ ö -ô ð³ ô îãõ ðö‘ôƒ øæôË justru ditulis sebagai riwayat Bukhari dan Mus-
ö ôôèø õ’ßø ŽÛô æö ãö ø†äõ àø öß õæãö ø†äõ ßø • âà³í êôàË Ì ðà»
åŽ lim. Ini kesalahan yang sangat fatal dan diajarkan
âà´ã é•í- ŽÀ ñ Ìø ô‘ õêÀ
õ Ìø ô‘ ªJ ¸
õ ôó
sejak awal di Madrasah Ibtidaiyah. Riwayat ter-
Dari Abi Musa Ra. Berkata, Rasulullah Saw. bersab- sebut sudah dibahas juga pada Kelas 9 Madrasah
da: “Orang mukmin terhadap orang mukmin lain- Tsanawiyah.
nya, laksana suatu bangunan, sebagiannya mem-
perkuat (memperkokoh) sebagian yang lain” (HR. Berdasarkan data dari buku pelajaran Al-
Muslim). (Rasi’in, 2011: 76). Qur’an Hadis 1 sampai 6 tersebut diketahui
Hadis ini diriwayatkan Muslim bersumber bahwa selama 6 tahun sekolah di Madrasah Ibti-
dari Abu Musa. Hadis ini sahih. Hadis ini sudah daiyah hanya 16 hadis sebagai pembahasan uta-
dibahas pada Kelas 7 Madrasah Tsanawiyah dan ma dan dua hadis sebagai penjelasan. Jumlahnya
Kelas 8 Madrasah Tsanawiyah. Selain hadis terse- 18 hadis yang dipelajari.
but sebagai pembahasan utama, juga terdapat be- Buku pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas 7 Mad-
berapa hadis yang disebutkan ketika menjelaskan rasah Tsanawiyah memuat enam hadis, yaitu:
mengenai ilmu yang dimanfaatkan, yaitu:
Ì ðà» ðK ö’Ièß• æôö Ë õÌ òô ¿ ö -ô ð³ ô îãõ ðö‘ôƒ øæôË
é•í- ÞäÌó âø ôß â› âàË æäß Þóíí âàÌó û æäß Þóí ªJ ¸ ö ôôèõ’ߎÛô æö ãö ø†äõ àöß ôæãö ø†äõ ß• Iåö‡ Ýô Žô× âà³í êôàË
õ ôó åŽ ø ø ø ø
âôÌç î‘• ñ-Ž¨’ß• é•í- õêÌô ö‘Ž» ô ôƒ ôÚI’· ô íô ŽÀ ñ Ìø ô‘ õêÀ
õ Ìø ô‘
“Kecelakaan bagi orang yang tidak berilmu, dan kece-
“Dari Abu Musa Ra., dari Nabi Saw. bersabda, ‘Se-
lakaanlah bagi orang yang berilmu tetapi tidak meng-
sungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lain-
amalkannya” (HR. Abu Nu’aim). (Rasi’in, 2011: 68).
nya bagaikan sebuah bangunan yang sebagiannya
Hadis ini belum diketahi kualitasnya. menguatkan yang lain. Ketika berkata itu Rasulullah
Saw. mendekapkan jari-jarinya” (HR. Bukhari).
K ö‘ îø ôßíô âô àø Ìßö •ø •îõ õ’àÁø õ•
âà´ãí ñ-Ž¨’ß• é•í- æôø ¼ßŽ (Abd Wadud, 2011: 58).
Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina (Rasi’in, 2011: 69). Hadis ini diriwayatkan Bukhari bersumber
Hadis ini dinilai daif oleh para ulama hadis, dari Abu Musa adalah sahih.
sebab salah seorang periwayat dalam sanadnya âô Ià³ô íô êö ôø ôàËô õÌ I ðIà» ô öÌ òI ö’Ièß• Iåö• ô“®ô óø ®ô ëõ òö‘ôƒ øæôË
bernama Abu ‘Atikah Tarif ibn Sulaiman. Abu Þô ôø ö× õæãö ø†õó ôû öÌ I íô õæãö ø†õó ôû öÌ I íô õæãö ø†õó ôû öÌI íô Ýô Žô×
‘Atikah dinilai oleh kritikus hadis seperti al-’Uqai- êõ ôØö‹•îô ô‘ õé-õ ŽŸô õæãô ø„ôó ôû ñ ¬ I
ø ö ô ßô • ÝŽ ô × îö ô õ ô Žôó øæãô
Ì Ý î ³ -
li sebagai matruk (tertolak). Bukhari menilai êôàË ÖÔ˜ã
bahwa hadisnya munkar. An-Nasai menilai, ha- Dari Abu Hurairah Ra. berkata, ‘bahwa Nabi Saw.
disnya tidak kuat. Abu Hatim menilai, hadisnya bersabda, ‘Demi Allah tidak beriman, demi Allah
tidak beriman, demi Allah tidak beriman,’ Ditanya, padaku amalan yang dapat memasukkan aku ke
‘Siapakah ya Rasulullah?’ Jawab Nabi Saw., ‘Ialah surga dan menjauhkan aku dari neraka.’ Nabi Saw.
orang yang tetangganya tidak merasa aman dari menjawab, ‘Engkau sembah Allah dan engkau tidak
gangguannya’ (HR. Bukhari dan Muslim). (Abd mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun,
Wadud, 2011: 60). mendirikan salat, membayar zakat, dan menghu-
bungkan silaturahim” (HR. Bukhari Muslim). (Abd
Hadis ini diriwayatkan Bukhari dan Muslim Wadud, 2011: 67).
ö ô õ Dalam
dan kualitasnya sahih. ô ô ô teks hadis bagian
Hadis ini diriwayatkan Bukhari dan Muslim,
akhirnya ditulis êôàË ÖÔ˜ã . Namun dalam
kualitasnya sahih.
terjemahan dan judulnya ö ditulis
ô õ ô Hadis
ô ô riwayat
Bukhari dan Muslim. Istilah êôàË ÖÔ˜ã dan HR. òô ¿ ö -ô òø öàëö Žô’ßø • ôåôü ø Ëô æö ‘ø ñ õ ô”ãô Žãô õƒ òø ‘ö ôƒ øæôË
K ªô »
Bukhari dan Muslim tidak sama. Apabila Bukhari êôàË Ì ðà» öÌ Ýô î³ I õ -ô õ–Ìø äö ³ ô Ýô ôŽ× õêèø Ëô õÌ
dan Muslim meriwayatkan hadis bersumber dari •îàJ » ô íô ôÌ I •îõØI—• É•ôö ©îô ßø • ”ö I £ö ðöÓ • õ õĨø ôó âà³í
sahabat yang sama. Tetapi apabila keduanya õâø Üöß•îô ãø ôƒ ô“ŽÛô ô¯ •íJ©ôƒíô âø Ûõ ®ô ìø ·
ô •îãõ î» õ íô âø Üõ ´ ô äø §ô
meriwayatkan hadis bersumber dari sahabat é•í- âø Üõ K‘-ô ô”IèŸô •îõà§øõ ªô— âø Ûõ ïô •®ô ãô ƒ •îÌõ ôÁö ôƒíô
ô
yang berbeda disebut 厨ô¸ß• é•í- (HR. Bukhari ñ¬ã®˜ß•
dan Muslim). ”Dari Abu Umamah Shuda bin ’Ajlan Al-Bahily ia
berkata, ’Aku mendengar Rasulullah Saw. berkhut-
I Ýõ î³
öÌ õ -ô Ýô Žô× Ýô Žô× õêèø Ëô õÌ òô ¿ ö -ô -H «ô ðö‘ôƒ øæôË bah pada haji wada’ (haji yang terakhir), beliau ber-
ñ”ô×®ô ãô ô–¨ø ô’ôÁ •«ô ö‡ -H «ô Žô‘ôƒ Žôó âà³í êôàË Ì ðà» sabda, ‘Bertakwalah kalian semua kepada Allah, lak-
âà´ã é•í- ôÚôç•®ô ôŸö ªø ëô ŽÌô ô—íô Žôëïô Žãô ®ø öœÛø ô„ôÓ sanakanlah salat lima waktu, berpuasalah di bulan
Ramadan, tunaikanlah zakat dari hartamu, dan taat-
Dari Abu Dzar Ra. berkata, bersabda Rasulullah Saw., lah kepada pemimpinmu, maka kamu akan masuk
‘Hai Abu Dzar, jika engkau memasak sayur, maka surga yang diberikan Tuhanmu” (HR. At-Turmudzi).
perbanyaklah airnya, dan perhatikanlah tetangga- (Abd Wadud, 2011: 70).
tetanggamu” (HR. Muslim). (Abd Wadud, 2011: 62).
Hadis ini diriwayatkan Tirmidzi. Menurut-
Hadis ini diriwayatkan Muslim dan kualitas- nya hadis ini hasan sahih, maksudnya hadis yang
nya sahih. bersangkutan sanadnya banyak dan mencapai
I ªö ’ø Ëô æö ‘ø ôåŽôôÔø ³ derajat sahih. (‘Itr, 1401 H/1981 M.: 272).
Žôó õ–àø õ× Ýô Žô× öÌ õ ô“®ô äø Ëô òø ö‘ô• øæôË
øõêèËô Ýõ ô„³ ô ô ñ ô
ø ƒ û ûîø × áö ü³ ô ø ù•ö ðöÓ ðöß Þø õ× öÌ I Ýô î³ õ -ô Selain hadis tersebut sebagai pembahasan
é•í- âø öØô˜³ I ö‘ õ–èø ãô • Þø õ× Ýô Žô× Ùô ®ô ôø Ïô ñ•ª£ô ôƒ
ø • âI õ› ö•Ž utama, juga terdapat hadis lain sebagai penjelas-
âà´ã an terhadap pembahasan utama yang terkandung
“Dari Abi ‘Amrah (Sufyan) bin Abdullah Ra. berka- dalam hadis tersebut.
ta, ‘Ya Rasulullah ajarkan kepadaku tentang Islam,
sesuatu perkataan yang aku tidak menanyakannya æóªß• áŽ×• ªØÓ ŽìãŽ×ƒ æäÓ æóªß• ©ŽäË “ü¼ß•
lagi kepada seseorang selain engkau.’ Nabi ber- òØìô’ß• é•í- æóªß• áªë ªØÓ ŽìÛ®— æãí
sabda, ‘Katakanlah aku beriman kepada Allah, lalu
berlakulah lurus (istiqamah)” (HR. Muslim). (Abd “Salat itu tiang barang siapa mendirikan salat ber-
Wadud, 2011: 63). arti ia telah mendirikan agama, dan barang siapa
meninggalkan salat berarti ia telah menghancurkan
Hadis ini diriwayatkan Muslim bersumber agama” (HR. Baihaqi). (Abd Wadud, 2011: 71).
dari Sufyan bin Abdullah dan kualitasnya sahih.
Hadis ini diriwayatkan Baihaqi (t.th.: 324)
Ì ð¿- ï ô çø ô÷• ªó óø ô¯ æö ‘ø ªö öߎ§ô •
K -ö Ž¼ ó îóJ ôƒ ðö‘ôƒ øæôË dalam kitabnya Syu’ab al-Îmân dengan susunan
ø ô I
Þó äô Ìô ö‘ ðöç®ø ö’§ƒ öÌ Ýô î³ õ -ô Žôó Ýô Ž× üŸõ -ô Iåôƒ êèË
ô ñ redaksi:
ðà» ðJ ö’Ièß• Ýô ŽôØôÓ -ö ŽIèß• ôæãö òø öçªõ ËŽ ö ô’õóíô ô”Iè ô ßø • ðöèõà§øö ªõó
âõ ôöØ—íô ŽñŒôø ·
õ ô êö ö‘ Ùõ ®ö ¸ I
ø — ûíô ôÌ ªõ õ’Ìø ô— âà³í êôàË Ì
õ ô Žôó Ýô ŽôØôÓ Þò Ÿõ -ô ïô ŽŸô Ýô Žô× ®ô äô Ëõ øæôË ”ãô ®ö Üø Ëö øæôË
é•í- âô £ö ®I ß• Þõ ¼ô ö —íô ô“ŽÛô °I ß• ðö— ø†õ—íô ô“ôü¼ I ß• îáö ôü³ø ù• òÓ Ì ªô èø Ëö •J £ô ôƒ ïó òôø · ñ J ôƒ Ì Ýô îø ³ õ -ô
êõ ôß ôæøó©ö ôüôÓ ô“ôü¼ I ß• Ù
ô ®ô ô — øæã í Ž ì
ô ô ô ö ôö ˜×ø î ß õ “ô ü¼ I Ýô Žô×
ß•
âà´ãí ñ-Ž¨’ß•
õ
ôæøóªK ß• ©õ Žäô Ëö “ôü¼ I ß•íô
“Dari Abi Ayyub bin Zaid al-Anshari Ra., bahwa
seseorang berkata, ‘Ya Rasulullah beritahukanlah Diriwayatkan dari ‘Ikrimah dari Umar, ia menga-
ôÚIçô„Ûô ôÚö—®ô §õ
ö Þø äô Ëø •íô •ñªô‘ôƒ ¶
õ ôø Ìôö — ôÚIçô„Ûô Ùô Žôôçø ªõ öß Þø äô Ëø ö‡ ðà» öÌ I Ýô î³ õ -ô Iåôƒ õêèø Ëô õÌ òô ¿ ö -ô ®ô äô Ëõ æö ‘ø • øæôË
®ÛŽ´Ë æ‘• é•í- •ñªÏô õ•îø äõ ô— Žìô ˜ø ôè ô ³ ô
ô “ó ®I ëö ðöÓ ò“ƒ®ô ãø • – K
ö ô‘¬õË Ýô Žô× âà³í êôàË Ì
Žìô ˜ø äô Ìô Áø ôƒ ðô ëö ôû -ô ŽIèß• Žìô ö‘ ø–ôà§ôô ªôÓ ø–ô—Žãô ðI˜£ô
Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seakan-
øæãö Þõ Ûõ ø„ô— Žìô ˜ø Ûô ®ô ô— ðô ëö ôûíô Žìô ˜ø ´
ô ô’£ô òô ëö «ø ö‡ Žìô ˜ø ôس ô íô
akan kamu akan hidup selama-lamanya, dan be- ô
kerjalah untuk kepentingan akhiratmu seakan-
êôàË ÖԘ㠽 ö -ø ÷• µ
ö Žô
¸ §ô
akan kamu akan mati besok. (HR. Ibnu Asakir). “Dari Ibnu Umar Ra., bahwa Rasulullah Saw. ber-
(Abd Wadud, 2011: 96). sabda, ‘Ada seorang wanita yang disiksa (oleh Al-
lah) karena seekor kucing yang dikurungnya sampai
Al-Albani (1997: II) menilai riwayat ini bukan mati, maka masuklah wanita itu ke dalam neraka
hadis Nabi. Ibnu Mubarak meriwayatkannya ber- sebab (perbuatannya) mengurung kucing tersebut,
sumber dari Abdullah ibn ‘Amr ibn Ash bahwa ha- tidak ia beri makanan dan minuman, dan tidak ia
dis ini mawquf, dan ternyata juga munqa i’ (ter- biarkan mencari makanan sendiri dari binatang-bi-
natang kecil di tanah” (HR. Muttafaq Alaih). (Abd
putus sanadnya). Ini berarti daif. Syakir (2001: Wadud, 2011: 36).
88) mengatakan bahwa riwayat tersebut adalah
ucapan Abdullah bin Umar. Riwayat ini diulang Hadis ini diriwayatkan dan disepakati
lagi pada Kelas XII Madrasah Aliyah. Bukhari dan Muslim, kualitasnya sahih.
Buku pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas 9 Ma- âô àø Ìö ßø • •îõ’õàÁø • âà³í êôàË Ì ðà» Ì Ýî³- ÝŽ×
drasah Tsanawiyah memuat enam hadis, yaitu: ÞÛ ðàË ”Àó®Ó âàÌß• •àÁ åˆÓ æô K ö‘ îø ôßíô
ö ¼ßŽ
âö àø Ìö ßø • •ö öߎôÄöß Žìô ô˜¤ô öèŸø ôƒ Êõ Àô
ô — ô”Üô ö‹üô äô ßø • Iåö‡ âà´ã
ðà» öÌ I Ýô î³ õ -ô Iåôƒ õêèø Ëô õÌ òô ¿ ö -ô ®ô äô Ëõ æö ‘ø • æôö Ë ®’ß• ª’Ë æ‘• é•í- • õ õàÄø ôó Žäô ö‘ Ž¿
ñ -ö
•õ ®õ ¨ø ôó Žãô Áö ®ôø ¸ö‘ ®ô ô’ôø §ô Þô ëø ôƒ Þô ãô ŽôË âà³í êôàË Ì “Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena
âà´ã é•í- É ó -ø ô¯ íø ôƒ ®ó äô ô› øæãö Žìô èø ãö sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan Selain hadis tersebut sebagai pembahasan
sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu utama, juga terdapat hadis lain yang disebutkan
karena senang (rela) dengan yang ia tuntut.” (HR.
Ibnu Abdil Bar). (Abd Wadud, 2011: 72).
ketika menjelaskan mengenai keseimbangan
hidup di dunia dan di akhirat, dikatakan Rasu-
Hadis ini dinilai para ahli sebagai hadis yang lullah Saw. bersabda:
sangat daif, yaitu hadis munkar. Bahkan ada
yang menilainya sebagai palsu, (Yaqub, 2003: 1- ö •ø ©ô •-ô ôƒ øæãô íô âö àø Ìö ßø Žö‘ êö ôø ôàÌô ôÓ Žôôçø ªJ ß• ©ô •-ƒ
êö gôø ôàÌô ôÓ ô“®ô §÷ ô øæãô
4; as-Sakhâwi, 1429 H/2008 M.: 73; al-’Ajlûnî, âö àø Ìö ßø Žö‘ êö ôø ôàÌô ôÓ Žäô ëõ ©ô ô•-ô• øæãô íô âö àø Ìö ßø Žö‘
1421 H/2000 M.: I: 154; Al-Albani, 1997: I: 450- Barang siapa menghendaki kehidupan dunia, maka
451) sebagaimana telah dijelaskan pada buku pel- dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki ke-
ajaran Al-Qur’an Hadis Kelas 6 Madrasah Ibtid- hidupan akhirat, maka dengan ilmu, dan barang siapa
aiyah di atas. yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan
akhirat), maka dengan ilmu.” (Abd Wadud, 2011: 73).
Ì ðà» öÌ I Ýô î³ ô Ýô Žô× ïö •ô©-Iø ªß• ðö‘ôƒ øæôË
õ -ô õ–Ìø äö ³
Riwayat ini bukanlah hadis Nabi Saw., me-
Þö À ô ø ô ø
ø ÔÛô ªö ö‘ŽÌô ß• ðàËô âö öߎÌô ß• Þõ À ø ôÓ Ýõ îõØôó âà³í êôàË
õ”ô›-ô íô ïô Žäô ôàÌõ ßø • Iåö‡íô • ODLQNDQ XFDSDQ $O ,PDP DV\ 6\D¿¶L VHEDJDLPDQD
ö Ûö •îô Üô ßø • ®ö ö‹Ž³
ô ðôàËô ®ö äô ôØßø •
•î›-ô íô Žäô çö‡ Žäñ ëô -ø ©ö ûíô •-ñ Žèó©ö •î›-ö îø õó âø ôß ïö Žôôö’çø ô÷•
õ I ô ô õ dikemukakan Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub yang
©í•© î‘• é•í- ®ó öÓ•íô Æ H ¤ô ö‘ ¬ô §ô ôƒ õé¬ô §ô ôƒ øæäô ôÓ âô àø Ìö ßø • mengutip dari Al-Majmû’ SyaÊ DO 0XKD**DE
ñ¬ã®˜ß•í karya Imam an-Nawawi (Yaqub, 2003: 72-3; as-
Sidawi, 2008: 56-7). Oleh karena itu, riwayat di
“Dari Abu Darda, saya mendengar Rasulullah Saw.
bersabda, ‘Kelebihan seorang alim dari seorang ‘abid atas tidak boleh dinisbahkan kepada Nabi Saw.
(orang yang suka beribadah) seperti kelebihan bulan dan diklaim sebagai sabda Nabi Saw. Kalau tetap
pada bintang-bintang, dan sesungguhnya para ula- diklaim sebagai hadis, maka itulah yang disebut
ma itu pewaris nabi-nabi, mereka tidak mewariskan hadis palsu.
dinar (uang) dan tidak (mewariskan) dirham, tetapi
mewariskan ilmu. Siapa yang mengambilnya, maka Demikian juga pada penjelasan berikutnya
berarti ia mengambil bagian yang cukup banyak” (HR. disebutkan bahwa di hadis lain Rasulullah juga
Abu Dawud dan Tirmidzi). (Abd Wadud, 2011: 74).
menegaskan, bahwa menuntut ilmu itu tidak
Hadis ini diriwayatkan Abu Daud, Tirmidzi, mengenal batas usia:
dan lainnya bersumber dari Abu Darda’. Ibnu
Hibban dan Hakim menilai bahwa hadis ini sa- ªö ¤ø Iàß• ðôßö• ªö ìø äô ßø • ôæãö âô àø Ìßö •ø •îõ’õàÁø õƒ
hih. (Al-‘Ajluni, 1421 H/2000 M.: II: 83). “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang la-
hat.” (Abd Wadud, 2011: 74).
Ì ðà» öÌ I Ýõ î³ õ -ô Ýô Žô× Ýô Žô× ô“®ô äõ ³ô æö ‘ø ®ö ö‘ŽŸô øæôË
ôøåƒ øæãö õêôß ®ò ôø §ô õéªô ôßíô Þõ Ÿõ ®I ß• •K
ô © ô†õó øåô÷ âà³í êôàË Hadis ini tidak ditemukan dalam berbagai
ñ¬ã®˜ß• é•í- ÉŽ ó ¼ô ö‘ Õ ô ªI ¼ô
ô ˜ôó kitab hadis. As-Sidawi (2008: 56) mengutip dari
al-AÊâdî al-Mardûdah (h. 12) karya Sa’id bin
“Dari Jabir bin Samrah berkata, Rasulullah saw.
bersabda, Pastilah bahwasanya seseorang yang
Shalih al-Ghamidi bahwa riwayat ini dinilai oleh
mendidik anaknya itu lebih baik daripada sadaqah Samahatusy Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Bâz sebagai
satu sa’ (segantang)” (HR. At-Tirmizi). (Abd hadis yang tidak ada asalnya. Istilah seperti ini
Wadud, 2011: 77). menunjukkan bahwa riwayat tersebut bukan
Tirmidzi (t.th.: III: 227) yang meriwayatkan hadis Nabi SAW. atau kalau disebut hadis berarti
hadis ini mengakui bahwa hadis ini garib, dan hadis palsu. Makanya penulisan riwayat tersebut
salah seorang periwayatnya bernama Nashih tidak pernah ditulis nama periwayatnya, karena
menurut para ahli hadis menilainya tidak kuat. memang tidak ada asalnya.
Syu’aib al-Arnauth menilai hadis ini sanadnya Berdasarkan data dari buku pelajaran Al-
daif. Al-Albani (1997: IV: 365-6) juga menilai Qur’an Hadis 7 sampai 9 tersebut diketahui bahwa
hadis ini sangat daif. selama 3 tahun sekolah di Madrasah Tsanawiyah
yaitu satu sahih, satu daif, dan tiga palsu, satu lagi Qur’an Hadis Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah.
bukan sabda Nabi Saw., melainkan hanya ucapan Semarang: PT. Karya Toha Karya.
sahabat Nabi Saw., yaitu ucapan Abdullah bin
-----. 2011. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an
Umar, dan kualitasnya daif. Apabila dijumlahkan
Hadis Kelas 7 Madrasah Tsanawiyah. Sema-
semua hadis di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsana-
rang: PT. Karya Toha Karya.
wiyah akan terlihat pada Tabel 8.3 berikut.
-----.2011. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an
7DEHO : Rincian Hadis dalam Buku
Pelajaran Al-Qur’an Hadis di MI dan MTs
Hadis Kelas 8 Madrasah Tsanawiyah. Sema-
H a d i s rang: PT. Karya Toha Karya.
Ucapan
Sangat Belum Jumlah -----. 2011. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an
Sahih Hasan Daif Palsu Sahabat
Daif Diketahui
23 1 2 6 5 1 1 39
Hadis Kelas 9 Madrasah Tsanawiyah. Sema-
rang: PT. Karya Toha Karya.
Saran Ahmad Sabiq bin Abdul Latif Abu Yusuf. 1428 H.
Mengacu pada hasil penelusuran dan penelitian Hadits Lemah & Palsu yang Populer di Indo-
tersebut di atas, maka ada beberapa hal yang perlu nesia. Gresik: Pustaka Al-Furqan.
direkomendasikan dan disarankan, antara lain:
Ahmad Syatibi. 2010. Pendidikan Agama Islam
1. Materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Al-Qur’an Hadis Kelas 3 Madrasah Ibtidai-
Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, khususnya hadis- yah. Semarang: PT. Karya Toha Karya.
hadisnya perlu ditinjau ulang.
-----. 2010. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an
2. Selayaknya materi hadis-hadis yang diajarkan Hadis Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah. Sema-
pada Madrasah tersebut adalah hadis-hadis rang: PT. Karya Toha Karya.
sahih, sehingga para murid terbiasa dengan
Ahmad ‘Umar Hasyim. t.th. Qawâ’id U ûl al-
menerima informasi yang baik dan benar,
Hadî , Beirut: Dar al-Fikr.
yaitu hadis sahih. Bukan dengan hadis daif,
apalagi hadis palsu. Ali Mustafa Yaqub. 2003. Hadis-hadis Bermasa-
lah, Jakarta: Pustaka Firdaus.
3. Tema pembahasannya perlu ditataulang se-
hingga tidak terjadi pengulangan tema dan Al-Haitsami. t.th. Majma’ az-Zawaid wa Manba’
pengulangan hadis hingga tiga kali. al-Fawaid Juz II.
Ismail bin Muhammad al-’Ajluni. 1421 H/2000
M. Kasyf al-Khafâ’ wa Muzîl al-Ilbâs ’ammâ
isytahara min al-Ahâdî ’alâ Alsinah an-Nâs.
DAFTAR PUSTAKA
Beirut: Muassasah ar-Risâlah, Juz I dan II.
Abû ‘Isâ Mu¤ammad ibn ‘Isâ ibn Saurah at-
Mahmud aì-ëahhân. t.th. Taysir Mu alaÊ al-
7LUPL*v W WK 6XQDQ DW 7XUPL*v Ta¤qîq ‘Abd
Hadi . Beirut: Dar al-Fikr.
al-Wahhâb ‘Abd al-Laìîf. Semarang: Makta-
bah Toha Putra. Muhammad ’Abd ar-Rahman as-Sakhâwî. 1429
H/2008 M. Al-Maqâ id al-Hasanah fî Bayân
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi. 2008.
Ka îr min al-Ahâdî al-Musytaharah ’alâ al-
Koreksi Hadits-hadits Dha’if Populer. Bogor:
Alsinah. Beirut: Dar al-Kutub al-’Arabi.
Media Tarbiyah.
Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib. 1409 H/1989 M.
’Abd ar-Rahman bin ’Ali bin al-Jauzi. 1403
U ûl al-Hadî ‘Ulûmhû wa Mu alaÊuhû.
H/1983 M. Kitâb al-Maw²û’ât. Beirut: Dar
Beirut: Dâr al-Fikr.
al-Fikr, Juz I, II, dan III.
Muhammad Fuad Syakir. 2006. Laisa min Qaul
Abd Wadud. 2011. Pendidikan Agama Islam Al-
an-Nabiyy. Terjemahan oleh M. Zacky Mu-
barak. ”Ungkapan Populer yang dianggap Qur’an Hadis Kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah.
Hadits Nabi”. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Semarang: PT. Karya Toha Karya.
Mu¤ammad Muâìafa A’ amî. 1402 H/1982 M. -----. 2010. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an
Manhaj an-Naqd ‘Inda al-MuÊaddi în Hadis Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah. Sema-
Nasy’atuhû wa Târikhuhû. Riyâdh: Syirkah rang: PT. Karya Toha Karya.
aì-ëibâ’ah al-’Arabiyah as-Su’ûdiyah al-Mah-
-----. 2011. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an
dûdah, Cet. II.
Hadis Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah. Sema-
Mu¤ammad Nââir ad-Dîn al-Albânî. 1997. Silsi- rang: PT. Karya Toha Karya.
lah al-AÊâdî a²-±a’îfah wa al-Maw²û’ah
áala¤ ad-Din ibn A¤mad al-A abî. 1403 H/1983
wa A aruhâ as-Sayyi’ah fî al-Ummah, Ter-
M. Manhaj Naqd al-Matn ‘Ind al-‘Ulamâ’
jemahan oleh As’ad Yasin. ”Silsilah Hadits
al-Éadî an-Nabawî. Beirut: Dar al-Afaq al-
Dha’if dan Maudhu’”. Jakarta: Gema Insani
Jadîdah.
Press, Jilid I, II, III, dan IV.
Zainuddin bin al-Husain al-’Iraqi. 1425 H/2004
Nûr ad-Dîn ’Itr. 1401 H/1981 M. Manhaj an-Naqd
M. Al-Mugni ’an al-Asfâr fî al-Asfâr fî Ta-
fî ‘Ulûm al-Éadî . Damsyiq: Dâr al-Fikr.
khrîj mâ fî al-IÊyâ’ min Akhyâr. Kairo: Dar
Rasi’in. 2010. Pendidikan Agama Islam Al- al-Hadits, Juz I.